Anda di halaman 1dari 40

MEP Wilayah 3 ISMKI 2020

JAWABAN

1. a. Gonorrhoe
Pembahasan : gonore adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Neisseria
gonorrhoeae. Pada infeksi gonore, gejala khas yang timbul adalah adanya pus yang
mukopurulen, tanda tanda radang seperi kemerahan, bengkak dan demam. Penularannya
melalui kontak seksual, dengan masa tunas yang singkat, umumnya 2-5hari.

2. a. Glomerulonefritis akut
Pembahasan : glomerulonefritis akut biasanya didahului oleh infeksi ekstra renal, terutama di
traktus respiratorius bagian atas oleh kuman streptococcus beta hemoliticus tipe A. antara
infeksi dan timbulnya glomerulonefritis akut terdapat masa laten selama kurang dari 10 hari.
Pada pemeriksaan laboratorium akan ditemukan proteinuria (+), hematuria (+), jumlah urin
menurun dan berat jenis urin meninggi, dapat ditemukan juga albumin, eritrosit leukosit,
silinder leukosit dan hialin. Albumin serum sedikit menurun, ureum dan kreatinin meningkat.

3. a. Gagal ginjal akut


Pembahasan : gagal ginjal akut adalah suatu penyakit dimana ginjal secara tiba-tiba
kehilangan kemampuan untuk mengekskresikan sisa-sisa metabolisme. Berjalan cepat dalam
hitungan hari-minggu dan berkaitan dengan penyakit kritis, biasanya bersifat reversible bila
penderita dapat bertahan dengan penyakit kritisnya.

4. c. Diuretika
Pembahasan :
Inkontensia urin adalah keluarnya urine di luar kemauan seseorang tanpa ia dapat
mengendlikan dan menahannya. Penatalaksanaan terdiri atas pengobatan penyakit
penyebabnya bila ada. Hiperaktivitas detrusor dapat dihambat dengan parasimpatolitik, seperti
probantin atau antrenil. Kadang digunakan juga latihan kandung kemih.

1
MEP Wilayah 3 ISMKI 2020
5. d. Sirkumsisi langsung
Pembahasan :
Fimosis harus ditangani dengan sirkumsisi. Sebaiknya, dilakukan sayatan dorsal terlebih
dahulu yang disusul dengan sirkumsisi sempurna
Jawaban D sirkumsisi langsung

6. a. Non gonococa uretritis


Pembahasan :
Gejala klinik dari uretritis
 Rasa gatal dan panas di bagian distal uretra di sekitar orifisium uretra eksternum.
 Disuria, polikisuria
 Keluah duh dari ujung uretra yang kadang-kadang disertai darah.
 Nyeri saat ereksi
 Pada pemeriksaan tampak orifisium uretra eksternum eritematosa, edematosa, dan ektopion.
Tampak duh yang mukopurulen.
 Dapat terjadi pembesaran kelenjar getah bening inguinal unilateral atau bilateral.
Uretritis ini bukan disebabkan oleh bakteri karena tidak ditemukan banyak leukosit dan
netrofil
Jawaban A Non gonococal uretritis (ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, edisi ketiga, hal. 343-
349)

7. c. Herpes geniital rekuren


Pembahasan :
Manifestasi klinik pada herpes genital adalah adanya gejala sistemik seperti demam, malaise,
anoresia dan pembngkakan kelenjar getah bening regional setelah masa infeksi, kira-kira tiga
minggu. Kelainan klinis dijumpai berupa vesikel yang berkelompok di atas kulit yang semab
dan eritenatosa. Dapat menjadi krusta dan kadang-kadang mengalami ulserasi dangkal yang
sembuh tanpa sikatrik.
Pada infeksi rekuren, vius herpes simpleks pada ganglion dorsalis dalam keadaan tidak aktif.
Manifestasi klinisnya berua demam, infeksi, kurang tidur, dan gangguan emosional. Gejala

2
MEP Wilayah 3 ISMKI 2020
klinik yang timbul lebih riingan dari infeksi primer dan berlangsung 7-10 hari. Sering
ditemukan gejala prodormal lokal sebelum pada tempat yang sama.
(Ilmu penyakit kulit dan kelamin, edisi ketiga, ha. 355-357)

8. a. Kriptorkismus
Pembahasan
Pasien mengalami infertilitas dan ada benjolan padda daerah inguinal sesuai testis normal
orang dewasa (4x3x2,5 cm). Diagnosa banding utama pada kasus ini adalah kriptokismus dan
hernia inguinalis. Karena keluhan utama pasien berupa infertilitas (bukan keluhan
gastrointestinal), maka lebih dipikirkan untuk terjadi kriptokismus. Diagnosa akan lebih kuat
jika pemeriksaan skrotum tidak teraba adanya penis.
Referensi
Purnomo B, 2003, Dasar-dasar Urologi, Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, edisi 2,
hal. 138-142.
Tanagho E et al, 2004, Smith’s General Urology, 16th ed., hal. 13.

9. a. Tumor yolk sac


Pembahasan
Tumor yolk sac : terdiri atas sel tumor kuboid tersusun sebagai jaringan mirip renda
(retikular), daerah padat (solid) dan papil juga dapat ditemukan. Struktur mirip gromerulus
primitif, disebut sinus endodermal ditemukan pada 50% kasus. Globul hialin eosinofilik yang
mengandung alfa-fetoprotein dan alfa-1-antitripsin yang imunoreaktif di dalam dan disekitar
sel tumor.
Referensi : Robins et al, 1996, Dasar Patologi Penyakit, edisi 5, EGC, hal. 607-611

10. c. Hiperplasia prostat


Pembahasan
McNeal telah mempublikasikan konsep zona anatomi pada prostat. Tiga zona terpisah telah
diidentifikasi. Zona ini meliputi zona perifer, zona sentral dan zona transisional yang masing-
masing secara berturut-turut menyusun volume prostat pria dewasa sebanyak 70 %, 25%, dan

3
MEP Wilayah 3 ISMKI 2020
5%. Pembesaran prostat jinak (benign prostatic hyperplasia, BPH) rata-rata berasal dari zona
transisional. Oleh karena itu , pada pemeriksaan IVP dapat menimbulkan gambaran indentasi
vesika urinaria (karena posisi zona transisional dekat dengan perlekatan uretra dan vesika).
Referensi
Tanagho E et al, 2004, Smith’s General Urology, 16th ed., hal. 367-368.
Purnomo B, 2003, Dasar-dasar Urologi, Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya,
edisi 2, hal. 173-174.

11. b. Batu ureter


Pembahasan
Kolik adalah sensasi nyeri yang timbuk akibat kontraksi (spasme) dinding organ berrongga
yang meningkat dalam rangka mengeluarkan sumber obstruksi. Kolik yang terjadi pada
ureterolitiasis biasanya memberikan sensasi neri alih (refferet pain) yang terjadi sesuai dengan
segmen ureter yang mengalami obstruksi. Obstriksi ureter 1/3 prokimal memberikan nyeri
alih pada testis (testicular pain), ureter 1/3 media memberikan nyeri alih pada daerah setinggi
McBurney (kanan)/contra McBurney (kiri) (dianosis banding apendisitis/divertikulitis),
sedangkan uterer 1/3 distal memberikan nyeri alih pada dinding skrotum atau vulva pada
wanita.
Karena pasien mengalami kolik yang menyebar pada selangkangan (vulva), maka
diperkirakan pasien mengalami ureterolitiasis pada segmen 1/3 distal.
Referensi
Purnomo B, 2003, Dasar-dasar Urologi, Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, edisi 2,
hal. 31-32, 265.
Tanagho E et al, 2004, Smith’s General Urology, 16th ed., hal. 62.

12. d. CVVH berkaitan dengan peningkatan survival yang lebih baik dibandingkan
dengan dialisis peritoneal.
Pembahasan
Studi terbaru pada pasien dengan infeksi –dengan ARF, tingkat kematian pada pasien yang
diobati dengan dialisis peritoneal adalah 47%, sedangkan pasien yang menggunakan CVVH

4
MEP Wilayah 3 ISMKI 2020
laju kematian 15%. Di banyak studi yang membandingkan RRT kronis (CRRT) dengan
hemodiaisis intermittent, tidak ada manfaat konsistensi pada survival dari CRRT. Uji klinik
kontrol acak terbesar, CRRT dikaitkan dengan kematian yang lebih tinggi, walaupun studi
tersebut tidak sempurna karena pengacakan yang tidak seimbang yang menghasilkan akuitas
penyakit yang lebih tinggi pada kelompok CRRT. Tidak ada data untuk membandingkan hasil
SLED atau EDD dengan hasil hemodialisis intermittent, atau CRRT. Walaupun mekanisme
pembuangan solut berbeda antara CVVH (terutama klirens secara konvektif) dan CVVHD
(klirens terutama secara difusi), tingkat kontrol solut yang sama untuk urea dan solute lain
dengan berat molekul rendah dapat diperoleh menggunakan salah satu dari kedua cara
tersebut.

13. e. Dalam sebuah analisis retrospektif pasien‐pasien ARF, memulai RRT secara
dini mengurangi jumlah kematian 50%
Pembahasan
Hanya ada sedikit data mengenai kapan waktu yang tepat memulai terapi renal pada ARF.
Dalam satu analisis retrospektif, angka survival pasien yang mulai mendapat RRT pada BUN
<60 mg/dl adalah 39% sedangkan pasien yang RRTnya dimulai setelah BUN >60 mg/dl
angka survivalnya 20 %. Tidak ada uji klinik kontrol acak yang dilaksanakan untuk
mengevaluasi pertanyaan ini.

14. b. Tumor William


Pembahasan :
Tumor Wilms adalah neoplasia maligna yang paling sering terjadi pada traktus urinarius
anak-anak. Berbeda dengan neuroblastoma yang merupakan neoplasma maligna yang paling
sering terjadi pada bayi, dan merupakan tumor ganas solid tersering kedua pada anak.
Insidensi tumor Wilms tertinggoi terjadi pada usia 3-4 tahun dan 90% terjadi pada anak
berusia <7 tahun. Anak laki-laki dan perempuan memiliki angka kejadian yang sama.
Sebagian besar anak dengan tumor Wilms datang dengan keluhan massa abdomen. Sekitar
30% pasien mengalami nyeri abdomen, namun sebagian besar pasien tidak mengalami gejala
apapun (asimptomatik) dan tampak sehat. Pada pemeriksaan fisik didapatkan massa abdomen

5
MEP Wilayah 3 ISMKI 2020
tidak nyeri yang jarang melewati garis tengah. Hipertensi terjadi pada 63% pasien. Karena
pengaruhnya pada vena kava, anak dengan tumor Wilms dapat mengalami varikokel atau
gagal jantung kongestif.
Berikut ini nadalah perbandingan tumor Wilms dan neuroblastoma:

Tabel 1 Perbandingan tumor Wilms dan neuroblastoma


Tumor Wilms Neuroblastoma
Sering terkait dengan anomali Anomali yang berhubungan memiliki
kongenital insidensi yang rendah (kecuali 2%
insidensi defek otak dan kepala)
Terjadi pada anak yang sehat Terjadi pada anak yang sakit
Biasanya berbentuk massa unilateral Seringkali massa melewati garis tengah
Usia puncak 2-4 tahun Usia puncak 22 bulan
Muncul di ginjal Neuroblastoma ginjal primer sangat
jarang terjadi
Kalsifikasi jarang terjadi Kalsifikasi “stippled” tampak pada 50%
film polos, dan 80% pada CT

Tabel 2 Kanker ginjal pediatrik primer


Karsinoma sel ginjal : merupakanneoplasma ginjal primer yang palingsering terjadi
dibandingkan tumor Wilms
 Gambaran klinis : hematuria, nyeri panggul (flank pain), (polycystic
kidney disease) terdapat massa, penurunan berat badan
 Metastasis; nodus limfe, tulang, paru, hati
 Meningkat dengan von Hippel-Lindau dan polycystic kidney disease
(PCKD)
 Kelangsungan hidup : 50%
 Pengobatan : nefrektomi radikal
Tumor Rabdoid : sel-sel berukuran besar dengan inklusi eosinofilik seperti
rabdomioblast, tetapi bukan otot.
 Metastasis : Otak

6
MEP Wilayah 3 ISMKI 2020
 Sangat letal (kelangsungan hidup : 18%)
 Pengobatan : belum ada kemoterapiyang jelas terbukti efektif
Clear cell sarcoma
 Metastasis : tulang dan otak
 Predominan pada bayi laki-laki
 Pengobatan : kemoterapi dengan adriamisin memperbaiki prognosis
Kanker yang jarang
 Rabdomiosarkoma (tidak seperti tumor rabdoid, kankerini mengandung
otot lurik fetal)
 Neuroblastoma
 Leiomiosarkoma
 Karsinoma sel transsional
Referensi :
Nachtsheim D, 2003, Vademicum Urological Oncology, Landes Bioscience, California, hal.
117-125.

15. a. Glomerulonephritis
PEMBAHASAN :Pada glomerulonefritis akut terjadi injury pada sel-sel glomerulus yang
mengakibatkan infiltrasi sel-sel radang dan proliferasi sel-sel glomerulus. Hal tersebut
menimbulkan obstruksi lumen kapiler glomerulus. Akibatnya, aliran darah ginjal dan laju
filtrasi glomerulus (GFR) menurun. Terjadi oliguria (volume urin <=400 ml/hari).
Banyaknya cairan tubuh (plasma darah) yang tidak terfiltrasi lewat ginjal mengakibatkan
cairan tersebut menumpuk dalam tubuh mengakibatkan edema, dan hipertensi. Sebagai akibat
dari injury pada dinding kapiler glomerulus, urinalisis secara khas menunjukkan adanya sel
darah merah (hematuria), leukosit, dan protein. Seringkali hematuria dapat dilihat secara
makroskopis sebagai kencing berwarna gelap. Protein (albumin) tubuh yang keluar lewat urin
mengakibatkan hipoalbuminemia (Harrison’s Principles of Internal Medicine, 16th ed,
hal.1679)

16. e. Nefrotoksis

7
MEP Wilayah 3 ISMKI 2020
Jawaban yang benar adalah E.
Kombinasi dari sindrom Fankoni dan jejas ginjal akut dengan nekrosis tubular akut mengarah
ke dugaan adanya toksisitas tenofovir. Nefropati HIV yang cepat progresinya tidak mungkin
jika tidak ada proteinuria. Diagnosis luka ginjal akut karena toksisitas pada mitokondria oleh
penghambat ‘nukleoside reverse transcriptase’ tidak didukung oleh nilai gap anion yang
normal dan tidak adanya myoglobinuria (dipstick urin negative‐heme). Mikroskopik urin tidak
menunjukkan alergi nephritis interstisial. Efavirenz adalah sebuah penghambat
‘nonnukleosida reverse transcriptase’, sampai saat ini tidak ada laporan adanya
nefrotoksisitas.

17. d. Terapi diuretik kemungkinan berkaitan dengan hipokalemia parah.


Jawaban yang benar adalah Diuretik loop paling sering digunakan dalam menangani pasien
ARF. Karena prognosis ARF nonoligurik lebih baik dari pada ARF oligurik, disarankan
bahwa dengan mengubah keadaan pasien dari oligurik ke kondisi nonoligurik dapat
memperbaiki kondisi klinis. Meningkatkan aliran urin dapat membuang sisa‐sisa/debris sel
intraluminal yang menghalangi, sehingga dapat membalikkan salah satu mekanisme disfungsi
ginjal. Sebagai tambahan, dengan menurunkan tansport aktif di dalam loop Henle ascending
yang tebal, diuretik loop dapat mengurangi kebutuhan energi dan melindungi sel‐sel di daerah
dengan gangguan perfusi. Namun, studi klinis, tidak mendukung argumentasi‐argumentasi ini.
Pada uji klinik menggunakan kontrol acak, terapi diuretik tidak terkait dengan perubahan
apapun pada jumlah kematian, penurunan durasi ARF, atau perubahan kebutuhan dialisis.
Tidak ada bukti peningkatan manfaat dengan pemberian dopamin secara bersamaan. Terapi
diuretik dapat mengakibatkan kaliuresis dan hipokalemia. Seorang gadis Hispanik usia 9
tahun menderita sepsis dan gagal ginjal akut, yang diikuti pancreatitis kronik. Dia
membutuhkan ventilasi mekanik untuk mengatasi gagal nafasnya, tapi tidak membutuhkan
RRT. Hemoglobinnya turun secara progresif dari 11.5 g/dl menjadi 8.5 g/dl pada pemeriksaan
laboratorium hariannya.

18. a. Penggunaan rekombinan eritropoietin manusia pada pasien kritis berkaitan


dengan berkurangnya kemungkinan perlunya transfusi.

8
MEP Wilayah 3 ISMKI 2020
Pembahasan
Rekumben erythropoietin (rHuEpo) menurunkan kebutuhan transfuse pada pasien kritis, tapi
tidak berefek pada survival pasien. Penggunaan strategi transfusi restriktif (ambang batas
hemoglobin 7 g/dl) berkaitan dengan tingkat kematian yang lebih rendah di rumah sakit
dibandingkan dengan strategi biasa yang menjaga kadar hemoglobin di atas 10 g/dl. Tidak ada
peningkatan resiko ketika strategi transfusi restriktif digunakan untuk pasien dengan penyakit
kardiovaskuler.
Seorang anak laki‐laki usia 10 tahun dengan sindrom nefrotik dan sedang menjalani terapi
steroid dibawa paramedis ke bagian gawat darurat. Pasien dilaporkan terjatuh pada saat keluar
dari kamar mandi dua hari sebelumnya dan tidak dapat bangun kembali. Katanya tidak
memiliki riwayat penyakit ginjal. Pada saat pemeriksaan fisik, dia memiliki ecchymosed difus
di punggung dan ekstremitas bawah, dan pinggul kirinya terputar lateral.

19. a. Kreatinin serum 1,8 mg/dl


Pembahasan Nilai kreatinin serum awal ≥ 1,7 mg/dl merupakan prediktor terbaik untuk
memperkirakan perkembangan luka ginjal akut atau perlunya RRT pada 97 pasien
rhabdomyolisis yang dirawat pada ruang gawat darurat selama periode 4 tahun. Kadar
fosfokinase awal (CPK), konsentrasi awal potassium serum, dan pH dan berat jenis urin tidak
membedakan mana pasien yang mengalami atau tidak mengalami luka ginjal akut.

20. c. Terlipressin
Pembahasan
Pasien ini mengalami sindrom hepatorenal (HRS). Satu‐satunya terapi farmakologi yang
paling efektif saat ini untuk menangani HRS adalah pemberian vasokontriktor. Dua kelas obat
telah digunakan‐ analog vasopressin dan agonis α‐adrenergik’‐kebanyakan diberikan sebagai
kombinasi dengan albumin intravena supaya dapat lebih lanjut memperbaiki keadaan arteri
‘underfilling’nya. Sukses terbaik jika digunakan agonis reseptor ‐V1 vasopressin yaitu
terlipressin. Iskemia akibat vasokonstriksi arteri merupakan komplikasi utama yang berkaitan
dengan penggunaan terlipressin, di mana efek samping iskemik ini akan memerlukan tindakan
penghentian terapi pada 5‐10 % pasien. Ornipressin adalah agonis reseptor ‐V1 vasopressin

9
MEP Wilayah 3 ISMKI 2020
lainnya. Kejadian komplikasi iskemik pada pasien yang diobati dengan ornipressin berkisar
30‐40%. Octreotide adalah analog somatostatin yang menyebabkan vasokonstriksi organ
dalam. Tidak efektif untuk meningkatkan fungsi ginjal pada HRD jika digunakan sebagai
agen tunggal, tetapi bermanfaat jika dikombinasi dengan midodrine. Dopamin tidak efektif
untuk pengobatan HRS. Spironolakton‐ antagonis reseptor aldosteron ‐sangat efektif pada
pasien dengan penyakit hati lanjut, tapi tidak mempengaruhi fungsi ginjal pasien HRS.

21. c. Torsio testis


Pembahasan: Pasien datang dengan keluhan testis membesar, merah, beih tinggi dari yang
normal, dan posisinya mendatar. Keadaan yang dialami anak laki-laki ini adalah torsio testis.
Torsio testis adalahterpluntirnya fuikulus spermatikus yang berakibat terjadinya gangguan
aliran darah ke testis. Keadaan ini diderita oleh satu diantara 4000 pria yang berumur kurang
dari 25 tahun, dan paling banyak diderita oleh anak pada usia pubertas (12 - 20 tahun). Torsio
testis ini kadang sulit dibedakan oleh epididimitis karena gejala klinisnya yang hampir sama.
Tetapi pada torsio testis biasanya tidak disertai demam, sedangkan epididimitis biasanya
disertai demam akibat infeksi. Selain itu pada pemeriksaan fisik ketika dilakukan elevasi
(pengangkatan) testis, pada epididimitis akut terkadang nyeri akan berkurang sedangkan pada
torsio testis nyeri tetap ada (Tanda dari Prehn). Kemudian dari pemeriksaan urin, pada torsio
testis tidak didapatkan adanya peningkatan leukosit sedangan pada epididimitis terdapat
peningkatan leukosit dan ditemukan bakteri penginfeksi pada urin.

22. c. Escherichia coli


Pembahasan: Infeksi aluran kemih sering ditemui mulai dari yang infeksi ringan hingga yang
berat. Infeksi saluran kemih dapat menyerang pasien dari segala usia mulai dari bayi baru
lahir hingga orang tua. Pada umumnya wanita lebih sering mengalami karena struktur
anatomis saluran urinarianya. Patogenesisnya sejauh ini diketahui bahwa infeksi saluran
kemih terjadi ketika mikroorganisme masuk ke saluran kemih dengan cara ascending,
hematogen, limfogen, atau langsung dari organ sekitar yang terinfeksi. Sebagian besar
mikroorganisme masuk secara ascending, yaitu dari saluran kemih bawah kemudian bergerak

10
MEP Wilayah 3 ISMKI 2020
ke saluran kemih atas. Umumnya mikroorganisme yang menyerang adalah flora normal
tubuh. Di soal dijelaskan bahwa dari pemeriksaan kulur, hasilnya merupakan bakteri gram
negatif, dan bakteri gram negatif yang tersering adalah Escherichia coli. Sedangkan
Staphylococcus aureus juga bakteri gram negatif, tetapi insidensi terjadinya ISK karena
bakteri ini cukup jarang. Kalaupun terjadi, biasanya bakteri ini menyebar melalui darah
(hematogen) sehingga pasti didapatkan gejala lain yang lebih spesifik.

23. c. Asam Urat


Pembahasan:
Batu saluran kemih pada umumnya mengandung unsur kalsium oksalat, kalium fosfat, asam
urat, magnesium-amonium-fosfat (MAP), xantyn, dan sistin, silikat, dan senyawa lainnya.
Batu berdasarkan zat penyusunnya dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
 Batu Kalsium  ditemukan pada 70 – 80 % kejadian batu pada saluran kemih
 Batu Struvit  Disebut juga sebagai batu infeksi, karena batu ini terbentuk akibat
infeksi saluran kemih. Kuman penyebab infeksi ini adalah golonganpemecah urea yang
mengasilkan enzim urease dan merubah urin menjadi bersuasana basa.
 Batu Asam Urat  Batu asam urat meruakan kejadian 5 – 10% dari seluruh batu
saluran kemih. Faktor yang mneyebabkan batu asam urat adalah kadar urin yang terlalu asam
(pH urine <6), volume urine yang jumlahnya sedikit, atau kadar asam urat yang tinggi.

24. b. Phymosis
Kesulitan berkemih yang terjadi pada pasien dikarenakan adanya konstriksi cincin preputium
dimana konstriksi ini terjadi akibat ketidakmampuan preputium mengalami retraksi. Keadaan
ini yang disebut sebagai Fimosis. Normalnya pada usia di atas 3-4 tahun, seorang anak laki-
laki prepurtium dari penisnya sudah mengalami pelepasan dari glans penis karena proses
deskuamasi epitel preputium bagian dalam yang akhirnya menyebabkan preputium
mengalami dilatasi perahan-lahan dan kemudian retraktil ke proksimal. Namun ada beberapa
keadaan yang menyebabkan preputium tidak lepas dari kepala penis, yaitu lengketnya
preputium terhadap glans penis sehingga akhirnya menyebabkan kesulitan dan kesakitan
dalam proses miksi.

11
MEP Wilayah 3 ISMKI 2020
Untuk penatalaksanaan dapat diberikan dexametasone 0,1% yang dioleskan sebanyak 3
sampai 4 kali selama 6 minggu dengan harapan setelah itu preputium dapat retraksi spontan.
Tetapi jika keluhannya sudah berat, maka dapat dilakukan sirkumsisi.

25. d. Derajat IV
Pembahasan
Sebagian besar trauma ginjal (85%) adalah trauma minor (derajat I dan II) ,15% adalah cedera
mayor (derajat III dan IV), serta 1% adalah trauma pedikel ginjal.
Table penentuan derajat cedera ginjal AAST (moore, 1989)
Deraja Deskripsi Cedera
t
I Kontusio ginjal atau subcapsular hematoma yang tidak meluas.Tidak ada
laserasi
II Hematoma perirenal yang tidak meluas.Laserasi kortikal <1cm dalam tanpa
ekstravasasi
III Laserasi kortikal >1cm tanpa esktravasasi urin
IV Laserasi : melalui corticomedullary junction ke system kolektifus; atau
vascular ;trauma arteri atau vena ginjal segmental dengan hematoma atau
laserasi pembuluh darah parsial atau thrombosis pembuluh darah
V Laserasi : ginjal hancur (remuk) ; atau vascular ;pedikel atau avulse ginjal.

26. b. Sirkumsisi langsung


27. c. Pleksus pampiniformis
Pembahasan
Pada kasus ini pasien mengalami varikokel. Varikokel adalah dilatasi abnormal dari vena
pada pleksus pampiniformis akibat gangguan aliran darah balik pada vena spermatika interna.
Pasien pada varikokel biasanya datang dengan keluhan utama tidak memiliki anak setelah
beberapa tahun menikah atau kadang-kadang mengeluh adanya benjolan diatas testis yang
terasa nyeri.
Jika diperlukan, pasien diminta untuk melakukan manuver valsava atau mengedan. Jika
terdapat varikokel, maka pada manuver valsava akan terlihat bentukan seperti kumpulan
cacing-cacing dikantong yang berada disebelah kranial testis.

12
MEP Wilayah 3 ISMKI 2020
Refrensi :
Purnomo B, 2003, Dasar-dasar Urologi, hal 44-45

28. b. Prostatitis kronis bakterial


Pada kasus ini, pasien mengalami disuria yang disertai adanya nyeri tekan prostat pada
pemeriksaan colok dubur. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan angka leukosit tinggi
yang menunjukan terjadinya infeksi. PSA menunjukn peningkatan yang juga mendukung
pada terjadinya inflamasi prostat. Karena sakit yang terjadi sudah mengalami rekurensi, maka
kemungkinan diagnosis pada pasien ini adalah Prostatitis kronis bakterial.
Refrensi : Purnomo B, 2003, Dasar-dasar Urologi, Hal 45-47

29. e. Rujuk ke poli urologi


Pembahasan :
Pada kasus ini terjadi virilisasi pada bayi perempuan yang ditandai dengan terjadinya
pembesaran klotoris.Kondisi ini sudah dapat menunjukan bahwa telah terjadi female
pseudohermaphroditism. Female pseudohermaphroditism ditandai dengan pasien yang
memiliki genotipe 46XX,gonad yang tidak terpalpasi,atau ovarium normal dan gejala
virilisasi genital eksterna yang bervariasi. Female pseudohermaphroditism paling sering
disebabkan oleh hiperplasia adrenal kongenital ,yang terjadi pada sekitar 95% kasus, serta
70% pada seluruh kasus hermaproditisme.Mutasi pada 1 dari 5 gen menyebabkan sekresi
kortisol terganggu yang akan memicu sekresi ACTH secara berlebih,sehingga konsekwensi
yang terjadi adalah hiperplasia adrenal.Berikut ini adalah diagnosis banding pada kasus
hemaproditisme :
Kariotipe Status Genitalia Uterus Ster
Umum Gona oid
d Urin
e
atau
seru
m
Female XX Ovari Hipospa Ada Men

13
MEP Wilayah 3 ISMKI 2020
pseudohernaphrodite(CA um dias ingk
H) at
Male XY Testis Hipospa Tidak Nor
pseudohernaphrodite dias/mikr ada mal
openis
Mixed gonadal genesis XY/XO Streak Hipospa Bervaria Nor
Dyge dias s/ mal
netic rudement
er
True hermaphrodite XX/mos Ovote Hipospa Bervaria Nor
aik stis dias sa/ mal
atau rudement
ovariu er
m dan
testis

karena kasus pseudohermaproditisme bukan merupakan kompetensi bagi dokter umum, maka
tindakan terbaik adalah segera merujuk ke dokter yang berkompeten.

30. a. Kriptokismus
Pembahasan:
pasien mengalami masalah infertilitas dan ada benjolan pada daerah inguinal sesuai ukuran
testis normal orang dewasa. Diagnosis banding utama pada kasus ini adalah kriptokidismus
dan hernia inguinalis. Karena keluhan utama pasien berupa infertilitas, maka lebih dipikirkan
untuk terjadi kriptokidismus. Diagnosis akan lebih kuat jika pada pemeriksaan skrotum tidak
teraba adanya testis.
Pasien dewasa yang mengalami kriptokidismus akan datang dengan keluhan infertilitas.
Kadang-kadang merasa ada benjolan di perut bagian bawah yang disebabkan testis
maldesensus mengalami trauma, torsio, atau berubah menjadi tumor testis. infeksi pada kulit
skrotum terlihat hipoplaspia kulit skrotum karena tidak ditempati testis. Pada palpasi, testis
tidak teraba dikantong, melainkan berada di inguinal atau tempat lain. Pada saat memeriksa
keberadaan testis dalam skrotum, tangan pemeriksa harus ada dalam keadaan hangat.

14
MEP Wilayah 3 ISMKI 2020
Jika kedua testis tidak ditemukan pada skrotum, harus dibedakan dengan terjadinya
anorkismus bilatera. Keberadaan testis sering kali sulit ditentukan, apalagi testis yang terletak
intra abdominal dan pasien yang gemuk. Untuk itu diperlukan bantuan beberapa saran berupa
flebografi selektif atau diagnostik laparoskopi. Sering kali dijumpai testis yang berada
dikantong tiba-tiba berada di daerah inguinal dan pada keadaan lain kembali pada tempat
semula. Keadaan ini terjadi karena reflek kremaster yang terlalu kuat akibat cuaca dingin atau
setelah melakukan aktifitas fisik. hal ini disebut dengan testis rektraktil/ kriptokidismus
fisiologis dan kelainan ini tidak perlu diobati.

31. b. T3 Nx M1
Pembahasan : Pasien mengalami karsinomabuli. perhatikan tabel dibawah pada CT scan
didapatkan bahwa tumor telah menginvasi dinding buli (T3), serta telah terjadi metastasis jauh
(M1) namun tidak terdapat data mengenai invasi limfonodi sehingga dapat dinilai sebagai Nx.
Penentuan Stadium TNM Kanker Kandung Kemih
Tumor Primer (T)
Tx: Tumor primer tidak dapat dinilai
T0: tidak ada bukti keberadaan tumor primer
Ta: karsinoma papiler non-Invasif
Tis: karisnoma in situ “flat tumor”
T1: tumor menginvasi otot
T3: tumor menginvasi jaringan perivesikal
T4: tumor menginvasi struktur atau organ contiguous.
Nodus Limfe Regional (N)
Nx: nodus limfe regional tidak dapat dinilai
N0: tidak ada metastasis nodus limfe regional
N1: metastasis pada nodus limfe tunggal
N2: metastasis pada nodus limfe tunggal atau multipel
N3: metastasis pada nodus limfe >5cm dalam dimensi terbesar
Metastasis jauh (M)
Mx: metastasis jauh tidak bisa dinilai

15
MEP Wilayah 3 ISMKI 2020
M0: tidak ada metastasis jauh
M1: terdapat metastasis jauh
Pengelompokan Stadium dari Stadium Kanker Kandung Kemih
0a Ta N0 M0
0is Tis N0 M0
I T1 N0 M0
II T2a N0 M0
T2b N0 M0
III T3a N0 M0
T3b N0 M0
III T4a N0 M0
T4b N0 M0
Setiap T N1-3 M0
Setiap T Setiap N M1
Penetapan Derajat Histopatologik Kanker Kandung Kemih
Gx: derajat tidak dapat dinila
G1: tumor berdeferensiasi secara baik
G2: tumor berdeferensiasi secara moderat
G3: tumor berdeferensiasi secara buruk/tidak berdeferensiasi

32. c. Escherichia coli


Pembahasan
Sebagian besar infeksi saluran kemih(ISK) disebabkan oleh satu spesies bakteri.paling tidak
80% kasus sistitis dan pielonefritis yang tidak berkomplikasi disebabkan oleh bakteri
Eschericia coli,dengan serogroup yang paling patogen adalah serogroup O.beberapa patogen
yang tidak sering menyebabkan ISK meliputi Klebsiella,Proteus, Enterobacterspp.dan
Enterococcus. Agen penyebab infeksi saluran kemih yang didapat dirumah sakit memiliki
lebih banyak variasi, meliputi Pseudomonas dan Staphylococcus spp. ISK dapat disebabkan
oleh Staphylococcus aureus yang sering terjadi akibat penyebaran hematogen. Streptokokkus

16
MEP Wilayah 3 ISMKI 2020
beta-hemolitikus grup B dapat menyebabkan ISK pada wanita hamil.S. saproophyticus juga
dilaporkan dapat menyebabkan ISK pada wamita muda.
Agen –agen penyebab ISK pada anak-anak agak berbeda dengan agen –agen penyebab pada
orang dewasa Agen penyebabISK pada anak – anak meliputi Klebsiella, Enterococcus, spp.
Bakteri bakteri anaerob seperti Lactobacillus, Coryebacteria, Streptoccus (tidak termasuk
Enterococcus), dan Stphylococcus epidermidis ditemukan flora periuretra. Bakter- bakteri
tersebut tidak sering menyerang ISK pada individu sehat dan dikethui sebagai common urine
contaminant.

33. d. Retrogade urthrogram


PEMBAHASAN
Pada kasus ini pasien mengalami meatal bledding dan hematoma skrotum . Hal ini
menunjukan bahwa terjadi cedera uretra yang samoai merobek fascia buck. Sehingga
menimbulkan hematoma skrotum yang masih dibatasi fascia colles (buttrfly hematom). Pada
kondisi seperti ini , hal yang pertama yang paling tepat dilakukan adalah sitostomi.
Pemasangan kateter folley tidak disarankan,karena dikhawatirkan dapat memperburuk cedera
uretra yang telah terjadi . Uretrografi merupakan pilihan setelah tindakan awal untuk
menetukan diagnosis pasti. Jika terjadi ruptur uretra pada uretrografi ,maka akan didapatkan
ekstravasasi kontras.

34. Gagal ginjal akut pre renal


Pembahasan : gagal ginjal akut adalah penurunan fungsi ginjal secara tiba-tiba (< 3 bulan),
tetapi tidak seluruhnya dan biasanya bersifat reversible. Diklasifikasikan kedalam 3 kelompok
,yaitu ;
1. Pre renal atau sirkulasi ; terjadi akibat kurangnya perfusi ginjal dan perbaikan dapat
terjadi dengan cepat setelah kelainan tersebut diperbaiki,misalnya hipovwlwmia
(diare,perdarahan berat) atau hipotensi,penurunan curah jantung, dan peningkatan viskositas
darah.
2. Post renal atau obstruksi ; terjadi akibat obstruksi aliran urin, misalnya obstruksi pada
kandung kemih,uretra,kedua ureter, dan sebagainya.

17
MEP Wilayah 3 ISMKI 2020
3. Renal atau instrinsik atau parenkimal
Akibat penyakit pada ginjal ataupembuluhnya. Terdapat kelainan histology dan kesembuhan
tidak terjadi dengan segera pada perbaikan faktor pre-renalatau obstruksi,misalnya nekrosis
tubular akut,nekrosis kortikal akut,penyakit glomerulus akut,obstruksi vascular akut, dan
nefrektomi
Sumber : Mansjoer et al.Gagal ginjal Akut. Dalam : kapita selekta kedokteran. Edisi
ketiga.Jakarta ; media Aesculapius, 2001;529-531

35. b. Epididimo-orkitis
Pembahasan : radang akut di dalam skrotum merupakan epididimitis akut atau orkitis akut.
Orkitis akut ditemukan sebagai penyulit penyakit virus,misalnya yang terkenal adalah
paroritis epidemika. Pada pemeriksaan fisik didapatkan pembengkakan seluruh testis yang
tidak nyeri,konsistensi agak kenyal seperti karet.
Sumber ; Sjamsuhidajat R,Jong WD. Buku Ajar Ilmu Bedah.Ed 3. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC,2010 hal 916

36. c. Sindrom nefrotik


Pembahasan : sindrom nefrotik merupakan keadaan klnis yang khas oleh adanya
proteinuria,hipoalbuminemia,edema dan hiperkolesterolemia.
Klinis : pada anamnesis didapatkan keluhan edema seluruh tubuh yang dimulai dari kelopak
mata,kencing berkurang,nafsu makan berkurang,terkadang disertai nyeri perut dan/atau
mencret. Pemeriksaan fisik ditemukan edema pitting, kadang-kadang disertai Edema anasarka
(ascites,edema skrotum/labia,hidrotoraks/efusi pleura) dan hipertensi yang lebih jarang
dijumpai.
Laboratorium : hematuria mikroskopik gross hematuriajarang, fungsi ginjal mungkin normal
atau menurun,klirens kreatinin rendah karena menurunnya perfusi ginjal,kalsium serum
menurun karena fraksi albumin yang mengikatnya,kadar C3 normal
Diagnosis : proteinuria massif ≥ + 2 (eksresi protein ≥ 40 mg/jam.m2 LPB atau 50 mgkg/hari
atau rasio protein/kreatinin pada urine sewaktu >2 mg/mg);hipoalbuminemia <2,5 g/dL ;
edema ; hiperkolesterolimia > 200 mg /dL

18
MEP Wilayah 3 ISMKI 2020
Sumber ; K,NilawatiGAP.Pedoman Pelayanan Medis Kesehatan Anak.Edisi ke-1.Denpasar :
SMF-Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Udayana RSUP
Sanglah,2011;370-1

37. e. Torsio testis sinistra


Pembahasan : torsio testis adalah terpeluntirnya funikulus spermatikus yang berakibatnya
terjadinya gangguan aliran darah pada testis. Pasien mengeluh nyeri hebat di skrotum, yang
sifatnya mendadak dan diikuti pembengkakan pada testis. Pada pemeriksaan fisik, testis
membengkak,letaknya lebih tinggi dan lebih horizontal daripada testis sisi kontralateral.
Keadaan ini biasanya tidak disertai demam. Pemeriksaan darah tidak menunjukkan tanda
inflamsi dan pemeriksaan sedimen urin tidak membedakan torsio testis dengan keadaan akut
skrotum yang lain adalah memakai stetoskop Doppler,USG Doppler yang bertujuan untuk
menilai adanya aliran darah ke testis. Penyakit ini secara klinis sulit dibedakan dengan
epididimitis akut. Nyeri skrotum akut biasanya disertai dengan kenaikan suhu.jika testis
dielevasi, pada epididimitis akut terkadang nyeri akan berkurang sedangkan pada torsio testis
nyeri tetap ada (tanda dari Prehn). Pada pemeriksaan sedimen urin didapatkan adanya
leukosituria atau bakteriauria.
Sumber ; Purnomo,Basuki B. Dasar-dasar Urologi.Ed 2. Jakarta : Sagung Seto,2007 : hal
145-147

38. d. Arteri pendikularis


Pembahasan:
Testis mendapatkan darah dari beberapa cabang yakni :
~Arteri spermatika cabang dari aorta
~Arteri kresmaterika cabang dari arteri episgastrika
~Arteri diferensialis cabang dari areteri vesikalis inferior
Sumber :Dasar-dasar Urologi Hal. 17

39. c. Dianjurkan diretraksi/dilatasikan

19
MEP Wilayah 3 ISMKI 2020
Pembahasan:
Penatalaksaan Fimosis :
~Tidak dianjurkan melakukan dilatasi / retraksi scara dipaksa
~ Fimosis dengan balanitis xerotika obliterans diberikan salep dexametason 0,1 % 3-4 kali
sehari selama 6 minggu
~Indikasi sirkumsisi bila ada infeksi postitis
~Pada balanopostitis diberikan antibiotikSumber :Dasar-dasar Urologi Hal. 239

40. e. Zat Fisika dan Kimiawi


Pembahasan :
Etiologi dari karsinoma prostat adalah sebagai berikut:
1. Predisposisi genetik
2. Pengaruh hormonal
3. Diet
4. Pengaruh lingkungan dan
5. Infeksi
Sumber :Dasar-dasar Urologi Hal. 263

41. d. High differentiated


Pembahasan :
Derajat Karsinoma Prostat menurut Gleason yang benar:
Grade Tingkat Histopatologi

2- 4 Well differentiated

5-7 Moderatelly differentiated

8-10 Moderatelly differentiated

Sumber :Dasar-dasar Urologi Hal. 265

42. a. Non gonococal uretritis

20
MEP Wilayah 3 ISMKI 2020
Pembahasan :
Uretritis disebabkan oleh gonore dikenal dengan nama uretritis gonocal, diagnosis ditunjang
dengan ditemukannya gonococus gram negatif dari pemeriksaan duh tumbuh. Jika ditemukan
maka disebut nongonococal uretritis.
Jawaban A (Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin,edisi ketiga, hal 343-349)

43. a. Hidrokel
Pembahasan
Hidrokel adalah penumpukan cairan berlebihan diantara lamina parietal dan lamina visceral
tunika vaginalis,kondisi ini menyebabkan skrotum bengkak berisi cairan. Pemeriksaan
transiluminasi memberikan hasil postif.
Hidrokel yang terjadi pada bayi baru lahir dapat disebabkan oleh belum sempurnanya
penutupan proccesus vaginalis,sehingga terjadi aliran cairan peritoneum ke proccesus
vaginalis atau belum sempurnanya system limfatik di daerah skrotum dalam melakukan
reabsorpsi cairan hidrokel.
Pada oramg dewasa,hidrokel dapat terjadi secra idiopatik(primer) dan sekunder.penyebab
sekunder terjadi karena didapatkan kelainan pada testis atau epididimis yang menyebabkan
terganggunya system sekresi atau reabsorpsi cairan di kantong hidrokel.Kelainan pada testis
tersebut mungkin berupa tumor,infeksi, atau trauma.
Pasien mengeluh adanya benjolan dikantong skrotum yang tidak nyeri.Pada pemeriksaan fisik
didapatkan adanya benjolan dikantong skrotum dengan konsistensi kistus dan pada
pemeriksaan penerawangan menunjukan adanya transiluminasi.

44. b. Trauma ginjal kiri


Pembahasan
Pasien dengan trauma hepar biasanya akan mengalami gejala khas berupa nyeri pada kuadran
kanan atas yang menjalar ke pundak kanan (boas sign).Pasien dengan trauma lien dapat
mengalami hal yang sama namun terjadi npada sisi kiri (kehr’s sign).Sedangkan pasien
dengan trauma pancreas akan memberikan tanda-tanda perdarahan retroperitoneal berupa grey

21
MEP Wilayah 3 ISMKI 2020
turner’s sign (hematoma yang menyebar ke regio flank), cullen’s sign (hematoma yang
menyebar ke region periumbilikal) atau fox’s sign (hematoma yang menyebar ke paha).
Sedangkan cedera ginjal dapat kita curigai bila :
o Adanya trauma pada daerah pinggang,punggung,dada sebelah bawah, perut bagian atas
dengan disertai nyeri pada daerah tersebut.
o Hematuria
o Fraktur costa bagian bawah (8-12) atau fraktur prossesus spinosus.

45. c. Derajat III


Pembahasan
Derajat I Derajat II Derajat III Derajat
IV
Kehilangan darah Sampai 750 750-1500 1500-2000 >2000
(mL)
Kehilangan darah (% Sampai 15 15-30% 30-40% >40%
volume darah) %
Denyut nadi <100 >100 >120 >140

Tekanan darah Normal Normal Menurun Menurun

Tekanan nadi Normal atau Menurun Menurun Menurun


naik
Frekuensi nafas 14-20 20-30 30-40 >35

Produksi urin >30 20-30 5-15 Tidak


(mL/jam berarti
Status mental Sedikit Agak cemas Cemas, Bingung,
cemas bingung lesu
Penggantian cairan Kristaloid Kristaloid Kristaloid Kristaloid
(hukum 3:1) dan darah dan darah

Referensi
American College of Surgeon, 2004, advance trauma life support, 7th ed, hal. 79-81.

46. d. Myoma uteri

22
MEP Wilayah 3 ISMKI 2020
47. c. Mengangkat seluruh jaringan patologis
Pembahasan:
Kolestatoma merupakan salah satu OMSK maligna. Prinsip terapinya
a d a l a h dengan pembedahan yaitu mastoidektomi. Hal ini untuk menghentikan
infeksi permanen dan mengangkat infeksi permanen dan mengangkat jaringan patologis.

48. a. Amenore primer


Pembahasan
Amenore primer didefinisikan sebagai tidak adanya menstruasi pada usia 15 tahun namun
karakteristik seksual sekunder sudah mulai ada.
Amenore primer biasanya merupakan akibat dari kelainan genetik atau anatomi. Namun,
semua penyebab amenore sekunder juga dapat hadir sebagai amenore primer. Dalam
serangkaian kasus besar amenore primer, etiologi yang paling umum adalah:
 Kelainan kromosom menyebabkan disgenesis gonad (ovarium kegagalan karena
penipisan dini dari semua oosit dan folikel) - 50 persen
 Hipotalamus hipogonadisme termasuk amenore hipotalamus fungsional - 20 persen
 Tidak adanya vagina rahim, leher rahim dan / atau, mullerian agenesis - 15 persen
 Transversal vagina atau himen imperforata septum - 5 persen
 Hipofisis penyakit - 5 persen
Sumber: Corrine K Welt, MD.Assistant professor of  Medicine Harvard Medical school

49. b. Coli
Diagnosis Infeksi Saluran Kemih
ISK adalah keadaan adanya infeksi ( ada pertumbuhan dan perkembang biakan bakteri )
dalam saluran kemih, meliputi infeksi di parenkim ginjal sampai infeksi di kandung kemih
dengan jumlah bakteriuria bermakna yaitu ≥ 100000 koloni / ml urin segar. Bakteriuria adalah
ditemukannya bakteri dalam urin. Bakteriuria asimtomatik adalah bila ditemukannnya
bakteriuria bermakna tanpa adanya gejala klinis. Hal ini lebih sering terjadi pada anak
perempuan.

23
MEP Wilayah 3 ISMKI 2020
Epidemiologi ISK pada anak bervariasi tergantung usia, jenis kelamin, dan faktor-faktor
lainnya. Insidens ISK tertinggi terjadi pada tahun pertama pada anak. Selama tahun pertama
kehidupan, prevalensi bakteriuria 0,9% pada anak perempuan dan 2,5% pada anak laki-laki.
Prevalensi ISK pada anak usia 2 bulan sampai 2 tahun adalah 5%. Insidens ISK pada anak
usia kurang dari 6 tahun adalah 3-7% pada anak perempuan dan 1-2% pada anak laki-laki.
Insidens ISK pada anak remaja adalah 10%, dimana 7,8% diantaranya dijumpai pada anak
perempuan
Penyebab terbanyak ISK baik yang simtomatik maupun yang asimtomatik, termasuk pada
neonatus adalah Escherichia coli (70-80%).Pada suatu studi di Arab didapatkan E.coli pada
ISK lebih sering dijumpai pada perempuan (81,7%).Pada uropati obstruktif dan pada kelainan
saluran kemih sering ditemukan Proteus species. Pada penelitian di Iran pada ruangan
Intensive Care Unit, bakteri yang paling banyak dijumpai adalah K.pneumonia. Menurut
peneliti hal ini berhubungan dengan infeksi nosokomial.
Gejala klinis ISK adalah nyeri perut, demam, malaise, mual, muntah dan terkadang diare.
Pada bayi biasanya gejalanya kurang spesifik misal penurunan nafsu makan, gelisah dan
penurunan berat badan. Studi yang dilakukan di negara berkembang mendapatkan anak yang
menderita demam 10% diantaranya adalah ISK.Tidak jarang pada bayi dan anak usia lebih
kecil ISK tidak menunjukkan gejala. Faktor predisposisi terjadinya ISK adalah jenis kelamin
wanita, anak laki-laki yang tidak disirkumsisi, anak yang sedang belajar buang air kecil,
konstipasi, pemakaian popok sekali pakai dalam waktu yang lama, kelainan anatomi, dan
lainnya.
ISK dapat dibagi menjadi ISK atas (upper UTI) dan ISK bawah (lower UTI). ISK atas yaitu
bila infeksi terjadi terutama di parenkim ginjal, lazim disebut pielonefritis. ISK bawah yaitu
bila infeksi terjadi di vesika urinaria atau uretra. ISK atas paling sering terjadi pada bayi usia
kurang dari 12 bulan dengan gejala demam tanpa sebab.
Hal penting yang perlu diperhatikan untuk konfirmasi sebelum menegakkan diagnosa ISK
adalah cara pengambilan sampel urin. Sampel untuk pembiakan urin sebaiknya dilakukan
segera (kurang dari setengah jam sesudah sampel urin diambil). Bila waktu tidak
memungkinkan dapat disimpan dalam lemari es pada suhu 40C dan masih dapat dilakukan
pembiakan sebelum 48 jam. Waktu pengambilan sampel urin untuk pemeriksaan rutin yang

24
MEP Wilayah 3 ISMKI 2020
terbaik adalah pagi hari segera sesudah bangun tidur, sedang bila untuk biakan bisa diambil
urin sewaktu asalkan sudah lebih dari 4 jam urin terkumpul dalam kandung kemih.
Baku emas untuk diagnostik ISK adalah pemeriksaan kultur urin dimana dijumpai bakteriuria
≥ 100000 koloni / ml urin segar. Pemeriksaan lainnya adalah dengan cara urin dip slide dan
tes dipstik urin.Urin dipslide adalah suatu gelas objek yang dilapisi media biakan diatasnya,
direndam ke dalam pot yang berisi urin di dalamnya dan diinkubasi selama 24 jam. Tes
dipstik urin adalah batang plastik tipis yang pada ujungnya terdapat reagens pads dan yang
penting diperhatikan untuk ISK adalah nitrit, leukosit esterase dan protein.
Novak, dkk .menyebutkan bahwa urinalisa dapat membantu dalam memprediksi terjadinya
ISK dengan sensitivitas 82%. Dipstik urin baik dilakukan sebelum kultur urin sebagai
petunjuk awal dalam mendiagnosis ISK oleh karena hasil kultur urin baru diperoleh lebih dari
24 jam. Suatu studi metaanalisis menyimpulkan bahwa adanya bakteri yang dilihat dari nitrit
dan leukosit esterase pada dipstik urin dapat menggambarkan adanya ISK pada anak.
Sumber: KTI,USU2011

50. c. CT Scan kepala


Kemungkinan besar pasien di atas merupakan pasien dengan penyakit stroke.
Adapun manifestasi kilnisnya adalah sebagai berikut:
1. Kelumpuhan wajah atau anggota badan (Biasanya hemiparesis)
2. Gangguan sensabilitas 1 atau lebih pada aggota badan.
3.Perbahan mendadak status mental
4. Afasia (bicara tidak lancar)
5. Disatria(bicara pelo)
6.Vertigo
7. Gangguan penglihatan
8. Ataksia
Dan yang merupakan Gold Standar penunjang untuk mendiagnosa stroke adalah CT-SCAN
Sumber: Kapita selekta kedokteran,jilid 2.

51. a. 10-15%

25
MEP Wilayah 3 ISMKI 2020
MENYUSUN MENU DIET ANDA
Setelah mengetahui kebutuhan kalori, Anda dapat memulai menyusun menu diet Anda sesuai
proporsi zat-zat makanan yang seimbang, yaitu:
 Karbohidrat 60-75%
 Protein 10-15%
 Lemak 10-25%

52. c. Pasta gigi + flour


Fluoride adalah mineral utama yang mencegah gigi berlubang terbentuk di gigi. Fluoride akan
membuat perlindungan di sekitar gigi. Ada begitu banyak yang tahu tentang fluoride dari
sekedar komponen belaka pasta gigi.

 Fluoride membantu melindungi gigi dari pembusukan gigi, gigi berlubang dan
penumpukan karang gigi. Ini akan membantu mencegah sakit karena sensitivitas gigi. Tartar
dapat menyebabkan masalah besar dalam gigi Anda. Jika akan diakumulasikan pada gigi
Anda Anda akan selalu membutuhkan bantuan ahli dari dokter gigi Anda. Dokter gigi akan
melakukan pembersihan dan karang gigi mengikis. Tartar dapat menyebabkan masalah gusi
dan penyakit gigi.
 Hal ini juga dapat membantu Anda membangun kalsium dalam tubuh dan dalam gigi.
 Mencegah akumulasi bakteri dalam mulut. Bakteri yang sangat berbahaya untuk tubuh
terutama yang ditemukan dalam mulut.
 Untuk meningkatkan produksi air liur. Ketika Anda tidur Anda akan menghasilkan lebih
sedikit air liur. Air liur juga membantu melindungi gigi terhadap plak dan bakteri di dalam
mulut. Bermalam bakteri akan memecah enzim yang baik di mulut.
 Membantu Anda membangun kepercayaan ketika Anda tersenyum karena manfaat dari
memiliki gigi yang indah yang kuat.
 Untuk memiliki kebersihan mulut yang baik dan kondisi gigi.
 Untuk mencegah bau mulut atau halitosis. Fluorida (Fluor) akan memberikan Anda nafas
segar.
 Untuk memiliki gusi sehat ini dapat melindungi gusi dari pendarahan.

26
MEP Wilayah 3 ISMKI 2020
 Untuk menghemat uang dan waktu dari pergi ke dokter gigi sering. Dengan memulai
pada usia dini dan sering mengunjungi dokter gigi akan mencegah Anda untuk menghabiskan
dengan masalah lebih lanjut mengenai kerusakan gigi. Beberapa masalah juga terhubung
dengan penyakit jantung dan osteoporosis tulang.

Ini akan mencegah Anda dari memiliki kondisi medis serius yang berhubungan dengan
kerusakan gigi dan gigi berlubang. Salah satu contoh dari suatu kondisi medis yang serius
adalah diabetes melitus. Itu dapat mempersulit kondisi serius lainnya dalam tubuh.
Dalam rangka untuk memiliki senyum yang sehat baik Anda harus mengunjungi dokter gigi
secara teratur. Senyum Anda selalu dapat mencerminkan bagian yang baik dalam kesehatan
Anda dan tidak boleh diambil untuk diberikan. Anda harus menyikat gigi dua kali sehari
sehingga dapat mengurangi kemungkinan mengembangkan banyak masalah di masa depan.
Pasta gigi yang baik dengan fluorida (Fluor) dan sepasang sikat gigi yang baik akan menjadi
kombinasi yang baik untuk mempertahankan dan memiliki sikap yang baik kebersihan mulut.

53. d. Foto polos abdomen


54. a. Benefience
Pembahasan : Benefience berarti setiap tindakan medis harus ditujukan untuk kebaikan
pasien. Nonmaleficience berarti setiap tindakan medis harus tiadak boleh memperburuk
keadaan pasien.Prinsip berbuat baik(beneficence) merupakan segi positif dari prinsip non
maleficience.

Sumber: Kode etik kedokteran Indonesia hal 47.

55. e. Sarcoptes scabei


Pembahasan : Skabies banyak menyerang pada anak-anak, walupun dewasa dapat juga
terkena.Dapat pula langsung ditransmisikan melalui pkain, tempat tidur, alat tidur, pakaian
dan handuk.Penderita selalu mengeluhkan gatal terutama pada malam hari.Kelaian mula-mula
berupa papula dan vesikel milier sampai lentikular yang disertai ekskoriasi.Lesi yang khas
adalah terowongan milier tampak berasal dari satu papula atau vesikel yang panjangnya kira-

27
MEP Wilayah 3 ISMKI 2020
kira 1 cm,berwarna putih abu-abu. Lokasinya dapat  ditemukan di sela jari tangan,
pergelangan tanagn, ketiak, sekitar pusat, paha bagian dalam,genitalia pria, dan bokong

56. d. Ventilasi obstruksi


Pembahasan
Ini merupakan bentuk penyakit obstruksi paru pada anak.kalo sudah dewasa gejalanya mirip
dengan PPOK( mohon dicari lagi, aku masih ragu)

57. e. Tes pin hole


Pembahasan
Untuk mengetahui apakah kelainan yang menyebabkan penurunan visus tersebut berasal dari
media penglihatan atau tidak maka dilakukan tes pinhole. Tes prinsip ini adalah memfokuskan
cahaya yang masuk ke pupil. Pada penderita kelainan refraksi, melalui tes pinhole ini, akan
ada perbaikan visus. Pada kelainan organik media penglihatan, melalui tes pinhole ini,visus
tidak ada perbaikan.

58. a. Hydatid disease


59. d. Cysticercosis celulosa
60. a. Pirantel pamoat
61. c. Invaginasi

Pembahasan
Intususepsi / Invaginasi: Seorang bayi dengan intususepsi tiba-tiba timbulnya nyeri perut
kram; lutut bayi itu terangkat, dan bayi menangis dan menunjukkan pucat dengan pola kolik
terjadi setiap 15 hingga 20 menit. Pemberian makan ditolak. Sebagai intususepsi berkembang,
dan obstruksi menjadi berkepanjangan, muntah-muntah menjadi menonjol, dan usus melebar,
lelah menghasilkan lebih sedikit tekanan dan lebih sedikit rasa sakit. Aliran keluar vena dari
intussus-ceptum terhambat, menyebabkan edema, tangisan cairan, dan kemacetan dengan
pendarahan. Cairan ruang ketiga kerugian dan tinja "currant jelly" dihasilkan. Massa
berbentuk sosis disebabkan oleh usus bengkak, intususepsi mungkin teraba kuadran kanan
28
MEP Wilayah 3 ISMKI 2020
atas atau epigastrium. - Volvulus: Volvulus usus adalah suatu kondisi di mana usus menjadi
bengkok, yang mungkin merupakan akibat malrotasi. Gejala volvulus berkembang dengan
cepat dan umumnya dramatis cukup bahwa bayi dibawa lebih awal ke ruang gawat darurat,
yang dapat menjadi penting untuk kelangsungan hidup, seperti: nyeri perut atau distensi
(pembengkakan perut), mual atau muntah, muntah cairan hijau tua atau bahan bernoda hijau
(juga disebut bilious muntah), feses berdarah atau merah tua, sembelit atau kesulitan
mengeluarkan tinja, syok.
- Penyakit Hirschprung: Biasanya timbul pada periode bayi baru lahir dengan kegagalan
untuk lulus meconium pada usia 24 jam. Gejala obstruksi usus distal terjadi dengan distensi
dan muntah-muntah. Pemeriksaan colok dubur mengungkapkan adanya dubur kosong itu
mengepalkan jari pemeriksa, memberi kesansfingter memanjang.

62. a. Rupture uretra pars ulbaris


Pembahasan
- Urethra posterior: pars prostatica dan pars membranosa, sedangkan uretrha anterior: pars
bulbosa dan pars pendulosa.
- Adanya riwayat trauma (terjatuh dari sepeda motor) sebelumnya kemudian terjadi nyeri
kencing patut dicurigai adanya suatu trauma/rupture urethra.

63. e. Shock kardiogenik


Pembahasan
- Dada kanan tertinggal : sesuatu patologis di dada kanan
- Hipersonor di dada kanan : udara berlebih di dada kanan
- Ada udara berlebih yang patologis yang disebabkan oleh trauma thorax pada pasien ini.
Kemungkinan besar suatu pneumothorax. Konfirmasi radiologis menunjukkan adanya
pneumothorax di hemithorax kanan. Komplikasi syok pada pneumothorax adalah jika
pneumothorax tersebut ventil/tension, maka terjadi mediastinal shifting yg membuat vena
cava tertekuk dan jantung tertekan. Hal ini membuat terjadi adanya kegagalan fungsi diastolik
jantung, sehingga akan cepat menimbulkan syok kardiogenik dan kematian.

29
MEP Wilayah 3 ISMKI 2020
64. a. Torsio testis
Pembahasan
- Nyeri testis mendadak : akut scrotum (torsio testis, torsio appendix testis, epididimoorchitis
akut, perdarahan, hernia scrotalis inkarserata/stranggulata, tumor testis yang pecah)
- Testis lebih tinggi, letak horizontal/melintang/mendatar tanda torsio testis. Doppler
ditemukan vaskularisasi menurun meningkatkan diagnosis torsio testis. Pada
epididimoorchitis akut vaskularisasinya meningkat.

65. a. Penyakit hirschprung


Pembahasan
- Keluhan obstruksi upper GI : muntah dominan, segera, anak sering dehidrasi, abdomen
flat/schapoid
- Keluhan obstruksi lower GI : perut membesar dominan, BAB tidak keluar/mekoneal
terlambat, sering datang bbrp hari kemudian jarang dehidrasi, abdomen distensi, bisa muntah
faecal.
- Pada pasien ini didapatkan tanda obstruksi lower GI. BAB sulit, mekoneal terlambat, saat
RT feses keluar menyemprot merupakan tanda dari aganglionic megacolon hirschsprung
disease. Malformasi anorektal lain didapatkan kesulitan saat RT karena posisi ato diameter
anorektal tidak normal.

66. c. Klorokuin
Pembahasan :
Pada dasarnya untuk pencegahan memakai Klorokuin, diberikan 1 minggu sebelum berangkat
dan 4 minggu setelah pulang.  Klorokuin aman digunakan utuk ibu hamil.

67. d. Makananan tercampur bahan kontaminan


Pembahasan :
Surveilans Epidemiologi adalah kegiatan pengamatan secara sistematis dan terus menerus
terhadap penyakit atau masalah-masalah kesehatan serta kondisi yang mempengaruhi resiko
terjadinya penyakit atau masalah-masalah kesehatan tersebut agar dapat melakukan tindakan
penanggulangan secara efektif dan efisien melalui proses pengumpulan, pengolahan data dan
30
MEP Wilayah 3 ISMKI 2020
penyebaran informasi epidemiologi kepada penyelenggara program kesehatan.
Kasus diatas kantin tempat belanja siswa banyak ditemukan lalat dan fasilitas sanitasinya
kurang memadai. Tetapi tidak ditemukan bahan baku yang beracun ,  maka pilihannya lebih
ke makanan tercampur kontaminan dari lalat.

68. a. Neurodermatitis
Pembahasan
Neurodermatitis atau dikenal juga sebagai liken planus simplex, adalah penyakit kulit yang
gatal dan muncul karena garukan berulang pada area yang sama dalam waktu lama. Pada
umumnya muncul karena kondisi stress yang tidak dibarengi dengan manajemen yang baik.
Meskipun nantinya stress bisa teratasi, gejala gatal biasanya akan menetap. Neurodermatitis
dapat dibedakan dari atopic dermatitis dari area kulit lainnya yang sehat pada neurodermatitis,
selain itu pada atopic dermatitis dapat ditemui gejala atopi lainnya. DKI harus ada data
paparan bahan bersifat asam atau basa. Psoriasis vulgaris berbentuk seperti tetesan lilin,
berlokasi di area trauma.
Sumber: American Academy of Dermatology

69. e. Ciprofloksasin 2x500 mg


Ulkus molle adalah penyakit infeksi genital akut, setempat, disebabkan haemophillus ducreyi,
dengan gejala klinis khas berupa les mulanya macula/papula segera berubah menjadi pustul
kemudian pecah membentuk ulkus yang khas, multiple, lunak, nyeri tekan, dasarnya kotor
dan mudah berdarah, tepi ulkusnya menggaung, kulit sekitar ulkus bewarna merah. Terapi
pengobatan sistemik dengan antibiotik seperti ciproflox 2x500mg selama 7 hari atau
eritromisin 4x500mg selama 7 hari atau azitromisin 1g oral single dose atau ceftriaxon 250mg
dosis tunggal injeksi im atau amoksiklav 3x125 mg selama 7 hari atau streptomisin 1g sehari
selama 10 hari atau kotrimoxazole 2x2 tablet; pengobatan lokal dengan kompres larutan
normal saline 2x sehari selama 15 menit; aspirasi abses transkutaneus dianjurkan untuk bubo
yang berukuran 5 cm atau lebih dengan fluktuasi di tengahnya.

70. e. Ketokonazol 2%

31
MEP Wilayah 3 ISMKI 2020
Pembahasan
Dermatofitosis atau tinea atau ringworm adalah infeksi jamur dermatofit yang menyerang
epidermis bagian superfisialis, kuku dan rambut. Status lokalis macula eritematus berbatas
jelas dengan tepi polisiklis, aktif dengan central healing tertutup skuama. Terapi pilihan
adalah dengan antifungi (ketokonazol 2%)

71. e. Dermatitis kontak alergi


Pembahasan
Dermatitis kontak adalah dermatitis yang disebabkan terpaparnya kulit dengan bahan luar
yang bersifat iritan atau allergen. Bahan iritan bersifat perih dan hampir semua orang akan
timbul keluhan setelah terpapar bahan iritan, sementara bahan allergen lebih memberikan
klinis gatal dan tidak semua orang akan menimbulkan keluhan setelah terpapar bahan
tersebut. Pada kasus ini, pasien datang setelah memakai cincin imitasi, sehingga lebih cocok
sebagai dermatitis kontak alergi.

72. a. Erysipelas
Pembahasan
- Erysipelas : inflamasi jaringan dermis dan subkutan atas; eritema lokal batas jelas, tepi
meninggi, nyeri
- Impetigo : infeksi piogenik pada kulit superfisial; jenisnya impetigo krustosa dan impetigo
bulosa.
- Selulitis : inflamasi jaringan subkutan; eritema meluas, batas tak jelas, tepi tidak meninggi,
nyeri
- Abses : kumpulan nanah dalam jaringan; fluktuatif +.
- Ektima : mirip dengan impetigo, namun kerusakan dan daya invasive lebih dalam;
membentuk ulkus dangkal yang ditutupi krusta berlapis.
(Dep/SMF Kesehatan Kulit dan Kelamin FK UA/RSUD Dr.Soetomo, 2011. Atlas Penyakit
Kulit dan Kelamin. Surabaya: Airlangga University Press)

73. c. Poxvirus

32
MEP Wilayah 3 ISMKI 2020
- HSV : menyebabkan herpes simpleks. vesikel berkelompok di atas kulit yang sembab dan
merah, berisi cairan bening kemudian keruh, gatal dan menjadi krusta.
- VZV : menyebabkan varisela dan herpes zooster. Varisela, klinis: vesikel polimorfik
berdinding tipis seperti tetes air berukuran milier dan lentikuler diatas makula eritematus.
Reaktivasi dari VZV menyebabkan Herpes Zooster.
- Poxvirus : menyebabkan moluskum kontagiosum. Klinis: papule milier bentuk kubah
dengan delle; tersebar dan bila dipijat mengeluarkan massa putih spt nasi. Dapat terjadi di
manapun pada tubuh termasuk wajah, leher , lengan, kaki , perut , dan area genital , sendiri
atau berkelompok.
- HPV: menyebabkan veruka vulgaris. Klinis nodul abu kecoklatan dengan permukaan
verikosa.

74. e. M. Canis
Terdapat sisa rambut putus, alopesia areata, gatal ' tinea capitis tipe grey patch : Microsporum
sp. (termasuk Microsporum canis)

75. c. Ancylostoma brazilienses


Lesi berkelok-belok, predileksi pada punggung kaki, riwayat kontak dengan tanah tanpa alas
kaki : cuteneous larva migrans.
Penyebabnya adalah spesies hookworm yang zoonotik, memiliki host definitif pada hewan
namun secara imsidentil menginfeksi manusia.

76. c. Kocher sign


Rovsing's sign: Nyeri pada kuadran kanan bawah saat dilakukan palpasi pada kuadran kiri
bawah, tanda iritasi peritoneum. Psoas sign: Nyeri pada kuadran kanan bawah saat ekstensi
sendi pinggul kanan atau fleksi sendi panggul kanan melawan tahanan. Kocher's sign: nyeri
yang berawal dari daerah umbilikal yang lalu berpindah ke regio ileum kanan. Blumberg sign:
Peningkatan nyeri saat palpasi dengan jari di segitiga Petit kanan. Ten horn's sign: Nyeri yang
disebabkan tarikan gentle pada spermatic cord kanan.
Medscape, Appendicitis

33
MEP Wilayah 3 ISMKI 2020

77. c. Ruptur lien


Organ abdomen pada ULQ yang dapat menyebabkan internal bleeding massive adalah lien.

78. b. Septic arthritis


Riwayat batuk pilek adalah petunjuk penting dalam menentukan diagnosis dalam kasus ini.
Kelompok umur, serta lokasi lesi menyimpulkan dugaan diagnosisnya. Organisme penyebab
biasanya adalah S. aureus dan H. influenza. Lokasi di sendi besar (lutut) dan terjadi pada
anak usia 4 tahun. Osteomyelitis biasanya terjadi pada tulang panjang dan disertai pus yang
keluar sampai kulit. RA tidak cocok pada kelompok umur kasus.
Sumber: Apley and Solomon's Concise System of Orthopaedics and Trauma, Infections

79. d. Fraktur
Dari analisa look, feel, movement (dalam hal ini hanya look dan feel) dan riwayat jatuh, dapat
disimpulkan adanya fraktur. Untuk kelainan lain memerlukan waktu untuk bermanifestasi.
Sumber: Apley and Solomon's Concise System of Orthopaedics and Trauma, The Hip.

80. b. Foto polos abdomen


High-riding prostate adalah salah satu tanda dari fraktur pelvis, maka perlu dilakukan foto
polos abdomen untuk menegakkan diagnosis tersebut (adjunct to primary survey)
Sumber: ATLS 9th Edition, Trauma Abdomen dan Pelvis

81. d. Thorakal
Pembahasan
Apabila yang dimaksud oleh soal adalah fungsi motorik ataupun dermatom, rontgen tetap
diambil di area thorakal. Apabila corpus vertebranya yang dimaksud maka rontgen yang
dilakukan tetap area thorakal. Sumber: Sobotta

82. c. Pyelonephritis
Pembahasan : Tampilan klasik pasien dengan pyelonefritis akut seperti:

34
MEP Wilayah 3 ISMKI 2020
1. Demam - tidak selalu ada, namun bila disertai demam biasanya suhu badan lebih dari
39,4°C
2. Nyeri ketok kostovertebral - nyeri bisa ringan, sedang atau berat
3. Mual dan/atau muntah
4. Gross hematuria, jarang pada laki-laki dengan pyelonefritis. Terjadi pada 30-40% wanita,
tersering pada wanita muda, dengan suatu kelainan lain.
Gejala-gejala tersebut biasanya berkembang dalam beberapa jam atau beberapa hari tetapi
dapat muncul secara tidak bersamaan. Bila pada pasien laki-laki, tua, atau anak-anak gejala
telah berlangsung lebih dari 7 hari, infeksinya harus dianggap berkomplikasi sampai terbukti
sebaliknya.

83. b. Zona transisional


Pembahasan : Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) terjadi karena adanya proliferasi sel-sel
stromal dan epitelial dari zona periurethral (zona transitional) prostat dan tumbuh kearah
dalam. Sedangkan Ca prostat dimulai dari zona perifer prostat, tumbuh
keluar dan menginvasi jaringan sekitarnya.

84. e. Intravenous pyelografi


Pembahasan: Nyeri pinggang kanan 2 hari, demam, tidak bisa BAK, sering minum susu
berkalsium tinggi dan suka menahan kencing didukung oleh adanya nyeri ketok CVA kanan,
sedikit peningkatan SK mengarahkan pada kecurigaan suatu pyelonefritis dengan preisposisi
adanya Batu Saluran Kencing. IVP merupakan modalitas pencitraan standard untuk kasus
batu saluran kencing. IVP memberikan informasi berguna tentang batu(ukuran, lokasi,
radiodensitas) dan lingkungan sekitarnya (anatomi kaliks, derajat obstruksi), demikian juga
untuk kondisi unit ginjal kontralateralnya (fungsi, anomali).

85. b. Fraktur collum femur


Pembahasan :
- Fraktur collum femur: Biasanya terjadi karena terjatuh secara langsung mengenai trochanter
mayor. Hal ini sering dialami oleh orang tua dengan kondisi tulang yang sudah osteoporosis.

35
MEP Wilayah 3 ISMKI 2020
- Fraktur acetabulum: terjadi utamanya pada dewasa muda sebagai akibat trauma kecepata
tinggi. Fraktur ini sering berkaitan dengan luka mengancam nyawa lainnya.

86. c. Asfiksia
Pembahasan :
Luka bakar yang terjadi di daerah wajah dan leher dapat menyebabkan trauma inhalasi yang
menyebabkan obstruksi jalan nafas.Selain itu sindroma kompartemen dapat juga ditemukan
pada luka bakar dada dan perut yang menyebabkan gangguan inspirasi. Eskarotomi pada dada
dan perut dengan melakukan incisi di linea aksilaris anterior kebawah menyilang kearah
pertemuan perut dan dada sehingga menghilangkan gangguan yang terjadi. Dengan demikian
penyebab kematian yang paling memungkinkan pada kasus ini adalah asfiksia.

87. c. Pemasangan plat


Pembahasan :
Fraktur pelvis merupakan fraktur dengan tingkat unity yg tinggi (mudah pulih). Tindakan
yang dilakukan adalah mengurang deformitas dan mencegah malunion. Untuk fraktur yang
kompleks dan tidak stabil, maka dibutuhkan reduksi terbuka dan fiksasi internal dengan plat.

36
MEP Wilayah 3 ISMKI 2020
88. e. CT scan di IGD dan di observasi 24 jam
89. b. EDH
Pembahasan : Tidak sadar kemudian sadar kemudian kembali tidak sadar lucid interval, tanda
dari EDH.

90. b. Ruptur lien


Pembahasan : Jejas di abdomen, tanda syok : perdarahan internal di perut. Lesi di perut lateral
superior sinistra : trauma lien

91. Peritonitis e.c Appendcitis perforata


- Nyeri perut daerah pusar, berpindah ke kiri bawah, demam, tampak lemah : appendicitis
pada situs inversus? Diverticulitis? Colitis sigmoid?
- Nyeri di seluruh perut, perut membesar, BAB (-) 2 hari, abdomen cembung, bising usus
menurun, defans (+) : peritonitis Ruptur lien

92. b. Ruptur lien


- Ginjal letak di belakang/ retroperitoneal.
- Pada trauma lien, terdapat tanda iritasi peritoneum (tenderness, guarding, rebound) yang
kadang muncul. Tenderness pada perkusi atau tanda memar kebiruan atau kontusio jaringan
lunak pada sisi kiri bawah posterior batas costae biasanya ada pada cedera langsung yang
mengakibatkan trauma lien. Keluhan nyeri kuadran kiri atas atau nyeri alih bahu kiri (tanda
Kehr) berkorelasi kuat dengan derajat cedera.
Sabiston Textbook of Surgery 18ed, chap 56 > spleen trauma

93. c. Close fracture femur


Jawaban: soal kurang jelas
Soal kurang lengkap. Fraktur column femoris jarang menyebabkan bengkak karena darah
berkumpul intrakapsular. Salter, RB. Textbook of Disorders and Injuries of the
Musculoskeletal System 3rd ed. Chap 17

37
MEP Wilayah 3 ISMKI 2020
94. a. Kolesistitis akut
Pembahasan
- Kolesistitis akut : nyeri kuadran kanan atas, lebih lama dari kolik bilier sebelumnya, adalah
gejala yang khas. Bisa diikuti demam, mual, muntah. Pada pemeriksaan fisik terdapat
tenderness kuadran kanan atas, guarding, dan rigiditas. Massa (kandung empedu + omentum
di sekitarnya) biasanya teraba, murphy's sign juga dapat muncul
- Kolelithiasis : Faktor yang mendasari 7F: fat, forty, female, fertile, flatulence, food, family.
Kolelithiasis tanpa komplikasi kolesistitis jarang menimbulkan demam dan jaundice.

95. a. Pielonefritis/b. Pionefrosis


Jawaban: A. Pielonefritis/ B. Pyonefrosis (abses ginjal)
- Tanda ISK saluran atas (demam, nyeri pinggang) + bak keruh dan nyeri (tanda isk bawah) +
urin wbc banyak + batu di vesika urinaria (radioopaq suprapubik) [obstruksi yang
menyebabkan pielonefritis] ' pielonefritis
- Pyonefrosis bisa terjadi pada pielonefritis dengan obstruksi saluran kencing, dd dengan
pemeriksaan tambahan.
Dasar-dasar Urologi edisi 2 - Basuki B. Purnomo, hal 51.

96. d. Tiroiditis akut


Pembahasan
Struma difusa toksik atau grave disease dapat memiliki gejala dan tanda berupa struma dan
hipertiroid, antara lain penurunan berat badan meski nafsu makan baik, mudah berkeringat,
palpitasi, tremor, struma dapat terasa agak nyeri, dll. Tiroiditis akut ditandai terutama dengan
adanya nyeri di leher bagian depan disertai pembesaran tiroid. Selain itu, dapat didapatkan
pula demam (terutama pada anakanak), gejala tirotoksikosis sementara (tidak selalu), dan
pembesaran KGB regional. Struma nodusa ditandai dengan pembesaran kelenjar tiroid berupa
nodul tunggal atau multipel

97. c. Osteoporosis

38
MEP Wilayah 3 ISMKI 2020
- Spondilitis TB (penyakit Pott) ditandai awalnya dengan nyeri punggung, yang dapat disertai
gejala sistemik seperti demam dan penurunan berat badan rata-rata selama minimal 4 bulan,
dan paling sering mengenai daerah thorakalis; Fraktur kompresi pada daerah lumbal pada
pasien berusia muda sering diakibatkan kecelakaan sedangkan pada pasien yang lebih tua
disebabkan penyakit degeneratif seperti osteroporosis; Osteoporosis dapat dipercepat dengan
beberapa faktor risiko seperti penggunaan steroid jangka panjang, dsb.;
- HNP disebabkan dengan keluarnya nukleus pulposus melalui diskus intervertebralis tanpa
adanya kerusakan pada susunan tulang belakang; Spondilolistesis umumnya disebabkan
penggunaan tulang belakang secara berlebihan pada beberapa olahraga, terjadinya fraktur pars
interartikularis disertai pergeseran vertebra ke depan menjadi proses terbentuknya kelainan
ini.

98. b. Teratospermia dan necroozopermia


Pembahasan
- Azoospermia: tidak ada spermatozoa yang ditemukan pada pemeriksaan mikroskopis;
Teratospermia: banyak ditemukan spermatozoa yang memiliki bentuk yang abnormal;
Necroozospermia: spermatozoa dalam semen ditemukan tidak bergerak atau mati;
- Astenospermia: kurang dari 50% spermatozoa yang dapat bergerak

99. b. Trombosis vena dalam


Pembahasan
- DVT (trombosis vena dalam): ditandai terutama dengan edema ekstremitas, dapat bilateral
ataupun unilateral, kadang ditemukan nyeri, riwayat tirah baring lama dan penggunaan obat-
obatan kemoterapi.
- Pemeriksaan D-dimer: memiliki sensitifitas yang tinggi tetapi spesifisitas yang rendah
sehingga lebih cocok digunakan untuk mengekslusi diagnosis DVT;
- Iskemia arteri akut ditandai dengan 6P: paresthesia, pain, pallor, pulselessness,
poikilothermia, dan paralysis;
- Buerger disease (tromboangiitis obliterans): ditandai dengan tanda iskemia pada ekstremitas
distal dari klaudikasio hingga gangren, adanya riwayat merokok, dan usia muda

39
MEP Wilayah 3 ISMKI 2020

100. a. FAM
- Fibroadenoma mammae (FAM) merupakan tumor padat, jinak, umum ditemukan pada
wanita berusia muda, dan mengalami peningkatan ukuran selama hamil dan menyusui;
- Mastitis ditandai dengan nyeri dan kemerahan pada payudara, disertai nyeri bagian tubuh
lain dan demam, sering dialami oleh wanita yang sedang menyusui;
- Ca mammae merupakan tumor ganas payudara yang ditandai dengan massa yang tidak
nyeri, skin dimpling, inversi puting, cairan dari puting yang umumnya mengandung darah,
dan massa di aksila;
- Tumor phyllodes umumnya ditandai dengan massa yang cepat bertambah besar, jarang
mengenai daerah puting-areola atau membentuk ulkus.

40

Anda mungkin juga menyukai