Anda di halaman 1dari 37

Peran dan Tantangan Organisasi Profesi Guru

Prof. dr. Fasli Jalal, Ph.D


Rektor Universitas YARSI
Refleksi Peran Organisasi Profesi Guru dan Tenaga Kependidikan, Dirjen GTK Melalui Direktorat Pendidikan Profesi dan Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan
Jakarta, 31 Agustus 2020
What Are The Key
Characteristics Of A Profession
• They have technical knowledge and • Generally required to
application of that knowledge at an undergo extensive
expert level, not available to the general education and indenture,
population demonstrate application of
Their learning and mentoring and
Thay have
admission good character
specialist
depends on
knowledge
credentials

• Typically the are regulated in two They are


Their
ways: bound by a
activities are
• 1. Most professions are common set
regulated • The common understanding is the
granted exclusivity over certain of values
activity values applied by the profession
are above any formal regulations
• 2. Their work should comply to that apply to them
clearly stated standards of
conduct and ethical codes

The future of professions: how technology will transform the work of human experts, Susskind and Susskind,2015 2
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 14 TAHUN 2005

TENTANG

GURU DAN DOSEN

3
Pasal 1 ayat 1

Guru adalah pendidik


profesional dengan tugas
utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik
pada pendidikan anak usia dini
jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan
https://theirworld.org/news/indonesia-to-hire-extra-teachers-improve-school-system
pendidikan menengah.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 4


Pasal 1 ayat 4

Profesional adalah pekerjaan atau


kegiatan yang dilakukan oleh
seseorang dan menjadi sumber
penghasilan kehidupan yang
memerlukan keahlian, kemahiran,
atau kecakapan yang memenuhi
standar mutu atau norma tertentu www.gurupendidikan.co.id

serta memerlukan pendidikan


profesi
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 5
Pasal 1 ayat 10

Kompetensi adalah
seperangkat pengetahuan,
keterampilan, dan perilaku
yang harus dimiliki, dihayati,
dan dikuasai oleh guru atau
Maxmanroe.com
dosen dalam melaksanakan
tugas keprofesionalan.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 6


Pasal 1 ayat 11

Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat


pendidik untuk guru dan dosen.

MANAJEMEN-TI.COM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 7


Pasal 7 (ayat 1)

(1) Profesi guru dan profesi dosen merupakan bidang


pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip
sebagai berikut:
a. memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme;
b. memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu
pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia;
c. memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang
pendidikan sesuai dengan bidang tugas;
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 8
Pasal 7 (ayat 1)

d. memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan


bidang tugas;
e. memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas
keprofesionalan;
f. memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai
dengan prestasi kerja;

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 9


Pasal 7 (ayat 1)

g. memiliki kesempatan untuk mengembangkan


keprofesionalan secara berkelanjutan dengan belajar
sepanjang hayat;
h. memiliki jaminan perlindungan hukum dalam
melaksanakan tugas keprofesionalan; dan
i. memiliki organisasi profesi yang mempunyai
kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan
dengan tugas keprofesionalan guru.
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 10
Pasal 7 (ayat 2)
Pemberdayaan profesi guru atau
pemberdayaan profesi dosen
diselenggarakan melalui pengembangan
diri yang dilakukan secara demokratis,
berkeadilan, tidak diskriminatif, dan
berkelanjutan dengan menjunjung tinggi
hak asasi manusia, nilai keagamaan,
Pemberdayaanonline.com

nilai kultural, kemajemukan bangsa, dan


kode etik profesi.
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 11
Pasal 14 (ayat 1)
(1) Dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru berhak:
a. memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup
minimum dan jaminan kesejahteraan sosial;
b. mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai dengan
tugas dan prestasi kerja;
c. memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas
dan hak atas kekayaan intelektual;
d. memperoleh kesempatan untuk meningkatkan
kompetensi;
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 12
Pasal 14 (ayat 1)
d. memperoleh kesempatan untuk meningkatkan
kompetensi;
e. memperoleh dan memanfaatkan sarana dan prasarana
pembelajaran untuk menunjang kelancaran tugas
keprofesionalan;
f. memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan
ikut menentukan kelulusan, penghargaan, dan/atau sanksi
kepada peserta didik sesuai dengan kaidah pendidikan,
kode etik guru, dan peraturan perundang-undangan;
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 13
Pasal 14 (ayat 1)
g. memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalam
melaksanakan tugas;
h. memiliki kebebasan untuk berserikat dalam organisasi
profesi;
i. memiliki kesempatan untuk berperan dalam penentuan
kebijakan pendidikan;
j. memperoleh kesempatan untuk mengembangkan dan
meningkatkan kualifikasi akademik dan kompetensi; dan/atau
k. memperoleh pelatihan dan pengembangan profesi dalam
bidangnya.
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 14
Pasal 20
Dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru
berkewajiban:

a. merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses


pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi
hasil pembelajaran;
b. meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik
dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni;
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 15
Pasal 20
c. bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar
pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi
fisik tertentu, atau latar belakang keluarga, dan status sosial
ekonomi peserta didik dalam pembelajaran;
d. menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan,
hukum, dan kode etik guru, serta nilai-nilai agama dan etika;
dan
e. memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan
bangsa.
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 16
Pasal 39

(1) Pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat, organisasi profesi, dan/atau satuan


pendidikan wajib memberikan perlindungan terhadap guru dalam pelaksanaan tugas.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi perlindungan hukum,
perlindungan profesi, serta perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja.
(3) Perlindungan hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mencakup perlindungan
hukum terhadap tindak kekerasan, ancaman, perlakuan diskriminatif, intimidasi, atau
perlakuan tidak adil dari pihak peserta didik, orang tua peserta didik, masyarakat,
birokrasi, atau pihak lain.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 17


Pasal 39
(4) Perlindungan profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mencakup perlindungan
terhadap pemutusan hubungan kerja yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-
undangan, pemberian imbalan yang tidak wajar, pembatasan dalam menyampaikan
pandangan, pelecehan terhadap profesi, dan pembatasan/pelarangan lain yang dapat
menghambat guru dalam melaksanakan tugas.
(5) Perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
mencakup perlindungan terhadap risiko gangguan keamanan kerja, kecelakaan kerja,
kebakaran pada waktu kerja, bencana alam, kesehatan lingkungan kerja, dan/atau risiko
lain.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 18


Pasal 1 ayat 13
Organisasi profesi guru adalah
perkumpulan yang berbadan hukum yang didirikan
dan diurus oleh guru untuk mengembangkan
profesionalitas guru

Kesekolah.com

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 19


Pasal 41

1.Guru dapat membentuk organisasi profesi yang bersifat


independen.
2.Organisasi profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berfungsi untuk memajukan profesi, meningkatkan
kompetensi, karier, wawasan kependidikan, perlindungan
profesi, kesejahteraan, dan pengabdian kepada
masyarakat.
3.Guru wajib menjadi anggota organisasi profesi.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 20


Pasal 41

4. Pembentukan organisasi profesi sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
5. Pemerintah dan/atau pemerintah daerah dapat
memfasilitasi organisasi profesi guru dalam
pelaksanaan pembinaan dan pengembangan
profesi guru.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 21


Kewenangan Organisasi
Profesi Guru :

1.Menetapkan dan menegakkan kode etik guru


2.Memberikan bantuan hukum kepada guru
3.Memberikan perlindungan profesi guru
4.Melakukan pembinaan dan pengembangan profesi guru
5.Memajukan pendidikan nasional.

22
Pasal 43

1. Untuk menjaga dan meningkatkan kehormatan dan martabat


guru dalam pelaksanaan tugas keprofesionalan, organisasi
profesi guru membentuk kode etik.
2. Kode etik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berisi norma
dan etika yang mengikat perilaku guru dalam pelaksanaan
tugas keprofesionalan.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 23


Kode Etik Guru Indonesia adalah
Norma dan asas yang disepakati dan
diterima oleh guru-guru Indonesia.
Sebagai pedoman sikap dan perilaku
dalam melaksanakan tugas profesi
sebagai pendidik, anggota
maasyarakat dan warga negara.

24
Kode Etik Guru Indonesia (1)
1.Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk
manusia pembangunan yang ber-Pancasila.
2.Guru memiliki kejujuran profesional dalam menerapkan kurikulum sesuai
dengan kebutuhan anak didik masing-masing.
3.Guru mengadakan komunikasi terutama dalam memperoleh informasi
tentang anak didik, tetapi menghindari diri dari segala bentuk
penyalahgunaan.
4.Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan
dengan orang tua murid sebaik-baiknya bagi kepentingan anak didik.
5.Guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat di sekitar sekolahnya
maupun masyarakat yang lebih luas untuk kepentingan pendidikan.

PGRI 25
Kode Etik Guru Indonesia (2)
6. Guru secara sendiri-sendiri dan atau bersama-sama berusaha
mengembangkan dan meningkatkan mutu profesinya.
7. Guru menciptakan dan memelihara hubungan antara sesama
guru baik berdasarkan lingkungan kerja maupun di dalam
hubungan keseluruhan.
8. Guru secara bersama-sama memelihara, membina dan
meningkatkan mutu organisasi guru profesional sebagai sarana
pengabdiannya.
9. Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijakan
pemerintah dalam bidang pendidikan.
PGRI 26
Pasal 44
1. Dewan kehormatan guru dibentuk oleh organisasi profesi guru.
2. Keanggotaan serta mekanisme kerja dewan kehormatan guru
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam anggaran dasar
organisasi profesi guru.
3. Dewan kehormatan guru sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dibentuk untuk mengawasi pelaksanaan kode etik guru dan
memberikan rekomendasi pemberian sanksi atas pelanggaran kode
etik oleh guru.
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 27
Pasal 44

4. Rekomendasi dewan kehormatan profesi guru sebagaimana


dimaksud pada ayat (3) harus objektif, tidak diskriminatif, dan
tidak bertentangan dengan anggaran dasar organisasi profesi
serta peraturan perundang-undangan.
5. Organisasi profesi guru wajib melaksanakan rekomendasi
dewan kehormatan guru sebagaimana dimaksud pada ayat (3).

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 28


Tantangan dari Organisasi Profesi(1)
1.Tumbuhnya berbagai organisasi profesi baru dengan
berbagai latar belakang pendirian untuk satu profesi.

2.Beratnya perjuangan untuk memantapkan kehadiran


organisasi profesi sampai ke seluruh pelosok Indonesia yang
terdiri dari 34 provinsi, 514 kabupaten/kota, lebih dari 7500
kecamatan dan 75.000 desa dan hampir 10.000 kelurahan
Indonesia.

29
Tantangan dari Organisasi Profesi(1)
3. Kemampuan untuk melaksanakan semua tata kelola organisasi
profesi, mulai dari program kerja jangka menengah di awal periode
kepengurusan, penjabaran menjadi rencana tahunan,
melaksanakan rakerja tahunan dan musyawarah besar atau
kongres sekali 5 tahun, memiliki AD/ART serta kode etik profesi
dengan majelis kode etik/dewan penyantun/komite kode etik yang
bekerja secara efektif dan efisien.
4. Peningkatan kapasitas dari Pengurus Organisasi Profesi secara
berkelanjutan dan di berbagai jenjang organisasi dan menyiapkan
kaderisasi kepemimpinan dalam organisasi.
30
Tantangan dari Organisasi Profesi (2)
5. Terbatasnya kemampuan dana untuk
a. Membiayai keseluruhan operasional organisasi di semua tingkatan.
b. Membiayai program kerja keseluruhan unit kerja organisasi profesi.
c. Membiayai peningkatan kapasitas pengurus organisasi, kehadiran wakil di
forum-forum nasional dan internasional untuk mendapatkan informasi
terbaru mengenai profesi dan untuk membangun jaringan kemitraan.
d. Membiayai dukungan atau bantuan yang diperlukan oleh oleh anggota
yang ditimpa musibah.
e. Membiayai bantuan hukum yang diperlukan untuk membela anggota
yang sedang menghadapi kasus hukum pada waktu mereka menjalankan
profesinya.

31
APA YANG SAYA DAN TEMAN-TEMAN LAKUKAN
DI
DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU
PENDIDIK DAN TENAGA KEPENTINGAN (PMPTK)
UNTUK MEMBANTU ORGANISASI PROFESI

32
1. Membantu semua organisasi profesi dengan berbagai Block Grant
a.l:
a)Hibah bantuan hukum untuk PB PGRI dan untuk semua PD PGRI di
seluruh provinsi di Indonesia; Asosiasi Pengawas Sekolah
Indonesia;
b)Block Grant bagi semua MGMP DAN KKG di seluruh Indonesia
dengan basis kecamatan untuk KKG dan kabupaten/kota untuk
MGMP.
2.Memberikan honorarium bagi pegawai honorer termasuk guru-guru
PAUD
33
3. Mengupayakan dilakukannya pelatihan-pelatihan untuk
profesi masing-masing setiap tahun yang sekaligus pada
sore atau malam harinya digunakan untuk rapat organisasi
profesi.
4. Menjadikan organisasi untuk menjadi penyelenggara
program pelatihan di bidang profesi masing-masing
sehingga bisa membantu pemasukan pada kas organisasi.
5. Mengupayakan kehadiran pejabat Ditjen PMPTK pada
semua pertemuan tahunan organisasi profesi.
34
6. Mengupayakan agar segala pembahasan dan penyusunan kebijakan
guru selalu melibatkan organisasi profesi.
7. Secara bergiliran mengikut sertakan wakil organisasi profesi dalam
delegasi Ditjen PMPTK ke luar negeri atau mendukung sepenuhnya
atau sebagian dari organisasi profesi yang menghadiri forum/forum
internasional dari profesinya (contoh Prof Mohammad Surya, Ketua
Umum PGRI).
8. Memberikan perhatian secara proporsional terhadap organisasi-
profesi guru yang baru bertumbuh seperti IGI, FGSI, FGII, HIMPAUDI
dll.
35
9. Melibatkan organisasi profesi dalam penyusunan UU Guru
dan Dosen serta pada penyiapan Rencana Strategis
Kementerian Pendidikan.

10.Menjaga agar kemitraan antara PGRI dengan Pemerintah


dalam memperingati Hari Guru Nasional bisa tetap
terlaksana dengan meriah dan bermartabat setiap tahun.

36
Terima Kasih
Menara YARSI Kav. 13 https://www.yarsi.ac.id/
Jl. Let. Jend. Suprapto registrar@yarsi.ac.id
Cempaka Putih, Jakarta Pusat
@universitasyarsi
DKI Jakarta. Indonesia 10510
YARSI TV

https://www.facebook.com/universitas.yarsi.1/

Anda mungkin juga menyukai