Analisis Asam Amino dalam Minyak Kelapa dengan Proses Pengasaman
Menggunakan HPLC
Indonesia memiliki kebun kelapa Salah satuan alisisasam amino adalah
(Cocosnucifera) terluas di duniayaitu 3.712 dengan menggunakan kromatografi partisi hektar,yang hamper seluruhnya adalah cair-cair atau sering disebut dengan metode perkebunan rakyat dan merupakan sumber HPLC. Analisis asam-asam amino ini penghasilan sekitar dua setengah juta menggunakan HPLC dari sampel gagal dan keluarga petani.Kelapa dapat diolah menjadi berhasil untuk mengetahui bahwa kandungan suatu produk yang bernilai lebih. Salah asam amino berbeda. Kualitas kemurnian satunya adalah Virgin Coconut Oil (VCO) minyak kelapa dianalisis secara kualitatif dan dan juga minyak kelapa biasa yang memiliki kuantitatif. Hasil analisis minyak kelapa yang fungsi sebagai obat dan dapat dijadikan diperoleh kemudian dibandingkan dengan sebagai pengganti minyak kelapa sawit. standar dari SNI dan APCC yang telah Minyak kelapa memiliki asam lemak ditetapkan. jenuh kuat menahan serangan oksidasi saat Pada analisis asam amino pada penggorengan sehingga tidak menjadi minyak kelapa menggunakan HPLC ini penyumbang radikal bebas, suatu senyawa terdapat fase gerak dan fase diam. Fase gerak sangat berbahaya bagi kesehatan (Marina et yang digunakan pada analisis ini yaitu dengan al, 2009). Minyak kelapa juga tidak berperan campuran larutan methanol : THF sebagai Trans Fatty Acids (TFA) sehingga (tetrahidrofuran) : air dengan perbandingan aman dikonsumsi karena tidak meningkatkan 2:2:96 yang mengandung 0,05 M Na2HPO4 Low Desity Cholesterol (LDL). dan 0,05 M Na-asetat, dengan pH 7,5. Padapenelitianini, pembuatan minyak Sedangkan pada fase diam digunakan Ortho kelapa dilakukan melalui metode Phtalaldehyde (OPA) / 2-merkaptoetanol. pengasaman. Penggunaan asam dalam proses Untuk mendeteksi asam amino dalam pengolahan minyak kelapa murni dapat penelitian ini, digunakan detector fluoresensi menghasilkan asam lemak bebas yang tinggi. (Model 420-AC, eksitasi= 334 nm, danemisi= Rasio kelapa parut dengan air pada 425 mm). pembuatan minyak kelapa murni akan Kromatogram HPLC memiliki absis cenderung mempengaruhi kadar asam lemak (sumbu x) berupa waktu retensi (menit) dan bebas.Hal ini akan menurunkan fungsi dan ordinat (sumbu y) berupa respon detektor kualitas minyak kelapa dan memperbesar berupa potensial (mV), Adapun hasil analisis kemungkinan kegagalan pembuatan minyak HPLC pada sampel yang telah disiapkan kelapa. untuk dianalisi. fenialanin, isoleusin, leusin dan lisin. Pada sampel ini Kromatogram menunjukkan bahwa semua asam amino pada sampel ini dapat dideteksi.
Gambar 1 menunjukkan kromatogram
standar yang merupakan interpretasi dari Pada gambar ke 3 gagal dibuat karna tidak asam-asam amino standar, puncak 1 sampai terbentuk asam-asam amino seperti lisin dan 14 berturut-turut adalah asam aspartat, leusin terlihat pada puncak no 13 dan puncak glutamin, serin, histidin, glisin, arginin, nomor 14.Dari tabel dan hasil kromatogram alanin, tirosin, metionin, valin, fenialanin, di atas, diketahui bahwa pada sampel isoleusin, leusin dan lisin. percobaan keenam, lisin dan leusin tidak terbentuk. Hal ini memperlihatkan bahwa pada sampel ini, ada asam amino yang tidak akan terbentuk yang mengakibatkan berkurangnya kualitas minyak. Dalam hal ini, ketengikan pada sampel gagal memang berlangsung lebih cepat, warna lebih keruh dan bau tengik lebih terasa adanya reaksi Maillard, berperan cukup penting pada fenomena ini dimana akibat reaksi yang terjadi pada asam amino yang menyebabkan terbentuknya polimer nitrogen berwarna Pada gambar ke 2 analisis sampel coklat. percobaan pertama (yang berhasil dibuat Berkurangnya kandungan lisin dan dengan kadar protein paling banyak terbentuk leusin tergantung pada kondisi dekstruksi asam-asam amino sesuai dengan standar, seperti suhu, kadar air, bahan dan waktu yaitu asam aspartat, glutamin, serin, histidin, proses. Kandungan lisin dan leusin asam glisin, arginin, alanin, tirosin, metionin, valin, amino yang paling reaktif.
Analisis Jurnal Penentuan Komposisi Asam Lemak Ekstrak Minyak Ikan Kembung (Rastrelliger Kanagurta) Dengan Gc-Ms Dan Uji Toksisitasnya Menggunakan Metode BSLT