Anda di halaman 1dari 34

Laporan Ekskursi PTKE 2019

Study Lapangan PT. Indonesia Power Unit Pembangkit Saguling,

Raja Mandala, Bandung Barat

Kaeldimas Abdul Rahman Sugiarto (073001800027)

Natalia Febriani Cokro (073001800037)

Naufal Arsyi Maulana (073001800039)

Nisandro Johanes Luhukay (073001800041)

Tomy Bima Gunawan (073001500091)

Program Studi Teknik Pertambangan

Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi

Universitas Trisakti

2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ......................................................................................... halaman 1

BAB I ......................................................................................... halaman 2

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKAG
1.2 TUJUAN

BAB II ......................................................................................... halaman 4

STUDI LAPANGAN PLTA SAGULING


2.1 LOKASI DAN KESAMPAIAN DAERAH
2.2 PROFIL SINGKAT PERUSAHAAN
2.3 SISTEM OPERASI UNIT PEMBANGKIT SAGULING
 2.3.1 FOTO DAN KETERANGAN FUNGSI MESIN
 2.3.2 MASALAH UP SAGULING
 2.3.3 HARAPAN UP SAGULING
 2.3.4 HIJAUNESIA POWER
 2.3.5 SUMBER DAYA MANUSIA
 2.3.6 PROGRAM INPOWER-CARE UP SAGULING

BAB III ......................................................................................... halaman 29

KESIMPULAN ......................................................................................... halaman 30


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya
alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas
tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia
seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut. Dari masing-
masing lingkungan fisik tersebut mempunyai caranya sendiri bagaimana dia dapat
terbarukan atau dapat dimanfaatkan sebagaimana mestinya.
PT. Indonesia Power, menyediakan energi yang terpercaya, seiring dengab pertumbuhan
masyarakat, peningkatan pendidikan serta perkembangan teknologi yang semakin cepat,
Listrik telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam setiap aspek kehidupan kita.
Tentunya seiring dengan pertumbuhan tersebut, maka permintaan akan ketersediaan
listrik dari sisi kuantitas dan kualitas juga terus meningkat. Sejak berdiri pada tahun 1995,
PT. Indonesia Power sebagai anak Perusahaan dari PT. PLN (Persero) telah dirancang
untuk berperan menjadi bagian penting solusi pemenuhan kebutuhan pasokan listrik di
Indonesia. Melalui keunggulan kompetensi untuk mengoperasikan da memelihara sebagai
jenis Pembangkit Listrik ysng bersahabat dengan lingkungan, Indonesia Power terus
memastikan keberlanjutan pasokan energi melalui perbaikan proses secara berkelanjutan
dan inovasi dalam berbagai bidang sebagai sebuah perusahaan penyedia energi yang
terpercaya.
Seperti pada PLTA Saguling juga yang merupakan obyek vital Nasional, yang bergerak di
bidang air. Mereka memiliki semboyan “Explore The Green Energy” mereka
memanfaatkan air sebagai sumber energi utama mereka untuk menghasilkan listrik yang
ramah akan lingkungan, mereka mencoba mengeksplor lagi apa yang bumi kita ini miliki
agar kita dapat bertahan hidup dengan apa yang harus kita manfaatkan dari alam bukan
hanya merusaknya lalu meninggalkannya begitu saja, tetapi kita juga harus pintar
memanfaatkannya selagi kita membangunnya.
1.2. TUJUAN
Dengan adanya Studi Lapangan ke PT. Indonesia Power ini diharapkan
mahasiswa/mahasiswi sekalian dapat belajar kegiatan-kegiatan penting yang ada di
dalamnya, serta dapat mengetahui bagaimana cara mesin-mesin yang digunakan juga
operator mesin tersebut bekerja, disini juga kita diingatkan bagaimanapun pekerjaannya
tetap keselamatanlah yang jadi utama.
BAB II
STUDI LAPANGAN PLTA SAGULING

2.2. LOKASI DAN KESAMPAIAN DAERAH


Studi Lapangan kali ini kami diberikan kesempatan untuk mendatangi PLTA Saguling
milik PT. Indonesia Power. PT. Indonesia Power Unit Pembangkitan Saguling (UP SGL)
berlokasi di komplek PLN Cioray, Tromol Pos No.7 Rajamandala, Kab. Bandung 40554.
Kode pos : 40754. Tel. 022-6903497, 6903489. Fax. 022-6903613.
Untuk mencapai wilayah PLTA Saguling ini, anda dapat melalui dua jalur alternatif.
Yaitu melalui Cililin dan Rajamandala. Namun jalur yang paling dikenal adalah jalur
Rajamandala. Dari arah Bandung maupun Cianjur, anda terlebih dahulu harus berangkat
menuju Rajamandala, Bandung Barat. Dari Kecamatan Rajamandala, anda akan
menemukan pertigaan dengan gerbang masuk bertuliskan PLTA Saguling di sebelah kiri
(dari Bandung). Anda hanya perlu masuk ke gerbang tersebut dan menyusuri jalan nya
saja. Karena plang petunjuk menuju PLTA Saguling cukup jelas. Sayangnya, belum ada
angkutan umum untuk masuk ke daerah PLTA Saguling. Sehingga anda harus
menggunakan kendaraan pribadi atau naik ojeg. Atau jika anda ingin menikmati sensasi
sebagai traveller, anda dapat memberhentikan mobil angkutan terbuka yang biasa
digunakan masyarakat untuk berkebun.
Namun pada saat itu, kami mahasiswa/i Universitas Trisakti berangkat menggunakan
kendaraan bus pada pukul 05.00 pagi dan sampai di lokasi pukul 11.00 WIB. Kami
menempuh jarak 161,6 km dengan waktu kurang lebih 6 jam untuk sampai ke lokasi.
Perjalanan menuju kesana cukup melelahkan karena kami sudah lewat dari jadwal yang
sudah ditentukan. Saat di perjalanan kami juga dapat melihat tambang batu kapur, dan
banyak truk atau akomodasi pengangkut batuan tersebut untuk diolah kembali, kita juga
dapat melihat sekilas mesin-mesin yang digunakan untuk penghancuran batuan yang
sudah ditambang, juga pegunugan yang terlihat banyak batuan kapurnya.
2.2. PROFIL SINGKAT PERUSAHAAN
PT Indonesia Power, atau IP, adalah sebuah anak perusahaan PLN menjalankan usaha
komersial pada bidang pembangkitan tenaga listrik. Saat ini Indonesia Power merupakan
perusahaan pembangkitan listrik dengan daya mampu terbesar di Indonesia.
Cikal bakal perusahaan ini adalah PT Pembangkitan Tenaga Listrik Jawa-Bali I (PLN
PJB I), yang didirikan pada tanggal 3 Oktober 1995 sebagai anak perusahaan PLN yang
waktu itu baru saja berubah statusnya dari Perum menjadi Persero. Pada tanggal 3
Oktober 2000, PJB I berubah nama menjadi PT Indonesia Power. PT Indonesia Power
mengelola 5 Unit Pembangkitan (UP), 12 Unit Jasa Pembangkitan (UJP) serta 3 Unit
Pembangkitan dan Jasa Pembangkitan (UPJP) dan 1 Unit Jasa Pemeliharaan (UJH).
Bisnis utama IP adalah pengoperasian pembangkitan tenaga listrik melalui 5 (lima) UP
dengan total kapasitas terpasang sebesar 6.473 MW berikut DMN (Daya Mampu Netto)
per 1 Mei 2018 adalah:
1. UP Suralaya, berlokasi di ujung barat Pulau Jawa, Provinsi Banten mengelola 7 unit
Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang menggunakan batubara sebagai bahan bakar
utamanya. Dengan total kapasitas terpasang sebesar  3400 MW UP Suralaya
memproduksi lebih kurang 57% total produksi PT. Indonesia Power, hal ini
menjadikan UP Suralaya sebagai unit terbesar di Indonesia yang dimiliki PT
Indonesia Power.
2. UP Saguling, berlokasi di Rajamandala, Bandung Barat, Jawa Barat. Terdapat 8 sub
unit Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA) yang dikelola oleh UP Saguling yaitu PLTA
Saguling , PLTA Plengan, PLTA Lamajan, PLTA Cikalong, PLTA Bengkok, PLTA
Kracak, PLTA Ubrug dan PLTA Parakankondang dengan total kapasitas terpasang
sebanyak 797 MW. UP Saguling selain dioperasikan untuk mendukung beban puncak
di Sistem Jawa-Bali juga berfungsi sebagai pegatur frekuensi system dengan
menerapkan Load Frequency Control (LFC) dan dapat melakukan pengisian tegangan
3. UP Mrica, mengoperasikan Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA) yang berlokasi di
Banjarnegara Jawa Tengah. Terdapat 15 sub Unit yang dikelola UP Mrica yaitu
PLTA Wonogiri, PLTA Sempor, PLTA Wadaslintang, PLTA Kedungombo, PLTA
Jelok, PLTA Timo, PLTA Garung, PLTA Ketenger, PLTA Klambu, PLTA
Pejengkolan, PLTA Sidorejo, PLTA Tapen, PLTA Siteki dan PLTA Plumbungan
dengan total kapasitas terpasang sebesar 310 MW.
4. UP Semarang, mengoperasikan Pusat Listrik Tenaga Gas (PLTG), Pusat Listrik
Tenaga Gas & Uap (PLTGU) dan Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang terbesar di
3 lokasi yait PLTU dan PLTGU Tambak Lorok (Semarang). PLTG Lomanis
(Cilacap). Dan PLTG Sunyaragi (Cirebon). Dengan total kapasitas sebesar 1409 MW.
UP Semarang, Jawa Tengah memegang peranan yang penting dalam menjaga
keandalan dan mutu sistem kelistrikan Jawa Bali terutama Jawa Tengah.
5. UP Bali, mengoperasikan 12 unit Pusat Listrik Tenaga Diesel & Gas (PLTDG)
berlokasi di Pesanggaran, Denpasar, Bali. Selain itu, UP Bali juga memiliki Pusat
Listrik Tenaga Gas (PLTG) yang terletak di 3 sub unit, yaitu Pesanggaran, Pemaron
& Gilimanuk. UP Bali memiliki total kapasitas terpasang sebesar 557 MW.
6. UP Perak & Grati, berlokasi di Pasuruan, Jawa Timur mengelola dua Sub Unit
Pembangkitan (SUP) yaitu Perak & Grati. SUP Perak berlokasi di Kota Surabaya,
sedangkan SUP Grati di Pasuruan. UP Perak-Grati mengoperasikan PLTU, PLTG,
PLTGU dengan total kapasitas sebesar 864,08 MW

PT Indonesia Power juga mengoperasikan dan memelihara pembangkit dengan total


kapasitas terpasang sebesar 6.044 MW melalui 12 Unit Jasa Pembangkitan (UJP) berikut
DMN (Daya Mampu Netto) per 1 Mei 2018 adalah:

1. UJP PLTU Banten 1 Suralaya, Cilegon terletak di sebelah Timur PLTU Suralaya I
s/d 7 eksisting, Desa Suralaya Kecamatan Pulau Merak, Kotamadya Cilegon
Provinsi Banten. PLTU dengan kapasitas 1 X 625 MW melengkapi PLTU
Suralaya 1-7 yang telah beroperasi terlebih dahulu sejak 1984. Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono meresmikan PLTU ini pada 28 Desember 2011.
2. UJP PLTU Banten 2 Labuan, berlokasi di Desa Saketi Labuan Pandeglang,
Provinsi Banten. PLTU Labuan mempunyai kapasitas 2 X 300 MW dengan
kapasitas total 600 MW. PLTU Labuan dioperasikan oleh Unit Jasa Pembangkitan
(UPJ) PLTU Banten 2 Labuan yang dikelola oleh PT Indonesia Power setelah
diserahterimakan oleh Cengda sebaai pengebangan pembankit tersebut. Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono meresmikan PLTU Labuan Unit I pada 28 Januari
2010.
3. UJP PLTU Banten 3 Lontar, Tangerang memiliki kapasitas terpasang 3 X 315
MW dengan kapasitas total 945 MW. Terletak di Desa Lontar, Kecamatan Kemiri,
Kabupaten Tanggerang, Provinsi Banten. PLTU Lontar dioperasikan oleh Unit
Jasa Pembangkitan (UJP) yang berada di bawah pengelolaan PT. Indonesia Power.
4. UJP PLTU Jabar 2 Pelabuhan Ratu, Sukabumi memiliki kapasitas sebesar 3 X 350
MW dengan kapasitas total sebesar 1050 MW
5. UJP PLTU Jawa Tengah Adipala, merupakan pembangkit listrik PPDE 1 yang
terakir dibangun di Pulau Jawa dikelola (O&M) oleh PT. Indonesia Power melalui
Unit Jasa Pembangkitan (UJP) PLTU 2 Adipala. Pembangkit ini memiliki
kapasitas 1 X 660 MW. Berbeda dengan pembangkit PPDE lainnya, pembangkit
ini menggunakan Supercritical Boiler dengan tekanan uap mencapai 25,4 Mpa.
Saat ini pembangkit ini masih dalam masa konstruksi dan komisioning.
6. UJP PLTU Pangkalan Susu, berada di desa Tanjung Pasir Kec Pangkalan Susu,
Kab Langkat, Provinsi Sumatra Utara. PLTU Pangkalan Susu dengan adya
terpasang 2 X 2200 MW dengan kapasitas total 400 MW. Direncanakan COD
PLTU Pangkalan Susu pada 15 Oktober untuk unit 2 dan 15 Desember 2014 untuk
unit 1. PLTU Pangkalan Susu di bangun diatas area seluas 105 Ha.
7. UJP PLTGU Cilegon, Serang dengan kapasitas 740 MW
8. UJP PLTU Barru, Sulawesi Selatan dengan kapasitas 100 MW
9. UJP PLTU Jeranjang, Lombok Barat dengan kapasitas 75 MW
10. UJP PLTU Sanggau, Kalimantan Barat dengan kapasitas 14 MW
11. UJP PLTU Houltecamp, Jayapura dengan kapasitas 20 MW
12. UJP PLTU Sintang, Kalimantan Barat dengan kapasitas 63 MW

PT Indonesia Power juga memiliki 3 Unit Pembangkitan dan Jasa Pembangkitan (UPJP)
dengan total kapasitas terpasang sebesar 2.289 MW berikut DMN (Daya Mampu Netto)
per 1 Mei 2018 adalah:

1. UPJP Bali, Unit Pembangkitan dan Jasa Pembangkitan (UPJP) Bali berlokasi di
Denpasar, Bali mengelola 11 unit Pembangkit Tenaga Listrik Diesel (PLTD) dan
6 unit Pembangkit Tenaga Gas (PLTG) dengan total kapasitas terpasang sebesar
381,63 MW yang terletak di Pesanggaran-Denpasar, Gilimanuk dan Pemaron.
UPJP Bali memasok kebutuhan energi listrik di Pulau Bali yang kekurangannya
dipasok sistem Jawa-Bali melalui kabel laut dari Ketapang (P.Jawa) ke Gilimanuk
(P.Bali). pembentukan UPJP Bali pada 3 Maret 2014 yang selain mengelola
pembangkit yang dimiliki Indonesia Power, Juga mengelola jasa OM di Indonesia
Timur yang terdiri dari: PLTU Barru, Makasar; PLTU Ulumbu, NTI; PLTU
Jeranjang, Lombok; PLTU Haultecamp, Papua; PLTU Ambon dan PLTU Sangau
Kalimantan Barat.
2. UPJP Priok, berlokasi di pantai utara Jakarta mengelola 14 unit dengan 8 unit
PLTGU dan 6 Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD) dengan total kapasitas
terpasang 1.196,08 MW. UPJP Priok mengoperasikan 6 unit Pusat Listrik Tenaga
Diesel (PLTD) di Senayan berkapasitas 16,08 MW yang menjamin pasokan untuk
kebutuhan sidang- sidang MPR, serta mengelola jasa O&M milik PLN yaitu
PLTGU  Priok Blok 3 dengan kapasitas terpasang 740 MW.
3. UPJP Kamojang, mengelola 7 unit Pembangkit Tenaga Listrik Panas Bumi yang
berkapasitas sebesar 375 MW. Pembangkit - pembangkit tersebut dioperasikan
oleh 3 Sub Unit yaitu PLTP Kamojang (3 Unit) di Kabupaten Bandung, PLTP
Drajat (1 Unit) di Kabupaten Garut dan PLTP Gunung Salak (3 Unit) di
Kabupaten Sukabumi. Selain itu UPJP Kamojang juga mengelola jasa O&M milik
PLN yaitu PLTP Ulumbu dengan kapasitas terpasang 4 x 2,5 MW. Panas bumi
merupakan salah satu sumber energi yang dapat diperbaharui (renewable) dan
ramah lingkungan.

PT Indonesia Power juga mempunyai bisnis jasa pemeliharaan pembangkit listrik yang
diberi nama Unit Jasa Pemeliharaan (UJH) yang berkantor di jalan KS Tubun, Jakarta.
Unit Jasa Pemelihara (UJH) didirikan pada tahun 1996 dengan bisnis utamanya
menjalankan jasa pemeliharaan mesin-mesin pembangkit, jasa pengujian alat mesin,
kalibrasi instrumentasi, dan commissionig di lingkungan PT Indonesia Power dan
perusahaan-perusahaan lain. UJH telah mengadakan kerjasama dalam menangani
berbagai proyek pemeliharaan pembangkit baik yang berada di dalam negri maupun di
luar negri, diantaranya rabigh power plant di Saudi Arabia. IP juga mempunyai anak
perusahaan yang bergerak di bidang trading batubara yaitu PT Artha Daya Coalindo.
Sedangkan PT Cogindo DayaBersama adalah anak perusahaan IP yang bergerak di
bidang co-generation dan energy outsourcing.
2.3. SISTEM OPERASI UNIT PEMBANGKIT SAGULING

Gambar 2.3 a
Unit Pembangkit (UP) Saguling

Unit Pembangkitan (UP) Saguling yang mempinyai VISI, MISI, KOMPETENSI INTI,
serta TATA NILAI PERUSAHAAN sebagai berikut:
VISI:
Menjadi perusahaan energi terpercaya yang tumbuh berkelanjutan.
MISI:
Menyelenggarakan bisnis pembangkitan tenaga listrik dan jasa terkait yang bersahabat
dengan lingkungan.
KOMPETENSI INTI:
Operasi pemeliharaan pembangkit dan pengembangan pembangkit.
TATA NILAI PERUSAHAAN:
IP. AKSI
(integritas, profesional, proaktif, sinergi)

Unit Pembangkit Saguling merupakan salah satu Unit Pelaksana Pengusahaan yang
berada di bawah PT. INDONESIA POWER dan sebelumnya bernama PLN Sektor
Saguling terbentuk sesuai surat PLN Pusat No 064/DIR/1984 tanggal 10 Mei 1984 yang
mengelola PLTA Saguling. Dengan adanya perubahan Struktur Organisasi dalam rangka
menuju ke arah spesialisasi, maka keluar surat keputusan pemimpin PLN pembangkitan
dan penyaluran Jawa bagian Barat No. 001.K/030/DIR/1995 tanggal 16 Oktober 1995,
yaitu yang semula mengelola 1 (satu) Unit PLTA ditambah 7 (tujuh) Unit PLTA.
Sekarang yang dikelola Unit Pembangkitan Saguling menjadi 8 (delapan) Unit, yaitu:
PLTA Tahun Operasi Daya Terpasang Total (MW)
Saguling 1985, 1986 4 X 175,18 700,72
Kracak 1827, 1858 3 X 6,30 18,90
Ubrug 1924 2 X5,94 18,36
1950 1 X 6,48
Plengan 1922 3 X 1,08 6,87
1982 1 X 2,02
1996 1 X 1,61
Lamajan 1955 3 X 6,52 19,56
Cikalong 1925, 1934 3 X 6,40 19,20
Bengkok & Dago 1961 3 X 1,05 3,85
1 X 0,7
P. Kondang 1923 2 X 2,49 9,90
2 X 2,46
Jumlah Daya Terpasang 797,36

PLTA Saguling terletak sekitar 30 Km sebelah Barat kota Bandung dan 100 Km sebelah
tenggara kota Jakarta dengan kapasitas terpasang 4 X 174,18 MW dan produksi listrik
rata-rata per-tahun = 2158 GWH (CF=35,12%). Fungsi PLTA Saguling dalam sistem
kelistrikan se-Jawa & Bali, selain untuk memikul beban puncak juga berfungsi sebagai
pengatur frekuensi sistem, hal ini dimungkinkan dengan diterapkannya peralatan LFC
(Load Freqwency Control) di PLTA Saguling.
Sampai saat ini telah beroperasi 3 PLTA Sistem Kaskade di aliran sungai Citarum dan
salah satunya adalah PLTA Saguling yang lokasinya berada paling hulu. Sedangkan
dibagian hilirnya berturut-turut adalah PLTA Cirata dan PLTA Jatiluhur. Energi listrik
yang dihasilkan PLTA Saguling disalurkan melalui GITET Saguling dan
diinterkoneksikan ke sistem se-Jawa & Bali melalui saluran udara Tegngan Ekstra Tinggi
(SUTET 500 KV) untuk selanjutnya melalui GI-GI dan Gardu Distribusi disalurkan ke
konsumen dalam rangka pelestarian lingkungan, dilakukan pemantauan kualitas air
waduk, penghijauan daerah aliran sungai dan pembersihan sampah/gulma air secara
rutin. Dilaksanakan pemantauan Instrumentasi (Monitoring) yang meliputi survey,
Geoteknik, Instrumentasi DAM dan Sedimentasi. Sedangkan untuk pemantauan curah
hujan di DAS Citarum (Saguling) dan debit air masuk waduk serta air keluar pembangkit
di monitor dengan sistem Telementering.
Instalasi Waduk Saguling

Gambar 2.3 b
Waduk saguling

Waduk Bendungan
Duga muka air maks : ± 643,00 m Type : Urugan batu inti kedap air
Duga muka air min : ± 623,00 m Tinggi : 99,00 m
Luas waduk : 4869 Ha El. Pubncak bendugan: 650,20 m
Isi seluruhnya : 875 Juta m3 Panjang Bendungan : 301,40 m
Efektif : 611,5 Juta m3 Isi tubuh bendunga : 2,79Juta m

Rotor & Turbin PLTA Saguling


Genertor Merk : Mitsubishi
Type : Setengh Payung 3 Phase, Synchronous
Kapasitas : 4 X 206,1 MVA
Tegangan : 16,5 KV
Arus : 7,212 Amp.
Frekuensi : 50 Hz
Putaran : 333 Rpm
Gambar 2.3 c
Rotor

Turbin : Toshiba
Type : Francis Vertical
Kapasitas : 4 X 178,8 MW
Putaran : 333 Rpm
Debit pada Head Normal : 4 X 54,8 m/det
Head (Maks, Normal, Min) :363,6/355,7/343,4 m

Gambar 2.3 d
Turbin

PROSES PRODUKSI TENAGA AIR


Pada dasarnya energi adalah suatu besaran yang dimiliki oleh setiap benda yang ada di
alam ini, namun dari energi yang dikandung oleh setiap benda tersebut ada yang dapat
dimanfaatkan dengan mudah dan ada yang memerlukan usaha yang keras untuk
memanfaatkannya.  Memang untuk dapat menganbil manfaat dari energi yang
terkandung pada suatu benda diperlukan adanya suatu proses perubahan atau konversi
energi terlebih dahulu sehingga dapat bermanfaat dan berdaya guna.
Panas merupakan suatu bentuk energi yang dimiliki atau terkandung pada bahan bakar
seperti batubara atau minyak bumi.  Namun energi panas yang terkandung pada bahan
bakar tersebut baru akan berguna jika telah melalui suatu proses perubahan atau konversi
energi.  Minyak bumi mengandung energi panas yang akan muncul lewat suatu proses
pembakaran.  Proses paling sederhana untuk pemanfaatan bahan bakar minyak misalnya
jika kita memakai minyak tanah (kerosin) pada kompor minyak tanah.  Pembakaran
minyak tanah akan menghasilkan panas yang dapat dipakai untuk memasak makanan dan
minuman. 
Proses konversi energi lain yang sangat kita kenal adalah pada kendaraan bermotor
dimana bahan bakar minyak berupa premium atau solar dipakai pada kendaraan
bermotor. Premium atau solar tersebut merngalami proses pembakaran pada ruang bakar
mesin kendaraan bermotor. Dengan adanya pembakaran bahan bakar maka akan timbul
gaya dorong yang menimbulkan gerak translasi pada piston, gerakan translasi piston
tersebut selanjutnya oleh poros engkol (crankshaft) diubah menjadi gerakan putar yang
diteruskan pada ban kendaraan bermotor sehingga menjadi alat transportasi yang dapat
membawa manusia dan barang ke tempat yang diinginkan. Proses konversi energi dari
bahan bakar menjadi gerakan kendaraan bermotor tersebut merupakan contoh
pemanfaatan energi setelah diubah (dikonversi) pada bentuk energi lainnya yang lebih
bermanfaat.
Salah satu bentuk energi yang sangat mudah dimanfaatkan bagi kehidupan manusia pada
zaman modern ini adalah energi listrik. Energi listrik ini sangat bermanfaat bagi
kehidupan manusia , mulai dari lingkungan rumah tangga sebagai alat penerangan,
peralatan rumah tangga seperti pompa, kipas angin, rice cooker, air condition, radio, tv,
computer, alat-alat hiburan,  sampai di pabrik-pabrik dan industry, transportasi,
kesehatan, pertanian, komunikasi, dan berbagai bidang kehidupan lainnya, tidak akan
terlepas dari pemanfaatan tenaga listrik.
Batubara misalnya merupakan sumber  energi panas yang besar, energi panas tersebut
akan muncul jika terjadi proses pembakaran. Namun jika energi batubara tersebut diubah
menjadi energi listrik maka pemanfaatannya akan menjadi sangat beragam dan jauh
berguna, karena sebagaimana disebutkan di atas, energi listrik  mempunyai kegunaan
yang sangat besar pada berbagai bidang kehidupan.
Proses perubahan energi panas yang terkandung pada batubara tersebut menjadi energi
listrik berlangsung pada sebuah pembangkit tenaga listrik, yaitu pada sebuah Pembangkit
Listrik Tenaga Uap (PLTU) berbahan bakar batubara. Dengan demikian kita mengenal
berbagai macam Pembangkit Listrik yang berfungsi untuk mengubah atau mengkonversi
energi-energi primer menjadi energi listrik.  Jenis-jenis pembangkit listrik lainnya adalah
PLTU minyak, PLTU gas, PLTG, PLTP, PLTN dan PLTA.

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR


PLTA adalah pembangkit listrik yang memanfaatkan air sebagai energi primernya. Pada
dasarnya energi air yang dimanfaatkan tersebut adalah energi potensial , yaitu energi
yang berdasarkan pada perbedaan ketinggian. Energi potensial tersebut akan timbul jika
air mengalir dari tempat yang tinggi menuju ke tempat yang lebih rendah. Energi aliran
air tersebut dapat dimanfaatkan untuk memutar turbin air yang dihubungkan dengan
sebuah generator listrik. Putaran generator tersebut selanjutnya diubah menjadi energi
listrik.
Untuk dapat memahami proses perubahan dari energi potensial air menjadi energi listrik
yang berlangsung pada suatu PLTA, dapat dilihat pada gambar skematik yang
memperlihatkan susunan bangunan, khususnya saluran air (waterway) pada suatu PLTA.
Lalu pada gambar selanjutnya merupakan gambar potongan yang lebih rinci  pembangkit
listrik tenaga air mulai dari bendungan, pipa pesat, turbin, generator, trafo dan
transmission line.
Gambar 2.3 e
Skematik saluran air

Gambar 2.3 f
Skematik aliran air

Suatu PLTA biasanya dibangun pada suatu sungai yang mempunyai terjunan air sehingga
terdapat perbedaan ketinggian air antara bagian hulu sungai dengan sebelah hilirnya.
Semakin besar beda ketinggiannya maka akan semakin besar energi listrik yang dapat
dibangkitkan oleh PLTA tersebut. Agar terdapat perbedaan ketinggian yang lebih besar
pada suatu PLTA biasanya dibuat waduk dengan cara membendung aliran sungai
sehingga elevasinya naik, waduk juga berfungsi untuk menampung dan menyimpan air
sehingga dapat dimanfaatkan pada musim kemarau dimana aliran air di sungai tidak
cukup untuk mengoperasikan PLTA.
Gambar 2.3 g
Waduk PLTA Saguling

Waduk tersebut sebenarnya adalah sebuah danau yang dibuat dengan cara membuat
bendungan pada  sungai. Dengan demikian jika PLTA tersebut memanfaatkan air dari
danau alam, maka tidak perlu lagi dibuat bendungan atau waduk.  Selanjutnya air yang
tertampung pada waduk atau danau alam dialirkan melewati pintu pengambilan air
(intake) melewati saluran air. Saluran air yang mendatar tersebut dapat berupa saluran
terbuka (open channel), maupun saluran tertutup (tunnel), jika merupakan saluran
tertutup disebut sebagai saluran tekan (headrace tunnel) selanjutnya dialirkan melalui
pipa pesat (penstock).
Sebelum melalui pipa pesat, air biasanya melewati bangunan yang disebut tangki
pendatar (surge tank) yang berfungsi sebagai pengaman pipa pesat apabila terjadi
perubahan tekanan secara tiba-tiba pada pipa pesat akibat beroperasinya katup utama
(inlet valve). Namun jika pipa pesat tidak terlalu panjang seperti pada gambar kedua,
maka tidak diperlukan tangki pendatar. Setelah melewati pipa pesat, air masuk ke turbin
air melalui katup utama yang berfungsi untuk membuka dan menutup aliran air dari pipa
pesat ke turbin. Air tersebut memutar sudu-sudu turbin (runner) dan kembali ke sungai
melalui saluran pembuangan akhir (tailrace).
Poros turbin yang berputar tersebut dikopel dengan suatu generator sehingga generator
ikut berputar dan menghasilkan energi listrik pada tegangan tertentu sesuai dengan
generatornya. Selanjutnya tegangan tersebut dinaikkan pada trafo utama (main
transformer). Listrik yang telah dinaikkan tegangannya oleh trafo utama tersebut
disalurkan ke system interkoneksi tenaga listrik melalui suatu gardu induk (sub-station).
Besar energi yang dapat dibangkitkan pada pembangkit listrik tenaga air ditentukan oleh
2 (dua) faktor, yaitu :
1. Beda ketinggian antara bagian atas aliran air sebelum masuk pipa pesat dengan
ketinggian air saat keluar pipa pesat, atau lazim disebut sebagai Head.
2. Debit aliran air yang mengalir melalui pipa pesat  dan menggerakkan turbin
Dengan demikian untuk mengetahui besar daya listrik yang dapat dihasilkan  dari sebuah
sungai atau saluran, maka diperlukan data besar laju aliran air serta head yang tersedia
dari sungai tersebut. Debit atau laju aliran air adalah besar air (dalam m 3 atau liter) yang
mengalir per satuan waktu tertentu pada cross section dari sungai. Laju aliran air tersebut
biasanya diukur dalam meter kubik per detik (m3/s) atau liter per detik (l/s).
Sedangkan yang dimaksud dengan head atau tinggi jatuh adalah perbedaan ketinggian
(level) air antara reservoir atas (sebelum masuk pipa pesat) dengan ketinggian tempat
terletaknya turbin air.
Disamping faktor Head dan Debit tersebut di atas, maka yang tak kalah pentingnya dalam
menentukan besar daya yang akan dihasilkan oleh sebuah pembangkit listrik tenaga air
adalah faktor efisiensi. Efisiensi tersebut merupakan perkalian dari efisiensi komponen-
komponen yang dipakai pada seuatu pembangkit listrik tenaga air, yaitu mencakup
efisiensi laju aliran air pada pipa pesat, efisiensi turbin, efisiensi sistem transmisi
mekanik, efisiensi generator, transformer dan sistem transmisi energi listrik.
Daya teoritis (P) yang dapat dihasilkan oleh laju aliran air dan ketinggian tertentu
berbanding lurus (proporsional) dengan head H dan laju aliran (Q), sebagai berikut :

P  =   ρ x  g  x  Q  x  H   x  η
              
dimana     :  
             P    =   daya yang dihasilkan          ( kW )
             ρ    =   berat jenis air                ( kg / m3 )
             g    =   percepatan gravitasi        ( m / s2 )
             Q   =    debit aliran air                 ( m3 /s )
             H    =   tinggi jatuh, head                 ( m )
              η    =  efisiensi total
Sebagai contoh dari penggunaan rumus tersebut dapat kita coba menghitung daya PLTA
Saguling yang terdiri dari 4 turbin dengan kapasitas masing-masingnya 178,8 Mega
Watt.
Dari brosur yang ada tercantum bahwa PLTA Saguling  mempunyai Head normal sebesar
355,7 meter dan debit pada Head normal sebesar 4 x 54,8 m3/detik.
Jika kita masukkan pada rumus di atas, maka kita akan peroleh angka sebagai berikut : 
178.800  kW  =  9,8  x   1 x  54,8 x  355,7  x  η
Sehingga kita peroleh besar efisiensi         η    =   93,60 %
Angka 93, 60 %  tersebut merupakan angka yang normal yang cukup baik dari efisiensi
turbin Francis pada suatu PLTA. Hal yang sama dapat kita lakukan untuk PLTA-PLTA
yang lain, yaitu dengan cara memasukkan data kapasitas daya, debit dan head pada rumus
di atas, sehingga diperoleh besar efisiensi total.

2.3.1 FOTO DAN KETERANGAN FUNGSI MESIN


Gambar 2.3.1 a
Diagram kontrol
1. Terdapat ruang pengendali
Dimana di dalamnta terdapat diagram yang tersambung ke mesin yang
fungsinya adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengendalikan mesin-mesin
b. Untuk mengatur frekuensi elepsi (mengatur naik-turunnya daya
mesin berdasarkan sistem)
c. Untuk mengatur tegangan (menyuplai tegangan)
d. Untuk gledstar (energi generator) ketika terjadi gangguan
Karena dengan adanya energi generator ini PLTA Saguling dapat
menjadi pemasok energi tercepat saat terjadi gangguan, dengan
hanya membutuhkan waktu 5 sampai 6 menit sampai gangguan
tersebut mulai teratasi kembali secara perlahan. Keunggulan dari
mesin ini adalah bahan bakarnya murah.
Di dalam sistem terdapat daya reaktif dan daya aktif, saat kami
mengunjungi tempat tersebut hanya terdapat satu mesin yang sedang
beroperasi, daya aktif yang dapat dilihat saat itu adalah 998 sedangkan
daya reaktif yang terlihat adalah 286.
Di dalam sistem terdapat pula penghitung frekuensi, bila terlihat angka
frekuensi diatas 50 maka dapat diartikan bahwa pembangkitan besar dan
pemakaian kecil, tetapi sebaliknya bila angka di bawah 50 maka dapat
diartikan bahwa pembangkitan kecil dan pemakaian besar.
Di dalam sistem pula, terdapat bermacam kabel yang berwarna beda yang
maasing-masing dari warna tersebut memiliki artinya tersendiri, seperti
kabel kuning berarti daya yang di hantarkan adalah 16,5 kcp sebelum
mencapai kabel merah dengan daya 500 kcp, dari kabel merah ini nantinya
akan terkoneksi ke generator yang membutuhkan daya. Lalu ada juga
kabel orange dengan daya 20 kcp hingga 380 kcp.
Dari sistem kita juga dapat memantau ketinggian air Waduk Saguling saat
kami datang kesana ketinggian air Waduk Saguling adalah 640, 96.
Terdapat tingkatan ketinggian air Waduk yaitu sebagai berikut:
a. 620,3 m ini adalah titik terendah air dimana elevasi sudah mati dan
tidak boleh dioperasikan lagi. Biasanya pada waduk ini terdapat
sedimentasi yang tinggi.
b. 620,5 m ini adalah titik minimum air waduk, elevasi hanya dapat
dilakukan bila terdapat kondisi darurat saja.
c. 640,3 m ini adalah titik tinggi air waduk.
d. > 640,3 m pada titik ini airnya harus dibuang untuk mengamankan
atau dimanfaatkan warga sekitar untuk mengairi sawah.
e. 640, 5 m pada titik ini bendungan sudah terendam semua.

gambar 2.3.1 b
generator
2. Sistem utama generator terdapat 4 mesin yang terdapat di PLTA Saguling
berkapasitas 174 MW dengan total keseluruhan 797 MW. Memiliki 7 sub
unit di seluruh Jawa Barat berkapasitas 150 MW ke area.
Generator ini mampu membangkitkan 2500 MW daya ini cukup untuk 1
Provinsi. Jika terdapat masalah dan tidak dapat ditanggulangi maka
bendungan dapat bocor hingga menyebabkan banjir sampai ke Jakarta.
Dalam generator juga harus di cek kebersihannya setiap seminggu sekali
agar tidak terjadi hal hal yang tidak diinginkan, karena generator ini bukan
alat yang bisa dibilang kecil. Jika terlihat lampu generator nyala itu berarti
generator sedang beroperasi. biasanya tiap generator memiliki beban yaitu
daya atau energi yang dihasilkan. Beban yang dihasilkan biasanya
berbanding lurus dengan pemakaian. Misalnya 10 MW untuk 1
kota/1provinsi. Air yang dikeluarkan harus sama dengan beban yang
dikeluarkan.
Prinsip kerja dari generator ini adalah untuk mengkompetensikan air yang
dialiri melalui terowongan potensial ke kinetik hingga sampai ke turbin
yang dirubah melalui energi putar atau mekanik hingga menjadi energi
listrik yang dapat dialirkan ke masyarakat sekitar.
3. Pada ruangan generator terdapat total 5 lantai ke bawah. Pada lantai 1
(base) terdapat 2 trafo. Setiap generator memiliki exixtansinya sendiri
dapat dilihat dari trafonya. Jika salah satu trafo terganggu maka itu tidak
akan mengganggu kinerja trafo yang lain.

Gambar 2.3.1 c
Trafo 1 (Str 1)
Gambar 2.3.1 d
Trafo 2 (Str 2)
Selain trafo juga terdapat trafo ps yaitu trafo untuk pemakaian sendiri.
4. Gladstar, merupakan pembangkitan awal paling besar (Suralaya) dengan
stok daya 100 MW.
5. Trafo eksetasi mempunyai fungsi untuk memantau arus dan panel.
6. Alat untuk mengangkut, biasanya dipakai untuk mengangkut alat alat berat
yang dibutuhkan.
7. Tabung CO2, jika terjadi kebakaran di lantai bawah, di setiap lantai
disediakan tabung CO2 untuk memadamkan api.
8. Mepel, fungsinya adalah untuk menghubungkan dari generatir ke turbin.
Gambar 2.3.1 e
Mepel
9. Sistem hidrolik, adalah pipa yang berisikan oli untuk mengendalikan
peralatan di PLTA. Pipa ini tersambung dengan mesin ekstenjer untuk
pendinginan air dari oli panas agar menjadi dingin. Sistem ini juga
mengendalikan sistem menggunakan minyak bertekanan (±60 bar).

Gambar 2.3.1 f
Pipa oli
10. Turbin control, acuator, gov. Regulator, beerfungsi untuk melihat
parameter tekanan.

Gambar 2.3.1 g
Turbin control
11. Pengontrolan parameter, untuk mengaktifkan alat bantu secara manual.

Gambar 2.3.1 h
Parameter
12. Sistem Hidroling, adalah pengontrolan menggunakan air yang terdapat Ag2
di bagian bawah minyak yang bertekanan untuk membuka/menutup falek-
falek air.

Gambar 2.3.1 i
Sistem hidroling
13. Inlap felek, adalah alat yang membuka dan menutup aliran air dari dam ke
turbin.
2.3.2 MASALAH UP SAGULING
Masalah utama pada UP Saguling adalah pembuangan limbah-limbah cair
dari pabrik padalarang dan nanjung ke waduk atau aliran air sekitar yang
menyebabkan terjadinya sedimentasi sehingga alat-alat yang ada di Waduk
Saguling menjadi korosi dan ikan-ikan mati.
Untuk sementara, penanggungan masalah limbah ini dibangunnya pundakan
sebelum limbah tersebut mencapai Waduk Saguling. Proses sedimentasi
limbah ini diperkirakan sampai ± 50 tahun kedepan.

Gambar 2.3.2 a
Limbah perairan didekat UP Saguling
2.3.3 HARAPAN UP SAGULING
UP Saguling memiliki harapan kedepannya akan membangun tenaga surya
dengan daya 50 MW.

2.3.4 HIJAUNESIA POWER


Indonesia Power telah menetapkan di dalam Rencana Jangka Panjang
Perusahaan (RJPP) untuk mengembangkan Green Power Plantyang akan
direalisasikan melalui beberapa inisiatif strategis berkelanjutan.
Komitmen pengembangan green power plant ini diwujudkan dalam tema
Hijaunesia Power yaitu Indonesia Power merupakan perusahaan yang
memiliki sumber daya dan kekuatan untuk menciptakan dan membangun
perilaku mengutamakan Safety & Green dilingkungan internal maupun
eksternalnya mewakili “Indonesia yang Hijau” = Hijaunesia. Perusahaan
memiliki sumber daya yang diperlukan untuk menegakkan prinsip Triple
Bottom Line untuk mendorong keberlanjutan operasi perusahaan dan
bisnisnya.
Brandline “Power Peduli Planet” merupakan terjemahan Indonesia Power atas
konsep Triple Bottom Line (People, Profit, Planet) yang merupakan landasan
bagi keberlanjutan sebuah bisnis.
Brandline “Power Perduli Planet” merupakan satu kalimat utuh yang
mempunyai makna “kekuatan untuk perduli kelestarian lingkungan hidup di
muka bumi”. Power dalam bentuk energi internal (semangat, komitmen, dan
tindakan) untuk mengimpleentasi program-program yang fokus pada
pengelolaan lingkungan. Power dalam bentuk energi keluar adalah unuk
mendorong edukasi mengenai lingkungan melalui bimbingan kepada pramuka
sesuai Saka Kalpataru, edukasi dini kepada siswa sekolah dasar dan
menengah serta energi untuk mendorong masyarakat umum untuk bersama-
sama melakukan kegiatan pengelolaan dan konservasi lingkungan.
Melalui Power Indonesia Power juga ingin menyampaikan bahw energi untuk
melakukan perubahan dan konservasi lingkungan merupakan power yang
dimiliki oleh setiap orang.

2.3.5 SUMBER DAYA MANUSIA


Dengan mengedepankan people excellence sebagai salah satu pilar Indonesia
Power dalam the way we do business di Indonesia Power Way, kami sangat
menyadari faktor penting pengelolaan SDM untuk pencapaian kinerja
perushaan dan keberlangsungan Perusahaan dalam jangka panjang. Untuk
memastikan ketersediaan SDM yang mampu memenuhi tuntutan bisnis, kami
menerapkan Managemen SDM Berbasis Kompetensi (MSDMBK) yang
dilaksanakan melalui serangkaian sistem yang dibentuk berdasarkan best
practice dan kebutuhan perusahaan.
Secara berkala kami memastikan kesiapan SDM dan organisasi melalui
pengelolaan Human Capital Readiness (HCR) dan Organization Capital
Readiness (OCR). HCR adalah untuk memastikan kesiapan kompetensi dan
ketersediaan jumlah tenaga kerja diseluruh unit, sedangkan OCR adalah untuk
memastikan kesiapan budaya, kerjasama tim, dan kaderisasi di perusahaan.
Untuk pengembangan pegawai, Indonesia Power membentuk Perak Learning
Center (PLC) yang memfokuskan diri pada pengembangan pegawai di bidang
OM dengan menggunakan simulator pembangkit. Selain pengembangan
pegawai di bidang OM, pengembangan pegawai di seluruh fungsi
dilaksanakan secara berkala berdasarkan rencana pendidikan dan pelatihan
(rendiklat) tahunan yang disusun berdasarkan kebutuhan kompetensi jabatan
(KKJ) yang didefinisikan berdasarkan Direktori Kompetensi yang dimiliki
Perusahaan.
Selain pendidikan dan pelatihan yang dilakukan di dalam kelas, Indonesia
Power juga mengembangkan metodeon the job training dan mendorong
pengembangan pegawai langsung oleh atasan mengenai coaching, mentoring,
dan counseling. Selain pengembangan kemampuan teknis, perusahaan juga
memastikan pengembangan pegawaidalam aspek soft competency juga
terkelola dengan baik dengan mekanisme yang sama ddan secara berkala
dipantau melalui mekanisme penilaian kompetensi baik oleh atasan maupun
melalui mekanisme assessment center.
Kami juga meyakini bahwa selain kemampuan teknis dan soft competency
yang perlu dikembangkan, perusahaan juga harus memperhatikan tingkat
kepuasan dan keterikatan (engagement) pegawai pada perusahaan yang
senantiasa dipantau melalui pengukuran dengan metode survey Human
Resources Satsifaction and Engagement (HRSE) setiap tahunnya.
Engagement pegawai merupakan hal yang penting karena dapat mendorong
dan memotivasi kinerja serta membuat pegawai semakin terikat dengan
perusahaan. Hasil survey ini digunakan sebagai mekanisme feedback untuk
perbaikan dalam pengelolaan SDM dan sistem kepemimpinan yang ada di
perusahaan.

2.3.6 PROGRAM INPOWER-CARE UP SAGULING


Program ini adalah program yang sering dilaksanakan oleh UP Saguling
kepada masyarakat sekitar, agar dapat menjalin kerja sama dalam
melaksanakan kelestarian lingkungan sekitar.
Gambar 2.3.6 a
Program Inpower-Care
Dengan pelayanan masyarakat berupa:
1. Bantuan sarana dan prasarana
2. Bantuan pelayanan kesehatan
3. Bantuan pelayanan pendidikan
4. Bantuan bencana alam.

Gambar 2.3.6 b
Bakti pelayanan masyarakat

Bakti pembina hubungan berupa:


1. Komunikasi sosial
2. Partisipasi kegiatan hari besar
3. Partisipasi masyarakat.
Gambar 2.3.6 c
Bakti pembina hubungan

Bakti pemberdayaan masyarakat berupa :


1. Bantuan pengembangan dan modal usaha
2. Bantuan penunjang keahlian
3. Bantuan pemasaran produk
4. Riset dan pengembangan
Gambar 2.3.6 d
Bakti pemberdayaan masyarakat

BAB III

KESIMPULAN

Sebagaimana tercantum di dalam Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP), Indonesia


Power berkomitmen untuk mewujudkan green company dengan memastikan seluruh
pembangkitnya dan proses terkait dikelola secara baik untuk memastikan pasokan energi
listrik yang berkesinambungan kepada pelanggan dan tetap menjaga lingkungan. Seluruh
proses yang ada di perusahaan dikelola untuk meminimalisir dampak dari proses produksi
terhadap lingkungan, untuk meningkatkan efisiensi energi, untuk menghemat pemakaian air
dan sumber daya alam dan untuk melakukan pengelolaan limbah. Sebagai bentuk pengelolaan
terpadu, Indonesia Power menerapkan RJPP ke dalam Program Kerja Lingkungan yang
senantiasa dievaluasi secara berkala di seluruh unit bisnisnya. Indonesia Power
mengembangkan 3 kegiatan pengembangan masyarakat yang disebut INPOWER CARE
(Community Assistant, Relations, dan empowerment).
Lampiran :

Gambar 1
Foto kelompok 10 di UP Saguling

Anda mungkin juga menyukai