Pengertian Fiqih
Kata Fiqih dalam al-Qur’an disebut sebanyak 20 kali dalam bentuk kata kerja
(fi’il) dan berbagai derefiasinya[1]. Fiqih menurut bahasa artinya pengetahuan dan
pemahaman yang mendalam (تفهم )[2], sebagaimana firman Allah SWT dan sabda Nabi
Muhammad saw, yaitu :
1. Al-qur’an : surat al-taubah : 122
فلو ال نفر من كل فرقة منهم طائفة ليتفقهوا في الدين
“Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan diantara mereka beberapa orang untuk
memperdalam pengetahuan mereka tentang agama.”
2. Al-hadits, HR. Bukhori sebagai berikut
من يرد هللا خيرا يفقهه في الدين
“jika allah menginginkan suatu kebaikan bagi seseorang , dia akan memberikan suatu
pemahaman keagamaan (yang mendalam) kepadanya
Sedangkan pengertian fiqh menurut istilah adalah sebagaimana yang elah
dikemukakan oleh para fuqoha’ ialah:
1. Abdul Wahab Kholaf
الفقه هو العلم باالحكام الشرعية العملية المكتسب من ادلتها التفصلية
“Fiqh ialah ilmu tentang hukum syara’ yang bersifat praktis (amaliyah) yang diperoleh
melalui dalil-dalilnya yang terperinci.”[3]
disebut ilmu karena fiqih merupakan garapan manusia dengan mempergunakan
metode metode tertentu,seperti qiyas lain-lain. disebut praktis karenakarena fiqih berisi
pedoman bagi kaum muslimin dalam melakukan segala aktifitas ibadah maupun
mu’amalah. dengan demikian, hukum-hukum aqidah dan akhlak tidak termasuk fiqih
karena fiqih adalah hukum-hukum syara’ yang diambil dari proses istinbathdan
nadzar(analisis) dari sumber-sumber primernya berupa al-Qur’an dan hadits. Dan
sumber-sumber ini bersifat tafsili(terperinci)
Dewasa ini, terminologi fiqih juga tidak lagi dimaksudkan sebagai seperangkat imu
tentang hukum, melainkan hukum-hukum fiqhiyyah itu sendiri disebut fiqih. dengan
ungkapan lain, fiqih adalah produk hukum yang dihasilkanulama berdasarkan
pemahaman mereka terhadap suatu nash. Atau dalam terminologi Manna al-Qathathan,
fiqih adalah
الفقه هو العلم مجموعة االحكام الشرعية العملية المكتسب من ادلتها التفصلية
“Fiqh ialah ilmu tentang himpunan hukum syara’ yang bersifat praktis (amaliyah) yang
diperoleh melalui dalil-dalilnya yang terperinci.”[4]
Ahmad Bin Muhammad Dimyati mengemukakan pengertian fiqih sebagai:
العلم باالحكام الشرعية التي طريقها االجتهاط
“Ilmu tentang hukum-hukum syara’ dengan menggunakan jalan ijtihad[5]
Dari definisi diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa ilmu fiqih adalah ilmu yang
berbicara tentang hukum-hukum syar’i amali yang diambil dari dalil-dalil yang tafsili
yang terdapat dalam al-Qur’an dan hadits Nabi Muhammad SAW.
Para ulama sependapat bahwa setiap perkataan dan perbuatan manuasia, baik
yang menyangkut hubungan manusia dengan tuhannya, ataupun yang menyangkut
dengan sesamanya, semuanya telah diatur oleh syara’. Maka berdasarkan petunjuk itu
para mujtahid menetapkan hukumnya. Semua ketentuan-ketentuan hukum baik yang
ditetapkan melalui nash atau ijtihad para mujtahid pada bidang yang tidak ada nashnya,
dinamakan fiqih