Anda di halaman 1dari 2

Penalaran Induktif

Penalaran induktif adalah proses berpikir logis yang diawali dengan observasi data, pembahasan,
dukungan pembuktian, dan diakhiri kesimpulan umum. Kesimpulan ini dapat berupa prinsip atau sikap
yang berlaku umum atas fakta yang bersifat khusus. Penalaran induktif pada dasarnya terdiri atas tiga
macam, yaitu: generalisasi, analogi, dan sebab akibat.

Contoh:

Seorang polisi lalu lintas mengamati proses peristiwa di tempat kejadian perkara suatu kecelakaan lalu
lintas di perempatan Rawamangun Muka, persimpangan Rawamangun Muka-Utan Kayu dan Cililitan-
Tanjung Priuk yang terjadi tanggal 10 juli 2000 pukul 12.30. Sebuah sepeda motor dari arah Tanjung
Priuk menabrak mobil sehingga pintu di bagian kiri rusak, penyok sedalam 10 cm, dan sepeda motor
tergeletak di dekat mobil yang ditabraknya. Seorang saksi mata menuturkan bahwa pengendara sepeda
motor terkapar jatuh 1,5 meter di sebelah kiri sepeda motornya. Dalam pengamatannya, melalui proses
perhitungan waktu polisi menyatakan bahwa pada saat mobil melintas dari arah Cililitan ke
Rawamangun Muka lampu hijau menyala dan dibenarkan oleh para saksi. Polisi menyatakan bahwa,
dalam keadaan lampu merah sepeda motor berkecepatan tinggi dari arah Tanjung Priuk menabrak
mobil yang sedang berbelok dari arah selatan ke arah Rawamangun Muka. Hasil pengamatan,
pengendara sepeda motor terbukti bersalah.

Kesimpulan : (1) Pengendara sepeda motor harus membiayai perbaikan mobil yang ditabraknya.

(2) Membayar denda atas pelanggarannya.

Karangan ilmiah kualitatif induktif dilandasi penalaran (1) observasi data, (2) menyusun estimasi
(perkiraan data), (3) verifikasi analisis pembuktian, (4) pembenaran / komparasi konstan (terus-menerus
dan berkelanjutan sampai suatu simpulan), (5) konfirmasi (penegasan dan pengesahan) melalui
pengujian hipotesis, (6) hash generalisasi / induksi, (7) konklusi (simpulan: penafsiran atas hasil berupa
implikasi atau inferensi).

Penalaran Deduktif

Penalaran deduktif adalah proses berpikir logis yang diawali dengan penyajian fakta yang bersifat
umum, disertai pembuktian khusus, dan diakhiri dengan simpulan khusus yang berupa prinsip. Karangan
deduktif mempunyai bermacam-macam jenis berdasarkan teknik pengembangannya maupun uraian
isinya.

Karangan kualitatif sering digunakan dalam pembahasan masalah-masalah humaniora (sastra,


kemanusiaan, cinta kasih, penderitaan, dan lain-lain). Namun, kualifikasi produk yang bernilai ekonomi,
seperti: keindahan pakaian, kecantikan, keserasian, dan lain-lain dapat pula menggunakan jenis
karangan ini.

Dalam karangan (laporan penelitian) deduktif kuantitatif ditandai dengan penggunaan angka kuantitatif
yang bersifat rasional. Secara rinci proses tersebut menguraikan:
1. Bidang observasi: berdasarkan bidang studi kajian,

2. Rumusan masalah: pertanyaan yang akan dibahas,

3. Kerangka teori: berisi pada pembahasan variabel,

4. Tujuan: tahap kegiatan yang hendak dicapai,

5. Rumusan hipotesis dan penjelasannya,

6. Deskripsi data: diperlukan untuk pengujian hipotesis,

7. Desain penelitian (metode penelitiana): proses pengumpulan data, pengolahan, hasil analisis data,
sampai dengan simpulan,

8. Analisis data,

9. Hasil analisis, dan

10. Simpulan deduktif: interpretasi atas hasil

Bahasan topik karangan berdasarkan penelitian tersebut relatif rumit dan sulit. Namun, sebuah
karangan dapat ditulis dalam bentuk yang sederhana dan mudah. Pengembangan topik dapat dilakukan
berdasarkan urutan peristiwa, waktu, ruang, penalaran sederhana, sebab-akibat, deduksi sederhana,
induksi sederhana, dan sebagainya.

Karangan disusun berdasarkan satu kesatuan konsep, dikembangan dalam urutan logis, sistematik, jelas,
dan akurat. Urutan dapat disususn berdasarkan urutan peristiwa, waktu, ruang, penalaran (induksi,
deduksi, sebab-akibat), proses, kepentingan, dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai