Anda di halaman 1dari 5

DINAMIKA HISTORIS KONSTITUSIONAL, SOSPOL, KULTURAL, SERTA KONTEKS KONTEMPORER PENEGAK

HUKUM YANG BERKEADILAN

DINAMIKA HISTORIS KONSTITUSIONAL, SOSPOL, KULTURAL, SERTA KONTEKS KONTEMPORER PENEGAK


HUKUM YANG BERKEADILAN

A.KONSTITUSIONAL

Istilah konstitusi berasal dari bahasa Perancis (constituer) yang berarti membentuk. Pemakaian, istilah
konstitusi yang di maksud ialah pembentukan suatu negara atau menyusun dan menyatakan suatu
Negara itu sendiri. Banyak orang mengartikan kostitusional dengan berbagai macam arti tetapi disini
saya mengambil kesimpulan bahwa konstitusi adalah kerangka negara yang diorganisir dengan dan
melalui hukum yang sudah di tetapkan.

SUBSTANSI KONSTITUSI

Substansi konstitusi adalah isi dari suatu konstitusi Negara mengenai jaminan dan hak Negara dan
warga Negara serta memilih mana yang penting dan mana yang harus di cantumkan dalam konstitusi
agar hasilnya dapat diterima baik oleh mereka yang melaksanakan maupun pihak yang akan dilindung.
Pada hakikatnya konstitusi itu berisi tiga hal pokok, yaitu:

1. adanya jaminan terhadap hak-hak asasi manusia dan warga negaranya.

2. ditetepkan susunan ketatanegaraan suatu negara yang bersifat fundamental

3. adanya pembagian dan pembatasan tugas ketatanegaraan yang juga bersifat fundamental

SEJARAH KONSTITUSIONAL DI INDONESIA

Sebagai Negara yang berdasarkan hukum, tentu saja Indonesia memiliki konstitusi yang dikenal
dengan undang-undang dasar 1945. Eksistensi Undang-Undang Dasar 1945 sebagai konstitusi di
Indonesia mengalami sejarah yang sangaat panjang hingga akhirnya diterima sebagai landasan hukum
bagi pelaksanaan ketatanegaraan di Indonesia.

Setelah kemerdekaan diraih, kebutuhan akan sebuah konstitusi resmi nampaknya tidak bisa ditawar-
tawar lagi, dan segera harus dirumuskan. Sehingga lengkaplah Indonesia menjadi sebuah Negara yang
berdaulat. Pada tanggal 18 Agustus 1945 atau sehari setelah ikrar kemerdekaan, Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI) mengadakan sidangnya yang pertama kali dan menghasilkan beberapa
keputusan sebagai berikut:

1. Menetapkan dan mengesahkan pembukaan UUD 1945 yang bahannya diambil dari rancangan
undang-undang yang disusun oleh panitia perumus pada tanggal 22 Juni 1945

2. Menetapkan dan mengesahkan UUD 1945 yang bahannya hampir seluruhnya diambil dari RUU
yang disusun oleh panitia perancang UUD tanggal 16 Juni 1945

3. Menetapkan dan mengesahkan UUD 1945 yang bahannya hampir seluruhnya diambil dari RUU
yang disusun oleh panitia perancang UUD tanggal 16 Juni 1945

4. Dengan terpilihnya presiden dan wakilnya atas dasar Undang-Undang Dasar 1945 itu, maka secara
formal Indonesia sempurna sebagai sebuah Negara.

B. SOSIAL POLITIK

Indonesia merupakan Negara Kesatuan yang menganut paham demokrasi dan sistem Desentralisasi.
Dinamika desentralisasi dari waktu ke waktu melahirkan otonomi daerah dalam penyelenggaraan
pemerintahan di Indonesia.

Sejalan dengan itu, tujuan utama yang ingin dicapai melalui penerapan kebijakan desentralisasi yaitu
tujuan demokrasi dan tujuan kesejahteraan. Tujuan demokrasi akan memposisikan Pemerintah Daerah
sebagai instrumen pendidikan politik di tingkat lokal yang akan menyumbang terhadap pendidikan
politik secara nasional sebagai landasan utama dalam menciptakan kesatuan dan persatuan bangsa dan
negara serta mempercepat terwujudnya masyarakat madani. Tujuan kesejahteraan mengisyaratkan
Pemerintah Daerah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui penyediaan pelayanan
publik secara efektif, efisien dan ekonomis.

SEJARAH SOSIAL POLITIK DI INDONESIA

Jika kita melihat sejarah kebelakang banyak hal-hal yang terjadi khususnya pada hal politik di Indonesia,
ada beberapa fase politik Indonesia mulai pada masa pertama kali merdeka hingga saat ini merdeka di
antaranya yaitu :

1. Politik pada masa Orde Lama


2. Politik pada masa Orde Baru

3. Politik pada masa Reformasi sampai saaat ini

Dan setelah saya membaca mengenai proses dari politik mulai dari orde lama sampai orde baru bias
saya simpulkan bahwa Di zaman Orde Lama, situasi politik yang tidak demokrastis dilakukan dengan
pelanggaran-pelanggaran atas UUD 1945. Sedangkan pada Orde Baru, pemerintah otoriter dibentuk
melalui prosedur konstitusi yang bersifat mengikat, tetapi dijalankan untuk sebuah kepentingan.

Pada era Reformasi sendiri menjalankan sistem politik yang sesuai dengan UUD 1945. Menjalankan UUD
1945, yang bukan berarti segala permasalah telah selesai begitu saja. Kesalahpahaman dan salah
penyalahgunaan UUD 1945 tetaplah terjadi di era Reformasi. Seperti menyampaikan pendapat yang
terlalu bebas, yang justru sering kali dimanfaatkan oleh suatu golongan.

situasi politik Indonesia akan terus bergulir hingga kita sendiri tidak akan tahu pasti kapan itu akan
terhenti dan akan menjadi suatu situasi yang baik. Setiap dinamika politik Indonesia tentu tetap akan
menjadikan pembelajaran untuk kita semua.

C. KULTURAL

Bangsa Indonesia mendasarkan pandangan hidupnya dalam bermasyarakat, berbangsa dan


bernegara pada suatu asas kultural yang dimiliki dan melekat pada bangsa itu sendiri. Nilai-nilai
kenegaraan dan kemasyarakatan yang terkandung dalam sila-sila Pancasila bukanlah merupakan hasil
konseptual seseorang saja melainkan merupakan suatu hasil karya bangsa Indonesia sendiri yang
diangkat dari nilai-nilai kultural yang dimiliki melalui proses refleksi filosofis para pendiri negara. Oleh
karena itu generasi penerus terutama kalangan intelektual kampus sudah seharusnya untuk mendalami
serta mengkaji karya besar tersebut dalam upaya untuk melestarikan secara dinamis dalam arti
mengembangkan sesuai dengan tuntutan jaman.

Pancasila merupakan salah satu pencerminan budaya bangsa, sehingga harus diwariskan kegenerasi
penerus. Secara kultural unsur-unsur pancasila terdapat pada adat istiadat, tulisan, bahasa, slogan,
kesenian, kepercayaan, agama, dan kebudayaan pada negara Indonesia secara umum.

Pandangan hidup pada suatu bangsa adalah sesuatu hal yang tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan
bangsa itu sendiri. Suatu bangsa yang tidak mempunyai pandangan hidup adalah bangsa yang tidak
mempunyai kepribadian dan jati diri sehingga bangsa itu mudah terombang ambing dari pengaruh yang
berkembang dari luar negerinya.

D.PENEGAK HUKUM YANG BERDAULAT

Sebagai negara berkembang yang Indonesia yang mempunyai populasi ketiga terbesar dunia yang terdiri
berbagai macam etnis, agama, dan kebudayaan menjadikan Indonesia sebagai negara yang unik
sekaligus mempunyai beragam dinamika dalam berbangsa dan bernegara. Tumbuh kembangnya
masyarakat Indonesia kemudian menjadi tidak menentu dan ke hilangan arah dan tidak beraturan baik
dari segi politik yang penuh dengan aroma kepentingan partai atau golongan yang selalu ingin
mendominasi, rendahnya solidaritas masyarakat, dehumanisasi pengambilan kebijakan yang melanggar
hak-hak dasar warganegara, kemiskinan structural dan lemahnya penegakan dan kesetaraan hukum
adalah tugas berat dalam mengurus negara oleh aparatur dan alat negara disatu sisi, dan penelantaraan
dan pembiaraan situasi yang menyebabkan pengorbanan yang menjadikan lemahnya kekuatan
masyarakat di sisi lain. Negara sebagai pemeran utama dalam pengambilan kebijakan, tidak mungkin
bekerja secara efektif jika tidak dilandaskan pada masyarakat yang kuat secara ekonomi, sosial, budaya
dan politik. Meminjam pendapat Thomas Jefferson, kekuataan demokrasi terletak pada mozaik indah,
kebebasan berserikat” yang lepas dari pengaruh dan pengawasan pemerintah, demokrasi dalam urusan-
urusan internal organisasinya, dan yang anggotanya terdiri dari masyarakt sipil. Ketika masyarakat kuat
dan beradab maka dengan sendirinya negara akan menjadi negara berdaulat.

DAFTAR PUSTAKA

Read more: http://hitamandbiru.blogspot.com/2012/07/landasan-historis-kultural-yuridis-


dan.html#ixzz46QillwMZ

Nasution,mirza.2015.politik hokum dalam system ketatanegaraan Indonesia.puspantara.jakarta

http://esa103.weblog.esaunggul.ac.id/tag/sistem-konstitusi-dan-dinamika-pelaksanaan-uud-1945/

Syarbani,Syahrial 2002.pendidikan pancasila di perguruan tinggi edisi revisi, Jakarta.Ghalia Indonesia


Malian s dan s.marjuki 2003 pendidikan kewarganegaraan dan hak asasi manusia UII press : Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai