Anda di halaman 1dari 6

MAR’ATI ZARRO, YUNANI, AULIA NOVEMY DHITA

MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN ISLAM DAN PENDIDIKAN

Available online at FACTUM; Jurnal Sejarah dan Pendidikan Sejarah


website: https://ejournal.upi.edu/index.php/Factum
FACTUM: Jurnal Sejarah dan Pendidikan Sejarah, 9 (1). 2020. 61-66

RESEARCH ARTICLE

MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN ISLAM DAN


PENDIDIKAN

Oleh:
Mar’ati Zarro, Yunani, Aulia Novemy Dhita1

Naskah diterima : 22 Januari 2020, Naskah direvisi : 28 Februari 2020, Naskah disetujui : 20 Maret 2020

To cite this article: Zarro, M., Yunani.,Dhita, A.N. (2020). Muhammadiyah sebagai gerakan
islam dan pendidikan. FACTUM: Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah, 3 (1). 2019. 61-66, DOI:
https://doi.org/10.17509/factum.v9i1.21503

ABSTRACT
Muhammadiyah is an Islamic movement with the Da’wah Amar Makruf Nahi Munkar, Islamic
aqidah and based on the Qur’an and Sunnah. Muhammadiya was founded by K.H. A. Dahlan on
Dzulhijjah November 18th 1912 AD in Yogyakarta. Muhammadiyah developed extensively. In
just a few years, many branches Muhammadiyah established in Srandakan, Wonosari, Imogiri,
and several other areas. Its development of Muhammadiyah got resistance from the Dutch East
Indies. The establishment of Muhammadiyah education is based on theological motivation that
a perfect degree of faith and devotion will be able to be achieved by the people if they have the
knowledge depth. A sense of nationalism will develop if each individual citizen obeys the laws,
then puts forward the obligations before claiming their rights. This can then be achieved if every
citizen has a high discipline and love the motherland.

Keywords: Dakwah; Islam; Muhammadiyah, Pendidikan

Mar’ati Zarro, Yunani, Aulia Novemy Dhita adalah mahasiswa Prodi. Pendidikan Sejarah,
1

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Pendidikan Sejarah, Universitas Sriwijaya

61
FACTUM
Volume 9 N0.1, April 2020

PENDAHULUAN PEMBAHASAN

Indonesia adalah negara yang Muhammadiyah sebagai Organisasi


mempunyai sejarah pendidikan yang Islam
beragam. Hal ini dikarenakan banyak Muhammadiyah (pada saat berdiri
organisasi-organisasi yang menyandingkan ditulis Moehammadijah) adalah nama
pendidikan sebagai sarana pergerakan gerakan Islam yang lahir di Kauman
maupun komitmen. Dari sekian banyak Yogyakarta tanggal 18 November 1912. Pada
organisasi tersebut, Muhammadiyah saat waktu berdirinya dan mengajukan
adalah salah satu organisasi yang sampai pengesahan kepada pemerintah Hindia
saat ini masih menunjukkan eksistensinya Belanda menggunakan tanggal dan tahun
dan bahkan berkembang dengan sangat Miladiyah. Adapun pertepatan waktu
pesat seiring perkembangan zaman yang dengan tanggal Hijriyah ialah tanggal
membuat Muhammadiyah menjadi salah 8 Dzulhijjah 1330 Hijriyah. Pendiri
satu organisasi Islam yang terbesar di Muhammadiyah adalah seorang Kyai yang
Republik Indonesia (Hasan, 2003, hlm. dikenal alim, cerdas, dan berjiwa pembaru,
23). yakni Kyai Haji Ahmad Dahlan, yang
Muhammadiyah saat ini menjadi sebelumnya atau nama kecilnya bernama
organisasi yang berpengaruh dalam Muhammad Darwisy. Muhammadiyah
dunia pendidikan. K.H. Ahmad Dahlan didirikan dalam bentuk organisasi
sebagai pendiri Muhammadiyah memiliki atau perkumpulan atau perhimpunan
harapan besar untuk dapat mencerdaskan resmi, yang sering disebut dengan
kehidupan bangsa Indonesia dan “Persyarikatan”, yang waktu itu memakai
dapat memberikan pencerahan mental istilah “Persjarikatan Moehammadijah”.
kepada bangsa ini. Sejarah panjang (Nasir, 1994, hlm. 15).
Muhammadiyah dan K.H. Ahmad Muhammadiyah merupakan gerakan
Dahlan sebagai pendiri organisasi perlu Islam berdasar pada Dakwah Amar
kita ketahui dan kaji lebih mendalam. Makruf Nahi Munkar, beraqidah Islam dan
Muhammadiyah sebagai organisasi yang bersumber pada Al-Qur’an dan Sunnah.
bergerak pada bidang pendidikan yang juga Muhammadiyah didirikan oleh KH. A.
ikut serta membangun dan mencerdaskan Dahlan pada 8 Dzulhijjah 1330 Hijriyah
bangsa memiliki latar belakang dan tujuan atau tanggal 18 November 1912 Masehi
baik dan berguna bagi kemajuan bangsa di Kota Yogyakarta. Muhammadiyah,
khususnya pada bidang pendidikan saat demikian gerakan ini diberi nama
ini (Syakirman, 2001, hlm. 60). oleh pendirinya dengan maksud untuk
bertafa’ul (bepengharapan baik), dapat
METODE mencontoh dan meneladani jejak
Metode dalam kajian ini dilakukan perjuangannya dalam rangka menegakkan
dengan studi literatur dari sejumlah buku, dan menjungjung tinggi agama Islam yang
jurnal yang relevan. Data yang didapat semata-mata demi terwujudnya ‘Ihzul
melalui studi literatur digunakan untuk Islam wal Muslimin, kejayaan Islam
membuat analisis deskriptif mengenai sebagai realita dan kemuliaan hidup umat
fokus kajian Mummadiyah sebagai gerakan Islam sebagai realita. (Hamdan,1994, hlm.
Islam dan pendidikan. 29).

62
MAR’ATI ZARRO, YUNANI, AULIA NOVEMY DHITA
MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN ISLAM DAN PENDIDIKAN

Muhammadiyah ternyata mengalami Peran Kyai Haji Ahmad Dahlan


perkembangan yang sangat cepat.
Kyai Haji Ahmad Dahlan lahir di
Setelah berdiri beberapa tahun saja,
kota Yogyakarta tahun 1869 M dengan
Muhammadiyah. Mendirikan beberapa
nama pada masa kecilnya Muhammad
Di Srandakan, Wonosari, Imogiri, dan
Darwis. Ia adalah putra dari KH. Abubakar
lain sebagainya. Untuk menghindari
bin Kyai Sulaiman, khatib di masjid
suatu hal yang tidak diinginkan terjadi
besar Kesultanan Yogyakarta. Ibu Kyai
saat itu Pihak Hindia Belanda tidak
Haji Ahmad Dahlan adalah putri dari
merestui perkembangan Muhammadiyah,
H. Ibrahim yang merupakan seorang
ini disebabkan awalnya hanya diberi
penghulu. Setelah ia lulus dari pendidikan
izin untuk khusus di daerah Yogyakarta
dasarnya di suatu madrasah bidang nahwu,
lalu cabang Muhammadiyah berdiri di
fiqh dan tafsir di Yogyakarta, ia berangkat
luar kota Yogyakarta dengan nama lain.
ke Mekah pada tahun 1890 dan belajar
Nama cabangnya adalah Nurul Islam
di sana selama 1 (satu) tahun. Salah satu
di Pekalongan, Al-Munir di Makassar,
gurunya adalah Syekh Ahmad Khatib.
Ahmadiyah di Garut, dan perkumpulan
Ia kembali mengunjungi Mekah dan
SATF (Shiddiq, Amanah, Tabligh,
kemudian menetap disana selama 2 (dua)
Fathonah) di Surakarta.
tahun sekitar tahun 1903. Ketika pulang
Muhammadiyah pun secara perlahan
dari Mekah yang pertama ia lakukan
mendirikan sekolah-sekolah. Tercatat
adalah mengganti namanya dengan Haji
sekolah di Karangkajen, Yogyakarta
Ahmad Dahlan.
pada 1913, di Lempuyangan tahun 1915,
Selepas ayahnya wafat, Ia
di Pasar Gede (Kota Gede) tahun 1916,
menggantikan posisi ayahnya dan diangkat
dan sekolah-sekolah lainnya hingga saat
oleh Sri Sultan menjadi khatib mesjid
ini. Tahun 1918 berdiri sekolah khusus
besar Kauman Yogyakarta dan diberi gelar
untuk calon guru agama yang diberi nama
Khatib Amin. Disamping jabatannya, Ia
Qismul Arqa. Qismul Arqa yang di masa
menyebarkanluaskan agama Islam sejauh
depan menjadi Madrasah Mu’allimin dan
mungkin. Kemudian Ia menunaikan
Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta
ibadah haji untuk kedua kalinya pada
adalah sekolah kader 6 (enam) tahun
tahun 1903. Setelah kembali dari haji
yang dikelola langsung oleh Kepala Pusat
yang kedua, Ia mendapatkan panggilan
Muhammadiyah (Syakirman, 2001, hlm.
Kyai dari masyarakat. Selepas dari itu Ia
55).
terkenal di mana mana dengan nama KH.
Sumbangsih nyata dari Muhammadiyah
Ahmad Dahlan. Beliau adalah seorang
pada bangsa dan Negara ini, khususnya
Kyai yang senantiasa menambah ilmu dan
dalam bidang pendidikan yakni memulai
pengalamannya, dimana ada kesempatan,
perlahan pendidikan Islam modern tahun
sekaligus menambah atau menggabungkan
1912 dan terus berkembang hingga saat
ilmu yang telah diperolehnya.
ini. Tidak hanya di Jawa saja, bahkan
Kyai Haji Ahmad Dahlan
hingga ke seluruh pelosok tanah air telah
melaksanakan pembaharuan dalam
didirikan sekolah di setiap daerah.
bidang pendidikan dilatarbelakangi oleh
keprihatinan terhadap masih rendahnya

63
FACTUM
Volume 9 N0.1, April 2020

ilmu umat Islam. Menurut Kyai Ahmad langkah Kyai Haji Ahmad Dahlan. Secara
Dahlan lembaga pendidikan Islam harus perlahan masyarakat mulai paham dan
ditingkatkan dengan sistem dan metode terpikat dengan gagasannya tersebut,
yang lebih baik. Model pembelajaran karena dinilai mampu untuk bersaing
yang selama ini diterapkan di pesantren dengan lulusan sekolah umum (Hasan,
yaitu model bandongan dan sorogan 2003, hlm. 15).
perlu diganti dengan model pembelajaran Diawali dari ide Kyai Dahlan yang
klasikal, sehingga sasaran dan tujuan membuat awal kemunculan atau
kegiatan pembelajaran lebih terarah dan pendirian Muhammadiyah. Bagaimana
terukur (Syakirman, 2001, hlm. 51). cara menggunakan sistem pendidikan
Kyai Haji Ahmad Dahlan menjadikan yang baru yang diberikannya dalam
al Quran dan al Hadist sebagai dasar pembelajaran dalam bidang Islam pada
dalam melaksanakan kegiatan pendidikan, sekolah Belanda, yang dimana saat itu
sehingga tujuan pendidikan baik secara Kyai Dahlan telah menjadi pengajar di
vertikal maupun horizontal bisa terkonsep sekolah Belanda, Kyai Dahlan memberikan
secara ideal. Menurutnya tujuan dari kontribusinya dengan mengajarkan
pendidikan adalah pembentukan ahlak, agama. Di Di bawah kolonial Belanda, Kyai
sehingga lembaga pendidikan harus Dahlan mencermati dan memiliki sikap
mampu menghasilkan ulama dan teliti dalam hal pemantauan politiknya
cendekiawan yang bertaqwa terhadap (Syakirman, 2001, hlm. 40). Menjalankan
Tuhan dan berguna bagi masyarakat. perjuangan dengan konfrontasi dengan
K.H. Ahmad Dahlan kemudian penggunaan senjata dirasa tidak tepat.
menggabungkan sisi positif pendidikan Ia melakukan perjuangannya melalui
Barat dengan pendidikan pesantren pendidikan terutama untuk melakukan
untuk diterapkan di dalam pendidikan pemberontakan kepada pihak Belanda.
Islam. Langkah Kyai Haji Ahmad Dahlan Ahmad Dahlan menjadi sosok dengan
ini merupakan pembaharuan di dalam kecakapan strategi diplomatik, cerdas
pendidikan Islam yang mengajar ilmu dalam berpikir untuk mengatasi suatu
agama dan tidak memakai sistem ajar masalah.
mengajar di kelas sejauh ini. Salah Pendirian Muhammadiyah dilandasi
satu isi ayat dalam Al Qur’an yang oleh motivasi teologis bahwa manusia
menghimbau kepada penganut Islam akan mampu mencapai derajat keimanan
untuk memperhatikan anak yatim dan dan ketaqwaan yang sempurna apabila
fakir miskin yaitu Surat Al Maun. Materi mereka memiliki kedalaman ilmu
pelajaran tidak hanya pengetahuan agama pengetahuan. Kyai Haji Ahmad Dahlan
saja tetapi lengkap dengan materi ilmu menyelenggarakan pendidikan di emperan
pengetahuan umum (Nasir, 1994, hlm. 44). rumahnya dan memberikan pelajaran
Langkah yang dipilih Kyai Haji Ahmad agama exstrakurikuler di OSVIA dan
Dahlan awalnya memicu banyak pro Kweekschool. Pendidikan Muhammadiyah
dan kontra di masyarakat, banyak yang merupakan gabungan antara sistem
menganggap model pendidikan tersebut sekolah model Belanda dan pesantren.
sebagai acuan pendidikan orang kafir. Pendidikan Muhammadiyah diharapkan
Namun hal tersebut tidak menyurutkan bisa melahirkan “ulama-intelektual” atau
“intelektual ulama”; generasi yang “utuh”
64
MAR’ATI ZARRO, YUNANI, AULIA NOVEMY DHITA
MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN ISLAM DAN PENDIDIKAN

bukan generasi yang mengalami “split dan kegiatannya dalam berbagai bidang
personality” Syakirman, 2001, hlm. 12). kehidupan masyarakat di Indonesia.
Peran aktif Muhammadiyah dalam (Hamdan, 2009, hlm. 32).
dunia pendidikan pada masa itu adalah
Muhammadiyah dalam Dunia
sebagai wujud amal salih. Kyai Haji Ahmad
Pendidikan
Dahlan mampu menawarkan model
pendidikan baru sebagai pembaharuan Ketika ditelaah kongres
(ashlah) dari pendidikan konvensional Muhammadiyah di Betawi jakarta pada
sekolah Belanda dan pesantren. tahun 1936, yang memiliki makna muncul
Pendidikan Muhammadiyah juga kesadaran secara resmi untuk menyusun
sanggup melahirkan generasi baru yang garis besar tujuan dari pendidikan
“lebih sempurna” dibandingkan dengan Muhammadiyah yang tumbuh 24 (dua
alumni pesantren dan sekolah Belanda. puluh empat) tahun kemudian sejak
Jika dalam pembahuruan dan amal salih berdirinya Muhammadiyah pada 1912.
yang melandasi aktivitasnya, pendidikan Tetapi, hal itu tak berarti sebelum itu
Muhammadiyah saat ini mengalami tidak ada haluan umum dalam pendidikan
banyak kekurangan. Kekurangan tersebut Muhammadiyah. Tujuannya sudah ada
dapat disebabkan oleh melemahnya bersama-sama sejak lahirnya pergerakan
kiprah para pengelola pendidikan, terlalu Muhammadiyah (Hamdan, 2009, hlm.
beratnya tantangan yang dihadapi atau 40).
kompleksitas persoalan yang harus Untuk melacak tujuan umum
dipecahkan (Hasan, 2003, hlm. 63). pendidikan Muhammadiyah, Amir
Muhammadiyah pun mendirikan Hamzah, mengemukakan bahwa garis besar
sekolah umum model pemerintah seperti gagasan tujuan umum dari pendidikan
Kweekschool (sekolah guru) tetapi tidak Muhammadiyah Ahmad Dahlan, yaitu
netral agama. Dengan predikatnya sebagai membentuk manusia Muslim yang: (a)
pembaharu, Muhammadiyah menyusun alim dalam agama baik budi pekerti,
kurikulum pengajaran di sekolah- (b) alim dalam ilmu-ilmu dunia luas
sekolahnya mendekati rencana pelajaran pandangan (ilmu umum), dan (c) bersedia
sekolahsekolah pemerintah. Pada pusat- berjuang untuk kemajuan masyarakatnya.
pusat pendidikan Muhammadiyah Dasar dari tujuan Pendidikan Dasar
disiplin-disiplin sekuler (ilmu umum) dan Menengah Muhammadiyah adalah:
diajarkan, walaupun Ia mendasarkan melatih manusia Muslim yang beriman,
sekolahnya pada masalah-masalah agama. bertaqwa, berakhlaq muila, tanggap,
Tampaknya, pemisahan antara dua percaya pada diri sendiri, teratur, tanggung
disiplin ilmu itu dinyatakan dengan tegas jawab, tumbuh rasa nasionalisme,
dalam kurikulum. Muhammadiyah sebagai memajukan dan memperkembangkan
sebuah persyarikatan telah merumuskan ilmu pengetahuan dan keterampilan,
visi dan misiyang sudah jelas, sehingga dan beramal untuk tercapainya
dapat melahirkan gerakan yang terarah masyarakat unggul, makmur dan adil
dan mencapai tujuan serta sasaran yang yang diridhoi Allah SWT. Pendidikan
diinginkan secara bersama. Sebagai Muhammadiyah ditujukan oleh Majelis
sebuah gerakan, dalam perjalanannya Dikdasmen Muhammadiyah dengan
Muhammadiyah melaksanakan usaha menuangkannya dalam beberapa Kualitas
65
FACTUM
Volume 9 N0.1, April 2020

Output Dasar Pendidikan dan Menengah SIMPULAN


Muhammadiyah, yakni: Pertama, Kualitas
Lahirnya Muhammadiyah dilatar
Keislaman. Keislaman adalah ciri khas dari
belakangi beberapa faktor yaitu:
pendidikan Muhammadiyah. Keislaman
campuraduknya kehidupan agama
adalah dasar serta tujuan dari cita-cita
Islam di Indonesia, ketidakefisienan
dalam tahap dan pendewasaan manusia
lembaga-lembaga pendidikan agama
yang digagas oleh Muhammadiyah.
Islam, aktivitas misi-misi Katholik dan
(Nasir, 1994, hlm. 51). Sebagai lembaga
Protestan, dan sikap acuh tak acuh dan tak
pendidikan yang diharapkan menjadi
jarang sikap merendahkan dari golongan
institusi yang mencetak manusia
intelegensia terhadap Islam. KH. Ahmad
yang unggul, sekolah/pesantren
Dahlan sebagai seorang ulama yang
Muhammadiyah haruslah menekankan
tegas berupaya membenahi masyarakat
untuk melahirkan peserta didik yang
Indonesia yang berlandaskan cita-cita
memprioritaskan nilai-nilai agama Islam.
agama Islam. Usaha-usahanya ditujukan
Kedua, kualitas kebangsanegaraan.
hidup beragama. Muhammadiyah
Kualitas ini berkaitan dengan nasionalisme
memfokuskan usahanya kepada
peserta didik. Perasaan nasionalisme akan
memperbaiki hidup beragama dengan
tumbuh berkembang bila setiap warga
nilsi amal pendidikan dan sosial. Kyai
negara mematuhi hukum, dengan lebih
Haji Ahmad Dahlan mampu menawarkan
mengedepankan pelaksanaan kewajiban
bentuk pendidikan baru sebagai aslah
sebelum menuntut hak. Langkah ini baru
dari pendidikan pesantren dan sekolah
bisa dicapai bila setiap warga negara
Belanda. Pendidikan Muhammadiyah juga
mempunyai disiplin yang tinggi dan cinta
bisa menghasilkan generasi muda yang
tanah air.
lebih mumpuni dibanding dengan alumni
Ketiga, kualitas keilmuan. Kualitas
sekolah Belanda dan pesantren.
keilmuan adalah tingkat kemampuannya
peserta didik dalam menyerna DAFTAR PUSTAKA
pengetahuan yang diajarkan. Keempat,
kualitas bahasa. Kualitas bahasa adalah Hamdan. (2009). Paradigma pendidikan
memiliki kecakapan dasar dalam berbahasa muhammadiyah, paradigma baru
asing, khususnya bahasa Arab dan bahasa pendidikan muhammadiyah (Cet. I).
Inggris. Selain memberikan pengetahuan Jogyakarta: Ruzz Media.
dan keterampilan bahasa Inggris, Sekolah Hasan, M. Ali & Mukti, A. (2003). Kapita
Muhammadiyah juga telah memberi bekal selekta pendidikan islam (Cet. 1).
kepada peserta didik dengan keterampilan Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya.
dan pengetahuan berbahasa Arab. Kelima, Nashir, H, dkk. (1994). Materi induk
kualitas keterampilan, adalah keterampilan perkaderan muhammadiyah.
atau kemampuan menggunkan teknologi, Yogyakarta: Badan Pendidikan Kader
khususnya teknologi komputer dan PP Muhammadiyah.
informasi (Syakirman, 2001, hlm. 11). Syakirman, M. N. (2001). Pemikiran
pembaharuan muhammadiyah:
refleksi konseptual aspek teologi,
syariah dan akhlak. Padang: Baitul
Hikmah Press.

66

Anda mungkin juga menyukai