Anda di halaman 1dari 46

PENGARUH PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANEMIA

DENGAN KEPATUHAN MENGONSUMSI MAKANAN MENGANDUNG


ZAT BESI DI PUSKESMAS DESA GALUHTIMUR KECAMATAN
TONJONG KABUPATEN BREBES

PROPOSAL
SKRIPSI

Diajukan guna memenuhi sebagian persyaratan menyelesaikan pendidikan Strata I


Keperawatan di Universitas Harapan Bangsa

Oleh :
(NITA KHIKMATUL AENI)
NIM : 170103061

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA
2020

i
LEMBAR PERSETUJUAN
PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANEMIA


DENGAN KEPATUHAN MENGONSUMSI MAKANAN MENGANDUNG
ZAT BESI DI PUSKESMAS DESA GALUHTIMUR KECAMATAN
TONJONG KABUPATEN BREBES

Proposal Skripsi
Disusun Oleh :

(NITA KHIKMATUL AENI)


NIM : 170103061

Telah disetujui untuk dilakukan seminar proposal skripsi


Pada tanggal …………………………

Purwokerto, 21 April 2020

Menyetujui
Pembimbing I Pembimbing II

Nama Dosen Pembimbing I Nama Dosen Pembimbing II


NIK: …………………… NIK: ………………….

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal
penelitian yang berjudul “PENGARUH PENGETAHUAN IBU HAMIL
TENTANG ANEMIA DENGAN KEPATUHAN MENGONSUMSI MAKANAN
MENGANDUNG ZAT BESI DI PUSKESMAS DESA GALUHTIMUR
KECAMATAN TONJONG KABUPATEN BREBES” tepat pada waktunya.
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun materiil sehingga proposal
penelitian ini dapat selesai. Ucapan terima kasih ini penulis tujukan kepada :
1. Kedua orangtua saya yang telah memberikan semangat, doa, dan motivasi
kepada saya.
2. Ibu Wilis Sukmaningtyas, S.ST, S.Kep, Ns, M.Kes selaku dosen pembimbing
saya yang telah meluangkan waktunya dan pemikirannya untuk membimbing,
sehingga saya dapat menyelesaikan proposalpenelitian ini.
3. Teman-teman yang sudah memberikan semangat kepada.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih banyak kekurangan. Oleh karena
itu, bagi seluruh pembaca karya tulis ini, masukan, kritikan, dan saran sangat
penulis harapkan demi meningkatkan kualitas penelitian selanjutkan, semoga
para pembaca dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan pengetahuan mengenai
pembuatan karya tulis ilmiah ini.

Purwokerto, 21 April 2020

iii
DAFTAR ISI

iv
DAFTAR TABEL

v
DAFTAR GAMBAR

vi
DAFTAR LAMPIRAN

vii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehamilan merupakan fase penting kehidupan karena menentukan
lahirnya sumberdaya manusia yang berkualitas. Oleh sebab itu ibu hamil
maupun janin membutuhkan asupan gizi yang cukup. Angka kecukupan
gizi (AKG) bagi wanita Indonesia untuk energi sebesar 2.175 kilo kalori
(kkal) dan protein sebesar 57 gram per orang per hari. Ibu hamil trimester
pertama harus mendapat penambahan kalori sebesar 180 kkal dan protein
sebesar 20 gram. Ibu hamil trimesterbkedua dan ketiga membutuhkan
tambahan kalori sebesar 300 kkal dan protein sebesar 20 gram. Selain gizi
makro, kebutuhan gizi mikro terutama zat besi (Fe) berperan penting bagi
ibu hamil sebagai sumber pembentukan sel-sel darah merah. Anemia
merupakan salah satu gangguanngizi pada ibu hamil.
Anemia merupakan kondisi kadar hemoglobin di bawah 12 g/dL
untuk wanita tidak hamil pada usia reproduksi (15-49 tahun) dan di bawah
11 g/dL untuk wanita hamil. Anemia pada kehamilan merupakan masalah
nasional dan internasional karena mencerminkan nilai kesejahteraan sosial
ekonomi masyarakat sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia.
Anemia dikenal dengan istilah “potential danger to mother and child”
(potensial membahayakan ibu dan anak) (Manuaba, 1998).
Angka kesakitan anemia di dunia termasuk tinggi. Prevalensi
anemia dari 185 negara pada tahun 2011 diperkirakan mencapai 29 persen
untuk wanita tidak hamil dan 38 persen untuk wanita hamil, sehingga
setidaknya 533 juta jiwa mengalami gangguan gizi anemia. Hasil
Riskesdas 2013 menyebutkan 37,1 persen ibu hamil di Indonesia
menderita anemia, angka ini naik menjadi 48,9 persen tahun 2018.
Sementara target global nutrisi tahun 2025 adalah menurunkan angka
anemia pada wanita usia subur (WUS) hingga mencapai 50 persen.

1
Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki angka
kematian ibu (AKI) yang 307 per 100.000 kelahiran hidup hal ini berarti
setiap tahun ada 13.778 kematian ibu atau setiap 2 jam ada dua ibu hamil,
bersalin, nifas, yang meninggal karena berbagai penyebab (Azwar, 2005).
Kesehatan ibu dan bayi baru lahir di Indonesia masih jauh dari keadaan
yang diharapkan karena besarnya jumlah ibu dan bayi yang meninggal.
Dari sekitar 5 juta kehamilan pertahun sekitar 20.000 kehamilan berakhir
dengan kematian ibu. Kejadian bayi lahir mati dan bayi baru lahir yang
mati juga sering terjadi (angka kematian neonatal 25 per 1000 kelahiran
hidup pada tahun 1997). Akibatnya, Indonesia memiliki angka kematian
ibu (AKI) yang tertinggi diantara negara-negara di ASEAN, yaitu 334 per
100.000 kelahiran hidup pada tahun 1997. (Departemen Kesehatan RI,
2001). Laporan dari seluruh dunia menyebutkan bahwa frekuensi anemia
dalam kehamilan cukup tinggi, terutama di negara-negara berkembang,
yaitu sekitar 10 – 20 persen (Mochtar, 1998). Bahkan fakta (2000)
menyebutkan, diperkirakan lebih dari 50 persen wanita hamil di seluruh
dunia menderita anemia. Salah satu indikator tingkat kesehatan yang
penting dan menjadi tantangan bagi bangsa Indonesia adalah masih
tingginya angka kematian ibu (AKI) yaitu 307/100.000 kelahiran hidup
(SDKI, 2003). Target Indonesia tahun 2025 berdasarkan data Riskesdas
2013 setidaknya harus menurunkan persentase ibu hamil penderita anemia
menjadi sebesar 19 persen.
Defisiensi zat besi bukan satu-satunya penyebab anemia, tetapi
ketika prevalensi anemia meningkat, kekurangan zat besi merupakan
penyebab utama (Stoltzfus RJ & Michele LD, eds. 1998). Dan ibu hamil
mempunyai resiko yang tinggi untuk mengalami anemia defisiensi zat besi
(DeMaeyer et al, 1989). Menurut WHO kebutuhan zat besi yang besar
(1000 mg) selama hamil tidak cukup apabila didapatkan dari makanan
saja, sehingga harus dibantu dengan mengonsumsi makanan mengandung
zat besi (Kemenkes RI. 2014). Kekurangan zat besi sejak sebelum
kehamilan bila tidak diatasi dapat mengakibatkan ibu hamil menderita

2
anemia. Diperkirakan bahwa angka kejadian anemia mencapai 12,8% dari
kematian ibu selama kehamilan dan persalinan di Asia. Dan prevalensi
anemia defisiensi besi pada ibu hamil Indonesia disebesar 50,5%
(Kemenkes RI. 2014).
Mason et al, berpendapat bahwa anemia dapat diatasi dengan
peningkatan program intervensi yang efektif seperti suplementasi zat besi-
folat atau beberapa mikronutrien, fortifikasi makanan pokok atau bumbu,
dan langkah-langkah pengendalian penyakit seperti pengendalian malaria
dan cacing. Ibu hamil perlu memastikan makanan yang dikonsumsi sehat
dan aman serta memenuhi angka kecukupan gizi. Kebutuhan zat
pembentuk darah terutama zat besi akan meningkat hingga dua kali lipat
dibandingkan saat tidak hamil. Keadaan ini disebabkan adanya
peningkatan volume darah pada ibu hamil, karena sel darah merah
membawa oksigen dan zat gizi yang diperlukan oleh ibu hamil maupun
janin.
Kurniati et al, menyebutkan bahwa pengetahuan ibu dalam hal
makanan khususnya sumber zat besi sangat diperlukan untuk memperbaiki
status gizi. Pengetahuan yang lebih baik, sikap positif, dan daya beli yang
lebih kuat, memiliki efek langsung pada pengurangan risiko anemia
defisiensi besi.
Angka kematian ibu tertinggi menurut Kabupaten/Kota di Jawa
Tengah tahun 2015 adalah Kabupaten Brebes 52 kasus, Kota Semarang 35
Kasus, Kabupaten Tegal 33 kasus. Dari latar belakang tersebut, peneliti
ingin mengetahui hubungan pengetahuan ibu hamil tentang anemia dengan
kepatuhan mengonsumsi makanan mengandung zat besi. Tempat yang
peneliti ambil adalah Puskesmas Desa Galuhtimur Kecamatan Tonjong
Kabupaten Brebes.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka peneliti
mengemukakan perumusan masalah yang dapat diajukan sebagai berikut :

3
Pengaruh Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Anemia Dengan Kepatuhan
Mengonsumsi Makanan Mengandung Zat Besi Di Puskesmas Desa
Galuhtimur Kecamatan Tonjong Kabupaten Brebes.

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui pengetahuan ibu hamil tentang anemia dengan kepatuhan
mengonsumsi makanan mengandung zat besi di Puskesmas Desa
Galuhtimur Kecamatan Tonjong Kabupaten Brebes.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui tingkat kepatuhan mengonsumsi makanan
mengandung zat besi terhadap ibu hamil di Puskesmas Desa
Galuhtimur Kecamatan Tonjong Kabupaten Brebes.
b. Mengetahui tingkat pengetahuan anemia terhadap ibu hamil di
Puskesmas Desa Galuhtimur Kecamatan Tonjong Kabupaten
Brebes.
c. Mengetahui sikap dan kepatuhan di Puskesmas Desa Galuhtimur
Kecamatan Tonjong Kabupaten Brebes.

D. Manfaat Penelitian
1. Untuk Instansi
Untuk menambah informasi mengenai hubungan pengetahuan ibu
hamil tentang anemia dengan kepatuhan mengonsumsi makanan
mengandung zat besi.
2. Untuk Puskesmas Desa Galuhtimur Kecamatan Tonjong
Kabupaten Brebes.
Sebagai informasi dalam menyusun perencanaan di kelurahan dan
proses penanggulangan dan penurunan anemia ibu hamil serta
peningkatan mengonsumsi makanan mengandung zat besi di
Puskesmas Desa Galuhtimur Kecamatan Tonjong Kabupaten Brebes.

4
E. Keaslian Penelitian
Nama Judul penelitian Tahun Metode & Persamaan &
Hasil Perbedaan
Penelitian
Noviati Hubungan 2019 Analisis Adanya
Fuada, dkk Pengetahuan dilakukan persamaan
Makanan Sumber terhadap penelitian
Zat Besi dengan database yang
Status Anemia penelitian dilakukan oleh
pada Ibu Hamil kohort Ahmad et al,
tumbuh di India dan
kembang juga penelitian
anak tahun di Ethiopia
2012 di
kabupaten
Ciwaringin,
dengan
desain
penelitian
cross-
sectional.
Dengan hasil
pengetahuan
tentang
makanan
sumber zat
besi dari
kelompok
sayuran dan
tablet Fe
berhubungan

5
dengan
kejadian
anemia pada
ibu hamil
Siantarini, Hubungan 2018 Penelitian ini Adanya
dkk Tingkat menggunaka persamaan
Pengetahuan n penelitian penelitian
Tentang Anemia deskriptif yang
Dengan Perilaku korelasi dilakukan oleh
Pemenuhan dengan Setyaningsih
Kebutuhan Zat menggunaka pada tahun
Besi pada Ibu n rancangan 2008.
Hamil penelitian
cross-
sectional
(hubungan
dan asosiasi)
Fauziah Pengaruh Usia, 2016 Jenis Adanya
Itsnaini S, Pendidikan, dan penelitian ini persamaan
dkk Pengetahuan menggunaka penelitian di
Terhadap n Ethiopia
Konsumsi Tablet observasional
Tambah Darah analitik den
pada Ibu Hamil desain
di Puskesmas penelitian
Maron, cross
Kabupaten sectional.
Probolinggo Dengan hasil
bahwa
pengetahuan
ibu hamil

6
berpengaruh
terhadap
konsumsi
tablet tambah
darah
Dina Dewi Interaksi Ibu 2019 Jenis Adanya
Anggraini Hamil dengan penelitian ini persamaan
Tenaga adalah hasil
Kesehatan dan analitik penelitian
Pengaruhnya observasional yang
Terhadap dengan dilakukan oleh
Kepatuhan Ibu rancang Desi, A. M.,,
Hamil bangun yang Y., dkk, pada
Mengkonsumsi digunakan tahun 2015 di
Tablet Besi (Fe) adalah cross Wilayah Kerja
dan Anemia sectional. Puskesmas
Hasilnya Pringsewu
didapatkan Lampung.
bahwa ada
hubungan
yang
signifikan
antara
variabel
kepatuhan
mengonsumsi
tablet Fe
yang
berkategori
cukup patuh
dibandingkan

7
dengan
kategori yang
tidak patuh
terjadinya
anemia pada
ibu hamil (p=
0,012<0,05)
Intan Strategi dalam 2016 Jenis Penelitian ini
P.T.S Penanggulangan penelitian ini sejalan dengan
Pencegahan adalah penilitian yang
Anemia pada obsevasional dilakukan oleh
Kehamilan analitik Sugiarsih
dengan (2013) dan
rancangan penelitian
cross yang
sectional dilakukan oleh
Puji (2010)
yang
menunjukkan
tidak
hubungan
antara
pengetahuan
dengan
anemia. Hal
ini karena
pengetahuan
bukan satu-
satunya factor
yang bisa
mempengaruhi

8
terjadinya
anemia pada
ibu hamil.
Lingling The Influence of 2015 Analisis Di Jurnal
Huang, Iron-deficiency dilakukan tersebut tidak
dkk Anemia during terhadap ada persamaan
the Pregnancy on database dan perbedaan
Preterm Birth and penelitian dengan
Birth Weight in kohort penelitian lain
South China prospektif
dari januari
2014 hingga
Desember
2015. Hasil
penelitian ini
yaitu bahwa
tidak ada
hubungan
antara awal
kehamilan
dan berat
badan lahir
rendah
Nivedita Knowledge, 2016 Jenis Adanya
K, dkk Attitude, and penelitian ini persamaan
Practices Of adalah penelitian
Pregnant Women dengan yang
Regarding rancangan dilakukan oleh
Anemia, Iron cross Ayesha et al
Rich Diet and sectional dari Pakistan
Iron Supplements yang berbasis yang

9
and Its Impact on deskriptif. menunjukkan
TheirHemoglobin Hasil bahwa
penelitian ini meskipun 66%
menunjukkan wanita hamil
kurangnya sadar tentang
pengetahuan anemia, tetapi
tentang hanya 21%
anemia, yang
makanan mengetahui
sunber zat kurangnya zat
besi dan besi menjadi
pentingnya penyebab
suplemen anemia
tablet Fe pada
kehamilan
Ghosh- Antenatal care 2015 Metode Adanya
Jerath, dkk utilization, penelitian ini persamaan
dietary practices menggunaka penelitian
and nutritional n statistik yang
outcomes in deskriptif. dilakukan
pregnant and Hasil yang Africa dan
recently didapat Bangladesh
delivered women adalah
in urban slums of Asupan
Delhi, India nutrisi pada
populasi
penelitian,
menunjukkan
konsumsi
mikronutrien
yang kurang

10
optimal,
penambahan
berat badan
yang tidak
memadai, dan
prevalensi
anemia gizi
yang tinggi
terlepas dari
ANC yang
diterima.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

11
A. Tinjauan Teori
1. Ibu Hamil
a. Pengertian Ibu Hamil
Menurut Federasi Obstetri Ginekoloigi Internasional,
kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau
implantasi (Yulistiana, 2015: 81). Manuaba, 2012,
mengemukakan kehamilan adalah proses mata rantai yang
bersinambungan dan terdiri dari ovulasi, migrasi spermatozoa dan
ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada
uterus,pembentukan placenta dan tumbuh kembang hasil konsepsi
sampai aterm (Sholic hah, Nanik, 2017: 79-80). Manuaba (2010)
mengemukakan lama kehamilan berlangsung sampai persalinan
aterm (cukup bulan) yaitu sekitar 280 sampai 300 hari
(Kumalasari. 2015: 1).
Menurut Departemen Kesehatan RI, 2007, kehamilan
adalah masa dimulai saat konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya
hamil normal 280 hari (40 minggu / 9 bulan 7 hari) di hitung dari
triwulan/ trimester pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan,
trimester/ trimester ke-2 dari bulan ke- 4 sampai 6 bulan,
triwulan/ trimester ke-3 dari bulan ke-7 sampai ke-9 (Agustin,
2012: 12).
Kehamilan merupakan masa yang cukup berat bagi seorang
ibu, karena itu ibu hamil membutuhkan dukungan dari berbagai
pihak, terutama suami agar dapat menjalani proses kehamilan
sampai melahirkan dengan aman dan nyaman (Yuliana, 2015:1).

b. Klasifikasi Umur Kehamilan

12
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya
janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9
bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir (HPHT)
(Prawirohardjo, 2007). Menurut Farah (2011) kehamilan dibagi
atas 3 trimester yaitu :
1) Trimester I (0-12 minggu)
2) Trimester II (12-28 minggu)
3) Trimester III (28-40 minggu)

c. Kebutuhan Gizi Masa Hamil


Selama hamil metabolisme energi dan zat gizi lain dalam
tubuh meningkat. Peningkatan kebutuhan energi dan zat gizi lain
dibutuhkan untuk pertumbuhan janin di dalam kandungan,
pertambahan besarnya organ kandungan, perubahan komposisi
dan metabolisme tubuh ibu. Defisiensi kebutuhan zat gizi selama
hamil dapat mengakibatkan pertumbuhan janin yang tidak
sempurna (Waryana, 2010).
World Health Organization (WHO)menganjurkan jumlah
tambahan energi untuk ibu hamil trimester I adalah 150 kkal
dalam satu hari, untuk ibu hamil trimester II dan III ibu hamil
memerlukan tambahan energy sebesar 350 kkal dalam satu hari.
Selain kebutuhan energi, kebutuhan protein selama hamil juga
meningkat hingga 68% dari sebelum hamil. Oleh karena itu,
Negara Indonesia melalui Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi
(WNPG) tahun1998 menganjurkan penambahan protein 12 g/hari
selama masa kehamilan (Kristiyanasari, 2010).
Seorang wanita hamil akan mengalami peningkatan volume
darah, hal ini menyebabkan kebutuhan akan zat besijuga
meningkat. Jumlah zat besi yang dibutuhkan selama hamil sekitar
800-1000 mg diantaranya untuk mencukupi kebutuhan
peningkatan sel darah merah yang membutuhkan zat besi 300-400

13
mg zat besi hingga usmur kehamilan 32 minggu, untuk memenuhi
kebutuhan janin sekitar 100-200 mg zat besi dan untuk memenuhi
pertumbuhan plasenta sekitar 100-200 mg zat besi. Zat besi akan
hilang sekitar 190 mg saat melahirkan (Ibrahim, 2010). Di
Indonesia melalui Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi
(WNPG) tahun 1998 mengemukakan jika seorang wanita hamil
membutuhkan tambahan zat besi rata – rata 20 mg/hari
(Kristiyanasari, 2010).

d. Tanda-Tanda Kehamilan
Ada 2 tanda yang menunjukkan seorang wanita mengalami
suatu kehamilan, tanda pasti dan tanda tidak pasti. Tanda tidak
pasti dibagi menjadi dua, pertama tanda subjektif (presumtif)
yaitu dugaan atau perkiraan seorang wanita mengalami suatu
kehamilan, kedua tanda objektif (probability) atau kemungkinan
hamil.
1) Tanda Pasti
a) Terdengar Denyut Jantung Janin (DJJ)
Denyut jantung janin dapat didengarkan dengan stetoskop
Laennec/ stetoskop Pinard pada minggu ke 17-18. Serta
dapat didengarkan dengan stetoskop ultrasonik (Doppler)
sekitar minggu ke 12. Auskultasi pada janin dilakukan
dengan mengidentifikasi bunyi-bunyi lain yang meyertai
seperti bising tali pusat, bising uterus, dan nadi ibu
(Kumalasari, 2015: 3).
b) Melihat, meraba dan mendengar pergerakan anak saat
melakukan pemeriksaan.
c) Melihat rangka janin pada sinar rontgen atau dengan USG
(Sunarti, 2013: 60).
2) Tanda Tidak Pasti
a) Tanda Subjektif (Presumtif/ Dugaan Hamil)

14
(1) Aminorhea (Terlambat datang bulan)
Yaitu kondisi dimana wanita yang sudah mampu
hamil, mengalami terlambat haid/ datang bulan.
Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi
pembentukan folikel degraaf dan ovulasi. Pada
wanita yang terlambat haid dan diduga hamil, perlu
ditanyakan hari pertama haid terakhirnya (HPHT).
supaya dapat ditaksir umur kehamilan dan taksiran
tanggal persalinan (TTP) yang dihitung dengan
menggunakan rumus Naegele yaitu TTP : (hari
pertama HT + 7), (bulan - 3) dan (tahun + 1)
(Kumalasari, 2015: 12).
(2) Mual (nausea) dan Muntah (vomiting)
Pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan
pengeluaran asam lambung yang berlebihan dan
menimbulkan mual muntah yang terjadi terutama
pada pagi hari yang disebut dengan morning
sickness. Akibat mual dan muntah ini nafsu makan
menjadi berkurang. Dalam batas yang fisiologis hal
ini dapat diatasi Dalam batas tertentu hal ini masih
fisiologis Untuk mengatasinya ibu dapat diberi
makanan ringan yang mudah dicerna dan tidak
berbau menyengat (Kumalasari, 2015: 2).
(3) Syncope (pingsan)
Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala
(sentral) menyebabkan iskemia susunan saraf pusat
dan menimbulkan syncope atau pingsan bila berada
pada tempa-tempat ramai yang sesak dan padat.
Keadaan ini akan hilang sesudah kehamilan 16
minggu (Kumalasari, 2015: 2).
(4) Perubahan Payudara

15
Akibat stimulasi prolaktin dan HPL, payudara
mensekresi kolostrum, biasanya setelah kehamilan
lebih dari 16 minggu (Sartika, 2016: 8). Pengaruh
estrogen – progesteron dan somatotropin
menimbulkan deposit lemak, air dan garam pada
payudara. Payudara membesar dan tegang, ujung
saraf tertekan menyebabkan rasa sakit terutama pada
hamil pertama (Kumalasari, 2015: 2). Selain itu,
perubahan lain seperti pigmentasi, puting susu,
sekresi kolostrum dan pembesaran vena yang
semakin bertambah seiring perkembangan
kehamilan.
(5) Sering miksi
Sering buang air kecil disebabkan karena kandung
kemih tertekan oleh uterus yang mulai membesar.
Gejala ini akan hilang pada triwulan kedua
kehamilan. Pada akhir kehamilan, gejala ini kembali
karena kandung kemih ditekan oleh kepala janin
(Prawirohardjo, 2008: 100).
(6) Pigmentasi kulit
Pigmentasi terjadi pada usia kehamilan lebih dari 12
minggu. Terjadi akibat pengaruh hormon
kortikosteroid plasenta yang merangsang melanofor
dan kulit. Pigmentasi ini meliputi tempat-tempat
berikut ini :
(a) Daerah pipi : Cloasma gravidarum (penghitaman
pada daerah dahi, hidung, pipi, dan leher)
(b) Daerah leher : Terlihat tampak lebih hitam
(c) Dinding perut : Strie livide/ gravidarum yaitu
tanda yang dibentuk akibat serabut-serabut
elastis lapisan kulit terdalam terpisah dan putus/

16
merenggang, bewarna kebiruan, kadang dapat
menyebabkan rasa gatal (pruritus), linea alba
atau garis keputihan di perut menjadi lebih hitam
(linea nigra atau garis gelap vertikal mengikuti
garis perut (dari pusat-simpisis) (Sunarti, 2013:
45)
b) Tanda Obyektif (Probability/ Kemungkinan)
(1) Pembesaran Rahim/ Perut
Rahim membesar dan bertambah besar terutama
setelah kehamilan 5 bulan, karena janin besar secara
otomatis rahim pun membesar dan bertempat di
rongga perut. Tetapi perlu di perhatikan pembesaran
perut belum jadi tanda pasti kehamilan, kemungkinan
lain disebabkan oleh mioma, tumor, atau kista
ovarium.
(2) Perubahan Pada Bibir Rahim
Perubahan ini dapat dirasakan pada saat pemeriksaan
dalam, hasilnya akan teraba keras seperti meraba
ujung hidung, dan bibir rahim teraba lunak seperti
meraba bibir atau ujung bawah daun telinga (Sunarti,
2013: 62).
(3) Tanda Hegar dan Goodells
Tanda hegar yaitu melunaknya isthmus uteri (daerah
yang mempertemukan leher rahim dan badan rahim)
karena selama masa hamil, dinding –dinding otot
rahim menjadi kuat dan elastis sehingga saat di
lakukan pemeriksaan dalam akan teraba lunak dan
terjadi antara usia 6-8 minggu kehamilan dan tanda
goodells yaitu melunaknya serviks akibat pengaruh
hormon esterogen yang menyebabkan massa dan

17
kandungan air meningkat sehingga membuat serviks
menjadi lebih lunak (Kumalasari, Intan. 2015: 4).

2. Anemia
a. Pengertian Anemia
Anemia adalah suatu keadaan dimana sel darah merah
atau eritrosit atau massa hemoglobin dalam darah berkurang
sehingga tidak dapat membawa oksigen ke seluruh jaringan. World
Health Organization (WHO) menyebutkan jika anemia adalah
suatu keadaan dimana kadar hemoglobin dalam darah kurang dari
batas normal berdasarkan kelompok umur yang bersangkutan, jenis
kelamin dan kondisi fisiologis (Dinas Kesehatan, 2015). Di
masyarakat anemia sering disebut sebagai penyakit kurang darah
sehingga tablet besi sering disebut juga sebagai tablet tambah darah
(Dinas Kesehatan, 1995).
b. Kriteria Anemia
Kriteria seseorang dikatakan anemia menurut WHO
(2011) adalah sebagai berikut :

Tabel 1. Rekomendasi WHO Tentang pengelompokkan Anemia


(g/dL) berdasarkan umur
Populasi Tidak Anemia
Anemia Ringan Sedang Berat
Anak 6-59 bulan 11 10.0-10.9 7.0-9.9 < 7.0
Anak 5-11 tahun 11.5 11.0-11.4 8.0-10.9 < 8.0
Anak 12-14 tahun 12 11.0-11.9 8.0-10.9 < 8.0
WUS tidak hamil 12 11.0-11.9 8.0-10.9 < 8.0
Ibu hamil 11 10.0-10.9 7.0-9.9 < 7.0
Laki-laki ≥ 15 13 11.0-12.9 8.0-10.9 < 8.0
tahun

18
Kriteria seseorang dikatakan anemia menurut Dinas
Kesehatan Republik Indonesia (1995) :

Tabel 2. Rekomendasi Dinas Kesehatan Republik Indonesia Tentang


pengelompokkan Anemia
Populasi Kadar Hemoglobin (g/dL)
Anak balita < 11
Anak usia sekolah < 12
Wanita dewasa < 12
Laki-laki dewasa < 13
Ibu hamil < 11
Ibu menyusui > 3 bulan < 12

c. Etiologi Anemia
Penyebab kejadian anemia pada ibu hamil menurut Waryana
(2010) adalah :
1) Anemia yang terjadi pada ibu hamil bisa disebabkan karena
adanya pantangan makanan selama kehamilan. Ibu hamil
enggan mengkonsumsi daging, ikan, hati atau pangan hewan
lainnya dengan alasan yang tidak rasional.
2) Faktor ekonomi, kondisi ekonomi ibu hamil yang pas – pasan
bahkan rendah mengakibatkan ibu hamil tidak dapat
mengkonsumsi lauk hewani setiap kali makan.
3) Anemia juga bisa disebabkan karena selama kehamilan
metabolism dalam tubuh meningkat, sehingga kebutuhan
asupan pada ibu hamil juga meningkat.
4) Anemia juga bisa disebabkan karena ketidakseimbangan antara
asupan dengan kebutuhan.
d. Efek Anemia Defisiensi Besi

19
Efek anemia defisiensi besi selama kehamilan menurut
Tarwoto (2013) adalah :
1) Kekurangan zat besi selama hamil dapat menimbulkan
gangguan atau hambatan pada pertumbuhan sel-sel tubuh
termasuk sel-sel otak bayi yang dikandung.
2) Mengakibatkan keguguran
3) Bayi lahir prematur
4) Berat badan lahir rendah (BBLR)
5) Ibu mengalami perdarahan sebelum dan selama persalinan
6) Resiko paling tinggi adalah kematian ibu dan bayi yang
dikandungnya.
e. Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Anemia
Upaya – upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah
kejadian anemia selama masa kehamilan menurut Dinas kesehatan
RI (1995) adalah sebagai berikut :
1) Meningkatkan konsumsi besi dari makanan seperti hati, ikan,
daging,banyak mengkonsumsi buah – buahan yang kaya
vitamin C dan vitaminA karena bermanfaat untuk membantu
penyerapan besi dan membantuproses pembentukan
hemoglobin.
2) Fortifikasi pada bahan makanan dengan cara menambahkan
besi, asamfolat, vitamin A dan asam amino essensial.
3) Suplementasi besi-folat secara rutin dalam jangka waktu
tertentu.

3. Makanan Mengandung Zat Besi


a. Pengertian Zat Besi
Zat besi merupakan salah satu mineral penting yang
dibutuhkan oleh tubuh kita. Fungsi utama zat besi adalah sebagai
komponen pembentuk hemoglobin (Hb) dalam sel darah merah.
Hemoglobin bertugas mengangkut oksigen dari paru-paru ke

20
seluruh sel-sel tubuh. Bila tidak cukup hemoglobin, maka organ-
organ tubuh akan kekurangan oksigen dan tidak bisa berfungsi
optimal.
b. Sumber Zat Besi
Zat besi selain terdapat pada tablet Fe, terdapat juga pada makanan.
(Surya, 2013). Nilai besi berbagai bahan makanan (mg/100gram) :

Tabel 3. Nilai Fe dalam makanan


Bahan Makanan Nilai Bahan Makanan Nilai
Fe Fe
Tempe kacang 100 Biskuit 2,7
kedelai murni
Kacang kedelai 8,0 Telur ayam 2,7
kering
Udang segar 8,0 Kangkung 2,5
Kacang hijau 6,7 Jagung kuning 2,4
Hati sapi 6,6 Ikan segar 2,0
Daun kacang 6,2 Kelapa tua 2,0
panjang
Kacang merah 5,0 Daun singkong 2,0
Bayam 3,9 Roti putih 1,5
Sawi 2,9 Ayam 1,5
Daging sapi 2,8 Keju 1,5
Telur bebek 2,8 Beras setengah giling 1,2
Gula kelapa 2,8 Kentang 0,7
Daun katuk 2,7 Pisang ambon 0,5

c. Zat Besi dalam Kehamilan


Selama kehamilan zat besi dibutuhkan untuk
pertumbuhan janin dan pembentukan darah ibu. Ibu hamil
membutuhkan zat besi yang lebih tinggi sekitar 200-300% dari
kebutuhan wanita tidak hamil. Jika peningkatan tidak diimbangi
intake yang tidak adekuat maka akan terjadi ketidakseimbangan
atau kekurangan zat besi pada ibu hamil (Tarwoto, 2014).

21
Ketidakseimbangan distribusi kebutuhan besi selama
hamil akan menimbulkan suatu masalah tersendiri. Di usia
kehamilan 0-12 minggu (Trimester I) kebutuhan zat besi dapat
dikatakan lebih rendah dari wanita yang tidak hamil karena
aktivitas eritopoietik pada masa ini rendah.Saat usia kehamilan
menginjak usia 12-40 minggukebutuhan zat besi akan terus
meningkat (Ani, 2013).
d. Kebutuhan Zat Besi Ibu Hamil
Zat besi dibutuhkan untuk membentuk sel darah
merah,metabolism energi, pertumbuhan dan untuk mencegah
terjadinya anemia. Kebutuhan zat besi pada ibu hamil naik dua kali
lipat dibandingkan sebelum hamil. Kebutuhan zat besi ibu naik dari
18 mg menjadi 30-60 mg perhari. Zat besi digunakan untuk
membentuk hemoglobin dan protein di dalam sel darah merah yang
berfungsi membawa oksigen untuk diedarkan ke jaringan tubuh
(Kristiyanasari, 2010).
Menurut Wasnidar dalam Susanti (2013) pada saat
umur kehamilan 0-12 minggu (trimester I) rata-rata kebutuhan zat
besi relatif kecil yaitu kurang lebih 30 mg/ hari. Saat umur
kehamilan 13-28 minggu rata-rata kebutuhan zat besi kurang lebih
50 mg/ hari. Saat umur kehamilan 29-40 minggu rata-rata
kebutuhan zat besi akan meningkat kurang lebih 60 mg/hari.

4. Kepatuhan
a. Definisi Kepatuhan
Kepatuhan berasal dari kata dasar patuh yang berarti
taat. Kepatuhan adalah tingkat pasien melaksanakan cara
pengobatan dan prilaku yang disarankan dokter atau oleh orang
lain (Fuady, 2013).
Kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe
sering menjadi masalah karena patuh sangat sulit untuk

22
ditanamkan pada diri sendiri, apalagi untuk orang lain
(Hernawati, 2013).
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan (Kamidah, 2015) :
1) Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan terjadi setelah
melakukan penginderaan suatu objek tertentu. Penginderaan
terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar yaitu
didapat melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2011).
Pengetahuan diperoleh dari proses belajar yang dapat
membentuk keyakinan tertentu sehingga seseorang berperilaku
berdasarkan keyakinannya dan pengetahuan berhubungan
dengan kepatuhan karena pengetahuan merupakan domain
yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku (Kartikasari,
2010).
Pengetahuan disini erat kaitannya dengan pendidikan.
Semakin tinggi pendidikan ibu hamil maka kemungkinan akan
lebih mudah untuk mencerna informasi tentang manfaat tablet
Fe dan bahaya jika terjadi anemia selama kehamilan jadi akan
mempengaruhi ibu hamil dalam memilih dan mengevaluasi
sesuatu yang baik untuk kesehatan dirinya dan kehamilannya
(Fuadi, 2013).

2) Motivasi
Motivasi adalah keinginan dalam diri seseorang yang
mendorongnya untuk berperilaku. Motivasi yang baik dalam
mengkonsumsi makanan mengandung Fe karena keinginan
untuk mencegah anemia dan menjaga kesehatan ibu hamil dan
janinnya, namun keinginan ini biasanya hanya pada tahap
anjuran dari petugas kesehatan, bukan atas keinginan diri
sendiri. Semakin baik motivasi maka semakin patuh ibu hamil

23
dalam mengkonsumsi makanan mengandung Fe karena
motivasi merupakan kondisi internal manusia seperti keinginan
dan harapan yang mendorong individu untuk berperilaku agar
mencapai tujuan yang dikehendakinya (Budiarni, 2012).
Motivasi dari petugas kesehatan merupakan faktor lain
yang dapat mempengaruhi kepatuhan. Motivasi mereka
terutama berguna saat pasien menghadapi bahwa perilaku
sehat yang baru tersebut merupakan hal penting. Begitu juga
mereka dapat mempengaruhi perilaku pasien dengan cara
menyampaikan antusias mereka terhadap tindakan tertentu dari
pasien, dan secara terus menerus memberikan penghargaan
yang positif bagi pasien yang telah mampu beroreintasi dengan
program pengobatannya (Amperaningsih, 2011).

3) Dukungan Keluarga
Keluarga mempunyai peran yang signifikan dalam
mendukung ibu untuk mengonsumsi makanan mengandung Fe
secara rutin. Upaya yang dilakukan dengan mengikutkan peran
serta keluarga adalah sebagai faktor dasar penting yang ada
berada disekeliling ibu hamil dengan memberdayakan anggota
keluarga terutama suami untuk ikut membantu para ibu hamil
dalam meningkatkan kepatuhannya mengkonsumsi makanan
mengandung Fe. Upaya ini sangat penting dilakukan, sebab ibu
hamil adalah seorang individu yang tidak berdiri sendiri, tetapi
ia bergabung dalam sebuah ikatan perkawinan dan hidup
dalam sebuah bangunan rumah tangga dimana faktor suami
akan ikut mempengaruhi pola pikir dan perilakunya termasuk
dalam memperlakukan kehamilannya (Amperaningsih, 2011).
Suami adalah orang yang terdekat dengan ibu hamil,
yang dapat menciptakan lingkungan fisik dan emosional yang
mendukung kesehatan dan gizi ibu hamil. Kepeduliannya

24
dalam memperhatikan kesehatan ibu hamil khususnya dalam
memonitor konsumsi makanan mengandung Fe setiap hari
diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan ibu hamil dalam
mengkonsumsi makanan mengandung Fe.

B. Kerangka Teori

Mengonsumsi Makanan
Mengandung Fe
Teori :
- Surya, 2013
- Kristiyanasari, 2010

Kepatuhan
Pengetahuan Mengonsumsi Usia, Pendidikan
Teori : Makanan Teori :
Mengandung Fe
- Kartikasari - Fuady, 2013
Teori :
, 2010
- Fuady, 2013
- Notoatmoj - Hermawati, 2013
o, 2013 - Kamidah, 2015

Anemia
Teori :
- WHO
- - Dinas Kesehatan RI
- - Tarwoto, 2013

Gambar 1. Konsep Teori Kepatuhan Mengonsumsi Makanan Mengandung


Fe pada Ibu Hamil

25
C. Kerangka Konsep

Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Ibu Hamil


Kepatuhan : Mengonsumsi Makan
1. Pengetahuan Mengandung Zat Fe :
2. Motivasi 1. Patuh
3. Dukungan Keluarga 2. Tidak Patuh
4. Usia
5. Pendidikan

Gambar 2. Kerangka Konsep Kepatuhan Mengonsumsi Makanan


Mengandung Fe pada Ibu Hamil Berdasarkan Faktor yang Mempengaruhi
Kepatuhan

D. Hipotesis Penelitian
1. Ada hubungan pengetahuan ibu hamil terhadap kepatuhan
mengonsumsi makanan mengandung zat besi di Puskesmas Desa
Galuhtimur Kecamatan Tonjong Kabupaten Brebes.
2. Ada hubungan usia dan pendidikan ibu hamil terhadap kepatuhan
dalam mengonsumsi makanan mengandung zat besi di Puskesmas
Desa Galuhtimur Kecamatan Tonjong Kabupaten Brebes.

26
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian


Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang digunakan
sebagai petunjuk dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian untuk
menjawab suatu pertanyaan penelitian (Nursalam, 2013).
Penelitian ini menggunakan rancangan non eksperimen dengan
metode deskriptif, yaitu metode yang dilakukan untuk mendeskripsikan
atau menggambarkan suatu fenomena yang terjadi di dalam masyarakat
(Notoatmodjo, 2010). Dalam penelitian ini mendiskripsikan tentang
pengetahuan ibu hamil tentang anemia dan kepatuhan mengonsumsi
makanan mengandung Fe di Puskesmas Galuhtimur.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian ini direncanakan akan dilakukan di Wilayah Kerja
Puskesmas Desa Galuhtimur Kecamatan Tonjong Kabupaten Brebes.
Pelaksanaan pengumpulan data pada penelitian di rencanakan pada bulan
Mei 2020.

C. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi adalah subjek yang memenuhi kriteria yang telah
ditetapkan (Nursalam, 2013). Populasi dalam penelitian ini adalah ibu
hamil yang melakukan pemeriksaan di Puskesmas Galuhtimur
sejumlah sekitar 50 ibu hamil.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti
(Arikunto,2010). Sampel dalam penelitian ini dipilih dengan
menggunakan metode accidental sampling. Accidental sampling
adalah pengambilan sampel secara aksidental (accidental) dengan

27
mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia di
suatu tempat sesuai dengan konteks penelitian (Notoatmodjo, 2010).
Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 35 ibu hamil.

D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah perilaku patuh atau karakteristik yang
memberikan nilai beda terhadap sesuatu (benda, manusia, dan lain-lain)
atau merupakan konsep dari berbagai level abstrak yang didefinisikan
sebagai suatu fasilitas untuk pengukuran dan atau manipulasi suatu
penelitian (Nursalam,2013).
Variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah variable
tunggal yaitu faktor kepatuhan ibu hamil.

E. Definisi Operasional
Definisi Operasional bertujuan untuk membatasi ruang lingkup
atau pengertian variabel–variabel yang diamati atau diteliti (Notoatmodjo,
2010).

Variabel Definisi Cara Ukur Hasil Ukur Skala


Operasional Ukur
Tingkat Merupakan Kuesioner Jumlah skor Interval
pengetahu kemampuan yang pengetahuan
an ibu responden untuk terdiri dari selanjutnya
tentang menjawab 15 dikategorikan
anemia pertanyaan tentang pertanyaa :
pengertian anemia, n Baik : 18-25
gejala anemia, Sedang : 16-
dampak anemia, 17
penanggulangan Kurang : 0-
anemia, makanan 15
mengandung
sumber zat besi

28
Kepatuhan Ketaatan ibu hamil Kuesioner Kategori : Nomin
ibu dalam dalam dengan Patuh : al
mengkons mengkonsumsi mengisi Jika setiap
umsi makanan pertanyaa kali setelah
makanan mengandung n periksa hamil
mengandu sumber zat besi ibu
ng sumber mengonsumsi
zat besi makanan
mengandung
sumber zat
besi

Tidak Patuh:
Jika setiap
kali setelah
periksa
hamil, ibu
tidak
mengonsumsi
makanan
yang
mengandung
sumber zat
besi

F. Instrumen Penelitian
Alat pengumpulan data yang dipergunakan pada penelitian ini
adalah kuisioner. Kuisioner adalah suatu alat pengumpulan data mengenai
suatu masalah yang umumnya banyak menyangkut kepentingan
umum/orang banyak (Notoatmodjo, 2002).

29
Kuesioner yang sudah disusun secara terstruktur dan dibuat sendiri
oleh peneliti berdasarkan konsep teoritisnya dengan jumlah 15 pertanyaan
untuk variabel tingkat pengetahuan ibu dan pertanyaan untuk variabel
kepatuhan mengonsumsi makanan mengandung zat besi.

G. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data


1. Jenis Data
Peneliti menggunakan jenis data primer dan data sekunder.
Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh
peneliti secara langsung dari sumber datanya. Data primer disebut
juga sebagai data asli atau data baru yang memiliki sifat up to date.
Peneliti harus mengumpulkan secara langsung untuk mengumpulkan
data primer. Peneliti menggunakan kuesioner dengan pertanyaan
tertutup dan berstruktur sehingga responden tinggal memilih
jawabannya. Data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari
berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua). Data
sekunder diperoleh dari berbagai sumber seperti Biro Pusat Statistik
(BPS, buku, laporan, jurnal dan lain-lain). Peneliti memperoleh data
sekunder dari KIA ibu hamil.
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang akan digunakan peneliti
untuk mengumpulkan data yaitu dengan menggunakan data sekunder
dan dilanjutkan dengan pengumpulan data primer. Peneliti mengambil
data sekunder melalui buku KIA ibu untuk mengetahui data ibu hamil
yang akan melakukan pemeriksaan di Puskesmas Desa Galuhtimur
Kecamatan Tonjong Kabupaten Brebes. Selanjutnya, pengambilan
data primer peneliti menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan
tentang pengetahuan tentang anemia dan kepatuhan mengonsumsi
makanan mengandung zat besi tersebut. Kuesioner dibagikan saat ibu
hamil berada di ruang tunggu ruang KIA. Pengisian kuesioner
dilakukan oleh responden dalam waktu 30 menit .

30
H. Cara Pengumpulan Data/Prosedur Kerja Penelitian
1. Pengolahan Data
a. Editing
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran
data yang diperoleh atau dikumpulkan. Pada penelitian ini
melakukan editing dengan cara memeriksa kelengkapan, kesalahan
pengisian dan konsistensi dari setiap jawaban dan pertanyaan
(Hidayat, 2007).
b. Coding
Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik pada
data yang terdiri atas beberapa kategori. Untuk memudahkan dalam
proses pembacaan yaitu : Kode o jawaban salah, kode 1 jawaban
benar (Hidayat, 2007).
1) Data Pengetahuan ibu hamil tentang anemia setelah diperoleh
jumlah skor kemudian dikategorikan menjadi :
Kode 1 : Baik jika skor pengetahuan 18 – 25 ( 80% - 100% )
Kode 2 : Sedang jika skor pengetahuan 16 – 17 ( 65% - 79% )
Kode 3 : Kurang jika skor pengetahuan 0 – 15 ( < 65% )
2) Setelah diperoleh Data Kepatuhan ibu hamil dalam
mengkonsumsi makanan mengandung zat besi dikategorikan
menjadi :
Kode 1 Patuh: adalah jika setiap kali setelah periksa hamil ibu
mengonsumsi makanan mengandung zat besi
Kode 2 Tidak patuh: adalah jika setiap kali setelah periksa
hamil Ibu tidak mengonsumsi makanan mengandung zat besi
selama kehamilan.
c. Scoring
Setelah kuesioner diisi, maka dilakukan pemberian skor
jawaban dengan nilai dari setiap jawaban benar 1 dan jawaban
salah 0.

31
d. Entry
Data entry adalah kegiatan memasukan data yang telah
dikumpulkan ke dalam master tabel atau data base komputer.
e. Cleaning
Data yang telah di entry diperiksa kelengkapan dan kebenarannya.

2. Analisis Data
Analisis data terdiri dari analisis univariat untuk mendeskripsikan
masing – masing variabel yang diteliti dan bivariat untuk menguji
hubungan dua variabel.
Untuk menguji hubungan pengetahuan tentang anemia dengan usia
dan pendidikan ibu hamil.

I. Etika Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti perlu mendapat
rekomendasi dari institusinya dengan mengajukan permohonan izin
kepada tempat penelitian. Setelah mendapatkan persetujuan, barulah
melakukan penelitian dengan menekan masalah etika yang meliputi :
1. Anonymity (Tanpa Nama)
Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak
mencantumkan nama responden, tetapi lembar tersebut diberikan
inisial nama responden.
2. Informed Consent (Lembar Persetujuan)
Lembar penelitian ini diberikan kepada responden yang akan
diteliti yang memenuhi kriteria inklusi yang disertai judul penelitian
dan tujuan penelitian.
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
Informasi ataupun masalah-masalah lain yang telah diperoleh dari
responden disimpan dan dijamin kerahasiaannya. Informasi yang
diberikan oleh responden tidak disebarluaskan atau diberikan kepada
orang lain tanpa seijin yang bersangkutan.

32
Menurut Miltron, terdapat 4 prinsip yang harus dipegang teguh dalam
melaksanakan penelitian, yaitu:
1. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect of human dignity)
Peneliti perlu mempertimbangkan hak-hak subjek peneliti untuk
mendapatkan informasi tentang tujuan peneliti melakukan penelitian
tersebut. Selain itu, peneliti harus mempersiapkan surat pengantar dam
surat persetujuan menjadi responden yang meliputi:
a. Deskripsi penelitian, menjelaskan tentang penelitian.
b. Peneliti menjamin kerahasiaan identitas dan informasi yang
diberikan oleh responden dalam bentuk informed consent sebagai
wujud dari pernyataan persetujuan responden.
c. Penjelasan manfaat yang didapatkan responden.
d. Surat pengantar kuesioner dan surat pernyataan persetujuan
memberikian penjelasan kemungkinan resiko dan
ketidaknyamanan yang ditimbulkan yaitu mengganggu waktu
responden yang seharusnya dapat digunakan untuk keperluan
pribadi responden.
2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek penelitian (respect for
privacy and confifentiality)
Peneliti dapat menggunakan coding untuk mengganti identitas
responden sehingga peneliti tidak menyebutkan nama dalam kuesioner
dan menggantinya dengan nomor responden.
3. Keadilan dan keterbukaan (respect for justice an inclusiveness)
Peneliti harus menjelaskan prosedur penelitian kepada responden
sebelum melakukan penelitian. Peneliti mencantumkan karakteristik
hanya untuk menggambarkan populasi penelitian, bukan untuk
membedakan agama, etnis dan sebagainya.
4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (balancing
harm and benefit)
Manfaat yang diharapkan bagi responden dalam penelitian ini yaitu
dapat menambah pengetahuan mengenai anemia dan kepatuhan

33
mengonsumsi makanan mengandung zat besi. Sedangkan kerugiannya
yaitu mengganggu waktu ibu yang seharusnya dapat digunakan untuk
melakukan kegiatan pribadi.

34
DAFTAR PUSTAKA

Noviati Fuada, Budi Setyawati, dkk. 2019. “Hubungan Pengetahuan Makanan


Sumber Zat Besi Dengan Status Anemia Pada Ibu Hamil”. 11 (1): 49-60.
Siantarini, Putu Krisna, dkk. 2018. “Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang
Anemia Dengan Perilaku Pemenuhan Kebutuhan Zat Besi Pada Ibu Hamil”.
6(1):27-34.
Fauziah Itsnaini Shofiana, Denok Widari, Sri Sumarmi. “Pengaruh Usia,
Pendidikan, dan Pengetahuan Terhadap Konsumsi Tablet Tambah Darah pada Ibu
Hamil di Puskesmas Maron, Kabupaten Probolinggo”. Shofiana, et al. Amerta
Nutr . 356-363.
Dina Dewi Anggraini. 2019. “Interaksi Ibu Hamil Dengan Tenaga Kesehatan Dan
Pengaruhnya Terhadap Kepatuhan Ibu Hamil Mengkonsumsi Tablet Besi (Fe)
Dan Anemia”. 6(1): 7-16.
Intan, P.T.S. 2016. Strategi dalam Penanggulangan Pencegahan Anemia pada
Kehamilan. Jurnal Ilmiah Widya. 3(3) 1-9.
LingLing Huang, Gowreesunkur Purvarshi, SuMei Wang, LinLin Zhong, and Hui
Tang. 2015. “The Influence of Iron-deficiency Anemia during the Pregnancy on
Preterm Birth and Birth Weight in South China”. Journal of Food and Nutrition
Research 3(9): 570-574. doi: 10.12691/jfnr-3-9-2.
Nivedita K, Fatima Sn. 2016. “Knowledge, Attitude And Practices Of Pregnant
Women Regarding Anemia, Iron Rich Diet And Iron Supplements And Its Impact
On Their Hemoglobin Levels”. Int J Reprod Contracept Obstet Gynecol.
5(2):425-31.
Ghosh-Jerath S, Devasenapathy N, Singh A, Shankar A, Zodpey S. 2015.
“Antenatal care utilization, dietary practices and nutritional outcomes in pregnant
and recently delivered women in urban slums of Delhi, India: Anexploratory cross
sectional study”. Reprod Health. 12(1):20.

35
LAMPIRAN

KUESIONER PENELITIAN
PENGARUH PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANEMIA
DENGAN KEPATUHAN MENGONSUMSI MAKANAN MENGANDUNG
ZAT BESI DI PUSKESMAS DESA GALUHTIMUR KECAMATAN
TONJONG KABUPATEN BREBES

A. IDENTITAS RESPONDEN
No. Responden :
Nama :
Umur :
Pekerjaan :
Alamat :
B. PENGETAHUAN IBU HAMIL
Petunjuk : Dibawah ini terdapat beberapa pertanyaan dengan 4 item
jawaban. Berikan tanda (X ) pada salah satu jawaban yang paling
benar.
1. Apa yang Ibu ketahui tentang anemia ?
a. Kekurangan darah
b. Gangguan kekebalan tubuh
c. Gangguan nafsu makan
d. Gangguan pada system saraf
2. Menurut ibu fungsi dari zat besi adalah…..
a. Menambah nafsu makan
b. Menambah berat badan bayi dan ibu
c. Menambah stamina tubuh
d. Meningkatkan pembentukan sel darah merah

36
3. Apa akibat yang bisa timbul pada ibu hamil apabila tidak
mengonsumsi makanan mengandung sumber zat besi ?
a. Kelelahan
b. Mual muntah
c. Anemia
d. Daya tahan tubuh menurun
4. Kriteria seseorang dikatakan anemia pada ibu hamil adalah…
a. >20
b. <11
c. >15
d. 19
5. Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah kejadian anemia
selama masa kehamilan adalah….
a. Mengonsumsi es
b. Mengonsumsi makanan berlemak
c. Hanya mengonsumsi susu
d. Meningkatkan konsumsi besi dari makanan seperti hati, ikan,
daging,banyak mengkonsumsi buah – buahan yang kaya
vitamin C dan vitaminA
6. Apa dampak dari anemia pada kehamilan adalah…..
a. Berat badan ibu meningkat
b. Berat badan bayi meningkat
c. Kematian ibu dan bayi yang dikandungnya.
d. Adanya pendarahan saat Trimester II
7. Apa gejala anemia pada kehamilan ?
a. Lemas, mudah letih, mata berkunang-kunang
b. Mudah letih, daya tahan tubuh meningkat
c. Lemas, nafsu makan meningkat
d. Mual muntah, sakit perut
8. Jumlah zat besi yang dibutuhkan selama hamil…..
a. 500 mg

37
b. 400-7000 mg
c. 600-1000 mg
d. 800-1000 mg
C. KEPATUHAN IBU HAMIL
Petunjuk : Dibawah ini terdapat beberapa pernyataan yang
menggambarkan keadaan diri anda. Berikan tanda (√ ) pada kotak yang
disediakan.
No Pernyataan Ya Tidak
1 Apakah ibu sering mengonsumsi makanan
mengandung sumber zat besi (hati, ikan,
daging, sayuran)
2 Menurut ibu, dukungan dari keluarga bisa
meningkatkan kepatuhan untuk mengonsumsi
makanan mengandung sumber zat besi
3 Menurut ibu apakah Usia bisa mempengaruhi
pengetahuan tentang makanan mengandung zat
besi
4 Ibu sudah mengonsumsi makanan seperti ikan,
daging, hati pada Trimester I
5 Menurut ibu Pendidikan bisa mempengaruhi
pengetahuan dan kepatuhan mengonsumsi
makanan mengandung zat besi
6 Apakah ibu mengonsumsi makanan seperti
daging, ikan, hati setiap hari
7 Apakah ibu masih suka mengonsumsi makanan
berlemak

38
39

Anda mungkin juga menyukai