Prinsip Scaling Dan Rootplening
Prinsip Scaling Dan Rootplening
Scaling adalah suatu prosedur dimana plak dan kalkulus dieliminasi dari
pengambilan sisa kalkulus dan sementum pada akar gigi sehingga diperoleh
Tujuan utama dari scaling dan root planing adalah untuk memperbaiki
komposisi plak subgingiva dari yang didominasi bakteri gram negatif aerob
menjadi bakteri gram positif fakultatif anaerob. Setelah dilakukan scaling dan root
Scaling dan root planing bukan prosedur yang terpisah; semua prinsip dari
scaling berlaku juga untuk root planing. Perbedaan indikasi antara scaling dan
Enamel secara keseluruhan memiliki permukaan yang halus dan rata, kecuali
bagian groove dan pit. Plak dan kalkulus biasanya menempel pada permukaan
licin enamel. Scaling dapat menghilangkan semua plak dan kalkulus dari enamel,
penanganan yang berbeda. Deposit kalkulus pada permukaan akar sering melekat
pada bagian sementum yang tidak rata. Kalkulus subgingival mengandung bakteri
dan endotoksin karena itu harus dihilangkan seluruhnya. Ketika dentin terkena ,
bakteri pada plak dapat menyerang tubulus dentin. Oleh karena itu, scaling saja
tidak cukup untuk membersihkannya, dan sebagian dari permukaan akar harus
endotoksin biasanya terdapat pada permukaan akan yang terkena plak dan
disekitar poket. Bukti menunjukkan bahwa zat-zat beracun hanya melekat pada
sementum dalam jumlah banyak tidak diperlukan untuk membuat akar bebas dari
Prosedur ini termasuk dalam fase inisial dari tahapan perawatan. Setelah
jaringan di sekitar gigi relative sehat dapat dirawat dalam satu kali kunjungan.
Kebanyakan pasien lain memerlukan beberapa kali kunjungan untuk perawatan.
jumlah gigi dalam mulut pasien, tingkat keparahan inflamasi, jumlah dan lokasi
Keterampilan yang baik dalam scaling dan root planing sangat penting
untuk kesuksesan utama dari terapi periodontal. Dari semua prosedur klinis gigi,
scaling subgingiva dan root planing pada poket yang dalam adalah keterampilan
yang paling sulit dan harus dikuasai. Apabila instrumentasi tidak dapat pencapai
kedalaman probe berkisar 4 sampai 6 mm. Gingiva nampak merah muda karena
fibrosis dan peradangan jauh di dalam poket periodontal. B, Tampilan dari lingual
sebelum perawatan, dengan peradangan lebih terlihat dan deposito kalkulus yang
tebal. C dan D, Bagian yang sama dengan peningkatan kesehatan gingiva yang
signifikan 18 bulan setelah scaling, root planing, dan terapi kontrol plak; pasien
kembali untuk kunjungan perawatan rutin. E dan F, Gambaran radiografi dari gigi
anterior rahang bawah. Radiografi dilakukan 18 bulan setelah tahap I terapi dan
DETECTIONSKILLS
Visual yang baik dan sensitifitas taktil sangat dibutuhkan untuk penilaian
awal tingkat dan sifat dari kalkulus dan akar sebelum melakukan scaling dan root
planing. Evaluasi yang benar dari hasil instrumentasi tergantung pada kemampuan
mendeteksi ini.
dibawah gingival margin tidak begitu sulit dibawah pencahayaan yang bagus dan
area yang bersih. Deposit ringan dari kalkulus supragingival seringkali sulit
dilihat ketika area kerja basah terkena saliva. Semprotan udara digunakan untuk
juga bisa diarahkan kedalam pocket dalam aliran yang stabil untuk memisahkan
marginal gingiva dari gigi sehingga deposit subgingival yang dekat ke permukaan
dapat terlihat.
supragingival. Eksplorer dan probe dipegang secara ringan namun stabil untuk
mendeteksi kalkulus subgingival dan permukaan yang tidak rata. Bagian depan
ibu jari dan jari-jari lainnya terutama jari tengah akan merasakan sedikit getaran
melalui gagang instrumen untuk merasakan permukaan akar yang tidak rata.
vertikal pada permukaan akar. Ketika kalkulus ditemukan, ujung instrumen harus
dilanjutkan lebih ke apikal sampai akhiran kalkulus pada akar dirasakan. Jarak
antara ujung apikal dengan dasar dari pocket biasanya berkisar antara 0.2 to 1.0
mm. Ujung dari instrumen ditempatkan mendekati gigi dengan sudut yang sesuai
interproksimal.
secara visual untuk mendeteksi kalkulus juga diperlukan. Klinisi pada awalnya
sulit dalam mendeteksi kalkulus yang tipis dan jaringan sementum yang nekrotik.
kalkulus, dan daerah yang retentif, serta kekasaran yang terasa seperti lapisan
lengket atau film yang menutupi permukaan gigi. Restorasi gigi yang
klinis tersebut harus dikenali dan dibedakan dengan kalkulus subgingival. Karena
dibatasi oleh jaringan sekitarnya, sehingga adaptasi dan angulasi lebih mudah.
kuret, dan instrumen ultrasonic dan sonic. Hoe dan chisel jarang digunakan. Pada
teknik scaling supragingiva, sickle atau kuret dipegang dengan cara modified pen
grasp dan diberikan firm finger rest pada gigi yang berada di area yang
berlawanan dengan area kerja. Angulasi blade dengan permukaan gigi sedikit
lebih kecil dari 90°. Cutting edge harus berada pada margin apikal kalkulus, dan
ditarik ke arah koronal secara vertikal atau obliq dengan tarikan yang cukup,
yang tajam dapat merusak jaringan sekitar, sehingga adaptasi dengan permukaan
gigi harus baik. Permukaan gigi dievaluasi hingga bebas dari semua deposit
supragingiva. Jika ujung blade dapat diinsersikan dan ditarik dengan mudah,
sickle mungkin dapat digunakan sedikit di bawah free gingiva. Jika sickle
digunakan dengan cara ini, final scaling dan root planing dengan kuret harus
selalu dilakukan.
lebih sulit dieliminasi daripada kalkulus supragingiva dan sering menempel pada
akar yang tidak beraturan. Visibilitas dan aksesibilitas dapat terhalang karena
pendarahan yang mungkin terjadi, oleh karena itu sangat bergantung pada
sensitifitas taktil
Selain itu, dinding poket yang berhimpit dengan permukaan gigi akan
terhadap jaringan lunak sekitar untuk mencegah terjadinya trauma. Dokter harus
intrumentasi dapat diperoleh, sehingga adaptasi dan angulasi sesuai. Kuret lebih
banyak digunakan dokter untuk scaling subgingiva dan root planing karena
dimasukan ke dasar poket dan diadapasikan pada kontur gigi dengan trauma
Sickle, hoe, file, dan instrumen ultrasonik juga digunakan untuk scaling
dimasukan kedasar poket untuk memecah deposit. File yang besar, hoes, sickles,
dan tips ultrasonik yang standar digunakan untuk supragingiva terlalu besar dan
tidak dapat dimasukan dengan mudah kedalam poket atau area dimana jaringan
fibrosis. Hoes dan files tidak dapat menghasilkan permukaan yang sehalus seperti
kuret. Hoes, files, dan tips ultrasonik standar semua lebih menyebabkan trauma
pada akar dan jaringan sekitarnya. Meskipun tips ultrasonik dirancang tipis agar
dapat dimasukan dengan mudah ke subgingiva untuk menscaling poket yang
dalam dan furkasi, alat tersebut digunakan dengan kekuatan yang lembut. Ketika
scaling dengan kekuatan yang lembut dilakukan pada kalkulus yang tebal, tips
Scaling subgingiva dan root planing dilakukan dengan kuret universal atau
kuret Gracey dengan mengikuti prosedur dasar berikut. Kuret dipegang dengan
teknik modified pen grasp dan firm finger rest. Cutting edge diadaptasikan dengan
lembut pada gigi dimana tangkai bagian bawah disejajarkan dengan permukaan
dengan gerakan eksplorasi ringan. Bila cutting edge telah mencapai dasar poket,
tarikan kelateral dengan angulasi 45o dan 90o terhadap permukaan gigi. Kalkulus
tangan yang cukup bertenaga. Cutting edge digerakan sampai tidak ada tahanan
akibat kalkulus. Gerakan root planing dilakukan dengan tekanan kearah lateral
sampai permukaan akar benar-benar halus. Intrumen harus dipegang dengan hati-
hati agar ujung blade dapat beradaptasi pada permukaan line angle gigi,
dari pisau mengarah ke gigi. B, angulasi kerja (45-90 derajat) dibentuk didasar
poket.C, tekanan ke lateral yang dilakukan dan gerakan scaling dilakukan kearah
koronal.
dan gerakan inisial ketika root planing. Jika gaya yang berlebihan yang diberikan
kasar.
Apabila gaya kelateral terlalu kuat, struktur permukaan akar akan terkikis.
Pada saat scaling, kekuatan bisa dipusatkan pada sepertiga bagian bawah
blade (Gambar 51-69). Beberapa milimeter dari ujung blade, diposisikan di apikal
lateral kalkulus, dan disgerakan secara vertikal atau miring untuk memecah
kalkulus dari permukaan gigi. Tanpa menarik instrumen dari poket, blade
digerakan ke lateral untuk memecah kalkulus yang tersisa. Gerakan vertikal atau
miring dilakukan lagi, sedikit tumpang tindih dengan gerakan sebelumnya. Proses
dihilangkan dengan cara menyeret tepi apikal atau lateral dengan ujung pemotong
seperti yang terlihat pada gambar. B, Instrumen digerakan ke lateral dan bergerak
lagi ke tepi kalkulus, tumpang tindih dengan gerakan sebelumnya hingga batas
Menarik tepi kalkulus yang besar dan kuat dengan seluruh panjang ujung
dikonsentrasikan dengan baik. Tarikan lateral yang lebih besar diperlukan untuk
mengeliminasi seluruh deposit dalam satu gerakan. Satu kali gerakan biasanya
demi sedikit.
lebih dari permukaan bukal atau lingual. Hal tersebut akan efektif apabila bagian
bawah tetap paralel dengan sumbu panjang gigi (Gambar 51-85, A). Gerakan akan
C).
Jarak antara jari dan daerah kerja penting karena, (1) Finger rest atau titik
tumpu harus diposisikan agar tangkai bagian bawah instrumen paralel atau hampir
sejajar dengan permukaan gigi. Kesejajaran ini merupakan syarat dasar untuk
angulasi kerja yang optimal, (2) finger rest atau titik tumpu harus diposisikan agar
ekstraoral atau sebaliknya. Ketika finger rest atau titik tumpu intraoral digunakan
di daerah lain di mulut, finger rest harus cukup dekat dengan wilayah kerja untuk
memenuhi dua persyaratan tersebut. Finger rest atau titik tumpuan yang diletakan
terlalu jauh dari wilayah kerja membuat dokter mengalami kesulitan dalam
mendapatkan kesejajaran dan angulasi yang tepat. Gerak pergelangan tangan yang
efektif dapat dicapai apabila finger rest berada pada titik tumpu.
Gambar 51-85: Posisi shank untuk scaling permukaan proximal. A, Posisi shank
yang benar, sejajar dengan sumbu panjang gigi. B, posisi shank salah, miring jauh
Pencahayaan : Langsung
Finger rest : Ekstraoral, telapak tangan. Punggung jari tengah dan jari
wajah.
Gambar 51-87: Posterior Kanan Rahang Atas: aspek fasial (Premolar)
Pencahayaan : Langsung
Penglihatan : Langsung
Retraksi :-
Finger rest : Ekstraoral, telapak tangan. Punggung jari tengah dan jari
Pencahayaan : Langsung
Penglihatan : Langsung
Retraksi :-
Finger rest : Intraoral, telapak tangan, jari. Jari telunjuk tangan yang
kanan rahang atas. Jari manis dari tangan yang bekerja pada
Pencahayaan : Langsung
Penglihatan : Langsung
Finger rest : Intraoral, telapak tangan. Jari manis pada incisal edge
Penglihatan : Langsung
Finger rest : Intraoral, telapak tangan. Jari manis pada incisal edge atau
Retraksi :-
Finger rest : intraoral, telapak tangan. Jari manis pada incisal edge atau
.
Gambar 51-93 Posterior Kiri Rahang Atas: aspek fasial
Finger rest : intraoral, telapak tangan. Jari manis pada incisal edge
Pencahayaan : Langsung
Penglihatan : Langsung
Retraksi :-
Finger rest : Intraoral. Jari manis pada incisal edge dari gigi anterior
tidak bekerja
Retraksi :-
Pencahayaan : Langsung
Penglihatan : Langsung
Retraksi :-
Finger rest : Intraoral, telapak tangan. Jari manis pada incisal edge atau
Finger rest : Intraoral, telapak tangan. Jari manis pada incisal edge
Penglihatan : langsung
Finger rest : intraoral, telapak tangan. Jari manis pada incisal edge atau
Pencahayaan : Langsung
Penglihata : Langsung
Finger rest : Intraoral, telapak tangan. Jari manis pada incisal edge atau
Pencahayaan : Langsung
Penglihatan : Langsung
Retraksi : Jari telunjuk atau jempol dari tangan yang tidak bekerja
Finger rest : Intraoral, telapak tangan. Jari manis pada incisal edge
Finger rest : intraoral, telapak tangan. Jari manis pada incisal edge
Finger rest : intraoral, telapak tangan. Jari manis pada incisal edge atau
Pencahayaan : Langsung
Penglihata : Langsung
Finger rest : Intraoral, telapak tangan. Jari manis pada incisal edge atau
Finger rest : intraoral, telapak tangan. Jari manis pada incisal edge atau
INSTRUMEN
yang besar dan tebal, umumnya hanya cocok untuk scaling supragingiva,
permukaan yang kasar dari pada kuret. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa
instrumen ultrasonik dengan tips lebih tipis menghasilkan permukaan akar yang
keterlibatan furkasi kelas II dan III. Dua penelitian in vitro menemukan bahwa
scaler ultrasonik dan sonik tidak membunuh bakteri patogen periodontal dengan
energi getaran yang dihasilkan, tetapi oleh karena adanya peningkatan suhu.
Penelitian in vitro lain menemukan Gracey Curvettes lebih efektif dibanding slim
ultrasonik dalam membersihkan saluran akar, jalan masuk furkasi, dan area
yang menyeluruh.
menghilangkan deposit kalkulus yang berat dan stain. Deposit seperti itu dapat
berguna pada terapi inisial pada pasien dengan kondisi nyeri akut seperti
adalah pada pasien pengguna cardiac pacemakers dalam waktu yang lama. Pasien
terdapat resiko akan meningkat jika pasien lemah secara medis atau alat ultra
ultrasonik yang digunakan rusak. Pasien dengan penyakit menular melalui udara
tidak boleh dirawat dengan alat ultrasonik ataupun sonik, karena semprotan air air
yang tepat harus dilakukan menggunakan jas lab, kacamata, masker dan sarung
secara signifikan mengurangi jumlah bakteri. Pasien yang beresiko untuk penyakit
pernapasan tidak boleh dirawat dengan alat ultrasonik maupun sonik, termasuk
pasien imunosupresi maupun gangguan paru-paru kronis. Penggunaan ultrasonik
dan sonik pada bahan logam seperti implan titanium merupakan kontraindikasi
karena dapat tergores atau tercungkil, dan untuk bahan restorasi porselen karena
teflon-coated sonic scaler tips juga telah dikembangkan untuk implan titanium dan
Gambar 51-106 Tip ultrasonik untuk implan. A, Plastic Piezon Implant Insert
TEKNIK
ringan, menjaga tip sejajar dengan permukaan gigi dan bergerak dengan konstan.
Tips scaler diaplikasikan pada satu tempat terlalu lama membuat daerah yang
kasar permukaan akar atau gigi. Penggunaan daya yang rendah dan sedikit
tekanan dapat mengurangi kedalaman dan struktur gigi yang akan hilang. Akhiran
dari instrumen ultrasonik harus berkontak dengan kalkulus agar dapat dipecah dan
dilepaskan. Working tip harus berkontak dengan seluruh aspek permukaan akar
untuk menghilangkan plak dan toksin. Walaupun tip vibrasi ultrasonik panjangnya
10mm atau lebih, tetapi hanya sebagian kecil yang dapat beradaptasi terhadap
permukaan akar.
mengandung patogen pada udara dan darah yang berpotensi menyebabkan infeksi.
tuberculosis merupakan bakteri yang ditemukan pada aerosol dental. Aerosol juga
menjadi perantara patogen antara klinisi dan pasien dengan banyak virus, meliputi
virus herpes simplex, virus hepatitis, virus influenza, cold viruses, virus Epstein-
Barr dan cytomegalovirus. Perhatian khusus ditujukkan pada patogen yang bukan
berasal dari pasien tapi berasal dari saluran air pada dental unit yang
Lefionella pneumophila yang terdapat pada air dental unit dapat berpindah kepada
mengandung darah dan menetap di udara selama ±30 menit pada daerah
perawatan dan area kerja diluar daerah perawatan. Pasien yang tidak terlindungi
dapat lebih rentan terhadap infeksi dari aerosol dibanding klinisi yang
menggunakan alat pelindung seperti masker, sarung tangan, kacamata, dan jas lab.
pada handpiece dan saluran air atau sumber air steril, disinfeksi permukaan
lingkungan dan ventilasi yang cukup serta alat penyaringan udara dengan high-
efficiency particulate air (HEPA) filter merupakan tindakan pencegahan yang
ultrasonik atau tombol kontrol dan handpiece dengan barier dari plastik
atau latex. Alirkan air pada saluran air dan handpiece selama 2 menit
aerosol.
3. Dokter dan perawat harus menggunakan google dan masker untuk proteksi
saat instrumentasi
4. Nyalakan unit, pilih alat, pasang pada handpiece, kemudian atur tombol
kontrol air untuk menghasilkan sedikit semprotan air pada ujung kerja.
permukaan akar.
5. Instrumen dipegang seperti pulpen atau dengan modified pen grasp, dan
ekstraoral.
7. Ujung kerja harus tetap dalam gerakan konstan, dan tip harus tetap sejajar
dengan permukaan gigi atau tidak melebihi sudut 15o untuk mencegah
EVALUASI
dengan hati-hati dengan pencahayaan yang optimal dan dengan bantuan kaca
mulut serta udara bertekanan. Permukaan juga harus diperiksa dengan sonde dan
probe. Permukaan subgingival harus keras dan halus. Tingkat kebersihan dari
keberhasilan scaling dan root planing secara langsung, tetapi evaluasi yang utama
adalah respon jaringan. Evaluasi klinis mengenai respon jaringan lunak terhadap
scaling dan root planing, meliputi probing, tidak boleh dilakukan lebih awal dari 2
probing akan tetap terjadi selama 1 sampai 2 minggu, walaupun kalkulus telah
pembentukan epitel. Jika setelah itu masih terjadi perdarahan maka hal itu
dikarenakan inflamasi yang persisten akibat sisa deposit yang tidak dihilangkan
saat prosedur inisial atau kontrol plak. Perubahan klinis yang membaik setelah
prosedur perawatan terjadi dalam beberapa minggu atau bulan. Untuk itu, evaluasi
scaling dan root planing. Jika prosedur perawatan telah dilakukan dengan benar,
kekasaran tersebut mungkin bukan karena kalkulus. Karena menghilangkan
kalkulus saja telah terbukti dapat memicu kesehatan jaringan, maka akan lebih
tepat dalam kasus tersebut tidak perlu menghaluskan dengan sempurna dan
reevaluasi respon jaringan (setelah 2 atau 4 minggu). Hal ini dilakukan untuk
mencegah instrumentasi berlebih dan hilangnya struktur akar yang berlebih saat
tidak perlu dilakukan root planing. Jika jaringan mengalami inflamasi, dokter
harus menentukan penyebab terjadinya apakah akibat akumulasi plak atau adanya
PENAJAMAN INSTRUMEN
digunakan tumpul. Instrumen yang tajam akan memecah lebih tepat dan cepat
dilaksanakan, instrumen yang tumpul harus dipegang lebih kuat dan ditekan
sensitivitas taktil serta kemungkinan instrumen tergeser. Oleh karena itu, agar
waktu efisien dan prosedur perawatan dilakukan dengan benar dokter harus
dicapai sempurna.
permukaan blade. Contohnya cutting edge pada kuret, terdiri dari permukaan
Gambar 51-107 Cutting edge pada kuret terdiri dari angular junction pada
Setelah instrumen digunakan, logam pada cutting edge bisa menjadi aus,
dan angular blade menjadi tumpul (Gambar 51-108). Cutting edge menjadi
permukaan yang bundar bukan lancip. Itu alasannya kenapa instrumen yang
tumpul lebih tidak efisien dan membutuhnya tekanan yang lebih saat digunakan.
Gambar 51-108 Cutting edge pada kuret yang tumpul berbentuk bundar
Penilaian ketajaman dapat dilihat secara visual dan taktil melalui:
dari cutting edge memantulkan cahaya dan akan tampak bidang yang
terang pada cutting edge (Gambar 51-109). Sudut pada cutting edge
permukaannya.
Gambar 51-109 Pantulan cahaya dari cutting edge pada instrumen yang
TUJUAN PENAJAMAN
memiliki cutting edge yang baik, tipis dan linear. Hal ini dapat dilakukan dengan
tanpa merubah bentuk aslinya. Untuk menjaga bentuk asli, operator harus
mengerti lokasi dan arah cutting edge dan sudut antar permukaan yang
SHARPENING STONES
Sharpening stones dapat berasal dari deposit mineral alami atau diproduksi
secara artifisial. Permukaan batu dibuat dari kristal abrasif yang lebih tajam
memiliki partikel lebih besar dan memotong dengan cepat, sehingga digunakan
pada instrumen yang tumpul. Finer stones memiliki partikel yang lebih kecil
sehingga digunakan untuk proses akhir penajaman dan instrumen yang sedikit
tumpul. Oilstones India dan Arkansas adalah contoh batu abrasif alami. Batu
penggunaannya.
Batu ini dipasang pada metal mandrel dan digunakan pada motor-driven
handpiece. Batu ini dapat berbentuk silinder, kerucut atau cakram. Batu ini pada
umumnya tidak dianjurkan untuk pemakaian rutin karena (1) sulit untuk
mengontrol dengan tepat dan dapat merusak bentuk dari instrumen, (2) cenderung
untuk mengauskan instrumen dengan cepat, dan (3) dapat menghasilkan panas
UNMOUNTED STONES
berbentuk persegi panjang dengan permukaan rata atau grooved, dan berbentuk
silinder dan kerucut. Unmounted stone dapat digunakan dalam 2 cara : instrumen
instrumen, atau batu dipegang dan pertahankan agar tidak bergerak sementara
3. Letakan instrumen pada sudut yang tepat terhadap sharpening stone agar
4. Pertahankan posisi yang stabil, pegangan yang kuat pada instrumen dan
sharpening stone. Hal ini untuk memastikan angulasi yang tepat tetap
instrumen dapat dikurangi dengan rata, dan cutting edge dibevel dengan
benar.
yang dihilangkan dari instrumen. Hal ini juga mengurangi panas akibat
friksi. Minyak digunakan untuk batu alami dan air untuk batu sintetik.
sudah terlalu tumpul tidak akan efisien dan butuh tekanan lebih saat
instrumen.
KURET UNIVERSAL
Beberapa teknik dapat menghasilkan kuret yang tajam. Sudut yang harus
dicapai saat menajamkan instrumen adalah 70o hingga 80o antara permuka fasial
dan lateral blade (Gambar 51-111). Desain tersebut paling efektif saat root planing
dan mengeliminasi kalkulus (Gambar 51-112, bagian kiri). Cutting edge kurang
dari 70o sudah cukup tajam namun tipis (Gambar 51-112, bagian tengah). Hal ini
akan membuat instrumen cepat aus dan tumpul. Cutting edge 90 o atau lebih
seperti itu biasanya tidak sempurna, dan root planing tidak efektif.
Gambar 51-111 Sharpening stone membentuk sudut 100 hingga 110 derajat
Gambar 51-112 Kiri, Penajaman kuret yang tepat yaitu 70 hingga 80 derajat
antara permukaan fasial dan lateral. Tengah, kuret telah ditajamkan sehingga salah
satu cutting edge kurang dari 70 derajat. Bentuk edge sudah cukup tajam, tapi
mudah tumpul. Kanan, salah satu cutting edge dari kuret yang sudah ditajamkan
deposit.
Sudut yang harus dibentuk antara blade dan permukaan batu sebesar 100o-
110o (lihat gambar 51-111), agar cutting edge bersudut 70o-80o. Hal ini didapatkan
dengan menempatkan bagian depan blade sejajar dengan lantai, serta lengan
70o-80o antara permukaan depan dan lateral. Tengah, kuret yang telah dipertajam
sehingga salah satu sisi permukaan cutting edge bersudut kurang dari 70 derajat.
Permukaan ini cukup tajam namun dapat menjadi tumpul dengan mudah. Kanan,
salah satu permukaan cutting edge kuret telah dipertajam menjadi 90 derajat.
lantai. Batu membentuk sudut 100-110 derajat terhadap permukaan depan pisau.
sudut 100-110 derajat antara bagian depan blade dengan batu (gambar
51-113, lihat juga gambar 51-111)
membulat.
sama.
Gambar 51-114: Kiri, kuret yang belum dipertajam dilihat dari arah atas
Batu serupa yang dipasang pada handpiece dapat digunakan pada permukaan
depan blade dengan batu berotasi ke arah ujung. Metode ini tidak disarankan
Hal tersebut dapat menimbulkan resiko blade patah atau bengkok saaat
Selain kuret universal, terdapat kuret Gracey yang memiliki sudut 70o-80o
antara permukaan depan dan lateral blade. Teknik khusus untuk mempertajam
lurus terhadap gagang seperti kuret universal, namun memiliki kelengkung sudut
70o. Kuret Gracey dapat dibedakan berdasarkan kelengkung pada cutting edge.
Ketika dilihat dari atas depan blade, permukaan cutting edge kuret universal
memanjang berada dalam satu garis lurus dari gagang hingga ke ujung, yang dapat
digunakan untuk scaling dan root planning. Permukaan cutting edge sebuah kuret
Gracey, berada dalam satu lengkung dari gagang sampai ke ujung instrumen, dan
hanya permukaan cutting edge yang berukuran lebih besar dan berada paling luar
gagang.
Gambar 51-117: Permukaan cutting edge kuret universal meluas lurus dari gagang
ke ujung. Permukaan cutting edge kuret Gracey melengkung halus dari gagang ke
ujung. Hanya bagian luar permukaan cutting edge yang besar pada sebelah kanan
1. Pegang kuret supaya posisi depan blade pararel terhadap lantai. Karena
bentuk blade yang melengkung, handle dari instrumen tidak tegak lurus
yang harus dipertajam (gambar 51-119, kiri). Gunakan batu pada sisi
lateral sehingga sudut antara bagian depan blade dengan batu sebesar
100-110 derajat.
mengasah yang benar, pegangannya tidak tegak lurus terhadap lantai karena sudut
dari offset-blade. Batu bertemu dengan pisau pada sudut 100-110 derajat.
Bandingkan posisi ini dengan posisi ketika mengasah kuret universal, seperti
mempertahankan kurva simetris pada sisi luar cutting edge. Pada kuret sebelah
kanan, batu pengasah digunakan terlalu lama pada satu tempat, sehingga membuat
Kuret Gracey yang memiliki handle yang panjang, seperti kuret After Five,
dipertajam dengan cara yang sama seperti kuret Gracey standar. Walaupun handle
akhir lebih panjang 3 mm, ukuran blade dan bentuknya sangat serupa, sehingga
Kuret Gracey dengan cutting blade yang kecil, seperti kuret Mini Five atau
Gracey Curvettes, juga dapat dipertajam dengan teknik sama. Ukuran blade ini
hanya setengah panjangnya dari blade Gracey, namun sudut antara permukaan
depan dan lateral juga masih 70-80 derajat. Tetapi, harus diperhatikan untuk tidak
mempertajam terlalu sering atau berlebihan di sekitar ujung kuret ini, supaya
mencegah pemendekan berlebihan dari blade.
SICKLE SCALER
Ada dua tipe sickle scaler, yaitu sickle lurus dan curved sickle. Pada sickle
lurus permukaan depan blade datar dari handle sampai ke ujung, sementara pada
sickle lurus dan curved memiliki gambaran pemotongan melintang yang serupa.
Sebagaimana kuret, sudut antara bagian depan dan lateral sickle adalah sebesar
70-80 derajat. Ketika batu asah digunakan secara tepat pada permukaan lateral
untuk mempertahankan sudut ini, sudut antara bagian depan pisau dan permukaan
batu adalah 100-110 derajat. Dengan memperhatikan hal tersebut, sickle scaler
dapat ditajamkan dengan cara yang sama dengan kuret, kecuali sickle memiliki
Gambar 51-120: Permukaan depan pisau pada sickle lurus berbentuk datar dari
handle sampai ujung (kiri), sementara pada curved sickle permukaan depan pisau
Batu besar dan datar juga dapat digunakan untuk mempertajam sickle. Batu
ini diposisikan pada meja atau kabinet dengan tangan kiri. Sickle dipegang di
tangan kanan dengan teknik modified-pen grasp dan diasah pada batu dengan
sudut 100-110 derajat antara permukaan depan blade dan batu. Keempat jari
terbentuknya wire edge atau leidge, instrumen harus ditarik dalam satu arah,
Chisel memiliki satu permukaan cutting edge yang lurus dan tegak lurus
dengan tangkai instrumen, baik segaris lurus dengan tangkainya atau sedikit
Batu diposisikan pada permukaan datar. Arah pengasahan searah dengan keempat
Gambar 51-123: Ketika seluruh bevel pada chisel berkontak dengan batu asah,
sudut antara instrumen dengan batu sebesar 45 derajat. Permukaan cutting akan
Pegang instrumen dengan teknik modified pen grasp. Posisikan finger rest
dengan jari ketiga dan keempat terhadap tepi dari batu asah. Jika seluruh
permukaan bevel berkontak dengan batu, sudut 45 derajat antara permukaan bevel
dan permukaan depan blade dapat dipertahankan, dan desain instrumen tidak akan
berubah (gambar 51-123 dan 51-124).
Tekanan yang diberikan harus cukup dan konsisten, dengan tangan dan
lengan diposisikan stabil dan jari bersandar pada tepi batu, lalu dorong instrumen
sepanjang permukaan batu asah. Kurangi tekanan dengan perlahan, dan tarik
Gambar 51-124: Chisel juga dapat dipertajam pada batu asah yang datar dan tidak
bergerak.
Gambar 51-125: Back-action chisel dan hoe dipertajam dengan gerakan menarik.
BLADE PERIODONTAL
Terdapat dua tipe utama blade periodontal. Yang termasuk dalam tipe
pertama adalah scalpel sekali pakai (disposable) yang sebelumnya telah dikemas,
dipertajam, dan disterilkan oleh pabrik. Blade ini tidak perlu dipertajam ketika
Blade periodontal tipe kedua dapat digunakan kembali dan harus dipertajam
ketika sudah tumpul. Blade paling umum dari tipe ini adalah blade gingivektomi
dengan permukaan datar (contohnya pisau Kirkland #15K dan 16K) dan blade
Blade ini memiliki permukaan yang datar dan lebar, yang tegak lurus
yang perlu dipertajam. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menarik blade
sepanjang batu asah yang rata atau dengan memegang instrumen diam dan
BLADE INTERPROKSIMAL
lurus dan menyatu pada ujung blade yang lancip dan tajam. Seluruh bagian blade
interproksimal yang perlu dipertajam. Hal ini dapat dilakukan dengan menarik
instrumen sepanjang batu yang diam atau dengan memegang instrument secara
stabil dan menggerakkan batu.
Posisikan batu asah yang rata pada permukaan datar. Pegang instrumen
dengan teknik modified-pen grasp dan letakkan bevel pada permukaan belakang
blade pada permukaan batu asah. Dengan tekanan yang cukup, tarik instrumen ke
arah operator (gambar 51-128 dan 51-129). Lepaskan tekanan secara perlahan-
lahan dan kembalikan pada posisi semulai. Mulai pada satu sisi permukaan cutting
edge, dan lanjutkan di sekeliling blade dengan sedikit memutar gagang instrumen
antara jempol dan jari pertama dan kedua. Selesaikan setiap bagian blade dengan
dari batu asah dengan bevel pada permukaan belakang blade (gambar 51-130).
Mulai pada salah satu sisi permukaan cutting edge, dan dengan tekanan yang
cukup, tarik batu maju dan mundur sepanjang instrumen. Untuk menghindari
secara perlahan memutar instrumen dan batu dengan tetap berkontak satu sama
lain.
Gambar 51-128: Blade gingivektomi dapat dipertajam dengan batu asah yang rata.
pengasahan saat instrumen digerakan antar jari-jari supaya seluruh bagian blade
dapat ditajamkan.
Gambar 51-129: Blade interproksimal dapat dipertajam dengan batu asah yang
seukuran genggaman tangan. Instrumen digenggam oleh telapak tangan, dan batu
dikenakan pada seluruh sisi cutting edge.