Chapter II PDF
Chapter II PDF
Botani Tanaman
sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Caryophyllales
Famili : Nyctaginaceae
Genus : Bougainvillea
meter. Sistem dari perakarannya adalah tunggang. Dengan akar – akar cabang
yang melebar ke semua arah dengan kedalaman 40 – 80 cm. Akar yang terletak
dekat ke permukaan tanah kadang tumbuh terus atau akar bakal tanaman baru
(Hasim, 1995).
bercabang dan beranting banyak, sehingga bila tanaman ini dibiarkan tumbuh
alami dapat mencapai ketinggian 15 meter. Pada bagian batang, cabang ataupun
ranting terdapat duri – duri yang bentuknya “kait” sebagai alat pemanjat
(Rukmana, 1995).
Daun – daun tumbuh rimbun secara tunggal, bentuknya mirip jantung hati
yang dasarnya agak bulat (bundar) dengan warna hijau tua namun ada yang pula
kuningan (Rukmana,1995).
terdiri dari tiga bunga atau menggerombol tiga – tiga. Anak payung terkumpul
menjadi malai dengan ujungnya yang berdaun. Anak tangkai bunga pada setiap
bunga melekat dengan tulang daun tengah dari daun pelindung yang besar
(Suryowinoto, 1997).
panjang satu sentimeter, berbiji dua atau karena kegagalan berbiji satu dan tidak
Syarat tumbuh
Iklim
Tanaman Bugenvil dapat hidup dengan baik di tempat – tempat yang
terbuka atau di tempat yang terlalu terlindungi oleh cahaya matahari, baik di
dataran rendah maupun dataran tinggi, yakni pada ketinggian 1 – 1000 m diatas
Curah hujan bagi pertumbuhan bunga bugenvil yang baik adalah 1500 –
3000 mm/tahun dan di daerah cukup sinar matahari tanaman ini akan cepat
berbunga serta berbatang kokoh. Sinar matahari pagi lebih baik dari pada sinar
matahari sore, yang dapat menyebabkan kekeringan pada tanaman. Tanaman ini
(Rismunandar, 1995).
Kramer dan Kozlowski (1960) menyatakan bahwa, suhu udara yang tepat
pembentukan akar adalah 21 - 27° C (70 – 80 °F). Pada umumnya suhu yang
optimum digunakan adalah 29°C, sedangkan suhu media sekitar 24°C, karena
pada kisaran suhu tersebut terjadi pembagian sel dalam daerah perakaran yang
distimulir. Suhu rendah mampu membantu terbentuknya jaringan kalus dan suhu
Tanah
Menurut Kramer dan Kozlowski (1960), lingkungan perakaran atau media
tumbuh ideal adalah media yang dapat memberikan porositas yang cukup dengan
kemampuan drainase yang baik, serta bebas dari hama penyakit, sedangkan pH
Menurut Prastowo et al., (2006), syarat media tumbuh yang baik adalah
ringan, murah, mudah didapat, porus (gembur) dan subur (kaya unsur hara).
Media yang digunakan untuk penyetekan diusahakan lembut, beraerasi baik dan
steril. Media yang baik tersebut antara lain vermikulite, perlite, gambut dan pasir.
Selain itu, media yang berasal dari sabut kelapa dan sekam padi sangat cocok
Stek
seperti akar, batang, daun dan tunas dengan maksud agar bagian – bagian tersebut
membentuk akar.
Cara stek banyak dipilih orang, apalagi bagi pengebun buah – buahan dan
tanaman hias. Alasannya, karena bahan untuk membuat stek ini hanya sedikit,
tetapi dapat diperoleh jumlah bibit tanaman dalam jumlah banyak. Tanaman yang
dihasilkan dari stek biasanya mempunyai persamaan dalam umur, ukuran tinggi,
ketahanan terhadap penyakit, dan sifat – sifat lainnya. Selain itu kita juga
memperoleh tanaman yang sempurna yaitu tanaman yang telah memiliki akar,
Stek cabang atau stek kayu meliputi stek cabang yang telah tua dan cabang
yang setengah tua. Pohon buah – buahan yang biasanya dapat distek cabang
tuanya adalah kedondong, jambu air, jambu semarang, beberapa jenis jeruk
(seperti rough lemon, japansche citroen), buah negeri, markisa, delima, ceremai,
adpokat, dan anggur. Sedang tanaman hias yang dapat dikembangbiakkan dengan
stek cabang biasanya memerlukan cabang yang setengah tua, misalnya bugenvil,
melati, mawar, dan klerodendron. Walaupun demikian ada juga tanaman hias
yang dapat diperbanyak dengan stek cabang yang telah tua, misalnya kembang
Menurut Ashari (1995) proses pertumbuhan akar adventif terdiri dari tiga
tahap, yaitu (1) Diferensiasi sel yang diikuti dengan inisiasi akar (2) Diferensiasi
sel-sel meristematis sampai terbentuk primordia akar dan (3) Munculnya akar -
akar baru.
bahan stek, jenis tanaman, adanya tunas dan daun muda pada stek, persediaan
bahan makanan, dan zat pengatur tumbuh (Kramer dan Kozlowzky, 1960)
Menurut Hartman dan Kester (1983), stek yang berasal dari tanaman muda
akan lebih mudah berakar dari pada yang berasal dari tanaman tua, hal ini
disebabkan apabila umur tanaman semakin tua maka terjadi peningkatan produksi
b. Jenis Tanaman
dengan cara stek bergantung pada kesanggupan jenis tersebut untuk berakar. Ada
jenis yang mudah berakar dan ada yang sulit. Kandungan lignin yang tinggi dan
jenis - jenis tanaman yang sulit berakar, dengan cara menghalangi tempat
Adanya tunas dan daun pada stek berperan penting bagi perakaran. Bila
seluruh tunas dihilangkan maka pembentukan akar tidak terjadi sebab tunas
berfungsi menghasilkan suatu zat berupa auksin yang berperan dalam mendorong
diambil dari tanaman dengan C/N ratio yang tinggi akan berakar lebih cepat dan
karena batang mempunyai persedian bahan seperti karbohidrat dan nitrogen yang
cukup dan terdapat mata tunas untuk pertumbuahan tajuk. Pertumbuhan akar akan
diinisiasi oleh jaringan meristem yang aktif oleh adanya hormon seperti auksin.
Pada kondisi lingkungan tumbuh yang sesuai, stek batang lebih mudah
membentuk bagian-bagian vegetatif yang lain dan tumbuh menjadi individu yang
Zat pengatur tumbuh (ZPT) adalah senyawa organik bukan nutrisi yang
Media Tanam
kering untuk pembungaan. Oleh karena itu, untuk mencapai kondisi tersebut dapat
merupakan salah satu campuran media tanam yang dapat menciptakan kondisi
green leaf, atau arang sekam atau bentuk media lainnya. Menurut Harjadi (1989),
apabila media tanam yang digunakan hanya terdiri dari media tanah saja, pada
umumnya kurang memenuhi syarat media tanam yang baik. Media tanah saja
dapat bersifat terlalu liat atau terlalu berpasir sehingga kurang memenuhi syarat
pertumbuhan tanaman yang baik. Oleh karena itu, media tanah perlu dicampur
tanaman tersebut membentuk akarnya pada media tanam dengan baik, selain itu
akar tanaman pun dapat tumbuh dengan sempurna karena didukung oleh aerase
dan drainase media tanam yang terjamin. Sirkulasi dan ketersediaan udara yang
memadai sangat dibutuhkan oleh sel – sel akar untuk bernafas. Kekurangan
(drainase) yang berjalan lancar akan mendukung akar – akar tanaman leluasa
bernafas, member kesempatan yang besar bagi akar untuk menyerap zat – zat
penyakit seperti penyakit busuk akar atau busuk batang (Agoes, 1994).
adalah salah satu bahan sintesis atau hormon tumbuh yang mempengaruhi proses
zat-zat penggerak atau pemacu ini dikenal sebagai fitohormon, yang mengawali
seperti tunas, daun, akar, dan lain-lain. Hormon alami yang terdapat di dalam
jaringan stek umumnya kurang memadai dan aktivitasnya relatif lambat sehingga
akar. Oleh karena itu, diperlukan penambahan hormon yang berasal dari luar
jaringan stek.
Di dalam praktek pemakaian, IBA dan NAA lebih stabil sifat kimianya
harus hati – hati agar konsentrasi optimum tidak terlampaui. IBA bersifat lebih
baik daripada IAA dan NAA, karena kandungan kimianya lebih stabil serta tidak
bersifat toksik dalam konsentrasi tinggi, dan daya kerjanya lebih lama dan relatif
memperoleh respon yang lebih baik terhadap perakaran stek (Kusumo, 1984).
tumbuhan dikotil, (4) memacu pembesaran sel pada kotiledon dan daun tumbuhan
sitokinin terhadap auksin dipertahankan, akan tumbuh sel meristem pada kalus;
sel tersebut membelah dan mempengaruhi sel lainnya untuk berkembang menjadi
kuncup, batang, dan daun. Tapi apabila nisbah sitokinin – auksin diperkecil,
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bahan stek tanaman
pasir serta kompos sebagai campuran media tanam, kotak stek sebagai tempat
tumbuh Indole Butyric Acid (IBA) dan Benzyl Adenin Purin (BAP) sebagai
tanaman, meteran untuk mengukur luas lahan dan tinggi tanaman, timbangan
analitik untuk mengukur bobot akar kering/basah, jangka sorong untuk mengukur
sebagai wadah rendam zat pengatur tumbuh, label untuk menandai perlakuan,
oven sebagai alat penurun kadar air tanaman, desikator untuk menjaga kadar air
Metode Penelitian
D1 = Diameter 6 mm
D2 = Diameter 12 mm
D3 = Diameter 18 mm
K0 = 0 (aquades) ppm
Jumlah plot : 12
Panjang plot : 60 cm
Lebar plot : 40 cm
sebagai berikut :
Dimana :
Yijk = Hasil pengamatan perlakuan ZPT pada taraf ke-i dan diameter batang
pada
taraf ke-j
μ = Nilai tengah
(αβ)ij = Pengaruh interaksi ZPT pada taraf ke-i dan diameter batang pada taraf ke-
eijk = Pengaruh galat yang disebabkan perlakuan ZPT pada taraf ke-i dan