Uraian Materi
Kelistrikan dan Elektronika Otomotif
Kendaraan bermotor seperti mobil, motor, truk perlu sistem
kelistrikan agar mesin dapat hidup dan kendaraan dapat berjalan dengan
aman dan nyaman. Sistem kelistrikan pada kendaraan dapat dikelompokkan
menjadi 2, yaitu:
a. Sistem kelistrikan mesin
Sistem kelistrikan mesin berfungsi untuk menghidupkan mesin dan
mempertahankan agar mesin tetap hidup. Sistem kelistrikan mesin terdiri
dari:
1) Sistem starter berfungsi untuk merubah energi listrik menjadi energi
gerak putar untuk memutar poros engkol agar mesin dapat hidup.
2) Sistem pengapian berfungsi menghasilkan percikan api pada busi
untuk membakar campuran bahan bakar di dalam silinder.
3) Sistem pengisian berfungsi untuk merubah energi gerak menjadi
energi listrik yang digunakan untuk mengisi baterai dan mensuplai
kebutuhan listrik saat kendaraan beroperasi.
1
4) Sistem meter kombinasi berfungsi memberikan informasi pada
pengemudi tentang kondisi kendaraan seperti temperatur mesin,
jumlah bahan bakar, kecepatan kendaraan, pelumasan, pengisian,
rem dan sebagainya.
5) Sistem audio sebagai sarana hiburan bagi pengemudi maupun
penumpang selama perjalanan.
6) Sistem Air Conditioning (AC) berfungsi mengatur kondisi udara di
dalam ruangan yang paling nyaman.
7) Central door locks berfungsi untuk mengontrol penguncian pintu
secara terpusat di pengemudi guna menghindari lupa mengunci pintu
saat meninggalkan kendaraan maupun saat melaju sehingga
kendaraan lebih aman dan tidak membahayakan penumpang akibat
pintu tidak terkunci saat kendaraan melaju.
8) Power window berfungsi membuka dan menutup kaca pintu secara
elektrik agar lebih ringan dan mencegah penumpang terutama anak-
anak membuka kaca pintu saat kendaraan melaju karena berbahaya
bagi penumpang
9) Sistem kelistrikan tambahan lainnya
Pengetahuan tentang dasar listrik dan elektonika diperlukan untuk
memahami dan mengerti bagaimana suatu sistem kelistrikan dapat
bekerja, bagaimana merawat dan memperbaiki sistem kelistrikan, serta
bagaimana mencari sumber permasalahan jika sistem kelistrikan
mengalami gangguan.
c. Atom
Secara umum materi dikelompokkan menjadi tiga yaitu padat, cair
dan gas. Semua benda bila kita pecah tanpa meninggalkan sifat aslinya
akan kita dapatkan partikel yang disebut molekul. Molekul kalau kita
pecah lagi akan kita dapatkan beberapa atom. Jadi atom adalah bagian
terkecil dari suatu benda/partikel. Atom terdiri dari inti (nucleus) yang
dikelilingi oleh elektron yang berputar mengelilingi inti pada orbitnya
masing-masing seperti susunan tata surya. Inti atom sendiri terdiri dari
2
proton dan netron. Proton dan elektron ternyata mempunyai muatan
listrik, dimana proton mempunyai muatan (+) dan elektron mempunyai
muatan (-). Sedangkan proton tidak mempunyai muatan atau netral.
Atom yang mempunyai jumlah proton dan elektron sama, dikatakan
bermuatan netral. Sesuai dengan hukum alam, atom akan terjadi tarik
menarik antara neucleus sehingga elektron akan tetap berada dalam
orbitnya masing-masing.
d. Elektron Bebas
Elektron-elektron yang orbitnya paling jauh dari inti, memiliki
daya tarik menarik yang lemah terhadap inti. Elektron-elektron ini bila
terkena gaya dari luar, misalnya panas, gesekan atau reaksi kimia akan
cenderung lepas dari ikatannya dan pindah ke atom lain. Elektron-
elektron yang mudah berpindah ini disebut elektron bebas (free electron),
gerakan dari elektron bebas inilah yang menghasilkan bermacam-macam
3
fenomena kelistrikan (seperti loncatan bunga api, cahaya, pembangkitan
panas, pembangkitan magnet dan reaksi kimia).
e. Teori Listrik
Listrik merupakan sumber energi yang paling mudah dikonversi
menjadi energi yang lain, sehingga sebagian besar komponen sistem
kelistrikan otomotif merupakan konversi energi listrik menjadi energi
yang dikehendaki. Contoh komponen kelistrikan:
1) Baterai merubah energi listrik menjadi energi kimia
2) Motor starter merubah energi listrik menjadi energi gerak
3) Lampu merubah energi listrik menjadi cahaya dan panas
4) Pematik rokok merubah energi listrik menjadi panas
5) Selenoid merubah energi listrik menjadi magnet, dan sebagainya.
4
kain sutra. Setelah digosok gelas kaca akan bermuatan positip dan
kain sutra akan bermuatan negatip.
2) Listrik Dinamis
Listrik dinamis merupakan suatu keadaan terjadinya aliran
elektron bebas dimana elektron ini berasal dari dari elektron yang
sudah terpisah dari inti masing-masing. Elektron bebas tersebut
bergerak melewati suatu penghantar.
Listrik dinamis dikelompokkan menjadi dua yaitu listrik arus
searah (Direct Current) dan arus bolak-balik (Alternating Current).
Listrik arus searah elektron bebas bergerak dengan arah tetap,
sedangkan listrik arus bolak-balik elektron bergerak bolak-balik
bervariasi secara periodik terhadap waktu. Baterai merupakan
sumber listrik arus searah, sedangkan alternator merupakan sumber
arus
5
Teori ini menyatakan listrik mengalir dari positip baterai ke
negatip baterai. Teori ini banyak digunakan untuk kepentingan
praktis, teori ini pula yang kita gunakan untuk pembahasan aliran
listrik pada buku ini
6
Gambar 6 Hukum Ohm pada tahanan konstan
Solusi:
Posisi 1 tidak ada arus atau 0 amper karena posisi Off
Posisi 2 besar tegangan 1,5 V, menggunakan rumus I = V/R
Maka besar arus saat terminal 2 adalah I2 = V2/R = 1,5 / 10 = 0,15 A.
Contoh 2.
Tentukan besar arus listrik pada rangkaian berikut, dimana tegangan tetap
dan tahanan berubah-ubah.
Solusi:
Posisi 1 tahanan 10 , maka besar arus yang mengalir I = V/R, I = 12/10 =
1,2 A
7
Posisi 2 tahanan 20 , maka besar arus yang mengalir I = V/R, I = 12/20 =
0,6 A
Contoh 3.
Tentukan tahanan filamen sebuah lampu bila saat dihubungkan dengan
sumber arus 12V, arus yang mengalir adalah 10 A.
Solusi:
R = V/ I
= 12 / 10 = 1,2
P = VxI
P = VxI P = I 2R P = V2 / R
8
daya yang diperlukan 36 watt, sedangkan saat jarak jauh daya yang
diperlukan 42 watt.
Contoh 4:
Tentukan besar arus yang mengalir pada sebuah lampu kepala 12V 36/42
W, saat lampu jarak dekat maupun saat jarak jauh.
Solusi:
Dengan menggunakan rumus I = P/ V didapatkan besar arus
a. Jarak dekat I dekat = Pdekat / V = 36 / 12 = 3 A
b. Jarak jauh I jauh = P jauh / V = 42 / 12 = 3,5 A
Contoh 5:
Sebuah lampu 12 V saat dihidupkan membutuhkan arus 5 A, berapa daya
dan tahanan filamen lampu tersebut.
a. Besar daya lampu menggunakan rumus P = VI
P = V I = 12 x 5 = 60 watt
b. Besar tahanan filamen menggunakan rumus R = V/ I
R = V/ I = 12 / 5 = 2,4
Contoh 6:
Berapa watt daya elemen pemanas yang mempunyai tahanan 10 dan arus
sebesar 2 A.
Solusi:
Besar daya pamanas menggunakan rumus P = R x I 2
P = R x I 2 = 10 x 2 2 = 40 watt
Arus Listrik
Besar arus listrik yang mengalir melalui suatu konduktor adalah sama
dengan jumlah muatan (elektron bebas) yang mengalir melalui suatu titik
penampang konduktor dalam waktu satu detik. Arus listrik dinyatakan
dengan simbol I (intensitas) dan besarnya diukur dengan satuan ampere
9
(disingkat A). Bila dikaitkan dengan elektron bebas, 1 Ampere =
Perpindahan elektron sebanyak 6,25 x 1018 suatu titik konduktor dalam
waktu satu detik.
1Detik
Gambar 8 Aliran listrik
Contoh Konversi:
1). 1.000. 000 µA = 1.000 mA = 1. A = 0,001 kA
2). 0,5 MA = 500 kA = 500.000 A = 500.000.000 mA
3). 5 A = 5.000 mA = 5.000.000 µA
Tegangan Listrik
Tabung A dan B berisi air, dimana permukaan air tabung A lebih
tinggi dari permukaan air tabung B, dihubungkan melalui sebuah pipa maka
air akan mengalir dari tabung A ke tabung B (gambar a). Besarnya aliran air
ditentukan oleh perbedaan tinggi permukaan air kedua tabung, ini disebut
dengan tekanan air. Hal yang sama juga akan terjadi bila kutub listrik A
yang mempunyai muatan positip dihubungkan dengan kutub B yang
bermuatan negatif oleh kabel C (gambar b), maka arus listrik akan mengalir
dari kutub A ke kutub B melalui kabel C. Hal ini terjadi karena adanya
kelebihan muatan positip pada kutub A dan kelebihan muatan negatif pada
B yang menyebabkan terjadinya beda potensial (tegangan listrik).
Perbedaan ini menyebabkan tekanan tegangan menyebabkan arus listrik
10
mengalir. Beda tegangan ini biasa disebut Voltage ( juga biasa disebut
dengan electromotive force / AMF).
A CURRENT
Tegangan
Pipa Air
ELECTRON FLOW
Aliran Air VOLTAGE
Gambar (b)
Gambar (a)
Tegangan
11
Air dengan tekanan yang sama akan mengalir lebih cepat bila
dialirkan melalui pipa yang besar, pendek dan permukaan dalamnya halus
dibandingkan dengan bila air dialirkan melalui pipa yang ukurannya kecil,
panjang dan permukaan bagian dalamnya kasar. Hal ini karena kondisi dari
pipa akan berpengaruh terhadap aliran air.
B B
Aliran air Aliran air
besar lebih kecil
Tegangan
Tahanan Listrik
Gambar 10. Tahanan Listrik
12
0,89 M = 890 k = 890.000
13
Hubungan Antara Diameter dan Panjang Kabel dengan Tahanan
Listrik
Tahanan listrik berbanding lurus dengan panjang kabel tetapi
berbanding terbalik dengan diameter kabel. Ini berarti semakin panjang
kabel listrik, semakin besar pula tahanannya, tetapi semakin besar diameter
kabel listrik semakin kecil tahanannya. Berdasarkan pengertian diatas
tahanan suatu kabel listrik dapat dihitung dengan rumus berikut :
R=. l
A
Tahanan Sambungan
Tahanan sambungan adalah tahanan yang diakibatkan oleh
sambungan yang kendor. Bila arus listrik melewati sambungan yang kendor
akan menyebabkan sambungan menjadi panas. Panas ini akan memperbesar
tahanan dan mempercepat timbulnya korosi. Tahanan sambungan dapat
diperkecil dengan membersihkan sambungan dan mengeraskan sambungan.
14
Tahanan Isolator
Seperti telah dijelaskan bahwa karet, vynil, plastik dan porselin
dapat digunakan untuk menghalangi arus listrik antara konduktor. Sifat dari
bahan-bahan ini disebut kemampuan tahanan isolator dan dinyatakan
dengan nilai tahanan. Dalam kondisi tertentu isolator dapat berubah menjadi
penghantar listrik/ konduktor, misalnya karena retak, bocoran arus listrik
yang akan menimbulkan percikan bunga api dan menimbulkan kotoran,
menempelnya air atau kotoran lain pada isolator.
15
1. Rangkaian Seri
2. Rangkaian Paralel
3. Rangkaian Seri Paralel
Pemahanan jenis dan karakteristik rangkaian sangat penting sebagai dasar
memeriksa dan menentukan sumber gangguan pada sistem kelistrikan.
a. Rangkaian Seri
Aplikasi rangkaian seri sangat banyak digunakan pada kelistrikan
otomotif. Sistem pengapian, sistem starter, pengatur kecepatan motor
kipas evaporator AC merupakan beberapa contoh aplikasi rangkaian
seri. Rangkaian seri 2 resistor adalah sebagai berikut:
Contoh 1:
16
R1 R2 R3
V1 V2 V3
Tentukan besar Rt, I , I1 , I2, I3, V1, V2, dan V3 rangkaian seri di
atas
Solusi:
a. Tahanan total (Rt) merupakan penjumlahan semua tahanan
(Rt ) = R1 + R2 + R3
= 10 + 20 + 30 = 60
b. Arus yang mengalir pada rangkaian sama besar I = I1 = I2 = I3
I = V / Rt
= 12/ 60 = 0,2 Amper
c. Tegangan total merupakan penjumlahan dari tiap tegangan
V1 = R1/ Rt x V = 10/60 x 12 = 2 V
V2 = R2/ Rt x V = 20/60 x 12 = 4 V
V3 = R3/ Rt x V = 30/ 60 x 12 = 6 V
V t = V1 + V2 + V3 = 2 + 4 + 6 = 12 V
Karena besar I sudah dicari maka besar V1, V2, V3 dapat pula
ditentukan dengan rumus:
V1 = R1 x I = 10 x 0,2 = 2 V
V2 = R2 x I = 20 x 0,2 = 4 V
V3 = R3 x I = 30 x 0,2 = 6 V
V t = V1 + V2 + V3 = 2 + 4 + 6 = 12 V
Contoh 2:
17
Tentukan tahanan motor listrik, arus dan daya motor blower
evaporator AC pada posisi 1, 2 dan 3 bila daya motor tertulis 12V36W.
R1 R2
1
2
M
3
Tabel 4. Hubungan tahanan, arus dan daya pada tegangan tetap pada
rangkaian motor kipas evaporaator AC
Posisi Tahanan total () Arus (A) Daya (W)
1 6 2 24
18
2 5 2,4 28,8
3 4 3 36
b. Rangkaian Paralel
𝑅1 𝑥 𝑅2
𝑅𝑡 = 𝑅1+𝑅2
Contoh 1:
Tentukan besar tegangan, arus dan tahanan pada rangkaian di bawah
ini
19
V1
R1
I1
R2
I2
V2
V= 12 V R1=10 R2 = 30
Gambar 19 Rangkaian paralel 2 resistor
Solusi :
a. Tegangan pada rangkaian sama yaitu
V = V1 =V2 = 12 V
b. Besar tahanan total (Rt) adalah:
Rt = ( R1 x R2) : (R1 +R2) = (10 x 30) : (10 + 30)
= 300 : 40 = 7,5
c. Besar arus mengalir adalah adalah:
I = I 1 + I2
I1 = V / R1 = 12 / 10 = 1,2 A
I2 = V/ R2 = 12 / 30 = 0,4 A
Jadi I = I1 + I2 = 1,2 + 0,4 = 1,6 A
Contoh 2:
Sistem penerangan menggunakan lampu 12 V 50/ 60 W yang
dirangkai paralel. Tentukan sekring yang diperlukan untuk lampu jarak
dekat dan lampu jarak jauh bila besar sekering 1,5 kali besar arus yang
mengalir pada lampu yang lebih besar. Berapa tahanan lampu dekat dan
lampu jauh.
Solusi:
20
a. Lampu jarak dekat
Jumlah lampu 2 buah, daya 50 W ,penyambungan paralel
Besar arus I = (P1/V) + (P2/V) = (50/12) + (50/12) = 8, 33 A
Tahanan lampu dekat R = V2 / P = 122 / 50 = 2,88
b. Lampu jarak jauh
Jumlah lampuh 2 buah, daya 60 watt penyambungan paralel
Besar arus I = (P1 / V) + (P2 / V) = (60 / 12) + (60/ 12) = 10 A
Tahanan lampu dekat R = V2 / P = 122 / 60 = 2,4
Sekering yang digunakan 1,5 x arus = 1,5 x 10 = 15 A
R1 Rp
V1 = R1 / Rt x V
VRp = Rp / Rt x V
21
Besar arus pada R1 = arus total
I = V/ Rt
I2 = V2 / R2
Besar arus pada R3 adalah
I3 = V3 / R3
Contoh:
Tentukan besar tahanan total (Rt), tegangan pada R1 = 4,5 , R2=10
dan R3=20 dan besar arus pada R1, R2 dan R3 pada rangkaian di
bawah ini, bila tegangan sumber sebesar 12V.
R2
R1
R3
Solusi:
a. Mencari tahanan total (Rt) ditentukan dahulu besar tahanan
pengganti (Rp) untuk R2 dan R3.
Rp = ( R2 x R3) : (R2 +R3) = (10 x 30) : (10 + 20)
= 300 : 40 = 7,5 Ω
Rt = R1 + Rp = 4,5 + 7,5 = 12 Ω
22
d. Jembatan Wheatstone
Jembatan Wheatstone merupakan rangkaian seri paralel yang
sering digunakan. Penerapaan rangkaian ini antara lain pada
termometer, intensitas pengukur cahaya, air flow meter dan sebagainya.
Rangkaian jembatan Wheatstone adalah sebagai berikut:
R1 R2
Vx
R3 R4
B
Gambar 20. Rangkaian jembatan Wheatstone
Contoh:
Tentukan tegangan pada Volt meter (Vx) pada gambar diatas, bila nilai
R1 = 1Ω, R2 = 2Ω, R3 = 4Ω, R4 = 4Ω.
Tegangan yang ditunjukkan volt meter merupakan selisih tegangan
pada titik A dengan titik B.
Tegangan pada titik A adalah
Va = R2/ (R1+R2) x V = 2/ (1+2)x 12= 8 V
Dengan konsep di atas bila salah satu nilai tahanan berubah maka
tegangan pada Voltmeter juga berubah. Menghitung besar Vx juga
dapat menggunakan, rumus jembatan Wheatstone yaitu:
23
(2 x 4 ) - ( 1 x4 ) 8–4 4
Vx = x 12 = x 12 = x 12 = 2 V
(1 + 2) x ( 4 + 4 ) 3 x 8 24
Voltage Drop
Dalam suatu rangkaian kelistrikan diperlukan sekring, kontak/ saklar
maupun kabel, semua komponen tersebut dirangkai seri dengan komponen
utama, pada suatu saat permukaan kontak dapat terbakar, konektor pada
ujung kabel kotor atau hubungan kurang kuat yang menyebabkan bagian
tersebut tahanannya bertambah. Bertambahnya tahanan pada kontak
maupun konektor menyebabkan terjadi penurunan tegangan pada kaki
komponen utama, penurunan tegangan tersebut disebut Voltage Drop.
Akibat voltage drop menyebabkan besar arus yang mengalir pada
komponen utama menjadi berkurang dan daya menurun.
Aplikasi konsep di atas dapat digunakan untuk mendiagnosa sumber
kerusakan pada suatu rangkaian seperti rangkaian sistem starter, sistem
pengapian, sistem penerangan dan sebagaianya. Banyak kasus sistem sterter
putaran motor starter lemah yang disebabkan oleh terminal kotor maupun
hubungan massa yang kurang kuat. Percikan api busi lemah yang
disebabkan oleh platina kotor, konektor kotor atau kurang kuat. Nyala
lampu kepala redup yang disebabkan oleh saklar lampu kotor, konektor
kotor atau kurang kuat maupun massa yang kurang.
Sistem starter merupakan system yang membutuhkan arus paling
besar pada system kelistrikan otomotif sehingga kabel yang kotor maupun
kendor sangat besar pengaruhnya pada kinerja system, oleh karena itu
voltage drop test menjadi standard diagnosa kerusakan system starter.
24
Gambar 21. Voltage drop test pada sistem starter
Contoh:
Tentukan besar VA dan VB, bila tahanan R1 = 1Ω, R1 = 10Ω dan
R2 = 100KΩ dirangkai seri dengan sumber tegangan 12 V.
R1 R2 R3
VA VB VC
25
tahanan yang lain sehingga bila kita melakukan pengukuran menggunakan
Voltmeter pada kaki komponen yang putus akan dihasilkan pengukuran
dengan hasil nol dan maksimal.
26
suplai listrik pada kendaraan, bila kebutuhan listrik lebih besar dari suplai
alternator maka kekurangan di suplai baterai, dan bila suplai dari alternator
melebihi kebutuhan maka listrik disimpan di baterai. Saat mesin hidup
kebutuhan energi listrik bersumber dari alternator, selain itu listrik dari
alternator juga untuk mengisi baterai.
27
Gambar 23. Fungsi Baterai pada kendaraan
b. Konstruksi Baterai
Baterai terdiri dari beberapa komponen antara lain : Kotak baterai
(case), terminal baterai (terminal posts), elektrolit baterai (electrolyte),
lubang elektrolit baterai, tutup baterai (vent caps) , sel baterai (cells)
dan tutup baterai (cover). Dalam satu baterai terdiri dari beberapa sel
baterai, tiap sel menghasilkan tegangan 2 - 2,2 V, dengan demikian
baterai 6 V terdiri dari 3 sel baterai, dan baterai 12 V mempunyai 6 sel
baterai yang dirangkai secara seri.
28
plat negatip, plat positip berwarna coklat gelap (dark brown) dan plat
negatip berwarna abu-abu metalik (metallic gray).
29
uap asam sulfat mengembun pada tepian ventilasi dan menetes kembali
ke bawah.
c. Elektrolit Baterai
Elektrolit baterai merupakan campuran antara air suling (H2O)
dengan asam sulfat (SO4), komposisi campuran adalah 64 % H2O dan
dan 36 % SO4. Dari campuran tersebut diperoleh elektrolit baterai
dengan berat jenis 1,270.
30
Gambar 28. Komposisi elektrolit baterai
Plat (+) + Elektrolit + Plat (-) Plat (+) + Elektrolit + Plat (-)
Pb SO4 + 2 H2O + PbSO4 PbO2 + 2H2SO4 + Pb
Saat sistem starter berfungsi maka energi listrik yang tersimpan
di baterai akan mengalir ke beban, proses ini sering disebut proses
pengosongan (discharge). Proses pengosongan secara kimia dapat
dirumuskan sebagai berikut:
Plat (+) + Elektrolit + Plat (-) Plat (+) + Elektrolit + Plat (-)
PbO2 + 2H2SO4 + Pb Pb SO4 + 2 H2 O + PbSO4
Dari reaksi kimia tersebut terdapat perbedaan elektrolit baterai
saat kapasitas baterai penuh dan kosong, dimana saat baterai penuh
elektrolit terdiri dari 2H2SO4, sedangkan saat kosong elektrolit batarai
adalah 2H2O.
31
Gambar 29. Proses pengisian dan pengosongan baterai
Selama proses pengisian maupun pengosongan listrik pada
baterai terjadi efek panas sehingga eletrolit baterai menguap dan
elektrolit baterai berkurang, untuk itu secara periodik jumlah elektrolit
baterai perlu diperiksa dan bila jumlah elektrolit baterai kurang maka
harus ditambah.
Jumlah elektrolit baterai harus selalu dikontrol, jumlah yang baik
adalah diantara tanda batas Upper Level dengan Lower Level. Jumlah
elektrolit yang kurang menyebabkan sel baterai cepat rusak, sedang
jumlah elektrolit berlebihan menyebabkan tumpahnya elektrolit saat
batarai panas akibat pengisian atau pengosongan berlebihan. Akibat
proses penguapan saat pengisian memungkinkan jumlah elektrolit
berkurang, untuk menambah jumlah elektrolit yang kurang cukup
dengan menambah H2O atau terjual dengan nama Air Accu.
Penyebab elektrolit cepat berkurang dapat disebabkan oleh
overcharging, oleh karena bila berkurangnya elektrolit tidak wajar
maka periksa dan setel arus pengisian. Keretakan baterai dapat pula
menyebabkan elektrolit cepat berkurang, selain itu cairan elektrolit
dapat mengenai bagian kendaraan, karena cairan bersifat korotif maka
bagian kendaraan yang terkena elektrolit akan korosi.
Elektrolit baterai yang dijual ada dua macam yaitu air accu dan
air zuur. Air accu merupakan air murni (H2O) dengan sedikit asam
sulfat, sedangkan air zuur kandungan asam sulfatnya cukup besar
32
sehingga berat jenisnya lebih tinggi. Air accu digunakan untu
menambah elektrolit baterai yang berkurang, sedangkan air zuur
digunakan untuk mengisi baterai pada kondisi kosong.
Penambahan elektrolit dengan air zuur menyebabkan berat jenis
elektrolit terlalu tinggi. Kesalahan ini dapat menyebabkan interprestasi
hasil pengukuran keliruh, sebab hasil pengukuran menunjukkan berat
jenis elektrolit baterai tinggi tetapi kapasitas listrik yang tersimpan
kecil.
Pemeriksaan berat jenis elektrolit baterai menggunakan alat
hidrometer. Pemeriksaan berat jenis elektrolit baterai merupakan salah
satu metode untuk mengetahui kapasitas baterai. Baterai penuh
mempunyai Bj 1,27-1,28, baterai kosong Bj 1,100 -1,130. Hubungan
berat jenis dan kapasitas adalah sebagai berikut:
33
Gambar 31. Hubungan temperatur dengan berat jenis
34
Indikator pada baterai jenis ini mempunyai 3 warna, yaitu:
1). Warna hijau (green) , sebagai indikasi baterai masih baik
2). Warna hijau gelap (dark green) , sebagai indikasi baterai perlu
diperiksa elektrolitnya dan diisi
3). Kuning (yellow), sebagai indikasi baterai perlu diganti.
35
Current atau Cold Cranking Ampere (CCA). Nilai CCA dari
suatu baterai adalah arus (dalam amper) dari baterai yang diisi
penuh sehingga dapat memberikan arus untuk 30 detik pada 18
derajat celsius selama itu tetap menjaga tegangan setiap sel 1.2 volt
atau lebih.
2) Reserve Capacity
Reserve Capacity atau kapasitas layanan adalah banyaknya
waktu dalam menit pada baterai yang diisi penuh dapat
memberikan arus sebesar 25 ampere pada 27 derajat celsius setelah
sistim pengisian dilepas. Tegangan tidak boleh turun dibawah 1.75
volt per sel (10.5 volt total untuk baterai 12 volt).
36
JIS mendefinisikan kapasitas baterai sebagai jumlah listrik
yang dilepaskan sampai tegangan pengeluaran akhir menjadi 10,5
V dalam 5 jam. Sebagai contoh baterai dalam keadaan terisi penuh
dikeluarkan muatannya secara terus menerus 10 A selama 5 jam
sampai mencapai tegangan pengeluaran akhir (10,5 V). Maka
kapasitas baterai ialah 50 AH (10 x 5 jam
f. Perawatan Baterai
Baterai mempunyai peranan yang sangat penting pada kendaraan,
baik saat kendaraan hidup maupun saat starter. Gangguan baterai yang
paling dirasakan pemilik kendaraan adalah fungsi saat starter, dimana
bila baterai kurang baik maka energi yang disimpan tidak cukup untuk
melakukan starter.
Penyebab energi tidak cukup untuk melakukan stater antara lain:
1) Energi listrik yang dihasilkan sistem pengisian lebih kecil dari
kebutuhan energi listrik saat kendaraan beroperasi, sehingga energi
yang tersimpan pada baterai digunakan untuk mencukupi
kekurangannya.
2) Baterai sudah lemah, sehingga tidak mampu menyimpan energi
listrik, atau terjadi pengosongan sendiri.
3) Kontak pada terminal baterai maupun motor starter kotor atau
kurang kuat.
Bila kendaraan lama tidak digunakan maka energi listrik yang
tersimpan di dalam baterai dapat kosong dengan sendirinya. Fenomena
ini sering disebut Self Discharge. Besar self discharge ditunjukan dalam
prosentase kapasitas baterai. Besar self discharge berkisar 0,3 – 1,5 %
per hari pada temperature 20-30 ºC, atau baterai dapat kosong sendiri
dalam 1-3 bulan. Besar Self Discharge dipengaruhi oleh:
1) Adanya bahan aktif yang rusak dan menempel antar sel
2) Ketidak murnian logam seperti besi atau magnesium yang
bercampur dengan elektrolit. Ini salah satu alasan menggapa
37
menambah elektrolit harus menggunakan air suling atau air yang
tidak mengandung logam
3) Bahan aktif baterai
4) Temperatur elektrolit baterai
Perawatan baterai yang baik akan mempu memperpanjang usia
baterai, karena dengan perawatan yang baiK:
a. Mencegah baterai dari kemungkinan kekurangan elektrolit baterai.
Kekurangan elektrolit terjadi akibat saat proses pengisian dan
pengosongan terjadi penguapan, sehingga elektroli berkurang,
oleh karena itu elektrolit harus ditambah air suling. Bila baterai
kekurangan elektrolit dapat menyebabkan baterai panas, terjadi
kristalisasi pada sel-sel baterai dan bahan aktif pada sel lepas.
Adanya bahan aktif yang lepas menyebabkan efektifitas baterai
menurun dan bahan aktif sel yang lepas akan jatuh di dasar kotak
atau terselip diantara sel, bahan aktif yang terjepit ini akan
menyebabkan pengosongan tersendiri.
b. Terminal baterai menjadi awet
Terminal baterai sering rusak akibat korosi, penyebab korosi
adalah uap dari elektrolit dan panas akibat terminal kendor. Dengan
perawatan yang baik kedua terminal baterai akan sering
dibersihkan, dilindungi dengan grease dan pengikatan terminal
dikencangkan sehingga korosi pada terminal mampu dicegah.
Pengaman Rangkaian
Rangkaian listrik harus dilindungi dari arus yang berlebihan yang
disebabkan bertambahnya beban atau hubung singkat agar kerusakan tidak
38
lebih berat. Arus yang besar dapat menyebabkan panas sehingga dapat
merusak kabel, isolator, konektor maupun komponen utama. Hubung
singkat pada rangkaian listrik tanpa pengaman juga menjadi salah satu
penyebab terjadinya kebakaran pada kendaraan.
Terdapat 3 jenis alat pengaman rangkaian kelistrikan kendaraan yaitu:
fuse, fusible links dan contact breaker.
a. Fuse (Sekering)
Sekering merupakan komponen pengaman yang paling banyak
digunakan untuk melindungi rangkaian dari kelebihan beban maupun
hubungan singkat. Sekreing dirangkai seri dengan beban. Pada
rangkaian bila arus listrik mengalir melebihi kapasitas sekering, atau
terjadi hubungan singkat maka logam pada bagian sekering akan mencair
dan putus, sehingga rangkaian terputus. Besar arus yang mengalir
tergantung beban kelistrikan dan tegangan listrik.
I=W/V
I = Arus listrik ……….. amper
W= Beban kelistrikan ….. …. watt
V = Tegangan listrik ………. volt
39
diketahui dengan cepat dengan melihat fuse point dan nilai arus listrik
dapat diidentifikasi dengan cepat melaui kode warnanya.
Lay-out dan
identifikasi
Sekering/ spesifikasi
Fuse sekering (fuse),
Fusible fusible link dan
link
Rela
y
40
Tabel 4. Kode warna sekering
Bentuk Warna Kapasitas
Coklat
5A
kekuningan
Coklat 7.5 A
Merah 10 A
Biru 15 A
Kuning 20 A
Tanpa warna 25 A
Hijau 30 A
b. Fusible link
Fungsi sebagai alat pengaman sekelompok rangkai dari beban
berlebihan atau hubung singkat. Fungsi Fusible link sama dengan fuse
tetapi ukuran lebih dari 30A. Terdapat 2 tipe fusible link, yaitu tipe kabel
dan tipe pipi.
41
Mengatasi kelemahan tersebut pada saat ini banyak digunakan
fuseble link tipe pipi. Kapasitas fusible link dapat dilihat dari nilai yang
tertulis pada tutup, selain itu juga dari warna rumahnya, bila elemen
sekering pada fusible link putus dapat dilihat karena tutup transparan.
Pemasangan fusible link ada yang dipasang dekat terminal positif
baterai, ada pula yang dipasang di kotak sekering.
Pada fusible link jenis pipi, pada bodi sekering terdapat tulisan
besar nilai kapasitas sekering, selain itu bodi sekering juga mempunyai
warna tertentu sesuai dengan nilai kapasitasnya
Tabel 5. Kode warna sekering
Bentuk Warna Kapasitas
Merah mudah 30 A
Hijau 40 A
Merah 50 A
Kuning 60 A
Hitam 80 A
Biru 100 A
42
Gambar 37. Circuit Breaker automatic reset
Pada tipe automatic reset bila arus listrik yang melewati CB
berlebihan akibat hubung singkat atau beban berlebihan maka plat
bimetal CB menjadi panas. Akibat panas maka plat bimetal menjadi
melengkung sehingga kontak terbuka dan aliran listrik putus. Setelah
komponen penyebab gangguan diperbaiki/ diganti / system dimatikan
maka plat bimetal menjadi dingin sehingga kontak berhubungan kembali.
43
Akibat panas maka plat bimetal menjadi sedikit melengkung ke atas,
sehingga kontak terbuka dan aliran listrik putus
Setelah komponen penyebab gangguan diperbaiki/ diganti / system
dimatikan maka plat bimetal tetap melengkun ke atas, tidak mau kembali
lagi ke posisi semula, untuk melakukan reset dilakukan dengan cara
masukkan batang kecil ke lubang reset. Dan mendorong batang reset
sehingga plat bimetal melengkung ke bawah dan kontak berhubungan
kembali
Beban Listrik
Beban listrik merupakan komponen utama dalam rangkaian listrik yang
ingin difungsikan dengan merubah energi listrik menjadi enegi yang di
inginkan. Macam beban pada rangkaian listrik antara lain:
a. Motor listrik merupakan beban listrik yang berfungsi untuk merubah
energi listrik menjadi energi gerak, contoh : motor starter, motor wiper,
motor power window, motor central lock, motor kipas pendingin
radiator, motor blower air conditioning dan sebagainya.
b. Selenoid merupakan beban listrik yang berfungsi untuk merubah energi
listrik menjadi energi magnet untuk menarik plunger, contoh: solenoid
starter, injector, solenoid anti dieseling, solenoid pada VSV (Vacuum
Switch Valve), dan sebagainya.
c. Lampu merupakan beban listrik yang berfungsi merubah energi listrik
menjadi energi cahaya, contoh : lampu kepala, lampu tanda belok,
lampu-lampu pada meter kombinasi, dan sebagainya.
d. Pemanas merupakan beban listrik yang merubah energi listrik menjadi
energi panas, contoh pemanas kaca (defogger) dan pematik rokok (
lighter).
44
Gambar 40. Beban rangkaian listrik
Kontrol Rangkaian
Menghidupkan dan mematikan aliran listrik pada rangkaian perlu
komponen kontrol. Saklar, tombol, relay, solenoid merupakan komponen
yang banyak digunakan sebagai kontrol aliran listrik, sedangkan kontrol
elektronik merupakan suatu rangkaian yang terdiri dari komponen resistor,
kapasitor, diode, transistor maupun intergated circuit (IC).
Saklar
Saklar merupakan komponen kontrol yang paling banyak digunakan
untuk menghidupkan dan mematikan rangkaian. Saklar dikelompokkan
menjadi 3, yaitu:
1). Saklar Single Pole Single Throw (SPST) yaitu saklar yang mempunyai
input dan output hanya satu terminal. Contoh pada kendaraan yaitu
saklar lampu ruangan, saklar lampu pintu dan sebagainya.
2). Saklar Single Pole Double Throw (SPDT) yaitu saklar yang mempunyai
input satu dan output lebih dari satu. Contoh pada kendaraan yaitu kunci
kontak, saklar tanda belok, saklar power window dan sebagainya.
3). Saklar Multi Pole Multi Throw (MPMT) yaitu saklar yang mempunyai
input dan output lebih dari satu terminal. Contoh pada kendaraan
antara lain saklar pada transmisi otomatis, saklar lampu kepala dan
sebagainya.
45
Gambar 41. Model saklar
Relay
Relay merupakan saklar yang dioperasikan secara elektrik. Aplikasi
relay pada kendaraan sangat banyak, sebab dengan relay maka arus yang
melalui saklar utama dapat direduksi. Reduksi aliran listrik pada saklar
utama memungkinkan saklar lebih awet , ukuran dan tenaga untuk
mengoperasikan dapat diperkecil, disain lebih kompak dan menarik. Secara
umum relay dapat dikelompokan menjadi 3, yaitu:
1). Relay Normaly Close (NC)
Relay NC yaitu relay yang pada kondisi normal kontaknya menutup
2). Relay Normaly Open (NO)
Ralay NO yaitu relay yang pada kondisi normal kontaknya membuka
3). Relay Kombinasi
Ralay kombinasi yaitu relay yang pada kondisi normal kontaknya ada
yang menutup dan kontak lain membuka
46
Prinsip kerja relay NC
Pada kondisi normal untuk relay NC terminal yang berhubungan
adalah terminal 2 dengan 4. Terminal 1 dan 3 merupakan terminal untuk
lilitan (gambar a) . Bila terminal 1 mendapat sumber listrik dan terminal 3
mendapat massa, maka lilitan relay akan dialiri listrik sehingga menjadi
magnet. Magnet yang dihasilkan akan menarik plat kontak relay sehingga
hubungan terminal 2 dengan 4 terputus (gambar b).
(a) (b)
47
maka lilitan relay akan dialiri listrik sehingga menjadi magnet. Magnet yang
dihasilkan akan menarik plat kontak relay sehingga terminal 2 dengan 4
berhubungan (gambar b).
(a) (b)
(a) (b)
Tombol
48
Tombol merupakan saklar yang cara mengoperasikan dengan metode
operator menekan terus-menerus, dan bila tekanan dilepas maka saklar tidak
berfungsi. Tombol dikelompokkan menjadi 2 yaitu: tombol normal terbuka
dan tombol normal tertutup.
(a) (b)
Gambar 47. (a). Kontruksi saklar rem, (b) rangkaian system rem
Tombol kondisi normal tertutup (Normaly Close) seperti tombol atau
saklar lampu rem, dimana saat pedal rem diinjak maka tombol tidak tertekan
pedal rem sehingga kontak berhubungan dan lampu rem hidup
Thermo Switch
49
Thermo switch yaitu saklar otomatis yang akan “ON” maupun OFF”
berdasarkan perubahan temperatur. Saat dingin saklar “ON”, saat panas
saklar “OFF”. Contoh pada kendaraan yaitu saklar motor kipas radiator.
Prinsip kerjanya adalah sebagai berikut: Saat kontak “ON” dan mesin
hidup, kipas radiator mati, karena pada saat tersebut thermo switch “ON”
sehingga arus listrik mengalir melewati lilitan relay yaitu dari terminal 3 ke
terminal 1. Arus listrik tersebut menyebabkan lilitan relay menghasilkan
magnet dan menarik kontak terminal 4 sehingga kontak terbuka, dan arus
listrik terputus, motor kipas radiator mati.
Gambar 48. Pemasangan thermo switch pada rangkaian motor listrik kipas
radiator
Saat temperature mesin sudah panas yaitu di atas 93 ºC, maka thermo
switch “OFF”, arus listrik melewati lilitan relay putus, kemagnetan hilang
dan kontak terminal 4 berhubungan dengan terminal 2. Tertutupnya kontak
tersebut menyebabkan arus listrik mengalir ke motor kipas radiator, motor
kipas radiator berputar.
Contoh lain penggunaan thermoswicth yaitu saklar injektor saat
dingin, saklar pengatur temperature Air Conditioning (AC) dan sebagainya.
50
Time delay switch merupakan saklar yang bekerja “ON” dan “OFF”
terus menerus pada selang waktu tertentu.
Pressure Switch
Pressure switch yaitu saklar otomatis yang akan “ON” atau “OFF”
berdasarkan perubahan tekanan.
51
Gambar 50. Pressure switch indicator tekanan oli dan AC
Contoh pada saklar tekanan oli, dimana bila tekanan oli rendah maka
saklar “ON” sehingga lampu indikator oli menyala, sedangkan saat tekanan
oli tinggi maka saklar akan “OFF” maka lampu indikator tekanan oli mati.
Pada saluran tekanan tinggi system AC, juga sering dipasang pressure
switch, yang berfungsi ntuk mematikan system AC bila tekanan pada
saluran tekanan tinggi melebihi batas yang ditentukan (21 kg/cm2) akibat
katup ekspansi tersumbat.
52
Gambar 51. Kabel baterai
Kabel baterai ada 2, yaitu kabel positip merupakan kabel yang
digunakan untuk menghubungkan positip baterai dengan unit motor
starter dan kabel negatip menghubungkan negatip baterai dengan body
mesin. Kabel baterai merupakan kabel yang paling besar ukurannya
karena dilewati arus listrik yang besar yaitu 150 – 300 A untuk kebutuhan
listrik motor starter. Kabel baterai juga sering disebut kabel motor starter.
Panjang kabel baterai 1-2 , tergantung jarak baterai ke motor starter
Kabel busi merupakan kabel yang digunakan untuk mengalirkan
listrik tegangan tinggi dari induksi koil pengapian ke busi. Tegangan
induksi koil pengapian sangat besar yaitu 20.000 – 30.000 V, untuk itu
kabel tegangan tinggi mempunyai isolator yang sangat tebal agar tidak
terjadi kebocoran arus. Kabel busi umumya terbuat dari karbon untuk
mereduksi gangguan gelombang radio.
53
Gambar 52. Kabel tegangan
54
kode “R” berarti warna kabel adalah merah, sedangkan kode “R-G”
berarti warna kabel adalah merah strip hijau.
R = .l/A
R = Tahanan listrik ……………….
= Tahanan jenis ………………. /m
l = Panjang kabel ………………. m
A = Luas penampang kabel …….. m2
55
semakin besar. Guna memudahkan pemakaian maka SAE ( Society of
Automotive Engineer) mengeluarkan pedoman AWG (American Wire
Gauge) untuk menentukan ukuran kabel, dan penggunaan kabel
berdasarkan besar arus yang mengalir dan jarak kabel dari sumber ke
beban. Ukuran kabel tersebut adalah berikut ini:
Tabel 8 Ukuran Kabel
Metric (mm2) SAE AWG (gage) Ohm per 1000 feet
0,5 20 10,0
0,8 18 6,9
1,0 16 4,7
2,0 14 2,8
3,0 12 1,8
5,0 10 1,1
8,0 8 0,7
13,0 6 0,4
19,0 4 0,3
32,0 2 0,2
40,0 1 0,14
50,0 0 0,11
62,0 00 0,09
Contoh :
Tentukan besar tahanan untuk kabel 14 gage, dengan panjang 18 feet.
Dari table diatas dapat diketahui tahanan kabel 14 gage adalah 2,8 Ohm
tiap 1000 feet atau 0,0028 ohm per feet, sehingga besar tahanan = 0,0028
x 18 = 0,05 Ohm.
56
Tabel 9 Pedoman Pemilihan Ukuran Kabel (Wire Gage)
Arus Daya Panjang Kabel (feet)
Amp Watt 3 5 7 10 15 20 25 30
1 12 20 20 20 20 20 20 20 20
1,5 18 20 20 20 20 20 20 20 20
2 24 20 20 20 20 20 20 20 20
3 36 20 20 20 20 20 20 20 20
4 48 20 20 20 20 20 20 20 18
5 60 20 20 20 20 20 20 18 18
6 72 20 20 20 20 20 18 18 18
7 84 20 20 20 20 18 18 18 16
8 96 20 20 20 18 18 18 16 16
10 120 20 20 20 18 18 16 16 16
11 132 20 20 20 18 16 16 16 14
12 144 20 20 20 18 16 16 14 14
15 180 20 20 20 18 16 14 14 12
18 216 20 20 18 16 14 14 12 12
20 240 20 20 18 16 14 12 12 10
22 264 20 18 16 14 12 12 10 10
Contoh :
Tentukan ukuran kabel untuk lampu penerangan dengan daya 200
W, bila jarak lampu sampai sumber listrik sejauh 18 feet. Tentukan pula
penurunan tegangan akibat panjang kabel!
57
Terminal baterai merupakan terminal yang paling sering kendor
dan kotor akibat korosi yang disebabkan asam sulfar dari uap elektrolit
baterai. Akibat terminal kendor dan kotor menyebabkan tahanan
meningkat sehingga menyebabkan gangguan suplai listrik terutama saat
mesin distarter, oleh karena itu terminal ini harus diperiksa dan
dibersikan saat perawatan berkala.
Karet, vynil, plastik dan porselin dapat digunakan untuk
menghalangi arus listrik antara konduktor. Sifat dari bahan-bahan ini
disebut kemampuan tahanan isolator dan dinyatakan dengan nilai
tahanan. Dalam kondisi tertentu isolator dapat berubah menjadi
penghantar listrik/ konduktor, misalnya karena retak, bocoran arus listrik
yang akan menimbulkan percikan bunga api dan menimbulkan kotoran,
menempelnya air atau kotoran lain pada isolator.
b. Konektor
Konektor berfungsi tempat penyambungan kabel pada sistem
kelistrikan, melindungi sambungan dari karat dan kotoran, dan
memungkinkan sambungan dipisah lagi dengan mudah.
Konektor terdiri dari konektor laki-laki dan konektor perempuan,
rumah konektor terbuat dari plastic, dalam rumah tersebut terdapat
lubang untuk memasukkan terminal kabel. Jumlah terminal pada
konektor sangat beragam mulai dari satu terminal sampai puluhan
terminal. Agar penyambungan konektor lebih mudah dan tidak salah
maka pada konektor terdapat nok sehingga bila posisi tidak tepat maka
58
konektor tidak dapat masuk, sedangkan untuk menjamin agar
sambungan lebih kuat maka dipasang pengunci.
59
Wire harness merupakan sekumpulan kabel yang digunakan pada
rangkaian kelistrikan, dimana sekumpulan kabel tersebut dijadikan satu
dengan isolator, agar kabel lebih rapih. Pada ujung wire harness dipasang
konektor sehingga pemasangan sistem perkabelan lebih mudah.
Rangkaian
elektronik
penghitung
pulsa induksi
60
Pada tachometer manual, jumlah pulsa pada primer koil pengapian
dikonversi menjadi tegangan listrik pada rangkaian elektronik. Semakin
tinggi putaran mesin semakin banyak pulsa induksi di primer koil
pengapian, semakin tinggi pula tegangan yang dihasilkan rangkaian
tachometer dan jarum tachometer bergerak semakin besar. Pada gambar
4.2 menunjukan display putaran mesin dari angka 0 sampai 8. Angka
tersebut dikalikan 1000, jadi bila jarum menunjukan ke angka 5 berarti
putaran mesin sebesar 5000 rpm.
61
dipasang pada display speedometer. Semakin cepat kendaraan berjalan
semakin besar penyimpangan jarum speedometer.
62
Gambar 61. Rangkaian speedometer digital
63
bakar yaitu fuel sander gauge. Sensor ini pada prinsipnya adalah
potensio meter atau variabel resistor yang nilai tahanannya berubah
akibat perubahan volume bahan bakar.
Pengemudi mengetahui jumlah bahan bakar dari display volume
bahan bakar (fuel receiver gauge) yang terpasang pada meter kombinasi.
Prinsip dari fuel receiver gauge adalah bimetel yang akan melengkung
bila terkena panas. Panas dihasilkan dari lilitan pemamas, besar
lengkungan tergantung tinggi rendahnya panas pada bimetel, tinggi
rendahnya panas tergantung besar kecilnya arus yang mengalir pada
lilitan.
Voltage
Regulator
1/2
E F Fuel Sander
Gauge
Fuel Receiver
Gauge
Baterai
Saat bahan bakar habis maka pelampung pada fuel sander gauge
pada posisi paling bawah. Pada posisi ini nilai tahanan fuel sander gauge
besar yaitu 119 – 121 Ohm. Arus mengalir dari baterai ke kunci kontak,
ke fuse, ke regulator, ke fuel receiver gauge, ke fuel sander gauge, ke
massa. Karena nilai resistor besar maka arus yang melewati fuel receiver
gauge. Kecilnya arus listrik belum mampu membuat bimetel memuai
sehingga melengkung, sehingga jarum fuel receiver gauge menunjukan
hurup E (Empty), sebagai indikasi bahan bakar kosong/ habis.
Bila bahan bakar diisi sampai penuh, maka pelampung fuel sander
gauge yang dipasang di tangki bahan bakar, akan bergerak naik, gerakan
ini menggeser tahanan pada fuel sander gauge mengecil sampai nilai
tahanan 4-6 Ohm. Arus mengalir dari baterai ke kunci kontak, ke fuse,
64
ke regulator, ke fuel receiver gauge, ke fuel sander gauge, ke massa.
Karena nilai resistor kecil maka arus yang melewati fuel receiver gauge
menjadi besar. Besarnya arus listrik yang mengalir mampu membuat
bimetel memuai sehingga melengkung, dan menarik jarum fuel receiver
gauge, sehingga menunjuk hurup F (Full), hal ini menunjukan bahan
bakar di tangki penuh.
Voltage
Regulator
1/2
E F Fuel Sander
Gauge
Fuel Receiver
Gauge
Baterai
65
Gambar 64. Display menggunakan LED
66
Gambar 66. Sensor temperatur mesin
Instrumen pengukur temperature mesin menggunakan thermistor
sebagai sensor. Thermistor yaitu resistor yang nilai tahanannya berubah
akibat perubahan temperature. Terdapat 2 tipe thermistor yaitu PTC dan
NTC. Positive Temperature Coeficient (PTC) yaitu jenis thermistor yang
nilai tahanan berubah tinggi sebanding dengan naiknya temperature.
Negative Temperature Coeficient (NTC) yaitu jenis thermistor yang nilai
tahanan berubah semakin rendah, bila temperature semakin tinggi, atau
tahanan berbanding terbalik dengan temperature. Thermistor jenis NTC
yang digunakan sebagai sensor pengukur temperature mesin.
C H
Temperature
Sander Gauge
Temperature
Receiver Gauge
Baterai
67
tahanan sensor tinggi sehingga arus listrik yang mengalir kecil, panas
yang dihasilkan akibat aliran listrik kecil, bimetal pada instrument tidak
melengkung, jarum instrument menunjukan “C”.
Pada saat temperature mesin masih tinggi maka nilai tahanan
sensor temperature mesin masih rendah. Arus mengalir dari baterai ke
kunci kontak, ke regulator instrument, ke lilitan pada instrument bahan
bakar ke sensor temperature dan ke massa. Saat temperature tinggi/ panas
maka tahanan sensor rendah sehingga arus listrik yang mengalir besar,
sehingga panas yang dihasilkan akibat aliran listrik besar, bimetal pada
instrument akan melengkung akibat panas akibat aliran listrik, jarum
instrument akan tertarik sehingga bergerak menunjukan “H”.
Voltage
Regulator
C H
Temperature
Sander Gauge
Temperature
Receiver Gauge
Baterai
68