Makalah Poskesdes
Makalah Poskesdes
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat
Disusun Oleh :
Alhamdulillahhirobbil’alamin, puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat
rahmat dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah Pengorganisasian dan
Pengembangan Masyarakat tentang “Konsep Dan Langkah Pengembangan Poskesdes” dengan
tepat waktu.
Dalam penyusunan makalah ini banyak pihak yang telah membantu baik dalam
memberikan motivasi,bimbingan dan lain sebagainya, terima kasih kepada semua pihak yang
telah memberikan bantuan,baik secara langsung maupun tidak langsung, diharapkan makalah ini
mampu memberikan informasi yang dapat bermanfaat bagi pembaca.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1.1 Tujuan
A. Pengertian
C. Tujuan POSKESDES
E. Prioritas Pengembangan
Mengingat Poskesdes merupakan salah satu upaya mendekatkan pelayanan kesehatan
dasar yang sekaligus menjadi wahana pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan maka
prioritas pengembangannya adalah:
1. Desa yang tidak terdapat atau yang sulit mengakses fasilitas pelayanan kesehatan
(Puskesmas, Puskesmas Pembantu, dan Rumah Sakit).
2. Desa di daerah tertinggal, perbatasan, dan kepulauan.
F. Manfaat Poskesdes
4. Bagi Puskesmas
Prinsip pengorganisasian Poskesdes adalah dikelola oleh masyarakat yang dalam hal ini
kader kesehatan dengan bimbingan tenaga kesehatan.
1. Tenaga Poskesdes
Agar Poskesdes dapat terselenggara, maka perlu didukung dengan tenaga sebagai
berikut.
a. Kader Kesehatan
Kader kesehatan sekurang-kurangnya berjumlah 2 (dua) orang yang telah
mendapatkan pelatihan/orientasi.
b. Tenaga kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan di Poskesdes minimal 1 (satu)
orang bidan.
Pemenuhan tenaga kesehatan Poskesdes awalnya dapat dilakukan atas bantuan
Pemerintah daerah setempat, dan selanjutnya dilakukan secara bertahap oleh
masyarakat sendiri. Diharapkan tenaga kesehatan yang akan membantu Poskesdes
berdomisili di desa setempat.
2. Kepengurusan Poskesdes
Kepengurusan Poskesdes dipilih melalui musyawarah dan mufakat masyarakat
desa atau forum desa siaga aktif setempat, serta ditetapkan oleh Kepala Desa. Struktur
pengurus minimal terdiri dari Pembina, Ketua, Sekretaris, Bendahara dan Anggota.
Susunan pengurus Poskesdes bersifat fleksibel sehingga dapat dikembangkan sesuai
dengan kebutuhan, kondisi, dan permasalahan setempat.
3. Hubungan Koordinasi dan Pembinaan
Hubungan koordinasi dan pembinaan antara Poskesdes dan unit-unit serta
masyarakat, dapat digambarkan sebagai berikut.
a. Poskesdes berada di bawah pengawasan dan bimbingan Puskesmas setempat.
Pelaksana Poskesdes wajib melaporkan kegiatannya kepada Puskesmas ataupun
kepada sektor terkait. Laporan kegiatan yang menyangkut pelayanan kesehatan
disampaikan kepada Puskesmas oleh tenaga kesehatan Poskesdes. Adapun
laporan yang menyangkut pertanggungjawaban keuangan disampaikan kepada
Kepala Desa selaku Ketua Foru Desa Siaga Aktif Tingkat Desa.
b. Jika di wilayah desa tersebut terdapat Puskesmas Pembantu maka Poskesde
berkoordinasi dengan Puskesmas Pembantu tersebut.
c. Poskesdes di bawah pembinaan Kabupaten/Kota melalui Puskesmas. Pembinaan
dalam aspek upaya kesehatan masyarakat maupun upaya kesehatan perorangan.
Apabila Poskesdes tidak mampu memberikan pelayanan, perlu melakukan
rujukan ke Puskesmas, antara lain pelayanan kegawatdaruratan. Pada keadaan
tertentu Poskesdes dapat melakukan rujukan langsung ke Rumah Sakit dengan
sepengetahuan Puskesmas.
d. Poskesdes berkoordinasi dengan Forum Desa Siaga Aktif dalam upaya penemuan
dan penanganan penderita penyakit melalui Survei Mawas Diri (SMD). Hasil
SMD ini akan dibahas dalam forum desa, untuk selanjutnya disampaikan ke
Forum Desa Siaga Aktif Tingkat Kecamatan. Koordinasi ini dilakukan secara
berjenjang dari Tingkat Desa sampai Tingkat Pusat.
H. PENGEMBANGAN POSKESDES
Poskesdes merupakan penggerak dalam pengembangan Desa Siaga Aktif
sehingga pengembangan Poskesdes terintegrasi dalam pengembangan Desa dan
Kelurahan Siaga Aktif sebagaimana tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor 1529 tahun 2010 tentang Pedoman Umum Pengembangan Desa dan Kelurahan
Siaga Aktif. Untuk lebih jelasnya, langkah-langkah pengembangan Poskesdes sebagai
berikut
a. Pendekatan Internal
Langkah ini merupakan awal kegiatan, tujuan pendekatan internal adalah
mempersiapkan petugas kesehatan dan aparat desa setempat, sehingga bersedia
dan memiliki kemampuan mengelola serta membina Poskesdes, dalam upaya
untuk meningkatkan layanan kesehatan bagi masyarakat. Persiapan ini bisa
berbentuk sosialisasi, pertemuan dan pelatihan/orientasi yang bersifat konsolidasi
yang tentunya disesuaikan dengan kondisi setempat.
b. Pendekatan Eksternal
Tujuan pendekatan eksternal adalah mempersiapkan masyarakat,
khususnya tokoh masyarakat sehingga bersedia mendukung penyelenggaraan
Poskesdes. Untuk ini, perlu dilakukan berbagai pendekatan dengan tokoh
masyarakat yang bertempat tinggal di daerah setempat.
c. Survei Mawas Diri (SMD)
Tujuan SMD adalah menimbulkan rasa memiliki masyarakat (sense of
belonging) melalui penemuan sendiri masalah kesehatan di wilayahnya serta
memecahkan masalahnya sesuai dengan sumber daya dan kearifan lokal yang
dimiliki. SMD dilakukan oleh kader Poskesdes yang merupakan masyarakat
setempat bersama tokoh masyarakat serta anggota Forum Desa dan Kelurahan
Siaga Aktif yang terlatih dengan menggunakan daftar pertanyaan yang sudah
disepakati dengan bimbingan dari tenaga kesehatan setempat. Hasil SMD dicatat
untuk menjadi acuan dalam melaksanakan langkah-langkah pemecahan masalah.
Untuk itu, sebelumnya perlu dilakukan pemilihan dan orientasi anggota
masyarakat yang dinilai mampu melakukan SMD, seperti guru, anggota Pramuka,
kelompok dasawisma, PKK, anggota karang taruna, murid sekolah, atau
kelompok potensial lainnya yang ada di desa. Hasil dari SMD adalah data tentang
masalah kesehatan serta potensi masyarakat untuk memecahkan masalah yang ada
di desa.
d. Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)
Tujuan penyelenggaraan MMD ini adalah untuk mencari alternatif pemecahan
masalah kesehatan yang ditemukan pada saat SMD dengan memanfaatkan sumber
daya dan kearifan lokal yang dimiliki desa. MMD diselenggarakan oleh semua
pengurus Forum Desa Siaga Aktif bersama seluruh masyarakat. Data serta temuan
lain yang diperoleh pada saat SMD disajikan, terutama adalah daftar masalah
kesehatan, data sumber daya, serta skala prioritas kebutuhan penanggulangan
masalah kesehatan masyarakat. Hasil pendataan tersebut dimusyawarahkan untuk
penentuan prioritas masalah yang akan ditindak lanjuti, dukungan dan kontribusi
apa yang dapat disumbangkan oleh masingmasing individu/organisasi
kemasyarakatan (ormas)/sektor yang diwakilinya, serta langkah-langkah
pemecahan masalah untuk pengembangan Poskesdes.
I. PEMBENTUKAN POSKESDES
Secara operasional pembentukan Poskesdes dilakukan dengan kegiatan sebagai berikut.
1. Pemilihan Pengurus dan Kader kesehatan Poskesdes.
Pemilihan pengurus dan kader kesehatan Poskesdes dilakukan melalui pertemuan
khusus para pimpinan, pengelola, dan tokoh masyarakat serta beberapa wakil
masyarakat. Pemilihan dilakukan secara musyawarah mufakat, sesuai dengan tata
cara dan kriteria yang disepakati, dengan fasilitasi Puskesmas. Jumlah kader
kesehatan untuk setiap Poskesdes minimal 2 (dua) orang atau disesuaikan dengan
kegiatan yang dilaksanakan dan kemampuan serta potensi desa setempat.
2. Pelatihan/Orientasi Kader Kesehatan.
Pengelola dan kader kesehatan terpilih sebelum melaksanakan tugasnya, perlu
diberikan pelatihan atau orientasi tentang pengelolaan Poskesdes.
Pelatihan/orientasi dilaksanakan oleh Puskesmas sesuai dengan pedoman
pelatihan/orientasi yang berlaku. Pada waktu menyelenggarakan pelatihan/orientasi,
sekaligus disusun rencana kerja (Plan of Action) Poskesdes yang akan dibentuk,
lengkap dengan waktu dan tempat penyelenggaraan, para pelaksana dan pembagian
tugas serta sarana dan prasarana yang diperlukan.
Materi pelatihan/orientasi antara lain mencakup kegiatan yang akan dilaksanakan di
Poskesdes, meliputi:
a. Pelayanan kesehatan dasar sesuai dengan kompetensinya, yaitu layanan
kesehatan untuk ibu hamil, ibu menyusui, dan kesehatan anak.
b. Pengamatan epidemiologis sederhana terhadap penyakit, terutama penyakit
menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa
(KLB), penyakit tidak
c. menular dan faktor risikonya (termasuk status gizi) serta kesehatan ibu hamil
yang berisiko.
d. Penanggulangan penyakit, terutama penyakit menular dan penyakit yang
berpotensi menimbulkan KLB, penyakit tidak menular serta faktor-faktor
risikonya (termasuk kurang gizi).
e. Kesiapsiagaan dan penanggulangan bencana dan kegawatdaruratan kesehatan
melalui metode simulasi.
3. Pemenuhan/Penempatan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan.
a. Pemenuhan/penempatan tenaga kesehatan, terutama Bidan sebagai penyelenggara
Poskesdes awalnya dilakukanoleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten dan untuk
pengembangan selanjutnya, pemenuhan dapat dilakukan oleh masyarakat.
b. Pelatihan tenaga kesehatan
Sebelum melaksanakan tugasnya, tenaga kesehatan diberi pelatihan sesuai dengan
kompetensi dan kewenangan yang harus dimiliki serta tugas yang menjadi
tanggung jawabnya oleh institusi yang berwenang di wilayahnya.
J. PENYELENGGARAAN POSKESDES
Penyelenggaraan Kegiatan Poskesdes secara rutin dilaksanakan oleh kader kesehatan
dan tenaga kesehatan yang ada di desa tersebut dengan bimbingan Puskesmas setempat
dan sektor terkait. Pelayanan kesehatan yang diselenggarakan Poskesdes meliputi upaya
promotif, preventif, tanpa mengesampingkan upaya kuratif (pengobatan) sesuai dengan
kompetensi petugas kesehatan yang ada di Poskesdes.
a. Kegiatan
Kegiatan pelayanan kesehatan bagi masyarakat desa yang
dilaksanakan di Poskesdes adalah:
1. Pelayanan kesehatan untuk ibu hamil, bersalin, dan nifas
Pemeriksaan kehamilan, meliputi pemeriksaan tinggi fundus uteri, pengukuran
lingkar lengan atas, pengukuran tinggi badan, penimbangan berat badan,
pengukuran tekanan darah serta pendeteksian dini tanda-tanda bahaya pada
kehamilan melalui Progra Perencanaan Persalinan dan Penanganan Komplikasi
(P4K).
Pemberian imunisasi Tetanus Toksoid (TT) untuk mencegah tetanus pada saat
proses persalinan.
Pemberian tablet tambah darah (Fe) untuk mencegah timbulnya anemia/kurang
darah.
Penyuluhan atau konseling tentang gizi dan kehamilan serta KB setelah
persalinan.
Penyelenggaraan kelas ibu hamil.
Penanganan ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK).
Pertolongan persalinan aman, termasuk pencegahan infeksi.
Kunjungan ibu nifas.
Rujukan ke Puskemas/rumah sakit untuk kasus kehamilan/ persalinan/nifas yang
tidak dapat ditangani di Poskesdes.
3. Pelayanan kesehatan untuk ibu menyusui
Penyuluhan tentang cara menyusui dan perawatan bayi yang benar.
Penyuluhan tentang gizi bagi ibu menyusui dan KB setelah persalinan.
Penyuluhan tentang penanganan permasalahan kesehatan bayi dan anak balita.
4. Pelayanan kesehatan untuk anak
Perawatan bayi baru lahir
Pemeriksaan kesehatan anak.
Pemantauan tumbuh kembang bayi dan anak balita.
Pemberian lima imunisasi dasar lengkap.
Penyuluhan gizi pada anak.
Penanganan permasalahan kesehatan pada anak.
A. KESIMPULAN