Askep Apendisitis Aplikasi Nanda Nic Noc

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 25

ASKEP APENDISITIS APLIKASI NANDA NIC NOC

Untuk selanjutnya langsung saja saya paparkan bagaimana konsep Asuhan


Keperawatan Apendisitis Menggunakan Aplikasi Nanda NIC NOC yang saya dapat
dari literature-literatur.

Identitas Klien

Silahkan masukkan identitas klien mulai dari nama, usia, jenis kelamin, pekerjaan,
tempat tiinggal, dan lain-lain. Identitas klien disini dapat menjadi penunjang informasi
dalam memberikan asuhan keperawatan.

Keluhan Utama

Keluhan utama yang khas pada pasien apendisitis ini adalah nyeri perut kanan bawah

Riwayat penyakit masa lalu

Riwayat penyakit darah tinggi, DM, infeksi dan lain-lain

DATA FOKUS PENGKAJIAN ASKEP APENDISITIS MENGGUNAKAN 13 DOMAIN


NANDA

PROMOSI KESEHATAN
Data Subjektif:
Penyakit yang lalu seperti penyakit saluran pencernaan
Pengetahuan tentang penyakit biasanya kurang

DO:
KU tampak sakit sedang hingga berat
TTV: takikardi, takipnea, TD naik dan suhu tubuh biasanya meningkat.

NUTRISI
DS:
Tidak nafsu makan, mual dan muntah
DO:
Tampak tidak nafsu makan

Sistem gastrointestinal
DS:
Riwayat penyakit pencernaan, hemoroid dan konstipasi

DO:
Pengkajian abdomen:
Inspeksi biasanya pada apendisitis sudah buruk tampak kemerahan pada perut kanan
bawah.
Palpasi pada kuadran kanan bawah akan menghasilkan nyeri takan dan nyeri lepas
Perkusi abdomen pekak
Auskultasi bising usus normal hingga tidak ada bising usus.

KEAMANAN DAN PERLINDUNGAN


DS:Kebutuhan akan selimut
Panas

DO:
Suhu biasanya tinggi
Keluar keringat
Merah, bengkak, panas pada perut kanan bawah

KENYAMANAN
DS:
Nyeri pada perut terutama kanan bawah

DO:
Tampak kesakitan dan gelisah

PEMERIKSAAN PENUNJANG YANG DAPAT DI LAKUKAN UNTUK MENUNJANG


DIAGNOSA APENDISITIS

Laboratorium
Pada pemeriksaan laboratorium biasanya didapatkan hasil leukositosis atau leukosit
lebih dari 20.000.

USG

Pada pemeriksaaan ultrasonografi biasanya ditemukan massa di kuadran perut kanan


bawah tepat pada organ apendiks.

DIAGNOSE KEPERAWATAN YANG MUNGKIN DAPAT MUNCUL PADA PASIEN


APENDISITIS

1. Nyeriakut berhubungan dengan agen injuri biologi


2. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
3. Mual berhubungan dengan nyeri
4. Risikoinfeksi

INTERVENSI KEPERAWATAN PADA PASIEN APENDISITIS

Diagnosa 1 : Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologi

Tujuan dan kriteria hasil (NOC)

Setelah diberikan perawatan pasien akan:


Memperlihatkan pengendaian nyeri, yang dibuktikan oleh indicator sebagai berikut:
1     tidak pernah
2     jarang
3     kadang-kadang
4     sering
5     selalu
Indicator 1 2 3 4 5
Mengenali awitan nyeri
Menggunakan tindakan pencegahan
Melaporkan nyeri dapat dikendaikan
Menunjukan tingkat nyeri, yang dibuktikan oleh indicator sebagai berikut:
1     sangat berat
2     berat
3     sedang
4     ringan
5     tidak ada
Indicator 1 2 3 4 5
Ekspresi nyeri pada wajah
Gelisah atau ketegangan otot
Durasi episode nyeri
Merintih dan menangis
gelisah

 memperlihatkan teknik relaksasi secara individual yang efektif untuk mencapai


kenyamanan
 mempertahankan nyeri pada ….atau kurang (dengan skala 0-10)
 melaporkan kesejahteraan fisik dan psikologis
 mengenali factor penyebab dan menggunakan tindakan untuk memodifikasi
factor tersebut
 melaporkan nyeri kepada pelayan kesehatan
 melaporkan pola tidur yang baik

Intervensi keperawatan (NIC)

Pengkajian

 Gunakan laporan dari pasien sendiri sebagai pilihan pertama untuk


mengumpulkan informasi pengkajian
 Minta pasien untuk menilai nyeri dengan skala 0-10.
 Gunakan bagan alir nyeri untuk mementau peredaan nyeri oleh analgesic dan
kemungkinan efek sampingnya
 Kaji dampak agama, budaya dan kepercayaan, dan lingkungan terhadap nyeri
dan respon pasien
 Dalam mengkaji nyeri pasien, gunakan kata-kata yang sesuai usia dan tingkat
perkembangan pasien
Manajemen nyeri:

 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif meliputi lokasi, karakteristik,


awitan dan durasi, frekuensi, kualitas, intensitas atau keparahan nyeri dan factor
presipitasinya
 Observasi isyarat nonverbal ketidaknyamanan, khususnya pada mereka yang
tidak mampu berkomunikasi efektif

Penyuluhan untuk pasien/keluarga

 Sertakan dalam instruksi pemulangan pasien obat khusus yang harus diminum,
frekuensi, frekuensi pemberian, kemungkinan efek samping, kemungkinan
interaksi obat, kewaspadaan khusus saat mengkonsumsi obat tersebut dan
nama orang yang harus dihubungi bila mengalami nyeri membandel.
 Instruksikan pasien untuk menginformasikan pada perawat jika peredaan nyeri
tidak dapat dicapai
 Informasikan kepada pasien tentang prosedur yang dapat meningkatkan nyeri
dan tawarkan strategi koping yang ditawarkan
 Perbaiki kesalahan persepsi tentang analgesic narkotik atau oploid (resiko
ketergantungan atau overdosis)

Manajemen nyeri:

 Berikan informasi tentang nyeri, seperti penyebab nyeri, berapa lama akan
berlangsung, dan antisipasi ketidaknyamanan akibat prosedur
 Ajarkan penggunaan teknik nonfarmakologi (relaksasi, distraksi, terapi)

Aktivitas kolaboratif

 Kelola nyeri pasca bedah awal dengan pemberian opiate yang terjadwal (missal,
setiap 4 jam selama 36 jam) atau PCA

Manajemen nyeri:

 Gunakan tindakan pengendalian nyeri sebelum nyeri menjadi lebih berat


 Laporkan kepada dokter jika tindakan tidak berhasil atau jika keluhan saat ini
merupakan perubahan yang bermakna dari pengalaman nyeri pasien dimasa lalu

Perawatan dirumah

 Intervensi di atas dapat disesuaikan untuk perawatan dirumah


 Ajarkan klien dan keluarga untuk memanfaatkan teknologi yang diperlukan
dalam pemberian obat

Diagnosa 2 : Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan

Tujuan dan kriteria hasil (NOC)

Setelah diberikan perawatan klien akan menunjukkan:

 Ansietas berkurang, dibuktikan oleh tingkat ansietas hanya ringan sampai


sedang dan selau menunjukkan pengendalian diri terhadap ansietas, diri, koping.
 Menunjukkan pengendalian diri terhadap ansietas; yang dibuktikan oleh indicator
sibagai berikut:

1     tidak pernah
2     jarang
3     kadang-kadang
4     sering
5     selalu
Indicator 1 2 3 4 5
Merencanakan strategi koping untuk situasi
penuh tekanan
Mempertahankan performa peran
Memantau distorsi persepsi
Memantau manifestasi perilaku ansietas
Menggunakan teknik relaksasi untuk
meredakan ansietas
Intervensi Keperawatan NIC

Pengkajian

 kaji dan dokumentasikan tingkat kecemasan pasien, termasuk reaksi fisik


setiap……..
 kaji untuk factor budaya yang menjadi penyebab ansietas
 gali bersama pasien tenteng tehnik yang berhasil dan tidak berhasil menurunkan
ansietas dimasa lalu
 reduksi ansietas (NIC); menentukan kemampuan pengambilan keputusan pasien

Penyuluhan untuk pasien dan keluarga

 buat rencana penyuluhan dengan tujuan ang realistis, termasuk kebutuhan untuk
pengulangan, dukungan dan pujian terhadap tugas-tugas yang telah dipelajari
 berikan informasi mengenai sumber komunitas yang tersedia, seperti teman,
tetangga, kelompok swabantu, tempat ibadah, lembaga sukarelawan dan pusat
rekreasi
 informasikan tentang gejala ansietas
 ajarkan anggota keluarga bagaimana membedakan antara serangan panic dan
gejala penyakit fisik

penurunan ansietas (NIC);

 sediakan informasi factual menyangkut diagnosis, terapi dan prognosis


 instruksikan pasien tentang penggunaan teknik relaksasi
 jelaskan semua prosedur, termasuk sensasi yang biasanya dialami selama
prosedur

Aktivitas kolaboratif
penurunan ansietas (NIC); berikan obat untuk menurunkan ansietas jika perlu

Aktivitas lain
 pada saat ansietas berat, dampingi pasien, bicara dengan tenang, dan berikan
ketenangan serta rasa nyaman
 beri dorngan kepada pasien untuk mengungkapkan secara verbal pikiran dan
perasaan untuk mengeksternalisasikan ansietas
 bantu pasien untuk memfokuskan pada situasi saat ini, sebagai cara untuk
mengidentifikasi mekanisme koping yang dibutuhkan untuk mengurangi ansietas
 sediakan pengalihan melaui televise, radio, permainan serta terapi okupasi untuk
menurunkan ansietas dan memperluas fokus
 coba teknik seperti imajinasi bombing dan relaksasi progresif
 dorong pasien untuk mengekspresikan kemarahan dan iritasi, serta izinkan
pasien untuk menangis
 yakinkan kembali pasien melalui sentuhan, dan sikap empatik secara verbal dan
nonverbal secara bergantian
 sediakan lingkungan yang tenang dan batasi kontak dengan orang lain
 sarankan terapi alternative untuk mengurangi ansietas yang dapat diterima oleh
pasien
 singkirkan sumber-sumber ansietas jika memungkinkan

penurunan ansietas (NIC);

 gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan


 nyatakan dengan jelas tentang harapan terhadap perilaku pasien
 damping pasien untuk meningkatkan keamanan dan mengurangi rasa takut
 berikan pijatan punggung, pijatan leher jika perlu
 jaga peralatan perawatan jauh dari pandangan
 bantu pasien untuk mengidentifikasi situasi yang mencetuskan ansietas

Diagnosa 3 : Mual berhubungan dengan nyeri

Tujuan dan kriteria hasil (NOC)

Setelah diberikan perawatan pasien akan menunjukkan:


 Mual akan berkurang yang dibuktikan oleh Selera makan, Tingkat
kenyamanan, Hidrasi, Pengendalian mual-muntah, Mual dan muntah: efek
gangguan, Keparahan mual dan muntah, Status nutrisi yang adekuat
 Memperlihatkan efek gangguan mual dan muntah yang dapat diterima, yang
dibuktikan oleh indicator sebagai berikut:

1     sangat berat

2     berat

3     sedang

4     ringan

5     tidak mengalami

Indikator 1 2 3 4 5
Penurunan asupan cairan
Penurunan asupan makanan
Penurunan haluaran urin
Gangguan keseimbangan cairan
Gangguan elektrolit serum
Gangguan status nutrisi
Penurunan berat badan

Memperlihatkan hidrasi, yang dibuktikan oleh indicator sebagai berikut:


1     gangguan eksterm
2     berat
3     sedang
4     ringan
5     tidak ada gangguan
Indikator 1 2 3 4 5
Peningkatan hematokrit
Membrane mukosa lembab
Peningkatan hematokrit
Rasa haus
Bola mata cekung dan lembab
Penurunan tekanan darah
Nadi cepat dan lemah

 Melaporkan terbebas dari mual


 Mengidentifikasi dan melakukan tindakan yang dapat menurunkan mual

Intervensi keperawatan (NIC)

Pengkajian

 Pantau gejala subjektif mual pada pasien


 Pantau warna, berat jenis dan jumlah urin
 Kaji penyebab mual

Pemantauan nutrisi (NIC):

 Pantau kecenderungan peningkatan atau penurunan berat badan


 Pantau adanya kulit kering dan pecah-pecah yang disertai depigmentasi
 Pantau turgorkulit jika diperlukan
 Pantau adanya pembengkakan atau pelunakan, penyusutan dan peningkatan
perdarahan pada gusi
 Pantau tingkat energy, malaise, keletihan dan kelemahan
 Pantau asupan kalori dan makanan

Manajemen cairan (NIC):

 Pertahankan keakuratan pencatatan asupan dan haluaran urin


 Pantau TTV jika perlu
 Pantau makanan dan cairan yang dikonsumsi dan hitung asupan kalori setiap
hari, jika perlu
 Pantau status hidrasi, jika perlu

Penyuluhan untuk pasien dan keluarga

 Jelaskan penyebab mual


 Apaila memungkinkan, beritahu pasien seberapa lama kemungkinan mua akan
terjadi
 Ajarkan pasien menelan untuk secara sadar atau napas dalam untuk menekan
reflek muntah
 Ajarkan untuk makan secara perlahan
 Ajarkan untuk membatasi minum 1 jam sebelum, 1 jam setelah, dan selama
makan

Aktivitas kolaboratif

 Berikan obat antiemetic sesuai anjuran


 Konsultasikan dengan dokter untuk memberikan obat pengendali nyeri yang
adekuat dan tidak menyebabkan mua pada pasien
 Manajemen cairan (NIC): berikan terapi IV, sesuai dengan anjuran

Aktivitas lain

 Tinggikan bagian kepala tempat tidur atau ubah posisi pasien lateral untuk
mencegah aspirasi
 Pertahankan kebersihan klien dan tempat tidur saat terjadi muntah
 Pindahkan segera benda-benda yang menimbulkan bau
 Jangan menjadwakan tindakan yang menyebabkan nyeri atau mual sebelum
atau sesudah makan
 Berikan perawatan mulut setelah terjadi muntah
 Berikan kain basah yang dingin dipergelangan tangan, leher dan dahi pasien
 Tawarkan makanan dingin dan makanan lainnya dengan aroma minimal
 Pemantauan nutrisi (NIC): perhatikan perubahan ststus nutrisi yang signifikan
dan sesegera lakukan penanganan, jika perlu

Perawatan dirumah

 Instruksikan kepada klien untuk menghindari bau dari makanan yang disiapkan
dirumah
 Semua intervensi diatas dapat dilakukan untuk perawatan dirumah
Diagnose 4 : Risiko infeksi

Tujuan dan kriteria hasil (NOC)

Setelah diberikan perawatan pasien akan menunjukkan:

 Factor resiko infeksi akan hilang yang dibuktikan dengan pengendalian resiko
komunitas, penyakit menular, status imun, keparahan infeksi, keparahan infeksi
bai baru lahir, pengendalian resiko PMS, dan penyembuhan luka primer dan
sekunder.
 Pasien akan memperlihatkan pengendalian resiko PMS yang dibuktikan oleh
indicator sebagai berikut:

1     tidak pernah
2     jarang
3     kadang-kadang
4     sering
5     selalu
Indicator 1 2 3 4 5
Memantau perilaku seksual
terhadap resiko pajanan PMS
Mengikuti strategi
pengendalian pemajanan
Menggunakan metode
pengendalian penularan PMS

Contoh lain: pasien dan keluarga akan:

 Terbatas dari tanda dan gejala infeksi


 Memperlihatkan hygiene personal yang adekuat
 Mengindikasikan status gi, pernapasan, genitourinaria dan imun dalam batas
normal
 Menggambarkan factor yang menunjang penularan infeksi
 Melaporkan tanda atau gejala infeksi serta mengikuti prosedur skrining dan
pemantauan
Intervensi keperawatan (NIC)

Pengkajian

 Pantau tanda dan gejala infeksi (suhu, denut jantung, drainase, penampilan luka,
sekresi, penampilan urin, suhu kulit, lesi kulit, keletihan dan malaise)
 Kaji factor yang dapat meningkatkan kerentanan terhadap infeksi
 Pantau hasil laboratorium (hitung darah lengkap, hitung granulosit, absolute,
hitung jenis, protein serum, albumin)
 Amati penampilan praktek hygiene personal untuk perlindungan terhadap infeksi

Penyuluhan untuk pasien/keluarga

 Jelaskan pada ppasien dan keluarga mengapa sakit atau terapi meningkatkan
resiko terhadap infeksi
 Instruksikan untuk menjaga personal hygiene
 Jelaskan manfaat dan rasional serta efek samping imunisasi
 Berikan pasien dan keluarga metode untuk mencatat imunisasi

Pengendalian infeksi (NIC):

 Ajarkan pasien tehnik mencuci tangan yang benar


 Ajarkan kepada pengunjung untuk mencuci tangan sewaktu masuk dan
meninggalkan ruang pasien

Aktivitas kolaboratif

 Ikuti protocol institusi untuk melaporkan suspek infeksi atau kultur positif
 Pengendalian infeksi (NIC): berikan terapi antibiotic, bila diperlukan

Aktivitas lain
 Lindungi pasien terhadap kontaminasi silang dengan tidak menugaskan perawat
yang sama untuk pasien lain yang mengalami infeksi dan memisahkan ruang
perawatan pasien dengan pasien yang terinfeksi

Pengendalian infeksi (NIC):

 Bersihkan lingkungan dengan benar setelah dipergunakan masing-masing


pasien
 Pertahankan tehnik isolasi, bila diperlukan
 Terapkan kewaspadaan universal
 Batasi jumlah pengunjung, bila diperlukan

Perawatan dirumah

 Ajarkan tindakan hygiene dasar seperti mencuci tangan, tidak berbagi handuk,
gelas , dll
 Ajarkan metode mengolah, menyiapkan, dan menyimpan makanan yang aman
 Bantu pasien/keluarga untuk mengidentifikasi factor dilingkungan mereka, gaya
hidup atau praktik kesehatan yang meningkatkan risiko infeksi
 Ajarkan keluarga bagaimana membuang balutan luka yang kotor dan sampah
biologis lainnya
 Jangan melakukan kunjungan rumah jika saudara sedang sakit
 Rujuk pasien dan keluarga kelembaga sosial untuk membantu menjaga
kebersihan rumah dan nutrisi
 Pengendalian infeksi: ajarkan pasien dan keluarga mengenal tanda dan gejala
infeksi serta kapan harus melaporkan ke layanan kesehatan.
B.     Analisa Data

NO DATA ETIOLOGI MASALAH


1. DS : Faeces yang terperangkap Gangguan rasa

Klien mengeluh nyeri dalam lumen app menyerap air nyaman nyeri

abdomen bagian kanan meningat

bawah 

DO obstruksi limen apendiks

Klien nampak meringis 

Vital Signs hyperplasia jaringan limfoid

TD : 120/80 mmHg sub mukosa

N : 16 x/m 
P : 24 x/m lumen menyempit
S : 36oC

imvasi kuman E.coli

udema, diapedesis bakteri dan

ulserasi mukosa

apendisitis

pengeluaran mediator kimia

oleh sel radang


merangsang nociceptor

medulla spinalis

Corteks serebri

Nyeri
2. DS : Klien mena- Apendisitis Kurang

nyakan tentang  pengetahuan

penyakitnya. Kurang informasi tentang tentang penyakit

DO : penyakit dan prosedur dan

-   Klien nampak sering tindakan pengobatannya

bertanya 

-   Klien nampak khawatir Kurang pengetahuan

Vital Signs

TD : 120/80 mmHg

N : 16 x/m

P : 24 x/m

S : 36oC
3. DS : Perubahan status kesehatan Kecemasan

- Klien menyatakan 

cemas bila mengingat Ada rencana operasi

penyakitnya 
- Klien merasa khawatir Kurang informasi

tentang kondisi yang 

dialaminya sekarang Kecemasan

DO :

-   Klien nampak gelisah

-   Ekspresi wajah tegang

-   Klien dan keluarga

selalu bertanya tentang

kondisinya.
Vital Signs

TD : 120/80 mmHg

N : 16 x/m

P : 24 x/m

S : 36oC
4. DS : Peningkatan metabolisme Kekurangan

-   Klien mengeluh mual tubuh volume cairan


DO : 

-   Klien mengeluh Perporasi jaringan

muntah-muntah 

-   Turgor bibir nampak rangsangan medulla spinalis

kering 
Tanda –tanda vital Mual/muntah

TD : 120/80 mmHg 

N : 16 x /m kekurangan volume cairan

P : 24 x /m
S : 36 oC
C.    Prioritas Masalah

N DIAGNOSA TANGGAL DI TANGGAL

O KEPERAWATAN TEMUKAN TERATASI


1. Gangguan rasa nyaman nyeri 06 April 2005 Masalah belum

berhubungan dengan peradangan teratasi

pada apendisitis
2. Kurang pengetahuan tentang 06 April 2005 Masalah belum

proses penyakitnya dan teratasi

pengobatannya berhubungan

dengan kurang informasi.:


3. Kecemasan berhubungan dengan 06 April 2005 Masalah belum

perubahan status kesehatan teratasi


4 Kekurangan volume cairan 06 April 2005 Masalah belum

berhubungan dengan muntah teratasi

praoperasi
D. Rencana Tindakan Keperawatan

Nama : Tn “P” Tgl Masuk : 05 April 2005

Umur : 50 tahun Tgl. Pengkajian : 06 April 2005

Jenis Kelamin : Laki-Laki Dx Medik : Apendisitis

Hari Rencana Keperawatan


No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
Tanggal
1. Rabu Gangguan rasa nyaman nyeri Nyeri akan berkurang/hilang1.    Kaji nyeri, lokasi,1.    Tingkatkan nyeri yang

06 April 05 b/d peradangan pada kriteria : karakteristik, dan integritas didapatkan sebagai

apendisitis ditandai dengan : -      Klien tidak mengeluh nyeri nyeri dengan skala (0-10) pendomen intervensi

: lagi pada saat beraktivitas 2.    Kaji tanda-tanda vital selanjutnya.

-      Klien mengeluh nyeri-      Klien dapat bergerak dengan 2.    Perubahan tanda-tanda

abdomen bagian kanan leluasa vital merupakan indi-kator

bawah -      Tanda-tanda vital dalam batas3.    Ajarkan teknik relaksasi terjadinya nyeri.

: normal. misalnya napas dalam 3.    Teknik relaksasi (napas

Klien nampak meringis dalam) dapat mening-

- Nyeri tekan (+) pada katkan sup-lain O2 ke

abdomen kanan bawah jaringan sehingga nyeri


Tanda –tanda vital 4.    Lakukan masase pada berkurang.

TD : 120/80 mmHg daerah nyeri 4.    Dapat mengurangi nye-ri

N : 16 x/m

P : 24 x/m

: 36oC 5.  Penatalaksanaan pembe-5.    Obat analgetik dapat

rian obat analgetik. mengurangi nyeri.

2. Rabu Kurang pengetahuan proses Pengetahuan klien tentang1. Kaji tingkat pengetahuan1. Sebagai dasar untuk

06 April 05 penyakitnya dan pengoba- proses penyakit dan pengo- klien tentang penyakit-nya. intervensi selanjutnya.

tannya b/d kurang informasi. batannya meningkat dengan2. Diskusikan tentang pe-

: kriteria : ngobatan yang diberikan2. pemahaman tentang

-   Klien menanyakan tentang -   Klien menyatakan telah dan efek samping obat. penyakit dapat mening-

proses penya-kitnya. memahami tentang penyakit katkan kerjasama de-ngan

: dan pengobatannya. 3. Berikan informasi untuk program terapi.

-   Klien nampak bertanya -   Klien kooperatif dalam membatasi aktivitas gu-na3. Berikan penjelasan tgg
-   Klien nampak khawatir program pengobatan. mencegah kelelahan. penyakit dan pengoba-

4. Jelaskan prosedur tin- tannya.

dakan pembendahan 4. Menambah pengetahu-an

kien tentang tinda-kan

yang akan dibe-rikan.

3. Kecemasan berhubungan Rasa cemas teratasi dengan1. Kaji tingkat kecemasan1. Dengan mengetahui

dengan perubahan status kriteria : klien. tentang lingkup ke-

kesehatan ditandai dengan : -   Klien mengerti tentang cemasan klien akan

: penyakit atau kondisi yang memudahkan pe-nentuan

-   Klien menyatakan cemas dialaminya. intervensi se-lanjutnya.

bila mengingat penyakitnya. -   Klien kooperatif dalam


-   Kien merasa kha-watir perawatan dan pengobatan. 2. Dengan mendengarkan
tentang kondisi yang -   Ekspresi wajah tegang - Beri kesempatan klien keluhan, klien akan
dialaminya se-karang. untuk mengungkapkan merasa diperhatikan dan
:
keluhannya. dapat mengurangi
-   Ekspresi wajah tegang
kecemasannya.
-   Klien dan keluarga selalu
bertanya tentang kondisnya.

3. Pemberian informasi yang

3. Beri informasi tentang adekuat dapat

perawatan yang diper- menurunkan kecemasan

lukan selama dirawat klien dan dapat

melakukan pera-watan

dengan baik.

4. Agar klien tidak me-rasa

4. Ciptakan lingkungan yang bosan dalam menghadapi

nyaman dan tenang perawatan.


4. Kekurangan volume cairan Kekurangan volume cairan1.  Kaji tingkat dehiderasi1.  Untuk mengetahui derajat

berhubungan dengan teratasi dengan kriteria : klien dehidrasi klien

muntah praoperasi ditandai -   Klien tidak mengeluh mual 2.  Anjuran pemasukan cairan2.  Membantu memenuhi

dengan : -   Klien tidak mengeluh peoral secara bertahap cairan yang hilang

DS : muntah-muntah 3.  observasi tanda-tanda vital

-   Klien mengeluh mual Tanda-tanda vital 3.  Tanda-tanda vital


DO : TD : 120/80 mmHg menggambarkan kondisi

-   Klien mengeluh muntah- N : 16 x /m 4.  penatalaksanaan klien secara umum

muntah P : 24 x /m pemberian cairan imfus 4.  Untuk mengganti cairan

-   Turgor bibir nampak kering S : 36 oC yang terbuang

Tanda-tanda vital

TD : 120/80 mmHg

N : 16 x /m

P : 24 x /m

S : 36 oC
Dx.2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum.
Tujuan: pasien mendapat istirahat yang adekuat.
Kriteria waktu: 1x24 jam.
Kriteria hasil:
1. Anak bermain dan istirahat dengan tenang dan melakukan aktivitas yang sesuai dengan kemampuan.
2. Anak tidak menunjukkan tanda-tanda aktivitas fisik atau keletihan.
Intervensi: observasi adanya tanda kerja fisik (takikardia, palpitasi, takipnea, dispnea, napas pendek, hiperpnea, sesak napas, pusing,
kunang-kunang, berkeringat, dan perubahan warna kulit) dan keletihan (lemas, postur loyo, gerakan lambat dan tegang, tidak dapat
mentoleransi aktivitas tambahan).
R/: untuk merencanakan istirahat yang tepat.
Intervensi: antisipasi dan bantu dalam aktivitas kehidupan sehari-hari yang mungkin diluar batas toleransi anak.
R/: untuk mencegah kelelahan.
Intervensi: beri aktivitas bermain pengalihan
R/: meningkatkan istirahat dan tenang tetapi mencegah kebosanan dan menarik diri.
Intervensi: pilih teman sekamar yang sesuai dengan usia dan dengan minat yang sama yang memerlukan aktivitas terbatas.
R/: untuk mendorong kepatuhan pada kebutuhan istirahat.
Intervensi: bantu pada aktivitas yang memerlukan kerja fisik.
R/: mengurangi kelelahan pada anak.

Anda mungkin juga menyukai