Anda di halaman 1dari 2

Inflasi China

Republik Rakyat China mengalami masa inflasi terparah pada tahun 1948-49. Memaksa bank sentral
dari sebuah wilayah regionalnya yaitu provinsi Xinjiang mengeluarkan mata uang dengan nominal
6.000.000.000 Yuan pada tahun 1949.

China yang kini masuk negara dengan perekonomian terkuat pernah mengalami hiperinflasi. Negara
ini  mengalami hiperinflasi pada Oktober 1947 hingga Mei 1949 dengan tingkat inflasi 14%. Kondisi
ini membuat harga meningkat dua kali lipat setiap lima hari, 8 jam. Hiper inflasi China terjadi setelah
Perang Dunia II. Kala itu China terbagi oleh perang saudara. Nasionalis dan Komunis berjuang untuk
mengontrol negara dan bersaing dalam proses memperkenalkan mata uang, meninggalkan sistem
moneter China terfragmentasi di 1948.

Dapat dilihat dari media massa di Hongkong SAR seperti The Standard, South China Morning Post,
dan Financial Times pada pertengahan Desember 2007 ramai memberitakan inflasi China yang
mencapai 6,9 persen (Oktober 2006-Oktober 2007). Angka ini merupakan angka tertinggi sejak 11
tahun terakhir.

Sebagai hasilnya, secara keseluruhan di sepanjang tahun 2014, inflasi China tercatat mencapai 2
persen, di mana tingkat tersebut tercatat turun sebesar 0,6 poin dibanding tahun sebelumnya. 

BEIJING - Angka inflasi di China pada April 2015 naik moderat sebesar 1,5% sebagai tanda penurunan
harga dalam 37 bulan berturut-turut. Hal ini disampaikan Biro Statistik Nasional China dalam
laporannya.

China yang kini masuk negara dengan perekonomian terkuat pernah mengalami hiperinflasi. Negara
ini  mengalami hiperinflasi pada Oktober 1947 hingga Mei 1949 dengan tingkat inflasi 14%. Kondisi
ini membuat harga meningkat dua kali lipat setiap lima hari, 8 jam. Hiper inflasi China terjadi setelah
Perang Dunia II. Kala itu China terbagi oleh perang saudara. Nasionalis dan Komunis berjuang untuk
mengontrol negara dan bersaing dalam proses memperkenalkan mata uang, meninggalkan sistem
moneter China terfragmentasi di 1948.

Namun angka inflasi di China pada April 2015 sebesar 1,5% sebagai tanda penurunan harga dalam 37
bulan berturut-turut, yang terholong katergori “INFLASI RINGAN”.

Kebijakan Pemerintah China

Cina dalam beberapa tahun terakhir ini mengalami pertumbuhan ekonomi yang kuat. Tetapi
ekspansi yang cepat ini menyebabkan tingkat inflasi yang tinggi diatas target bank sentral. Selain itu
juga timbul kekhawatiran adanya formasi gelembung aset. Pemerintah Cina saat ini telah mencoba
menahan laju inflasi dan lonjakan harga properti dengan memperketat pasar kredit. Bank sentral
telah meningkatkan suku bunga acuan lima kali dalam beberapa tahun terakhir dan juga
meningkatkan cadangan rasio bank, kemudian mengurangi jumlah uang yang bisa dipinjam. Analis
mengatakan disaat kebijakan ini bisa mengurangi lonjakan harga, mereka menurunkan
pertumbuhan.

Maka dari itu pemerintah cina membuat kebijakan dengan meningkatkan tingkat pertumbuhan
ekonomi dan meningkatkan daya tarik investasi dan pasar-pasar di China telah mendorong
perusahaan-perusahaan besar di seluruh dunia berbondong-bondong menanamkan investasinya.
China menerima investasi asing dalam jumlah amat besar, jauh melebihi investasi asing ke Negara-
negara kawasan Asia-Pasifik lainnya (di luar Jepang).
Dalam pertumbuhan ekonomi di cina factor-faktor yang mempengaruhi anatara lain: Rendahnya
Upah Buruh, Stabilitas Politik, Kebijakan Pendidikan, Kebijakan Pembangunan Infrastuktur, Semangat
Wirausaha dan  Deng  Xiaoping  tokoh kunci keberhasilan pembangunan ekonomi China, setelah
melakukan serangkaian reformasi  yang ditujukan untuk menyelesaikan situasi ekonomi China.

Anda mungkin juga menyukai