Null PDF
Null PDF
Novie E. Mauliku
Stikes A. Yani Cimahi
Abstrak
Fasilitas kesehatan, termasuk di dalamnya rumah sakit, puskesmas, balai kesehatan masyarakat,
klinik, laboratorium klinik, dan laboratorium kesehatan, merupakan tempat kerja yang sangat sarat dengan
potensi bahaya kesehatan dan keselamatan pekerjanya. Risiko terjadinya gangguan kesehatan dan
kecelakaan menjadi semakin besar mengingat fasilitas kesehatan merupakan tempat kerja yang padat
tenaga kerja. Dan dari berbagai penelitian menunjukan bahwa prevalensi gangguan kesehatan yang
terjadi di fasilitas kesehatan lebih tinggi dibandingkan tempat kerja lainnya (Mansyur, 2007). Risiko
bahaya dalam kegiatan rumah sakit dalam aspek kesehatan kerja, antara lain berasal dari sarana
kegiatan di poliklinik, ruang perawatan, laboratorium, kamar rontgent, instalasi gizi, laundry, ruang medical
record, bagian rumah tangga (housekeeping), farmasi, sterilisasi alat-alat kedokteran, pesawat uap atau
bejana dengan tekanan, instalasi peralatan listrik, instalasi proteksi kebakaran, air limbah, sampah medis,
dan sebagainya (Wicaksana, 2002).
Untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja, maka diperlukan upaya pengelolaan
K3 melalui penerapan SMK3RS. Dengan terciptanya tempat kerja yang aman dan sehat, diharapkan
terjadinya penyakit dan akibat kerja dapat dihindari. Berdasarkan hal tersebut diatas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauhmana penerapan sistem manajemen K3 di
Rumah Sakit Immanuel Bandung. Dengan tujuan penelitian mendapatkan gambaran tentang penerapan
SMK3RS yang dilaksanakan di RS Immanuel Bandung, yang dilihat dari segi kebijakan dan komitemen
manajemen K3, pendokumentasian program K3, Keamanan bekerja berdasarkan SMK3, standar
pemantauan, audit SMK3, dan pengendalian dan monitioring yang dilakukan oleh pihak manajemen RS
Immanuel Bandung.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan metode
analisis kualitatif yaitu menggambarkan penerapan SMK3 di Rumah Sakit Immnauel Bandung dengan
pendekatan penelitian fenomenal study. Dengan informan adalah Direktur RS Immanuel Bandung, Ketua
P2K3, dan Sekretaris P2K3.
Hasil penelitian dari peneliitian ini adalah adanya komitemen dan kebijakan manajemen dalam
pelaksanaan SMK3, perencanaan SMK3 disusun oleh direksi dan tim P2K3, dan dalam pelaksanaannya
kegiatan K3 telah terprogram dengan baik yaitu melakukan medical check up yang dilakukan setahun dua
kali, program pelatihan dan pencegahan pengunaan bahan kimia yang bertujuan upaya preventif dari
pajanan bahan kimia kepada pekerja, melakukan sosialisasi kepada pekerja mengenai keselamatan yang
dilakukan oleh Pasient safety dan P2K3, melakukan sosialisasi kepada karyawan tentang APAR,
melakukan sosialisasi tentang program K3, serta melakukan audit pelaksanaan K3 sebagi bahan evaluasi
pelatihan dan progam K3 di Rumah Sakit Immanuel.
92.7
100
sedangkan data kecelakaan kerja di RS Immanuel dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Tertusuk Jarum
60
47.6 Terjatuh
40 Terkontaminasi zat
Persen Terjepit
16.7
20 8.7 9.6 9.6 7.8 Tersayat
0 Terbakar
Grafik 1.2. Data Kecelakaan Kerja di RS Immanuel Tahun 2007 -2008
2008
Penyebab penyakit dan kecelakaan akibat kerja disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu 1).
Faktor manusia, dalam hal ini adalah
adalah pekerja seperti kurangnya pengetahuan dan keterampilan,
tindakan yang tidak aman ketika bekerja, bekerja tidak sesuai prosedur ; 2). Faktor lingkungan kerja,
dan 3). Faktor manajemen.. Bertitik tolak dari hal tersebutlah peneliti ingin mengetahui
B. METODE PENELITIAN
1. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan metode
analisis kualitatif yaitu menggambarkan penerapan SMK3 di Rumah Sakit Immnauel Bandung
dengan pendekatan penelitian fenomenal study.
2. Kerangka Pikir
Rumah sakit merupakan salah satu institusi pelayanan umum yang memiliki kompleksitas
yang cukup tinggi, baik dari segi ketenagaan, pelayanan, peralatan dan lain-lain. Di rumah sakit
juga ada banyak sumber-sumber bahaya seperti bahaya radiasi, kontaminasi zat berbahaya dan
beracun, selain itu juga penyakit akibat kerja dan kecelakaa kerja. Hal ini jika tidak diantisipasi
dengan baik dan dikelola secara profesional dengan memperhatikan norma-norma keselamatan
dan kesehatan kerja akan menyebabkan timbulnya masalah yang berakibat pada kerugian baik
kerugian material maupun non material di pihak rumah sakit, masyarakat pengguna jasa rumah
sakit maupun karyawan yang bekerja di rumah sakit itu sendiri. Untuk Mengatasinya ,maka
diperlukan K3RS dalam wadah SMK3RS.
Penyelenggaraan program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah merupakan salah
satu bentuk perlindungan kepada tenaga kerja yang bertujuan untuk mewujudkan produktivitas
kerja yang optimal serta melindungi tenaga kerja dari risiko yang membahayakan kesehatan dan
keselamatannya. Sebagaimana Undang-Undang No.23/1992 tentang Kesehatan, bahwa tempat
kerja wajib menyelenggarakan upaya kesehatan kerja apabila tempat kerja tersebut memiliki
risiko bahaya kesehatan dan atau mempunyai pekerja paling sedikit 10 orang. Dan terjadinya
penyakit dan kecelakaan kerja dalam suatu tempat kerja, tidak hanya disebabkan karena kondisi
lingkungan dan tindakan pekerja yang idak aman, tetapi juga disebabkan karena kegagalan
manajemen dalam mengandalikan resiko. Dalam penyelenggaraan program K3 di industri atau
jasa tidak terlepas dari peranan manajemen melalui pendekatan yang berbentuk kebijakan pihak
pengelola dalam penerapan K3 (Metrison,2000).
3. Daftar Istilah
a. Sistem Manajemen K3RS, adalah bagian dari sistem secara keseluruhan meliputi struktur
organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan prosedur, proses, dan sumber daya
yang dibutuhkan dalam pengembangan penerapan, pencapaian, pengkajian, dan
4. Pengumpulan Data
Data yang diambil dalam penulisan ini adalah data primer dan data sekunder, yaitu sebagai
berikut :
a. Data Primer, diperoleh dengan cara melakukan wawancara mendalam (indepth interview)
secara langsung terhadap informan.
Wawancara mendalam adalah suatu metode yang digunakan pada proses pengumpulan data
untuk dapat menggali lebih dalam informasi dari informan, dimana peneliti mendapatkan
keterangan dan data tentang pelaksanaan K3RS secara lisan dari informan (Muhajir, H.N, 1996).
Wawancara mendalam dilakukan terhadap informan :
1) Direktur RS Immanuel Bandung, dengan isi pertanyaan mengenai kebijakan manajemen
dalam pelaksanaan K3RS
5. Pengolahan Data
Data yang diperoleh diolah sesuai dengan karakteristik penelitiannya dengan metode
pengolahan analisis deskripsi isi (contents analysis). Pengolahan data disesuaikan dengan tujuan
penelitian dan selanjutnya diverifikasi serta disajikan dalam bentuk deskripsi atau dalam narasi
yang lengkap.
Analisis data mengikuti pola berfikir induktif, yaitu pengujiaannya bertitik tolak dari data yang telah
terkumpul kemudian dilakukan penarikan kesimpulan. Tahapan analisis data secara "analisis isi ",
yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, verifikasi dan penarikan kesimpulan.
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan emik (emic dimension) yaitu peneliti
mengidentifikasi masalah informan dan menguraikan dari apa yang telah didengar secara nyata
tanpa mempengaruhi opini informan.
Audit Sistem Manajemen K3 harus dilakukan secara berkala untuk mengetahui keefektifan
penerapan Sistem Manajemen K3. Audit harus dilaksanakan secara sistematik dan
indipenden oleh personal yang memiliki kompetensi kerja dengan menggunakan metodelogi
yang sudah ditetapkan. Frekuensi audit harus ditentukan berdasarkan tinjauan ulang hasil
audit sebelumnya dan bukti sumber bahaya yang ditetapkan ditempat kerja. Hasil audit
harus digunakan oleh pengurus dalam proses tinjauan ulang manajemen.
c. Evaluasi Program K3 di Rumah Sakit Immanuel adalah:
1) Pelatihan BHD, Siap Siaga Bencana : Terearisasi
2) Rapat Koordinasi dengan bagian lain : Terealisasi
3) Audit Lapangan : Terealisasi
4) Check perizinan : Terealisasi
5) Check Kesehatan Karyawan : Terealisasi
2. Saran
a. Dengan melihat hasil penelitian, diharapkan Rumah Sakit Immanuel dapat meningkatkan dan
mempertahankan penerapan SMK3 sesuai dengan standar SMK3, misalnya tetap melakukan
identifikasi bahaya potensial, melakukan penilaian audit internal yang hasilnya dapat
digunakan dalam penetapan prosedur kerja sehingga mencegah terjadinya kecelakaan kerja
dan meningkatkan produktifitas kerja.
b. Rumah Sakit Immanuel perlu mengadakan perbaikan atas ketidaksesuaian tindakan-tindakan
pekerja yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja, yaitu dengan memberikan pelatihan dan
bimbingan kepada pekerja serta meningkatkan pengawasan terhadap pekerja agar mau
bekerja berdasarkan standar kerja yang telah ditetapkan.
Anonim, 2006, Advokasi Sebagai Alat Perubahan, Pusat Kesehatan Kerja, http://www.depkes.go.id,
diperoleh tanggal 27 Mei 2009
Barry S.L & David H.W., 1994, Occupational Health Recognizing and Preventing Work-Related Disease.,
Third Edition, USA.
Hasyim, H., 2005. Manajemen Hiperkes dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit (Tinjauan Kegiatan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Institusi Sarana Kesehatan. Jurnal Manajemen Hiperkes
dan Keselamatan Kerja Vol 8 No. 2 Juni 2005
Mayaut, J.D, 2004, Analisis Kesiapan Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pada Unit Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Daerah Dr. M. Haulussy Ambon, Skripsi,
Universitas Diponegoro.
Mitrison, 2000., Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di Lapangan dan
Laboratorium, Deperindag, Badan Penelitian dan Pengembangan Industri dan Perdagangan.
Pontianak
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.: PER.05/MEN/1996 Tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor : KEP 19/M/BW/97 Tanggal 26 Februari 1997 Tentang
pelaksanaan Audit Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Phoon, W.O., 1998., Practical Occupational Health. JBW Printers and Binders Pte, tld, Singapore.
Siswanto, E. 2001. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Seminar Nasional K3 dan ISO
14000 bagi Kegiatan Industri, FTL. Universitas Diponegro, semarang.
Suardi, R., 2005. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Panduan Penerapan
Berdasarkan OHSAS 18001 & Permenaker 05/1996., Lembaga Manajemen PPM., Jakarta.
Wichaksana, A., 2002, Penyakit Akibat kerja di Rumah Sakit dan Pencegahannya. Jurnal Cermin Dunia
Kedokteran No. 134. PT. Kalbe Farma. Jakarta.