Asuhan Keperawatan Stres Adaptasi
Asuhan Keperawatan Stres Adaptasi
1. Pengkajian
Perawat dapat mengumpilkan data dengan cara observasi,
wawancara, dan pemeriksaan. Data yang didapat dapat dikelompokkan:
a. Data Fisiologis
1. Peningkatan tekanan darah
2. Ketegangan otot meningkat
3. Peningkatan denyut nadi dan frekuensi napas
4. Kringat dingin pada telapak tangan
5. Tangan dan kaki dingin
6. Sakit kepala
7. Sakit perut (gangguan pencernaan)
8. Suara nada tinggi dan cepat
9. Nafsu makan berubah
10. Frekuensi miksi bertambah
11. Sukat tidur atau sering terbangun
12. Dilatasi pupil
13. Gula darah meningkat
b. Data psiko-sosial
1. Cemas dan ragu-ragu
2. Depresi
3. Bosan
4. Penggunaan obat dan zat meningkat
5. Pola makan berubah
6. Perubahan pola tidur dan kegiatan
7. Kelelahan mental
8. Perasaan tidak mampu
9. Harga diri kurang dan hilang
10. Mudah tersinggung dan cepat marah
11. Motivasi hilang
12. Menangais
13. Produktivitas dan kualitas kerja menurun
14. Cenderung melakukan kesalahan atau daya nilai buruk
15. Pelupa dan sering blocking
16. Sering melamun
17. Tidak konsentrasi pada tugas
18. Meningkat absen dan sering sakit
19. Minat hilang
2. Diagnosa
Data yang dikumpulkan dapat dikelompokkan dalam masalah
keperawtan (potensial atau aktual) dan etiologoi dari masalah. Berikut
diagnosa keperawtan pada stres dan adaptasi :
a. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan :
1. Perubahan pola hidup
2. Sistem pendukung tidak adekuat
3. Koping yang tidak ampuh
4. Stress yang berkepanjangan
b. Koping keluarga tidak efektif berhubungan dengan :
1. Masalah ekonomi
2. Kercacatan yang berkepanjangan
3. Stress berkepanjangan (fisiologis, psikososial, dan situasi)
c. Gangguan aktivitas berhubungan dengan :
1. Stress fisiologis
2. Krisis emosi atau situasi
3. Rencana keperawatan
Tujuan keperawatan pada klien stres yaitu:
a. Klien dapat menangani berbagai dalam kehidupan
b. Klien dapat mengembangkan kemampuan penyelesaian masalah
c. Klien menerima beberapa dukungan yang adekuat
Intervensi
Contoh Kasus
Sabila, 10 tahun, sudah 3 hari menangis karena kematian kucing kesayangannya. Bagi
Ibu Sabila, tindakan anakmya sungguh berlebihan. Karena itu, Ibu berkata, “Sabila,
sudahlah. Kucing saja kamu tangisi selama 3 hari. Ngapain, sih? Beli lagi aja kucing
yang lain. Atau ambil saja, di jalan juga banyak kucing liar.”
Bukannya diam mendengar ‘bujukan’ ibunya, Sabila menangis makin keras.
Ibu lupa, bahwa bagi Sabila, walau banyak kucing belang hitam putih seperti
kucingnya yang mati, tapi artinya sungguh berbeda. Kucingnya yang mati adalah
sahabat sejatinya. Ia sudah mengalami berbagai kejadian yang menyenangkan dan
menyedihkan bersama kucingnya itu. Ketika Sabila sakit sehingga dilarang ibunya
bermain dengan teman-temannya, kucing itulah satu-satunya teman Sabila. Ketika
Sabila sedih karena nilai ulangannya jelek dan ia takut dimarahi ibunya, kucing itulah
yang menjadi hiburannya.
1. PENGKAJIAN
A. Identitas klien
Nama : An. S
Umur : 10 tahun
Agama : islam
B. Analisa data
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
DO:
a. TD : 160/110 mmHg
b. N : 115 x/menit
c. S : 37oc
d. RR : 26 x/ menit
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
TUJUAN:
a. Klien dapat menangani berbagai dalam kehidupan
b. Klien dapat mengembangkan kemampuan penyelesaian masalah
c. Klien menerima beberapa dukungan yang adekuat
KRITERIA HASIL :
a.Pasien mengungkapkan perasaan tentang perubahan status kesehatan
b. Pasien mencari bantuan dalam mengatasi emosi akibat kehilangan
c. Pasien mulai mengembangkan mekanisme koping yang sehat seperti
mengungkapkan secara terbuka tentang perasaannya
NO DX INTERVENSI RASIONAL
1 1 a. Luangkan waktu bersama pasien minimal Untuk memfokuskan
15 menit setiap pergantian tugas jaga dan pengungkapan
dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan
pikiran dan perasaannya secara terbuka.