Anda di halaman 1dari 21

TUGAS TERSTRUKTUR KB 1

MAKALAH
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA DIESEL
(PLTD)

OLEH :
KELOMPOK 4
1. RINRIN KHOERUNNISA
2. RISWADI
3. RIVA UZLAH
4. ROSALIA MIA
5. SITI FAUJIAH

KELAS : IPA 1

TASIKMALAYA
2020

i
KATA PENGANTAR

Assalamua’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,


Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat-Nya, sehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa penyusun mengucapkan terimakasih atas bantuan
dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.
Dan harapan penyusun semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan
maupun pengalaman, penyusun yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh
karena itu penyusun sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.

                                                                                       Tasikmalaya, 5 September 2020


                                                                                              

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................... i
DAFTAR ISI......................................................................................................................... ii
PENDAHULUAN................................................................................................................. 1
Latar belakang..................................................................................................................... 1
Rumusan Masalah................................................................................................................ 2
Tujuan................................................................................................................................... 2
Metode Penelitian................................................................................................................. 2
HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................................................ 3
Hasil....................................................................................................................................... 3
Pembahasan.......................................................................................................................... 4
PENUTUP............................................................................................................................. 13
Kesimpulan........................................................................................................................... 13
Saran .................................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dahulu kala sebelum ada listrik, kita menggunakan lampu pelita atau obor untuk
menerangi rumah dan sekelilingnya pada malam hari. Namun semenjak Otto berhasil
menemukan mesin diesel, perkembangan kehidupan sosial, ekonomi dan budaya dunia
mengalami kemajuan. Kita tidak perlu lagi bersusah payah menyalakan lilin atau lampu
pelita lagi. Selain itu banyak ditemukan peralatan listrik yang sangat membantu dalam
kehidupan sehari – hari. Sejak ditemukan,  pembangkit listrik dengan tenaga diesel
inipun semakin banyak dibangun guna memenuhi kebutuan masyarakat akan listrik.
Apalagi di era industri 4.0 sekarang ini, listrik menjadi kebutuhan pokok dan sumber
penggerak perekonomian bangsa.
Di tempat tinggal saya, Desa Kuala Tolak Kabupaten Ketapang Kalimantan
Barat, sumber utama listrik berasal dari PLTD (pembangkit listrik tenaga disel) yang
menggunakan bahan bakar BBM (solar). PLTD Ketapang menyuplai dua kabupaten
yaitu Kabupaten Ketapang dan Kayong Utara. Manajer Proyek Wika untuk PLTD
Ketapang Harum Ahmad Zuhdi mengatakan, “Rasio elektrifikasi di Ketapang saat ini
67%. Daya yang tersedia hanya 25,5 Mw sedangkan beban puncak utama 30 Mw
ditambah 3 Mw yang masih dalam daftar tunggu. Maka, kehadiran PLTU Ketapang
semestinya bisa menutupi defisit tersebut”. Pembangkit listrik ini sangat memberikan
dampak positif bagi masyarakat setempat, seperti sumber penerangan, penggerak
perekonomian dan lain - lain. Namun tidak sepenuh memberikan dampak positif, akan
tetapi lama kelamaan pembangkit ini pun menjadi salah satu momok bagi pencemaran
lingkungan yang menyebabkan pemanasan global. Disamping itu, karena menggunakan
bahan bakar fosil yang tidak dapat diperbarui, pembangkit ini pun diperkirakan tidak
akan bertahan sangat lama. Apalagi sekarang, cadangan minyak  yang ada diperkirakan
semakin menipis, membuat para ahli di bidang teknologi kelistrikan melakukan berbagai
macam penelitian untuk mencari cara mensuplai listrik tanpa harus mengalami masalah
dari aspek sumber energi maupun meminimalisir kerugian bagi lingkungan.
Maka oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyusun makalah tentang
pembangkit listri tenaga diesel (PLTD).

1
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dapat diambil yaitu:
1.2.1. Apa pengertian dari PLTD?
1.2.2. Apa saja komponen komponen dari PLTD?
1.2.3. Bagaimana prinsip kerja dari PLTD?
1.2.4. Apa saja keunggulan dan kekurangan dari PLTD?
1.2.5. Bagaimana cara menghemat penggunaan sumber energi PLTD ?
1.2.6. Apa dampak PLTD terhadap aspek lingkungan dan aspek biologis ?

1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu:
1.3.1. Untuk mengetahui pengertian dari PLTD.
1.3.2. Untuk mengetahui komponen-komponen dari PLTD.
1.3.3. Untuk mengetahui prinsip kerja dari PLTD.
1.3.4. Untuk mengetahui keunggulan dan kekurangan dari PLTD.
1.3.5. Untuk mengetahui cara menghemat penggunaan sumber energi PLTD.
1.3.6. Untuk mengetahui dampak PLTD terhadap aspek lingkungan dan aspek biologis.

1.4. Metode Penelitian


Struktur penulisan naskah terdiri dari Judul Makalah, Kata Pengantar,
Pendahuluan (Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan dan Metode Penelitian), Hasil
dan Pembahasan, Penutup (Simpulan dan Saran), serta Daftar Pustaka. Pengumpulan
data dilakukan secara langsung dengan melakukan kunjungan ke PLTD Ketapang.
Adapun metodenya dilakukan dengan observasi dan wawancara.

2
BAB 2
HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1. Hasil
Dari hasil observasi dan wawancara dengan pihak PLTD Sukaharja Ketapang,
penyusun memperoleh data sebagai berikut :
No Pertanyaan (penyusun) Jawaban (Manajer Proyek Wika untuk
PLTD Ketapang Harum Ahmad Zuhdi)
1 Apa jenis pembangkit listrik yang PLTD
menyuplai listrik di Ketapang ?
2 Apa saja bagian/komponen utama pada Bagian-bagian utama PLTD adalah
PLTD ? Kepala silinder (cylinder head), Blok
mesin (engine block), Karter (carter/oil
pan), dan generator.
3 Bagaimana cara kerja PLTD ? Pembangkit listrik yang menggunakan
mesin disel untuk menghasilkan lsitrik.
Energi gerak motor generator diperoleh
dari pembakaran BBM, kemudian
diubah menjadi energi listrik dengan
prisnsip ggl listrik.
4 Apa saja keunggulan dan kekurangan dari Keunggulan : handal, dapat beroperasi
PLTD? non stop, biaya investasi relatif murah
Kekurangan : Biaya operasi dan
pemeliharaan mahal, Memerlukan
transportasi penyediaan dan
penyimpanan BBM,Menimbulkan
polusi udara, kebisingan, dan bau,
5 Bagaimana cara menghemat penggunaan Untuk menghemat penggunaan energi
sumber energi PLTD ? pada PLTD, ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan, misalnya : menjaga
agar filter udara bekerja sesuai
fungsinya, agar supli oksigen untuk
pembakaran terpenuhi, sehingga
pembakaran dapat berjalan secara
optimal (BBM/solar digunakan secara
optimal). Kita juga harus
memperhatikan sistem pendingin pada
minyak pelumas. Selain itu, tentunya
kita harus mulai meninjau penggunaan
sumber energi terbarukan seperti
biodisel dan lain – lain.
6 Apa dampak PLTD terhadap aspek Pada aspek lingkungan, PLTD cukup
lingkungan dan aspek biologis ? memberikan dampak negatif. Misal,
hasil pembakaran tak sempurna yang
menghasilkan CO, limbah pelumas
juga menjadi salah satu kendala.
Kemudian juga menimbulkan
kebisingan. PLTD dapat menjadi salah

3
satu sumber kerusakan ekosistem
karena limbah pelumasnya.

2.2 Pembahasan
2.2.1 Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Diesel
Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) ialah Pembangkit listrik yang
menggunakan mesin diesel sebagai penggerak mula (prime mover). Prime mover
merupakan peralatan yang mempunyai fungsi menghasilkan energi mekanis yang
diperlukan untuk memutar rotor generator. Mesin diesel sebagai penggerak mula PLTD
berfungsi menghasilkan tenaga mekanis yang dipergunakan untuk memutar rotor
generator.
Motor diesel dinamai juga motor penyalaan kompresi (compression ignition
engine) oleh karena cara penyalaan bahan bakarnya dilakukan dengan menyemprotkan
bahan baker kedalam udara bertekanan dan temperature tinggi, sebagai akibat dari
proses didalam ruang baker kepala silinder.
Selain motor diesel dikenal juga jenis motor baker lainnya yaitu motor bensin
yang biasanya dinamai motor penyalaan bunga api (spark ignition engine) oleh karena
cara penyalaan bahan bakarnya dengan pertolongan bunga api (listrik).
Jika dibandingkan dengan motor bensin, gas buang motor diesel tidak banyak
mengandung komponen beracun yang dapat mencemari udara. Selain dari pada itu
pemakaian bahan baker motor diesel lebih rendah (-/+ 25 %) dari pada motor bensin,
sedangkan harganyapun lebih murah sehingga penggunaan motor diesel umumnya
lebih hemat dari pada motor bensin sebagai penggerak mesin industri. Ditinjau dari sisi
investasi harga, motor diesel umumnya lebih mahal dari motor bensin karena untuk
kapasitas mesin yang sama motor diesel harus dibuat dengan konstruksi dan berat yang
lebih besar.
2.2.2. Komponen-komponen PLTD
Bagian-bagian utama PLTD adalah Kepala silinder (cylinder head), Blok
mesin (engine block), Karter (carter/oil pan), dan generator. Mesin diesel berfungsi
menghasilkan tenaga mekanis yang dipergunakan untuk memutar rotor generator.
Komponen-komponen penting mesin PLTD adalah :
1.   Mesin / motor
Merupakan komponen dasar dari mesin yang memperkuat daya. Mesin
tersebut dirangkai dikopel langsung dengan generator.

4
2.   Sistem Bahan Bakar (Fuel System)
Termasuk tangki bahan bakar, pompa pemindah bahan bakar, saringan alat
pemanas dan sambungan pipa kerja. Pompa pemindah bahn bakar membutuhkan
pemindahan bahan bakar dari ujung perantara ke tangki penyimpan dan dari tangki
penyimpan ke mesin. Saringan membutuhkan jaminan kebersihan bahan bakar.
Alat pemanas untuk minyak diperlukan untuk lokasi yang mempunyai temperature
yang dingin yang menganggu aliran fluida.
3.    Sistem Udara Masuk
Termasuk saringan udara, saluran pompa kompresor (bagian integral dari
mesin). Kegunaan saringan udara adalah untuk membersihkan debu dari udara
yang disuplai ke mesin, juga semua ini dapat menimbulkan kenaikan daya
keluaran.
4.   Sistem Pembuangan Gas
Termasuk peredam dan penyambungan saluran. Temperatur pembuangan
gas panasnya cukup tinggi, gas ini merupakan pemanas minyak atau persediaan
udara pada mesin. Peredam mengurangi kegaduhan suara.
5.    Sistem Pendinginan (Cooler System)
Termasuk pompa-pompa pendingin, menara pendingin, perawatan air atau
mesin penyaring dan sambungan pipa kerja. Kegunaan system pendinginan adalah
untuk meningkatkan panas dari mesin silinder yang menyimpan temperature
sislinder dalam tempat yang aman. Pompa mengedarkan air melewati silinder dan
kepala selubung mengangkut panas. Sistem pendinginan membutuhkan sumber air,
sebuah pompa dan tempat untuk pembuangan air panas, penyebaran air oleh mesin
pendingin ini seperti dalam alat radiator, pendingin uap, menara pendingin,
penyemprot dan sebagainya.
6.   Sistem Pelumasan (lube oil system)
Termasuk pompa minyak pelumas, tangki minyak, penyaring, pendingin,
alat pembersih dan sambungan pipa kerja. Fungsi sistem pelumasan yaitu untuk
mengurangi pergeseran dari bagian yang bergerak dan mengurangi pemakaian dan
sobekan bagian-bagian mesin.
7.    Sistem Penggerak Mula

5
Termasuk aki, tangki hampa udara, starter sendiri dan sebagainya. Fungsi
sistem penggerak mula adalah menjalankan mesin. Sistem ini memungkinkan
mesin pada awalnya berputar dan berjalan sampai terjadi pembakaran dan unit
meninggalkannya untuk memperoleh daya.
2.2.3. Prinsip Kerja PLTD
a) Bahan bakar di dalam tangki penyimpanan bahan bakar dipompakan ke dalam
penyimpanan sementara namun sebelumnya disaring terlebih dahulu. Kemudian
disimpan di dalam tangki penyimpanan sementara (daily tank). Jika bahan bakar
adalah bahan bakar minyak (BBM) maka bahan bakar dari daily tank dipompakan ke
Pengabut (nozzel), di sini bahan bakar dinaikan temperaturnya hingga manjadi
kabut. Sedangkan jika bahan bakar adalah bahan bakar gas (BBG) maka dari daily
tank dipompakan ke convertion kit (pengatur tekanan gas) untuk diatur tekanannya.

Gambar 2.2 Tangki Penyimpanan bahan bakar


b) Menggunakan kompresor udara bersih dimasukan ke dalam tangki udara start
melalui saluran masuk (intake manifold) kemudian dialirkan ke turbocharger. Di
dalam turbocharger tekanan dan temperatur udara dinaikan terlebih dahulu. Udara
yang dialirkan pada umumnya sebesar 500 psi dengan suhu mencapai ±600°C.

Gambar 2.3 TurboCharger


c) Udara yang bertekanan dan bertemperatur tinggi dimasukan ke dalam ruang bakar
(combustion chamber).

6
Gambar 2.4 Ruang Bakar
d) Bahan bakar dari convertion kit (untuk BBG) atau nozzel (untuk BBM) kemudian
diinjeksikan ke dalam ruang bakar (combustion chamber).

Gambar 2.5 Bahan bakar diinjeksikan ke dalam Ruang Bakar


e) Di dalam mesin diesel terjadi penyalaan sendiri, karena proses kerjanya berdasarkan
udara murni yang dimanfaatkan di dalam silinder pada tekanan yang tinggi (35 - 50
atm), sehingga temperatur di dalam silinder naik. Dan pada saat itu bahan bakar
disemprotkan dalam silinder yang bertemperatur dan bertekanan tinggi melebihi titik
nyala bahan bakar sehingga akan menyala secara otomatis yang menimbulkan
ledakan bahan bakar.

Gambar 2.6 Penyalaan terjadi didalam ruang bakar


f) Ledakan pada ruang bakar tersebut menggerak torak/piston yang kemudian pada
poros engkol dirubah menjadi energi mekanis. Tekanan gas hasil pembakaran bahan
bakar dan udara akan mendorong torak yang dihubungkan dengan poros engkol
menggunakan batang torak, sehingga torak dapat bergerak bolak-balik
(reciprocating).

7
g) Gerak bolak-balik torak akan diubah menjadi gerak rotasi oleh poros engkol (crank
shaft). Dan sebaliknya gerak rotasi poros engkol juga diubah menjadi gerak bolak-
balik torak pada langkah kompresi.

Gambar 2.7 Crank Shaft


h) Poros engkol mesin diesel digunakan untuk menggerakan poros rotor generator.
Pada generator energi mekanis ini dirubah menjadi energi listrik sehingga terjadi
gaya gerak listrik (ggl). Ggl terbentuk berdasarkan hukum faraday. “Hukum faraday
menyatakan bahwa jika suatu penghantar berada dalam suatu medan magnet yang
berubah-ubah dan penghantar tersebut memotong gais-garis gaya magnet yang
dihasilkan maka pada penghantar tersebut akan diinduksikan gaya gerak listrik.”
i) Tegangan yang dihasilkan generator dinaikan tegangannya menggunakan trafo step
up agar energi listrik yang dihasilkan sampai ke beban. Prinsip kerja trafo
berdasarkan hukum ampere dan hukum faraday yaitu arus listrik dapat menimbulkan
medan magnet dan medan magnet dapat menimbulkan arus listrik. Jika pada salah
satu sisi kumparan pada trafo dialiri arus bolak-balik maka timbul garis gaya magnet
berubah-ubah pada kumparan terjadi induksi. Kumparan sekunder satu inti dengan
kumparan primer akan menerima garis gaya magnet dari primer yang besarnya
berubah-ubah pula, maka di sisi sekunder juga timbul induksi, akibatnya antara dua
ujung kumparan terdapat beda tegangan.

Gambar 2.8 Trafo

8
j) Menggunakan saluran transmisi energi listrik dihasilkan/dikirim ke beban. Di sisi
beban tegangan listrik diturunkan kembali menggunakan trafo step down (jumlah
lilitan sisi primer lebih banyak dari jumlah lilitan sisi sekunder).

Gambar 2.9 Distribusi kerumah-rumah


Pembangkit Listrik tenaga diesel adalah pembangkit tenaga listrik dengan
penggerak utama (prime mover) mesin diesel, untuk memutar generator. Apabila
saluran transmisi menyalurkan tenaga listrik bertegangan tinggi ke pusat-pusat
beban dalam jumlah besar, maka saluran distribusi berfungsi membagikan tenaga
listrik tersebut kepada pihak pemakai melalui saluran tegangan rendah. Generator
sinkron di pusat pembangkit biasanya menghasilkan tenaga listrik dengan tegangan
antara 6-20 kV yang kemudian, dengan bantuan transformator tegangan tersebut
dinaikkan menjadi 150-500 kV. Saluran tegangan Tinggi (STT) menyalurkan
tegangan listrik menuju pusat penerima, disini tegangan diturunkan menjadi
tegangan subtransmisi 70 kV. Pada gardu induk (GI), tenaga listrik yang diterima
kemudian dilepaskan menuju trafo distribusi (TD) dalam bentuk tegangan menengah
20 kV. Melalui trafo distribusi yang tersebar diberbagai pusat-pusat beban, tegangan
distribusi primer ini diturunkan menjadi tegangan rendah 220/380 V yang akhirnya
diterima pihak pemakai.
2.2.4. Keunggulan dan Kekurangan Penggunaan PLTD
a) Keunggulan jika menggunakan PLTD
 Daya listrik tersedia sesuai dengan kebutuhan
 Secara teknis handal
 Layanan purna jual relatif mudah diperoleh
 Biaya investasi (Rp/kW) relatif murah.
b) Kekurangan jika menggunakan PLTD
 Biaya operasi dan pemeliharaan mahal

9
 Memerlukan transportasi penyediaan dan penyimpanan BBM
 Menimbulkan polusi udara, kebisingan, dan bau,
 Memerlukan pemeliharaan rutin
 Sistem operasi tidak efisien (boros) pada kondisi beban rendah.
2.2.5. Cara Menghemat Penggunaan Sumber Energi PLTD
Untuk menghemat penggunaan energi pada PLTD, ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan, yaitu sebagai berikut :
a) Menjaga agar filter udara bekerja sesuai fungsinya, agar suplai oksigen untuk
pembakaran terpenuhi, sehingga pembakaran dapat berjalan secara optimal
(BBM/solar digunakan secara optimal).
b) Memperhatikan sistem pendingin pada minyak pelumas. Pada saat pendingin
pelumas bekerja dengan baik, maka pelumas akan berkerja sesuai fungsinya,
sehingga mesin dapat bekerja secara optimal.
c) Melakukan kampanye dan iklan kemasyrakatan, agar masyarakat mulai
membiasakan hidup hemat energi, misalnya :
 Cabut Kabel/Peralatan Dari Saklar Saat Tidak Digunakan.
 Gunakan Listrik Dengan Sistem Pulsa.
 Hemat Pemakaian Lampu.
 Gunakan AC Seperlunya.
 Matikan Alat Elektronik Saat Tidur.
d) Tentunya kita juga harus mulai meninjau penggunaan sumber energi terbarukan
seperti biodisel dan lain – lain.
2.2.6. Dampak PLTD Terhadap Aspek Lingkungan dan Aspek Biologis
Agar suatu pembangkit dapat dikatagorikan sebagai satu unit pembangkit
yang telah memiliki pengelolaan lingkungan yang baik, maka dapat mengikuti
krireria Proper. PROPER adalah Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan
Dalam Pengelolaan Lingkungan yang dikembangkan oleh Kementrian Lingkungan
Hidup (KLH) sejak tahun 1995, untuk mendorong perusahaan meningkatkan
pengelolaan lingkungannya. Dari penilaian proper, perusahaan akan memperoleh
citra/reputasi sesuai bagaimana pengelolaan lingkungannya. Citra tersebut dinilai
dengan warna emas, hijau, biru, mer ah dan hitam. Proper emas merupakan proper
yg terbaik, artinya perusahaan tersebut sudah menerapkan pengelolaan lingkungan

10
secara menyeluruh dan kontinu. Jika sebuah perusahaan mendapat 2x warna
hitam secara berturut2, perusahaan tersebut bisa dituntut dan usaha akan dihentikan.
1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2012 Tentang Izin
Lingkungan.
2. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 21 Tahun 2008 Tentang
Baku Mutu Emisi Sumber tidak Bergerak Bagi Usaha Dan/Atau Kegiatan
Pembangkit Tenaga Listrik Termal.
3. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor: KEP-
48/MENLH/11/1996 Tentang Baku Tingkat Kebisingan.
Untuk PLTD standar emisi sesuai dengan Permen LH No. 21 Tahun 2008
adalah sesuai tabel berikut ini.

Baku tingkat kebisingan sesuai dengan KEPMENLH No. 48/MENLH/11/ 1996


sesuai d engan tabel di bawah ini.

Berikut dampak yang dapat ditimbulkan oleh penggunaan PLTD :


a) Dampak Pencemaran Udara
Untuk PLTD dampak yang terjadi dapat dikatakan tidak begitu pe nting
dalam arti hanya limbah dari ceceran minyak/oli bekasyang akan masuk ke dalam
badan perairan. Di samping itu pula akan mempengaruhi kualitas udara (SOx,
NOx, CO dan Pb), dalam hal ini sangat tergantung berapa persen kadar sulfur yang
ada pada bahan bakar tersebut. Selain itu akan terjadi kebisingan pada daerah
kerja (mesin) pembangkit dan menurunnya kualitas udara jika terjadi pembakaran yang
tidak sempurna.

11
Untuk PLTD dengan umur mesin diatas 10 tahun sudah sangat sulit untuk
memenuhi standar sesuai dengan ketentuan KemenLH yang ada. Faktor yang
membuat mesin diesel tidak dapat memenuhi ketentuan yang ada antara lain:
1. Kualitas Bahan Bakar yang buruk
2. Perawatan mesin yang terlambat dari jadwal
Solusi untuk dapat memenuhi ketentuan yang ada yaitu dengan memasang
alat SCR, yang berfungsi sebagai katalisator sehingga emisi yang dihasilkan setelah
melalui SCR sudah memenuhi ketentuan, tetapi harga SCR ini dikatagorikan mahal.
b) Dampak kebisingan (Pencemaran Suara)
Kebisingan (noise) terjadi dari suara dan getaran yang dihasilkan oleh
pengoperasian mesin diesel, sistem air pendingin (cooler radiator), dan blower
(turbocharger). Resiko kerusakan atau keluhan gangguan pendengaran dengan
tingkat kebisingan tersebut terutama sangat beresiko untuk para pekerja dan lingkungan
sekitar PLTD. Upaya pengelolaan untuk mengurangi dampak kebisingan dapat dilakukan
dengan penggunaan APD berupa ear muff yang berfungsi mereduksi tingkat
kebisingan yang masuk ke telinga bagian luar dan bagian tengah sebelum masuk
telinga bagian dalam, ear muff lebih efektif dari pada ear plug karena dapat mengurangi
intensitas suara hingga 20 dBA sampai dengan 30 dBA. Untuk keamanan polusi suara
lingkungan diluar PLTD, jenis PLTD baru yang dipasang adalah jenis PLTD
dengan enclosure sound proof agar polusi udara menjadi minimal.
c) Limbah B3
Limbah B3 adalah sisa suatu usaha kegiatan yang mengandung bahan berbahaya
dan beracun yang karena sifat atau konsentrasinya maupun jumlahnya, baik secara
langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan juga merusakkan lingkungan
hidup juga dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup
manusia serta makhluk hidup lain. Pengelolaan Limbah B3 yang saat ini ada di
pembangkit Diesel milik PLN masih terdapat peng elolaan limbah B3 yang tidak
sesuai dengan standard. Limbah B3 cair yang tidak dikelola dengan baik akan
mencemari lingkungan sekitar, terutama saluran air di sekitar lokasi pembangkit.

12
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari hasil dan pembasahan dapat disimpulkan bahwa :
1. Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) ialah Pembangkit listrik yang
menggunakan mesin diesel sebagai penggerak mula (prime mover).
2. Prinsip kerja PLTD adalah dengan memanfaatkan Prime mover yang mempunyai
fungsi menghasilkan energi mekanis yang diperlukan untuk memutar rotor generator.
Pada PLTD, energi kimia (BBM) di ubah menjadi energi mekanis, dan kemudian
energi mekanis diubah menjadi energi listrik.
3. PLTD adalah solusi jangka pendek yang sangat cepat untuk direalisasikan dan
masyarakat dapat langsung menikmati energi listrik yang dihasilkan, dengan
mengesampingkan dampak lingkungan
4. Dampak pengoperasian PLTD bukan hanya untuk masyarakat sekitar, tetapi juga
untuk pelaksana internal yang mengoperasikan PLTD tersebut, baik berupa polusi
udara, suara dan limbah B3.
3.2 Saran/Rekomendasi
Dari hasil dan pembasahan serta kesimpulan penyusun memberikan beberapa
saran sebagai berikut :
1. Pada penggunaan PLTD alangkah baiknya menggunakan bahan bakar dari gas atau
menggunakan biogas atau biodisel karena ramah lingkungan dan darisegi
pembakarannya lebih sempurna. Di sisi lain karena pasokan BBM dari tahun
ketahun semakin berkurang.
2. Penggunaan PLTD sebaiknya perlahan digantikan dengan pembangkit listrik yang
lain, misal : PLTA, PLTN, PLTS, atau Geothermal, sesuai dengan dengan kondisi
daerah di Indonesia.

13
DAFTAR PUSTAKA

Adiputra, Rizky Fajar. 2018. Pemanfaat Energi dan Dampak Terhadap Lingkungan Pada
Penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Untuk Daerah Isolated, Daerah
Perbatasan dan Pulau Terluar Indonesia. Jakarta : Universitas Indonesia Kampus
Universitas Indonesia – Fakultas Teknik
Bmj.co.id. Pembangkit Listrik Tenaga Diesel. (diakses 5 September 2020).
http://bmj.co.id/tentang-genset/pembangkit-listrik-tenaga-diesel/
Mediaindonesia.com . Wika Kerjakan PLTD Ketapang. (diakses 5 September 2020).
https://mediaindonesia.com/read/detail/44931-wika-kerjakan-pltu-ketapang

14
Sumber Energi Geotermal, Bagaimanakah Peluang dan Tantangan Penerapannya
Pertanyaan :
1. Jika anda sebagai seorang insinyur, bagaimanakah anda merancang teknologi untuk
memanfaatkan sumber energi geotermal tersebut? Perubahan energi apakah yang terjadi
dalam proses konversi energi geotermal tersebut?
2. Hal-hal apakah yang perlu dipertimbangkan dalam aspek keselamatan sehingga energi
tersebut dapat dimanfaatkan secara massal?
3. Berapakah potensi ekonomi yang dapat diperoleh dari pemanfaatan geotermal tersebut?
4. Hal-hal apakah yang hingga saat ini belum dan telah dikembangkan oleh pemerintah
kita terkait pemanfaatan sumber energi geotermal?

JAWABAN :
Energi geotermal merupakan panas yang tersimpan dalam tanah, lapisan dasar bumi,
dan cairan dalam kerak bumi. Kita dapat menggunakan energi yang tersimpan ini untuk
memanaskan dan mendinginkan bangunan serta menghasilkan listrik. Ilmuwan
memperkirakan bahwa hanya dengan menggunakan 1% dari panas yang tersimpan sedalam 5
km dalam kerak bumi akan menghasilkan energi 250 kali lebih banyak dari minyak dan gas
alam yang tersimpan di seluruh lapisan bumi.
Salah satu cara untuk mengambil energi geotermal ini dengan menggunakan
sistem pompa panas geotermal “geothermal heat pump system”. Sistem ini dapat memanaskan
dan mendinginkan sebuah rumah dengan memanfaatkan perbedaan temperatur. Di negara
yang memiliki empat musim, pada musim dingin, suatu pipa yang diletakkan dalam tanah
dapat mengalirkan cairan yang membawa panas dari dasar bumi menuju sistem
pendistribusian panas di rumah. Sebaliknya, pada musim panas, sistem ini bergerak
berlawanan, memindahkan panas dari rumah dan menyimpannya dalam tanah.
Kita juga dapat mengambil energi dari lapisan bumi yang lebih dalam dengan sistem
yang disebut hydrothermal reservoir. Beberapa batuan di dalam bumi memiliki suhu sangat
tinggi yang disebabkan oleh adanya pemecahan material radioaktif yang terkandung
dalam batuan tersebut. Air dalam tanah bertemu dengan batuan panas sehingga terbentuk uap
yang kemudian terakumulasi di antara bebatuan tersebut. Uap air yang terkumpul dalam
jumlah besar akan menimbulkan tekanan yang tinggi. Jika kita mengebor bagian tersebut
dengan bantuan pipa khusus maka uap air akan keluar dengan kecepatan yang besar. Aliran uap
inilah yang dapat digunakan untuk menggerakkan turbin sehingga dapat menghasilkan listrik.
Indonesia merupakan salah satu negara dengan potensi panas bumi terbesar di dunia.
Berdasarkan data Kementerian ESDM tahun 2013 terdapat 299 lokasi. Titik-titik tersebut
tersebar di sepanjang jalur vulkanik mulai dari Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara lalu
berbelok ke Maluku dan Sulawesi. Sumber panas bumi di Indonesia kebanyakan sistem
hidrotermal bertemperatur tinggi dan sedang. Dimana sistem tersebut cocok untuk
dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik. Potensi listrik yang dihasilkan seluruh titik
sebesar 28.910 MWe atau setara dengan 40% potensi panas bumi yang ada di dunia. Sedangkan
pemanfaatannya baru 1.343,5 MW, sekitar 4,6% dari potensi nasional.

Lokasi potensi panas bumi yang tersebar di 299 titik. (Peta: Kementerian ESDM)

15
Prinsip kerja Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi (PLTP) hampir sama dengan
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Perbedaanya ada pada proses pembuatan uapnya. Uap
untuk menggerakan PLTU dihasilkan dari boliler yang biasanya ditenagai dengan batu bara.
Sedangkan uap untuk menggerakan PLTP dihasilkan dari perut bumi yang menyembur ke
permukaan. Selebihnya, uap sama-sama digunakan untuk memutarkan turbin generator  yang
menghasilkan listrik. Ada tiga tipe PLTP di lihat dari karakteristik uapnya tipe uap kering (dry
steam), tipe uap air panas (falsh steam), dan tipe temperatur rendah (binary cycle). Jadi energi
panas yang dihasilkan oleh uap diubah menjadi energi gerak pada turbin, dan kemudian
diubah lagi menjadi energi listrik.
Berikut skema sederhana pembangkit listrik tenaga panas bumi.

Pemanfaatan energi panas bumi untuk pembangkit listrik secara garis besar dilakukan
dengan cara melihat resource dari panas bumi tersebut. Apabila suatu daerah memiliki panas
bumi yang mengeluarkan uap air (steam), maka steam tersebut langsung dapat digunakan.
Steam tersebut secara langsung diarahkan menuju turbin pembangkit listrik untuk
menghasilkan energy listrik. Setelah selesai steam tersebut diarahkan menuju condenser
sehingga steam tersebut terkondensasi menjadi air. Air ini selanjutnya di recycle untuk menjadi
uap lagi secara alami. Namun, bila panas bumi itu penghasil air panas (hot water), maka air
panas tersebut harus di ubah terlebih dahulu menjadi uap air (steam). Proses perubahan ini
membutuhkan peralatan yang disebut dengan heat exchanger, dimana air panas ini dialirkan
menuju heat exchanger sehingga terbentuk uap air. Dari uap air (steam) ini proses selanjutnya
sama dengan penjelasan sebelumnya.
Ada hal yang perlu dipertimbangkan dalam aspek keselamatan sehingga energi
geothermal dapat dimanfaatkan secara massal, seperti bahaya dan bencana geologi.
Bencana Geologis adalah bencana yang diakibatkan oleh proses geodinamik atau fenomena
geologi. Proses Geodinamik adalah proses alami dalam sistem bumi yang terjadi secara periodik
dalam kurun waktu tertentu. Proses Geodinamik meliputi :
1. Proses Endogenik dari dalam bumi berupa pergerakan lempeng tektonis yang
menyebabkan gempa dan tsunami, dan pergerakan magma ke permukaan (proses
vulkanisme) yang mengakibatkan erupsi gunung api.
2. Proses Eksogenik diakibatkan interaksi permukaan bumi dengan atmosfer, dapat
menyebabkan terjadinya proses erosi, gerakan massa tanah dan batuan, banjir dan proses
sedimentasi.
Aspek yang mempengaruhi kejadian bahaya geologi dalam lapangan panas bumi :
1. Lingkungan geologis setempat
2. Teknik pelaksanaan pengembangan

16
Secara rinci potensi-potensi bahaya Geologi pada lokasi pengembangan panas bumi
beserta mitigasinya adalah sebagai brikut :
a. Gerakan massa tanah / batuan (Landslide)
Disebut juga dengan Tanah Longsor Dipicu oleh : Infiltrasi Air, Getaran, ataupun gangguan
lain mekanisme gerakan tanah, pemotongan kaki lereng, pembebanan pada lereng, dsb.
Upaya mitigasi yang dilakukan :
 Analisa Kemiringan, Struktur Batuan dan Hidrologi
 Analisa Stratigrafi Lerang dan Mekanisme Gerakan Tanah (Kedua hal diatas Dilakukan
untuk mengetahui Kemantapan Lereng)
 Melakukan penguatan lereng (dengan vegetasi ataupun bangunan)
 Pengaturan drainase untuk mengurangi gaya penggerak massa batuan
 Meminimalisir Beban pada lereng
 Pemasangan alat pantau dan peringatan dini.
b. Amblesan (Subsidence)
Adalah penurunan permukaan bumi akibat adanya kekosongan (rongga) di bawah
permukaan. Umumnya terjadi karena terbatasnya suplay fluida ke reservoir panas bumi.
Upaya mitigasi yang dilakukan adalah dengan cara memperhitungkan keseimbangan
antara volume pemindahan fluida yang dikeluarkan dari reservoir dengan yang
diinjeksikan kembali ke dalam sistem panas bumi.
c. Gempa Bumi
Adalah getaran pada permukaan bumi yang diakibatkan oleh aktifitas Vulkanis atau
Tektonis Bumi. Dapat mengakibatkan kerusakan infrastruktur, konstruksi bangunan dan
instalasi Panas Bumi.
Upaya mitigasi yang dilakukan :
 Melakukan kajian sejarah Kegempaan di Lokasi Panas Bumi
 Pemetaan, analisis dan perhitungan kegempaan yang cukup rinci di lokasi Panas Bumi.
 Studi Literatur tentang kondisi setempat ( contoh: Peta Zonasi Gempa Indonesia-
Kementreian PU 2010)
 Pemasangan alat pemantauan Gempa Bumi dan sistem peringatan dini
 Desain bangunan dan instalasi yang tahan dengan gempa.
d. Erupsi Gunung Api
Upaya mitigasi yang dilakukan :
 Melakukan kajian sejarah Gunung Api di Lokasi Panas Bumi
 Menghindari pembangunan pada Zona Bahaya Vulkanik - Studi Literatur tentang
kondisi setempat ( contoh: Peta Bahaya Erupsi Gunung Api - Kementerian ESDM)
 Melakukan pemantauan dan bekerja sama dengan institusi terkait.
e. Gas-Gas Beracun
Upaya mitigasi yang dilakukan adalah pada tahab penyelidikan awal (Pre-Feasibility Study)
perlu dilakukan kajian terhadap potensi terjadinya migrasi gas beracun dan uap panas,
berdasarkan kajian geologi regional maupun laporan-laporan atau catatan kejadian serupa
yang pernah terjadi di lokasi panas bumi. Kajian ini sangat diperlukan untuk
mengantisipasi migrasi gas yang tidak terkontrol pada saat pemboran eksplorasi. Hasil dari
Pemboran eksplorasi ini menjadi dasar dalam studi kelayakan dan penerapan sistem
produksi Migrasi/perpindahan gas beracun dapat terjadi melalui rekahan-rekahan yang
menghubungkan sistem geothermal ke permukaan bumi. Gas utama yang sering muncul
adalah CO, CO2, H2S, NOx, SO2, dan HCl. Dari kesemua gas beracun ini yang paling banyak
menimbulkan kematian adalah gas CO walaupun tidak menuntut kemungkinan bahwa gas
yang lain ini juga dapat menimbulkan kematian (tingkat bahaya yang ditimbulkan
berbeda).

Potensi ekonomi yang dapat diperoleh dari pemanfaatan geotermal memang


sangat menarik. Pada dasarnya energi hijau berbasis PLTP memberikan manfaat ekonomi dan
ekologi yang besar dalam jangka panjang. Studi Direktorat Jenderal Energi Baru dan

17
Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM menyebutkan PLTP
memerlukan investasi Rp 507,35 triliun (2020-2030), tetapi menghemat devisa negara Rp 39,2
triliun dan menambah penerimaan negara Rp 42,32 triliun per tahun ke depannya.

Ada beberapa hal yang hingga saat ini belum dan telah dikembangkan oleh
pemerintah kita terkait pemanfaatan sumber energi geotermal. Pengembangan energi
geotermal untuk pemanfaatan langsung di Indonesia dilakukan untuk agroindustri, proses
industri, dan pariwisata. Beberapa contoh pemanfaatan langsung di negeri: tercatat untuk
pemandian air panas, pengeringan kopra, pengeringan teh, budidaya jamur, budidaya kentang,
proses produksi gula aren, dan pengilangan minyak akar wangi (Astiri).
Penggunaan energi geotermal mengeluarkan emisi rendah, karena setelah energi
dimanfaatkan untuk pembangkit listrik atau pemanfaatan secara langsung. Dalam sistem
pembangkit geotermal, fluida yang telah mendingin kemudian direinjeksi ke bawah permukaan
bumi menuju ke reservoir sehingga tidak ada fluida yang dibuang yang mencemari lingkungan.
Dengan demikian, terjadi siklus pemanasan, pemanfaatan, dan reinjeksi kembali fluida di dalam
reservoir.
Di Indonesia, pengembangan energi geotermal untuk pembangkit tenaga listrik dimulai
pada 1978 dengan pengembangan Monoblok 250 kW di Lapangan Kamojang, Garut, Jawa Barat,
sebagai pembangkit listrik tenaga panas bumi pertama di Indonesia. Namun, lapangan/tempat
panas bumi pertama yang beroperasi secara komersial baru dibuka pada 1983 seiring dengan
beroperasinya Unit I sebesar 30 MW di Lapangan Kamojang.
Perkembangan berikutnya adalah pengembangan lapangan panas bumi di Dieng Jawa
Tengah (60 MW), Lahendong Sumatra Utara (60 MW), Salak Sukabumi (377 MW), Darajat Garut
(260 MW), Wayang Windu Bandung (227 MW) diikuti oleh pengembangan lapangan-lapangan
geotermal di Sumatra, Jawa, Sulawesi, dan Nusa Tenggara Timur.
Total kapasitas terpasang Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) saat ini
sebesar 1.948 MW. Jumlah ini menjadikan Indonesia sebagai negara produsen energi geotermal
terbesar kedua setelah Amerika Serikat (3.591 MW).

Rencana ke depan
Keberadaan area-area prospek geotermal di Indonesia yang kebanyakan di wilayah
pegunungan dan pulau-pulau kecil seperti di Indonesia timur, memungkinkan pengembangan
energi listrik untuk memenuhi kebutuhan rakyat di daerah terpencil.
Selain di Pulau Jawa dan Sumatra, pengembangan energi geotermal juga dilakukan oleh
pemerintah di pulau-pulau kecil seperti di Halmahera dan Pulau Bacan (Maluku Utara), Pulau
Ambon (Maluku), Pulau Flores, Pulau Lembata (Nusa Tenggara Timur), Sumbawa (Nusa
Tenggara Barat), dan pulau-pulau kecil lain. Saat ini, pemerintah aktif menggelar survei
pendahuluan di wilayah-wilayah tersebut, baik dilakukan sendiri melalui Badan Geologi
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral maupun survei pendahuluan oleh BUMN
maupun perusahaan swasta.
Untuk mengurangi risiko pengusahaan panas bumi (misalnya gagal menemukan sumber
uap yang memadai) pada tahap eksplorasi, pemerintah menggulirkan strategi “government
drilling alias pengoboran oleh pemerintah”. Melalui program ini, daerah yang sudah dibor dan
ditemukan uap, akan dijadikan Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) yang siap ditenderkan ke
publik. Pemenangnya yang harus mengganti biaya pengeboran tersebut. Dana ini kemudian
dapat digunakan untuk program serupa di area prospek geotermal yang lain.
Jika rencana bauran energi baru terbarukan itu berhasil, akan jarang terdengar lagi
terjadinya krisis listrik di negeri ini karena sumber energi terbarukan begitu melimpah.

18

Anda mungkin juga menyukai