Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH DOKUMENTASI KEPERAWATAN

LAPORAN PERTUKARAN TUGAS

Anggota Kelompok :

1. Atra Sahinza : 191440102


2. Diana Agustina : 191440105
3. Dini Friska : 191440107
4. Girda Fiona Amaria : 191440112
5. Mega Sari : 191440120
6. Yowana Selina Putri : 191440137
7. Yunivia Dian Hermala : 191440140

Dosen :

Ns. Amirudin, M.Kep

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN

POLTEKKES KEMENKES RI PANGKALPINANG

KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2020/2021

1|LAPORAN PERTUKARAN TUGAS


KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT. yang atas rahmat
dan karunianya kami masih diberikan nikmat, salah satunya nikmat sehat dan
kesempatan hidup sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul”
Laporan Pertukaran Tugas”
Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya juga tak luput kami sampaikan kepada
orangtua kami yang tak lepas tangan tetap membantu kami, baik dalam hal moril
maupun materiil. Sebagaimana juga kami mengucapkan terimakasih pula kepada rekan-
rekan kami yang juga telah banyak membantu proses pengerjaan makalah ini.
Kami menyadari banyaknya kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu
segala kritik membangun dan sumbang saran akan kami terima dengan penuh ucapan
terimakasih demi semakin baiknya tugas kedepan. Semoga makalah ini dapat menjadi
penunjang pengembangan ilmu pengetahuan yang berguna di dunia pendidikan
khususnya.

Pangkalpinang, 15 Agustus 2020

Penyusun

2|LAPORAN PERTUKARAN TUGAS


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................1
KATA PENGANTAR................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang...................................................................................4
1.2 Rumusan masalah..............................................................................7
1.3 Tujuan masalah................................................................................7
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pelaporan,.........................................................................................8
2.2 Laporan pertukaran tugas.................................................................8
2.3 Tujuan laporan pertukaran tugas......................................................9
2.4 Langkah-langkah pertukaran tugas..................................................9
2.5 Contoh laporan pertukaran tugas.....................................................9
2.6 Format laporan pertukaran tugas......................................................12
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan......................................................................................14
3.2 Saran.................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………...…..15

3|LAPORAN PERTUKARAN TUGAS


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang
diselenggarakan oleh pemerintah dan atau masyarakat yang berfungsi untuk
melakukan upaya kesehatan dasar atau kesehatan rujukan dan upaya kesehatan
penunjang. Rumah sakit dalam menjalankan fungsinya diharapkan senantiasa
memperhatikan fungsi sosial dalam memberikan pelayanan kesehatan pada
masyarakat. Keberhasilan rumah sakit dalam menjalankan fungsinya ditandai dengan
adanya mutu pelayanan prima rumah sakit. Mutu pelayanan rumah sakit sangat
dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya yang paling dominan adalah sumber
daya manusia. (Depkes RI, 2002)
Peran yang paling menonjol di rumah sakit adalah perawat, karena perawat
merupakan tenaga yang paling lama kontak dengan pasien dibanding dengan tenaga-
tenaga yang lain. Pelayanan keperawatan terdiri dari perawatan langsung dan tidak
langsung.
Tenaga kesehatan khususnya perawat, analisa beban kerjanya dapat dilihat
berdasarkan aspek-aspek tugas yang dijalankan menurut fungsi utamanya. Beberapa
aspek yang berhubungan dengan beban kerja tersebut adalah jumlah pasien yang
harus dirawat, kapasitas kerjanya sesuai dengan pendidikan yang diperoleh, shift yang
digunakan untuk mengerjakan tugasnya yang sesuai dengan jam kerja yang
berlangsung setiap hari, serta kelengkapan fasilitas yang dapat membantu perawat
menyelesaikan kerjanya dengan baik. (Irwandy, 2007)
Dari beberapa rumah sakit di Indonesia, rata-rata jumlah tenaga dibanding dengan
pasien tidak seimbang. Karena pemerintah membandingkan perawat dengan jumlah
tempat tidur, bukan berdasarkan pasien. Banyaknya pasien yang masuk mengharuskan
rumah sakit memiliki perawat yang berkualitas dan berdedikasi tinggi sehingga
diharapkan memiliki kinerja yang baik. Data ketenagaan yang diambil pada suatu
rumah sakit di Kota Surakarta pada tahun 2009 adalah S1 : 102 perawat, D3 : 381
perawat, dan SPK : 10 perawat. Dengan demikian jumlah tenaga perawat ada 583
perawat. Hasil pendataan yang dilakukan di catatan medik selama tahun 2009 di
dapatkan jumlah pasien masuk sebanyak 174.803 pasien. Jumlah kapasitas tempat

4|LAPORAN PERTUKARAN TUGAS


tidur 704 bed dan jumlah rata-rata nilai BOR (Bed Occupancy Rate) yaitu 66,65 %.
(Rekam Medik RSUD Dr. Moewardi Surakarta, 2010)
Berdasarkan perhitungan tenaga keperawatan menurut Douglas (1984), jumlah
tenaga perawat yang dibutuhkan di salah satu bangsal kelas tiga di RSUD Dr.
Moewardi Surakarta adalah berjumlah 36 perawat. Dengan 12 katim dan 24 perawat
asosiet, dengan klasifikasi pasien self care, moderate care, dan total care. Sedangkan
secara empiris, jumlah perawat di bangsal tersebut adalah 26 perawat, dengan empat
katim, lima perawat primer dan 16 perawat asosiet. Selain itu masih ada lagi dua
tenaga kerja non medis yang membantu proses pelayanan. Satu pegawai bertugas
mengurusi kebutuhan administrasi pasien mulai dari penyediaan berkas-berkas rekam
medis, mengurus kelengapan surat-surat, jamkesmas, dan lain-lain. Pegawai non
medis yang lain bertugas menyiapkan alat-alat seperti linen, membersihkan alat ganti
balut, menyediakan kapas, dan lain- lain.
Kedua pegawai non medis tersebut hanya masuk ketika shif pagi, sehingga untuk
keperluan pada shif siang dan shif malam dikerjakan oleh perawat yang jaga di shif
tersebut. Seperti mengurus rekam medis, melengkapi surat-surat, menyiapkan alat-alat
untuk injeksi, menyiapkan linen, bahkan mengambilkan resep di apotik untuk pasien.
Hal ini menyebabkan perawat merasa sering kewalahan dalam melaksanakan
tugasnya. Karena selain melaksanakan tindakan keperawatan secara langsung dan
tidak langsung, perawat juga harus melakukan pekerjaan yang mungkin bukan
tugasnya atau diluar tanggung jawabnya. Selain itu perawat juga harus memberikan
pengertian dan pengarahan pada tiap-tiap pasien dan keluarga pasien yang yang akan
dilakukan tindakan medis, terapi, atau pasien yang surat-suratnya belum
lengkap.Sehingga tidak jarang banyak perawat yang kadang kurang fokus dengan
masalah- masalah pasien yang menjadi tanggung jawabnya. Hal ini menjadi beban
kerja sendiri bagi perawat di bangsal tersebut.
Dari fenomena tersebut dapat dilihat bahwa jumlah perawat dibanding dengan
pasien tidak seimbang. Selain itu juga perawat tersebut mempunyai tingkat
pendidikan yang berbeda-beda. Ketidak seimbangan antara jumlah perawat dengan
pasien jelas akan menimbulkan beban kerja perawat. Yang mempengaruhi beban kerja
perawat adalah kondisi pasien yang selalu berubah, jumlah rata-rata jam perawatan
yang dibutuhkan untuk memberikan pelayanan langsung pada pasien serta
melaksanakan tindakan keperawatan.

5|LAPORAN PERTUKARAN TUGAS


Dalam melaksanakan tindakan keperawatan harus ada komunikasi. Komunikasi
merupakan faktor yang penting dalam keperawatan, karena dengan berkomunikasi,
staff keperawatan dapat menyampaikan dan menerima pesan sehingga tujuan
pelayanan keperawatan dapat dicapai secara optimal. Menurut Taylor dalam Nujannah
(2005), komunikasi adalah proses pertukaran informasi atau proses yang
menimbulkan dan meneruskan makna atau arti. Menurut Yuwono dalam Nurjannah
(2005), komunikasi adalah kegiatan mengajukan pengertian yang diinginkan dari
pengirim informasi kepada penerima informasi dan menimbulkan tingkah laku yang
diinginkan dari penerima informasi.
Jenis komunikasi yang paling lazim digunakan dalam pelayanan keperawatan di
rumah sakit adalah pertukaran informasi secara verbal terutama pembicaraan dengan
tatap muka. Komunikasi verbal biasanya lebih akurat dan tepat waktu. Keuntungan
komunikasi verbal dalam tatap muka yaitu memungkinkan tiap individu untuk
berespon secara langsung. Komunikasi non verbal adalah pemindahan pesan tanpa
menggunakan kata-kata. Merupakan cara yang paling meyakinkan untuk
menyampaikan pesan kepada orang lain. Perawat perlu menyadari pesan verbal dan
non verbal yang disampaikan klien mulai saat pengkajian sampai evaluasi asuhan
keperawatan. Karena isyarat non verbal menambah arti terhadap pesan verbal.
Perawat yang mempersepsikan pesan non verbal akan lebih mampu memahami klien,
mendeteksi suatu kondisi dan menentukan kebutuhan asuhan keperawatan.
Komunikasi dalam bidang keperawatan merupakan proses untuk menciptakan
hubungan antara perawat dengan pasien dan tenaga kesehatan lainnya. Untuk
mengenal kebutuhan pasien dan menentukan rencana tindakan serta kerjasama dalam
memenuhi kebutuhan tersebut. Dalam memberikan asuhan keperawatan komunikasi
terapeutik memegang peranan penting untuk membantu pasien dalam memecahkan
masalah. Kemampuan komunikasi tidak dapat dipisahkan dari tingkah laku seseorang
yang melibatkan aktifitas fisik, mental, disamping juga dipengaruhi latar belakang
sosial, pengalaman, usia, pendidikan dan tujuan yang ingin dicapai.
Maka dari itu agar komunikasi antara perawat dan pasien maupun
tenagakesehatan yang lain harus memiliki data yang baik dan benar maka untuk
mencapai hal itu di perlukan dokumentasi dan pelaporan keperawatan.

6|LAPORAN PERTUKARAN TUGAS


1.2 Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksut dengan pelaporan
2. Apa yang dimaksut dengan laporan pertukaran tugas
3. Apa tujuan dari laporan pertukaran tugas
4. Langlah-langkah laporan pertukaran tugas
5. Apa saja contoh laporan pertukaran tugas
6. Seperti apa formap laporan pertukaran tugas

1.3 Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksut dengan pelaporan
2. Mengetahui apa yang dimaksut dengan laporan pertukaran tugas
3. Mengetahui tujuan laporan pertukarann tugas
4. Mengetahui langkah-langkah dalam pertukaran tugas
5. Mengetahui contoh-contoh laporan pertukaran tugas
6. Mengetahui bentuk format laporan pertukaran tugas

7|LAPORAN PERTUKARAN TUGAS


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PELAPORAN
Pelaporan adalah salah satu komponen dari dokumentasi keperawatan.
Pelaporan memberi ringkasan tentang aktivitas atas pengamatan yang dilihat,
dilakukan atau didengar. Dengan pelaporan, perawat dapat mengkomunikasikan
informasi tentang klien sehingga semua anggota tim dapat membuat keputusan
terbaik tentang klien dan perawatan mereka.

2.2 LAPORAN PERTUKARAN TUGAS


Laporan pertukaran tugas terjadi dua atau tiga kali sehari pada setiap tipe unit
keperawatan disemua tipe lingkungan perawatan kesehatan. Pada akhir giliran
tugas perawat melaporkan informasi tentang klien yang menjadi tanggung
jawabnya kepada perawat yang bekerja pada giliran tugas berikutnya. Tujuan dari
pelaoparan adalah untuk memberikan kontinuitas perawatan yang lebih baik
diantara perawat yang merawat klien. Laporan yang lengkap menegakkan
pertanggunggugatan perawat dalam keyakinan bahwa perawatan klien tidak
terputus.
Laporan pertukaran tugas mungkin dilakukan secara lisan, dengan melakukan
perekaman, atau selama ronde disamping tempat tidur klien. Laporan lisan
dilakukan diruang konferensi dan anggota staf dari kedua anggota kelompok
menghadirinya. Jenis laporan dengan audiotape diberikan oleh perawat yang telah
menyelesaikan perawatan klien dan ditinggal untuk perawat pada giliran tugas
berikutnya untuk ditinjau ulang.
Pelaporan yang terorganisasi mengikuti aturan urutan yang logis. Untuk
menyiapkan laporan, perawat mengumpulkan informasi dari lembar kerja, kardex
klien dan perawatan kesehatan klien. Pendekatan yang sistematis seperti
penggunaan proses keperawatab dapat melengkapi staf dengan informasi kritis
yang diperlukan untuk melanjutkan perawatan.

8|LAPORAN PERTUKARAN TUGAS


2.3 TUJUAN LAPORAN PERTUKARAN TUGAS
1. Menyampaikan masalah, kondisi, dan keadaan klien (data fokus)
2. Menyampaikan hal-hal yang sudah atau belum dilakukan dalam asuhan
keperawatan kepada klien
3. Menyampaikan hal-hal penting yang perlu segera ditindaklanjuti oleh dinas
berikutnya
4. Menyusun rencanan kerja untuk dinas berikutnya
5. Sebagai forum diskusi uuntuk bertukar pendapat dan mengekspresikan
perasaan perawat
6. Sebagai sumber informasi yang akan menjadi dasar dalam penetapan keputusan
dan tindakan keperawatan

Laporan pertukaran tugas memiliki tujuan untuk mengakurasikan,


mereliabilisasikan komunikasi tentang tugas perpindahan informasi yang relavan
yang digunakan untuk kesinambungan dalam keselamatan dan keefektifan dalam
bekerja

2.4 LANGKAH-LANGKAH PERTUKARAN TUGAS


1. Kedua kelompok shift dalam keadaan sudah siap.
2. Shift yang akan menyerahkan perlu menyiapkan hal-hal yang akan
disampaikan.
3. Perawat primer menyampaikan kepada perawat penanggung jawab shift
selanjutnya meliputi:
a. Kondisi atau keadaan pasien secara umum
b. Tindak lanjut untuk dinas yang menerima operan
c. Rencana kerja untuk dinas yang menerima laporan
4. Penyampaian timbang terima diatas harus dilakukan secara jelas dan tidak
terburu-buri.
5. Perawat primer dan anggota kedua shift bersama-sama secara langsung melihat
keadaan pasien. (Nursalam, 2015)

2.5 CONTOH LAPORAN PERTUKARAN TUGAS


1. Informasi latar belakang : Tn. A ditempat tidur nomor 4, berusia 32 tahun
adalah klien dari dr. Lang, dijadwalkan untuk reseksi kolon pagi hari ini. Ia
telah mengalami kolitis ulseratif selama 2 tahun. Ia diterima rawat malam lalu

9|LAPORAN PERTUKARAN TUGAS


dengan keluhan nyeri ringan abdomen. Ini merupakan pengalaman
pertamanya dengan pembedahan. Ia mengetahui bahwa kemungkinan ia harus
menggunakan kolostomi.
2. Pengkajian : Tn. A mengekspresikan kesulitan untuk tidur malam tadi. Ia
mengajukan beberapa pertanyaan mengenai pembedahan. Malam hari ia
memanggil perawat untuk meminta bantuan beberapa kali.
3. Diagnosa keperawatan : masalah asuhan keperawatan utamanya adalah
kurang pengetahuan yang berhubungan dengan tidak berpengalaman dengan
pembedahan dan ansietas yang berhubungan dengan potensial perubahan citra
tubuh.
4. Rencana penyuluhan : ia mengajukan pertanyaan yang sesuai berkenaan
dengan pembedahan. Kami telah menjelaskan kepadanya bahwa mungkin
diperlukan kolostomi. Staf tugas malam telah menjelaskan mengenai rutinitas
pascaoperatif. Saya telah mempertegas semua informasi kepadanya malam
ini. Ia menyatakan bahwa kini ia sudah tidak terlalu gelisah.
5. Tindakan : enema pembersihan telah dilakukan sampai jernih pada pukul
21.00; tidak ditemukan darah pada cairan enema. Ia mengaluh kram abdomen
segera setelah enema, tetapi kemudian menghilang. Ia mendapat Dalmane 15
mg PO pada pukul 23:30 dan saya melakukan masase punggung untuknya. Ia
tertidur setelah lewat tengah malam.
6. Informasi keluarga : istrinya tetap bersamanya tadi malam sampai akhir jam
berkunjung. Ia kembali dan berada diruangan klien pagi ini.
7. Rencana pemulangan : Tn. A adalah orang yang sangat aktif dirumah. Ia
bermain tenis, basket dan berenang. Ny. A merasa khawatir mengenai reaksi
suaminya nanti terhadap kolostomi. Saya menyarankan membuat rujukan
segera ke ahli terapi enterostoma, jika dipasang kolostomi.
8. Prioritas kebutuhan : sekarang ini, Tn. A sedang rileks diruangannya. Surat
ijin operasi telah ditandatangani semua prosedur preoperatif telah dilengkapi
sesuai medikasi preoperasi, akan diberikan sampai ada panggilan dari ruang
operasi.
Ketika memberikan laporan, perawat berdiskusi dengan klien atau
keluarganya dengan cara yang profesional. Sering kali penting untuk
menggambarkan interaksi diantara klien, perawat, dan anggota keluarganya dengan
istilah perilaku. Perawat jangan menggunakan label seperti tidak kooperatif, sulit,
10 | L A P O R A N P E R T U K A R A N T U G A S
atau buruk ketika menggambarkan perilaku tersebut.laporan yang baik adalah
objektif dan tidak memberikan penilaian atas dasar prasangka.

11 | L A P O R A N P E R T U K A R A N T U G A S
2.6 FORMAT LAPORAN PERTUKARAN TUGAS

FORMAT SERAH TERIMA PASIEN ANTAR PERGANTIAN SHIFT JAGA PERAWAT DENGAN TEKNIK SBAR
Nama pasien : Ny. A Tgl lahir : 17 Juli 1980 Hari rawat : Rabu Tgl : 15 Agustus 2020 Ruang kamar :
MR : 19022017 Dx. Medis : Asma Nama dokter : Dr. Felix Budiman Merpati

Persiapan overan : Persiapan (alokasi pasien, update laporan, beritahu pasien, minta pengunjung untuk keluar ruangan). Perkenalkan tim
(menyapa pasien, memperkenalkan tim selanjutnya). Pertukaran informasi (kondisi klinis, dischard planning, prosedur
dilakukan dll).
Shift Pagi Shift Siang Shift Malam

Situation Pasien mengalami sesak nafas Pasien mengalami sesak nafas Pasien sesak nafas dan nyeri dada
Apa yang terjadi dengan dan nyeri dada. dan nyeri dada
pasien ?
Background Pasien tampak kesulitan dalam Pasien tampak meringis sambil Pasien tampak kesulitan bernafas
Hal-hal yang bernafas. Masalah menahan dadanya. Masalah dan sesekali terlihat menahan
melatarbelakangi kondisi Keperawatan pasien Keperawatan selanjutnya adalah dada
klinis pasien ? selanjutnya adalah nyeri. nyeri.

Assesment DS : Pasien mengatakan sesak DS : Pasien mengatakan DS : Pasien mengatakan sesak


Hasil pengkajian saat ini nafasnya sudah mulai nyerinya belum berkurang nafasnya mulai kambuh lagi
(berdasarkan data subjektif berkurang begitupun dengan nyeri dada
dan objektif) dan tindakan DO : Pasien tampak gelisah
yang sudah dilakukan. DO : Pasien tampak rileks DO : Pasien terlihat gelisah
Intervensi : Pemberian obat asam
Intervensi : Pemberian mefenamat 500 mg, pada jam Intervensi : Pemberian nebulizer
nebulizer pentolin 15.00 WIB. pentolin pada jam 19.00 WIB dan

12 | L A P O R A N P E R T U K A R A N T U G A S
asam mefenamat 500 mg pada
jam 21.00 WIB.

Recommendation Berikan pasien obat analgetik Berikan pasien nebulizer Berikan pasien nebulizer pentolin
Apa yang perlu disampaikan (asam mefenamat 500 mg) pentolin di jam 19.00 WIB dan di jam 08.00 WIB
perawat untuk memperbaiki pada jam 15.00 WIB. berikan obat asam mefenamat
kondisi pasien selanjutnya ? pada jam 21.00 WIB

Kepala Ruang Pemberi Operan Penerima Operan Pemberi Operan Penerima Operan Pemberi Operan Penerima Operan

Bapak Amir Yunivia Dimas Dimas Siska Siska Yunivia

13 | L A P O R A N P E R T U K A R A N T U G A S
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pelaporan adalah salah satu komponen dari dokumentasi
keperawatan. Pelaporan memberi ringkasan tentang aktivitas atas
pengamatan yang dilihat, dilakukan atau didengar . Laporan pertukaran
tugas terjadi dua atau tiga kali sehari pada setiap tipe unit keperawatan
disemua tipe lingkungan perawatan kesehatan. Pada akhir giliran tugas
perawat melaporkan informasi tentang klien yang menjadi tanggung
jawabnya kepada perawat yang bekerja pada giliran tugas berikutnya.
Tujuan dari pelaoparan adalah untuk memberikan kontinuitas
perawatan yang lebih baik diantara perawat yang merawat klien.
Laporan yang lengkap menegakkan pertanggunggugatan perawat
dalam keyakinan bahwa perawatan klien tidak terputus.
Laporan pertukaran tugas memiliki tujuan untuk
mengakurasikan, mereliabilisasikan komunikasi tentang tugas
perpindahan informasi yang relavan yang digunakan untuk
kesinambungan dalam keselamatan dan keefektifan dalam bekerja.
Ketika memberikan laporan, perawat berdiskusi dengan klien atau
keluarganya dengan cara yang professional.

3.2 Saran
1. Diharpakan mahasiswa dapat memahami tentang laporan
pertukaran tugas dengan baik
2. Mahasiswa dapat menerapkan praktik dalam laporan pertukaran
tugas dengan baik dan benar
3. Diharapkan dosen lebih menjeaskan laporan pertukaran tugas
secara terperinci lagi

14 | L A P O R A N P E R T U K A R A N T U G A S
DAFTAR PUSTAKA

Nursalam. (2015). Manajemen Keperawatan, Aplikasi dalam Praktik Keperawatan


Profesional. Jakarta: Salemba Medika.

Aditama, T.Y. (2010). Manajemen Administrasi Rumah Sakit. Edisi kedua. Jakarta: UI Pres

15 | L A P O R A N P E R T U K A R A N T U G A S
16 | L A P O R A N P E R T U K A R A N T U G A S

Anda mungkin juga menyukai