Dosen Pengampu:
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI
2020
Kata Pengantar
Dengan memanjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat
dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Diktat Perkembangan Ilmu dan Isu
Kebumian.
Saya menyampaikan ucapan terimakasih kepada Prof. Dr. Ir. Edy Sunardi, M.Sc. yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan saya dengan bidang
studi yang saya tekuni.
Adapun tujuan dari penulisan diktat ini ditujukan untuk memenuhi tugas bidang studi
Perkembangan Ilmu dan Isu Kebumian. diktat ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi
saya sendiri serta para pembaca.
Selain itu, tidak lupa juga saya ucapkan terimakasih kepada rekan-rekan dan semua pihak yang
telah memberikan kontribusi dalam menyelesaikan diktat ini. Berkat dorongan dan bantuan
tersebut, saya dapat menyelesaikan diktat ini secara optimal dan lancar.
Saya berharap diktat ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca. Saya menyadari bahwasannya
diktat ini jauh dari kata sempurna. Oleh karenanya saya ucapkan permintaan maaf bila ada
kesalahan atau kekeliruan dalam diktat ini. Kritik dan saran yang membangun akan sangat
bermanfaat sekali demi kesempurnaan diktat ini
Dalam disiplin ilmu geologi terdapat perkembangan dan isu-isu di dalamnya. Perkebangan
ilmu dan isu-isu tersebut erat kaitannya dengan kemajuan peradaban dan teknologi.
Peradaban dan teknologi yang semakin maju membuat manusia tidak berhenti pada
inovasi-inovasi begitu pula dalam bidang geologi. Para geologist telah banyak
menciptakan berbagai inovasi di bidang ini.
Seperti yang kita ketahui di era saat ini geologist tidak hanya sebatas di bidang eksplorasi
energi saja tetapi sudah mulai merambah ke dunia politik dan pemerintahan khususnya di
sector perencanaan wilayah dan bidang kebencanaan. Tidak hanya itu saja perkembangan
keilmuan geologi pada era ini mempengaruhi bagaimana manusia hidup. Perkebangan dan
isu isu kebumian ini haruslah kita pelajari supaya dapat sejalan dengan perkebangan dan
kemajuan teknologi dimasa yang akan datang.
Beberapa contoh Perkembangan ilmu dan Isu kebumian adalah Climate Change,
Perkembangan Pemanfaatan Minyak dan Gas Bumi, Pemanfaatan Energi Uranium,
Geothermal Energy, The New Rush on Minerals Raw Materials, Material Will We Build
Tomorrow, The Water Resource, Geological Risks, Pemanfaatan dan Pengembangan
Ruang Bawah Tanah. Perkembangan dan isu kebumian tersebutlah yang akan menjadi
pembahasan dalam diktat ini.
B. RUMUS MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas dapat ditentukan rumusan masalah sebagai berikut:
C. TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat ditentukan tujuan sebagai berikut:
1. Mempelajari tentang Climate Change
2. Mempelajari tentang Perkembangan Pemanfaatan Minyak dan Gas Bumi
3. Mempelajari tentang Clean Coal
4. Mempelajari tentang Pemanfaatan Energi Uranium
5. Mempelajari tentang Geothermal Energy
6. Mempelajari tentang The New Rush on Minerals Raw Materials
7. Mempelajari tentang Material Will We Build Tomorrow
8. Mempelajari tentang The Water Resource
9. Mempelajari tentang Geological Risk
10. Mempelajari tentang Pemanfaatan dan Pengembangan Ruang Bawah Tanah
BAB 2
Pembahasan
1. Climate Change
Perubahan Iklim
Perubahan iklim terjadi saat perubahan sistem iklim bumi yang mengakibatkan berubahnya
pola cuaca yang baru dan menetap untuk durasi yang berkepanjangan. Durasi waktu ini bisa
dari beberapa dekade hingga jutaan tahun. Para ilmuwan telah mengidentifikasi banyak
peristiwa perubahan iklim ini saat sejarah geologi; baru-baru ini sejak revolusi industri iklim
ini terpengaruhi oleh aktivitas manusia yg merujuk ke pemanasan global.
Pemanasan Global
Berawal karena adanya Revolusi Industri di akhir abad ke-18 di Eropa. Penggunaan
mesin dan teknologi sebagai pengganti tenaga manusia menghasilkan gas buangan dari
hasil pembakarannya yang kemudian menimbulkan polusi (emisi Gas Rumah Kaca)
sehingga terjadilah pemanasan global.
Perubahan rata-rata suhu global, rata-rata tinggi permukaan laut, dan jumlah es di
bumi belahan utara
Pembandingan Model Simulasi Pemanasan Permukaan Bumi Dalam Kurun Satu Abad
Dengan Hanya Gaya Alam (Atas) dan Gaya alam+Antropogenik (bawah)
Pada grafik natural forcing only, temperatur bumi cenderung stagnan, namun setelah adanya
anthropogenic forcing, temperatur bumi mengalami kenaikan dari tahun ke tahun.
Protokol Kyoto
Protokol Kyoto merupakan perjanjian internasional yang mengikat negara-negara
berkomitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Protokol Kyoto lahir karena
adanya kekhawatiran berkaitan dengan terjadinya perubahan iklim oleh negara-negara
terkait di dunia. Perubahan iklim menyebabkan permasalahan serius di berbgai bidang
yang ingin disikapi oleh berbagai negara baik negara industri maju maupun negara
berkembang.
Tujuan Protokol Kyoto adalah untuk Menjaga konsentrasi GRK di atmosfer agar
berada pada tingkat yang tidak membahayakan sistem iklim bumi. Untuk mencapai tujuan
itu, Protokol mengatur pelaksanaan penurunan emisi oleh negara industri sebesar 5 % di
bawah tingkat emisi tahun 1990 dalam periode 2008-2012 melalui mekanisme
Implementasi Bersama (Joint Implementation), Perdagangan Emisi (Emission Trading),
dan Mekanisme Pembangunan Bersih (Clean Development Mechanism).
a. Sejarah
Pada tahun 1972 Konferensi PBB tentang Lingkungan Hidup Manusia di Stockholm
yang membahas lingkungan hidup secara global. Kemudian Konvensi Perubahan Iklim
PBB (United Nations Framework Convention on Climate Change, UNFCCC)
dihasilkan di New York, Amerika Serikat tanggal 9 Mei tahun 1992 dan ditandatangani
di Rio De Janerio, 4 Juni tahun 1992 pada Earth Summit atau Konferensi Tingkat Tinggi
Bumi (KTT Bumi). Pada tahun 1997 Di Kyoto, Jepang. Penandatanganan Protokol Kyoto
oleh 84 negara dan tetap terbuka sampai maret 1999 di Markas Besar PBB, New York.
b. Negara Pelaksana
1. Annex 1
Merupakan negara maju yang dianggap bertanggung jawab terhadap emisi gas sejak
revolusi industri. Annex 1 Terdiri dari 38 negara industry maju di Eropa, Amerika Utara,
Australia, dan Jepang. Negara-negara iniBerkewajiban untuk menurunkan emisi gas
rumah kaca dan harus melaporkan emisi gasnya tiap tahun.
2. Non Annex 1
Merupakan negara berkembang yang bukan bagian dari Annex I. Mereka tidak
berkewajiban untuk menurunkan emisi gas rumah kaca, tapi dapat berpartisipasi melalui
CDM.
c. Permasalahan
Ketidakberhasilan Protokol Kyoto dibuktikan dengan gagalnya beberapa negara
didalam mengurangi emisi GRK. Terdapat beberapa negara yang tidak dapat mengurangi
emisi GRK yang ditargetkan oleh Protokol Kyoto sebesar 5% dari tahun 1990, antara lain:
1. Australia, negara dengan tingkat pertumbuhan lebih baik, berjanji membatasi
kenaikan emisi karbon kurang dari 8%. Nyatanya, pada rentang 1990-2010, emisi karbon
menanjak 47,5%.
2. Kanada, salah satu pendukung awal yang paling bersemangat, berjanji mengurangi
emisi 6%. Lagi- lagi, janji itu diingkari dengan melonjaknya emisi sebesar 24% dari level
1990.
3. Belanda berjanji memangkas emisi sebesar 6%. Namun, angka emisi yang
dicatatkannya justru meningkat 20% pada akhir 2010.
1. Fotosintesa Ganggang
Minyak bumi dibuat secara alami, pertama tama dihasilkan oleh ganggang yang
berfotosintesa, kenapa dihasilkan oleh ganggang? Karena ganggang adalah biota
terpenting dalam menghasilkan minyak bumi, sebenarnya tumbuhan tingkat tinggi bisa
saja namun tumbuhan tersebut cenderung lebih menghasilkan gas ketimbang minyak
bumi.
A. Pembentukan Batuan Induk (Source Rock)
Proses terjadinya minyak bumi selanjutnya adalah pembentukan batuan induk. Batuan
induk terbentuk karena adanya ganggang yang sudah mati terendapkan di cekungan
sedimen kemudian membentuk Batuan Induk, batuan induk merupakan batuan yang
mempunyai kandungan Carbon yang tinggi (High Total Organic Carbon). Namun tidak
sembarang cekungan dapat menjadi Batuan Induk, makanya proses ini sangat spesifik
sekali.
Semakin lama, batuan lain akan menumpuk dan pada dasarnya akan semakin tertekan
kedalam sehingga suhunya akan semakin bertambah. Minyak terbentuk pada suhu antara
50 sampai dengan suhu 180 derajat Celsius.
Tetapi puncak atau kematangan terbagus akan tercapai apabila suhunya mencapai 100
derajat Celsius. Ketika suhu terus akan bertambah karena cekungan itu semakin turun
dalam yang juga diikuti penambahan batuan penimbun, maka suhu tinggi ini akan
memasak karbon yang ada menjadi gas.
4. Proses Akhir
Karbon terkena panas dan juga bereaksi dengan hidrogen membentuk hidrokarbon.
Minyak bumi yang dihasilkan oleh batuan induk yang telah matang ini berupa minyak
mentah. Walaupun berupa cairan, ciri fisik minyak bumi mentah berbeda dengan ciri fisik
dari air.
Salah satunya yang terpenting yaitu berat jenis dan juga kekentalan. Kekentalan minyak
bumi mentah lebih tinggi daripada air, namun berat jenis minyak bumi mentah lebih kecil
dari air.
Minyak bumi yang mempunyai berat jenis lebih rendah dari air cenderung akan pergi ke
atas. Ketika minyak tersebut tertahan oleh sebuah bentuk batuan yang menyerupai
mangkok terbalik, maka minyak ini akan tertangkap dan siap ditambang.
Hampir seluruh kegiatan manusia di era modern saat ini membutuhkan yang namanya
minyak bumi, sehingga minyak bumi dan juga gas alam menjadi sumber utama energi di
dunia yaitu sekitar 65,5%, batubara 23,5%, air 6% serta sumber energi lainnya
CADANGAN MIGAS
Indonesia masih bergantung pada migas sebagai bahan bakar utama, banyak yang
beranggapan bahwa Indonesia adalah Negara dengan penghasil migas terbesar di dunia,
namun pada kenyataannya Indonesia hanya mampu memberikan cadangan sebesar 3,2
miliar barel atau hanya 0,2% dari cadangan dunia dan gas bumi sekitar 102, 9 triliun atau
hanya 1,5 % cadangan dunia. Sementara di posisi pertama terdapat Venezuela dengan
cadangan mencapai kurang lebih 300 Milliar barel, kemudian disusul oleh Arab Saudi yang
mencapai 268,5 barel.
Dilansir dari liputan6.com direktur pembinaan migas kementrian ESDM mustafid
gunawan mengatakan, pada 2019 cadangan minyak Indonesia mencapai 3.775 miliar barel
dan gas 77 trilliun kubik fit. Jika tidak ada kegiatan pencarian migas baru, dengan tingkat
produksi minyak sebesar 745 ribu barel per hari dan 1.282 juta barel, m1aka cadangan
minyak Indonesia hanya cukup 9,22 tahun lagi dan gas hanya 21,86 tahun jika tidak ada
penemuan cadangan baru.
Dari kurva yang dibuat oleh Hubbert dalam teorinya yaitu peak oil teory menunjukkan
bahwa dari tahun 1900-1950an produksi migas hanya berada pada angka 0-6 miliar beril.
Kemudian dari tahun 1950-2000 mulai mengalami peningkatan yang cukup tinggi yaitu
sekitar 6-12 miliar barel, dan pada tahun 2000-2050 berada pada puncaknya (peak),
kemudian dari tahun 2050-2100 migas tersebut mulai mengalami penurunan lagi. Dalam
laju produksi suatu sumur migas akan mencapai peak, plateau, dan decline.
Kondisi di lapangan bahwa sumur – sumur di Indonesia kebanyakan dari zaman Belanda.
Mulai tahun 1966 Indonesia mulai melakukan pengoperasian yang pertama. Dari grafik di
atas, Indonesia mengalami masa puncak di tahun 1977 dengan produksi di atas 1,6 juta
barel per hari. Kemudian, produksi migas mengalami produksi yang stabil hingga tahun
1995. Setelah itu hingga 3 tahun sebelumnya yaitu tahun 2017 memasuki tahap penurunan
(decline) sebesar 10 – 12 % per tahunnya.
3. Clean Coal
Uranium di temukan pada tahun 1789 oleh Martin Klaproth yang di beri nama uran yang
terinspirasi dari planet Uranus yang ditemukan pada tahun 1781. Martin Klaproth menemukan
uranium ketika ia sendang meneliti bijih bijih dari tambang perak.
pada tahun 1800an pertamakali uranium digunakan hanya untuk memberi warna pada kaca dan
keramik. Tahun 1934 Enrico fermi melakukan penelitian untuk menggunakan uranium sebagai
senjata nuklir dan sebagai bahan bakar nuklir. Tahun 1945 bom atom pertama dijatuhkan oleh
amerika serit kepada kota Hiroshima jepang. Bomb atom dengan nama little boy mengandung 64
kg uranium dan menghasilkan daya ledak 55 TJ (terajoule) atau setara dengan 13 kiloton TNT. 3
hari kemudian bomb atom kedua “Fat Man” dijatuhkan di kota Nagasaki jepang. Tahun 1951
untuk pertamakalinya uranium digunakan dalam hal sumber energi nuklir yang dihasilkan oleh
Experimental Breeder Reactor-I (EBR-1) di Arco, Idaho amerika serikat.
II. Cadangan uranium
a. cadangan uranium dunia
Distribusi cadangan uranium di dunia ditunjukkan pada Gambar 1. Cadangan uranium terbesar
berada di negara Australia (29%), dilanjutkan Kazakhstan (13%), Rusia (9%), Kanada (9%),
Afrika Selatan (6%), Namibia (5%), Nigeria (5%), Brazil (5%), China (5%), Ukraina (2%),
Mongolia (2%), Uzbekistan (2%), USA (1%), Botswana (1%), Tanzania (1%), dan sisanya
termasuk Indonesia (5%). Akan tetapi dalam hal produksi uranium, terdapat tiga negara terbesar
produsennya, yaitu Kazakhstan, Kanada dan Australia
b. cadangan uranium Indonesia
Hasil pemetaan cadangan uranium yang dilakukan oleh Pusat Pengembangan Geologi
Nuklir (PPGN) – BATAN ditunjukkan pada gambar 2, Indonesia memiliki cadangan uranium
sekitar 70.000 ton U3O8 (yellow cake). Dari 70.000 ton uranium tersebut, 1.608 ton kategori
terukur, 6.456 ton kategori terindikasi, 2.648 ton tereka dan sisanya masuk dalam kategori
hipotetik.
Keuntungan PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir) jika dibandingkan dengan pembangkit
listrik utama lainnya antara lain :
1. Tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca (selama operasi normal) – gas rumah kaca
tersebut hanya dikeluarkan pada saat Diesel Generator Darurat berjalan serta beberapa
menghasilkan gas)
2. Tidak mencemari udara – tidak menghasilkan gas berbahaya misalnya seperti karbon
monoksida, sulfur dioksida, aerosol, mercury, nitrogen oksida, partikulate atau asap
fotokimia
3. Tidak banyak menghasilkan limbah padat (selama operasi normal)
4. Biaya bahan bakar rendah – karena hanya sedikit bahan bakar yang dibutuhkan
5. Ketersediaan bahan bakar yang melimpah – karena bahan bakar yang diperlukan itu sedikit
6. Baterai Nuklir – (lihat SSTAR)
VI. Kekurangan PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir)
Berikut adalah beberapa hal yang kekurangan PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir) adalah
sebagai berikut:
1. Risiko kecelakaan nuklir – kecelakaan nuklir terbesar, kecelakaan Chernobyl (yang tidak
mempunyai bangunan penahanan)
2. limbah nuklir – limbah radioaktif tingkat tinggi yang dihasilkan itu dapat bertahan selama
ribuan tahun.
3. limbah ex PLTN Serta Reaktor Riset. Limbah tidak harus disimpan di negara bagian
pemilik pembangkit listrik tenaga
4. nuklir Serta reaktor riset. Untuk limbah dari industri pengguna bahan radioaktif, tersebut
dapat diproses dalam Limbah Treatment Plant Zat Radioaktif, contohnya, yang dimiliki
oleh BATAN Serpong.
Eksplorasi bahan galian nuklir merupakan bagian awal dari daur bahan bakar yang sekaligus dapat
digunakan untuk menginventarisasi sumber daya bahan galian nuklir. Kegiatan eksplorasi uranium
pada umumnya dimulai dari penentuan suatu lokasi dimana pada lokasi tersebut diharapkan dapat
ditemukan bahan galian nuklir. Metode eksplorasi yang dianut sampai sekarang adalah melalui
penelitian konvensional, penelitian geologi, pengukuran tingkat radiasi dan geokimia. Metode
tersebut digunakan karena cukup murah dengan hasil yang cukup bagus.
Cara penambangan uranium sangat mirip dengan cara penambangan bijih-bijih tambang lainnya,
yaitu melalui penambangan terbuka dan penambangan bawah tanah. Dari kegiatan penambangan
ini diperoleh bongkahan-bongkahan berupa batuan yang di dalamnya terdapat mineral-mineral
uranium. Batuan tersebut selanjutnya dikirim ke unit pengolahan untuk menjalani proses lebih
lanjut.
• Pengolahan Uranium
Kadar uranium dalam bijih umumnya sangat rendah, yaitu berkisar antara 0,1 – 0,3 % atau 1-3 kg
uranium tiap ton bijih. Untuk mempermudah dan menekan biaya transportasi, maka uranium
dalam bijih ini perlu diolah terlebih dahulu. Tujuan utama dari pengolahan adalah untuk
pemekatan dengan cara mengurangi sebanyak mungkin bahan lain yang ada dalam bijih sehingga
dapat menyederhanakan proses transportasi ke tempat pemrosesan berikutnya.
Pengolahan bijih uranium dapat dilakukan dengan cara penggerusan, pelindihan maupun ekstraksi
kimia dan pengendapan. Hasil akhir dari proses pengolahan uranium ini adalah diperolehnya
endapan kering berwarna kuning yang disebut pekatan (konsentrat) yang berkadar uranium sekitar
70 %. Karena berwarna kuning maka endapan ini disebut juga yellowcake. Dari 1000 ton bijih
rata-rata dapat dihasilkan 1,5 ton yellowcake.
• Pemurnian Uranium
Proses pemurnian bertujuan untuk merubah yellowcake menjadi bahan dengan tingkat kemurnian
yang tinggi sehingga berderajad nuklir dan bebas dari unsur-unsur pengotor lainnya. Senyawa
kimia bahan bakar berderajad nuklir yang dihasilkan dapat berbeda bergantung proses pemurnian
yang digunakan. Dari proses pemurnian akan diperoleh produk akhir berupa UO2, U3O8 atau U-
logam yang siap untuk proses selanjutnya. Ketiga macam produk akhir proses pemurnian itu
disesuaikan dengan kebutuhan calon pemakai bahan bakar nuklir.
• Pengayaan
Pengayaan dimaksudkan untuk meningkatkan kadar 235U dalam bahan bakar nuklir hasil proses
pemurnian. Perlu diketahui bahwa dalam uranium alam hasil penambangan terdapat tiga jenis
isotop uranium, yaitu 238U dengan kadar 99,285 %, 235U dengan kadar 0,715 % dan 234U dengan
kadar yang sangat kecil. Dalam reaktor nuklir yang dapat berperan sebagai bahan bakar hanyalah
235U, sedang 238U dan 234U tidak dapat dijadikan bahan bakar karena tidak dapat melakukan
reaksi fisi. Dengan proses pengayaan maka kadar 235U menjadi tinggi sehingga bahan bakar dapat
dipakai dalam waktu lama. Proses pengayaan ini akan meningkatkan kadar 235U dalam bahan
bakar menjadi 2-4 % seperti lazimnya dibutuhkan oleh suatu reaktor nuklir. Proses pengayaan
tidak selalu dilewati oleh bahan bakar, karena ada jenis reaktor nuklir yang dapat memanfaatkan
uranium alam.
• Pabrikasi
Proses pabrikasi bertujuan untuk menyiapkan bahan bakar nuklir dalam bentuk fisik yang sesuai
dengan jenis yang dibutuhkan oleh reaktor nuklir calon pemakai bahan bakar tersebut. Ada
bermacam-macam bentuk bahan bakar bergantung pada jenis rancang bangun reaktor. Perbedaan
tersebut umumnya terletak pada bentuk dan ukuran bahan bakar yang digunakannya. Dalam proses
pabrikasi, sebagian besarnya merupakan proses fisis mekanis ditambah sedikit proses kimia.
Ada berbagai macam bentuk elemen bakar bergantung pada rancang bangun yang dikaitkan
dengan kinerja reaktor pemakainya. Misal ada jenis reaktor yang memakai bahan bakar diperkaya
dengan pengayaan 2-3 % berbentuk UO2 yang diproses menjadi pelet dengan diameter ± 10 mm.
Pelet kemudian dimasukkan ke dalam tabung kelongsong paduan zirkonium dengan panjang 4-5
m.
Di dalam teras reaktor, bahan bakar nuklir 235U dibakar untuk mendapatkan panas yang dapat
dimanfaatkan. Pembakaran merupakan satu-satunya proses produktif dalam daur bahan bakar
nuklir. Tempat dan lamanya 235U dibakar di dalam teras diatur melalui program pengelolaan
bahan bakar sehingga dapat dicapai tingkat pembakaran yang optimum. Umumnya bahan bakar
rata-rata berada dalam teras reaktor selama 3-4 tahun.
Dalam proses pembakaran ini dikenal adanya istilah derajad bakar (burn-up) yang dipakai untuk
menyatakan jumlah bahan bakar yang terbakar/melakukan reaksi fisi. Derajad bakar dapat
dinyatakan dalam beberapa cara, yang paling populer adalah dengan satuan MWd/tonU (jumlah
energi yang telah dihasilkan dalam Mega Watt-hari/MWd dari tiap ton uranium /tonU). Makin
tinggi derajad bakar, makin murah biaya pembangkitan energi nuklir, mengurangi frekwensi
penggantian bahan bakar, mengurangi biaya pabrikasi dan lebih sedikit bahan bakar bekas
sehingga menghemat biaya penyimpanan bahan bakar bekas. Dewasa ini derajad bakar tertinggi
yang dapat dicapai adalah 40.000-60.000 MWd/tonU untuk bahan bakar diperkaya, dan paling
rendah adalah 10.000-15.000 MWd/tonU untuk bahan bakar uranium alam.
• Penyimpanan Sementara atau Pendinginan
Setelah bahan bakar nuklir 235U dimanfaatkan dalam reaktor nuklir dan mencapai derajad bakar
tertentu, elemen bakar nuklir akan menjadi sangat radioaktif karena mengandung unsur-unsur
radioaktif beraktivitas sangat tinggi hasil proses fisi 235U. Oleh sebab itu, bahan bakar bekas
tersebut perlu disimpan sementara agar unsur-unsur hasil fisi yang radioaktif itu melakukan
peluruhan sehingga radiasi yang dipancarkannya menjadi rendah. Penyimpanan sementara ini
disebut juga sebagai proses pendinginan.
Laju peluruhan zat radioaktif bergantung pada jenis zat radioaktifnya. Setiap zat radioaktif
memiliki waktu paro (T1/2), yaitu waktu yang diperlukan oleh zat radioaktif untuk meluruh
sehingga jumlahnya tinggal setengah dari jumlah semula. Waktu paro zat radioaktif bervariasi dari
orde beberapa detik hingga tahun. Bahan bakar begitu dikeluarkan dari teras reaktor mengalami
pendinginan dalam kolam penampung bahan bakar bekas. Kolam ini umumnya terintegrasi dalam
gedung reaktor. Lama pendinginan bisa beberapa bulan hingga beberapa tahun bergantung pada
kapasitas tampung kolam pendingin. Ada dua proses yang dapat dilakukan terhadap bahan bakar
bekas setelah mengalami proses pendinginan, yaitu :
Mengirimkan bahan bakar bekas tersebut ke instalasi pengolahan limbah nuklir untuk
menjalani proses lebih lanjut. Jika hal ini yang tempuh, maka daur bahan bakarnya disebut
sebagai daur terbuka.
Mengirimkan bahan bakar bekas ke instalasi olah ulang untuk pemrosesan lebih lanjut. Jika
hal ini yang ditempuh, maka daur bahan bakarnya disebut daur tertutup.
Proses olah ulang bahan bakar bekas bertujuan untuk mengambil sisa bahan bakar fisi yang belum
terbakar dan bahan bakar baru yang terbentuk selama proses pembakaran bahan bakar nuklir. Jadi
dalam hal ini bahan bakar bekas itu masih sangat berharga. Perlu diketahui bahwa proses
pembakaran 235U di dalam teras reaktor tidak dapat membakar habis bahan bakar tersebut. Dari
100 kg bahan bakar nuklir yang semula berkomposisi 3 kg 235U dan 97 kg 238U, setelah proses
pembakaran dalam teras reaktor selama tiga tahun, komposisinya akan berubah menjadi :
• Penyimpanan Lestari
Limbah nuklir merupakan hasil samping dari kegiatan manusia dalam pemanfaatan teknologi
nuklir. Secara ilmiah, istilah limbah nuklir dikaitkan dengan segenap bahan yang tidak dapat
digunakan lagi (didaur ulang) yang karena tingkat radioaktivitasnya bahan tersebut tidak mungkin
dilepas atau dibuang langsung ke lingkungan. Baik bahan bakar bekas yang tidak mengalami
proses olah ulang maupun unsur-unsur radioaktif sisa proses olah ulang akan diperlakukan sebagai
limbah radioaktif. Karena sifatnya yang mampu memancarkan radiasi dan dapat berakibat buruk
bagi kesehatan manusia, maka semua bentuk limbah radioaktif tersebut harus dipadatkan dan
dibuang secara lestari. Pembuangan lestari suatu limbah radioaktif secara aman merupakan tujuan
akhir dari pengelolaan limbah radioaktif.
Pemadatan limbah nuklir dimaksudkan agar limbah tersebut terikat dalam suatu matrik padat yang
sangat kuat. Matrik dirancang mampu bertahan hingga zat radioaktif yang diikatnya meluruh
mencapai kondisi dimana kemampuannya memancarkan radiasi menjadi sangat lemah dan tidak
membahayakan. Dengan pemadatan ini maka zat radioaktif tidak akan terlepas ke lingkungan
dalam kondisi apapun selama disimpan. Proses pemadatannya bisa dilakukan dengan semen
(sementasi), aspal (bitumenisasi), polimer (polimerisasi) maupun bahan gelas (vitrivikasi).
Padatan limbah nuklir selanjutnya dimasukkan ke dalam kontainer yang dibuat dari baja tahan
karat.
5. Geothermal Energy
Energi panas bumi (atau energi geothermal) adalah sumber energi yang relatif ramah lingkungan
karena berasal dari panas dalam bumi. Air yang dipompa ke dalam bumi oleh manusia atau sebab-
sebab alami (hujan) dikumpulkan ke permukaan bumi dalam bentuk uap, yang bisa digunakan
untuk menggerakkan turbin-turbin untuk memproduksi listrik. Biaya eksplorasi dan juga biaya
modal pembangkit listrik geotermal lebih tinggi dibandinkan pembangkit-pembangkit listrik lain
yang menggunakan bahan bakar fosil. Namun, setelah mulai beroperasi, biaya produksinya rendah
dibandingkan dengan pembangkit-pembangkit listrik berbahan bakar fosil.
Pada abad ke-20, permintaan akan listrik membuat tenaga panas bumi dipertimbangkan sebagai
sumber penghasil listrik. Pangeran Piero Ginori Conti menguji coba pembangkit listrik tenaga
panas bumi yang pertama pada tanggal 4 Juli 1904 di Larderello, Italia. Pembangkit tersebut
berhasil menyalakan empat buah bola lampu. Kemudian pada tahun 1911 pembangkit listrik
tenaga panas bumi komersial pertama dibangun pula di situ. Pembangkit-pembangkit uji coba
dibangun di Beppu, Jepang dan di Kalifornia, Amerika Serikat pada tahun 1920, namun hingga
tahun 1958 hanya Italia satu-satunya pemilik industri pembangkit listrik tenaga panas bumi.
Pada tahun 1958, Selandia Baru menjadi penghasil listrik tenaga panas bumi terbesar kedua
setelah Pembangkit Wairakei dioperasikan. Wairakei merupakan pembangkit pertama yang
menggunakan teknologi flash steam.
Pada tahun 1960, Pacific Gas and Electric mulai mengoperasikan pembangkit listrik tenaga panas
bumi pertama di Amerika Serikat di The Geysers, Kalifornia. Turbin aslinya bertahan hingga
30 tahun dan menghasilkan daya bersih 11 megawatt.
Pembangkit listrik tenaga panas bumi dengan sistem siklus biner pertama kali diuji coba di Rusia
dan kemudian diperkenalkan ke Amerika Serikat pada tahun 1981, akibat krisis energi tahun 1970-
an dan perubahan-perubahan penting dalam kebijakan regulasi. Teknologi ini memungkinkan
penggunaan sumber panas yang bersuhu lebih rendah dari sebelumnya. Pada tahun 2006, sebuah
pembangkit dengan sistem siklus biner di mata air panas Chena, Alaska, Amerika Serikat mulai
beroperasi, menghasilkan listrik dari sumber dengan rekor suhu terendah 57 °C.
Pembangkit listrik tenaga panas bumi sampai dengan baru-baru ini hanya dapat dibangun pada
sumber panas bumi dengan suhu yang tinggi dan berada dekat dengan permukaan tanah.
Pengembangan pembangkit dengan sistem siklus biner dan peningkatan dalam teknologi
pengeboran dan penggalian memungkinkan dibuatnya Sistem Panas Bumi yang
Ditingkatkan (Enhanced Geothermal Systems) dalam rentang geografis yang lebih besar. Proyek
demostrasi sudah beroperasi di Landau-Pfalz, Jerman, and Soultz-sous-Forêts, Prancis, sementara
percobaan awal di Basel, Swiss dibatalkan setelah mengakibatkan gempa bumi. Proyek-proyek
demonstrasi lainnya sedang dibangun di Australia, Inggris, dan Amerika Serikat. Efisiensi
termal pembangkit listrik tenaga panas bumi pada umumnya rendah, berkisar 10-23%, karena
fluida panas bumi bersuhu lebih rendah dibandingkan dengan uap dari ketel uap.
Berdasarkan hukum termodinamika suhu yang rendah ini membatasi efisiensi mesin kalor dalam
memanfaatkan energi saat menghasilkan listrik. Panas sisa menjadi terbuang, kecuali jika dapat
dipergunakan langsung secara lokal, misalnya untuk rumah kaca, kilang gergaji, atau sistem
pemanasan distrik. Efisiensi sistem tidak memengaruhi biaya operasional sebagaimana pada
pembangkit batubara atau pembangkit bahan bakar fosil lainnya, namun tetap berpengaruh
terhadap kelangsungan hidup pembangkit. Untuk dapat menghasilkan energi lebih dari yang
dipakai oleh pompa pembangkit, dibutuhkan ladang panas bumi bersuhu tinggi dan siklus
termodinakmika khusus. Karena pembangkit listrik tenaga panas bumi tidak bergantung pada
sumber energi yang berubah-ubah, seperti misalnya tenaga angin atau surya, faktor
kapasitasnya (capacity factor) bisa cukup besar, pernah ditunjukkan dapat mencapai hingga
96%. Namun, rata-rata global faktor kapasitas pembangkit listrik tenaga panas bumi adalah 74,5%
pada tahun 2008 menurut IPCC.
Low enthalphy
< 90°C < 100°C < 150°C < 125°C
geothermal system
Intermediate
enthalphy geothermal 90°-150°C 100°-200°C - 125°-225°C
system
High enthalphy
> 150°C > 200°C >150°C > 225°C
geothermal system
PEMANFAATAN AIR
PERTANIAN
Sumber daya air yang cukup sangat dibutuhkan untuk mengairi lahan pertanian. Pengairan
dalam pertanian sering kali dilakukan petani saat musim kemarau dimana hujan tidak turun.
Pengairan juga dilakukan ketika tanaman siap untuk dipanen. Jika tidak ada pengairan, maka
tanaman pertanian tidak dapat tumbuh dengan baik. Karena hal tersebut, petani harus
memiliki ketersedian sumber daya air yang cukup untuk kebutuhan irigasi.
THERMOELEKTRIK
Sumber daya air menjadi salah satu sumber pembangkit tenaga listrik yang disebut dengan
PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air). Air yang mengalir deras dari sumbernya dapat
dimanfaatkan untuk menggerakan turbin pembangkit listrik. Turbin yang berputar akan
mengubah energi potensial dari air menjadi energi mekanis. Energi mekanis lalu diubah oleh
generator listrik menjadi energi listrik. Hal tersebut membuat pemerintah membangun
banyak waduk dan bendungan untuk menampung dan mengalirkan air sehingga mencukupi
kebutuhan air untuk membangkitkan tenaga listrik.
Berkembangnya industri turut mempengaruhi meningkatnya kebutuhan akan listrik. Mesin-
mesin produksi dalam kegiatan industri dan peralatan rumah tangga banyak yang
menggunakan energi listrik. Pemerintah belum sepenuhnya bisa memenuhi kebutuhan listrik
di semua wilayah Indonesia. Banyak daerah- daerah pedalaman yang belum mendapatkan
akses listrik.
INDUSTRI
Manfaat air bagi industri sebagai bahan baku priduk seperti minuman. Air juga berfungsi
sebagai bahan pembersih alat atau mesin industri. Selain itu air juga dapat digunakan sebagai
pendingin mesin industri. Air juga dapat digunakan sebagai pelarut limbah industri agar
menjadi netral.
PERTAMBANGAN
Umumnya digunakan sebagai air asam tambang
LOKAL
Digunakan sebagai keperluan sehari hari / rumah tangga baik air minum, mandi maupun
keperluan lainnya.
KOMERSIL
Penggunaan SDA bagi kebutuhan usaha ditujukan untuk meningkatkan kemanfaatan sumber
daya air bagi kesejahteraan rakyat. Begitu pula penggunaan SDA bagi kebutuhan usaha
dilakukan mengutamakan kepentingan umum. Kata lain prinsipnya, pemberian perizinan bagi
kegiatan usaha terkait sumber daya air dapat diberikan sepanjang mengutamakan kepentingan
publik terlebih dahulu.
Bendungan adalah penghalang yang menghentikan atau membatasi aliran air atau aliran
bawah tanah. Waduk yang diciptakan oleh bendungan tidak hanya menekan banjir tetapi juga
menyediakan air untuk kegiatan seperti irigasi, konsumsi manusia, penggunaan industri,
akuakultur, dan kemampuan navigasi. Tenaga air sering digunakan bersamaan dengan bendungan
untuk menghasilkan listrik. Sebuah bendungan juga dapat digunakan untuk menampung air atau
untuk penyimpanan air yang dapat didistribusikan secara merata antar lokasi. Bendungan
umumnya memiliki tujuan utama penahan air, sementara struktur lain seperti pintu air atau tanggul
(juga dikenal sebagai tanggul) digunakan untuk mengelola atau mencegah aliran air ke wilayah
daratan tertentu. Kementerian Pekerjaan Umum Indonesia mendefinisikan bendungan
sebagai "bangunan yang berupa tanah, batu, beton, atau pasangan batu yang dibangun selain untuk
menahan dan menampung air, dapat juga dibangun untuk menampung limbah tambang atau
lumpur."
Tenaga hidroelektrik berasal dari energi potensial air yang dibendung yang menggerakkan
turbin dan generator air; untuk meningkatkan kemampuan pembangkit listrik bendungan, air dapat
dialirkan melalui pipa besar yang disebut penstock . Varian pada model sederhana ini
menggunakan pembangkit listrik tenaga air yang dipompa untuk menghasilkan listrik agar sesuai
dengan permintaan, dengan memindahkan air antar reservoir pada ketinggian yang berbeda. Pada
saat permintaan listrik rendah, kapasitas pembangkitan berlebih digunakan untuk memompa air ke
reservoir yang lebih tinggi. Ketika ada permintaan yang lebih tinggi, air dilepaskan kembali ke
reservoir bawah melalui turbin.
Tenaga hidroelektrik adalah salah satu pembangkit yang memanfaatkan aliran air untuk diubah
menjadi energi listrik. Energi listrik yang dibangkitkan ini biasa disebut sebagai hidroelektrik.
Pembangkit listrik ini bekerja dengan cara merubah energi air yang mengalir (dari bendungan atau
air terjun) menjadi energi mekanik (dengan bantuan turbin air) dan dari energi mekanik menjadi
energi listrik (dengan bantuan generator). Kemudian energi listrik tersebut dialirkan melalui
jaringan-jaringan yang telah dibuat, hingga akhirnya energi listrik tersebut sampai ke rumahmu.
Tenaga hidroelektrik terdiri dari beberapa bagian yaitu:
1. Bendungan, berfungsi menampung air dalam jumlah besar untuk menciptakan tinggi jatuh air
agar tenaga yang dihasilkan juga besar. Selain itu bendungan juga berfungsi untuk pengendalian
banjir.
2. Turbin, berfungsi mengubah aliran air menjadi energi mekanik. Air yang jatuh akan mendorong
baling-baling sehingga menyebabkan turbin berputar. Perputaran turbin ini dihubungkan ke
generator. Turbin air kebanyakan bentuknya seperti kincir angin.
3. Generator, dihubungkan dengan turbin melalui gigi-gigi putar sehingga ketika baling-baling
turbin berputar maka generator juga ikut berputar. Generator selanjutnya merubah energi mekanik
dari turbin menjadi energi listrik.
4. Jalur Transmisi, berfungsi mengalirkan energi listrik dari PLTA menuju rumah-rumah dan
pusat industri
Destilasi merupakan suatu perubahan cairan menjadi uap dan uap tersebut didinginkan kembali
menjadi cairan. Unit operasi destilasi merupakan metode yang digunakan untuk memisahkan
komponen-komponennya yang terdapat dalam salah satu larutan atau campuran dan bergantung
pada distribusi komponen-komponen tersebu antara fasa uap dan fasa air. Syarat utama dalam
operasi pemisahan komponen-komponen dengan cara destilasi adalah komposisi uap harus
berbeda dengan komposisi cairan dengan terjadi keseimbangan larutan-larutan, dengan
komponen-komponennya cukup dapat menguap.
Ada beberapa tahapan proses destilasi adalah sebagai berikut :
1. Evaporasi atau memindahkan pelarut sebagai uap dari cairan
2. Pemisahan uap-cairan didalam kolom dan untuk memisahkan komponen dengan titik
didih lebih rendah yang lebih mudah menguap komponen lain yang kurang volatil.
3. Kondensasi dari uap, serta untuk mendapatkan fraksi pelarut yang lebih volatil.
Metoda osmosis terbalik ini didasari pada prinsip osmosis. Osmosis merupakan peristiwa yang
terjadi secara alamiah pada dua buah larutan yang berbeda konsentrasinya dan terpisahkan oleh
membran semipermeabel sehingga menyebabkan perpindahan pelarut hingga akhirnya dicapai
kesetimbangan antar keduanya.
Dalam proses pemisahan yang digunakan pada metoda osmosis terbalik, tekanan sebagai energi
pendorong dari luar diberikan kepada sisi yang memiiki konsentrasi lebih tinggi (kadar zat
terlarutnya tinggi) sehingga mampu mendorong pelarut (air) untuk melewati membran tersebut.
Gaya yang diberikan tersebut menyebabkan pelarut (dalam hal ini air murni) akan berpindah dari
larutan yang berkonsentrasi tinggi ke larutan yang berkonsentrasi rendah. Pelarut air yang telah
murni tersebut dipindahkan ke dalam penampungan, sedangkan zat terlarut sebagai zat kontaminan
yang tidak mampu melewati membran semipermeabel akan dibuang sebagai residu.
Teknik Kerja Osmosis Terbalik
Membran semipermeabel bersifat selektif terhadap benda-benda yang melaluinya, seperti
membran yang terdapat pada dinding sel maupun susunan sel pada kantung kemih. Membran ini
sangat mudah dilalui oleh air karena ukuran molekul air sangat kecil, serta akan mencegah
masuknya kontaminan-kontaminan yang ukuran partikelnya lebih besar dari pada air. Perpindahan
massa air akan terjadi jika terjadi perbedaan konsentrasi mineral-mineral terlarut diantara kedua
sisi membran, karena air memiliki sifat berpindah dari larutan yang berkonsentrasi rendah ke
konsentrasi yang tinggi (berdifusi), melalui membran dari sisi konsentrasi rendah menuju larutan
berkonsentrasi tinggi. Sehingga tekanan osmotik akan melawan proses difusi yang menyebabkan
terbentuknya kesetimbangan konsentrasi di antara kedua sisi membran.
Proses osmosis terbalik akan mampu memindahkan massa air dalam konsentrasi kontaminan
tinggi (sebagai air baku) menuju sisi penampungan air dengan konsentrasi kontaminan rendah.
Gaya dorong yang tercipta berasal dari air bertekanan tinggi di sisi air baku, sehingga menciptakan
proses yang berlawanan arah dari proses alamiah osmosis. Proses yang terjadi secara spesifik
dinamakan sebagai ion eksklusi, dimana sejumlah ion pada permukaan membran sebagai sebuah
pembatas mengizinkan molekul-molekul air untuk melaluinya seiring melepas substansi-substansi
lain. (Water riview Technical Brief ,1995)
9. Geological Risk
Bencana alam geologi adalah bencana alam yang terjadi di permukaan bumi seperti gempa
bumi, tsunami, tanah longsor dan gunung meletus. Gempa bumi dan gunung meletus terjadi di
hanya sepanjang jalur-jalur pertemuan lempeng tektonik di darat atau lantai samudera. terdapat
beberapa contoh bencana geologi antara lain:
a) Gunung Meletus, merupakan peristiwa yang terjadi akibat endapan magma di
dalam perut bumi yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi. Magma
adalah cairan pijar yang terdapat di dalam lapisan bumi dengan suhu yang sangat
tinggi, yakni diperkirakan lebih dari 1.000 °C.
c) Gerakan Tanah / Tanah Longsor, Tanah Longsor merupakan salah satu jenis
gerakan massa tanah atau batuan, ataupun percampuran keduanya, menuruni atau
keluar lereng akibat dari terganggunya kestabilan tanah atau batuan penyusun
lereng tersebut.