TP 3 : DESKRIPSI LESI MUKOSA ORAL PADA SKENARIO

a. Mukosa labial inferior1,2

- Lesi berupa makula

- Berbentuk bulat/oval

- Berukuran <10 mm

- Berwarna cokelat kehitaman

- Padat

- Tanpa disertai peninggian

- Berbatas tegas

- Berlokasi pada mukosa labial inferior

b. Dorsal lidah3,4,5

- Lesi eritematous

- Berbentuk irregular

- Ukuran bervariasi

- Berwarna merah dengan

- Berbatas jelas berupa garis keratotik

putih

- Terdapat peninggian di tepi

- Terletak pada dorsal dan ujung lidah

- Lesi berbentuk seperti peta atau pulau

dengan pola yang berubah-ubah

c. Mukosa bukal (bilateral)6,7

- Lesi keratotik

- Berbentuk irregular

- Berwarna putih, tebal, dan berkerut

- Batas difus

- Berupa plak yang menyerupai sponge

- Terletak pada hampir seluruh mukosa

bukal

- Lesi simetris bilateral pada mukosa

bukal kanan dan kiri
d. Lateral lidah8

- Lesi berupa papula

- Berbentuk bulat dengan tepi irregular

- Ukuran <10mm

- Berwarna kemerahan

- Padat

- Jumlah multiple

- Terletak pada bagian posterolateral

lidah

DAFTAR PUSTAKA
1. Linton CP. Essentials morphologic terms and definitions. J of the Dermatolgy Nurses’
Association 2011;3(2):102. Available access on https://www.journals.lww.com
2. Mortazavi H, Baharvand M, Dalaie K, et al. Oral lesions description: a mini review. Int J Med
Rev 2019;6(3):82. Available access on https://www.ijmedrev.com
3. Pinasthika PA, Mashartini A, Widy R. Prevalensi dan distribusi penderita geographic tongue
pada mahasiswa fakultas kedokteran gigi universitas jember angkatan 2014 – 2016. e-Jurnal
Pustaka Kesehatan 2018;6(1): 187. Available access on https://www.jurnal.unej.ac.id
4. Puspita S, Subagyo G, Agustina D. et al. Sebaran geographic tongue pada mahasiswa fakultas
kedokteran gigi universitas gadjah mada yogyakarta. Mutiara Medika 2010; 10(2): 117.
Available access on https://www.i-lib.ugm.ac.id
5. Paritusta L, Budiardjo SB. Penatalaksanaan geographic tongue pasien anak setelah terapi obat
antituberkulosa. MIKGI 2009; 11(1): 51. Available access on https://www.repository.ugm.ac.id
6. Hettiarachchi PVKS, Jayasinghe JCM, Siriwardena BSMS, et al. White sponge nevus in the oral
cavity: case report and a review of literature. Sri Lanka Dent J 2018;48(1):41. Available access
on https://www.slda.lk
7. Aghbali A, Pouralibaba F, Eslami H, et al. White sponge nevus : a case report. J of Dent
Research, Dent Clinics, Dent Prospects 2009;3(2):70. Available access on https://
www.ncbi.nlm.nih.gov
8. Glick M. Burket’s oral medicine. 12th ed. Connecticut: People Medical Publihings House—
USA, Ltd., 2015. pp.148-9
TP 6 : TREATMENT DAN PROGNOSIS
a. Geographic tongue (Benign Migratory Glossitis)1
- Tidak ada strategi pengobatan yang tersedia
- Jika terdapat gejala dapat digunakan anestesi topikal (untuk meredakan sementara)
- Pengobatan lain : antihistamin, obat-obatan anxiolytivs, steroid
b. Makula melanotik
- Tidak diperlukan treatment
- Berkaitan dengan estetika: electrocautery, laser ablation, crypsurgery
c. White sponge nevus
- Tidak diperlukan pengobatan
- Jika ada gejala: antibiotik sistemik, namun hasil tidak bermakna
d. Lymphoid hyperplasia
- Biasanya tidak diperlukan pengobatan
- Jika bergejala dapat diberikan obat topikal, anastesi atau kortikosteroid

DAFTAR PUSTAKA
1. Greenberg MS, Glick M, Ship JA. Burket’s oral medicine. 11th ed. Hamilton: BC Decker Inc.,
2008. pp. 104
2. Neville BW, Damm DD, Allen CM, et al. Oral and maxillofacial and pathology. 9th ed.
ST.Louis: Elsevier, 2016. pp.348, 534
3. Sharma S, Srivasta K, Gaur P, Guptas. An autosomal genetic disease: white sponge nevus.
International Journal of Contemporary Medical Research, 2018; 5(7): 67