Anda di halaman 1dari 8

Nama : Lenisa Fitri

Nim : 19416273201165
Kelas : PS19C
Tugas Statistik 1
(Nomor 1&3)

1.Sebutkan & Jelaskan 4 sampling yang termasuk dalam teknik probability sampling!
Teknik Pengambilan Sampel – Sampel merupakan bagian populasi penelitian yang
digunakan untuk memperkirakan hasil dari suatu penelitian. Sedangkan teknik
sampling adalah bagian dari metodologi statistika yang berkaitan dengan cara-cara
pengambilan sampel

Cara Pengambilan Sampel bermacam-macam tergantung jenis penelitian yang akan


dilakukan. Secara garis besar, metode pengambilan sampel terdiri dari 2 kelas besar yaitu

 Probability Sampling (Random Sample)


 Non- Probability Sampling (Non-Random Sample).
PROBABILITY SAMPLING

Probability sampling adalah Metode pengambilan sampel secara random atau acak.
Dengan cara pengambilan sampel ini. Seluruh anggota populasi diasumsikan memiliki
kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi sampel penelitian. Metode ini terbagi
menjadi beberapa jenis yang lebih spesifik, antara lain:

1. Pengambilan Sampel Acak Sederhana (Simple Random Sampling)

Pengambilan sampel acak sederhana disebut juga Simple Random Sampling. teknik


penarikan sampel menggunakan cara ini memberikan kesempatan yang sama bagi
setiap anggota populasi untuk menjadi sampel penelitian. Cara pengambilannya
menggunakan nomor undian.

Terdapat 2 pendapat mengenai metode pengambilan sampel acak sederhana.


Pendapat pertama menyatakan bahwa setiap nomor yang terpilih harus dikembalikan
lagi sehingga setiap sampel memiliki prosentase kesempatan yang sama. Pendapat
kedua menyatakan bahwa tidak diperlukan pengembalian pada pengambilan sampel
menggunakan metode ini. Namun, metode yang paling sering digunakan
adalah Simple Random Sampling dengan pengembalian.

Kelebihan metode ini yaitu dapat mengurangi bias dan dapat mengetahui standard
errorpenelitian. Sementara kekurangannya yaitu tidak adanya jaminan bahwa sampel
yang terpilih benar-benar dapat merepresentasikan populasi yang dimaksud.
Contoh Pengambilan Sampel Metode Acak Sederhana:
Dalam suatu penelitian dibutuhkan 30 sampel, sedangkan populasi penelitian
berjumlah 100 orang. Selanjutnya peneliti membuat undian untuk mendapatkan
sampel pertama.

Setelah mendapatkan sampel pertama, maka nama yang terpilih dikembalikan lagi
agar populasi tetap utuh sehingga probabilitas responden berikutnya tetap sama dengan
responden pertama. Langkah tersebut kembali dilakukan hingga jumlah sampel
memenuhi kebutuhan penelitian.

2. Pengambilan Sampel Acak Sistematis (Systematic Random Sampling)

Metode pengambilan sampel acak sistematis menggunakan interval dalam


memilih sampel penelitian. Misalnya sebuah penelitian membutuhkan 10 sampel
dari 100 orang, maka jumlah kelompok intervalnya 100/10=10. Selanjutnya
responden dibagi ke dalam masing-masing kelompok lalu diambil secara acak tiap
kelompok.

Contoh Sampel Acak Sistematis adalah pengambilan sampel pada setiap orang ke-
10 yang datang ke puskesmas. Jadi setiap orang yang datang di urutan 10,20,30 dan
seterusnya maka itulah yang dijadikan sampel penelitian.

3. Pengambilan Sampel Acak Berdasar Area (Cluster Random Sampling)

Cluster Sampling adalah teknik sampling secara berkelompok. Pengambilan


sampel jenis ini dilakukan berdasar kelompok / area tertentu. Tujuan
metode Cluster Random Sampling antara lain untuk meneliti tentang suatu hal pada
bagian-bagian yang berbeda di dalam suatu instansi.

Misalnya, penelitian tentang kepuasan pasien di ruang rawat inap, ruang IGD, dan
ruang poli di RS A dan lain sebagainya.

4. Teknik Pengambilan Sampel Acak Bertingkat (Multi Stage Sampling)

Proses pengambilan sampel jenis ini dilakukan secara bertingkat. Baik itu
bertingkat dua, tiga atau lebih.

Misalnya -> Kecamatan -> Gugus -> Desa -> RW – RT

3. Sebutkan dan Jelaskan penentuan ukuran sampel berdasarkan rumus Slovin, rumus
Krejcie-Morgan & Cochran?

Menentukan ukuran sampel penelitian merupakan bagian terpenting yang harus


dilakukan oleh setiap peneliti yang menggunakan metode survei. Menentukan ukuran
sampel penelitian tidak semudah yang dibayangkan, pengambilan sampel tidak dapat
digeneralisir berdasarkan ukuran populasi satu dan populasi lainnya. Terdapat banyak
sekali faktor yang menentukan ukuran suatu sampel penelitian. Misalnya, homogenitas
elemen populasi dan metode analisis yang akan digunakan adalah faktor sangat
menentukan ukuran sampel penelitian yang harus diambil.

Menentukan ukuran sampel penelitian dapat menggunakan salah satu rumus sebagai
berikut:

1. UKURAN SAMPEL DENGAN TEORI SLOVIN (1960)


Salah satu literatur yang paling banyak digunakan adalah penentuan ukuran
sampel menggunakan rumus slovin (1960). Seorang ahli yang bernama slovin ini
ternyata sampai saat ini belum diketahui Siapa nama aslinya, bahkan pernah menjadi
perdebatan mengenai tahun terbit dari naskah yang ditulis oleh slovin ini yaitu tahun
1960 dan 1843. Dalam tulisan Riduwan (2005), dengan judul penelitian “belajar
mudah penelitian untuk guru”, dia mengutip rumus slovin dengan formula sebagai
berikut;

RUMUS SAMPEL : RUMUS SLOVIN

Keterangan: n= besar sampel yang;

N= ukuran populasi atau jumlah elemen dalam populasi;

e= nilai presisi atau tingkat signifikasi yang telah ditentukan sebesar


95% atau 0,05

CONTOH PENENTUAN UKURAN SAMPEL DENGAN RUMUS SLOVIN


Misalkan satu populasi berukuran Rp1.000 elemen/anggota, akan dilakukan survei
dengan mengambil beberapa sampel menggunakan rumus slovin. Mata perhitungan
sederhana dalam menentukan jumlah sampel adalah sebagai berikut;

Diketahui; N= 1,000 orang

e= dengan tingkat signifikansi sebesar 95% atau 0,05

Maka;
1.000
n  285.714  286
1  1.000  0,05^ 2

n  286
Karena sampel kita harus berupa angka bulat dan orang, maka kita lakukan
pembulatan mengikuti aturan pembulatan standar yaitu, apabila ≥ 0,5 maka kita
bulatkan ke atas dan sebaliknya.

    2.Menentukan Ukuran Sampel Tabel Krejcie dan Morgan (1970)


Robert V. Krejcie dan Daryle W. Morgan mengembangkan rumus menentukan
ukuran sampel dari artikel “Small Sample Techniques” yang dihasilkan National
Education Association (NEA), menjadi sebuah tabel siap pakai.

Adapun rumus penentu ukuran sampel NEA:

Keterangan: s = ukuran sampel

N = ukuran populasi

X2 = nilai Chi kuadrat untuk 1 derajat kebebasan dengan tingkat

confidence (1,96 x 1,96=3,841)

P = proporsi populasi (diasumsikan 0,5 agar dapat memaksimalkan

ukuran sampel

d = galat pendugaan/tingkat akurasi (0,05)

Jika dikalkulasikan menjadi:

Kita hanya perlu mensubtitusikan N dengan jumlah populasi, dan voila kita akan mendapat
jumlah sampel yang diperlukan.
Namun sekarang kita dapat melewati pencarian ukuran sampel dengan rumus di atas,
karena Krejcie dan Morgan telah mengembangkan rumus tersebut menjadi sebuah Tabel
yang siap pakai.

Tabel Krejcie

Keterangan: N = Populasi S = Sampel


Catatan:

a. Tingkat Confidence tabel Morgan dan Krejcie yaitu 95%


b. Digunakan pada penelitian dimana N diketahui
c. Menggunakan pendekatan distribusi X2

Contoh : Jadi, jika N berjumlah 250 orang, maka sampel yang dibutuhkan


adalah 152 orang. Contoh lain, jika N berjumlah 155 orang, maka sampel
yang diperlukan adalah 108, karena berada dalam rentang populasi 150-
159.

Contoh lain:
Penelitian akan dilakukan terhadap iklim kerja suatu organisasi. Sumber data yang
digunakan adalah para pegawai yang ada pada organisasi tersebut (populasi).
Jumlah pegawainya 1000 terdiri atas lulusan S1 = 50 orang, Sarjana muda =
300, SMK = 500, SMP = 50 ,SD = 100 (poplasi berstrata). Jumlah populasi = 1000.
Bila kesalahan 5%, maka jumlah sampelnya = 278. Karena populasi berstrata,
maka sampelnya juga berstrata. Stratanya menurut tingkat pendidikan. Dengan
demikian masing-masing sampel untuk tingkat pendidikan harus proporsional
sesuai dengan populasi. Jadi jumlah sampel untuk:

Jadi jumlah sampelnya = 14 + 83 + 139 + 14 + 28 = 278


Pada perhitungan yang terdapat koma dibulatkan ke atas sehingga jumlah
sampelnya lebih 278 yaitu 280. Hal ini lebih aman daripada kurang dari 278

3. MENENTUKAN UKURAN SAMPEL DENGAN FORMULA COCHRAN, W. G.


(1977)
Cochran, W. G. (1977), dalam bukunya berjudul “Sampling techniques” edisi ke
3 menjelaskan suatu formula sampling yang dapat anda jadikan referensi. Cochran
membagi 2 teknik menentukan sampel berdasarkan data populasi yang bersifat
kontinu dan bersifat kategori.

1.FORMULA COCHRAN UNTUK DATA KATEGORI

Rumus: n = z2pq/e2

Keterangan: n = ukuran sampel yang akan kita cari

z = nilai tabel z ( tabel distribusi normal) pada tingkat kepercayaan


tertentu.
p = proporsi kategori dari total seluruh kategori. Nilainya berupa
nilai desimal antara 0-1, misal 0.5, 0.2, dst.

q = proporsi kategori lain selain p yang juga dituliskan sebagai (1-p)

e = margin error

Contoh :

Sebagai contoh, katakan kita ingin mengevaluasi program penyuluhan yang


mengajak petani untuk menggunakan metode baru. Anggaplah populasinya besar
tetapi kita tidak tahu persentase dari penerimaan metode baru tersebut. Oleh
karena itu, kita berasumsi tingkat penerimaannya 50:50 atau p = 0,5. Selanjutnya
kita pilih α = 0,05 dan keakuratan 5% . Jumlah sampel yang diperlukan adalah
sebagai berikut:

n =z2pq/e2=(1,96)2(0,5)(0,5) / (0,05)2=385 petani.

2.FORMULA COCHRAN UNTUK DATA KONTINYU

Rumus: n = z2σ2/e2
keterangan: n = jumlah sampel
z = nilai pada kurva normal (1-α), misalnya 95%
e = keakuratan
σ = varian populasi
Contoh :
Misalkan kita ingin mengadakan evaluasi program penyuluhan untuk para
peternak ikan untuk memakai beberapa varietas bibit unggul baru dimana
dengan anggapan populasi peternak yang besar. Kita tidak mau berasumsi
mengenai tingkat penerimaan peternak dari setiap varietas tersebut, namun
kita bersedia menerima Standar deviasi 30% (0,3). Selanjutnya kita pilih α =
0,05 dan keakuratan 5% . Maka, jumlah sampel yang diperlukan adalah
sebagai berikut:

n = z2σ2/e2= (1,96)2(0,32/(0,05)2=138,3 = 138 peternak


Kelemahan formula ini adalah perlunya nilai estimasi yang baik untuk nilai σ.
Bahkan sering nilai estimasi juga tidak tersedia. Oleh karena itu, formula menghitung
sampel untuk peubah proporsional lebih disukai.

Anda mungkin juga menyukai