Anda di halaman 1dari 37

MAKALAH FARMAKOLOGI

HORMON ADENOHIPOFISIS

Disusun Oleh:
KELOMPOK 6
Jessica Nathasia LT ( 08061381823106)
Taufiqurrahman ( 08061381621062)
Ayu Purnama (08061381823068)
Qonita (08061381823070)
Rahmada Ayu Aulia HP (08061281823038)
Dosen Pengampu :
Vitri Agustiarini, M.Farm., Apt

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuban Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan karunia-Nya kepada kita semua, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah dari mata kuliah Farmakologi tentang Hormon
Adenohipofisis. Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu diharapkan saran dan
kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Semoga makalah farmakologi tentang Hormon Adenohipofisis ini dapat
memberikan manfaat bagi para pembaca.

Inderalaya, 9 November 2019


Mengetahui
Kelompok 6

Ttd.

Penyusun

DAFTAR ISI

2
KATA PENGANTAR………………….……………………...............................1
DAFTAR ISI…………………….……….……………………............................2
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.………………………..……………..
…........................3
1.2. Rumusan Masalah……………………..…………….
………………….4
1.3.Tujuan…..................................................................................................4
1.4.Manfaat……………………………….…………………………..….....4

BAB II PEMBAHASAN
2.1. Definisi Hormon Adenohipofisis………………….…………….............5
2.2. Klasifikasi Hormon Adenohipofisis…………………..……………........9
2.2.1. Hormon Kelompok Pertama……………………….....………….9
2.2.1.1 Hormon GH…………………...............…….....………………….9
2.2.1.2 Hormon Prolaktin…………………...........….....………………….
2.2.1.3 Hormon Laktogen Plasenta…………….............………………….
2.2.2 Hormon Kelompok Kedua……………….......…….....………….
2.2.2.1 Hormon TSH………………….....…….....………………….
2.2.2.2 Hormon LH…………………...............…….....………………….
2.2.2.3 Hormon FSH…………………...............…….....…………………
2.2.2.4 Hormon HCG………………...............…….....………………….
2.2.3. Hormon Kelompok Ketiga ………………………………...……..10
2.2.3.1 Hormon ACTH…………………...............….....…………………
2.2.3.2 Hormon MSH…………………...............……....………………
2.2.3.3 Hormon LPH…………………...............……....…………………..

BAB Ⅲ PENUTUP
3.1. Kesimpulan………………………………………………….......32
3.2. Saran…...……………………………………………...................32
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….........33

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


           Kelenjar hipofisis berasal dari kata “hypo” yang artinya di bawah, dan
“physis” yang artinya tumbuh). Kelenjar pituitary (hipofisis) merupakan suatu
kelenjar kompleks yang mensekresi hormone peptida. Hormon peptida tersebut
sangat mempengaruhi hampir seluruh fungsi tubuh. Seluruh sekresi kelenjar
pituitari dikontrol oleh hipotalamus. Hipotalamus dikontrol oleh rangsang saraf
dari otak.
Setelah beberapa abad, kemajuan yang besar telah dibuat untuk
mengetahui fisiologi dari hipofisis dan peranannya dalam fungsi homeostasis
tubuh. Telah diketahui bahwa kelenjar hipofisis ini berperan untuk mensekresikan
hormon ke dalam aliran darah. Ukuran dari kelenjar ini hanya sebesar kue pie,
berat daripada hipofisis orang dewasa normal kurang dari 1 gram sedangkan
panjangnya kurang dari 1 cm. Meskipun ukurannya kecil namun hipofisis ini
mempunyai peranan yang penting dan kompleks. Karena peranannya yang
penting dan kompleks, terutama untuk mensekresikan beberapa hormon maka
kelenjar ini disebut juga sebagai “The Master Gland”.
Adapun bagan-bagian dari kelenjar hipofisis adalah lobus anterior
(adenohipofisis), lobus intermedia (neurohipofisis), dan lobus posterior. Tiap-tiap
bagian dari hipofisis memproduksi hormon yang digunakan untuk mengendalikan
hampir semua fungsi tubuh. Terdapat berbagai macam hormon seperti hormon
pertumbuhan seperti somatotropin dan hormon seks seperti FSH dan LH.
Hormon- hormon ini diproduksi oleh adenohipofisis dan memiliki peran dan
mekanisme kerja nya masing-masing yang dibahas pada makalah ini.

1.2 Rumusan Masalah


1.      Apa definisi dari hormon adenohipofisis?
2.      Apa saja klasifikasi dari hormon adenohipofisis?
3.      Bagaimana peran dari hormon adenohipofisis?

4
1.3 Tujuan
1.     Untuk mengetahui definisi dari hormon adenohipofisis.
2.     Untuk mengetahui klasifikasi dari hormon adenohipofisis.
3.     Untuk mengetahui peran dari hormon adenohipofisis.

1.4 Manfaat
1.      Mahasiswa dapat mendefinisikan hormon adenohipofisis dengan tepat.
2.      Mahasiswa dapat mengetahui klasifikasi hormon adenohipofisis.
3.      Mahasiswa dapat memahami peran dari hormon adenohipofisis.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Hormon Adenohipofisis


Hormon adenohipofisis adalah berbagai macam hormon yang diproduksi
oleh adenohipofisis yang meregulasi beberapa proses fisiologik termasuk stres,
pertumbuhan, dan reproduksi. Adenohipofisis atau hipofisis anterior
merupakan bagian terbesar yang kira-kira ukurannya duapertiga dari seluruh
organ dan terdiri dari jaringan hipofisis.
Jaringan adenohipofisis tersusun atas kelompokan sel sekretori yang
disokong oleh jaringan ikat dengan banyak pembuluh darah. Adenohipofisis
terbagi menjadi: (1) pars distalis (lobus anterior) (2) pars intermedia, pada
kebanyakan vertebrata kelenjar pituitari mempunyai lobus ketiga yang
berbeda dari dua lobus lainnya yaitu lobus intermedia. Namun pada manusia
dewasa, Lobus Intermedia ini hanya ditemukan dalam bentuk sisa, yang
terletak diantara lobus anterior dan posterior), dan (3) pars tuberalis,
membentuk bagian luar yang menutupi tangkai pituitari
Sintesis dan sekresi hormon adenohipofisis selain dikontrol oleh
hipotalamus, dipengaruhi oleh banyak faktor anara lain obat yaitu hormon
alamiah, analog, dan antagonis hormon. Hormon hipofisis anterior mengatur
sintesis dan sekresi hormon dan zat-zat kimia di sel target; sebaliknya hormon
yang disekresi di sel target tersebut mengatur juga sekresi hipotalamus
dan/atau hipofisis. Konsep ini mendasari penggunaan hormon untuk di
diagnosis dan terapi kelainan endokrin di klinik. Interaksi berbagai hormon ini
juga menjelaskan mekanisme terjadinya efek samping beberapa jenis obat.
Hormon hipofisis anterior sangat esensial untuk pengaturan pertumbuhan dan
perkembangan, reproduksi, metabolisme, dan respons terhadap stress.
Susunan asam amino semua hormon hipofisis anterior telah diketahui dan
ebberapa telah dapat disintesis, sebagian maupun secara klinik. Pada
umumnya hormon hipofisis spesifik untuk tiap spesies, sehingga di masa lalu
sumber untuk penggunaan klinis yang memenuhi syarat hanya mungkin

6
didapat dari ekstrak hipofisis manusia post-mortem. Hormon ini menimbulkan
masalah karena terkontaminasi penyebab penyakit Creutzfeld-Jacob dan kini
tidak lagi digunakan. Saat ini dengan rekayasa genetik, telah diproduksi
hormon pertumbuhan dalam jumlah bear disertai kemungkinan untuk
melakukan modifikasi kimiawi dan terhindarnya kontaminasi virus tersebut.
Hormon- hormon yang dihasilkan oleh hipofisis anterior dapat
diklasifikasikan menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama berupa hormon
somatotropik (GH = somatotropin), prolaktin (PRL), dan laktogen plasenta
(PL). Kelompok kedua adalah hormon yang berbentuk glikoprotein. Hormon
glikoprotein terdiri dari dua subunit yaitu α dan β, yang masing-masing
mempunyai gugus karbohidrat dan asam sialat. Spesifisitas hormon ini
ditentukan oleh subunit β karbohidrat nya. Hormon kelompok kedua ini
diantaranya tirotropin (TSH), luteining hormone (LH), hormon pemacu folikel
(FSH) =, dan gonadotropin plasenta manusia (HCG). Kelompok ketiga terdiri
dari hormon kortikotropin (ACTH), melanotropin (MSH), dan lipotropin
(LPH).

Gambar 2.1 Gambar Hormon-Hormon yang dihasilkan oleh Adenohipofisis dan


Neurohipofisis
2.2. Klasifikasi Hormon Adenohipofisis
2.2.1. Hormon Kelompok Pertama
Hormon kelompok pertama terdiri hormon somatotropik (GH =
somatotropin), prolaktin (PRL), dan laktogen plasenta (PL) yang memiliki
berbagai fungsi dalam pengaturan aktivitas tubuh.

7
2.2.1.1 Hormon GH (Growth Hormone)
A. Definisi

Growth hormone (GH) merupakan salah satu hormon yang mengatur


metabolisme tubuh, termasuk metabolisme lipid. Growth hormone dapat mengatur
kadar lemak dalam jaringan dan profil lipid darah. Growth hormone
mempengaruhi metabolisme lipid terutama melalui regulasinya terhadap sintesis,
ekskresi,dan pemecahan internal lipid.
Growth hormone adalah hormon polipeptida, terdiri dari 191 asam amino
dengan berat molekul 22 kDa yang disintesis oleh sel somatotrof di pituitari
anterior. Hormon ini disekresikan secara pulsatile dengan rata-rata frekuensi 13
kali per hari. Puncaknya terjadi pada malam hari selama tidur pada fase
gelombang lambat. Sekresi yang kurang menonjol juga terjadi beberapa jam
setelah makan. Kadar serum normal harian umumnya kurang dari 10 ng/mL dan
tertinggi pada masa pubertas. Kadar hormon ini rendah pada masa anak-anak dan
menurun pada usia lanjut.2,4 Sekresi yang ulsatil menyebabkan pemeriksaan
kadar hormone ini dilakukan melalui dynamic test dengan insulin, arginin,
levodopa, growth hormone releasing hormone (GHRH), glukagon, dan klonidin.
Selain itu pemeriksaan juga dapat dilakukan secara serial selama 24 jam. Sekresi
GH diatur secara sentral oleh hormone hipotalamus, yaitu GHRH dan
somatostatin.
Growth hormone releasing hormone berfungsi untuk merangsang produksi
GH sedangkan somatostatin menghambat sekresi GH. Pelepasan GH juga
diregulasi oleh respon neurohormonal. Rangsangan kolinergik meningkatkan
sekresi GH dengan menghambat pelepasan somatostatin, sedangkan rangsang |
adrenergik memiliki efek yang berlawanan. Respon perifer juga mempengaruhi
sekresi GH. Ini dapat terjadi melalui somatostatin yang juga diproduksi pada
jaringan lain atau hormon ghrelin yang diproduksi di lambung. Ghrelin dapat
memicu sel somatotrof untuk memproduksi GH. Hormon-hormon lain yang dapat
mempengaruhi GH adalah kortisol, thyroid releasing hormone (TRH), leptin, seks
steroid, dan hormon tiroid. Kortisol dan TRH dapat menghambat sekresi GH
sedangkan hormon tiroid dan seks steroid memicu pelepasan GH. Keadaan-

8
keadaan seperti aktivitas fisik, starvasi, anoreksia, stres dan jumlah jam tidur
dapat menstimulasi sekresi GH. Sedangkan depresi, hiperglikemia, dan obesitas
menurunkan GH basal, tetapi menstimulasi sekresi GH.
Growth hormone sendiri menghambat pelepasannya melalui mekanisme
umpan balik. Hal ini terjadi melalui beberapa jalur yang diperankan oleh GH
maupun Insulin like growth factor (IGF-1). Sel somatotrof dapat dihambat secara
langsung melalui rangsangan produksi IGF-1 lokal maupun melalui hambatan
pada GHRH dan stimulasi somatostatin oleh GH. Mekanisme lainnya adalah
melalui IGF-1 yang sebagian besar diproduksi di hati akibat rangsangan GH.
Insulin like growth factor tersebut dapat menghambat sintesis GHRH dan
merangsang sintesis somatostatin. Mekanisme kontrol sekresi GH dapat dilihat
pada Gambar 1.
Pengaruh GH terhadap proses fisiologi tubuh sangat kompleks. Growth
hormone adalah komponen pokok yang mengontrol sebagian dari proses fisiologis
kompleks yaitu pertumbuhan dan metabolism karbohidrat, protein, dan lemak.Ada
dua mekanisme

GH dalam bekerja, yaitu secara langsung dan tidak langsung:


1. Secara langsung

9
Secara langsung GH menyebabkan lipolisis, meningkatkan transportasi asam
amino ke jaringan, sintesis protein dan glukosa di hati serta beberapa efek
langsung pada pertumbuhan tulang rawan.
2. Secara tidak langsung
Secara tidak langsung GH bekerja melalui IGF-1 yang dihasilkan oleh berbagai
jaringan sebagai respon terhadap GH. IGF-1 dalam sirkulasi terikat pada 6
spesific binding potein dalam beberapa kombinasi. IGFbinding protein (IGFBP)
yang utama adalah IGFBP-3 yang merupakan 95 % dari semua binding protein.
Jaringan yang memproduksi IGF-1 antara lain hati, otot, tulang, tulang rawan,
ginjal dan kulit. Sebagian besar IGF-1 yang dilepas disirkulasi berasal dari hati.2
B. Peran
Growth hormone merupakan hormone pertumbuhan yang penting dalam
metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak. Pada beberapa kasus efek langsung
GH terlihat jelas, tetapi lebih banyak terlihat efek langsung dan tak langsung
terjadi secara bersamaan. Efek GH terhadap substrat metabolisme ditujukan untuk
konservasi protein tubuh. Pada keadaan kelebihan energi, GH akan meningkatkan
retensi nitrogen, sedangkan pada kelaparan GH memobilisasi energi dari lemak.
Asam lemak bebas, gliserol dan keton meningkat setelah sekresi pulsatil atau
pemberian GH yang bertahan hingga 2-8 jam setelahnya. Hal ini menunjukkan
adanya lipolisis yang diinduksi oleh GH. Oleh karena itu GH dapat mencegah
penimbunan lemak di jaringan, sehingga turut pula mempengaruhi komposisi
lemak tubuh disamping efek pertumbuhannya pada otot dan tulang.
Trigliserida
Perubahan utilisasi dari karbohidrat menjadi lemak oleh GH menjadi
energi diduga terjadi akibat rangsangan pemecahan trigliserida dan proses
oksidasi lemak dari jaringan. Growth hormone dikatakan mampu menurunkan
kadar trigliserida plasma secara efektif. Mekanisme penurunan trigliserida ini
disebabkan oleh meningkatnya pemecahan trigiserida pada jaringan dan
penurunan biosintesis trigliserida pada hati akibat menurunnya pasokan asam
lemak bebas. Pada tikus dan manusia, GH diketahui meningkatkan aktivitas
hormone sensitive lipase (HSL) yang dapat memecah trigliserida menjadi asam
lemak bebas di jaringan lemak.Growth hormone juga meningkatkan aktivitas

10
lipoprotein lipase (LPL) pada jaringan otot dan jantung pada tikus. Lipoprotein
lipase tersebut dapat memecah trigliserida menjadi asam lemak bebas dari
lipoprotein untuk kemudian diabsorbsi melalui complex diff erentiation 36
(CD36) oleh sel.
Penelitian lain menemukan hal yang sebaliknya. Pemberian GH pada tikus
ditemukan meningkatkan kadar trigliserida. Observasi peningkatan ekspresi sterol
regulatory element binding protein 1c (SREBP-1c) mengindikasikan terjadi
peningkatan sintesis trigliserida di hati.13 Efek lipogenesis tersebut bersifat akut
dan sementara karena diimbangi oleh peningkatan pemecahan trigliserida akibat
rangsangan terhadap aktivitas LPL dan mobilisasi asam lemak bebas ke jaringan
lain. Pada manusia hal ini membutuhkan penelitian lebih lanjut. Penelitian pada
manusia mendapatkan hasil yang tidak bermakna atau bahkanmeningkat akan
pengaruh GH terhadap trigliserida.14-16 Hal ini disebabkan oleh perbedaan
pengaruh GH terhadap aktivitas LPL pada manusia. Pada manusia GH
menghambat LPL pada lemak putih8 dan tidak memiliki pengaruh terhadap
aktivitas LPL pada jaringan otot,14 sedangkan pengaruh GH terhadap LPL pada
jaringan lain belum diketahui. Tidak adanya pengaruh GH terhadap aktivitas LPL
ini pula maka pada manusia terjadi peningkatan pasokan asam lemak bebas ke
hati.8
Kolesterol dan Lipoprotein
Kadar kolesterol tubuh juga dipengaruhi oleh GH. Pada tikus normal
diketahui pemberian GH 1 mg/kg/hari selama 6 hari menurunkan kadar Low
Density Lipoprotein (LDL) dan High Density Lipoprotein (HDL) begitu pula pada
mencit dengan defisiensi reseptor LDL.9 Sedangkan pada tikus dengan defi siensi
GH terjadi peningkatan kadar HDL, apolipoprotein (Apo) E dan ApoB serta
penurunan LDL setelah terapi GH.11,13 Sebaliknya kadar GH yang meningkat
dalam waktu lama menurunkan kadar trigliserida, asam lemak bebas dan Very
Low Density Lipoprotein (VLDL) tetapi menaikkan kadar LDL dan HDL.
Penelitian pada manusia menunjukkan hasil sesuai dengan penelitian di atas. The
KIMS study (The Pharmacia International Metabolic Surveillance Study),
penelitian kohort tanpa kontrol, pada 2589 penderita defi siensi GH menunjukkan
bahwa terapi sulih GH pada orang dewasa menurunkan kolesterol total, LDL dan

11
HDL.16,17 Penelitian randomized, double-blind dan placebo controled dengan
waktu yang lebih singkat dan sampel yang lebih sedikit menunjukkan hasil yang
konsisten hanya terhadap kolesterol total dan LDL.18,19
Perbedaan efek pemberian GH terhadap kolesterol HDL pada binatang juga
diobservasi pada penelitian manusia. Beberapa penelitian baik jangka pendek
maupun panjang menemukan pemberian GH meningkatkan kadar HDL,20,21
sedangkan lainnya menunjukkan efek yang tidak signifikan15,17,18 atau bahkan
menurun.16,19 Kolesterol HDL ditemukan meningkat pada pemakaian GH jangka
pendek, tetapi setelah 12 bulan kadar HDL lebih rendah daripada awal penelitian.
Tampaknya selain dipengaruhi oleh dosis, umur subjek, dan kadar profil
lipid, efek GH terhadap kolesterol juga dipengaruhi oleh jangka waktu
pemberiannya.11,13 Mekanisme penurunan kolesterol oleh GH pada tikus
dislipidemia terjadi melalui peningkatan ekskresi kolesterol empedu akibat
peningkatan aktivitas enzim Cholesterol-7'-hydroxylase (C7\OH) Peningkatan ini
akan berdampak pada peningkatan jumlah reseptor LDL dan penurunan aktivitas
enzim 3-hydroxy methylglutaryl Coenzyme A (HMG-CoA) reductase sehingga
sintesis kolesterol hati menurun. Walaupun hasil penelitian pada manusia
konsisten mendukung hasil penelitian ini, tetapi mungkin melalui mekanisme
yang berbeda, sebab tidak ditemukan adanya peningkatan aktivitas enzim
C7\OH.15 Penurunan kolesterol pada manusia kemungkinan disebabkan oleh
pengaruh langsung GH terhadap ekspresi reseptor LDL, modifikasi ApoB dan
sekresi ApoE. Komposisi VLDL dan LDL yang berubah dapat memacu
pemecahan LDL oleh hati melalui reseptor LDL. Mekanisme tersebut
memungkinkan GH menurunkan jumlah VLDL dan LDL walaupun sekresi
VLDL meningkat.
Peningkatan kadar HDL plasma berhubungan dengan peningkatan
aktivitas LPL oleh GH.10 Lipolisis kilomikron dan VLDL oleh LPL menyediakan
partikel sisa yang akan diubah menjadi HDL. Partikel ini selanjutnya membentuk
HDL bersama-sama dengan Apo A-I yang disekresikan hati dengan bantuan ATP-
binding casse$ e protein-A1(ABC-A1), protein transfer lipid, serta Lecithin
cholesterol acyl transferase (LCAT).22,23 Selain itu adanya peningkatan sekresi
ApoE dan ekspresi reseptor LDL oleh pemberian GH memungkinkan efisiensi

12
ambilan partikel sisa ini oleh reseptor LDL hati Growth hormone diketahui juga
menurunkan cholesteryl ester transfer protein (CETP) yang berfungsi
memindahkan cholesteryl ester dari HDL ke lipoprotein kaya trigliserida,
sehingga bila kadarnya turun, kadar HDL akan meningkat. Hal tersebut
dikontradiksi oleh pengaruh GH terhadap lipase hati. Lipase hati merupakan
enzim yang dapat menghidrolisis trigliserida dan fosfolipid pada IDL dan HDL
serta dapat berperan sebagai ligand bagi reseptornya. Lipase hati dapat mengubah
kolesterol HDL2 menjadi HDL3 yang kurang antiaterogenik. Peningkatan enzim
ini menyebabkan penurunan kadar HDL plasma.GH diketahui dapat
meningkatkan aktivitas lipase hati.Hal ini mungkin menyebabkan hanya terjadi
peningkatan HDL yang minimal oleh GH dan karena itu pula pada beberapa
penelitian lain ditemukan kadar HDL yang menurun setelah pemberian GH.
Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk mengetahui pengaruh GH
terhadap enzim ini, sebab, pada penelitian lain juga menemukan bahwa pada
mencit transgenik dengan GH berlebih diketahui terjadi penurunan lipase hati.
Pada manusia pengaruh GH terhadap kadar HDL plasma memang belum dapat
disimpulkan. Hal ini disebabkan oleh ekspresi LPL yang berbeda antara tikus dan
manusia. Seperti yang telah disebutkan di atas ekspresi LPL pada jaringan lemak
dan otot pada manusia diketahui terhambat dan tidak berubah setelah pemberian
GH. Pemberian GH jangka panjang lama-kelamaan juga menurunkan kadar
kolesterol dan sintesis kolesterol hati yang juga akan mempengaruhi jumlah HDL
yang terbentuk. Selain itu diketahui bahwa variasi genetik CETP juga
mempengaruhi respon seseorang terhadap terapi GH. Secara skematis pengaruh
GH terhadap metabolisme lipid dapat dilihat pada Gambar 2.

Keterangan:
C7\OH: cholesterol somatostatin 7'-hidroxylase, HMGCoA: 3- hydroxy
methylglutaryl Coenzyme A, LPL: lipoprotein lipase, HSL: hormone sensitive

13
lipase, VLDL: very low density lipoprotein, LDL: low density lipoprotein, HDL:
high density lipoprotein.
GHRH berfungsi untuk merangsang produksi GH sedangkan somatostatin
menghambat sekresi GH. Pelepasan GH juga diregulasi oleh respon
neurohormonal serta keadaan-keadaan seperti aktivitas fisik, starvasi, anoreksia,
stres dan jumlah jam tidur dapat menstimulasi sekresi GH. Growth hormone
sendiri dihambat pelepasannya melalui mekanisme umpan balik. Hal ini terjadi
melalui beberapa jalur yang diperankan oleh GH maupun IGF-1. Pengaruh GH
terhadap proses fisiologi tubuh sangat kompleks. Growth hormone adalah
komponen pokok yang mengontrol sebagian dari proses fisiologis kompleks yaitu
pertumbuhan dan metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak baik secara
langsung maupun tidak langsung.
LDL, tetapi pengaruhnya terhadap trigliserida dan HDL bervariasi. Efek
dari GH tersebut dipengaruhi oleh dosis, keadaan defisiensi GH, keadaan profil
lipid subjek, dan jangka waktu pemberian GH. Growth hormone mempengaruhi
sintesis trigliserida dan pemecahannya melalui peningkatan aktivitas HSL dan
LPL. Sedangkan pengaruhnya terhadap kolesterol dan lipoprotein terjadi akibat
rangsangan terhadap enzim C7αOH serta pengaruhnya terhadap aktivitas
HMGCoA reductase. Selain itu GH juga meningkatkan ekspresi reseptor LDL
dan ApoE serta mempengaruhi modifikasi mRNA ApoB100. Hal ini dapat
meningkatkan pemecahan LDL dan VLDL oleh hati. Pengaruhnya terhadap LPL
juga memiliki kontribusi dalam meningkatkan kadar HDL, disamping
pengaruhnya pada CETP.

C. Defisiensi Growth Hormone


Kekurangan hormon pertumbuhan adalah kondisi yang biasanya merupakan
kondisi bawaan lahir. Anak-anak yang lahir dengan sindrom Turner, sindrom
Prader-Willi atau anak-anak dengan bibir sumbing sering memiliki kelenjar
hipofisis yang kurang berkembang, sehingga lebih mungkin untuk mengalami
GHD. GHD juga dapat disebabkan oleh tumor di otak. Tumor ini biasanya
terletak di lokasi kelenjar pituitari atau daerah hipotalamus terdekat dari otak.
Pada anak-anak dan orang dewasa, cedera kepala serius, infeksi,

14
dan perawatan radiasi juga dapat menyebabkan GHD. Ini disebut mengakuisisi
kekurangan hormon pertumbuhan (AGHD).
D. Gejala Defisiensi Hormon Pertumbuhan

Anak-anak dengan GHD biasanya akan lebih pendek dari teman sebayanya dan


memiliki wajah yang lebih muda dan bulat. Mereka mungkin juga gemuk di
sekitar perut, meskipun proporsi tubuh mereka normal.
Jika GHD berkembang di kemudian hari dalam kehidupan seorang anak, seperti
akibat cedera otak atau tumor, gejala utamanya adalah pubertas yang tertunda.
Dalam beberapa kasus, perkembangan seksual dapat terhenti.
Kebanyakan remaja dengan GHD akan mengalami masalah sosial dan psikologis
karena keterlambatan perkembangan seperti perawakan pendek dan
perkembangan yang lambat. Misalnya, tidak berkembangnya payudara pada
wanita dan suara pria yang tidak berubah pada tingkat yang sama dengan teman
sebaya mereka.
Berkurangnya kekuatan tulang juga dapat disebabkan oleh hormon pertumbuhan
yang kurang memadai. terutama pada orang dewasa yang lebih tua. Orang dengan
kadar hormon pertumbuhan rendah mungkin merasa lelah dan kekurangan
stamina. Mereka mungkin mengalami sensitivitas terhadap suhu panas
atau dingin.
Orang dewasa dengan AGHD biasanya memiliki kadar lemak tinggi
dan kolesterol tinggi dalam darah dan. Ini bukan karena pola makan yang buruk,
melainkan karena perubahan metabolisme tubuh yang disebabkan oleh rendahnya
tingkat hormon pertumbuhan. Orang dewasa dengan AGHD memiliki resiko lebih
besar menderita diabetes dan penyakit jantung.
E. Cara Mencegah Terjadinya Kekurangan Hormon Pertumbuhan
Sebagian besar kasus GHD disebabkan oleh faktor keturunan. Anda tidak
dapat mencegah terjadinya GHD, tetapi Anda dapat mencegah kondisi ini
menghambat tumbuh kembang anak Anda. Kondisi GHD yang dideteksi sejak
dini dan menjalani perawatan segera memiliki tingkat kesembuhan yang cukup
baik.
F. Upaya yang dapat Dilakukan untuk Mengatasi Kekurangan
Hormon Pertumbuhan

15
Diagnosa
Jika Anda merasa pertumbuhan anak Anda tidak maksimal, segera periksakan
anak Anda ke dokter. Dokter akan melakukan sejumlah tes yang dapat
mengkonfirmasi diagnosis jika anak Anda mengalami GHD.
 Tes darah dapat mengukur hormon pertumbuhan dalam tubuh.
 Pemeriksaan X-ray dari tangan anak Anda dapat menunjukkan tingkat
pertumbuhan tulang mereka.
 Tes fungsi ginjal dan tiroid dapat menentukan bagaimana tubuh memproduksi
dan menggunakan hormon.
 Jika dokter Anda mencurigai adanya tumor atau kerusakan lain pada kelenjar
pituitari, pemindaian pencitraan MRI dapat memberikan tampilan rinci di
dalam otak dan menentukan apakah kondisi ini disebabkan oleh penyakit lain
yang memiliki gejala yang serupa. Pemeriksaan dapat menentukan apakah
kondisi hipofisis merupakan kondisi bawaan atau disebabkan oleh cedera atau
tumor.

G. Pengobatan Kekurangan Hormon Pertumbuhan


Sejak pertengahan tahun 1980-an, hormon pertumbuhan sintetis telah
digunakan dengan sukses untuk mengobati anak-anak dan orang dewasa yang
mengalami GHD. Sebelum hormon pertumbuhan sintesis, hormon pertumbuhan
alami dari mayat digunakan untuk pengobatan.
Hormon pertumbuhan diberikan melalui suntikan, biasanya ke dalam jaringan
lemak tubuh, seperti bagian belakang lengan, paha, atau bokong. Namun terapi ini
memiliki efek samping yang meliputi:
 kemerahan di tempat suntikan
 sakit kepala
 sakit pinggul
 lengkung tulang belakang (skoliosis)

Dalam kasus yang jarang terjadi, suntikan hormon pertumbuhan


jangka panjang dapat berkontribusi pada perkembangan diabetes, terutama pada
orang dengan riwayat keluarga yang memiliki penyakit diabetes.
2.2.1.2 Hormon Prolaktin

16
A. Definisi
Horon prolaktin adalah hormon yang berperan dalam proses laktasi dengan
cara mempengaruhi fungsi kelenjar susu dalama mempersiapkan, memulai, dan
mempertahankan laktasi. Hormon prolaktin terdapat pada sebagian besar hewan
termasuk manusia. Prolaktin merupakan anggota dari hormon polipeptida
berdasarkan sekuen asam amino yang homolog. Prolaktin diproduksi oleh sel
yang terdapat pada anterior pituitary.
B. Struktur Prolaktin
Hormon pertumbuhan, prolaktin dan placental laktogen merupakan
anggota dr hormon polipeptida yang signifikan dengan sekuen asam amino yang
homolog. Struktur prolaktin pada manusia terdiri atas rantai tunggal asam amino
dengan ikatan di sulfida (S-S). Pada asam amino terminal, terdiri atas 199 asam
amino. Dengan penambahan ikatan disulfida pada asam amino ke tiga antara Cys-
4 dan Cys-11.
Struktur Gen Prolaktin
Pada dasarnya struktur prolaktin hampir mirip dengan struktur hormon
pertumbuhan dan placental laktogen. Karena ketiganya dihasilkan dari prekursor
yang sama. Pada manusia dan tikus, sepanjang cDNA dari mRNA sekuen
homolog ketiga hormon tersebut hampir sama persis.
1. Reseptor prolaktin terdapat pada jaringan-jaringan antara lain :
a. Kelenjar glandula mamae normal
b. Mammary tumor
c. Liver
d. Pancreas
e. Ginjal
f. Adrenal
g. Placenta
h. Ovary : Sel granulosa dan corpus luteum
i. Testis : Sel leydig
j. Epididimis
k. Seminal vesikel
l. Prostat

17
m. Lymphosit
n. Choroid plexus
o. Hypotalamus
Struktur Reseptor
Reseptor prolaktin merupakan glikoprotein. Dari hasil kloning dan
sekuensing cDNA-nya diketahui bahwa reseptor prolaktin monomerik dan
terentang melewati membran. Bagian ekstra selular terdiri atas 5 sistein dan 3
potensial Asb sites. Pada manusia ukuran reseptor prolaktin sama dengan reseptor
hormon pertumbuhan.
C. Jenis dan Kegunaan
Walaupun estrogen dan progesteron penting bagi perkembangan fisik
payudara selama kehamilan, kedua hormon ini juga mempunyai efek khusus
untuk menghambat sekresi susu sebenarnya. Di pihak lain hormon prolaktin
mempunyai efek yang tepat berlawanan, meningkatkan sekresi air susu. Hormon
ini disekresikan oleh glandula pituitaria ibu dan konsentrasinya dalam darah ibu
terus meningkat sejak minggu kelima kehamilan sampai kelahiran bayi, saat ini
meningkat ke kadar sangat tinggi, biasanya sepuluh kali dari kadar tidak hamil
dan normal.
Disamping itu plasenta mensekresikan banyak somatotropin korionik
manusia, yang juga mempunyai sifat laktogenik ringan, jadi menyokong prolaktin
dari pituitaria ibu. Bahkan hanya beberapa mililiter cairan disekresikan tiap hari
sampai bayi lahir. Cairan ini dinamakan kolostrum. Kolostrum pada hakekatnya
mengandung protein dan laktosa yang sama jumlahnya seperti susu, tetapi hampir
tidak mengandung lemak, dan kecepatan maksimum pembentukannya sekitar
1/100 kecepatan pembentukan susu selanjutnya.
Tidak adanya laktasi selama kehamilan disebabkan efek penekanan
progesteron dan estrogen, yang disekresikan dalam jumlah sangat besar selama
plasenta masih dalam uterus dan yang benar-benar mengurangi efek laktogenik
prolaktin dan somatomamotropin korionik manusia. Akan tetapi, segera setelah
bayi dilahirkan, hilangnya estrogen dan progesteron yang disekresi plasenta secara
mendadak sekarang memungkinkan efek laktogenik prolaktin dari kelenjar

18
hipofisis ibu mengambil peranan alamiahnya dan dalam dua atau tiga hari kelenjar
mammae mulai menyekresikan susu dalam jumlah besar sebagai ganti kolostrum.
Setelah kelahiran bayi, kadar basal sekresi prolaktin kembali ke kadar
sebelum hamil dalam beberapa minggu berikutnya. Setiap ibu menyusukan
bayinya isyarat syaraf dari putting susu ke hipotalamus menyebabkan gelora
sekresi prolaktin hampir sepuluh kali lipat yang berlangsung sekitar satu jam.
Sebaliknya prolaktin bekerja atas payudara untuk menyiapkan susu bagi periode
pnyusuan berikutnya. Bila gelora prolaktin ini tak ada, jika ia dihambat sebagai
akibat kerusakan hipotalamus atau hipofisis, atau jika penyusuan tidak kontinyu
maka payudara kehilangan kesanggupannya untuk menghasilkan susu dalam
beberapa hari. Tetapi produksi susu dapat kontinyu selama beberapa tahun jika
anak mengisap secara kontinyu, tetapi normalnya kecepatan pembentukan susu
sangat menurun dalam tujuh sampai sembilan bulan.
D. Mekanisme Kerja Hormon Prolaktin
Pada organ glandula mamae, prolaktin secara spesifik menstimulasi sintesis DNA
dan proliferasi sel epitel, dan juga sintesis protein susu (casein, lactalbumin), asam
lemak bebas, dan laktosa. Prolaktin secara spesifik menstimulasi laju transkripsi
gen protein susu sehingga menyebabkan stabilisasi produksi mesengger RNA.
Ketika bayi menyusu, rangsangan sensorik itu dikirim ke otak. Otak
kemudian bereaksi mengeluarkan hormon Prolaktin yang masuk ke dalam aliran
darah menuju kembali ke payudara. Hormon Prolaktin merangsang sel-sel
pembuat susu untuk bekerja, memproduksi susu.
Sel-sel pembuat susu sesungguhnya tidak langsung bekerja ketika bayi
menyusu. Sebagian besar hormon Prolaktin berada dalam darah selama kurang
lebih 30 menit, setelah proses menyusui. Jadi setelah proses menyusu selesai,
barulah sebagian Prolaktin terdapat ada sebagian besar hewan termasuk manusia.
Prolaktin, hormon pertumbuhan (Growth Hormone) dan Placental Lactogen (PL
atau chorionic somatomammotropin (CS)), merupakan anggota
dari hormon polipeptida berdasarkan sekuen asam amino yang homolog. Prolactin
diproduksi oleh sel yang terdapat pada anterior pituitary, fungsi utama
dari hormon prolaktin yaitu menginduksi dan pemeliharaan laktasi pada mamalia.
E.  Indikasi dan Kontra Indikasi

19
Indikasi
·    Berperan dalam pembesaran alveoli dalam kehamilan
·    Mempengaruhi inisiasi kelenjar susu dan mempertahankan laktasi.
·    Menstimulasi sel di dalam alveoli untuk memproduksi ASI
·    Hormon ini juga mengatur metabolisme pada ibu, sehingga kebutuhan zat
Efek prolaktin pada beberapa organ
Organ Efek
Glandula mamae Sintesis DNA
Proliferasi sel
Sintesis protein susu
Sintesis FFA
Sintesis laktosa
Tumor mammary Prolaktin-induced protein
Ovary Corpus Luteum:
Maintenance atau regresi
Limfosit Immunostimulasi
Ovary dan testis Steroid biosintesis
Liver Sintesis RNA
Stimulasi dekarboksilasi ornitin
Ginjal, amnion, choroid plexus Osmoregulasi

 Kontra indikasi
Penyebabnya adalah prolaktinoma (tumor yang menghasilkan prolaktin) pada
kelenjar hipofisa. Pada saat terdiagnosis biasanya prolaktinoma ini ukurannya
kecil, tetapi pada pria tumor ini cenderung membesar. Pembentukan prolaktin
yang berlebihan dan terjadinya galaktore juga bisa dirangsang oleh obat-obatan
seperti fenotiazin, obat tertentu untuk tekanan darah tinggi (terutama metildopa)
dan narkotik. Penyebab lainnya yang mungkin adalah hipotiroidisme.
F. Faktor Yang Dapat Meningkatkan Kadar Prolaktin
1. Nutrisi
Setelah makan dapat terjadi peningkatan kadar prolaktin. Protein yang
terdapat di dalam suatu makanan sangat berperan terhadap pengeluaran prolaktin.
Asam amino tirosin dan triptofan yang terdapat dalam protein, memiliki
kemampuan memicu pengeluaran prolaktin. Makanan hanya meningkatkan
prolaktin pada orang yang sehat saja. Selain makanan, minuman seperti bir juga
memicu pengeluaran prolaktin.

20
2. Temperatur
20 menit setelah mandi sauna yang panas terjadi pengikatan prolaktin.
Peningkatan suhu lingkungan selama 1 jam dari 27 derjat celcius menjadi 45
derajat celcius meningkatkan prolaktin sebanyak 53%.
3. Stres
Stress yang berkelanjutan dapat menyebabkan peningkatan prolaktin. Olah
raga yang berat juga dapat meningkatkan prolaktin. Bila memakan makanan yang
banyak mengandung lemak setelah olahraga yang berat, maka kadar prolaktin
meningkat lebih tinggi dibandingkan memakan makanann yang kaya akan
karbohidrat. Rangsangan pada payudara juga dapat meningkatkan kadar prolaktin.
2.2.1.3. Hormon Laktogen Plasenta (HPL)
A. Definisi
HPL adalah hormon plasenta polipeptida, bentuk manusia dari lactogen
plasenta (chorionic somatomammotropin). Struktur dan fungsinya mirip dengan
hormon pertumbuhan manusia. Ini memodifikasi keadaan metabolisme ibu selama
kehamilan untuk memfasilitasi pasokan energi janin. HPL memiliki sifat anti-
insulin. HPL adalah hormon yang dikeluarkan oleh syncytiotrophoblast selama
kehamilan.
B. Peran
HPL mempengaruhi sistem metabolisme organisme ibu dalam perilaku
berikut:
• Dalam bioassay , hPL meniru aksi prolaktin , namun tidak jelas apakah
hPL memiliki peran dalam laktasi manusia.
• Peran metabolik:
↓ sensitivitas insulin ibu, yang mengarah ke peningkatan kadar glukosa
darah ibu.
↓ pemanfaatan glukosa ibu, yang membantu memastikan nutrisi janin
yang cukup (ibu merespons dengan meningkatkan sel beta). Hipoglikemia kronis
menyebabkan peningkatan hPL.
↑ lipolisis dengan pelepasan asam lemak bebas. Dengan puasa dan
pelepasan hPL, asam lemak bebas menjadi tersedia untuk organisme ibu sebagai
bahan bakar, sehingga relatif lebih banyak glukosa dapat dimanfaatkan oleh janin.

21
Juga, keton yang terbentuk dari asam lemak bebas dapat melintasi plasenta dan
digunakan oleh janin
hPL diperkirakan memiliki afek pada sejumlah proses metabolik
penting.proses-proses ini mencangkup lipolisis dan peningkatan kadar asam
lemak bebas dalam sirkulasi sehingga tersedia sumber energi untuk metabolisme
ibu dan nutrisi janin.
• Fungsi-fungsi ini membantu mendukung nutrisi janin bahkan dalam
kasus malnutrisi ibu.hPL adalah agonis kuat reseptor prolaktin dan agonis lemah
reseptor hormon pertumbuhan. Laktogen plasenta (hPL /human placental
lactogen) disekresikan oleh plasenta ,serta berfungsi merangsang pertumbuhan
kelenjar mamae untuk persiapan laktasi dan menyediakan energi pada ibu hamil.
C. Karakteristik Kimiawi
HPL adalah sebuah rantai tunggal polipeptida tidak terglikosilasi dengan
berat molekul 22,279 d,yang berasal dari prekursor seberat 25.000 d yang
mengandung 26 sekuens sinyal asam amino.pada laktogen plasenta terdapat 191
residu asam amino dibandingkan dengan 188 residu pada hormon pertumbuhan
manusia.
D. Struktur dan Ekspresi Gen
Terdapat lima gen dalam family gen prolaktin hormon pertumbuhan
laktogen plasenta gen-gen ini saling terkait dan terletak dikromosom 17.dua dari
gen-gen ini,Hcs-B dan Hcs-B, sama-sama mengkode hPL dan jumlah Mrna
masing -masing pada plasenta aterm serata.
E. Sekresi dan metabolisme
hPL merupakan 7 sampai 10 persen dari protein yang disintesis oleh
ribosom plasenta pada kehamilan aterm,bahkan 5 persen mRNA hPL laju
pembentukan hPL mendekati aterm.
2.2.2 Hormon Kelompok Kedua
Hormon kelompok kedua meliputi 4 hormon, yakni hormon TSH, LH,
FSH, dan HCG yang termasuk kedalam hormon gonadotropin.
2.2.2.1 Hormon Tirotropin (TSH)
A. Definisi
Tirotropin (bahasa Inggris: thyrotropin, thyroid-stimulating hormone,

22
TSH) adalah hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofise otak bagian anterior
dan berfungsi untuk memelihara pertumbuhan dan perkembangan kelenjar tiroid
dan merupakan stimulator bagi sekresi hormon T4 dan T3 yang dihasilkan oleh
kelenjar tersebut.
Thyroid-stimulating hormone terdiri dari 2 rantai yang berhubungan secara
nonkovalen, yaitu subunit α dan β dengan ikatan sulfida sentral. Subunit α adalah
subunit yang persis sama dan dimiliki oleh TSH, LH, FSH, dan hCG, sementara
subunit β merupakan subunit yang unik dan memberikan aksi yang spesifik pada
hormon yang disusunnya.
Adapun dimaksud hormon TSH ( hormon perangsang tiroid ) adalah
hormon yang diproduksi oleh struktur seukuran kacang polong ( yang disebut
dengan kelenjar pituitari ) yang terletak di dasar otak.
Adapun yang mengatur hormon TSH ini adalah kelenjar hipotalamus yang
merupakan bagian otak dan bertanggung jawab untuk mengatur suhu tubuh, rasa
haus dan juga rasa lapar. TSH ini sendiri merupakan komponen integral dari
kelenjar tiroid dan memainkan peran penting dalam mengelola fungsi tubuh
manusia secara efisien.

B. Cara Kerja Hormon TSH


Cara kerja hormon TSH ini adalah sebagai berikut :

1. Secara umum cara kerja hormon TSH ini merupakan salah satu sistem
yang sangat maju dalam tubuh manusia.

2. Karena dapat mengatur jumlah tiroksin yang diciptkan dan dilepaskan


atau dikeleluarkan dari dalam tubuh manusia

3. Saat tiroksin dilepaskan otak sistem hormoral hipotalamus mengirimkan


sebuah perintah ( TRH, hormon pelepas tiroid ) ke kelenjar tiroid.
4. Kelenjar tiroid, sebagai titik akhir rantai perintah ini segera menaggapi
dengan melaskan tiroksin dan menyebarkannya keseluruh tubh melalui
darah.

23
5. Saat tiroksin tersebut dibutuhkan, hipotalamus mengirikan perintak ke
kelenjar tiroid. Sesuai dengan perintah kerja yang diterima oleh kelenjar
tiroid tersebut.
6. Kelenjar tiroid kemudian segera menghasilkan tirkosin, dan
menyebarkannya keseluruh tubuh lewat aliran darah.

C. Peran Hormon TSH


Adapun fungsi hormon TSH tersebut adalah sebagai berikut :
1. Sebagai hormon yang menstimulasi tiroid untuk menghasilkan hormon
tiroid.
2. Sebagai hormon yang mempunyai fungsi untuk mengatur suhu tubuh..
3. Sebagai hormon yang mempunyai fungsi untuk merangsang jaringan
adipose coklat (BAT).
4. Sebagai hormon yang mempunyai fungsi untuk mendeteksi ketidak
seimbangan dan kelainan fungsi pada kelenjar tiroid.
5. Sebagai hormon yang mempunyai fungsi untuk mengatur dan menekan
pertumbuhan hormon tiroid dalam tubuh.
6. Sebagai hormon yang mempunyai fungsi menjadi stimulator bagi
perkembangan hormone.
D. Dampak Klinis
1. Dampak klinis TSH pada kelenjar tiroid
Mengatur pertumbuhan kelenjar tiroid, mempertahankan arsitektur
kelenjar tiroid, dan mengatur sintesis hormon tiroid
2. Dampak klinis TSH pada jaringan adiposa
Meningkatkan adipogenesis dan merangsang lipolisis
3. Dampak klinis TSH pada sistem imun
Meningkatkan produksi sitokin, seperti interleukin-6.
4. Dampak klinis TSH pada tulang
Mempertahankan bone mineral density
5. Dampak klinis TSH pada kelenjar hipofisis anterior
memediasi inhibisi umpan balik TSH secara parakrin
6. Dampak klinis TSH pada hati

24
Mengatur metabolisme glukosa dan lemak melalui hepatocyte nuclear
factor-4α.
E. Jenis Obat Yang Digunakan Untuk Mengurangi Hormon Tiroid
1. Methimazole, dosisnya :
• Dewasa:
Dosis ringan: 15 mg/hari, dibagi menjadi 4 kali sehari.
Dosis sedang: 30-40 mg/hari, dibagi menjadi 4 kali sehari.
Dosis parah: 60 mg/hari, dibagi menjadi 4 kali sehari.
Dosis pemeliharaan: 5-30 mg/hari, dibagi menjadi 4 kali sehari.
• Anak-anak:
Dosis awal: 0,5-0,7 mg/kgBB per hari, dibagi menjadi 4 kali sehari.
Dosis pemeliharaan: 0,2 mg/kgBB per hari, dibagi menjadi 4 kali sehari.
Dosis maksimal: 30 mg/hari.
Efek Samping Methimazole
Beberapa efek samping yang dapat timbul setelah mengonsumsi
methimazole adalah:
• Ruam
• Pruritus atau gatal
• Vertigo
• Kerontokan rambut
• Pembengkakan kelenjar air liur
• Trombositopenia
• Agranulositosis
• Anemia aplastik
2. Propylthiouracil, dosisnya :
Dewasa
• Dosis awal 150-450 mg per hari, yang dibagi menjadi beberapa dosis.
Pada kasus yang parah, dosis dapat ditingkatkan menjadi 600-1200 mg per hari.
• Dosis lanjutan bila kadar hormon tiroid sudah kembali normal adalah 50-
150 mg per hari, selama 1-2 tahun.
Anak-anak
• Bayi baru lahir: 2,5-5 mg/kgBB, 2 kali sehari

25
• Bayi usia 1-12 bulan: 2,5 mg/kgBB, 3 kali sehari
• Anak usia 1-5 tahun: 25 mg, 3 kali sehari
• Anak usia 5 -12 tahun: 50 mg, 3 kali sehari
• Anak usia 12-18 tahun: 100 mg, 3 kali sehari
Efek Samping Propylthiouracil
Rambut rontok
• Mual dan muntah
• Sakit perut
• Rasa terbakar di dada
• Sakit kepala
• Nyeri sendi dan otot
• Jumlah urine berkurang
• Hilangnya kemampuan indera perasa

2.2.2.2 Hormon LH ( Lutgeinizing Hormone)


A. Definisi
Lutheinizing Hormone (LH) sering dikenal dengan nama lutropin atau
luthopin yang merupakan salah satu hormone yang dihasilkan oleh sel-sel
gonadotropic di bagian kelenjar hipofisis anterior. Hormon ini terdapat pada organ
reproduksi pria dan wanita. Pada pria, hormone LH dikenal dengan ICSH
(Interestial Cell Stimulating Hormone). Hormon LH ini termasuk ke dalam
golongan hormone gonadotopin
B. Peran/Efek
Peran hormone LH ada 2 yaitu pada wanita dan pria.
Pada wanita : Perannya adalah menstimulasi pematangan terakhir dari
Folikel Graaf, ovulasi dan perkembangan korpus luteum, membantu FSH
merangsang ovulasi, merangsang pembentukan korpus luteum, merangsang
sekresi estrogen dan progesterone, merangsang feedback negative ke hipotalamus
untuk menhambat pembentukan GnRH. LH merangsang sel-sel interstial
(nongerminal) guna menghasilkan androgen androstendiun,
dehidroepiandrosteron dan testosterone.

26
Pada pria : Perannya adalah merangsang pembentukan testosterone oleh
testis, mempertahankan spermatogenesis, persiapan perkembangan alat kelamin
tambahan seperti ductus deferens, prostat dan vesica seminalis. LH juga
merangsang sel Leydig mensekresi dan melepaskan testosterone, yang akan
merangsang feedback negative ke hipotalamus untuk menghambat pembentukan
GnRH. Penderita ovarium polikistik dan maskulinisasi kadar LH meningkat.
C. Mekanisme Kerja
Mekanisme kerja LH yaitu berikatan dengan reseptor membrane yang
memerlukan cAMP , selanjutnya mensintesis progesterone dan testosterone
melalui penggabungan asam asetat ke dalam pregnolon atau kolesterol.
Konsentrasi LH meningkat selama pubertas, puncak kadar LH pada saat terjadi
pertengahan siklus (ovulasi). Androgen dapat menghambat LH pada kelenjar
hipofisis.
D. Sediaan
Gonadotropin biasanya digunakan untuk pengobatan hipogonadisme,
hipogonadotropik dan oliposperma yang terkait, dan korionik-gonadotropin juga
biasanya digunakan pada pria dengan pubertas tertunda dengan cara menstimulasi
produksi testosterone walau kurang manfaatnya disbanding testosterone
F. Toksisitas dan kontraindikasi
Kehamilan dan menyusui, pembesaran ovarium atau kista yang bukan
disebabkan oleh penyakit polisistik ovarium, pendarahan ginekologi dengan
penyebab yang belu diketahui, uterus dan mammae, tumor kelenjar hipotalamus
dan hipofisis..

2.2.2.3 Hormon FSH (Follicle Stimulating Hormon)


A. Definisi
Merupakan hormone yang di produksi oleh sel-sel basal hipofisis anterior
sebagai respn terhadap Gonadotrophin Releasig Hormone (GnRH) yang
diproduksi di hipotalamus. Pada wanita, hormone ini memiliki jumlah bervariasi
selama siklus menstruasi berlangsung dan jumlah tertinggi hormone ini akan
terjadi tepat sebelum ovulasi (pelepasan telur). Sedangakan pada pria hormone ini

27
memiliki jumlah tetap konstan. Hormon ini termasuk ke golongan gonadotropin
yang terdapat pada organ reproduksi pria dan wanita.
B. Peran/Efek
Ada 2 yaitu pada wanita dan pria :
Pada wanita : membantu mengontrol siklus menstruasi serta produksi telur yang
dilakukan oleh indung telur.
Pada pria : membantu mengontrol jumlah produksi sperma.
Jadi, tingkat hormone FSH ini dapat membantu menentukan apakah organ intim
laki-laki dan perempuan (testis dan ovarium) berfungsi dengann baik atau tidak.
C. Mekanisme kerja
FSH berikatan dengan reseptor menyebabkan terjadinya peningkatan
cAMP , selanjutnya memudahkan pertumbuhan folikel, menyiapkan folikel untuk
LH dan memperbesar pengeluaran estrogen yang distimulasi oleh LH. FSH dapat
dihambat pada tingkat hipotalamus, hipofisis oleh pemberian testosterone,
progesterone dan FSH itu sendiri, demikian pula estrogen dapat bersifat
menstimulasi dan menghambat tergantung kondisi tubuh.
D. Sediaan
Gonadotropin biasanya digunakan untuk pengobatan hipogonadisme,
hipogonadotropik dan oliposperma yang terkait, dan korionik-gonadotropin juga
biasanya digunakan pada pria dengan pubertas tertunda dengan cara menstimulasi
produksi testosterone walau kurang manfaatnya disbanding testosterone
E. Toksisitas dan kontraindikasi
Kehamilan dan menyusui, pembesaran ovarium atau kista yang bukan
sebabkan oleh penyakit polisistik ovarium, pendarahan ginekologi
dengan penyebab yang belu diketahui, uterus dan mammae, tumor
kelenjar hipotalamus dan hipofisis.

2.2.2.4 HCG ( Human Chorionic Gonadotrophin)


A. Definisi
adalah hormone glikoprotein dari keluarga gonadotropin yang awalnya
disintesis oleh embrio manusia, kemudian dilanjutkan oleh syncytiotrophoblash,

28
bagian dari plasenta selama masa kehamilan. Hormon ini tergolong dalam hormon
gonadotropin.
B. Peran/Efek
Berperan menjaga atau mempertahankan kehamilan seperti penguat,
terutama pada usia kehamilan muda. Efeknya ialah kadar HCG yang tinggi pada
trimester pertama umumnya menimbulkan rasa mual. Karena hormone ini
meningkat juga di peredaran darah daerah pinggul, ibu hamil jadi merasakan
selalu ingin berkemih

C. Mekanisme Kerja

Sel telur normalnya dibuahi oleh sel sperma dalam tuba fallopi. Dalam 9
hari setelah kehamilan, sel telur berpindah dari tuba fallopi menuju rahim dan
menempel ke dinding rahim. Sekali sel telur menempel, plasenta yang
berkembang mulai melepaskan hCG ke dalam darah. Beberapa hCG juga masuk
ke dalam urin. hCG bisa ditemukan di dalam darah sebelum periode menstruasi
yang terlewatkan untuk kali pertama, kira-kira 6 hari setelah implantasi.

hCG membantu mempertahankan kehamilan dan mempengaruhi


perkembangan bayi (fetus). Kadar hCG meningkat drastis dalam 14 atau 16
minggu pertama setelah periode menstruasi terakhir kalinya (LMP), puncaknya
sekitar 14 minggu menyusul LMP, dan lalu berkurang secara perlahan. Jumlah
hCG yang meningkat dini dalam kehamilan dapat memberikan informasi tentang
kehamilan dan kesehatan bayi. Segera setelah melahirkan, hCG tidak lagi bisa
ditemukan dalam darah.

Lebih banyak hCG dilepaskan dalam kehamilan ganda, seperti kembar dua
atau tiga, daripada dalam kehamilan tunggal. Lebih sedikit hCG dilepaskan jika
sel telur yang dibuahi menempel pada tempat selain rahim, misalnya di tuba
fallopi. Ini disebut kehamilan ektopik.

D. Sediaan

29
Bentuk sediaan adalah suntikan dan merupaka resep dokter. HCG
disuntikkan ke dalam otot. Penyuntikan HCG hanya boleh dilakukan oleh dokter,
atau petugas medis atas perintah dokter.

E. Toksisitas dan Kontraindikasi

Jangan minum alkohol selama pengobatan dengan HCG, karena bila terjadi
kehamilan, alcohol dapat menyebabkan bayi terlahir cacat. Dan ada beberapa efek
samping setelah penyuntikan HCG ialah nyeri pada daerah suntik, perut kembung,
nyeri pada perut atau punggung, pusing, merasa lelah, dan gelisah.

2.2.3 Hormon Kelompok Ketiga

Hormon kelompok ketiga yang diproduksi oleh adenohipofisis terbagi


menjadi 3, yaitu hormon ACTH, MSH, dan LPH.

2.2.3.1 Hormon ACTH (Kortikotropin)

A. Definisi

Kortikotropin adalah hormon stimulator hormon dari golongan


kortikosteroid, dengan panjang 39 AA dan waktu paruh sekitar 10 menit.
hormon manusia ini merangsang kelenjar hipofisis dan mengeluarkan
hormon adrenokortikotropik (ACTH). Melalui pencerap ganda protein-G
yang bergantung pada mekanisme cAMP merupakan Peran utama ACTTH
adalah Menstimulasi sintesis dan sekresi glukokortikoid dan adrogen pada
korteks adrenal.

B. Mekanisme Kerja

Tahapan dari mekanisme kerja ACTH (kortikotropin) adalah :

• Organ target ACTH adalah korteks adrenal tempat kortikotropin


terikat

30
• ACTH adalah produk dari proses pasca translasi prekursor
polipeptida Pro-Opiomelanokortin.

• Perubahan Kolesterol menjadi pregnolon Setelah di korteks


adrenal terjadi karena pemacuan dari ACTH

• Kemudian dari pregnolon dihasilkanlah adrenokortikosteroid dan


androgen adrenal.

C. Peran ACTH

• Hormon stimulan, yang dimaksud dengan hormon stimulan disini


adalah bahwa ACTH berfungsi sebagai stimula(tor bagi proses sekresi
glukokortikoid seperti kortisol.

• Hormon pengontrol, proses sekresi dari hormon aldesteron dan


hormon steroid lainnya dalam korteks adrenal yang menghasilkan ACTH
yang berfungsi sebagai pengontrol.

• Meningkatkan konsentrasi kolesterol estrase, ACTH


mendifusikan melalui membran mitokondria dan mampu meningkatkan
sistem pregnolon juga berfungsi meningkatkan konsentrasi dari kolesterol
estrase dan mampu.

D. Efek Samping

Hormon ini dapat pula menyebabkan reaksi hipersensitivitas, mulai


dari yang ringan samapi syok dan kematian. Selain itu ACTH dapat
menyebabkan timbulnya berbagai gelaja akibat peningkatan sekresi
hormon korteks adrenal. Reaksi terhadap kosintropin lebih jarang terjadi.
sering terjadi alkalosis hipokalemik dan akne yang disebabkan karena
Peningkatan sekresi mineralkortikoid dan androgen bila dibandingkan
dengan pemberian kortisol sintetik

E. Indikasi

31
ACTH banyak digunakan ntuk membedakan antara insufisien adrenal
primer kelenjar adrenal mengalami gangguan, sehingga pemberian ACTH
tidak akan menyebabkan peninggian kadar kortisol dalam darah.
Sebaliknya, pada insufisiensi sekunder gangguan terletak di kelenjar
hipofisis, sehingga pemberian ACTH akan menyebabkan peninggian kadar
kortisol darah. ACTH sekarang ini masih digunakan antara lain untuk
mengatasi : neuritis optika, miastenia gravis dan sklerosis multipel

F. Farmakokinetik

ACTH tidak efektif bial diberikan per oral karena akan dirusak
oleh enzim proteolitik dalm saluran cerna. Pada pemberian IM, ACTH
diabsorpsi dengan baik. Besarnya efek ACTH pada korteks adrenal
tergantung dari cara pemberiannya. Pemberian infus ACTH 20 unit terus
menerus menyebabkan sekresi adenokortikosteroid yang linier sesuai
dengan waktu infus hal ini terjadi selama waktu yang bervariasi dari 30
detik sampai 48 jam.

G.Faktor yang Menyebabkan kenaikan ACTH

• Penyakit Addison (Primary adrenal insufficiency)

• Cushing’s syndrome (dependent adrenal hyperplasia)

• Ectopic ACTH syndrome

• Stres

• Adrenogenital’s syndrome (congenital adrenal hyperplasi

• Obat-obatan dapat meningkatkan tingkat ACTH, termasuk


aminoglutethimide, amfetamin, estrogen, etanol, insulin, metyrapone,
spironolactone, dan vasopressin, serta kortikosteroid.

G.Faktor yang Menyebabkan Penurunan ACTH

32
• Secondary adrenal insufficiency (hipopituitarisme)

• Cushing’s syndrome

• Tumor kelenjar adrenal atau kanker kelenjar

• Penggunaan steroid

2.2.3.2 Melanotropin (MSH)

A. Definisi

MSH atau Melanocyte Stimulating Hormone atau dikenal juga


dengan Melanotropin adalah keluarga hormone peptide dan neuropeptide
yang terdiri dari hormone perangsang α-melanosit, hormone perangsang β-
MS-melanosit dan hormone perangsang an-melanosit yang diproduksi
oleh sel-sel di pars intermedia dari lobus anterior kelenjar hipofisis. MSH
terdiri atas dua peptide MSH-α dan MSH-β yang terdapat pada hipofisis.
MSH-β 50 kali jumlah MSH-α di dalam tubuh. MSH-α memiliki aktivitas
kortikotropik. MSH terletak pada dasar otak besar.
B. Peran/Efek
MSH berperan untuk merangsang proses melanogenesis,
menstimulasi terjadinya melanosit α dan β disperse butiran melanin
intrasel, menyebabkan warna kulit kelihatan gelap atau berpigmen. Sinyal
dari MSH yang berada dalam otak akan mempengaruhi peningkatan dan
penurunan nafsu makan dan gairah seksual dari makhluk hidup.

C. Mekanisme Kerja

Sekresi MSH diatur pada tingkat hipotalamus oleh Melanocyte


Stimulating Hormone release-inhibiting hormone. Produksi melatonin di
induksi oleh keadaan gelap dan dihambat oleh keadaan terang. Hal ini
kemungkinan terjadi karena saraf simpatik dan ganglion cervical superior.
D. Sediaan
Hidrokortison, kortison, epinefrin dan norepinefrin bersifat
menghambat sekresi MSH.

33
2.2.3.3 β-Lipotropin (β-LPH)

A. Definisi
β-Lipotropin adalah polipeptida asam amino 90 yang merupakan
fragmen terminal karboks POMC. β-Lipotropin dapat dipecah menjadi
peptide yang lebih kecil.
B. Peran/Efek
β-Lipotropin berperan untuk meningkatkan metabolisme lemak.
C. Mekanisme Kerja
β-Lipotropin adalah opioid dominan pada kelenjar hipofisis. Ia
ditemukan pada konsentrasi yang pada dasarnya sama dengan
kortikotropin. Bukti menunjukkan hormon ini dimetabolisme menjadi
endorfin yang dapat sangat mempengaruhi suasana hati dan perilaku.

34
BAB Ⅲ
PENUTUP

3.1.  Kesimpulan
.
3.2. Saran
Dalam penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
saran dan kritik pembaca diperlukan untuk mengetahui lebih dalam lagi tentang
hormon adenohipofisis.

35
DAFTAR PUSTAKA

Chicella MF, Batres LA, Heesters MS, Dice JE. 2005. Prokinetic drug therapy in
children: a review of current options. Ann Pharmacother. 39(4):706-11.

Hawkyard CV, Koerner RJ. 2007. The use of erythromycin as a gastrointestinal


prokinetic agent in adult critical care: benefits versus risks. J Antimicrob
Chemother. 59(3):347-58.

Katzung, Berteam G. 2002. Farmakologi : Dasar dan klinik Edisi 8.


Jakarta:Selemba Medika
Misnadiarly. 2009. Mengenal Penyakit Organ Cerna : Gastritis (Dyspepsia atau
Maag). Jakarta : Yayasan Pustaka Obor Indonesia
Panjaitan, L.T. 2014. Prostaglandin. Universitas Jambi : Jambi.
Sulistia 2002.Farmakologi dan Terapi Edisi 5.Jakarta : FKUI
Tjay, Tan Hoon dan Kirana Rahardja . 2002. Obat Obat Penting, Khasiat,
Penggunaan dan Efek- Efek Sampingnya. Jakarta : PT Elex Media
Komputindo

36
37

Anda mungkin juga menyukai