Anda di halaman 1dari 111

PANCA JIWA

1. Jiwa Keikhlasan
1. Jiwa Kesederhanaan
2. Jiwa Berdikari
3. Jiwa Ukhuwah Islamiyah
4. Jiwa Kebebasan

14 KUALIFIKASI PEMIMPIN
1. Ikhlas
5. Amanah
6. Jujur dan Terbuka
7. Tegas
8. Mau berkorban
9. Bekerja keras dan sungguh-sungguh
10. Memiliki kemampuan berkomunikasi
11. Menguasai masalah dan dapat
menyelesaikannya
12. Membuat network dan memanfaatkannya
13. Selalu mengambil inisiatif
14. Mempunyai nyali besar dan berani mengambil
resiko
15. Baik bermu’amalah ma’allah dan ma’annaas.
FUNGSI
Adapun fungsi OSPEK adalah sebagai:

1. Fungsi orientasi bagi mahasiswa baru untuk


memasuki dunia Perguruan Tinggi yang berbeda
dengan belajar di sekolah lanjutan yang tentu .
2. Fungsi komunikatif yakni komunikasi antara
civitas akademika dan staf administrasi kampus.
3. Fungsi normatif yakni mahasiswa baru mulai
memahami, menghayati dan mengamalkan
aturan-aturan yang berlaku di kampus.
4. Fungsi akademis yakni pengembangan
intelektual, bakat, minat dan kepemimpinan bagi
mahasiswa.

TUJUAN
Adapun tujuan OSPEK adalah:

1. Mengenal dan memahami lingkungan kampus


sebagai suatu lingkungan akademis serta
memahami struktur dan kultur yang berlaku di
dalamnya.
2. Menambah wawasan mahasiswa baru dalam
penggunaan sarana akademik yang tersedia di
kampus secara maksimal.
3. Memberikan pemahaman awal tentang wacana
kepondokmodernan dari perspektif seorang
ustadz serta pengaplikasian nilai-nilainya dalam
setiap kegiatan pondok.
4. Mempersiapkan mahasiswa agar mampu belajar
di Perguruan Tinggi serta mematuhi dan
melaksanakan norma-norma yang berlaku di
kampus, khususnya yang terkait dengan Kode
Etik dan Tata Tertib Mahasiswa.
5. Menumbuhkan rasa persaudaraan kemanusiaan di
kalangan civitas akademika dalam rangka
menciptakan lingkungan kampus yang nyaman,
tertib, dan dinamis
6. Menumbuhkan kesadaran mahasiswa baru akan
tanggungjawab akademik dan sosialnya
sebagaimana tertuang dalam Panca jiwa, 14
kriteria pemimpin, dan Tri Dharma Perguruan
Tinggi.
7. Sarana untuk bisa saling mengenal antar sesama
mahasiswa

SASARAN
Sasaran kegiatan OSPEK adalah:
1. Mahasiswa baru semester 1 sebagai peserta
kegiatan
2. Mahasiswa semester 5 sebagai penyelenggara
kegiatan
~ Sekapur Sirih ~

INI USTADZ BARU ≠ INI BARU


USTADZ!
Selamat datang, kawan-kawanku, adik kelasku,
para mahasiswa dan guru baru di Kampus Gontor Dua
nan indah dan damai.
Empat sampai enam tahun (atau bahkan lebih!)
lamanya mengenyam pendidikan akhirnya terbayar
dengan masa yang sangat dinanti-nanti: MENJADI
USTADZ dan MAHASISWA.
Mengeluarkan baju dari himpitan sarung bukan
berarti ujian sudah rampung. Justru, saat inilah ujian
terbesar yang mempertaruhkan harga diri sebuah
generasi sedang menghadapi kalian: PENGABDIAN.
Ya, mengabdi. Bukan senang-senang, malas-
malasan, ataupun ongkang-ongkang. Amatilah sendiri!
• Ustadz tahun berapa yang jumlahnya
paling banyak?
>>Sanah Ula!
• Ustadz mana yang umurnya paling muda?
>>Sanah Ula!
• Ustadz mana yang semangat mengajarnya
paling membara?
>> Sanah Ula!
• Dan seterusnya (lanjutkan sendiri..)
Pengabdian bukanlah final dari segala-galanya.
Justru, ia merupakan awal dari segala-galanya. Setiap
dewan guru yang lebih senior bertemu kalian, pasti
berkata “OOH, INI GURU BARU”. Itu mah, biasa.
Tapi, dalam sekian bulan, jika kalian mampu
mengubahnya menjadi “INI BARU GURU!”, itu
namanya luar biasa!
Nah sekarang, guru yang seperti apa yang
dimaksud? Seperti apakah seharusnya guru Gontor Dua
itu? Kita akan temukan jawabannya di masa OSPEK ini.

Trifungsi Ustadz Gontor


Dalam pengabdian seorang USTADZ GONTOR,
ada 3 tugas utama yang harus selalu diingat:
1. MEMBANTU PONDOK (Inti dari Pengabdian)
2. MENGAJAR
3. BELAJAR (kuliah, maksudnya)
Mengajar baik, kuliah bobrok = Pengabdian
GAGAL
Di bagian hebat, mengajar telat = Pengabdian
GAGAL
Kuliah bagus, tugas bagian hangus = Pengabdian
GAGAL
>>Mengajar serius+bagian mulus+kuliah bagus =
Pengabdian SUKSES
Itulah tugas utama yang harus selalu dicamkan oleh
semua guru, apalagi di masa PENGABDIAN WAJIB
oleh GURU BARU.
Untuk mengajar, tentu kalian sudah tahu di masa
amaliah tadris yang masih hangat dalam memori.
Masalah kuliah akan dikupas tuntas oleh BAAK dan staf
UNIDA di masa OSPEK ke depan. Kita fokuskan dulu
ke poin utama: MEMBANTU PONDOK.
Membantu pondok bisa diartikan ke banyak
makna:
• Menyukseskan tugas di kamar bagian
• Menjadi panitia acara/kegiatan pondok
• Membantu menyukseskan acara-acara pondok
• Mengarahkan, mengawal, dan mengevaluasi
aktifitas santri di rayon, dll
Tapi untuk pastinya, yang harus diprioritaskan oleh
guru baru adalah KAMAR BAGIAN.
Ciri seorang guru baru yang sukses di kamar
bagian adalah:
• Mudah diajak
• Sering memberi ide segar
• Berhubungan baik dengan senior kamar dan rajin
berkonsultasi
• Tanggap dalam bertindak
• Tidak mudah mengeluh, dst.
Itu bisa tercapai dengan mudah dengan satu hal:
NIAT BAIK.
Jika seorang guru berniat baik akan memberi
kenangan terindah dan mau menanam benih pahala
dalam pengabdiannya, semuanya berjalan mudah.
Bayangkan:
• Alangkah indahnya, andaikata ada seorang guru
baru yang mengabdi hanya setahun (rugi banget),
lalu seniornya berkata, “Wih, dulu ada ustadz A
saat tahun pertama aktif menjaga cafe, laporan
keuangannya lancar, bikin hiasan kamar bagian,
gerak di acara pondok, gak pernah telat mengajar,
dll….sayang dia hanya setahun..” sampai senior
tersebut benar-benar merasa kehilangan dengan
ketiadaannya.
• Alangkah indahnya, jika kita mampu menjadi
contoh dalam kebaikan melebihi senior di kamar,
seperti: shalat jamaah di masjid, membersihkan
kamar, mematikan lampu.
• Alangkah indahnya, jika kita mampu menjadi
penggerak di setiap acara pondok. Semua dewan
guru bekerja sama tanpa memandang generasi,
karena melihat semangat membara dari guru
tahun pertama, dst….
Maka, tanamkan niat baikmu dalam setiap
pergerakan. Tidak perlu kau sengaja tunjukkan untuk
dilihat orang, karena Allah lebih dulu melihat niat
baikmu..

‫َوقُ ِل ا ْع َملُوا فَ َسَي َرى اللَّهُ َع َملَ ُك ْم َوَر ُسولُهُ َوال ُْم ْؤِمنُو َن‬

‫اد ِة َف ُينَبِّئُ ُك ْم بِ َم ا ُك ْنتُ ْم َت ْع َملُ و َن‬ ِ ‫َو َس ُت َردُّو َن إِلَى َع الِ ِم الْغَْي‬
َّ ‫ب َو‬
َ ‫الش َه‬

.…
Manusia Maksimalis
Sejak masih menjadi santri KMI, kita pasti sudah
tahu trifungsi peran utama ustadz Gontor: mengajar,
membantu pondok, dan kuliah.
Pengabdian yang sukses adalah pengabdian yang
bisa memerankan tiga hal tersebut secara seimbang dan
maksimal. Jadi, jika ditanya, berapa persen pembagian
kualitas mengajar, bantu pondok, dan kuliah? Maka
jawabannya adalah: Mengajar 100%, Bantu pondok
100%, dan Kuliah juga 100%!
Pondok menggunakan konsep totalitas kehidupan
dan PDLT (Prestasi, Dedikasi, Loyalitas, Tanpa cacat)
dalam setiap kegiatannya. Sehingga tidak ada istilah
'setengah-setengah' dalam berbuat. Bekerja setengah-
setengah merupakan tanda seorang yang berpikir
pragmatis, bukan idealis.
Tidak ada pemisahan antara satu kegiatan dengan
lainnya. Semuanya saling mendukung dan bersangkutan
menjadi sebuah integritas yang kuat. Kuliah mendukung
kualitas proses pengajaran. Mengajar merupakan salah
satu bentuk nyata membantu pondok. Kuliah berkualitas
ikut membantu pondok menaikkan kualitas pendidikan
UNIDA. Tidak ada satupun kegiatan yang berdiri sendiri.
Semuanya dapat dilaksanakan dengan baik di bawah
integritas sistem pesantren yang unik dan total quality
control.
Beratkah? (Ikhlaskan)
Seringkali kita mengeluh: tugas kuliah bertumpuk,
tugas bagian belum beres, mengajar dikejar-kejar batas
pelajaran. Seakan waktu 24 jam sehari itu sangat kurang
bagi seorang guru mahasiswa. BERAT!
Benarkah? Mungkin. Tapi, hati-hati. Mengeluh
adalah tanda keikhlasan yang KURANG.
Seorang mukhlis tidak takut resiko dari amalnya.
Capek, penat, dan lelah tidaklah masalah baginya.
Bahkan, jika ia enjoy dan menikmati setiap kegiatannya,
tidak akan ada lelah yang terasa.
Tanda lain dari ikhlas adalah ia tidak mempan
dengan pujian ataupun celaan. Dipuji, ia tidak
bangga/besar kepala. Dicela, ia pun tidak putus
semangat. Orang berkata apa, seorang mukhlis hanya
menanggapi dengan diam dan senyuman.
Ia tidak akan pusing dengan tidak adanya balas
budi dari orang yang ia bantu. Bahkan jika ia dizalimi
oleh orang yang ia tolong, ia tidak akan menyebut
kebaikannya terhadap orang itu. Ia berbuat baik hanya
karena mengharap surga dan ridha-Nya.
Susah? Allah kan tidak terlihat? Mana dosa dan
pahala kita? Kita juga tidak tahu bentuk surga, kan?
Itulah ujian bagi orang beriman. Barangsiapa beriman, ia
akan percaya dan beramal untuknya.
Pelanggaran Tahunan Ustadz Jadid
Namanya juga guru baru, belum kenal baik dengan
ahwal sekitar ustadz. Dan sudah maklum, guru baru jadi
sorotan dari semua generasi sebelumnya. Salah sedikit,
hujatan menyerang. Meskipun, kalau baik terus,
seringkali, hanya didiamkan saja (Sekali lagi, keikhlasan
diuji). Intinya, guru tahun pertama SELALU SALAH.
Cukuplah bersabar.
Di antara sorotan itu adalah pelanggaran tahunan
guru baru:
1. Kecelakaan Motor: Setiap tahun pasti ada.
Menjadi santri 6 tahun tanpa sepeda motor, tentu
ketagihan. Ngebut, nge-trip jauh setiap Jum’at,
sering keluar pondok, dan kecelakaan motor
seakan 'hal wajib' di tahun pertama. Lalu, kalau
tahu itu jelek, untuk apa diikuti? Cukup gunakan
motor seperlunya saja.
2. Bisnis: Sudah mendapat 'beasiswa' malah
mencari untung. Jadinya, tugas pondok
terbengkalai, keikhlasan pun hilang.
3. Handphone: Guru baru fokus kepada pengabdian
yang menentukan ijazah dan kualitas dirinya
sebagai alumni. Tapi, bagaimana bisa fokus,
kalau ia selalu terpaku pada game dan medsos di
hape androidnya?
4. Terlambat: Entah kenapa, Kamisan selalu dihiasi
dengan 'artis' dari tahun pertama. Terlambat (atau
tembus) mengajar, terlambat piket, terlambat
laporan, dan terlambat taftisy hanya sederet
alasan klasik untuk menjadi 'artis'.
5. Malas: Baik di kamar bagian maupun di acara
bantu pondok, sekali malas, hujatan akan banyak
menghampiri, entah terang-terangan maupun dari
belakang. Cukuplah jadikan setahun ini setahun
yang berarti.
6. Adab: Dengan kawan seangkatan apalagi senior,
gunakan panggilan 'ustadz'; bukan panggilan
sekedar nama; apalagi julukan. Dengan begitu,
sikap akan lebih terjaga, berbicara pun akan lebih
terkontrol.
7. Masa Bodoh: Kamar berantakan, WC kotor,
tugas bagian terbengkalai, acara pondok tidak
tahu seakan 'biasa saja'. Lebih parah lagi, kalau
guru baru masa bodoh dengan itu semua, alias
hanya diam di kamar. Orang bertanya-tanya,
mana pengabdiannya? Bagaimanapun, guru baru
selalu dinilai.
8. Uswah: Baju slim-fit, kemeja bermotif, ikat
pinggang mengkilat, dan rambut gondrong itu
bukan konsumsi seorang ustadz; apalagi guru
baru. Sedikit saja melanggar, hujatan menghajar.
9. Komunikasi Jelek: Membuat acara/inovasi baru,
namun tanpa komunikasi (memberitahu) pihak
yang berwenang/bertanggung jawab, termasuk
komunikasi yang jelek.
10. Penggelapan Uang: Uang bagian pondok
dipakai untuk kebutuhan pribadi. Pinjam uang
atas nama pondok/kampus, dibelokkan ke
dompet. Pegang uang konsulat/klub, dipakai
untuk makan-makan. Ingatlah hadis, tidaklah
beriman orang yang tidak bisa memegang
amanah (HR Ahmad).
Bahasa Seorang Guru
KMI Gontor Dua masih berusia balita, memasuki
tahun ke-4 saat ini. Tren nilai yang selalu turun menjadi
pertanyaan: ada apa gerangan? Usut punya usut, ternyata
itu berawal dari lemahnya bahasa santri. Mereka lemah
akibat kekurangan contoh yang ideal dalam berbahasa.
Lalu, siapa lagi yang bisa menjadi contoh selain kita para
guru?
Santri hanya menjadi pemeran pasif dalam sistem
belajar KMI. Mereka hanya mendengarkan setiap kalimat
yang disampaikan para guru. Mereka tidak akan bisa
berperan aktif dalam berkata dan menulis kecuali dari
kata yang mereka dengar dulu ketika menjadi santri.
Mereka sering mendengar bahasa Arab, maka lancarlah
ia berkata dengannya. Lebih sering mendengar bahasa
Indonesia, ia akan lebih lancar dengannya.
Guru merupakan sosok yang paling banyak ditemui
santri dalam pondok. Ia diibaratkan sebagai pengganti
orang tua. GURU dijabarkan: diGUgu dan ditiRU.
Digugu, ditaati para santri. Ditiru, dalam pakaian,
ucapan, sikap, dan perbuatan. Guru berbahasa Arab,
ditiru. Selalu berbahasa Indonesia, ya ditiru juga.
Semuanya ada di tangan kita, ingin santri lancar
berbahasa Arab atau berbahasa Indonesia? Kalau dilihat
dari pelajaran KMI yang 85% berbahasa Arab, tentulah
kita tahu wajibnya berbahasa Arab bagi guru.
Wadah Olahraga Dewan Guru
Olahraga adalah bagian dari kehidupan khas
Gontor Dua. Seorang guru bisa dikatakan kurang bergaul
jika tidak aktif dalam olahraga. Toh, olahraga juga
bermanfaat untuk kita sendiri.
Para dewan guru memiliki tempat khusus di sini.
Khususnya adalah: depan Sintesa dan belakang masjid.
Selebihnya adalah hak khusus milik santri. Meskipun
begitu, waktu olahraga sangatlah luas dibandingkan
santri, bisa pagi buta ataupun larut sore.
Andaikan guru masih lemah dalam olahraga, ada
banyak sekali wadah olahraga berupa klub futsal, basket,
takraw, dan sepak bola. Tidak perlu malu, karena hak
belajar manusia tidak pernah dibatasi oleh umur, dari
buaian hingga liang lahad. Lebih baik lagi, jika kita
memang memiliki kemampuan lebih di olahraga untuk
mengajarkannya kepada orang lain di wadah-wadah
tersebut.
Kegiatan olahraga pun sangat intens. Sewaktu-
waktu ada event lomba dari pengurus DEMA seperti:
lomba antar fans club Eropa, Muharrom Cup, DEMA
Cup, dan Festival UNIDA. Di sinilah event pembuktian
diri dari kualiltas diri kita di bidang olahraga.
~ Pengabdian ~

Bantu Pondok: Belajar dan Beramal

“Sebesar keinsyafanmu, sebesar itu pula


keberuntunganmu” – KH Imam Zarkasy –

Kamar bagian adalah wadah belajar yang sangat


luas dan sangat menarik. Darinya kita belajar banyak hal
baru dan menabung bekal akhirat kelak. Amati saja:
• An-Nahdhah: belajar CorelDRAW, Photoshop,
InDesign, jurnalistik, desain, publishing,
percetakan
• Wartel: belajar kesabaran, ketelitian, dan
keuangan
• Sekpeng: belajar editing video, fotografi, tulis
menulis, terima tamu, blogging/website
• Cafe: belajar memasak, muamalah dengan ibu-
ibu (mboke), bahasa Jawa (yang belum bisa),
keuangan, ketekunan
• Pertamanan: belajar setek, kerapian, keindahan,
landscaping, landmarking, pengairan, Google
Sketchup, ketekunan
Itu baru sekelumit contoh kecil. Sekali lagi, hanya
yang aktif dan bersungguh-sungguh lah yang merasakan
perubahan dan manfaatnya.
Hilangkan rasa malas dan sikap pasif. Malu lah,
'numpang hidup' di pondok tanpa ada balas jasa. Ingatlah
semua beasiswa yang tidak tersebutkan. Makan, SPP
kuliah, listrik, kamar, internet, komputer, printer,
transportasi kuliah, semuanya GRATIS! Maka,
BALASAN APA YANG AKAN KAU BERIKAN?

USWAH SEORANG USTADZ


Seorang bayi meniru segala apapun yang dilakukan
orangtuanya. Murid pun meniru segala sesuatu yang
dilakukan gurunya, baik sadar maupun tidak.. Sikap, pola
pikir, sifat, tingkah laku, tindakan; segala hal selalu
dilihat dan didengar oleh murid dan berpengaruh pada
dirinya, langsung ataupun tidak.
Itu karena guru memiliki wibawa dan pengaruh
terhadap murid, apalagi di lingkungan yang sakral seperti
pesantren. Perkataan guru bagaikan titah suci yang
pantang dibantah. Perintahnya adalah instruksi mutlak
yang fardlu ditunaikan. Maka, sudah selayaknya guru
memilah dan memilih segala apapun yang diucapkan,
dilakukan, dan dipikirkan.
1. Shalat berjamaah di masjid: Gontor merupakan
pondok pendidikan, bukan pondok tareqat/tasawuf.
Maka shalat jamaah tanpa peci bukanlah hal yang
dianjurkan, karena merusak unsur pendidikan di
dalamnya.

2. Berkendaraan sepeda motor: Seringkali orang


lupa diri ketika naik motor sehingga menganggap
dirinya sang penguasa jalan. Namun, tidak
selayaknya ustadz berlaku demikian. Mungkin
terlihat sepele, tapi bisa jadi dari sekian banyak
kecelakaan santri saat liburan terinspirasi dari apa
yang dilihat di pondok.
Silahkan perlebar sendiri contoh-contoh di atas.
Cukuplah kita sadari posisi kita sebagai guru yang selalu
dilihat, dinilai, dan ditiru.
Amar Ma’ruf Nahi Mungkar
‫ كاد المعلم أن يكون رسوال‬# ‫قم للمعلم وفّه تبجيال‬
Guru merupakan salahsatu barisan ulama.
Sementara ulama adalah pewaris dari para Nabi. Tugas
terbesar nabi adalah dakwah. Sedangkan inti dari dakwah
adalah Amar Ma’ruf dan Nahi Mungkar.
Maka selayaknya seorang guru yang perkataanya
didengar dan ditaati, kita harus berani dan terpanggil
untuk menyeru murid untuk berbuat kebaikan dan
mencegah mereka dari perbuatan mungkar.
Seorang guru janganlah pernah bosan menegur
santri pelanggar disiplin, baik ringan maupun berat.
Entah itu meludah sembarangan, tidak mengucapkan
salam, berbahasa non-formal, dan seterusnya.
Tidak susah melakukannya, cukup panggil santri
yang bersangkutan dan jelaskan efek negatif
perbuatannya, santri sudah tersentuh dan memahaminya.
Jika diperlukan, berikan hukuman ringan di tempat,
hukuman yang mendidik bukan menyiksa.
Jika setiap orang mau memperbaiki dirinya sendiri
dan satu orang lain, maka akan baiklah seluruh manusia.
Setiap perbuatan baik tidak ada yang sia-sia, Allah tidak
akan luput untuk membalasnya, entah di sini ataupun di
hari Kiamat kelak.
Turun Acara Rayon
Seorang ustadz Gontor dalam pengabdian tidak
hanya terfokus pada mengajar dan kamar bagian saja. Ia
juga bertugas sebagai pengawal kegiatan santi di rayon.
Acara rayon sangatlah beragam, pengurus rayon
perlu lebih pengawalan. Di antaranya:
1. Drama Contest: Guru berperan sebagai
pengoreksi bahasa santri.
2. Vocal Group: Evaluasi dapat disampaikan lebih
detail oleh dewan guru
3. Khutbatu-l-Arsy: Guru selalu memotivasi santri
untuk aktif mengikuti lomba dan rentetan
kegiatan
4. Kegiatan Bahasa: Guru mengawal dan memberi
contoh berbahasa yang baik
5. Masa Ujian: Guru berperan aktif membentuk
lingkungan belajar yang kondusif di rayon, dan
seterusnya.
Loh, kan sudah ada pengurus? Benar, tetapi mereka
masih minim pengalaman. Sepantasnya kita berbagi
masukan dan masalah yang dulu sering dihadapi beserta
solusinya.

Kepramukaan ala Ustadz


Dewan Guru Gontor sudah pasti mendapat tugas
untuk menjadi MABIGUS dalam kegiatan pramuka. Ini
merupakan ladang pengamalan ilmu pramuka yang sudah
kenyang kita rasakan selama menjadi santri. Tentunya,
tetap dengan memberi uswah dalam perilaku dan
berseragam.
Pramuka di Gontor merupakan Pramuka Islami.
Kita sering mendengar istilah Kiai “I'm Scout but I'm
Moslem”. Slogan ini menjadi patokan untuk
mengislamkan pramuka, bermental Pramuka dengan ruh
dan identitas Islami.
Dengan Pramuka, seorang Muslim dilatih
ketangkasan, keterampilan hidup, kesungguhan, survival,
kepekaan, dan kemandirian. Nilai-nilai Islam tersebut
diajarkan dengan bentuk kegiatan yang menarik, dengan
kata lain, permainan. Scout is jolly game. Pramuka
identik dengan gembira dan bersenang-senang. Namun
dibaliknya, terbentuklah mental dan jiwa yang tangguh
pembentuk karakter muslim sejati.
Seorang mukmin yang kuat lebih baik dan disukai
Allah daripada mukmin yang lemah (HR Muslim).
Inilah tugas guru sebagai pengawal kegiatan
Pramuka yang aktif dan dinamis. Mengawal santri
menjadikan hari Kamis sebagai hari yang paling
ditunggu-tunggu dan bersenang-senang. Tiada sedih dan
keterpaksaan. Yang ada hanyalah senang dan
kegembiraan!
Standar Qur’an
dan Imam Guru Baru
Seorang guru harus mempu`nyai kelebihan di atas
santrinya untuk dibagikan. Jika standar guru sama
dengan santri, lalu apa yang mau diberikan? Maka dari
itu, dimulai dari masalah pokok yang menjadi seorang
santri: kualitas shalat (imamah) dan bacaan Qur’an.
Kalaulah ketika penataran disyaratkan hafal ayat-
ayat pilihan, alangkah baiknya tidak dilupakan begitu
saja, melainkan dibaca ketika imamah shalat jahr,
sebagai ganti dari surat pendek. Alangkah indahnya
seorang ustadz menjadi imam dengan pilihan ayat yang
bervariasi. Dibandingkan, mondok bertahun-tahun
andalannya trio qul-hu terus!
Lebih baik juga, seorang ustadz menguasai
permasalahan fiqh yang sering ditanyakan umat seputar
shalat beserta dalilnya.
Kualitas seorang alumni pondok juga sangat dinilai
dari bacaan Qur’an. Bacaan Qur’an yang baik dinilai dari
makhraj, tajwid, panjang-pendek, lagu, dan kelancaran.
Kita dapat belajar dengan mudah melalui rekaman
murottal milik imam-imam haromain yang mautsuq,
semisal: as-Sudais, al-Ghamidy, Mahir al-Muaiqly, Saud
as-Shuraim, dan Mishari Rashid al-Afasy yang sangat
kita kenal.
Semakin sering mendengar, semakin mudah kita
menirukan. Lebih baik lagi kita belajar secara talaqqi
(face-to-face) kepada salah satu teman jebolan JMQ yang
kita percaya kualitasnya.
Kemarhalahan
Marhalah... ia adalah identitas dari sebuah generasi.
Seorang guru dikenal dari tahun angkatannya. Tapi ingat,
marhalah tidak akan ada tanpa adanya pondok. Jika ada
saat harus memilih salah satu, dahulukanlah acara
pondok.
Fanatik? Boleh, asal tidak berlebihan. Lebih baik
lagi, seorang guru tidak terlalu mementingkan fanatisme
angkatan dan menumbuhkan fanatisme kepada pondok.
Dengan begitu, ia akan lebih maksimal dalam
pengabdiannya.
Guru yang fanatik angkatan seringkali bersikap
eksklusif; bergaul hanya dengan orang tertentu saja,
pakaian dengan warna tertentu, sulit diajak bekerja
bersama guru lain dan susah bergaul.
Tidakkah lebih indah, kita membangun ikatan atas
persaudaraan atas ukhuwah Islamiyah dan almamater
Gontor, dibandingkan persahabatan yang hanya
berlandaskan angkatan? Jaringan lebih luas, diterima di
semua kalangan, mudah memberi dan mendapatkan
bantuan, dan sekian banyak keuntungan lainnya.
Tiada beda antara pengurus OSPEK maupun
bukan. Tiada beda angkatan ganjil maupun genap. Tiada
beda kakak kelas maupun adik kelas. Kita semua saudara
satu iman, satu perjuangan, dan satu guru.
Turun Acara Pondok
Kerja pondok tidak terbatas pada kamar bagian
saja. Masih ada khidmah di panitia acara pondok dan
kegiatan rayon. Terlebih acara pondok yang sangat
banyak dan rapat, hampir tidak ada jeda di antaranya.
Semuanya itu membutuhkan tenaga lebih dan total
quality control dari para dewan guru. Di sinilah wadah
pembuktian etos kerja guru baru. Kita belum bisa
melepas santri sama sekali.
Kalau kita hitung-hitung banyak sekali acara
pondok:
1. Khutbatu-l-Arsy: PORSENI, Apel Tahunan, dan
acara lainnya
2. Acara 90 tahun Gontor
3. Acara Sintesa: Panitia 3 int – 4, PKS, GCM,
DA, PG
4. Qurban Idul Adha: Vocal Group, sembelih
hewan kurban
5. Gorda Olympiad
6. Ujian Pelajaran Sore dan Pagi: ciptakan miliu
belajar santri
Seringkali kita temukan, sekelompok guru ketika
acara angkatan kerjanya pol-polan. Tetapi ketika
persiapan acara besar pondok seperti Apel Tahunan yang
mendatangkan pimpinan, malah tidak muncul batang
hidungnya. Ingat, marhalah tidak akan ada tanpa adanya
pondok. Dahulukan acara pondok di atas segalanya.
Adab dengan Senior
Guru baru selalu menjadi sorotan, terutama oleh
para senior kamar. Tidak perlulah kita mengeluh dengan
keadaan, jadikan saja ini sebagai tantangan untuk
pembuktian kualitas diri dan latihan keikhlasan. Setiap
orang mempunyai raport sendiri di mata orang lain,
terutama dari masalah adab. Di antaranya adalah:
• Guru baru selayaknya paling aktif dalam
memenuhi kebutuhan harian kamar, semisal: air
minum, kebersihan, dan kerja bagian
• Setiap ada program atau rencana di luar rutinitas
harian, komunikasikan dengan senior kamar dan
pihak yang bersangkutan. Hindari bekerja sendiri
tanpa koordinasi, itu sama dengan tidak
menganggap wujud dari senior dan pihak terkait,
bahkan seakan menjadi peremehan
• Sebarkan senyum, sapa, dan salam; lebih-lebih
kepada senior. Rasa hormat orang lain tidak akan
didapat tanpa memberikannya terlebih dahulu.
• Bangun rasa nyaman dalam berkomunikasi
dengan orang lain, terlebih senior. Dimulai dari
pilihan kata yang tepat dalam situasi yang tepat
pula. Luangkanlah waktu untuk berbagi cerita dan
pengalaman dengannya sesering mungkin. Terima
segala kritikan/masukan senior, respon dengan
sopan dan rendah hati.
Simplenya, aslih nafsaka yasluhu laka an-naasu.

Etos Kerja Guru Baru


Allah mewajibkan penyempurnaan atas segala
sesuatu.
Guru baru dengan jiwa mudanya memiliki
semangat paling tinggi dibandingkan para seniornya. Ide
segarnya paling ditunggu-tunggu, inisiatif hebatnya
dinanti-nanti, aksi tangkasnya selalu dicari-cari. Dari
individu yang hebat itulah, nama baiknya semerbak,
nama baik angkatan pun ikut terangkat dengan
sendirinya.
Sikap aktif inilah yang mencerminkan jiwa idealis
seorang guru pengabdian. Ia tidak hanya mengerjakan
kewajiban beserta sunahnya, bahkan ditambah dengan
menyerang insiatif dengan ide-ide baru yang belum
pernah ada. Pertanyaannya selalu adalah: ayyu
khidmah? Kalaulah semangat sedang turun, setidaknya
setiap kewajiban mampu ia tuntaskan dengan sempurna.
Beda dengan manusia berjiwa pragmatis yang
berpikir: apa untungnya buat saya?, kok mau-maunya?,
bikin capek aja, dan sederet pernyataan negatif lain untuk
menghindar dari pekerjaan. Boro-boro mengerjakan
insiatif atau sunnah, yang wajib saja susahnya minta
ampun! Ada saja alasan untuk selalu menunda.
Pengabdian yang sukses tentunya menghindari pola pikir
seperti ini.
Pengabdian adalah ujian kualitas diri. Maka,
lewatilah ujian tersebut dengan hasil sebaik-baiknya.
Kalaulah setahun, buatlah setahun yang berarti. Mau
lanjut? Jadikanlah sebagai awal yang baik.
Komunikasi Kerja Bagian
Kamar bagian merupakan amanah bersama dari
pondok. Satu orang bermasalah, semua anggota kamar
disalahkan. Kesuksesan sebuah kamar diawali dari
komunikasi yang baik antar anggotanya. Senior kamar
mengawal dan mengarahkan, juniornya pun aktif
mencari tahu masalah, menuntaskan sunnah dan
kewajiban, sekaligus menyerang inisiatif dan inovasi
baru untuk perbaikan dan kemajuan bagian. Kekurangan
antar individu saling ditambal dan ditutupi dengan
kelebihan masing-masing.
Komunikasi bisa berjalan baik jika junior bersikap
terbuka dan aktif di kerja bagian. Namun, semuanya
takkan mungkin terjadi jika penghuni kamar tidak pernah
tinggal di kamar sendiri. Dirinya seringkali lebih fokus
pada kegiatan lain semisal acara angkatan, sering keluar
pondok, atau malah sibuk mengurus bisnis yang jelas-
jelas dilarang!
Kembalikan pada diri sendiri: Sudah seimbangkah
apa yang kita beri kepada pondok dengan apa yang kita
dapat?
Mengajar: Pengamalan Ilmu
“Kalau kamu ingin menguasai sesuatu, maka
ajarkanlah sesuatu itu kepada orang lain.” – KH Imam
Zarkasy –
Pepatah di atas adalah penjabaran “khoiru-t-
ta'allumi at-ta'lim” yang sering digaungkan di KMI.
Sederet pengalaman membuktikan seorang ustadz baru
benar-benar paham Nahwu, contohnya, ketika dia
mendapat jatah mengajar pelajaran itu.
Maklum, karena dalam mengajar guru dituntut
menguasai materi. Dari situlah, ia terdorong bertanya,
ta'hil, membuka kamus, dan usaha lainnya agar menjaga
harga dirinya di kelas. Malu dong, ustadz kok gak paham
pelajaran?
Tips bagi seorang guru pengabdian dalam hal ini:
1. Kuasai bahasa Arab lebih dalam: kunci membuka
pemahaman
2. Jangan segan bertanya kepada senior atau bahkan
junior (jika lanjut) yang dianggap memiliki
kemampuan di bidang tersebut
3. Cobalah jelajahi kamus (Munjid/al-Wasith) atau
dari web (almaany.com / translate.google.com /
Software Oxford)
4. Baca buku pegangan dan tulis i'dad mengajar
malam hari setelah muwajjah/sebelum tidur.
Kelihatannya sangat sepele tapi sangat
berpengaruh dalam kesuksesan mengajar.
5. Ketika piket KBM, cobalah berkeliling dan
mengamati cara mengajar setiap guru.
Bandingkan dan ambillah yang terbaik.
6. be the best everytime :D
Disiplin Mengajar
Gontor memiliki cita-cita tinggi melalui KMI.
Untuk mencapainya, dibutuhkan disiplin tinggi.
Sayangnya, disiplin ini sering dilanggar oleh guru baru
karena belum terbiasa. Di antaranya adalah:
• Terlambat atau bahkan tidak mengajar:
tertidur, telat membuat i’dad, dan salah jadwal
adalah jawaban klasik untuk masalah satu ini.
Solusinya simpel, buatlah i’dad malam hari
sebelum tidur. Tempelkan jadwal ajar di
cermin/tempat terbuka. Jangan coba-coba tidur
untuk menunggu jam pelajaran (biasanya jampel
ke-5 dan 6), dijamin tembus!
• Duduk saat mengajar: Tunjukkan semangat
guru baru dengan berdiri satu jampel penuh. Rasa
percaya diri dan semangat akan muncul jika
seorang guru benar-benar menguasai pelajaran
yang diampu. Caranya? Perdalami materi ketika
membuat i’dad. Bisa dengan buka kamus,
bertanya, ataupun tanya mbah Google!
• Tidak mengambil absen: Jam pertama itu sakral.
Seringkali absen tertinggal karena: tidur pagi,
terburu-buru membuat i’dad, mengoreksikannya
dan mandi (itu pun jika sempat). Siasati dengan
manajemen waktu yang baik.
Itu baru masalah waktu. Penguasaan materi,
kesiapan mengajar, alat peraga mengajar, dan lain-lain
tentu bisa menjadi alasan guru baru menjadi ‘artis’ di
Kamisan. Sebuah prestasi bagi yang lolos darinya.
Disiplin Piket
Shibghah Gontor Kampus Dua dengan Total
Quality Control menuntut keaktifan yang lebih dari
dewan guru. Piket guru KMI ada 3 sektor: pengawas
KBM (Kegiatan Belajar Mengajar), pengawas piket
rayon, dan piket kantor KMI.
Pengawas KBM dari guru baru berwenang penuh
untuk mengevaluasi proses mengajar guru lain, baik
seangkatan maupun yang lebih senior. Ia dituntut aktif
untuk mengoreksi dan mengontrol dengan berkeliling ke
kelas-kelas. Kesuksesan mengajar ditentukan juga dari
bagus-tidaknya pengawasan oleh piket KBM.
Piket rayon pun demikian, mengontrol dan
mengevaluasi kinerja piket santri. Sedangkan piket
kantor KMI memenuhi kebutuhan harian kantor dan
siaga di tempat untuk kebutuhan sewaktu-waktu.
Semua tugas ini diemban di pundak guru baru. Di
sinilah nilai keikhlasan dan kualitas pengabdian
seseorang akan terlihat. Keikhlasan dapat terlihat dari
kesungguhannya melaksanakan tugas yang menjadi
amanahnya, sekecil apapun.
Maka, terlambat atau bahkan meninggalkan tugas
piket merupakan tanda peremehan tugas sekaligus tanda
ketiadaan ikhlas dan sifat amanah seseorang. Ingatlah,
laa imaana liman la amaanata lahu. Tidaklah beriman
orang yang tidak bisa memegang amanah.
Tiket Surga dari KMI
Proses belajar mengajar harus terus berjalan,
apapun yang terjadi. Maka, tiket guru pengganti itulah
penjamin stabilitas mengajar KMI. Dan tentunya, sasaran
utama pengganti pengajar sekali lagi adalah guru baru.
Guru baru dianggap memiliki ilmu yang masih hangat
dan siap disebarkan dengan predikat fresh graduate.
Masalahnya adalah seringkali pengganti pengajar
itu tidak menguasai pelajaran yang diampu. Sehingga
yang terjadi adalah jampel diisi dengan cerita kosong
yang kurang bermanfaat. Boleh saja, tetapi pengajar yang
digantikan haqqul-yaqin lebih suka andai materi
pelajarannya ditambah. Singkatnya, jadikan tiket itu
sebagai tantangan untuk menguasai hal baru yang
mungkin belum pernah kita jamah.
Lucunya, kalau kita amati reaksi dari penerima
tiket. Ada yang mengeluh semisal: kayaknya aku terus
deh atau kemarin ‘kan sudah?. Seakan dialah satu-
satunya ‘orang sial’ yang mendapat tiket. Hehehe...
Sial? Sepertinya peluang amal baik bukanlah salah
satu bentuk kesialan. Sikap seseorang ditentukan dari
kadar keikhlasannya dalam mengabdi dan membantu
pondok. Bisa jadi, ilmu yang kita sampaikan lebih mudah
diterima santri dibanding pengajar materi biasanya.
Mungkin juga, motivasi kita bisa membuka hidayah
untuk belajar lebih giat.
Menyikapi Santri Tidur
Pelajaran bejibun berbahasa asing dengan rentetan
kegiatan yang tiada hentinya tentunya memiliki efek
samping yang tak dapat dihindari: Kantuk dan Tidur.
Tidak dapat dipungkiri, semangat muda santri tetap ada
batas dan momentumnya. Tidak heran, ada santri yang
lebih suka kerja panitia ketimbang belajar ushul fiqh.
Sikap seorang guru yang baik adalah tetap
menguasai kondisi kelas. Jelasnya, guru harus tetap
bersikap tegas kepada santri yang mengantuk apalagi
yang tertidur. Pahamkan bahwa belajar adalah salah satu
tujuan utama mereka datang ke Gontor. Santri harus
mampu memberi hak istirahat tubuh dengan cara
manajemen waktu yang baik.
Sebenarnya, seorang yang bosan atau mengantuk
itu karena menganggap sesuatu yang disampaikan itu
kurang penting atau tidak menarik. Tugas kita adalah
menyadarkan pentingnya ilmu yang disampaikan.
Jabarkan sekian manfaat dan hasil dari mempelajarinya.
Materinya pun harus disajikan dengan menarik. Caranya
bisa menggunakan alat peraga, video dokumenter,
ataupun permainan.
Jika santri sudah tertarik dan menganggap bahwa
pelajaran itu sangat sayang untuk dilewatkan, kantuk dan
rasa ingin tidur pun sirna dengan sendirinya. Kok masih
mengantuk? Itu tanda bahwa guru masih kurang berhasil
membawa santri hanyut dalam asyiknya belajar.
Kostum Mengajar Guru
Apa yang dilihat, didengar, dan didengar
merupakan pendidikan. Maka selayaknya kita memberi
gambaran yang baik dalam berpakaian. Sebagaimana
layaknya kita ketahui adalah:
• Celana warna gelap
• Kemeja warna terang
• Dasi
• Jas (opsi)
• Peci
Hal yang menjadi sorotan setiap tahunnya adalah:
• Ukuran yang terlalu ketat (slim-fit)
• Warna yang mencolok (terlalu gelap/terang)
• Kombinasi warna yang tidak serasi (mirip
jemuran)
• Motif yang mencolok (bergaris/bergambar)
• Beraroma kurang sedap (tidak pernah ganti!)
• Kusut
Cukuplah kita terapkan jiwa pondok yang ke-2:
Kesederhanaan. Sederhana bukan berarti
ngenes/nelangsa/melarat. Sederhana artinya sesuai
dengan kebutuhan. Allah Maha Indah dan menyukai
keindahan. Maka, indah dan bagus termasuk
kesederhanaan juga, selama tidak berlebihan.

Masa Ujian Santri


Masa ujian merupakan salah satu masa paling
efektif untuk belajar. Tugas kita sebagai pendidik adalah
menjaga miliu belajar santri agar tetap kondusif dalam
lingkungan kesehariannya.
Selain itu, guru juga harus memikirkan batas
pelajaran paling tidak dua minggu sebelum ujian. Jika
ditemukan pelajaran yang terlambat, maka waktu yang
ada harus digunakan sebaik mungkin untuk mengejar
ketertinggalan.
Guru yang ada di rayon pun sedianya ikut
mengontrol kualitas bacaan al-Qur’an santri dan kadar
belajarnya. Santri yang lemah harus benar-benar
dibimbing hingga mampu menguasainya. Santri yang
kurang motivasi disadarkan keterbatasan waktu yang ada.
Pengurus rayon pun harus digerakkan untuk menciptakan
miliu belajar dan kepedulian terhadap kualitas santri di
rayonnya.

Kuliah: Arena Pengembangan Diri


“Bagai katak dalam tempurung: Orang bodoh
yang merasa cukup dan sudah tahu segalanya”
Peribahasa di atas sangat cocok disematkan bagi
seorang guru mahasiswa yang tidak mau kuliah. Ada
guru yang sayang dengan santri, mengajar pol-polan,
acara pondok oke, kerja bagian bagus. Namun sayang,
kuliah dikorbankan. Ia merasa cukup dengan
pengetahuannya. Tidak ada rasa ingin tahu dan haus
untuk belajar.
Oke, sekarang bandingkan dirimu dengan teman
SD/SMP yang sekarang kuliah di luar pondok. Mereka
mampu menulis dengan fakta dan data. Mampu berdebat
dengan argumen kuat. Berbicara dengan referensi
terpercaya. Berprestasi dan unggul dalam kompetisi.
Sedangkan dirimu? Ilmu tidak bertambah. Bicara
tidak sistematis. Menulis makalah dari copy-paste. Tugas
dan presentasi terbengkalai. Mungkinjuga, IPK tidak
lebih dari 2. Atau, tidak ada prestasi yang patut
diapresiasi. LALU, APA YANG BISA KAU
BANGGAKAN?
Semua itu adalah buntut dari tidak hadir kuliah.
Berikan hak dari setiap waktu yang telah ditentukan.
Sore ada jadwal, berangkat kuliah. Malam sebelum
muwajah, sapa dulu gedung Robithoh. Berhalangan? Izin
tentunya. Uniknya di sini, izin terhitung hadir!
Input bagus+Proses ‘bagus’ >>
Output jelek?
Menjadi ustadz Gontor merupakan salah satu
anugrah besar yang tidak dirasakan semua alumninya.
Tentunya, standar minimal adalah kualitas
pemahamannya terhadap pelajaran di atas rata-rata,
apalagi ustadz Gontor Pusat. Ini menandakan bahwa
predikat Ustadz merupakan jaminan dari input
mahasiswa yang berkualitas.
Namun, fakta berkata sebagus apa mumtaz-nya
dulu ketika masih santri KMI tidak menjamin bertahan
bagus di bangku kuliah. Tak jarang, dulunya peringkat
atas dari sebuah generasi berubah menjadi mahasiswa
blendrang di bangku kuliah. Ada apa gerangan?
Mungkin judul di atas perlu kita rubah menjadi:
Input bagus + Proses jelek >> Output jelek
KMI penuh dengan disiplin yang bersifat
pembiasaan yang berujung pemaksaan. Ghoib, dipanggil.
Terlambat, dikejar. Blacklist, dibotak. Nah, hidup
mahasiswa tidaklah seindah itu. Absen terus, hanya
disindir. Terlambat, sering dilakukan. Ujung-ujungnya,
dicekal atau mengulang pelajaran. Dari sini terlihatlah
karakter asli seseorang, apakah ia memiliki disiplin
terhadap diri sendiri atau tidak. Boro-boro memperbaiki
kualitas, kuantitas kuliahnya saja kekurangan.
Seringkali seorang ustadz kurang bagus menyusun
prioritas. All-out di kegiatan pondok dan mengajar, tapi
kuliah dilupakan. Walhasil, terjadilah yang terjadi. Input
bagus >> Output jelek. Nah, lo! Proses jelek di atas siapa
yang membuatnya? Proses kuliah yang jelek tentunya
karena kita yang tidak bisa mendisiplinkan diri.
Disiplin diri tidak akan bisa terwujud tanpa niat
kuat dan kesadaran akan pentingnya kuliah. Maka,
tanamkan niat pertamamu untuk menyukseskan
pengabdian dengan kuliah yang sukses pula. Sadarlah
bahwa kuliah adalah amanat orangtua dan penentu
kualitas diri kita.
Menyikapi Tugas dan Presentasi
Dosen mudah saja menilai seorang mahasiswa aktif
atau tidak, cukup berikan tugas makalah atau presentasi
hingga deadline yang ditentukan. Tinggal dilihat, siapa
yang mengumpulkan tepat waktu, siapa yang terlambat,
dan siapa yang tidak mengerjakan sama sekali.
Tugas apapun, baik makalah maupun presentasi
merupakan ujian mental seorang mahasiswa. Darinya,
terlihat pribadi seseorang. Maka, sikap mahasiswa yang
benar adalah:
• Catat syarat tugas yang diminta (ukuran
kertas/poin isi/footnote)
• Selesaikan segera setelah ditugaskan, setiap ada
waktu kosong manfaatkan untuk mengerjakannya
• Segera cari bantuan ketika menemukan kesulitan
(bisa teman/ dosen lain/ senior/ junior/ perpus/
internet)
• Tidak perlu menunggu perfect untuk
dikumpulkan, selesaikan dengan kemampuan
maksimalmu
Seringkali kita menunda dengan menganggap
masih ada waktu yang kosong nantinya. Masa depan
adalah misteri, siapa tahu besok ada tugas pondok, diajak
teman keluar, atau malah lebih malas lagi. Waktu yang
terbaik untuk memulai sebuah pekerjaan adalah
SEKARANG.
Lalu, andaikata kita tidak bisa menyelesaikan tugas
dengan sempurna, kumpulkan/presentasikan kepada
dosen tepat waktu. Biarlah kekurangan dan kesalahan
diperbaiki dan diarahkan olehnya.
Etika dan Disiplin BAAK
BAAK bukanlah musuh seorang mahasiswa.
BAAK hanyalah pelaksana tugas administrasi dari
sebuah universitas. Mahasiswa masuk kurang dari 70%
tentu dicekal. Kartu ujian hilan tentu dilarang masuk.
Tidak perlu kita memikirkan disiplinnya. Lebih baik kita
pikirkan bagaimana menaklukkan disiplin itu agar tidak
mendapatkan sanksinya.
Beberapa hal yang bisa kita lakukan adalah:
• Up-to-date dengan berita dan info terbaru seputar
BAAK dengan melihat papan pengumuman
BAAK/ DEMA maupun bertanya pada
senior/teman/online
• Catat info BAAK dan tempelkan di tempat yang
mudah terlihat dalam kamar
• Jika ada masalah, segera tanyakan kepada kantor
BAAK
• Jangan pernah meremehkan setiap pengumuman
BAAK. Dengarkan, catat, dan tempelkan dalam
kamar
Disiplin ada untuk memudahkan segala pihak,
bukan hanya kita. Universitas adalah lembaga yang
melibatkan banyak orang dan memiliki target dan tujuan
yang besar di masa depan. Semuanya akan mudah
tercapai dengan adanya disiplin. Kita sebagai orang
dalamnya ikut menyukseskannya dengan cara mengikuti
disiplin yang ada.
Hanya orang yang tidak tahu tujuan dan
berpengetahuan dangkal yang tidak mau mengikuti
disiplin.
Tips Menulis Catatan/Belajar
Dalam kuliah, belajar tidak akan bisa maksimal
tanpa ada proses mencatat yang baik saat mendengarkan
kuliah dari dosen. Untuk mencatat yang baik, beberapa
hal yang bisa dilakukan adalah:
 Mendengar seksama dan menarik pokok ide
pembicaraan dosen
 Menarik dan menulis keyword/kata kunci dari
penjelasan dosen
 Membuat ringkasan berupa poin-poin penting hari
itu
 Menulis dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan
sekitar hal-hal yang masih belum jelas atau ingin
diketahui dalam materi
 Membuat peta pikiran dan hubungan antar disiplin
ilmu yang berkaitan dengan penjelasan dosen.
Contoh: Iman bercabang kepada amal yang
berkaitan juga dengan kebersihan, kepedulian, dan
amar ma’ruf nahi mungkar
Alangkah baiknya, seorang mahasiswa membawa
perekam suara atau recorder saat kuliah agar setiap
penjelasan dosen dapat ditelaah ulang di kamar. Recorder
Sony harga 600 ribu kapasitas 4Gb sudah sangat cukup.
Buku catatan bisa berupa binder maupun buku tulis
biasa. Kelebihan binder adalah kemudahan dalam
mengorganisir catatan semua pelajaran. Setiap pelajaran
yang berbeda bisa dibatasi dengan kertas pembatas
layaknya kamus sehingga mudah ditemukan.
Catatan ini penting karena menjadi pengikat ilmu
dari dosen. Jika tertinggal satu pertemuan, segera
lengkapi dengan menyalin dari teman yang hadir.
Waktu Belajar Mahasiswa Guru
Waktu kosong bagi mahasiswa guru sangatlah
berharga. Sungguh sayang, jika waktu kosong yang
hanya lewat sekali seumur hidup itu kita lewatkan tanpa
diisi hal yang bermanfaat. Kekosongan hari Jum’at
tanggal 9 Syawal, misalkan, tidak akan pernah kita lewati
lagi di masa depan untuk hari dan tanggal yang sama.
Lho kan, masih ada hari esok? Kita tidak akan pernah
bisa menjamin hari esok masih bisa kita rasakan.
Beberapa waktu kosong yang sering kita temui
adalah:
 Setelah Subuh
 Di sela-sela jam mengajar
 Setelah Dhuhur
 Setelah Muwajjah (>22.00)
Waktu-waktu di atas akan membawa hasil jika kita
manfaatkan untuk membaca ulang catatan kuliah,
membaca buku literatur, meringkas poin-poin penting
darinya, dan menghimpun pertanyaan yang muncul.
Andaikan ada tugas pun bisa kita kejar pada waktu-
waktu tersebut.
Ingat, setiap tugas adalah bentuk ujian dari dosen
terhadap mindset, pola pikir, dan mental kita. Lebih baik
kita kumpulkan ke dosen TEPAT WAKTU dengan usaha
maksimal meskipun hasil seadanya, daripada kita
kerjakan sampai perfect tetapi TERLAMBAT atau
bahkan TIDAK MENGUMPULKAN saking
terlambatnya.
Ketika tugas diberikan, selesaikan saat itu juga.
Jika butuh waktu, buatlah deadline paling lambat 2 hari.
Makin ditunda, makin tidak jadi.
Pentingnya Perpustakaan - Wajib!
Kuliah tidaklah sama dengan KMI. Andaikan KMI
100% materi kita pahami dan dapatkan saat belajar, maka
kuliah tidaklah seindah itu. Materi kuliah didapat dari
dosen hanya sebanyak 20%. Delapan puluh selebihnya,
mahasiswa menemukannya sendiri dari buku literatur
yang disarankan oleh dosen. Masih bisa diperluas lagi
dengan diskusi bersama teman kuliah. Bisa disimpulkan,
sumber ilmu di dunia universitas adalah:
 Baca: penjelasan dosen, buku literatur, dan
observasi
 Tulis: mengungkapkan apa yang dipahami dari apa
yang dibaca untuk mengikatnya menjadi ringkasan,
artikel, ataupun buku.
 Diskusi: Bertukar pikiran terhadap topik yang
sama dari sudut pandang orang yang berbeda
sehingga wawasan menjadi lebih luas dan dapat
saling mengoreksi
Budaya membaca mungkin sudah mulai menjamur
sekarang ini, meskipun belum maksimal. Akan tetapi,
kita perlu membangkitkan gairah budaya tulis yang
sangat minim di kalangan akademisi Indonesia.
Tulisan yang kita buat bisa berupa rangkuman dari
apa yang kita baca. Bisa juga berupa artikel dari
kumpulan materi yang kita pahami. Atau mungkin
berbentuk opini, pendapat kita dalam mengkritisi
maupun mengomentari apa yang kita baca. Kalau punya
niat kuat, bisa juga disusun menjadi buku yang lebih luas
lagi cakupannya.
Tulislah apa adanya tanpa perlu takut salah.
Kirimkan ke berbagai media, dimulai dari media lokal
seperti majalah an-Nahdhah, majalah Himmah, ataupun
majalah Gontor. Tidak ada salahnya kita kirim ke pers
nasional semisal Republika, Kompas, maupun Tempo.
Hitung-hitung, andaikan beruntung dan dimuat, honor
yang didapat pun lumayan.
Lebih mudah lagi, kita sebarkan melalui media
sosial seperti Facebook ataupun twitter. Blog dan website
pun bisa diisi dengan tulisan kita. Sebagaimana bayi
belajar bicara, semakin sering kita menulis, semakin
lancar kita melakukannya. Tulisan pun menjadi lebih
berbobot, berkualitas, mudah dipahami, dan
menginspirasi pembacanya.
Ingatlah, seorang bayi tidak akan lancar bicara jika
tidak pernah mendengar ibunya berbicara. Seorang
mahasiswa tidak akan pernah lancar menulis jika tidak
pernah membaca tulisan orang lain. Maka, mengunjungi
perpustakaan adalah mutlak perlunya.
Membaca efektif sangatlah mudah:
 Jadwalkan kunjungan perpus setiap hari/
setidaknya setiap minggu
 Pilih judul buku yang disukai dan dibutuhkan
sesuai disiplin ilmu yang didalami, diskusikan
dengan dosen atau mahasiswa senior
 Bacalah kata pengantar dan daftar isi untuk
mengetahui gambaran keseluruhan isi buku
 Mulailah membaca dengan membawa
stabilo/pulpen merah untuk menggarisbawahi
keyword/hal penting (jika itu buku sendiri)
 Catatlah poin penting dari buku bacaan beserta
nomor halamannya
Sesuatu akan menghasilkan jika disiplin/istiqomah.
Darinya, kita ciptakan ulama intelektual, bukan intelek
yang tahu agama sekedarnya.
Tips Mudah Menghafal
Menghafal adalah salah satu upaya melestarikan
ilmu. Ingatlah Imam Syafii mampu menghafal ribuan
hadis dari kitab al-Muwatho’. Imam Bukhari dan Imam
Muslim pun hafal ratusan ribu hadis yang dihimpun
dalam kitab Sahih-nya. Kita sebagai ulama yang intelek
harus mampu melestarikan budaya hafalan yang kuat
para pendahulu kita.
Mudahnya menghafal didasari dari pemahaman
yang mendalam. Jika kita paham dengan detail apa yang
kita pelajari, lalu kita baca berulang-ulang, tanpa
menghafal pun kita akan hafal dengan sendirinya.
Berikut trik mudah menghafal:
 Pahami setiap kata dari materi yang dihafal
 Bacalah berulang-ulang dengan perlahan dan
penghayatan makna
 Rekam suaramu sedang menghafal dan dengarkan
berulang-ulang
 Tulis ulang hafalanmu di kertas/buku tulis kosong
beberapa kali
 Bayangkan seakan-akan itu sebuah film/cerita
berjalan di otak
 Peragakan hafalan dengan gerakan tubuh dan
ekspresi muka
Riset menyatakan manusia hafal 20% dari yang
dibaca, 40% dari yang dilihat/didengar/dirasakan, dan
60% dari yang dilakukan. Maka libatkan seluruh panca
indera ini untuk ikut aktif dalam menghafal. Jika kita
terbiasa melatih otak untuk menghafal, kita akan mampu
hafal hal baru lebih cepat. Maka, jadikanlah menghafal
sebagai kebiasaan.
Tips Nilai/IPK Tinggi
Orangtua mengharap masa depan kita lebih baik
dari yang mereka alami, di antaranya bidang pendidikan.
Kuliah adalah amanat orangtua, maka janganlah disia-
siakan. Meskipun mereka tidak pernah menanyaka
nilai/IPK kita, dalam hati mereka bertanya-tanya. Tidak
melihat saja cemas, apalagi setelah melihatnya dan tahu
nilai kita anjlok. Bisa jadi, muncul penyesalan dan rasa
penasaran ‘kenapa bisa begini?’.
Sebelum menjadi mimpi buruk, baiknya kita
bangun dari sekarang mindset pentingnya kuliah dan
belajar. Jika kita sangat ingin membalas kebaikan
orangtua, nilai kuliah yang tinggi adalah salah satu
jalannya. Dan itu tidak mungkin terjadi dengan instan,
ada proses dan jalannya:
 Pastikan untuk menghadiri kuliah perdana. Dosen
tidak hanya mengenalkan diri, tapi juga sistem
kuliah, kehadiran, tugas, syarat keluar nilai, buku
referensi utama dan sampingan, serta nomor
kontak. Perhatikan dan catatlah. Ini semua
penting untuk kemudahan belajar kita
selanjutnya.
 Hadiri kuliah seaktif mungkin, apalagi menjelang
masa UTS/ UAS. Jika memang tidak ada
halangan, jangan tinggalkan kuliah. Lawan rasa
malas dengan mengingat amanat orangtua. Jika
memungkinkan, ajukan izin ke BAAK. Di sini,
IZIN = HADIR (khusus hanya untuk mahasiswa
guru).
 Rajinlah mencatat materi di papan tulis maupun
keterangan tambahan dari dosen. Tentukan kata
kunci dari penjelasannya.
 Sekali tugas disampaikan oleh dosen, kerjakan
malam itu juga. Karantina dirimu dan buatlah
deadline lebih cepat dari yang ditentukan dosen.
Kumpulkan on-time dengan hasil semaksimal
mungkin. Jangan sampai terlambat apalagi tidak
mengumpulkan.
 Jangan pernah mencoba membantah kebijakan
dosen. Patuhi dan laksanakan sebagaimana yang
diarahkan semaksimal mungkin. Jika benar-benar
kesulitan, konsultasikan dengannya. Ingatlah,
dalam perkuliahan, NILAI TERSERAH
DOSEN. Meskipun ujian bagus dan sering hadir,
jika pengerjaan tugas berlawanan dengan
keinginan dosen, nilai bisa berubah total.
 Jika tertinggal materi, kejar dengan menyalin
catatan teman.
Nilai tergantung dari 3 hal: Kehadiran, Tugas, dan
hasil UAS/UTS. Jika kita tidak bisa memenuhi 3 hal
tersebut, maka bisa jadi dosen merubah nilai kita menjadi
C- ke bawah alias gagal dan harus mengulang.
Nilai memang penting. Namun, janganlah
dijadikan sebagai tujuan utama mengikuti kuliah.
Niatkan belajar untuk ilmu dan amal. Niatkan pula untuk
memenuhi titah ilahi. Belajar adalah perintah Allah yang
sederajat dengan wajibnya shalat. Bisa dikatakan, belajar
adalah bentuk lain kita mengabdi dan beribadah kepada
Sang Maha Tahu.
Masih banyak misteri yang belum terungkap.
Sungguh sombong jika kita mengelak untuk belajar,
seakan kita sudah tahu segalanya. Andaikan orang puasa
menahan lapar itu berpahala, maka yakinlah bahwa
menahan capeknya belajar itu balasannya jauh lebih
tinggi.
Pentingnya Hadir Kuliah
Ingatlah selalu, kuliah merupakan salah satu dari 3
pengabdian kita di pondok. Selain itu, kuliah juga
merupakan kebutuhan kita untuk jangka panjang dan
pengembangan diri. Malu lah, jadi ustadz nyuruh santri
untuk belajar keras, sementara dirinya nilai IPK kurang
dari 2?
Maka, penentu kesuksesan kuliah diawali dari
HADIR KULIAH. Apapun status dan posisi anda,
khususkan waktu sore dan malam hari untuk kuliah,
bukan untuk yang lain!
1. Jika menjadi panitia, sampaikan kepada ketua
untuk tidak mengambil waktu kuliah untuk
pertemuan dan kerja
2. Jika sangat terpaksa dan mendesak, pastikan
untuk membuat perizinan kepada staf BAAK.
Ingat IZIN = MASUK.
3. Jika absen atau ingin olahraga, pastikan kuota
kuliah kita bisa mencapai 75% dari
keseluruhan kehadiran dosen
4. Gunakan selalu transportasi bus yang sudah
disediakan oleh pondok. Ingat baik penumpang
sedikit maupun banyak solar yang dikeluarkan
tetap sama!
5. Gunakan motor jika memang mendesak saja.
Seperti halnya mendapati dosen biasa
terlambat mengakhiri kuliah, ada pertemuan
panitia, akan berbelanja ke luar pondok, dll.
Banyak mahasiswa terlambat wisuda yang bermula
dari jarang hadir kuliah sehingga tidak tahu tugas, lalu
tidak mengerjakan, dan ujungnya tidak bisa menjawab
satu soal pun saat ujian!
Macam-Macam Dosen
Dosen juga manusia. Setiap manusia memiliki
watak dan pribadi yang berbeda pula. Jika kita bisa
memahaminya, kita akan mudah berinteraksi dengannya.
Beberapa di antaranya adalah:
1. Mengajar cara KMI: Dosen menerangkan (baik
dengan spidol maupun proyektor), mahasiswa
mendengarkan dan mencatat
2. Metode presentasi: Membagi mahasiswa
menjadi beberapa kelompok presentasi dan
dijadwal untuk setiap pertemuan
3. Metode tugas makalah: Memberi judul makalah
kepada setiap kelompok/individu dan
dikumpulkan
4. Metode Gabungan
Untuk no. 1 sangatlah mudah, kita cukup
memperbanyak masuk kuliah dan mencatat poin penting
penjelasan dosen dan menulis semua yang ada di papan
tulis. Bisa juga merekam penjelasan dosen dengan alat
perekam (merek Sony harganya + 600 ribu-an). Jika
dosen menggunakan proyektor, kita bisa meminta file-
nya menjelang ujian.
Sedangkan no. 2–4, kita harus bisa disiplin
presentasi/ mengumpulkan tepat waktu. Kita juga
dituntut aktif kuliah, lebih-lebih ketika waktu
presentasi/deadline pengumpulan tugas. Selain itu, jika
kita tidak aktif mencatat komentar dosen pasca-
presentasi dan malas mengoleksi fotocopy makalah, kita
tidak akan siap menghadapi ujian.
Sejarah UNIDA: kampus yang
bermutu dan berarti
Dimulai dari penyerahan piagam badan wakaf
dimana salah satu syarat wakaf dari pendiri adalah
‘...menjadikan Gontor sebagai universitas Islam yang
bermutu dan berarti’. Bermutu dan berarti inilah yang
menjadi target standar kualitas UNIDA yang masih perlu
dikejar.
Universitas Darussalam (UNIDA) Gontor
merupakan perguruan tinggi waqaf yang berada di bawah
naungan Pondok Modern Darussalam Gontor. Oleh sebab
itu, dalam melaksanakan Tri Dharmanya, UNIDA Gontor
mempertahankan visi, misi, dan jiwa pesantren.
Sebagai perguruan tinggi pesantren, UNIDA
Gontor telah melewati perjalanan institusional yang
panjang. Didirikan untuk pertama kali pada tanggal 1
Rajab 1383 H / 17 November 1963 M dengan nama
Institut Pendidikan Darussalam (IPD), kemudian berubah
menjadi Institut Studi Islam Darussalam (ISID) pada
tahun 1994, dan akhirnya menjadi UNIDA Gontor pada
tahun 2014 melalui Surat Keputusan Menteri Pendidikan
Nomor 197/E/O/2014 tentang Izin Pendirian Universitas
Darussalam Gontor. Selama perjalanan sejarah itu,
berbagai prestasi dan kontribusi kepada umat Islam,
agama, bangsa dan negara telah diberikan, dan akan terus
dimaksimalkan.
UNIDA berdiri pertama kali dengan 2 fakultas
yaitu: fakultas Tarbiyah dengan jurusan: Pendidikan
Agama Islam dan Pendidikan Bahasa Arab, serta
fakultas Ushuluddin dengan jurusan: Aqidah dan
Pemikiran Islam serta Perbandingan Agama.
Seiring berjalannya waktu perguruan tinggi inipun
menambahkan fakultas Syariah pada tahun 1996 oleh
Badan Wakaf Pondok Modern Darussalam Gontor karena
pentingnya Islamisasi didalam ilmu syariah ini. Tepat
pada tangal 18 September 2014 disahkannya UNIDA
maka fakultas yang ada pun bertambah dengan: fakultas
Humaniora, Sains dan Teknologi, Kesehatan, Gizi, serta
Ekonomi dan Manajemen.
UNIDA pada awalnya hanya mempunyai satu
kampus di Gontor (sekarang kampus Rabithah)
kemudian berkembang menjadi:
1. Pada tahun 1990 membuka kampus putri di
Sambirejo Mantingan
2. Pada tahun 1996 telah dibuka Kampus Baru ISID
di Siman
3. Pada tahun 2000 telah dibuka kampus ISID di
Kediri
4. Pada tahun 2008 telah dibuka kampus putri di
Kediri
5. Pada tahun 2009 telah dibuka juga kampus putra
di Sawangan Magelang
Adapun visi dan misi dari universitas darussalam
ialah:
Visi: menciptakan mahasiswa yang berbudi tinggi,
berkhidmat kepada bangsa dan negara, mampu
mandiri dalam memelihara dan memperdalam,
tetap berjiwa pondok.
Misi: melaksanakan pendidikan dan pengajaran,
mengintegrasikan ilmu agama Islam dengan ilmu
umum, memelihara tradisi keilmuan Islam dan
mengembangkan pemikiran Islam, mengarahkan
untuk berakhlak mulia, melaksanakan penelitian
dalam pengembangan.
Mahasiswa Guru: beasiswa sejati
Menjadi mahasiwa guru sebenarnya –jika dihitung-
hitung– bernilai setara dengan beasiswa belajar di luar
pondok. Berapa banyak fasilitas gratis yang kita dapat:
makan 3 kali sehari, tinggal di kamar pondok, listrik
bulanan, baju kemeja gratis, kebutuhan kamar mandi
setiap bulan, transport kuliah, dan masih banyak lagi.
Seringkali kita masih membanding-bandingkan
nasib kita dengan teman sebaya di luar. Teman kita di
sana bisa dikatakan menghabiskan uang lebih banyak.
Hitung saja: makan 3 kali, biaya kos, bensin motor,
belum kalau punya cewek pujaan, ikut komunitas,
menjadi aktifis, sungguh sangat banyak! Itu pun
semuanya dari orang tua. Kita di sini tanpa tergantung
orangtua pun masih bisa bertahan hidup dengan layak.
Hidup di pondok masih ada lagi ‘beasiswa’ lainnya.
Pengalaman mengajar santri dengan berbagai latar
belakang, menjadi panitia dalam berbagai kegiatan
pondok, belajar berbagai hal baru, berlatih olahraga
macam apapun. Belum ketika menjadi wali kelas, panitia
ujian, bagian KMI, Pengasuhan, maupun bagian lainnya.
Masing-masing memiliki ilmu yang sangat luas dan bisa
dipelajari dengan disiplin yanng tingi.
Semuanya itulah yang membentuk pribadi, mental,
dan karakter kita menjadi lebih matang. Wawasan
menjadi lebih luas, etos kerja lebih bagus, sikap, pola
pikir, dan tingkah laku kita menjadi lebih terarah dengan
identitas khas ala Gontory.
Format karya tulis (makalah)
Makalah merupakan tugas wajib setiap mahasiswa
dalam perkuliahan. Seorang mahasiswa sejati harus
menguasai teknik menulis makalah dengan baik. Maka
berikut format penulisan makalah yang umum dipakai:
Ukuran Kertas dan Jarak Teks
1. Klik 2x pada penggaris atas (warna gelap; bukan
yang putih), muncullah Page Setup

2. Atur Page Setup dengan format: Top: 3cm/


Bottom: 4 cm/Right: (4cm -> bahasa Arab, 3cm
-> bahasa Indonesia/Inggris)/ Left: (3cm ->
bahasa Arab, 4cm -> bahasa Indonesia/Inggris)
Setting Arab
Setting Indo/Inggris
3. Klik pada tab Paper lalu pilih ukuran kertas A4

4. Setelah selesai klik OK.

Setting Teks dan Paragraf


1. Tekan Ctrl+A, lalu pilih font Times New
Roman ukuran 12 dan spasi 1,5

2. Untuk mengatur paragraf klik-tahan-geser


segitiga atas dan biarkan segitiga bawah tetap
pada tempatnya
3. Hasilnya setiap ketikan kita pada paragraf baru
akan masuk ke dalam dan rata di kiri. Pilih
Justify Low agar rata kanan-kiri

4. Hasilnya teks pun rapi

Memberi Nomor Halaman


1. Tekan tab Insert >> Page Number >> Bottom Of
Page >> Plain number 2 (posisi tengah bawah)

2. Jika cover dibuat satu file maka klik INSERT >>


Page Number >> Format Page Numbers… >>
isi Start at: 0
3. Klik dua kali pada ruler warna abu-abu untuk
membuka Page Setup >> tab Layout >> centang
Different First Page >> OK
Hasilnya halaman no. 1 dimulai setelah cover.
Memasukkan Footnote:
1. Posisikan kursor di
akhir kutipan. Lalu, klik
Tab References >>
Insert Footnote

2. Akan
muncul
footnote di
bawah,
ketiklah sumber kutipan.
Mengatur garis Footnote ke arah kanan (makalah Arab)
1. Klik ribbon tab View >> Draft

2. Lalu klik rab ribbon References >> Show Notes


3. Lalu arahkan ke bawah ada menu drop All
Footnotes >> pilih Footnote Separator

4. Lalu klik ikon Right-To-Left Text Direction


dengan mengeklik ikon di toolbar (lihat gambar
di bawah).
Tips cepat: tekan Ctrl+Shift yang kanan

5. Lalu tekan tab Ribbon View seperti langkah no. 1


tapi kali ini pilih Print Layout.
6. Maka garis footnote akan berubah ke kanan 
Latihan Ketik Arab
Mengetik Arab adalah kebutuhan mutlak seorang
mahasiswa UNIDA. Namun, seringkali kita kesulitan.
Solusinya? Sangat Simple:
TERUSLAH BERLATIH MENGGUNAKAN
KEYBOARD BIASA TANPA TEMPELAN STIKER
HURUF ARAB
Ketahuilah, menggunakan stiker huruf justru
membuat kita akan tergantung dengannya sehingga kita
tidak akan maju dan mandiri. Jika serius, berikut tips-
tipsnya:
1. Printlah sebuah makalah bahasa Arab. Tidak perlu
banyak, satu halaman penuh sudah sangat cukup!
2. Buka Microsoft Word dan pilih bahasa Arab
untuk pengetikan dengan cara tekan Alt + Shift.
3. Lalu ubahlah ke mode kanan ke kiri/ Right-to-
Left Text Direction dengan cara tekan Ctrl +
Shift yang kanan. Bisa juga dengan klik ikon di
toolbar. Tekan Ctrl+Shift kiri untuk kembali
normal.
4. Tekan semua tombol keyboard untuk mulai
mengenal hurufnya.
5. Mulailah mengetik ulang makalah yang sudah di-
print tadi. Jika tidak ketemu hurufnya, silahkan
diraba-raba sampai ketemu! Jika ketemu, hapus
huruf yang salah dan hafalkan! Lanjutkan terus…
Mudahnya Sharing File di Google
Drive
Seringkali ketika presentasi ada saja teman yang
tidak mendapat kopian makalah. Padahal, makalah
adalah salah satu modal belajar. Solusinya bagaimana?
Mudahnya, sebarkan copy file kepada mereka dengan
flashdisk. Mungkin mudah, kalau hanya satu. Tapi,
bagaimana jika 15 orang? Di sinilah Google Drive
berperan penting.
Cara share filenya adalah:
1. Masuklah ke dalam Google Drive
(drive.google.com) dengan menggunakan
username dan password dari Gmail. Jika
belum punya, daftarkan diri terlebih dahulu.
2. Upload file Word makalah ke Google Drive
dengan cara drag-n-drop (klik-tahan-geser-
lepas) ke dalam browser
3. Setelah upload selesai, klik kanan pada file
dan pilih (Share Link...)
4. Copas link yang diberikan dan sebarkan
melalui e-mail, Facebook, maupun SMS
Tidak ada ruginya punya email di GMail. Dengan
username dan password yang sama, kita bsa mengakses
akun Youtube, Google+, Picasa, Google Docs, Google
Keep, Google Calendar, dan lain sebagainya. Silahkan
streaming video Youtube dengan keyword ‘keuntungan
Gmail’.
Satu akun Google mendapatkan ‘hardisk online'
gratis sebesar 15 GB. Kita bisa upgrade dengan
membayar online lewat Kartu Kredit dengan harga
terjangkau. Atau buat saja akun gratis yang baru….!

LECTURE: Tips Browsing/Googling


Tugas bertumpuk terkadang menyusahkan kita
mencari referensi banyak di perpustakaan. Jalan
singkatnya: MBAH GOOGLE! Berikut tips seputar
Googling dan browsing:
1. Cari buku digital di website terpercaya. Semisal:
waqfeya.com/ shamela.ws/ archive.org/
almeshkat.net/ al-mostafa.com/ islamport.com/
kalamullah.com/ islamway.net/ kutub.info /
altafsir.com/ quranicaudio.com/
2. Shamela juga menyediakan software gratis
perpustakaan digital. Hebatnya, semua buku
sudah diketik ulang, siap di-copy! Penulis sendiri
lebih suka shamela daripada pdf scan yang tidak
bisa di-copy. Download file installer sebesar 2
GB di alamat:
http://www.shamela.ws/index.php/page/download
-shamela
3. Cari di Google: (nama buku) (nama pengarang)
.pdf
Contoh: ‫ تفسير ابن كثير‬.pdf / prolegomena al-
attas .pdf
Cara Penggunaan Shamela Library
Shamela Library adalah perpustakaan digital yang
berisi literatur klasik dan modern bahasa Arab yang
sudah ditranskrip (ketik ulang) dan siap dicopy. Hal ini
memudahkan mahasiswa untuk mengutip tanpa perlu
mengetik ulang. Penggunaanya secara garis besar untuk
dua hal:
 Membaca biasa
 Mencari kata kunci dari buku
MEMBACA BIASA
1. Klik sekali di tengah program (gambar perpus)

2. Ketik nama
buku/nama
pengarang (di
kotak bawah),
tekan Enter
jika hasil
pencarian
belum sesuai.
Klik dua kali
pada hasil
pencarian
3. Buk
u
aka
n
terb
uka
dan
siap
diba
ca
per
bab
yan
g
ada
di
pan
el
kan
an.
MENCARI KATA KUNCI
di beberapa buku bisa dilakukan dengan cepat oleh
program Shamela.
1. Klik ikon pencarian (teropong) di toolbar atas

2. Tulis judul buku tempat pencarian di poin 1 (ex:


‫)تفسير الطبري‬. Lalu centang di poin 2 (bisa lebih
dari satu judul). Ketik kata kuncinya di poin 3
(ex:‫)سورة النحل‬. Lalu tekan ikon di poin 4.
3. Akan muncul hasil pencarian. Cari dan klik dua
kali hasil pencarian untuk membaca lebih lanjut.
4. Kata yang dicari akan berwarna merah sehingga
mudah untuk ditemukan.

Tips:
untu
k
men
cari
biog
rafi
pen
ulis
dan
kete
rang
an
sepu
tar
buk
u
(pen
erbit
,
tahu
n,
kota
,
pen
gara
ng),
klik
pada
ikon
nom
or 4
dari
kiri
(iko
n
kert
as
puti
h).

LECTURE: Tenang hadapi


UAS/UTS
UAS/UTS merupakan ajang pembuktian hasil
belajar kita di bangku kuliah. Seringkali mahasiswa
Robithoh menghadapinya dengan stres, nervous, atau
bahkan masa bodoh.
Berikut tips singkat menghadapi ujian semester:
3. Selalu masuk kuliah sejak H – 2 minggu ujian
(masa darurat)
4. Kerjakan semua tugas/presentasi yang tersisa di
masa darurat itu
5. Lengkapi catatan kuliah yang tertinggal (karena
absen/izin) dari teman se-prodi yang aktif kuliah.
6. Lengkapi file powerpoint/word/pdf dari dosen.
Share di Facebook. Print ketika ujian tiba.
7. Penuhi semua tugas syarat ujian/keluar nilai,
kumpulkan selambat-
lambatnya pada hari
terakhir ujian di BAAK
PENTING: Mulai
baca, pahami, dan garis
bawahi/rangkum (kalau
sempat) secara intensif
selama masa darurat itu.
TIPS print file slide
powerpoint:
a) Buka file powerpoint
tekan Ctrl+P (Print),
ubah kolom 'Print what' dari Slides menjadi
Outline View
b) Tekan OK untuk mulai menge-print.
c) Hasil print akan lebih hemat kertas dengan
menunjukkan poin-poin tertulis saja.
Hasil Slides: 4 slide per kertas

Hasil Outline: 9 slide per kertas


Print multi-page satu kertas untuk hemat kertas.
Buka Ms. Word >> tekan Ctrl+P (Print) lalu klik
properties di samping printer >> Ubah kolom multi-page
menjadi 2-Up atau 4-Up (sesuai kebutuhan) >> klik OK
>> OK lagi
INI BARU MAHASISWA
Pendidikan yang baik akan membawa perubahan
besar kepada diri seseorang, seringkali tanpa disadarinya.
Proses kuliah yang bermutu dan terus menerus akan
mampu mengubah diri seorang mahasiswa menjadi
berwawasan luas, berpola pikir kritis inovatif, cepat
membaca dan menganalisa, dan mampu menarik solusi
masalah dengan tepat.
Sangatlah berbeda sikap lulusan SD dengan
seorang sarjana ketika ia menghadapi sebuah permasalah
pelik. Solusi yang dicetuskan pun berbeda pula. Ini
adalah bentuk pengaruh besar pendidikan terhadap 3 hal
utama: POLA PIKIR, SIKAP, dan TINGKAH LAKU.
Secara umum, ciri-ciri seorang mahasiswa sejati
adalah:
 Memahami seluk beluk sejarah dari segala sesuatu
dengan baik dan mampu mengambil i’tibar darinya
 Mengetahui isu kontemporer dan menganalisa
penyebab dan solusinya
 Memiliki semangat menyebarkan ilmu yang kuat
melalui mengajar, menulis, membuat buku, atau
verbalistik
 Mampu menyampaikan ide, gagasan, dan
pemikirannya dengan baik melewati diskusi
maupun debat
 Mampu menyampaikan argumen kuat yang
dilengkapi dengan data, fakta dan pemikiran yang
logis
 Mampu mengkritisi gagasan, tindakan, atau pola
pikir yang menyimpang dari kejadian-kejadian
yang ada di sekitarnya
 Memiliki semangat pembaruan terhadap kondisi
masyarakat dengan landasan ‘mempertahankan
yang baik dan mengambil inovasi yang lebih baik’
 Bersemangat mengembangkan ilmu dengan
penelitian dan uji coba
Itu baru segelintir gambaran ideal dari output
seorang mahasiswa sejati. Orang yang bertemu
dengannya pun tentu akan berkomentar ‘INI BARU
MAHASISWA!’.
Agen perubahan menuju dunia yang lebih baik
hanya mampu diemban oleh mahasiswa perguruan tinggi.
Peran manusia sebagai khalifah di bumi harus
diluruskan. Hegemoni Barat dengan agenda-agenda
tersembunyi yang bersifat merusak harus segera
dipatahkan oleh para sarjana muslim masa depan. Ini
semua untuk menyatakan kebenaran, amar ma’ruf – nahi
mungkar, li-i’lai kalimatillah. Tegakkan kebenaran,
sepahit apapun kenyataanya.
Tegakkanlah kembali keutuhan ilmu dan amal yang
dilandasi akidah tauhid yang lurus dan kuat. Ilmu yang
didasari wahyu Ilahi, bukan hawa nafsu binatang milik
manusia. Keutuhan ilmu yang komprehensif antara dunia
dan akhirat, umum dan agama, tanpa ada dikotomi dan
dualisme yang terpisah-pisah hasil sekularisasi ilmuwan
Barat.
Akhir kata, kita harus selalu ingat, bahwa ide
Trimurti membangun Gontor adalah: ....menjadi
universitas Islam yang bermutu dan berarti. Dimana
alumninya sesuai harapan pendiri pondok: menjadi
ULAMA YANG INTELEK, bukan intelek yang tahu
agama ala kadarnya.
Berprestasi adalah Ibadah: IPK
Tinggi
Peluang Beasiswa Besar
Banyak orang beralasan: IPK tinggi bukan jaminan
kesuksesan! Namun, sadarlah. Orangtua tentu peduli
dengan masa depan kita. Asal tahu saja, syarat program
pasca-sarjana S2 adalah IPK minimal 3. Sedangkan
kebanyakan beasiswa tersedia untuk program S2 dan S3,
jarang sekali ada beasiswa untuk jenjang S1. Sedangkan
gelar sarjana sekarang sudah menjamur seakan menjadi
masa wajib belajar. Apa nilai plus yang bisa kita
banggakan?
Oke, anda ingin langsung kerja setelah. Tapi,
haruskah bangku kuliah saat pengabdian kita tutup
dengan nilai seadanya? Tidakkah terasa indah melihat
orangtua tersenyum melihat wisuda kita dengan nilai
memuaskan? Pikirkan, sarjana seperti apa yang bisa kau
persembahkan.
Sungguh indahnya seorang mahasiswa guru yang
bisa menjadi seorang pengajar yang dikagumi ilmu dan
teladannya, mampu ikut berjuang membantu kemajuan
pondoknya, sekaligus menjadi mahasiswa yang
berprestasi dengan keluasan ilmu dan wawasannya.
Semua itu sangat mungkin untuk dicapai hanya
dengan satu modal: NIAT YANG KUAT. Yakinlah bahwa
Allah Maha Melihat terhadap apa yang kita kerjakan.
Setiap kebaikan sekecil apapun, ada balasan yang baik
pula. Setiap kezaliman sekecil apapun, ada balasan yang
setimpal pula. Falyatanaafasil mutanafisun! Fastabiqul
Khoirot....!

Sudah Ustad Masih Belajar, Why


Not?
‫اطلب العلم من المهد إلى اللحد‬
Belajarlah (ilmu apapun) sejak dalam kandungan hingga ke
liang lahad.
Belajar adalah perintah ilahi yang wajibnya setara
dengan shalat. Ilmu yang dipelajari pun tidak terbatas
ilmu agama. Sama sekali bukanlah aib, seorang ustadz
belajar untuk mengejar ketertinggalannya ketika santri.
Ilmu kehidupan sangat luas, janganlah merasa
penuh dengan hanya sekedar tahu. Ilmu bela diri,
gymnastic, olahraga, seni lukis, khot, musik,
kesekretariatan, fotografi, desain, video editing,
blogging, dunia tulis-menulis, sampai ilmu pertamanan
bisa kita jelajahi di setiap waktu kosong kita.
Ingatlah, fitrah manusia adalah makhluk yang
selalu sibuk. Ketika kebaikan tidak mengisi
kekosonganmu, maka kamu akan disibukkan oleh
keburukan.
Tidak ada manusia yang kosong. Ia berkata dirinya
kosong, padahal sejatinya ia sibuk. Sibuk dengan media
sosial, sibuk dengan tidur, sibuk dengan handphone,
sibuk dengan film, sibuk dengan game, dan lain
sebagainya. Tinggal pilih, sibuk yang berkualitas atau
sibuk nggak jelas? Ingat, mengisi kekosongan dengan
kegiatan tidak bermanfaat sama dengan kekosongan.
Namun ingat, masih ada skala prioritas. Kalau
memang di kamar bagian banyak tanggungan, selesaikan
dulu semua pekerjaan.

Terus S-1, Why Not?


Mungkin kita sudah punya rancangan hidup yang
sudah matang dan mapan dalam hal pendidikan. Tapi,
tidak ada salahnya dong kita lanjutkan pendidikan di
pondok. Berikut pertimbangannya jika lanjut:
 Investasi Akhirat
- Kita mengamalkan ilmu yang merupakan
kewajiban seseorang yang telah belajar (zakat
ilmu adalah mengajarkannya)
- Kita menanam pahala jariyah yang terus
mengalir lewat puluhan bahkan ratusan anak
didik kita yang memanfaatkannya
 Pengembangan Ilmu
- Dengan mengajar, ilmu kita akan berkembang
jauh melebihi dulu saat masih santri, baik
pemahaman maupun pengamalan
- Mengajar juga membantu kita menguasai materi
kuliah karena ilmu UNIDA merupakan
pengembangan dari ilmu KMI
 Peningkatan Kualitas
- Pondok memiliki seabrek fasilitas dan wadah
organisasi serta kegiatan untuk mengembangkan
kualitas diri kita
- Ada sekian banyak kegiatan, penugasan, dan
kepanitiaan yang bisa membantu kita untuk
eksplorasi kemampuan diri
 Hemat Waktu
- Sangat banyak pengalaman dari alumni yang
mengaku terlambat mengecap bangku kuliah
karena ketatnya persaingan di luar sehingga
terlambat setahun bahkan 2-3 tahun.
- Seringkali guru baru yang keluar belum
memiliki plan yang jelas sehingga terkatung-
katung 1-2 tahun menganggur, ujungnya bisa
jadi lanjut kuliah dan tidak sedikit langsung
kerja.
- Adakalanya sudah memiliki plan yang jelas.
Namun ketika plan yang diandalkannya itu
menghadapi masalah/kebuntuan, dia tidak punya
rencana alternatif sehingga menganggur 1-2
tahun.
Lanjut atau tidak, itu adalah pilihan hidup masing-
masing. Karena lanjut menjadi mahasiswa guru adalah
sebuah KETERPANGGILAN. Apapun pilihannya,
pastikan untuk memiliki planning yang jelas. Hidupmu
ditentukan oleh dirimu sendiri, bukan orang lain.
“Orang yang gagal membuat rencana, sama
saja dengan berencana untuk gagal.”

Anda mungkin juga menyukai