Anda di halaman 1dari 3

WORLD WAR 3 vs COVID 19

(PERANG DUNIA 3 MELAWAN COVID 19)


Tahun 2020 bisa dikatakan tahun perang dunia ke 3, perangnya melawan musuh yang tidak terlihat
secara kasat mata, pergerakannya cepat lebih cepat dari pasukan beladiri jepang atau kopasus dinegara
manapun, jurusnya tanpa bayangan mematikan banyak nyawa, strategi intelijennya lebih canggih dari
intelijen manapun didunia ini bahkan intelijen mossad pun tak dapat menandingi, senjatanya ringan
namun dapat menginfeksi ratusan ribu orang.Musuhnya adalah COVID 19 ( QIF 19) ya dialah musuh
nomor wahid dalam perang dunia 3 bagi negara manapun di dunia ini, sudah banyak negara kewalahan
dibuatnya dan menghadapinya, sampai hari inipun masih berlaku darurat perang dunia 3 melawannya.

Bagaimana sebuah negara dapat menang dimasa WORLD WAR 3 mengahadapi musuh yang tidak
terlihat ini?

Kuncinya tergantung pada komandan perang dan pasukannya, dimasa darurat perang inilah ujian
komandan dan pasukan perang sebenarnya yang mereka akan ditampilkan sebagai ksatria pemenang
atau ksatria pecundang.

Dalam masa darurat perang melawan musuh tidak terlihat ini, musuh yang hebat ini tidak dapat kita
remehkan, tidak bisa dijadikan bahan kelakar, atau tidak bisa bersikap adigung adiguna karena sudah
banyak yang bersikap seperti ini dibuat tak berdaya olehnya.

Sebuah negara dalam masa perang komandannya harus dengan tegas memimpin peperangan ini,
perintahnya jangan sampai membuat kocar kacir atau malah membuat pasukan terpecah karena musuh
tidak terlihat ini mudah sekali menjadikan pasukan terinfekasi dan menjadi mata mata yang siap
melemahkan pasukan lainnya. Strateginya harus jitu, tindakannya harus cepat lebih cepat dari
pergerakan musuh yang dapat menyelamatkan ratusan juta pasukannya, dan harus memperkuat senjata
pasukannya yang terbagi dalam tiga divisi dengan senjata yang kuat dan canggih.

Tiga Divisi pasukan yang di perkuat dalam peperangan ini adalah Pasukan Divisi Kesehatan, Pasukan
Divisi Pendidikan dan Pasukan Divisi Ekonomi.harus ada sinergi, mutualisme, persatuan dan jiwa
patriotik dari ketiga divisi pasukan ini untuk dapat memenangkan peperangan bersama komandan
perangnya.

Mengapa tiga divisi? Karena sudah banyak pasukan kesehatan yang gak siap, sudah banyak pasukan
ekonomi rontok, dan sudah banyak pasukan pendidikan takluk lembaga pendidikan dan pelatihannya
dapat ditutup oleh musuh dalam masa perang ini.

Sejatinya seorang komandan perang yang bajik dan bijak memperhatikan senjata dan logistik mereka
dalam masa peperangan semakin mengabaikan maka masa peperangan ini akan berlarut larut dan
makin banyak jutaan nyawa pasukan dapat menjadi korban.
Disetiap negara banyak memiliki ksatria perang yang berpengalaman, sumbang saran meteka diperlukan
untuk membuat suatu komando perang yang terarah terukur dan dapat menghancurkan serangan
musuh yang tidak terlihat.

Sudah banyak negara yang komandan perangnya mengintruksikan komando perang dengan sandi LOCK
DOWN, bahkan ada yang SHOOT DOWN dan bertanggung jawab terhadap peraturan perang dengan
sandi komando seperti itu,semua alat perang divisi pasukannya dicukupi.Namun ada suatu negara dalam
WORLD WAR 3 ini negara diatas awan terlihat kordinasi antara komandan tertinggi dengan pasukannya
terkesan gagap dan belum siap dengan kordinasi dan komunikasi antar pasukan yang belum ada
persatuan.

Bayangkan melawan musuh tidak terlihat yang super canggih,tidak bisa alat tempur pasukan kesehatan
seadanya jumlah pasukan seadanya, tidak bisa alat tempur logistik pasukan ekonomi dengan kualitas
nasi aking jaman kerja rodi dimasa perang dunia dua, juga tidak bisa alat tempur pasukan pendidikan
sekualitas batu sabak jaman kompeni menjajah nenek moyang negeri.wajar kordinasi antar pasukan
kacau balau pasukan yang satu menginformasikan sandi perang "We Stay At Work", pasukan yang lain
menginformasikan sandi perang "We Stay at Home, pasukan terakhir belum jelas sandi perangnya
harusnya secepatnya diinformasikan sandi perang "We Support you with the best logistics".ketiga sandi
perang ini belum bersatu

Berapa banyak pasukan kesehatan berteriak mana alat perang terbaik kami?

Berapa banyak pasukan pendidikan berteriak mana logistik yang diperlukan oleh kami, kami tidak bisa
belajar kalau kami lapar, kami tidak bisa menerima informasi kehebatan dan strategi musuh , kami tidak
bisa menerima arahan komandan perang kalau alat komunikasi kami hanya sekualitas kentongan

Berapa banyak pasukan ekonomi berteriak pak barang langka, harganya mahal, alat beli logistik kita
makin lemah turun tajam.

Dalam situasi ini diperlukanlanlah kesigapan komandan tertinggi perang.untuk mendengar dan
berempati atas teriakan pasukannya dan dengan cepat memenuhi serta mengambil langkah strategis
yang tegas menyatukan, memperkuat dan membangkitkan semangat pasukan dalam peperangan
sehingga tidak jatuh banyak korban lagi dari jutaan pasukannya karena semakin masa perang ini kalau
diabaikan bersantuy santuy musuh dapat melipatgandakan diri dalam hitungan detik bahkan jumlah
pasukan musuh bisa lebih banyak dari jumlah semua pasukan negara didunia ini yang jumlahnya kurang
lebih 1,8 milyar ini.

Kalau pelipatgandaan musuh yang cepat ini tidak tertanggulangi dengan cepat maka The World Was
End, perang dunia 3 (World War 3 ) akan dimenangkan pasukan musuh super mini.

Tindakan cepat komandan dan pasukan disaat keadaan ini benar benar diuji untuk tampil sebagai
pemenang peperangan, tidak banyak jatuh korban, pasukan dalam keadaan sehat dan tidak
kelaparan.karena beberapa negara dengan alat perang terbaik saja , baik dari alat kesehatan, alat
logistik dan tunjangan bagi pasukannya yang fantastis, kecepatan alat informasi pendidikan terbaik
masih banyak jatuh korban.

Wahidul Qomar

Lahir Cirebon, 20 Desember 1977

Pengajar di Rumah Pintar Asah Pena

Pendidikan terakhir Diploma 1 Perpajakan 1998, BPLK jurangmangu, tangerang.

Wa +6281317777526

Anda mungkin juga menyukai