Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN NON HODGKIN


LIMFOMA (NHL) DI RUANG HEMATOLOGI ONKOLOGI ANAK
RSUD ULIN BANJARMASIN

Tanggal 19 November -24 November 2018

Oleh:
MIFTAHUL JANNAH, S. Kep
NIM. 1830913320008

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2018
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN NON HODGKIN


LIMFOMA (NHL) DI RUANG HEMATOLOGI ONKOLOGI ANAK
RSUD ULIN BANJARMASIN

Tanggal 19 November -24 November 2018

Oleh:
MIFTAHUL JANNAH, S. Kep
NIM. 1830913320008

Banjarmasin, November 2018

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Eka Santi, S.Kep, Ns, M.Kep Ayu Susanti, S.Kep, Ns, M.Kep
NIP. 19780615 200812 2 001 NIP. 19800930 200312 2 005
Laporan Pendahulan Non Hodgkin Limfoma (NHL)
Etiologi Definisi
Limfoma Non-Hodgkin adalah kelompok keganasan primer imfosit yang
Etiologi belum jelas. Terdapat beberapa faktor resiko:
dapat berasal dari limfosit B, limfosit T dan kadang (amat jarang) berasal
Imunodefisiensi.; Agen infeksius (EBV); Paparan dari sel NK (natural killer) yang berada dalam sistem limfe; yang sangat
lingkungan;  Diet dan Paparan lsinya. heterogen, baik tipe histologist, gejala, perjalanan klinis, respon terhadap
pengobatan, maupun prognosis.
Manifestasi klinis
- Pembesaran kelenjar getah bening
Penatalaksanaan Medis
tanpa adanya rasa sakit Komplikasi Pemeriksaan Penunjang 1. Dapatdiberikandenganobat CHOP
- Demam -Penekanan -Anamnesis dan pemeriksaan fisik C: Cyclofosfamide = 800 mg/m2
- Keringat malam terhadap organ -Pemeriksaan lab: Hb, leukosit, H: Hydroxo-epirubicin = 50 mg/m2
- Rasa lelah yang dirasakan terus khususnya jalan LED, hapusan darah, faal hepar, O: Oncovin = 1,4mg/m2
menerus nafas, usus dan faal ginjal, LDH. P: Prednison = 60 mg/m2
- Gangguan pencernaan dan nyeri perut saraf
-Pemeriksaan Ideal 2. Kemoterapi
- Hilangnya nafsu makan
-Mudah terjadi 3. Radiasi
- Nyeri tulang Limfografi, IVP, Arteriografi.
infeksi 4. Transplantasiselinduk
- Bengkak pada wajah dan leher dan Foto organ yang diserang, bone
-Kegagalan hati 5. Terapibiologi: rituximab
daerah-daerah nodus limfe yang – scan, CT – scan, biopsi sunsum
terkena. -Komplikasi 6. Radioimunoterapi
terapi radiasi tulang, biopsi hepar, USG,
- Limphadenopaty
dan kemoterapi endoskopi.

Stadium Penyakit:
a. Stadium I: penyebaran limfoma hanya terdapat pada satu kelompok yaitu kelenjar getah Klasifikasi
bening 1. Limfoma non Hodgkin agresif (tumbuh
b. Stadium II: penyebaran limfoma menyerang dua atau lebih kelompok kalenjar getah dengan cepat)
bening, tetapi hanya pada satu sisi diafragma, serta pada seluruh dada atau perut. 2. Limfoma non Hodgkin indolen
c. Stadium III: penyebaran limfoma menyerang dua atau lebih kelompok kalenjar getah (tumbuh dengan lambat)
bening serta pada dada dan perut.
d. Stadium IV: penyebaran limfoma selain pada kalenjar getah bening tetapi juga bisa
menyerang kesalah satu organ lain seperti sumsum tulang, hati, paru-paru atau otak.
Pathway NHL

Immunodefisiensi Agen Infeksius Paparan lingkungan Diet dan paparan isinya

Virus Paparan bahan kimia

Perubahan genetik Defisiensi Pengetahuan

Keganasan limfosit T dan B Keluarga:


- Cemas
Limfoma non Hodgin - Kurang pengetahuan

Pembesaran kelenjar getah bening

Dada Perut Infiltrasi

Penumpukan Pembengkakan Nafsu makan


cairan di paru wajah
Anoreksia Risiko
Efusi pleura Gangguan citra Perdarahan
tubuh Ketidakseimbangan
Ketidakefektifan nutrisi kurang dari
pola nafas kebutuhan tubuh Produksi
trombosit

Usus Halus Kulit Sumsum tulang Pembentukan


antibodi

Malabsorpsi Daerah kehitaman, Penghancuran sel


menebal, gatal darah merah Risiko Infeksi
Diare
Anemia hemolitik
Kerusakan
integritas kulit
Hemoglobin  Ketidakseimbangan
suplai dan
Peredaran O2  kebutuhan O2

Ketidakefektifan Intoleransi Aktivitas


perfusi jaringan perifer

Sylvia A.price, wilson Lorraine M. 2006. Patofisiologi. Jakarta: EGC.


ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN
DENGAN NHL

Pengkajian
a. Identitas: Nama, umur, jenis kelamin, agama, suku, alamat, nomor register, tanggal
Masuk Rumah Sakit , diagnosa medis
b. Keluhan Utama: Keluhan yang paling dirasakan adalah nyeri telan Diagnosa Keperawatan
c. Riwayat penyakit sekarang a. Ketidakefektifan pola nafas
Alasan MRS: Menjelaskan riwayat penyakit yang dialami adalah pasien mengeluh b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
nyeri telan dan sebelum MRS mengalami kesulitan bernafas, penurunan berat badan, kebutuhan tubuh
keringat dimalam hari yang terlalu banyak, nafsu makan menurun nyeri telan pada c. Ketidakefektifan perfusi jaringan
daerah lymphoma perifer
Keluhan waktu didata: Dilakukan pada waktu melakukan pengkajian yaitu keluhan d. Diare
kesulitan bernafas, dan cemas atas penyakit yang dideritanya e. Kerusakan integritas kulit
d. Riwayat kesehatan Dahulu f. Intoleransi Aktivitas
g. Risiko infeksi
e. Riwayat kesehatan keluarga
h. Gangguan citra tubuh
Terdapat riwayat pada keluarga dengan penyekit vaskuler: HT, penyakit metabolik:
i. Defisiensi pengetahuan
DM atau penyakit lain yang pernah diderita oleh keluarga pasien
j. Risiko perdarahan
f. Pemeriksaan fisik: terdapat benjolan pada kelenjar limfoma k. Kerusakan integritas jaringan
g. Pengkajian dengan pendekatan pola gordon l. Kekurangan volume cairan
m. Risio ketidakseimbangan elektrolit
n. konstipasi
NOC DAN NIC

Ketidakefektifan pola Ketidakseimbangan nutrisi Ketidakefektifan perfusi jaringan Diare


nafas kurang dari kebutuhan tubuh perifer NOC
NOC NOC NOC Bowel Elimination
Respiratory Status: Nutritional Status Tissue Perfusion: Peripheral Fluid Balance
Ventilation Kriteria Hasil: Setelah dilakukan tindakan Setelah dilakukan tindakan
Kriteria Hasil: Setelah dilakukan keperawatan selama 1 x 24 jam keperawatan selama 1 x 24 jam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan perfusi jaringan efektif dengan
selama 3x24 jam diare teratasi dengan kriteria
tindakan keperawatan kriteria hasil:
kebutuhan nutrisi klien hasil:
selama 1x60 menit 1. CRT dalam batas normal
pola nafas efektif terpenuhi dengan kriteria 1. Pola BAB normal
2. TTV dalam batas normal
dengan kriteria hasil: hasil: 2. Hidrasi baik (membran
1. Intake nutrisi adekuat mukosa lembab)
2. Intake makanan adekuat NIC:
NIC : Fluid Management
NIC: 1. Pertahankan intake dan output NIC:
Oxygen Therapy
1. Bersihkan mulut, hidung Nutrition Management cairan Diarrhea Management
dan trakea dari sekret. 1. Kolaborasi dengan ahli gizi 2. Monitor status hidrasi 1. Evaluasi pengobatan yang
2. Pertahankan patensi jalan untuk menentukan jumlah 3. Monitor indikasi retensi cairan berefek samping pada
napas kalori dan tipe nutrisi yang gastrointestinal
4. Atur pemasukan cairan
3. Berikan terapi oksigen dibutuhkan. 2. Evaluasi jenis intake makanan
Vital Signs Monitoring
4. Monitor aliran oksigen 2. Tanyakan alergi yang
Monitor TTV 3. Ajarkan pada keluarga
5. Monitor TTV
dimiliki klien
penggunaan obat anti diare
3. Pastikan makanan
mengandung tinggi serat 4. Instruksikan pada pasien dan
untuk mencegah konstipasi keluarga untuk mencatat
4. Monitor intake makanan dan warna, volume, frekuensi dan
minuman konsistensi feses
5. Kolaborasi jika tanda dan
gejala diare menetap
6. Monitor turgor kulit, mukosa
oral sebagai indikator dehidrasi
NOC DAN NIC

Kerusakan integritas Intoleransi Aktifitas


Risiko infeksi Gangguan citra tubuh
kulit NOC
NOC NOC
NOC Activity Tolerance Immune status Body Image
Tissue Intregity : Skin and Setelah dilakukan tindakan Knowledge: infection control Self – Esteem
mucous membran keperawatan selama 1x24 jam Risk control Setelah dilakukan tindakan
intoleransi aktifitas teratasi Setelah dilakukan tindakan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam
dengan kriteria hasil: keperawatan selama 3 x 24 jam risiko
keperawatan selama 1 x 24 gangguan citra tubuh teratasi
1. Klien mampu berpartisipasi infeksi teratasi dengan kriteria hasil:
jam kerusakan intregitas dengan kriteria hasil:
dalam aktivitas fisik tanpa 1. Klien bebas dari tanda-
kulit teratasi dengan 1. Puas terhadap fungsi tubuh
disertai peningkatan tekanan tanda/gejala infeksi
kriteria hasil: 2. Menerima kekurangan tubuh
darah, nadi dan RR 2. Menunjukkan kemampuan untuk
1. Tidak terdapat Abnormal 3. Merasa dirinya berharga
2. Mampu melakukan ADLs mencegah timbulnya infeksi
pigmentasi secara mandiri
2. Tidak ada Erythema
NIC: NIC:
NIC : NIC : Infection control Body Image Enhacement
Skin Care Topical Energy Management 1. Bersihkan lingkungan setelah 1 Kaji secara verbal dan
Treatments 1. Kaji adanya faktor yang dipakai pasien lain nonverbal respon klien
1. Gunakan menyebabkan kelelahan 2. Tingkatkan intake nutrisi terhadap tubuhnya
pelembab kulit 2. Monitor nutrisi dan sumber 3. Cuci tangan sebelum dan 2 Monitor frekuensi
saat di energi yang adekuat sesudah tindakan keperawatan mengkritik dirinya
lingkungan luar. 3. Monitor respon kardiovaskuler 4. Kolaborasi antibiotik jika perlu 3 Dorong klien
2. Massage area terhadap aktivitas (takikardi, Infection protection mengungkapkan
disritmia, sesak nafas, diaporesis, 1. Monitor tanda –tabda dan gejala perasaannya
yang terkena
pucat, perubahan hemodinamik) infeksi 4 Fasilitasi kontak dengan
3. Monitor
4. Monitor pola tidur 2. Monitor kerentanan terhadap individu lain dalam
kelembaban
5. Kolaborasikan dengan Tenaga infeksi kelompok kecil
kulit
Rehabilitasi Medik dalam 3. Pertahankan teknik aseptik
merencanakan progranm terapi
yang
NOC DAN NIC

Risiko pendarahan Kerusakan intregitas jaringan


Konstipasi Ketidakseimbangan elektrolit
NOC : Keparahan NOC : tissu integrity : skin NOC NOC : Electrolyte and acid/
kehilangan darah and mucous
Setelah dilakukan Buang Air Besar base balance
Setelah dilakukan tindakan
tindakan keperawatan keperawatan selama 1x3 jam, Setelah dilakukan asuhan Setelah dilakukan
selama 1x 24 jam diharapkan masalah klien dapat keperawatan kepada pasien perwatan selama 1x60 menit
resiko pendarahan teratasi dengan kriteriahasil : selama 1 x 6 jam, pasien terhindar dari
dapat berkurang, 1 Perpusi jaingan normal diharapkan pasien tidak resikoketidak seimbangan
dengan kriteria : 2 Tidak ada tanda-tanda infeksi mengalami gangguan dalam elektrolit dengan kriteria:
1 Klien tidak mengalami 3 Ketebalan dan tekstur jaringan buang air besar, dengan 1 Level serum seperti kalium,
kehilangan darah norma criteria hasil: sodium, BUN dalam batas
2 Kulit dan membrane mukosa 4 Menunjukkan terjadinya 1 Pasien kembali ke pola dan normal
pasien tidak pucat proses penyembuhan luka normal dari fungsi bowel 2 level osmolaritas serumdan urin
3 Nilai Hemoglobulin berada
2 Terjadi perubahan pola hidup dalam batas normal
dalam batas normal
4 Nilai Hematokrit berada untuk menurunkan factor 3 Tidak ada gangguan kesadaran
penyebab konstipasi 4 Tidak ada mual
NIC :pressure ulcer prevention
NIC.Pencegahan wound care NIC :Manajemen Konstipasi NIC :Electrolyte monitoring
perdarahan 1. Jaga kulit tetapkering dan bersih 1 Monitor tanda dan gejala 1. Monitor level serum
1. Kaji pasien untuk 2. Monitor kulit adanya kemerahan konstipasi 2. Monitor ketidakseimbangan
menemukan bukti-bukti 3. Monitor aktivitas dan mobilisasi
2 Monitor warna, konsistensi, asam-basa
perdarahan atau hemoragi pasien
4. Observasi luka : lokasi, jumlah dan waktu buang air 3. Identifikasi penyebab
2. Catat kadar
hemoglobin/hematokrit kedalaman, jaringan nekrotik, besar ketidakseimbangan elektrolit
sebelum dan sesudah tanda-tanda infeksi 3 Konsultasikan dengan dokter 4. Monitor kehilanga n cairan
pendarahan 5. Lakukan teknik rawat luka streril tentang pemberian laksatif, dan elektrolit
3. Pantau koagulasi darah enema dan pengobatan 5. Monitor level osmolaritas
pasien (prothrombin, 4 Berikan cairan yang adekuat serum dan urin
thromboplastin, 6. Berikan diet yang tepat
fibrinogen,fibrin, dan
(makanan kaya kalium dan
jumlah platelet)
4. Pantau aliran IV rendah sodium)
Kekurangan Volume Cairan

NOC : Fluid balance


Setelah dilakukan tindakan selama 1x6 jam, masalah teratasi dengan criteria hasil:
 Mempertahankan urin output dalam batas normal
 TD, nadi, suhu tubuh dalam batas normal

NIC : Fluid management


1. Monitor status cairan masuk intake dan output
2. Atur kemungkinan tranfusi
3. Persiapan tranfusi
4. Monitor tingkat Hb dan hematokrit
5. Monitor tanda vital
6. Administrasikan cairan intravena

Defisiensi pengetahuan b.d kurang informasi

NOC: Knowledge: Disease Process


Setelah dilakukan tindakan keperawaran selama 1 kali pertemuan diharapakan pasien dan
keluarga dapan memahami proses penyakit dengan kriteria hasil:
1. Memahami proses penyakit

NIC: Teaching: Disease Process


1. Kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang proses penyakit
2. Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit, dengan cara yang tepat
3. Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang tepat
4. Identifikasi kemungkinan penyebab, dengan cara yang tepat
DAFTAR PUSTAKA
Bulechek G.M., Howard K.B., Joanne M.D. (Eds.). 2008. Nursing Intervention
Classification (NIC), Fifth Edition. St. Louis Missouri: Mosby Inc.
Herdman, T.H. & Kamitsuru, S. (Eds.). 2014. NANDA International Nursing
Diagnoses: Definitions and Classification 2015-2017. Oxford: Wiley Blackwell.
Hudson MM. 2012. Ilmu Kesehatan Anak Nelson Edisi 15. Jakarta: EGC.
Mansjoer Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: EGC.
Moorhead Sue, Marion Johnson, Meridean L.M., et al. (Eds.). 2008. Nursing
Outcomes Classification (NOC), Fifth Edition. St. Louis Missouri: Mosby Inc.
Setiawan, Lyana. 2002. Kapita Selekta Hematologi. Jakarta: EGC.
Smeltzer Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth. Alih bahasa Agung Waluyo, dkk. Editor Monica Ester, dkk. Ed. 8.
Jakarta: EGC.
Sylvia A.price, wilson Lorraine M. 2006. Patofisiologi. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai