Anda di halaman 1dari 56

massa zat terlarut (g)

%w/w = x100%
massa larutan (g)

Contoh : hitung %berat NaCl yang dibuat dengan


melarutkan 20 g NaCl dalam 55 g air
Jawab :
20
% w/w = x100% = 26.67%
20 + 55
vol zat terlarut (mL)
% v/v = x100%
vol larutan (mL)
Contoh : 50 mL alkohol dicampur dengan 50 mL air
menghasilkan 96.54 mL larutan, hitung %volume
masing-masing komponen
Jawab : 50
%vol alkohol = x100% = 51.79%
96.54
50
%vol air = x100% = 51.79%
96.54
Mengapa %Vol total > 100%
!

massa zat terlarut (g)


% w/v = x100%
volume larutan (mL)

Contoh : 10 g NaOH dalam 100 mL larutan. Hitung %


v/w
Jawab :
10
% w/v = x100% = 10%
100
" # $# #

massa zat terlarut (g)


ppm = x10 6

massa larutan (g)


massa zat terlarut (g)
ppb = x109
massa larutan (g)
Contoh : suatu larutan aseton dalam air mengandung
8.6 mg aseton dalam 21.4 L. Jika kerapatan larutan
0.997 g/cm3, hitung konsentrasi aseton dalam (a) ppm,
(b) ppb
Jawab :
−3
8.6 x10 g
ppm = x10 6
= 0.402 ppm
( 21.4 x10 −3
x0.997 ) g

−3
8.6 x10 g
ppb = x10 = 402 ppm
9

( 21.4 x10 x0.997 ) g


−3
% & ' ()*
jumlah mol A
fraksi mol A =
jumlah mol semua komponen

Contoh : hitung fraksi mol NaCl dan H2O dalam 117 g


NaCl dalam 2 kg H2O
Jawab :
117 g
mol NaCl = = 2 mol 2
58.5 g / mol X NaCl = = 0.012
3000 g 2 + 166.6
mol H 2 O = = 166.6 mol 166.6
18 g / mol X H 2O = = 0.988
2 + 166.6
+

mol zat terlarut


CM =
volume larutan (L)

Contoh : 80 g NaOH (Mr = 40) dilarutkan dalam air


kemudian diencerkan menjadi 1 L larutan, hitung
kemolaran larutan
Jawab :

CM =
( 80 40 ) mol
= 2 Molar = 2 M
1L
,

mol zat terlarut


Cm =
massa pelarut (kg)

Contoh : hitung kemolalan larutan metil


alkohol (CH3OH) dengan melarutan 32 g
CH3OH dalam 1500 g air
Jawab :
Cm =
( 32 32 ) mol 2 2
= molal = m
1.5 kg 3 3
- .

mg zat terlarut
% mg = x100%
100 mL larutan
Contoh : berapa gram Na3PO4 yang
diperlukan untuk membuat 20 mL larutan 9%
Jawab :
X mg
9% = x100%
20 mL
X = 1.8 mg
/ 0'

1 Eq = 1 mol muatan ( + atau - )

Contoh : hitung jumlah miliekivalen ion Ca2+


yang terdapat dalam 100 mL darah 0.1%
(w/v) Ca2+
Jawab :
2+
0.1 g Ca
0.1% w/v Ca 2+ =
100 mL
2+
∴ dalam 100 mL darah terdapat 0.1 g Ca

0.1 1
mol Ca =
2+
= mol
40 400
1 mol Ca = 2 Eq
2+

1 2 2000
∴ mol Ca =
2+
Eq = mEq = 5 mEq
400 400 400
1 2 32 3 4 2

Contoh :
+ −
NaCl → Na + Cl
0.1M 0.1M 0.1M

Jadi, dalam 0.1M NaCl terdapat


0.2 mol ion per liter atau 0.2 osm
5 '
67 '
Tekanan uap suatu komponen yang menguap
dalam larutan sama dengan tekanan uap komponen
murni dikalikan dengan fraksi mol komponen yang
menguap dalam larutan pada suhu yang sama

Pi = Pi . X i
o

dg : Pi = tekanan uap di atas larutan


Pio = tekanan uap i murni
Xi = fraksi mol i (fasa cair)
Larutan yang mengikuti hukum Raoult disebut larutan
ideal
86 9

Semua gaya tarik-menarik harus identik


A− A = A− B
B− B = A− B
Pada pencampuran tidak terjadi efek kalor
∆H mix = 0

Pada pencampuran tidak terjadi perubahan


volum
∆Vmix = 0
Dalam fasa uap, berlaku Hukum Dalton

Pi = X .Pti
'

Dengan :
Pi = tekanan uap di atas larutan
Xi’ = fraksi mol uap I
Pt = tekanan total
Contoh :
Suatu campuran A-B dengan komposisi
masing-masing 0.5 pada 16.7°C dan tekanan
uap murni A = 45.16 mmHg dan
B = 16.2 mmHg. Hitung :
(a) tekanan parsial masing-masing
(b) tekanan total
(c) fraksi mol uap A dan B
Jawab :
Ramalan fisis :
fraksi mol uap A > fraksi mol A dlm fasa cair (0.5)
karena PAo > PBo

a) PA = 0.5 x 45.16 = 22.58 mmHg


PB = 0.5 x 16.20 = 8.10 mmHg
b) Pt = PA + PB = 22.58 + 8.10 = 30.68 mmHg
c) PA = XA’.Pt
22.58 = 30.68 XA’
XA’ = (22.58/30.68) = 0.736 > 0.5
9

Larutan non ideal adalah larutan yang tidak


mengikuti Hukum Raoult
8 # . . :

Syarat :
Gaya tarik A-B > A-A
A-B > B-B
Kalor pencampuran, Hmix < 0
Perubahan volum, Vmix < 0

Contoh : CHCl3 dan CH3COOH, terjadi ikatan


hidrogen sehingga Pi < Pi, ideal
8 # . :

Syarat :
Gaya tarik A-B < A-A
A-B < B-B
Kalor pencampuran, Hmix > 0
Perubahan volum, Vmix > 0
Contoh : eter dan CCl4, gaya intermolekul melemah
jika dicampurkan komponen polar dan non polar
Pi > Pi ,ideal
8: ' . : '

Hukum Raoult merupakan dasar dari empat


macam sifat larutan encer yang disebut sifat
koligatif

Keempat macam sifat koligatif :


Penurunan tekanan uap ( P)
Kenaikan titik didih ( Tb)
Penurunan titik beku ( Tf)
Tekanan osmosis ( )
' #

Hukum Raoult : P1 = P1o X 1


P1o − P1 = ∆P = P1o − P1o X

∆P = P (1 − X 1 ) = P X 2
1
o
1
o

Indeks : 1 = pelarut ; 2 = zat terlarut


P = penurunan tekanan uap
X1 = fraksi mol pelarut
X2 = fraksi mol zat terlarut
P1 = tekanan uap larutan
P1o = tekanan uap pelarut murni
Dari pers. di atas : ∆P ∝ X 2
Dari pernurunan tekanan uap, massa molar
zat terlarut dapat ditentukan.

Contoh :
Tekanan uap eter (Mr = 74), 442 mmHg
pada 293 K. Jika 3 g senyawa A dilarutkan
ke dalam 50 g eter ini pada suhu ini,
tekanan uap menjadi 426 mmHg. Hitung
massa molekul relatif, Mr senyawa A
Jawab:
P = 442mmHg
1
o

mol2 = 3 , mol1 = 50
mA = m2 = 3 g a 74
meter = m1 = 50 g 3
X2 = a
Mr eter = 74 3 + 50
a 74
P = 426mmHg ∆P = P1o − P = 442 − 426 = 16mmHg
Mr , A = ??? 3
∴16 = 442 a
3 + 50
a 74
a = 121 = M r , A
' '; 97

Akibat penurunan tekanan uap, maka terjadi


kenaikan titik didih (lihat gambar)
P0

P1

P2

pelarut

larutan
larutan

T0 T1 T2
T
A B C
P0
AB AD
=
AC AE
P
T1 − T0 P0 − P1
D =
P1 T2 − T0 P0 − P2
∆T ∆P
E
P2 Menurut Raoult : ∆P ∝ X 2
∴∆T ∝ X 2
∆Tb = kX 2
T0 T1 T2 Buktikan !
∆Tb = kb m

∆Tb = kenaikan titik didih


Kb = tetapan kenaikan titik didih molal (K/mol kg)
m = kemolalan zat terlarut
Dengan cara yang sama, dapat diturunkan :

∆T f = K f m

dengan : ∆T f = penurunan titik beku


K f = tetapan penurunan titik beku
m = kemolalan zat terlarut
#

Pada P tetap, Tb & Tf suatu larutan encer


berbanding lurus dengan kemolalan zat
terlarut (konsentrasi)

Pada larutan encer, semua zat terlarut yang


tidak mengion (non elektrolit) dalam pelarut
yang sama, dengan molal yang sama,
mempunyai Tb atau Tf yang sama pada P
sama
Kb dan Kf dapat diperoleh dari :
1. Penurunan data termodinamika
RT 2
K=
1000∆H transisi
2. Eksperimen
∆T f
Kf = Tb , T f } dari eksperimen
m
∆Tb
Kb =
m
Contoh : hitung titik beku air dalam radiator
mobil yang berisi cairan dengan perbandingan
88 g etilen glikol, HOCH2CH2OH dan 160 g air!
Kf,air = 1.86 K/mol kg
m2 = 88 g ; M r ,2 = 62
m1 = 160 g
data yg digunakan
K f ,air = 1.86 K/mol kg 88
mol2 =
T0 = 0°C 62
T f = ?? 88 62
Cm = = 8.8 molal
0.160
∆T f = 1.86 x8.8 = 16
∴T f = 0 − 16 = −16°C
' 2 '

Jelaskan peristiwa osmotik !

π = tekanan hidrostataik

Molekul
pelarut
Encer Pekat (gula)
(air)

Dinding semi permeabel


' 2 '<
. 7
Tekanan osmotik larutan sukrosa pada 20°C

C(mol/L) Tekanan Osmotik, π/C


π (atm)
0,098 2,59 26,4
0,192 5,06 26,4
0,282 7,61 27,0
0,370 10,14 27,4
0,685 15,39 28,9
0,825 26,64 32,3
Kesimpulan :
π ∝C ( T tetap )
1
π ∝ → π x V = k ( T tetap )
V
analog dg Hukum Boyle pada gas
' 2 '<
. 78 7
Tekanan osmotik lar sukrosa 1% w/w pada
berbagai suhu
T(k) Tekanan π π ∝T
Osmotik π
(mm Hg)
T π = kT ( konsentrasi tetap )
280 505 1,80
π
atau =k
286,9 525 1,83 T
295,2 548 1,85 analog dengan
305,2 544 1,79 Hkm Gay-Lussac
309,2 567 1,83 untuk gas
Pada 1885, Van’t Hoff menyimpulkan bahwa
ada hubungan antara sifat larutan dan sifat
gas
PV = nRT ( untuk gas )
π V = n2 RT (untuk larutan)
π = tekanan osmotik, atm
V = volume, L
n 2 = mol zat terlarut
R = tetapan gas = 0.082 L atm/K mol
T = suhu, K
Contoh : Suatu larutan dari 6 g PVC dalam
1 L dioksan mempunyai tekanan osmostik 0.86 mmHg
pada 15°C. Hitung massa molekul relatif polimer
tersebut!
Jawab :

m2 = 6 g ,V = 1L
0.86
π = 0.86mmHg = π V = n2 RT
760
= 0.001132 atm 6
0.001132 x1 = x0.082 x 288
T = 15°C = 288 K a
Mr ??? a = 125326 g/mol
∴ Mr = 125326
8: . :30 '
Secara fisis, ∆Pel > ∆Pnon el → ∆Pel = i∆Pnon el
∆Tb ,el > ∆Tb ,non el → ∆Tb ,el = i∆Tb ,non el
∆T f ,el > ∆T f ,non el → ∆T f ,el = i∆T f ,non el
π el > π non el → π el > iπ non el
dengan i = faktor van't Hoff

Faktor van’t Hoff mencapai limit pada


pengenceran tak hingga
untuk NaCl i=2
jika α =1
MgCl2 i=3
=9 .
Contoh : Ax By ( aq ) → xA y + + yB x −
mula2 m − −
terurai mα xmα ymα
sisa m (1- α ) xmα ymα
molal total = m (1 − α ) + xmα + ymα
mt = m (1 + α ( a − 1) )
∴∆Tb = kb .m (1 + α ( a − 1) ) dg i = (1 + α ( a − 1) )
dan a : total koefisien ion + dan −
dalam hal ini a = x + y
Contoh : suatu larutan yang dibuat dari 16
g Ca(NO3)2 yang dilarutkan dalam 1 kg air
membeku pada 0.438°C. Hitung derajat
ionisasi garam ini. Kf = 1.86 K/mol kg
Mr Ca(NO3)2 = 164
Jawab :
m2 = 16 g
mol m2 = 16 164 = 0.096 mol
m1 = 1kg
Cm = 0.096 1 = 0.096 molal
Ca ( NO3 )2 → Ca + 2 NO3
2+ −

∆T f = K f m (1 + α ( a − 1) )
0.438 = 1.86 x0.096 (1 + α ( 3 − 1) )
∴α = 0.73
Jika sifat koligatif (pengamatan) < sifat koligatif
(perhitungan) menunjukkan bahwa molekul zat
terlarut mengalami asosiasi.
Misal n molekul X berasosiasi membentuk Xn
dan derajat maka :
nX Xn
α
(1 − α )
n
α
jumlah partikel = 1 − α +
n
jadi,
α
sifat koligatif (pengamatan) = 1 − α + sifat koligatif (perhitungan)
n

Contoh :
Suatu larutan 4 g CH3COOH dalam 100 g
benzena membeku pada 1.88°C di bawah
titik beku benzena (5.48°C).
Kf benzena (5.12 K/mol kg). Apa yang
dapat disimpulkan dari data ini ?
Jawab :
4
∆T f = 5.12 x = 3.41°C > 1.88°C ( pengamatan )
60 x0.1
Karena ∆T f ( pengamatan ) < ∆T f ( perhitungan )
Maka dapat disimpulkan bahwa CH3COOH
mengalami dimerisasi
2CH 3COOH → ( CH 3COOH )2
α
dg α sebesar : 1.88 = 1 − α + x3.41
2
α = 0.897
∴α ∝ 0.9 atau 90%
' 2

Terdapat 3 kondisi tekanan osmosis dalam sel:


Konsentrasi sama di dalam dan di luar sel : istonik
Konsentrasi di dalam lebih besar daripada di luar sel:
sel hipertonik; larutan hipotonik.
Konsentrasi di luar lebih besar daripada di dalam sel:
sel hipotonik; larutan hipertonik.
8 9 7# '

Jika konsentrasi garam dalam plasma terlalu tinggi, sel akan


pecah.
Terjadi krenasi, yaitu air tertarik keluar dari sel, sel
mengkerut dan tak berfungsi.
8 9 5# '

Jika konsentrasi garam dalam plasma terlalu rendah, sel akan


menggelembung dan akhirnya meletus, pecah.
Hemolisis – air tertarik ke dalam sel.
;

Proses dimana pelarut dan sejumlah molekul berukuran kecil


dapat melewati suatu membran.
Mirip dengan osmosis, namun ‘lubang’ pada membran lebih
besar, sehingga ion-ion terhidrasi pun dapat lewat.
Metode dialisis bergantung pada:
Difusi
Osmosis
ultrafiltrasi
9

Dalam suspensi koloid, partikel-partikelnya lebih


besar daripada zat terlarut dalam larutan.
Untuk larutan, ukuran ion dan molekul sekitar 10-7
cm.
Dalam koloid, ukuran partikel lebih besar, antara 10-
7 – 10-5 cm/

Partikel koloid masih terlalu kecil untuk dapat


mengendap karena gravitasi.
0:' 6 9

Berbeda dengn larutan, suspensi kolod mampu memantulkan dan


menyebarkan cahaya.
Gambar 1: sol emas berwarna ungu; 2: larutan tembaga sulfat; 3:
koloid besi(III) hidroksida
# # 9
Salah satu kelompok koloid yang penting adalah Misel.
Misel adalah molekul yang memiliki ujung polar dan nonpolar
dalam strukturnya.
Contoh:
Lipoprotein
Sabun dan deterjen

Kepala polar

Ekor nonpolar
. 8 ' >?

Sabun dan deterjen bekerja dengan membentuk misel


dengan minyak. Ekor yang nonpolar akan larut dalam
minyak, bagian kepala yang polar tertarik pada air.
@ 7 .

Lipid terikat pada bagian nonpolar molekul, bagian polar


protein terkat pada bagian polar molekul. Kombinasi kedua
ikatan membentuk suatu struktur misel.

Anda mungkin juga menyukai