20200831-Materi Prof. Fasli-Peran Organisasi Profesi Guru Dan Tenaga Kependidikan (GTK) Dalam Pengembangan Profesionalitas GTK
20200831-Materi Prof. Fasli-Peran Organisasi Profesi Guru Dan Tenaga Kependidikan (GTK) Dalam Pengembangan Profesionalitas GTK
The future of professions: how technology will transform the work of human experts, Susskind and Susskind,2015 2
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 14 TAHUN 2005
TENTANG
3
Pasal 1 ayat 1
Kompetensi adalah
seperangkat pengetahuan,
keterampilan, dan perilaku
yang harus dimiliki, dihayati,
dan dikuasai oleh guru atau
Maxmanroe.com
dosen dalam melaksanakan
tugas keprofesionalan.
MANAJEMEN-TI.COM
Kesekolah.com
22
Pasal 43
24
Kode Etik Guru Indonesia (1)
1.Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk
manusia pembangunan yang ber-Pancasila.
2.Guru memiliki kejujuran profesional dalam menerapkan kurikulum sesuai
dengan kebutuhan anak didik masing-masing.
3.Guru mengadakan komunikasi terutama dalam memperoleh informasi
tentang anak didik, tetapi menghindari diri dari segala bentuk
penyalahgunaan.
4.Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan
dengan orang tua murid sebaik-baiknya bagi kepentingan anak didik.
5.Guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat di sekitar sekolahnya
maupun masyarakat yang lebih luas untuk kepentingan pendidikan.
PGRI 25
Kode Etik Guru Indonesia (2)
6. Guru secara sendiri-sendiri dan atau bersama-sama berusaha
mengembangkan dan meningkatkan mutu profesinya.
7. Guru menciptakan dan memelihara hubungan antara sesama
guru baik berdasarkan lingkungan kerja maupun di dalam
hubungan keseluruhan.
8. Guru secara bersama-sama memelihara, membina dan
meningkatkan mutu organisasi guru profesional sebagai sarana
pengabdiannya.
9. Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijakan
pemerintah dalam bidang pendidikan.
PGRI 26
Pasal 44
1. Dewan kehormatan guru dibentuk oleh organisasi profesi guru.
2. Keanggotaan serta mekanisme kerja dewan kehormatan guru
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam anggaran dasar
organisasi profesi guru.
3. Dewan kehormatan guru sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dibentuk untuk mengawasi pelaksanaan kode etik guru dan
memberikan rekomendasi pemberian sanksi atas pelanggaran kode
etik oleh guru.
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 27
Pasal 44
29
Tantangan dari Organisasi Profesi(1)
3. Kemampuan untuk melaksanakan semua tata kelola organisasi
profesi, mulai dari program kerja jangka menengah di awal periode
kepengurusan, penjabaran menjadi rencana tahunan,
melaksanakan rakerja tahunan dan musyawarah besar atau
kongres sekali 5 tahun, memiliki AD/ART serta kode etik profesi
dengan majelis kode etik/dewan penyantun/komite kode etik yang
bekerja secara efektif dan efisien.
4. Peningkatan kapasitas dari Pengurus Organisasi Profesi secara
berkelanjutan dan di berbagai jenjang organisasi dan menyiapkan
kaderisasi kepemimpinan dalam organisasi.
30
Tantangan dari Organisasi Profesi (2)
5. Terbatasnya kemampuan dana untuk
a. Membiayai keseluruhan operasional organisasi di semua tingkatan.
b. Membiayai program kerja keseluruhan unit kerja organisasi profesi.
c. Membiayai peningkatan kapasitas pengurus organisasi, kehadiran wakil di
forum-forum nasional dan internasional untuk mendapatkan informasi
terbaru mengenai profesi dan untuk membangun jaringan kemitraan.
d. Membiayai dukungan atau bantuan yang diperlukan oleh oleh anggota
yang ditimpa musibah.
e. Membiayai bantuan hukum yang diperlukan untuk membela anggota
yang sedang menghadapi kasus hukum pada waktu mereka menjalankan
profesinya.
31
APA YANG SAYA DAN TEMAN-TEMAN LAKUKAN
DI
DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU
PENDIDIK DAN TENAGA KEPENTINGAN (PMPTK)
UNTUK MEMBANTU ORGANISASI PROFESI
32
1. Membantu semua organisasi profesi dengan berbagai Block Grant
a.l:
a)Hibah bantuan hukum untuk PB PGRI dan untuk semua PD PGRI di
seluruh provinsi di Indonesia; Asosiasi Pengawas Sekolah
Indonesia;
b)Block Grant bagi semua MGMP DAN KKG di seluruh Indonesia
dengan basis kecamatan untuk KKG dan kabupaten/kota untuk
MGMP.
2.Memberikan honorarium bagi pegawai honorer termasuk guru-guru
PAUD
33
3. Mengupayakan dilakukannya pelatihan-pelatihan untuk
profesi masing-masing setiap tahun yang sekaligus pada
sore atau malam harinya digunakan untuk rapat organisasi
profesi.
4. Menjadikan organisasi untuk menjadi penyelenggara
program pelatihan di bidang profesi masing-masing
sehingga bisa membantu pemasukan pada kas organisasi.
5. Mengupayakan kehadiran pejabat Ditjen PMPTK pada
semua pertemuan tahunan organisasi profesi.
34
6. Mengupayakan agar segala pembahasan dan penyusunan kebijakan
guru selalu melibatkan organisasi profesi.
7. Secara bergiliran mengikut sertakan wakil organisasi profesi dalam
delegasi Ditjen PMPTK ke luar negeri atau mendukung sepenuhnya
atau sebagian dari organisasi profesi yang menghadiri forum/forum
internasional dari profesinya (contoh Prof Mohammad Surya, Ketua
Umum PGRI).
8. Memberikan perhatian secara proporsional terhadap organisasi-
profesi guru yang baru bertumbuh seperti IGI, FGSI, FGII, HIMPAUDI
dll.
35
9. Melibatkan organisasi profesi dalam penyusunan UU Guru
dan Dosen serta pada penyiapan Rencana Strategis
Kementerian Pendidikan.
36
Terima Kasih
Menara YARSI Kav. 13 https://www.yarsi.ac.id/
Jl. Let. Jend. Suprapto registrar@yarsi.ac.id
Cempaka Putih, Jakarta Pusat
@universitasyarsi
DKI Jakarta. Indonesia 10510
YARSI TV
https://www.facebook.com/universitas.yarsi.1/