Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KEPERAWATAN GADAR NON TRAUMA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN


HIPERKALEMIA

Disusun Oleh :

Cindy Efiani P. R (P17221171009)


Mariatul Qiftiyah (P17221171011)
Mar’atus Silmiah (P17221173018)
Rosa Istiqomah (P17221173021)
Intan Wahyuli (P17221173033)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
LAWANG
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat ALLAH SWT, karena dengan
rahmat dan pertolongan-Nya saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah
dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN
HIPERKALEMIA” dapat terselesaikan. Dari makalah ini semoga memberikan
informasi kepada kita semua.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. oleh
sebab itu kritik dan saran yang bersifat membangun akan diterima dengan senang
hati dan penyusun berharap makalah ini bermanfaat bagi siapapun. Semoga Allah
SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.Terima kasih.

Lawang, 15 September 2020


penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .........................................................................................................i


Daftar Isi..................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang.........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan.....................................................................................1

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Definisi Hiperkalemia..............................................................................3
2.2 Etiologi ..................................................................................................4
2.3 Manifestasi Klinis ...................................................................................4
2.4 Patofisiologi ............................................................................................5
2.5 Pemeriksaan Diagnostik .........................................................................6
2.6 Penatalaksanaa Medis .............................................................................6

BAB 3 KASUS
3.1 Kasus .....................................................................................................8
3.2 Pengkajian ..............................................................................................8
3.3 Analisa Data ...........................................................................................9
3.4 Diagnosa Keperawatan .........................................................................10

BAB 4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan ..........................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kalium adalah penting untuk fungsi normal dari otot, jantung, dan saraf. Hal
ini memainkan peran penting dalam mengontrol aktivitas otot polos (seperti
otot yang ditemukan di saluran pencernaan) dan otot rangka (otot-otot
ekstremitas dan dada), serta otot-otot jantung. Hal ini juga penting untuk
transmisi normal sinyal listrik seluruh sistem saraf dalam tubuh.Kadar normal
kalium sangat penting untuk menjaga irama jantung normal listrik. Kedua
kadar kalium darah rendah ( hipokalemia ) dan kadar kalium darah tinggi
(hiperkalemia) dapat menyebabkan ritme jantung abnormal. Hyperkalemia
adalah umum, hal itu didiagnosis pada sampai dengan 8% dari pasien rawat
inap di AS Untungnya, kebanyakan pasien memiliki hiperkalemia ringan
(yang biasanya ditoleransi dengan baik). Namun, kondisi yang menyebabkan
hiperkalemia ringan bahkan harus diobati untuk mencegah perkembangan ke
hiperkalemia yang lebih parah. Tingkat yang sangat tinggi kalium dalam
darah (hiperkalemia berat) dapat menyebabkanserangan jantung dan
kematian.Bila tidak dikenali dan diobati dengan benar, hasil hiperkalemia
berat dalam tingkat kematian sekitar 67%.

1.2 Rumusan Masalah


 Apakah yang dimaksud dengan hiperkalemia?
 Apakah etiologi hiperkalemia?
 Bagaimanakah manifestasi klinis hiperkalemia?
 Bagaimanakah patofisiologi hiperkalemia?
 Bagaimanakah asuhan keperawatan hiperkalemia?

1.3 Tujuan Penulisan


 Mengetahui konsep dasar hiperkalemia
 Mengetahui dan memahami etiologi hiperkalemia
 Memahami manifestasi klinis hiperkalemia

1
 Mengetahui patofisiologi hiperkalemia
 Memahami asuhan keperawatan hiperkalemia

2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Hiperkalemia


Hiperkalemia (kadar kalium serum > 5,0 mEq/L) terjadi karena peningkatan
masukan kalium, penurunan ekskresi urine terhadap kalium, atau gerakan kalium
keluar dari sel sel. Perubahan pada kadar kalium serum menunjukkan perubahan
pada kalium CES, tidak selalu perubahan pada kadar tubuh total. Pada
ketoasidosis diabetik, sebagai contoh, kalium dalam jumlah besar dapat hilang
pada urine karena diuresis osmotic akibat glukosa. Meskipun terdapat penurunan
bermakna pada kadar kalium total tubuh, pasien pada awalnya tampak normal
atau kalium meningkat (Horne, Mirna M, 2000). Bila konsentrasi kalium plasma
lebih dari 5,0 mEq/L maka muncul hiperkalemia. Biasanya disertai dengan gagal
ginjal bila ginjal tidak mampu mensekresi kalium. Selain itu, hiperkalemia dapat
terjadi pada trauma atau luka bakar luas, pada kondisi ini sel-sel yang rusak
mengeluarkan simpanan kalium intraselnya.

Kasus hiperkalemia telah dilaporkan pada pemberian intravena larutan kalium


yang sangat pekat yang tidak disengaja atau pemberian intravena kalium pada
pasien yang pengeluaran urinenya rendah (corwin, elizabeth J, 2009).
Hiperkalemia mengacu pada konsentrasi kalium serum yang lebih tinggi dari
normal. Hal ini jarang terjadi pada pasien dengan fungsi ginjal normal. Seperti
hipokalemia, hal ini sering terjadi karena penyebab iatrogenik (dirangsang oleh
pengobatan). Meskipun lebih jarang terjadi dibandingkan hipokalemia,
hiperkalemia lebih berbahaya karena henti jantung lebih sering dihubungkan
dengan kadar kalium serum yang tinggi (smeltzer, suzanne C, 2001).

Secara teknis, hiperkalemia berarti tingkat potassium dalam darah yang naiknya
secara abnormal. Tingkat potassium dalam darah yang normal adalah 3.5- 5.0
milliequivalents per liter (mEq/L). Tingkat-tingkat potassium antara 5.1 mEq/L
sampai 6.0 mEq/L mencerminkan hiperkalemia yang ringan. Tingkat potassium
dari 6.1 mEq/L sampai 7.0 mEq/L adalah hiperkalemia yang sedang, dan tingkat-

3
tingkat potassium diatas 7 mEq/L adalah hiperkalemia yang berat/parah.
(Dawodu, S 2004)

2.2 Etiologi Hiperkalemia


Penyebab hiperkalemia adalah penggunaan turniket yang terlalu kencang di
sekitar ekstremitas ketika mengambil sampel darah dan hemolisis sampel sebelum
analisis. Penyebab lain termasuk leukositosis atau trombositosis dan pengambilan
darah tepat di atas tempat infus kalium. Kegagalan untuk menyadari penyebab
palsu hiperkalemia dapat berakibat pengobatan agresif hiperkalemia yang
sebenarnya tidak terjadi, yang mengakibatkan penurunan kadar kalium serum
yang serius. Karena itu, pengukuran dari kadar yang terlalu meningkat harus
dipastikan kembali. Penyebab utama dari hiperkalemia adalah penurunan ekskresi
kalium ginjal. Karena itu, hiperkalemia yang bermakna umumnya terjadi pada
pasien gagal ginjal yang tidak diobati, terutama jika kalium dilepaskan dari sel-sel
selama proses infeksi atau adanya sumber kalium eksogen yang berlebihan,
seperti dalam diet atau dalam pengobatan. Defisiensi kortikosteroid adrenal
menyebabkan kehilangan natrium dan retensi kalium. Karena itu,
hipoaldosteronisme dan penyakit Addison menimbulkan predisposisi terhadap
hiperkalemia (smeltzer, suzanne C, 2001). Penyebab-penyebab utama dari
hyperkalemia adalah disfungsi ginjal, penyakit-penyakit dari kelenjar adrenal,
penyaringan potassium yang keluar dari sel-sel kedalam sirkulasi darah, dan obat-
obat. (Dawodu S, 2004)

2.3 Manifestasi Klinis


Hiperkalemia menyebabkan kelemahan otot skeletal dan bahkan paralisis, yang
berhubungan dengan blok depolarisasi pada otot. Sama halnya, konduksi
ventrikuler melambat. Mual, kolik intestinal intermiten, dan diare juga terjadi
pada pasien hiperkalemia(smeltzer, suzanne C, 2001).

Tanda dan gejala dari hiperkalemia adalah mual, lelah, kelemahan otot, atau
kesemutan. Gejala-gejala hyperkalemia yang lebih serius termasuk denyut jantung
yang perlahan dan nadi yang lemah. Hyperkalemia yang parah dapat berakibat

4
pada berhentinya jantung yang fatal. Umumnya, tingkat potassium yang naiknya
secara perlahan (seperti dengan gagal ginjal kronis) ditolerir lebih baik daripada
tigkat-tingkat potassium yang naiknya tiba-tiba. Kecuali naiknya potassium
adalah sangat cepat, gejala-gejala dari hyperkalemia adalah biasanya tidak jelas
hingga tingkat-tingkat potassium yang sangat tinggi (secara khas 7.0 mEq/l atau
lebih tinggi). (Dawodu S, 2004).

2.4 Patofisiologi Hiperkalemia

5
2.5 Pemeriksaan Diagnostik
 EKG : menunjukkan pola cedera iskemik dan gangguan konduksi.
Menyatakan tipe/sumber disritmia dan efek ketidakseimbangan elektrolit
dan obat jantung.
 Elektrokardiogram untuk mencari perubahan EKG yang khas (hiperkalemia:
gelombang T tinggi, interval PR memanjang, blok jantung lengkap, dana
sistole atrial; hipokalemia: gelombang T mendatar atau terbalik, gelombang
U, dan segmen ST menunjukkan 'sagging')
 Foto dada : Dapat menunjukkan pembesaran bayangan jantung sehubungan
dengan disfungsi ventrikel atau katup
 Skan pencitraan miokardia : dapat menunjukkan aea iskemik/ kerusakan
miokard yang dapat mempengaruhi konduksi normal atau mengganggu
gerakan dinding dan kemampuan pompa.
 Tes stres latihan : dapat dilakukan utnnuk mendemonstrasikan latihan yang
menyebabkan disritmia.
 Elektrolit : Peningkatan atau penurunan kalium, kalsium dan magnesium
dapat menyebabkan disritmia.
 Pemeriksaan obat : Dapat menyatakan toksisitas obat jantung, adanya obat
jalanan atau dugaan interaksi obat contoh digitalis, quinidin.
 GDA/ nadi oksimetri : Hipoksemia dapat menyebabkan/ mengeksaserbasi
disritmia.

2.6 Penatalaksaaan Medis


Atasi penyebab utamanya, Apabila kadar kalium kurang 2,5 mmol/L atau < 3
mmol/L pada pasien dengan resiko aritmia (misalnya pada pasien pasca infark
miocard), berikan kalium klorida IV (Intra vena) sebagai infus dengan kecepatan
tidak melebihi 20 mmol/jam pada konsentrasi yang tidak melebihi 40 mmol/jam,
karena kalium yang pekat dapat merusak perifer, apabila kadar kalium diantara
2,5 dan 3,5 mmol/L, berikan terapi penggantian oral (kecuali apabila pasien dalam
keadaan puasa atau muntah-muntah) dengan dosis 80-120 mmol/hari yang terbagi
dalam beberapa dosis.

6
Pada hiperkalemia ringan (kalium < 6 mmol/L ), asupan kalium melalui oral atau
intra vena perlu dibatasi. Hiperkalemia berat (kalium > 6,5 mmol/L) atau
perubahan EKG hiperkalemik) merupakan suatu kegawatdaruratan medis.

Pasien perlu mendapat kalsium glukonat intravena yang dapat menstabilkan


miokardium. Tindakan untuk mengurangi kadar kalium diperlukan, yaitu dengan
pemberian glukosa bersama insulin Intravena (50 mL berisi 50 % glukosa 1 unit
Insulin dengan masa kerja pendek), resin pengikut kalium, kalium resonium, dan
dialisis mungkin diperlukan.

7
BAB 3
CONTOH KASUS

3.1 KASUS
Seorang laki – laki berusia 55 tahun masuk ke IGD salah satu rumah sakit dengan
sakit kepala, keram perut yang disertai mual dan muntah serta tangan dan kaki
kebas, pasien dengan riwayat gagal ginjal. TTV: TD : 90/55 mmHg, RR 12 x/
menit, nadi 115 x/ menit, suhu 36°c. Hasil pemeriksaan nyeri menggunakan skala
nurmerik ( 7 / nyeri sedang ) hasil pemeriksaan elektrolit serum : k+ = 6,0 mEq /
L produksi urine menurun 20cc / jam hasil elektrocardiograf ( EKG ) diperoleh
adanya gangguan irama jantung.

3.2 Pengkajian
a. Identitas diri
Nama : Tuan X
Usia : 55 tahun
b. Keluhan utama
Sakit kepala, keram perut disertai mual dan muntah serta tangan dan kaki
kebas.
c. Pemeriksaan fisik
Neurosensori : sakit kepala
Musculloskeletal : tangan dan kaki kebas.
Gastrointestinal : mual dan muntah
Abdomen : kram perut
TTV : TD : 90 / 55 mmHG, RR : 12 x / menit,
Nadi 115 x / menit, Suhu 36°c
d. Pemeriksaan penunjang
Electrolitserum : K+ mEq / l
Produksi urin menurun 20 cc/jam
EKG diperoleh adanya gangguan irama jantung

8
3.3 Analisa Data
Data Pasien Masalah Keperawatan
DS : Pasien mengalami kram perut, Kelebihan Volume Cairan
disertai mual dan muntah, tangan dan
kaki kebas

DO :
TD 90/55 mmHg,
RR : 12x/menit
Nadi : 115x/menit
Pemeriksaan elektolit serum : k+ : 6,0
mEq / L
Produksi urine menurun : 20cc/jam
DS : Penurunan Curah Jantung
Pasien mengatakan sakit kepala disertai
mual dan muntah, kram perut, tangan
dan kaki kebas

DO :
- TD : 90 / 55 mmHg
- RR : 12 x / menit
- Nadi : 115 x / menit
- EKG : adanya gangguan
irama jantung
DS : Resiko Gangguan Nutrisi
Pasien mengatakan mual dan muntah

DO :
- TD : 90 / 55 mmHg
- RR : 12 x / menit
- Nadi : 115 x / menit
- Suhu 36°c
3.4 Diagnosa Keperawatan
a. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan hiperkalemia

9
b. Penurunan curah jantung berhubungan dengan gangguan irama jantung
c. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan mual muntah

BAB 4
PENUTUP

10
4.1 Kesimpulan
Hiperkalemia (kadar kalium serum > 5,0 mEq/L) terjadi karena
peningkatan masukan kalium, penurunan ekskresi urine terhadap kalium, atau
gerakan kalium keluar dari sel sel. Perubahan pada kadar kalium serum
menunjukkan perubahan pada kalium CES, tidak selalu perubahan pada kadar
tubuh total. Pada ketoasidosis diabetik, sebagai contoh, kalium dalam jumlah
besar dapat hilang pada urine karena diuresis osmotic akibat glukosa. Meskipun
terdapat penurunan bermakna pada kadar kalium total tubuh, pasien pada awalnya
tampak normal atau kalium meningkat (Horne, Mirna M, 2000).
Penyebab hiperkalemia adalah penggunaan turniket yang terlalu kencang
di sekitar ekstremitas ketika mengambil sampel darah dan hemolisis sampel
sebelum analisis. Penyebab lain termasuk leukositosis atau trombositosis dan
pengambilan darah tepat di atas tempat infus kalium. Hiperkalemia menyebabkan
kelemahan otot skeletal dan bahkan paralisis, yang berhubungan dengan blok
depolarisasi pada otot. Sama halnya, konduksi ventrikuler melambat. Mual, kolik
intestinal intermiten, dan diare juga terjadi pada pasien hiperkalemia(smeltzer,
suzanne C, 2001).
Tanda dan gejala dari hiperkalemia adalah mual, lelah, kelemahan otot,
atau kesemutan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Horne, M.M., & swearingen, P. L. (2001). Keseimbangan cairan, electrolit &


asam basa (ed. 2). Jakarta : EGC.
Smeltzer, suzanne C. (2001). Buku ajar keperawatan medikal bedah. Jakarta :
EGC.
NANDA Internation, inc. (2014). Nursing diagnosa definision and clasification
2015-2017. UK : wiley Blacckwell.
Nursing intervention calssification (NIC). (2013). Nursing outcome classification
(NOC) . St. Louis Missouri : Elsavier Mosby
Nursing outcome classification (NOC). (2013). Nursing outcome classification
(NOC) . St. Louis Missouri : Elsavier Mosby

12

Anda mungkin juga menyukai