Diharapkan dari eksplorasi ini dapat diketahui potensi bahan galian industri di daerah
Belu selatan, desa webriamata kecamatan Wewiku pada umumnya, terutama penggunaan
lempung sebagai bahan baku gerabah.
Dengan tujuan dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam rangka pengembangan
perekonomian daerah, khususnya dalam bidang industri pertambangan guna meningkatkan
pendapatan asli di daerah, persaingan gerabah di tengah-tangah masyarakat modern, keadaan
gerabah dan cara mengelola gerabah.
3. Teknik Pertambangan
Dapat digunakan sebagai sumber informasi dan sebagai sumber kepustakaan serta bahan
kajian untuk permasalahan yang sama.
Daerah ini termasuk memiliki tingkat kesampaian daerahyang kurang baik , dalam arti sulit dijangkau
dengan kendaraan Roda Dua atau Empat dengan kondisi jalan yang tidak memadai. Untuk menuju lokasi
dapat ditempuh dengan jarak yang cukup jauh dan jaraknya ± 350 km dengan Rute perjalanan Kupang–
So’e–Kefamenanu–Betun–pengrajin gerabah Kara sa’en di desa Webriamata, di tempuh dengan
memakan waktu ± 9 – 10 jam.
Kelompok Pengrajin Gerabah Karasa’en terletak didusun Lorosae Desa Webriamata, kecamatan
Malaka Barat, kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur.
2.1. Lempung
2.1.1. Lempung
Mineral lempung merupakan penyusun batuan sedimen dan penyusun utama dari tanah (Nelson,
2001).
Batulempung adalah merupakan kumpulan dari mineral lempung yang termasuk jenis batuan
sedimen yang mempunyai ukuran butir
Gambar batulempung (claystone)
Lempung membentuk gumpalan keras saat kering dan lengket apabila basah terkena air. Sifat ini
ditentukan oleh jenis mineral lempung yang mendominasinya. Mineral lempung digolongkan
berdasarkan susunan lapisan oksida silikon dan oksida aluminium yang membentuk kristalnya.
Golongan 1:1 memiliki lapisan satu oksida silikon dan satu oksida aluminium, sementara
golongan 2:1 memiliki dua lapis golongan oksida silikon dan satu lapis oksida aluminium.
Mineral lempung golongan 2:1 memiliki sifat elastis yang kuat, menyusut saat kering dan
membesar saat basah. Karena perilaku inilah beberapa jenis tanah dapat membentuk kerutan-
kerutan atau "pecah-pecah" bila kering.
Lempung atau tanah liat ialah kata umum untuk partikel mineral berkerangka dasar silikat yang
berdiameter kurang dari 4 mikrometer. Lempung mengandung leburan silika dan/atau aluminium
yang halus. Unsur-unsur ini, silikon, oksigen, dan aluminum adalah unsur yang paling banyak
menyusun kerak bumi. Lempung terbentuk dari proses pelapukan batuan silika oleh asam
karbonat dan sebagian dihasilkan dari aktivitas panas bumi.
Lempung membentuk gumpalan keras saat kering dan lengket apabila basah terkena air. Sifat ini
ditentukan oleh jenis mineral lempung yang mendominasinya. Mineral lempung digolongkan
berdasarkan susunan lapisan oksida silikon dan oksida aluminium yang membentuk kristalnya.
Golongan 1:1 memiliki lapisan satu oksida silikon dan satu oksida aluminium, sementara
golongan 2:1 memiliki dua lapis golongan oksida silikon dan satu lapis oksida aluminium.
Mineral lempung golongan 2:1 memiliki sifat elastis yang kuat, menyusut saat kering dan
membesar saat basah. Karena perilaku inilah beberapa jenis tanah dapat membentuk kerutan-
kerutan atau "pecah-pecah" bila kering.
Istilah lempung dalam geologi mempunyai dua pemakaian yang berbeda. Lempung sebagai
ukuran butiran suatu batuan sedimen klastik yang diameter butirannya <1/256 mm (skala
Wentworth). Mungkin ada yang bertanya, apakah batulempung tersusun oleh mineral lempung?
Belum tentu, batu lempung tersusun oleh agregat atau mineral yang berukuran lempung (<4 μm).
Tetapi, mungkin saja sebagian komponen penyusun batulempung ini berupa mineral lempung.
Seperti pengertian batulempung di atas, mineral lempung adalah mineral yang berukuran
lempung. Definisi ini mungkin benar dan mungkin juga tidak. Namun, mineral ini merupakan
mineral silikat hidros yang sangat melimpah di permukaan bumi. Khususnya, terkonsentrasi pada
kondisi geologi dimana interaksi air dan batuan cukup aktif. Struktur dan komposisi kimianya
merupakan suatu respon terhadap destabilisasi mineral yang terbentuk pada kondisi temperatur-
tekanan yang lebih tinggi. Lingkungan yang biasanya mineral ini dapat dijumpai meliputi: tanah,
lapukan batuan, sistem geotermal, seri diagenesis terpendam, dll. Yang pasti, apapun asal-
muasalnya, mineral yang melimpah di permukaan bumi ini selalu berukuran halus
(<4 μm).
Jenis Clay
1. Sisa tanah liat datang langsung dari pelapukan batuan secara bertahap ke dalam
partikel-partikel sangat halus. The particles become mixed with water and material
from the surrounding soil. Partikel-partikel menjadi dicampur dengan air dan bahan
dari tanah sekitarnya.
2. Tanah liat sedimen terbentuk ketika partikel batuan lapuk dibawa dari tempat di
mana mereka terbentuk, biasanya dengan aliran air, dan disimpan di tempat lain. It
occurs in layers. Ini terjadi pada lapisan.
Jenis- jenis tanah liat (Lempung), sesuai dengan komposisi umum dan sifat:
Disebut juga China clay adalah tanah liat primer yang berfungsi sebagai komponen utama dalam
membuat campuran porselin, dan digunakan dalam keramik stoneware dan earthenware.
Kaolin berfungsi untuk pengikat dan penambah kekuatan pada suhu tinggi, juga digunakan
dalam pembuatan glasir sebagai bahan pengeras. Titik leburnya tinggi yaitu kurang lebih 18000
b. Ballclay
Termasuk jenis tanah liat sekunder yang mempunyai tingkat plastisitas yang tinggi dan berbutir
halus sehingga penyusutannya tinggi kurang lebih 20 % dan melebur pada suhu 13000 C. Dalam
pembuatan badan keramik Ball clay berfungsi sebagai penambah plastis sedangkan dalam glasir
sebagai pengikat.
c. Stoneware
Bahan tanah liat yang refraktoris bersifat plastis, penyusutan rendah dan berbutir halus, banyak
digunakan untuk membuat benda keramik stoneware dan dalam glasir dapat berfungsi sebagai
pengikat dan pewarna.
Stoneware akan menghasilkan benda yang padat apabila dibakar suhu 12500 C - 13000 C.
d. Earthenware
Tanah liat yang mudah ditemukan dan sangat plastis, berbutir halus dengan kandungan besi yang
cukup tinggi, berfungsi dalam pembuatan benda keramik earthenware dan dapat digunakan
sebagai pewarna pada glasir. Tanah liat Earthenware tahan pada suhu 11000 C. Dengan
keplastisannya tersebut tanah liat earthenware juga mempunyai tingkat penyusutan yang tinggi
pula.
e. Fireclay
Jenis tanah liat yang tahan terhadap panas dantidak berubah bentuk, mempunyai titik lebur yang
tingi 16000 C - 17500 C.
Fireclay berfungsi sebagai bahan untuk pembuatan barang refractory seperti bata tahan api,
perlengkapan tungku, dalam badan keramik untuk menambah kemampuan bentuk.
Sifat Fireclay tidak plastis, absorsi rendah, penyusutan menengah, butiran kasar.
f. Bentonite
Bentonite juga termasuk tanah liat yang sangat plastis dan berbutir halus sehingga digunakan
untuk menambah keplastisan badan keramik dan dalam glasir berfungsi sebagai pengikat,
mempunyai titik lebur 12000 C.
a. Kwarsa/Silica
Kwarsa merupakan bahan yang mempunyai sifat tidak plastis sehingga apabila digunakan untuk
membuat badan keramik akan mengurangi tingkat plastisitas dan penyusutannya, serta untuk
menambah kemampuan bentuk dan pengeras, sedangkan dalam glasir berfungsi sebagai
penggelas. Kwarsa/Silica titik leburnya tinggi yaitu 16000 C.
b. Feldspar
Dihasilkan dari pelapukan batuan granit dan lava (igneous rock) dimana tanah liat itu terbentuk.
Feldspar terdiri dari berbagai jenis maka dapat dikelompokan menjadi :
· Potash Feldspar
· Sodium Feldspar
Bahan ini sangat penting dalam industri keramik sebagai bahan yang tidak plastis sehingga dapat
berfungsi untuk mengurangi penyusutan pada waktu proses pengeringan dan pembakaran, juga
berfungsi sebagai flux (peleleh) pada suhu di atas 12000C. Titik leburnya antara 11700C -
12900C.
Feldspar berfungsi dalam pembuatan benda keramik pecah belah, stoneware, porselin, dan juga
bahan untuk membuat glasir.
Digunakan pada campuran tanah liat bakaran suhu rendah dan menengah yang berfungsi sebagai
flux yaitu untuk menurunkan suhu bakar.
d. Dolomite
Merupakan bahn kombinasi antara Calcium Carbonate dengan Magnesium Carbonate Yang
berfungsi sbagai flux atau penurun suhu dalam campuran tanah liat, bahan ini termasuk bahan
yang tidak plastis.
e. Alumunium
Di dalam keramik unsur ini terdapat didalam Kaolin, Ballclay, Feldspar. Dalam glasir berfungsi
untuk menontrol dan mengimbangi pelelehan dan juga memberikan kekuatan pada badan
keramik dan glasir.
Unsur Kaolin akan memberikan Al2O3 (tidak plastis tetapi cukup murni) sedangkan Ballclay
akan memberikan Al2O3 dan plastisitas (plastis tetapi tidak murni)
f. Talc
Merupakan campuran Magnesium Silicate Hidrosid yang mempunyai formula 3MgO 4SiO2
H2O.
Berfungsi sebagi flux pada bakaran rendah dan menambah daya rekat glasir pada badan keramik
sekligus mencegah timbulnya keretakan pada glasir.
g. Grog.
Grog adalah bahan tanah liat yang telah dibakar biskuitdan kemudian digiling halus, memunyai
butiran halus sampai kasar, berfungsi untuk mengurangi plastisitas dan penyusutan dalam badan
benda keramik.
Dalam pembentukan benda keramik dengan berbagai keteknikan membutuhkan tanah liat
yang betul-betul harus memenuhi persyaratan sebelum digunakan. Untuk itu diperlukan suatu
pengujian setiap jenis tanah liat, untuk mengetahui plastisitas, kemampuan bentuk, susut kering
dan susut bakar, suhu kematangan (vitrifikasi) serta porositasnya, karena hal ini akan sangat
berpengaruh pada waktu proses pembentukan dan juga hasil akhirnya. Keberhasilan atau
kegagalan dalam membuat benda keramik akan tergantung pada bagaimana melakukan proses
tersebut di atas.
Agar tanah liat dapat digunakan untuk membentuk benda keramik maka harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
1. Sifat plastis
Sifat plastis atau plastisitas tanah liat merupakan kualitas hubungan antara partikel tanah liat
yang ditentukan oleh kandungan mineral dan kehalusan butiran tanah liat.
Plastisitas berfungsi sebagai pengikat dalam proses pembentukan sehingga benda yang dibentuk
tidak akan mengalami keretakan/pecah atau berubah bentuk. Sifat plastis ini merupakan
persyaratan utama yang harus dipenuhi untuk membentuk benda keramik.
Bertambahnya plastisitas tanah liat akan bertambah sulit dibentuk, untuk itu harus ditambah
bahan-bahan yang akan mengurangi keplastisannya. Demikian juga sebaliknya apabila tanah liat
kurang plastis juga akan sulit dibentuk maka harus ditambahkan bahan-bahan yang plastis.
Tanah liat juga harus mempunyai kemampuan bentuk yaitu kualitas penopang bentuk
selama proses pembentukan berlangsung yang berfungsi sebagai penyangga.
Tanah liat yang memiliki kemampuan bentuk akan berdiri sendiri tanpa mengalami
perubahan bentuk sewaktu proses pembentukan berlangsung dan setelah pembentukan selesai.
Tanah liat akan mudah dibentuk dan akan tetap mempertahankan bentuknya
apabilamempunyai plastisitas dan kemampuan bentuk yang baik, maka dapat dikatakan bahwa
tanah liat tersebut memiliki daya kerja.
Tanah liat dalam keadaan plastis masih mengandung air sehingga mudah dibentuk
menjadi benda keramik dan setelah kering akan terjadi penyusutan pada benda keramik tersebut,
hal ini terjadi karena menguapnya air pembentuk dan air selaput pada badan dan permukaan
benda keramik sehingga menyebabkan butiran-butiran tanah liat menjadi rapat.
Tanah liat akan mengalami dua kali penyusutan, yaitu penyusutan yang terjadi dari
keadaan basah menjadi kering yang disebut susut kering dan penyusutan yang terjadi pada waktu
proses pembakaran yang disebut susut bakar. Jumlah presentase penyusutan (susut kering dan
susut bakar) yang dipersyaratkan sebaiknya antara 5 % - 15 %. Tanah liat yang terlalu plastis
biasanya memiliki persentase penyusutan lebih dari 15 %, sehingga apabila tanah liat tersebut
dibentuk akan memiliki resiko retak atau pecah yang tinggi.
Suhu bakar keramik berkaitan langsung dengan suhu kematangan, yaitu keadaan benda
keramik yang telah mencapai kematangan secara tepat tanpa mengalami perubahan bentuk.
Agar tanah liat menjadi keramik, maka tanah liat yang telah dibentuk tersebut harus
melalui proses pembakaran dengan suhu melebihi 6000C. Setelah melalui suhu tersebut tanah
liat akan mengalami perubahan menjadi suatu mineral yang padat, keras dan permanen,
perubahan ini disebut Cheramic Change atau perubahan keramik. Tanah liat yang dibakar kurang
dari 6000C belum memiliki kematangan yang tepat walaupun sudah mengalami perubahan
keramik, kematangan tanah liat atau vitrifikasi adalah kondisi keramik yang telah mencapai suhu
kematangan secara tepat tanpa mengalami perubahan bentuk. Untuk itu sebelum melaksanakan
proses pembakaran benda keramik harus diketahui lebih dahulu jenis tanah liat yang digunakan
untuk membentuk benda keramik tersebut. Suhu kematangan tanah liat mempunyai jarak antara
(range) yang cukup lebar, biasanya antara 500C - 2000C.
5. Porositas
Sifat porous tanah liat merupakan sifat penyerapan air oleh badan benda keramik atau
bisa dikatakan tingkat kepadatan badan benda keramik setelah dibakar. Sifat porousitas ini juga
sangat penting karena dengan adanya sifat ini akan memungkinkan penguapan air pembentuk
maupun air selaput tersebut keluar pada waktu proses pengeringan dan pembakaran.
Dalam proses pengglasiran sifat ini juga berpengaruh terdapat penyerapan bahan glasir
pada benda keramik sehingga akan memiliki daya rekat sebelum proses pembakaran
dilaksanakan.
Lempung atau tanah liat ialah kata umum untuk partikel mineral berkerangka dasar silikat yang
berdiameter kurang dari 4 mikrometer. Lempung mengandung leburan silika dan/atau aluminium
yang halus. Unsur-unsur ini, silikon, oksigen, dan aluminum adalah unsur yang paling banyak
menyusun kerak bumi. Lempung terbentuk dari proses pelapukan batuan silika oleh asam
karbonat dan sebagian dihasilkan dari aktivitas panas bumi.
Tanah liat merupakan suatu zat yang terbentuk dari partikel-partikel yang sangat kecil terutama
dari mineral-mineral yang disebut Kaolinit, yaitu persenyawaan dari Oksida Alumina (Al2O3),
dengan Oksida Silica (SiO2) dan Air (H2O).
Tanah liat dalam ilmu kimia termasuk Hidrosilikat Alumina, yang dalam keadaan murni
mempunyai rumus:
Satu partikel tanah liat dibuat dari satu molekul Alimunium (2 atom Alumina dan 3 atom
Oksigen), dua molekul Silikat (2 atom Silica) dan 2 atom Oksigen), dan dua molekul Air (2 atom
Hidrogen dan 1 atom Oksigen)
14% Air
Mineral Lempung
Merupakan kelompok mineral, kristalnya sangat kecil, hanya dapat dilihat dan dibedakan dengan
mikroskop, biasanya dengan mikroskop elektron. Berdasarkan struktur kristal dan variasi
komposisinya dapat dibedakan menjadi belasan jenis mineral lempung.
Mineral lempung merupakan koloid dengan ukuran sangat kecil (kurang dari 1 mikron). Masing-
masing koloid terlihat seperti lempengan-lempengan kecil yang terdiri dari lembaran-lembaran
kristal yang memiliki struktur atom yang berulang.
Lembaran-lembaran kristal yang memliki struktur atom yang berulang tersebut adalah:
Mineral lempung terbentuk di atas permukaan bumi dimana udara dan air berinteraksi dengan
mineral silikat, memecahnya menjadi lempung dan produk lain (sapiie, 2006).
Mineral lempung adalah mineral sekunder yang terbentuk karena proses pengerusakan atau
pemecahan dikarenakan iklim dan alterasi air (hidrous alteration) pada suatu batuan induk dan
mineral yang terkandung dalam batuan itu.
Kaolin(china clay) berfungsi untuk pengikat dan penambah kekuatan badan keramik
Ball clay untuk meningkatkan daya kerja dan kekuatan kering
Stoneware bahan tanah liat reflaktoris yang bersifat plastis
Earthenware merupakan tanah liat yang banyak digunakan dalam pembuatan keramik, gerabah,
batu bata genteng
Fire clay merupakan bahan untuk membuat barang refractory seperti bata tahan api,
perlengkapan tungku
Bentonite digunakan untuk menambah keplastisan badan keramik dan pengikat pada glasir
2.2. Gerabah
Gerabah adalah kerajinan yang terbuat dari tanah liat. Untuk lebih jelasnya tentang istilah
gerabah akan dikemukakan berdasarkan beberapa pendapat antara lain :
a. Menurut Wikipedia Indonesia
Gerabah adalah perkakas yang terbuat dari tanah liat atau lempung yang dibentuk kemudian
dibakar untuk kemudian dijadikan alat- alat yang berguna membantu kehidupan.
b. Menurut Rifki T.G
Kerajinan Gerabah adalah kerajianan tradisional yang memerlukan keterampilan-keterampilan
khusus yang harus dikuasai untuk mengolah tanah liat sedemikian rupa sehingga
mengahasilkan karya-karya yang mempunyai nilai ekonomis.
Gambar 2.3. Gerabah Webriamata
Gerabah merupakan perkakas yang terbuat dari tanah liat atau lempung yang dibentuk kemudian
dibakar untuk dijadikan alat- alat yang berguna membantu kehidupan manusia--biasanya
berbentuk wadah. Untuk memenuhi kebutuhannya maka gerabah ini dibuat dalam berbagai
macam. Ada pun macam-macam gerabah adalah celengan, kendi, tempayan, dan gerabah hiasan.
Gerabah telah dikenal di nusantara sejak zaman prasejarah. Gerabah ini digunakan sebagai
alat rumah tangga dan sebagai bagian mas kawin pada upacara pernikahan. Untuk mendapatkan
gerabah yang menarik, maka salah satu yang dilakukan oleh pembuat gerabah adalah dengan
memberikan motif hias pada gerabah. Pada gerabah yang digunakan untuk kepentingan rumah
tangga biasanya bermotif sederhana atau polos, semakin tinggi martabatnya maka hiasan pada
gerabahnya pun semakin banyak dan sulit.
Penemuan gerabah merupakan suatu bukti adanya kemampuan manusia dalam menciptakan
teknologi bagi pembuatan gerabah itu sendiri. Hal ini dikarenakan fungsi gerabah di antaranya
sebagai tempat menyimpan makanan. Dalam perkembangan berikutnya gerabah tidak hanya
berfungsi sebagai tempat menyimpan makanan, tetapi beraneka ragam, bahkan menjadi salah
satu barang yang memiliki nilai tinggi.
Gerabah juga adalah bagian dari keramik yang dilihat berdasarkan tingkat kualitas
bahannya. Namun masyarakat ada mengartikan terpisah antara gerabah dan keramik. Ada
pendapat gerabah bukan termasuk keramik, karena benda-benda keramik adalah benda-benda
pecah belah permukaannya halus dan mengkilap seperti porselin dalam wujud vas bunga, guci,
tegel lantai dan lain-lain. Sedangkan gerabah adalah barang-barang dari tanah liat dalam wujud
seperti periuk, belanga, tempat air, dll. Untuk memperjelas hal tersebut dapat ditinjau dari
beberapa sumber berikut ini.
Beberapa teori lain tentang ditemukannya keramik pertama kali, salah satunya terkenal
dengan ‘teori keranjang’. Teori ini menyebutkan pada zaman prasejarah, keranjang anyaman
digunakan orang untuk menyimpan bahan makanan. Agar tak bocor keranjang tersebut dilapisi
dengan tanah liat di bagian dalamnya. Setelah tak terpakai keranjang dibuang keperapian.
Kemudian keranjang itu musnah tetapi tanah liatnya yang berbentuk wadah itu ternyata menjadi
keras. Teori ini dihubungkan dengan ditemukannya keramik prasejarah, bentuk dan motif
hiasnya di bagian luar berupa relief cap tangan keranjang (Nelson, 1984 : 20).
Dari teori keranjang dan teori lainnya di atas dapat dimengerti bahwa benda-benda keras
dari tanah liat dari awal ditemukan sudah dinamakan benda keramik, walaupun sifatnya masih
sangat sederhana seperti halnya gerabah dewasa ini. Pengertian ini menunjukkan bahwa gerabah
adalah salah satu bagian dari benda-benda keramik.
Alat Bahan
1. Meja Putar 1. Tanah Liat (Lempung)
2. Sendal Bekas 2. Pasir
3. Kain bekas 3. Air
4. Kayu 4. Kulit Tellur
5. Bambu 5. Vernis
6. Batu untuk amplas 6. Cat
7. Amplas 7. Lem Weber
10. Proses penempelan kulit telur. Setelah selesai proses pembersihan kulit telur, lalu kulit
telur ditempelkan dengan menggunakan lem weber atau dengan getah buah sukun.
Kemudian dipakai juga semen putih untuk mengisi celah-celah yang kosong sehingga
rapi.
11. Proses pengamplasan. Lalu dilakukan proses pengamplasan kembali agar rapi, setelah
itu memulai pewarnaan dasar ini ditambah dengan oker untuk membuat hiasan titik-
titiknya.
12. Proses finishing atau pewarnaan. Pertama fernis dicampurkan pada sebuah tempat,
kemudian dicampur dengan pewarna lalu mulai diwarnakan atau digunakan. Setelah
perwarnaan selesai dikeringkan dan gerabah siap di pasarkan.
Caranya:
Langkah I
Bersihkan permukaan gerabah yang akan dicat menggunakan amplas dan lap kering, agar
cat melekat dengan baik.
Encerkan sedikit tekstur agar lebih mudah di kuaskan. Lalu kuaskan tpis-tipis ke seleruh
permukaan gerabah. Tunggu hingga kering,lalu ambilkan cat tekstur yang masih kental
(belum dicampur dengan air) dan di tutul-tutulkan keseluruh permukaan gerabah.
Biarkan hingga kering.
Setelah di cat tekstur benar-benar kering amplas lah permukaannya hingga ujung-ujung
cat tekstur yang runcing jadi tumpul. Namun jangan sampai mengamplas hingga
teksturnya hilang.
Langkah II
Sesudah campuran cat siap, segera cat ke permukaan gerabah tadi. Kuaskan lapisan
pertama dan tunggu hingga kering, setelah itu ulangi lagi hingga 2 – 3 lapis.
Apabila campuran cat tadi sudah kering, oleskan cat antic diatas permukaannya hingga
merata. Biarkan cat antic ini agak mongering.
Lalu ambillah lap bersih dan lap permukaan gerabah yang telah di olesi cat anti tadi. Cat
antic yang terdapat pada permukaan atas akan terhapus, sedangkan cat antik yang masuk
ke cerukceruk tekstur akan tetap tertinggal.
Agar cat yang tyelah di oleskan tahan lama, perlu dioleskan top coat. Untuk top coat ini
bisa di pilih yang doff dan yang glossy.
4.2. pembahasan
4.2.1 hasil penelitian lapangan
4.2.2 hasil penelitian laboratorium
4.2.3 hasil proses pembuatan gerabah
Pembuatan gerabah pada awalnya dikerjakan secara turun-temurun dan tradisional oleh kaum
wanita sebagai usaha sambilan. Produk yang dihasilkan masih sangat terbatas berupa peralatan
dapur yang dipergunakan untuk kebutuhan sendiri.
Kegiatan gerabah mulai berkembang menjadi usaha komersial setelah adanya berbagai
pembinaan serta latihan.
Adapun produk yang dihasilkan antara lain;
Vas bunga (kecil,sedang,besar)
Asbak rokok
Kendi
Toples
Celengan
Tempat lilin
Pot bunga luar
Meja
Hiasan dinding (ikan,komodo dll)
Pot gantung, dll.