Buku Rancangan Pengajaran Tanggap Pandemi COVID-19 FK UI 2020 PDF
Buku Rancangan Pengajaran Tanggap Pandemi COVID-19 FK UI 2020 PDF
Tim Penyusun:
dr. Ardi Findyartini, Ph.D
drg. Nadia Greviana, M.Pd.Ked
Dewi Anggraeni Kusumoningrum, S.Ked
Joseph Mikhael Husin, S.Ked
Editor:
dr. Ardi Findyartini, Ph.D
drg. Nadia Greviana, M.Pd.Ked
Dewi Anggraeni Kusumoningrum, S.Ked
Joseph Mikhael Husin, S.Ked
Published by:
Medical Education Unit
Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia
Jalan Salemba Raya No.6 Jakarta Pusat
Phone/Fax: (021) 3908643
E-mail: meu.fk@ui.ac.id
Hak cipta dipegang oleh Medical Education Unit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Dilarang mengutip, menyalin, mencetak, dan memperbanyak isi buku dengan cara apapun tanpa izin
tertulis dari penulis/penerbit.
Dicetak di Jakarta, Indonesia
ISBN: 987-602-409-624-3
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR 2
PENDAHULUAN 3
TUJUAN 4
KARAKTERISTIK MAHASISWA 5
CAPAIAN PEMBELAJARAN 6
LINGKUP BAHASAN 7
METODE PEMBELAJARAN 14
Puji syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmatNya kami dapat
menyelesaikan Buku Rancangan Pengajaran Modul Tanggap Pandemi COVID-19 ini. Buku ini berisi
panduan belajar bagi para mahasiswa yang telah siap membantu menghadapi pandemi COVID-19.
Kritik, saran, dan masukan sangat kami harapkan untuk perkembangan kesiapan kita bersama dalam
menghadapi pandemi ini.
Kami ucapkan terima kasih banyak kepada seluruh pihak yang telah membantu kami menyiapkan modul
ini dalam waktu yang singkat, yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu. Semoga buku ini dapat
menjadi sumbangsih FKUI dalam mempersiapkan mahasiswa kedokteran dan profesi kesehatan dalam
menanggapi pandemi COVID-19.
Pandemi COVID-19 merupakan kondisi darurat global yang terjadi karena infeksi COVID-19 di seluruh
dunia. Berdasarkan data tanggal 20 Maret 2020, total pasien dengan konfirmasi pemeriksaan positif di
seluruh dunia adalah 246.275. Sejumlah 10.038 pasien meninggal dunia (Case Fatality Rate (CFR) 4%)
dan data terakhir menunjukkan angka kesembuhan 86.036 (34,9%). Gejala penyakit yang disebabkan
COVID-19 ini mirip dengan gejala influenza dan terdiri dari demam, batuk, sesak napas dan dapat
berakhir dengan gagal napas (Acute Respiratory Distress Syndrome, ARDS). 1 Dibandingkan dengan
influenza, COVID-19 memberikan gejala yang lebih bervariasi baik akibat virulensi maupun reaksi
kekebalan tubuh yang ditimbulkan. Hal lain yang sangat penting diperhatikan adalah kemampuan virus
penyebab COVID-19 ini untuk menyebar dari manusia ke manusia (human-to-human transmission) dan
penyebarluasannya yang sangat cepat; berbeda dengan virus korona segolongan yang menjadi penyebab
SARS dan MERS beberapa waktu lalu. Penyebaran COVID-19 dimulai dari Wuhan, Cina pada akhir
Desember 2019 dan sampai saat ini sudah menyebar ke 163 negara di dunia, sehingga pada minggu
kedua Maret 2020, WHO mengumumkan penyebaran COVID-19 bersifat pandemik.
Di Indonesia, dua kasus pertama COVID-19 dinyatakan positif pada awal Maret 2020, dan sejak saat itu
jumlahnya makin meningkat, termasuk angka CFR yang cukup tinggi sekitar 8% di minggu ketiga Maret
2020. Berdasarkan data di berbagai negara, upaya secara sistematis dan komprehensif di tahap awal
pandemi sangat penting untuk meratakan kurva pandemi (flattening the curve) melalui upaya diagnosis
dini, perluasan tes, edukasi higiene kepada masyarakat (cuci tangan, tidak menyentuh wajah dengan
tangan yang kotor, etika batuk, penggunaan masker bila sakit, dan lain-lain), karantina dan
social/physical distancing. Bila hal ini dilakukan dengan konsisten oleh seluruh pihak, penambahan
jumlah kasus baru dapat ditekan sehingga institusi pelayanan kesehatan dapat menyediakan layanan
dengan lebih baik. Praktik baik tersebut sudah diterapkan di Wuhan, Cina; Singapura; dan Korea
Selatan.
Pandemi COVID-19 yang saat ini terjadi memengaruhi berbagai aspek kehidupan dan memerlukan
penyesuaian masif dan disruptif dalam pendidikan kedokteran dan profesi kesehatan. Pendidikan
kedokteran perlu merespon berbagai tantangan dan perubahan dalam masa pandemi COVID-19 ini,
dengan menyeimbangkan aspek pelayanan dan pendidikan. Mengikuti rekomendasi dari pemerintah
Indonesia dan Universitas Indonesia, seluruh penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar dilakukan
dengan metode Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) hingga akhir semester genap 2019/2020. Namun, peserta
didik program studi dokter tentunya memiliki kebutuhan untuk tetap mendapatkan pengalaman
pembelajaran yang bersifat otentik, dengan tetap mengedepankan keselamatan diri pada masa
pandemi COVID-19 ini. Selain itu, mahasiswa kedokteran, terutama mahasiswa tahap akhir diharapkan
dapat menyiapkan diri untuk dapat berperan sebagai tenaga kesehatan di garis depan dalam
penanganan pandemi COVID-19 di Indonesia.
1
Sumber
https://gisanddata.maps.arcgis.com/apps/opsdashboard/index.html#/bda7594740fd40299423467b48e9ecf6
Tujuan Modul Tanggap Pandemi COVID-19 untuk mahasiswa kedokteran dan profesi kesehatan ini
adalah untuk membekali peserta didik dengan informasi valid dan terkini terkait COVID-19 dan langkah
tepat untuk memastikan keselamatan diri dan keselamatan pasien saat terlibat dalam penatalaksanaan
pandemi COVID-19 di garis depan sesuai dengan kewenangan yang diberikan dan saat kembali ke rotasi
klinik pasca masa pandemi COVID-19.
Modul ini juga bertujuan untuk memberikan bekal kepada mahasiswa kedokteran dan profesi kesehatan
agar dapat berperan dalam pendidikan masyarakat tentang pandemi COVID-19 dengan informasi yang
akurat dan pendekatan yang sesuai.
Peserta modul ini adalah mahasiswa Program Pendidikan Dokter tahap praktik klinik. Mahasiswa tahap
praktik klinik yang akan terlibat dalam penatalaksanaan pandemi COVID-19 di garis depan sesuai
perannya diharapkan dapat menyelesaikan modul ini sehingga memiliki bekal pengetahuan yang
memadai.
Bagi mahasiswa Program Pendidikan Dokter tahap preklinik/akademik, capaian pembelajaran
difokuskan pada aspek peran dalam edukasi masyarakat.
Modul ini dapat pula dimanfaatkan oleh mahasiswa profesi kesehatan lain yang berminat untuk menjadi
relawan dalam masa pandemi COVID-19 sesuai kompetensi masing-masing.
Apabila mahasiswa tahap praktik klinik dihadapkan pada pasien dengan kecurigaan diagnosis COVID-19,
mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan epidemiologi dan penyebaran COVID-19.
2. Menjelaskan karakteristik SARS-CoV-2 sebagai penyebab COVID-19.
3. Menjelaskan patofisiologi gejala klinis pasien COVID-19.
4. Menjelaskan metode deteksi SARS-CoV-2 dan pemeriksaan penunjang lainnya (termasuk
radiologi) untuk menegakkan diagnosis COVID-2
5. Menjelaskan, mendemonstrasikan, dan melakukan edukasi pencegahan penyebaran COVID-19:
a. Di komunitas: higiene diri, isolasi mandiri, waktu dan cara penggunaan masker, etika
batuk dan bersin
b. Di fasilitas kesehatan: praktik pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) tentang
kewaspadaan standar dan kewaspadaan transmisi (kontak/droplet/airborne)
6. Menjelaskan alur skrining dan surveilans COVID-19 di Indonesia
7. Mendemonstrasikan prosedur anamnesis dan pemeriksaan fisik yang tepat dan aman dalam
pelaksanaan skrining.
8. Mengidentifikasi fenomena klinis setelah melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik dan
mengklasifikasikan pasien sebagai Kontak Erat Risiko Rendah, Kontak Erat Risiko Tinggi, Orang
Dalam Pemantauan (ODP), Pasien Dalam Pengawasan (PDP), dan Pasien Konfirmasi.
9. Menerapkan prinsip penalaran klinis dan menggunakan dasar pengetahuan yang valid dan sahih.
10. Melakukan rujukan sesuai dengan status pasien dan prosedur klinis yang berlaku.
11. Menjelaskan aspek etika dan medikolegal wabah.
Apabila mahasiswa tahap praktik klinik dihadapkan pada berbagai informasi tentang COVID-19,
mahasiswa mampu:
1. Mengidentifikasi sumber informasi valid tentang COVID-19.
2. Menjelaskan makna data epidemiologis pandemi COVID-19.
3. Melakukan edukasi bagi masyarakat awam terkait COVID-19 dengan mempertimbangkan latar
belakang biopsikososial budaya.
1. Menjelaskan epidemiologi dan Etiologi dan cara • Apa itu COVID-19 Referensi:
penyebaran COVID-19. penularan COVID-19 • Apa itu SARS-CoV-2 • WHO: Novel coronavirus (2019-nCoV)
2. Menjelaskan karakteristik SARS- • Struktur virus dan https://www.youtube.com/watch?v=mO
CoV-2 sebagai penyebab COVID- kaitannya dengan V1aBVYKGA&feature=youtu.be
19. • Cara penularan • WHO: Q&A on coronaviruses (COVID-19)
3. Menjelaskan patofisiologi gejala • Golongan berisiko https://www.who.int/news-room/q-a-
klinis pasien COVID-19. tertular dan detail/q-a-coronaviruses
4. Menjelaskan metode deteksi menularkan • Video dr. Rr Diah Handayani, SpP(K)
SARS CoV2 dan pemeriksaan • Video Webinar PAPDI 4 Mar 2020
penunjang lainnya (termasuk • Harvard Medical student curriculum
radiologi) untuk menegakkan COVID-19: Overview
diagnosis COVID-2. https://tinyurl.com/MedStudentCOVID19
5. Mengidentifikasi fenomena klinis Curriculum
setelah melakukan anamnesis • Sidney Osler: Coronavirus outbreak, all
dan pemeriksaan fisis dan the secrets revealed about the COVID-19
mengklasifikasikan pasien pandemic
sebagai Orang Dalam
Pemantauan (ODP), Pasien Epidemiologi COVID-19 • Awal mula wabah Referensi:
Dengan Pengawasan (PDP), • Epidemiologi COVID- • WHO: Coronavirus disease (COVID-19)
Pasien Probabel, Kontak Erat 19 di dunia situation reports
Risiko Rendah, Kontak Erat https://www.who.int/emergencies/disea
• Epidemiologi COVID-
Risiko Tinggi, Pasien Konfirmasi. 19 di Indonesia ses/novel-coronavirus-2019/situation-
6. Menerapkan prinsip penalaran (jumlah kasus baru, reports
klinis dan menggunakan dasar sembuh, meninggal) • WHO: Novel coronavirus (COVID-19)
pengetahuan yang valid dan situation
sahih. https://experience.arcgis.com/experienc
7. Melakukan rujukan sesuai e/685d0ace521648f8a5beeeee1b9125cd
dengan status pasien dan • Video dr. Rr Diah Handayani, SpP(K)
prosedur klinis yang berlaku.
• Video Webinar PAPDI 4 Mar 2020
8. Menjelaskan alur skrining dan Surveilans dan • Cara skrining dan Referensi:
surveilans di Indonesia. penelitian epidemiologi surveilans di • Pedoman Pengendalian dan Pencegahan
9. Menjelaskan makna data COVID-19 Indonesia COVID-19
• Bagaimana Referensi:
mengedukasi • Podcast 256 — Anthony Fauci_Talking
masyarakat dengan with patients about COVID-19
baik? https://podcasts.jwatch.org/index.php/p
• Bagaimana memilah odcast-256-anthony-fauci-talking-with-
arus informasi dan patients-about-covid-19/2020/03/10/
tetap update • Kemenkominfo: Update isu hoaks COVID-
dengan 19
perkembangan https://www.kominfo.go.id/content/all/
terkini COVID-19 laporan_isu_hoaks
• Materi informasi dari Gugus Tugas COVID-
19 Indonesia
https://www.covid19.go.id/ketahui-
informasi-yang-benar/
• Medscape CME & Education: Tracking the
COVID-19 Pandemic
https://www.medscape.org/sites/advanc
es/covid-19
• Update kondisi COVID-19 di dunia
https://www.who.int/emergencies/disea
ses/novel-coronavirus-2019/situation-
reports
15. Menjelaskan aspek etika dan Dilema etika • Dilema etika pada Referensi:
medikolegal penanganan kasus penanganan pasien • Beauchamp TL & Childress JF. Principles
COVID 19 gawat darurat of Biomedical Ethics. New York : Oxford
dengan University Press. 1994
keterbatasan sarana • Veatch RM. Biomedical Ethics. New
prasarana Jersey: Prentice Hall,Inc. 2000
• Menangani pasien
gawat darurat
dengan
keterbatasan sarana
prasarana
o Tidak ada APD,
apakah tidak
bisa pelayanan?
o Keterbatasan
ventilator,
pasien mana
yang
didahulukan?
Evaluasi hasil pembelajaran mahasiswa pada modul ini bertujuan untuk mendukung evaluasi diri
pencapaian pengetahuan masing-masing individu mahasiswa, meliputi:
Post-test dalam bentuk ilustrasi kasus yang perlu direfleksikan oleh mahasiswa dengan model
jawaban akan disampaikan melalui open course platform.
Kontributor
Prof. dr. Menaldi Rasmin, SpP(K)
Dr. dr. Erlina Burhan, SpP(K), MSc
Dr. dr. Agus Dwi Susanto, Sp.P(K),FISR
dr. Rr. Diah Handayani, SpP(K)
dr. Praseno Hadi, PhD Sp.P(K)
dr. Rita Rogayah, SpP(K), MARS
dr. Erlang Samoedro, SpP
dr. Fathiyah Isbaniyah, SpP(K), MPdKed
dr. Adityo Susilo, SpPD-KPTI, FINASIM
Dr. dr. Cleopas Martin Rumende, SpPD-KP, FINASIM, FCCP
Dr. dr. Andi Ade Wijaya, SpAn, KAP
dr. Anggara Gilang Dwiputra, SpAn
dr. Anis Karuniawati, SpMK(K), PhD
Dr. dr. Retno Asti Werdhani, MEpid
dr. Wismandari Wisnu, SpPD-KEMD
dr. Syska Widyawati, SpM(K), MPdKed
dr. Dina Muktiarti, SpA(K)
dr. Oktavinda Safitry, SpF, MPdKed
Dr. dr. Nani Cahyani Sudarsono, SpKO
Perangkum Materi
Dewi Anggraeni Kusumoningrum, S.Ked
Joseph Mikhael Husin, S.Ked
TANGGAP PANDEMI
COVID-19
RANGKUMAN MATERI
PERAN RELAWAN?
1. Membantu menyebarkan informasi akurat kepada masyarakat.
2. Membantu edukasi dan memberikan dukungan psikologi untuk mengurangi kepanikan masyarakat
selama wabah COVID-19.
3. Membantu dalam mengorganisir dan mengarahkan masyarakat yang memerlukan informasi terkait
alur tes maupun alur tindakan di masyarakat maupun di rumah sakit.
4. Membantu dalam memantau dan memberikan informasi yang dibutuhkan oleh Orang Tanpa Gejala
(OTG) maupun Orang Dalam Pengawasan (ODP) yang melaksanakan karantina rumah.
5. Membantu dalam menyalurkan kebutuhan pokok masyarakat, khususnya untuk OTG dan ODP dalam
karantina rumah maupun kelompok rentan.
6. UNTUK RELAWAN MEDIS, dapat memberikan dukungan kepada para dokter, perawat, pekerja
rumah sakit, petugas ambulans, dll. Relawan medis yang terlatih jika dibutuhkan dapat melakukan
edukasi pencegahan dan rapid test kepada kelompok OTG di fasilitas umum dengan menggunakan
APD (masker dan sarung tangan non steril sekali pakai) dan hasil tes dilaporkan melalui mekanisme
pelaporan. Hal ini dilakukan sebagai upaya pencegahan dan pengendalian infeksi.
1. Menjelaskan epidemiologi dan penyebaran COVID- Etiologi dan cara • Apa itu COVID-19
19. penularan COVID-19 • Apa itu SARS-CoV-2
2. Menjelaskan karakteristik SARS- CoV-2 sebagai • Struktur virus dan kaitannya dengan
penyebab COVID-19. • Cara penularan
3. Menjelaskan patofisiologi gejala klinis pasien • Golongan berisiko tertular dan menularkan
COVID-19.
4. Menjelaskan metode deteksi SARS CoV2 dan
pemeriksaan penunjang lainnya (termasuk Epidemiologi • Awal mula outbreak
COVID-19 • Epidemiologi COVID-19 di dunia
radiologi) untuk menegakkan diagnosis COVID-2.
5. Mengidentifikasi fenomena klinis setelah • Epidemiologi COVID-19 di Indonesia (jumlah kasus baru,
melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisis dan sembuh, meninggal)
mengklasifikasikan pasien sebagai Orang Dalam
Pemantauan (ODP), Pasien Dengan Pengawasan Patogenesis dan • Entri dan replikasi virus
(PDP), Pasien Probabel, Kontak Erat Risiko Rendah, patofisiologi COVID- • Badai sitokin dan hubungannya dengan ARDS serta
Kontak Erat Risiko Tinggi, Pasien Konfirmasi. 19 penyebab kematian lainnya pasien COVID-19
6. Menerapkan prinsip penalaran klinis dan
menggunakan dasar pengetahuan yang valid dan
Diagnosis COVID-19 • Definisi operasional (PDP, ODP, Kasus Probabel, Kontak
sahih.
Erat, Kasus Konfirmasi)
7. Melakukan rujukan sesuai dengan status pasien dan
• Manajemen klinis
prosedur klinis yang berlaku.
○ Alur perlu tidaknya pemeriksaan pasien
○ Triase tindakan PDP
○ Pemeriksaan laboratorium
Tata laksana • Isolasi diri di rumah untuk pasien dengan gejala ringan
COVID-19 • Terapi suportif dini dan pemantauan di rumah sakit
8. Menjelaskan alur skrining dan surveilans di Surveilans dan • Cara skrining dan surveilans di Indonesia
Indonesia. penelitian ○ Wawancara dan Pemeriksaan Fisik
9. Menjelaskan makna data epidemiologis pandemi epidemiologi ○ Alur pemeriksaan di Indonesia
COVID-19. COVID-19
10. Mendemonstrasikan prosedur anamnesis dan
pemeriksaan fisik yang tepat dan aman dalam
pelaksanaan skrining.
14. Menjelaskan, mendemonstrasikan, dan melakukan Pencegahan dan Bagaimana melindungi diri dari COVID-19?
edukasi pencegahan penyebaran COVID-19: pengendalian
b. Di fasilitas kesehatan: praktik pencegahan infeksi (PPI)
dan pengendalian infeksi (PPI) tentang
kewaspadaan standar dan kewaspadaan
transmisi (kontak/droplet/airborne)
15. Menjelaskan aspek etika dan medikolegal Dilema etika • Dilema etika pada penanganan pasien gawat darurat
penanganan kasus COVID 19 dengan keterbatasan sarana prasarana
• Menangani pasien gawat darurat dengan keterbatasan
sarana prasarana
o No APD no service?
o Keterbatasan ventilator, pasien mana yang
didahulukan?
• Audiovisual - https://drive.google.com/drive/u/2/folders/1d4ANg28xxr5kEpqhOPpjvjpbjZn1SY_D
STRUKTUR VIRUS
VIRUS KORONA ditularkan antara manusia dan COVID-19 menular melalui droplet (yang keluar
hewan (zoonosis) karena mengalami spillover. ketika batuk, bersin, atau menghembuskan
Spillover ini dapat terjadi karena berbagai napas) dan kontak erat, berbeda dengan
faktor, misalnya mutasi atau peningkatan tuberkulosis yang menular melalui udara atau
kontak antara manusia dengan hewan yang airborne.1,2,6
memiliki virus korona.4
VIRUS YANG keluar bersama droplet menempel
DIKETAHUI SARS ditularkan kucing luwak dan di permukaan benda. Orang lain dapat tertular
MERS ditularkan unta. Saat ini, kelelawar COVID-19 bila bila menyentuh mata, hidung,
diduga sebagai hewan yang berperan menjadi atau mulut dengan tangan yang telah berkontak
sumber penularan COVID-19.2,3 Pada beberapa benda dengan droplet yang mengandung virus.1
minggu pertama, wabah COVID-19 diketahui Virus dapat bertahan di lingkungan sekitar tiga
berasosiasi dengan pasar makanan laut yang jam.6
menjual hewan hidup di Wuhan karena semua
pasien saat itu memiliki riwayat bekerja atau DROPLET YANG dikeluarkan ketika batuk atau
mengunjungi pasar tersebut.5 bersin dapat menempel pada benda berjarak
satu meter. Oleh karena itu, penting untuk
SELAIN ZOONOSIS, penyakit ini juga menular menjaga jarak satu meter satu sama lain.1
antar manusia. Berdasarkan bukti ilmiah,
PENDUDUK yang tinggal atau dengan riwayat hipertensi, penyakit jantung, penyakit
bepergian ke daerah terjangkit dalam waktu paru, kanker, atau diabetes
14 hari terakhir berpotensi tinggi tertular dan • Orang dengan imunokompromi, seperti
menularkan.1 Selain itu, orang yang berkontak pasien kemoterapi dan Orang Dengan
erat dengan pasien COVID-19, termasuk HIV dan AIDS (ODHA)
petugas kesehatan dan pelaku rawat pasien,
juga berisiko.2
PADA ORANG dewasa dan anak-anak dengan
Pelajari lebih lanjut:
sistem imun yang baik menunjukkan gejala
• WHO: Novel coronavirus (2019-nCoV)
ringan (flu like illness, sakit kepala, atau
https://www.youtube.com/watch?v=m
keluhan gastrointestinal) bahkan asimtomatik.7–
10
OV1aBVYKGA&feature=youtu.be
Namun, golongan ini dapat menjadi carrier
• Harvard Medical student curriculum
atau pembawa virus dan menyebarkannya ke
COVID-19: Overview
kelompok rentan. Pada kelompok rentan,
https://tinyurl.com/MedStudentCOVID1
gejala dan komplikasi yang ditimbulkan sangat
9Curriculum
parah, bahkan dapat menyebabkan kematian.1
• Kurzgesagt – In a Nutshell: The
KELOMPOK RENTAN yang dimaksud adalah1:
coronavirus explained & what you
• Golongan berusia lebih dari 50 tahun should do
• Orang dengan penyakit medis https://www.youtube.com/watch?v=Bt
sebelumnya (komorbid), seperti N-goy9VOY
JUMLAH KASUS BARU, sembuh, dan meninggal • WHO: Novel coronavirus (COVID-19)
terus meningkat setiap jamnya. Cek laporan situation
WHO berkala untuk terus mengetahui jumlah https://experience.arcgis.com/experie
kasus terbaru di seluruh dunia di tautan nce/685d0ace521648f8a5beeeee1b9125
berikut: cd
https://www.who.int/emergencies/diseases/n
ovel-coronavirus-2019/situation-reports
• Jurnal - https://drive.google.com/open?id=1bKrCVlmZ6jn0PRu474UWHkVLZgiAUfSX
DEFINISI OPERASIONAL 2 , 1 2
KOMORBIDITAS
Penyakit penyerta yang dialami selain penyakit utama, seperti hipertensi, diabetes, dan kanker.
KASUS KONFIRMASI
Seseorang terinfeksi COVID-19 dengan hasil pemeriksaan PCR positif.
KONTAK ERAT
Kontak erat didefinisikan sebagai seseorang • Petugas kesehatan yang memeriksa,
yang berada dalam ruangan atau berkunjung merawat, mengantar, dan membersihkan
atau melakukan kontak fisik dalam radius satu ruangan di tempat perawatan kasus tanpa
meter dengan PDP, kasus probabel, atau menggunakan APD sesuai standar
kasus konfirmasi dalam dua hari sebelum • Orang yang berada dalam suatu ruangan
timbul gejala hingga 14 hari setelah timbul yang sama dengan kasus (termasuk tempat
gejala pada ketiga kasus tersebut. Terdapat kerja, kelas, rumah, acara besar) dalam
dua kelompok kontak erat: dua hari sebelum kasus timbul gejala dan
• Kontak erat risiko rendah, bila kontak hingga 14 hari setelah kasus timbul
dengan kasus PDP gejala
• Kontak erat risiko tinggi, bila kontak • Orang yang bepergian bersama (radius
dengan kasus konfirmasi atau probabel satu meter) dengan segala jenis alat
angkut/kendaraan dalam dua hari
Termasuk kontak erat adalah: sebelum kasus timbul gejala dan hingga
14 hari setelah kasus timbul gejala.
Manajemen klinis ditujukan kepada tenaga kesehatan yang merawat pasien ISPA berat pada dewasa dan
anak di rumah sakit dengan kecurigaan infeksi COVID-19.
DIAGNOSIS BANDING dari COVID-19 adalah adenovirus, influenza, Human Metapneumovirus (HmPV),
parainfluenza, Respiratory Syncytial Virus (RSV), selesma, dan demam dengue.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
RAPID TEST
RAPID TEST (RT) yang digunakan adalah RT • Negatif: karantina mandiri dan
antibodi dan/atau antigen. RT antibodi pemeriksaan ulang di hari ke 10.
digunakan untuk deteksi kasus ODP dan PDP di → Bila hasil pemeriksaan ulang positif:
wilayah yang tidak memiliki fasilitas RT PCR dua kali dua hari berturut-
pemeriksaan RT-PCR. Setelah itu, hasil turut
pemeriksaan RT antibodi tetap dikonfirmasi • Positif: karantina mandiri dan
dengan RT-PCR. pemeriksaan konfirmasi dengan RT PCR
dua kali dua hari berturut-turut.
Kelompok OTG
Kelompok ini perlu melakukan pemeriksaan RT Kelompok ODP
antibodi. Bila hasil pemeriksaan pertama: Kelompok ini perlu melakukan pemeriksaan RT
antibodi. Bila hasil pemeriksaan pertama:
PENGAMBILAN SPESIMEN
PENGAMBILAN SPESIMEN pernapasan bagian PADA PASIEN PDP dan ODP, spesimen diambil
bawah direkomendasikan pada pasien dengan sebanyak dua kali berturut-turut (hari ke-1 dan
kondisi klinis parah. Bila ditemukan patogen ke-2 serta jika terdapat perburukan). Untuk
lain, tidak menutup kemungkinan infeksi kasus kontrak erat risiko tinggi, pengambilan
COVID-19 karena peran koinfeksi belum spesimen dilakukan di hari ke-1 dan ke-14.
diketahui.
Gambar 4.9. Hasil CT scan pasien COVID-19. Pada gambar 1 dan 2 tampak ground glass opacities; gambar 3 menunjukkan
eksudasi berbentuk nodul; gambar 4 dan 5 menunjukkan konsolidasi multifokal; gambar 6 menunjukkan konsolidasi difus atau
white lung13
• Jurnal - https://drive.google.com/open?id=107omGLjr-x-TRjJnA_oCW1L4VmADRjzr
Terapi suplementasi oksigen segera untuk 5. Klorokuin fosfat dapat ditambahkan bila
pasien ISPA berat, distress pernapasan, kondisi pasien berat
hipoksemia, atau syok 6. Obat-obatan lain sesuai gejala dan penyakit
• Dimulai dengan 5 lpm dengan target SpO2 penyerta.
≥90% pada anak dan orang dewasa serta
SpO2 ≥92%-95% pada pasien hamil Jangan memberikan kortikosteroid sistemik
• Pada anak dengan kegawatdaruratan rutin untuk pneumonia virus atau ARDS di
pernapasan harus diberi terapi oksigen luar uji klinis
selama resusitasi agar SpO2 ≥92% Pemberian kortikosteroid dapat menyebabkan
• Semua pasien dengan ISPA berat harus efek samping serius, seperti infeksi
dipantau dengan pulse oxymetry oportunistik, nekrosis avaskular, bahkan masa
• Lakukan kewaspadaan kontak terutama replikasi virus dapat memanjang.
saat memegang alat-alat terapi oksigen
yang digunakan pada PDP, kasus probabel, Pemantauan ketat pada pasien dengan
atau kasus konfirmasi perburukan
Pahami kondisi komorbid sehingga
Manajemen cairan konservatif pada pasien pengobatan dapat disesuaikan
ISPA berat tanpa syok
Tata laksana pasien hamil disesuaikan dengan
Hati-hati dalam pemberian cairan intravena fisiologi kehamilan
karena dapat memperburuk oksigenasi bila
terlalu agresif.
Sampai saat ini tidak ada pengobatan spesifik anti-COVID-19 untuk pasien dalam pengawasan atau
konfirmasi COVID-19.
KOMPLIKASI jangka panjang pada penderita COVID-19 yang sembuh belum dapat dilaporkan hingga saat
ini dan masih dalam kajian/studi lebih lanjut.14
DATA SEBELUMNYA menyebutkan kematian paling banyak terjadi pada pasien berusia lebih dari 50
tahun. Anak-anak menunjukkan gejala ringan dan lebih berperan sebagai carrier.14
KOMPONEN UTAMA: identifikasi kontak, pencatatan detil kontak, dan tindak lanjut kontak
IDENTIFIKASI
JIKA TERDAPAT KASUS PDP, probabel, atau • Semua orang yang dikunjungi kasus
konfirmasi, identifikasi semua orang (hidup • Semua fasyankes dan petugas kesehatan
ataupun mati dalam waktu dekat) yang yang berkontak dengan kasus tanpa APD
memiliki riwayat kontak dengan pasien selama standar
2 hari sebelum muncul gejala hingga 14 hari • Semua orang yang berkontak dengan
setelah muncul gejala, termasuk: jenazah (jika kasus sudah meninggal) dari
• Semua orang di lingkungan tertutup hari kematian sampai penguburan
dengan kasus • Semua orang yang bepergian dengan alat
• Semua orang yang mengunjungi kasus angkut sama dengan kasus
(rumah ataupun fasyankes)
• Jurnal - https://drive.google.com/open?id=19-KyO8jX8SYDZ5HltlUdOzWsEYLwtKky
• Audiovisual - https://drive.google.com/open?id=1x6-DcjdqFEcESYMuLRquVmo09LlMbte2
KEMBANGKAN WAWASAN
• CARI TAHU kabar terbaru dan kiat-kiat Call center: 112, 081112112112,
menghindari COVID-19 dari sumber 081388376955
terpercaya, seperti media sosial WHO,
kementerian kesehatan, dan pendidikan. • DI Yogyakarta:
Jangan percaya informasi yang tidak jelas https://corona.jogjaprov.go.id
kebenarannya.1 Beberapa situs terpercaya Call center: (0274)555585,
untuk mengetahui perkembangan COVID-19 08112764800
di Indonesia: E-lapor DIY:
• Nasional: https://www.covid19.go.id https://lapor.jogjaprov.go.id/
• RUTIN CUCI TANGAN menggunakan sabun • HINDARI KERUMUNAN, jaga jarak satu
dan air mengalir sesuai dengan lima sama lain minimal satu meter. Virus
langkah cuci tangan minimal 20 detik. Bila penyebab COVID-19 menular melalui
tidak ada sabun dan air dapat droplet yang dapat terpercik sejauh satu
menggunakan handrub yang berbahan meter. 1
dasar alkohol minimal 60%. Sabun dan
alkohol dapat membunuh virus yang
menempel di tangan.1
Gambar 8.3. Lima langkah cuci tangan pakai sabun dan etika batuk
PHYSICAL AND SOCIAL DISTANCING atau jaga • Jarak terdekat antar orang adalah 1-2
jarak fisik dan pembatasan sosial adalah meter
pembatasan kegiatan masyarakat di suatu • Hindari jam sibuk ketika bepergian
daerah. Pembatasan ini dilakukan oleh semua • Dilarang berkerumun
orang yang berada di daerah terjangkit sebagai • Tunda kegiatan bersama. Hubungi
upaya mencegah penyebaran penyakit. keluarga menggunakan telepon, internet
Pembatasan ini meliputi: meliburkan sekolah, atau media sosial
pembatasan kegiatan keagamaan, menerapkan • Jika sakit, DILARANG MENGUNJUNGI
kerja dari rumah atau work from home (WFH), ORANG TUA ATAU LANJUT USIA
dan pembatasan penggunaan transportasi
publik. Selain itu, bentuk jaga jarak fisik
adalah12:
KARANTINA MANDIRI adalah isolasi di rumah menerapkan etika batuk dan bersin, menjaga
secara sukarela atau atas rekomendasi petugas higienitas diri, istirahat yang cukup, makan
kesehatan. Golongan yang dianjurkan makanan bergizi, dan hindari stres.12
melakukan karantina mandiri adalah seseorang
dengan tanpa gejala namun berisiko tertular BILA TINGGAL SENDIRI, minta bantuan
COVID-19 atau memiliki kontak erat dengan keluarga, teman, atau tetangga untuk
pasien COVID-19 positif dan seseorang dengan mendapat dukungan makanan dan obat atau
gejala ringan.12 gunakan layanan daring agar tetap menjaga
prinsip pembatasan fisik dan sosial. Layanan
ORANG YANG MELAKUKAN karantina mandiri publik (RT/RW) dapat berkoordinasi dengan
idealnya tinggal di ruangan terpisah dari BPBD setempat untuk mendapatkan bantuan.12
anggota keluarga lain, selalu gunakan masker,
TETAP HARUS khawatir dan waspada terhadap membantu petugas kesehatan dan pasien.
penyakit ini. Jangan sampai menyepelekannya. Kegiatan sosial ini memerlukan partisipasi
Tapi tidak juga khawatir berlebihan. 1 masyarakat, baik berupa bantuan material,
jasa, maupun finansial. Selain itu, jadilah
SALURKAN KEKHAWATIRAN kepada hal-hal warga negara yang baik, yang mengikuti
positif. Hal paling sederhana adalah kebijakan pemerintah daerah, terutama terkait
membiasakan cuci tangan. Saat ini sudah pembatasan aktivitas keluar rumah. 1
banyak penggalangan dana yang ditujukan
MASKER HANYA digunakan bila mengalami membuang-buang sumber saya. Saat ini,
gejala COVID-19, seperti batuk, sesak, dan seluruh dunia kekurangan masker.1
demam, atau akan berkontak dengan pasien
COVID-19, seperti petugas medis. Masker ini CARA PALING EFEKTIF untuk melindungi diri
hanya digunakan sekali, tidak boleh digunakan dari COVID-19 adalah rutin mencuci tangan,
berkali-kali bahkan dicuci.1 menerapkan etika batuk, dan tidak bepergian.1
#DiRumahAja
BILA TIDAK SAKIT atau tidak berkontak dengan
pasien COVID-19, penggunaan masker justru
MESKIPUN COVID-19 dapat menular dari hewan ke manusia, belum ada laporan dan bukti ilmiah bahwa
anjing, kucing, ataupun hewan peliharaan lain dapat menularkan penyakit ini ke manusia. 1
AMAN. Kemungkinan seseorang terinfeksi dari barang dari daerah terjangkit COVID-19 setelah melewati
perjalanan panjang dengan berbagai kondisi lingkungan dan suhu rendah. 1
Apakah COVID-19 dapat menyerang anak-anak? • 2 bulan - <12 bulan: lebih dari 50
Berdasarkan laporan, kasus COVID-19 pada kali/menit
kelompok usia 10-19 tahun sekitar 549/72.314 • 1 - <5 tahun: 40 kali/menit atau lebih
atau 1% dari total kasus. Untuk kelompok usia
<10 tahun berjumlah 416/72.314 atau sekitar
Bila orangtua atau pengasuh menjadi ODP,
0,9% kasus. Berdasarkan angka tersebut, kasus
apakah anak juga menjadi ODP?
COVID-19 pada anak merupakan kasus paling
Belum tentu. Anak perlu dilakukan pengawasan
jarang terjadi. Per 16 Maret 2020, sudah
mandiri. Bila timbul gejala, segera bawa ke
tedapat empat anak dengan COVID-19 positif di
fasilitas kesehatan.
Indonesia.
Bila orangtua atau pengasuh menjadi PDP,
Bagaimana gejala COVID-19 pada anak-anak?
apakah anak juga menjadi PDP?
Gejala pada anak mirip dengan penyakit
Lapor ke Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat.
saluran penapasan lainnya, misalnya selesma.
Dinkes akan melakukan pemantauan dan
Biasanya gejala ringan dan dapat sembuh
pemeriksaan.
sendiri. Gejala yang berbahaya muncul bila
sudah menyebabkan radang paru atau Kapan anak dibawa ke dokter?
pneumonia. Pada kondisi ini, gejala yang Bila mengalami demam terus-menerus (hari
ditimbulkan adalah demam, batuk, sesak, dan ketiga demam segera ke faskes) atau timbul
napas cepat. tanda bahaya (lemas, tidur terus, sesak,
demam tinggi, tampak biru, muntah, buang air
Untuk mengenali napas cepat pada anak hitung
berkurang, napas cepat).
jumlah napas dalam satu menit. Disebut napas
cepat bila:
• 0 - <2 bulan: lebih dari 60 kali/menit
Sebuah rangkuman dari Podcast 256 — Anthony Fauci_Talking with patients about COVID-19
https://podcasts.jwatch.org/index.php/podcast-256-anthony-fauci-talking-with-patients-about-covid-
19/2020/03/10/
Selain cuci tangan dan hal-hal lainnya terkait jajaran pemimpin kesehatan, dan penyuplai
upaya pencegahan transmisi, apa saja yang keperluan medis.
dapat disampaikan ke pasien terkait COVID-19
agar mereka waspada dengan risiko Apa sumber berita terbaik bagi klinisi dan
penyakitnya, tetapi juga tetap tenang dan masyarakat untuk memantau kondisi terkini
tidak panik menghadapinya? yang terus berubah-ubah?
Sampaikan gambaran besar dari penyakit dan www.cdc.gov dan www.coronavirus.gov
kondisi terkini tanpa sugar-coating. Isi
Selain penggunaan masker, langkah apa lagi
edukasinya adalah sebagai berikut.
yang harus dilakukan klinisi untuk mencegah
1. Berikan gambaran besar, COVID-19 itu mereka sakit tapi tetap dapat melakukan
seperti apa, kelompok apa saja yang skrining dan terapi terbaik untuk pasien?
mudah terkena, dan apakah pasien Prinsip utama: Jangan sampai upaya menolong
sebagai individu berisiko terinfeksi. pasien yang terduga COVID-19 ini justru
2. Edukasi pasien apa yang harus mereka membuat situasinya semakin buruk. Terapkan
lakukan: universal precaution. Sosialisasi kepada pasien
a. Menjaga jarak dari orang lain bahwa kalau merasa sakit, jangan langsung
b. Jauhi kerumunan datang ke IGD karena justru berpotensi
c. Cuci tangan sesering mungkin meningkatkan peluang penularan ke pasien
d. Bila tinggal dengan anggota keluarga lain. Katakan kepada pasien bahwa terdapat
yang imunokompromais, bersikaplah sistem terpisah dalam menangani kasus COVID-
seperti orang yang terinfeksi dan 19.
berpotensi menularkannya
Apa harapan narasumber terhadap pendengar,
terutama terkait respon menghadapi COVID-
Apa yang telah dilakukan Mass General
19?
Hospital (sebuah rumah sakit di Amerika)
Jangan panik! Terlalu panik dapat
menghadapi situasi ini?
menyebabkan seseorang bertindak irasional dan
Menyesuaikan sistem dengan kondisi yang terus
kontraproduktif.
berubah-ubah. Rumah sakit telah mengubah
ambulansnya sehingga dapat melakukan Waspada terhadap situasi terkini dan saling
skrining pasien sesuai kriteria CDC. Selain itu, menjaga jarak.
rutin mengadakan pertemuan antara klinisi,
“We have to decide who must die, and whom we shall keep alive”
DILEMA ETIK
Tabel 10.1. Rangkuman aspek yang perlu dipertimbangkan menghadapi dilema etik17
MENURUT UU NOMOR 4 TAHUN 1984 tentang ini juga mengatur penyelidikan epidemiologis,
wabah penyakit menular, yang dimaksud pemeriksaan, pengobatan, perawatan, dan
dengan wabah adalah kejadian berjangkitnya isolasi penderita (karantina, pemusnahan
suatu penyakit menular dalam masyarakat yang penyebab penyakit, penanganan jenazah
jumlah penderitanya meningkat secara nyata akibat wabah, hingga penyuluhan). Pada pasal
melebihi dari pada keadaan yang lazim pada 13 dan 14 disebutkan bahwa tindakan
waktu dan daerah tertentu serta dapat pencegahan dan pengebalan dilakukan dengan
menimbulkan malapetaka.18 atau tanpa persetujuan kelompok yang
berisiko terkena penyakit wabah. Dalam
DALAM KONDISI PANDEMI, relawan diharapkan pandemi COVID-19, petugas kesehatan, pasien
berperan di aspek edukasi. Adapun dasar dengan komorbid, dan lansia termasuk
aturan pentingnya penyuluhan kepada kelompok berisiko sehingga kelompok ini
masyarakat terdapat pada Bab IV Peraturan berhak mendapat upaya-upaya pencegahan
Pemerintah RI nomor 40 tahun 1991 tentang terhadap penyakit.19
Penanggulangan Wabah Penyakit Menular. PP RI
Ilustrasi kasus yang tertera di modul ini dibuat berdasarkan berbagai fenomena yang muncul di
masyarakat dalam situasi pandemi COVID-19 dan diharapkan mampu memberi gambaran kepada
peserta didik tentang keterkaitan antara materi pembelajaran dengan situasi lapangan kemudian.
Meskipun didasarkan pada fenomena nyata, namun kesamaan nama dan kejadian dalam kasus-kasus ini
hanya kebetulan belaka.
Dalam proses pembelajaran ini, kita akan melihat cerita dari tiga orang, yaitu James, Ibu Dewi, dan
Kakek Husin
Sejak mendengar kabar bahwa virus SARS-CoV-2 sudah masuk ke Indonesia, James
1
menjadi sangat khawatir karena mendengar bahwa virus ini menular melalui
droplet. Ia mulai menjaga jarak 2 meter dari semua orang dan apabila harus naik
kendaraan umum, ia akan mengenakan jas hujan supaya tidak ada droplet yang
mengenai bajunya. Ia sangat menghindari sentuhan dengan benda apapun selama
di luar rumah, dan jika harus menyentuh sesuatu, ia akan menggunakan tisu atau
bahkan sarung tangan medis untuk memegangnya. Ia juga punya kebiasaan
membersihkan ponsel pintar dan semua gawainya dengan alcohol swab sejak
sebelum wabah COVID-19 Setiap ada kiriman barang/paket yang datang, James
akan menggunakan sarung tangan medis dan langsung mengelap semua paket yang
datang dengan alcohol swab.
Dengan pemahaman yang Anda miliki terkait biologi virus dan transmisinya,
apakah yang dapat Anda jelaskan kepada James?
Meskipun anaknya dan beberapa temannya di kantor yang berbeda sudah mulai
2
diliburkan, perusahaan tempat Ibu Dewi bekerja belum juga menerapkan
kebijakan bekerja dari rumah. Walaupun sebenarnya banyak pekerjaannya yang
bisa dikerjakan dari rumah dan tidak harus datang ke kantor, namun atasannya
berpendapat bahwa orang Indonesia pada umumnya masih belum dapat
dipercaya. Oleh karena itu, suka ataupun tidak, Ibu Dewi harus tetap pergi ke
kantor, bahkan terkadang harus membawa anaknya yang berusia 5 tahun karena
Kakek Husin tidak bisa setiap saat menemani cucunya. Walaupun sedikit
khawatir, Ibu Dewi mendengar bahwa orang muda memiliki risiko lebih rendah
untuk terkena penyakit COVID-19.
Ketika wabah COVID-19 ini masuk ke Indonesia, Kakek Husin tidak terlalu paham
3
apa yang terjadi dan ditakutkan oleh orang-orang. Salah satu yang ia dengar dari
teman-temannya adalah bahwa orang akan terhindar dari virus ini selama hidup
bersih dan sehat. Jadi bagi Kakek Husin, artinya adalah ia harus terus melanjutkan
pola hidupnya sehari-hari. Ia tetap rutin lari tiap pagi, dan selalu makan 3 kali
sehari. Karena Kakek Husin banyak mendengar bahwa harus rajin cuci tangan,
maka sekarang ia membawa air matang yang lebih banyak. Hal ini supaya setiap ia
mau menyentuh daerah wajahnya, misalnya sebelum merokok, ia bisa mencuci
tangannya dengan menyiramkan air tersebut ke tangannya. Ia tidak menggunakan
sabun karena cukup repot membawa sabun ke mana-mana; sementara kalau
menggunakan cairan disinfektan tangan berbahan dasar alkohol, ia takut malah
akan termakan cairan tersebut dan keracunan. Oleh karena itu baginya lebih baik
dicuci dengan air daripada tidak dicuci sama sekali.
Dari pengetahuan yang Anda miliki tentang biologi, epidemiologi, dan cara
penularan COVID-19, apakah yang dapat anda jelaskan pada Kakek Husin?
1
Saat ini bulan Maret minggu pertama, James mulai merasakan gejala batuk-
batuk kering dan sedikit pilek. Sepengetahuan James, ia tidak memiliki riwayat
kontak dengan orang yang baru bepergian ke luar negeri. James kemudian
menelepon nomor telepon layanan untuk COVID-19 dan meminta untuk
dilakukan swab.
Berdasarkan alur pelayanan yang ada saat ini, apakah menurut Anda perlu
dilakukan swab nasofaring kepada James? Menurut anda apakah diagnosis
James saat ini? Apabila dalam
2
Saat ini adalah bulan Maret minggu kedua. Teman kantor Ibu Dewi, baru saja
kembali dari perjalanan bisnis ke Singapura di pertengahan Februari kemarin.
Setelah kembali dari perjalanannya, temannya tersebut diberikan waktu istirahat
selama 1 minggu karena temannya mengalami demam dan batuk. Setelah masuk,
temannya tersebut terkadang masih terlihat sedikit batuk, namun sudah tidak
demam.
Saat ini memasuki bulan Maret minggu ketiga. Ibu Dewi memerhatikan bahwa
3
Kakek Husin terkadang mengalami batuk kering. Namun ketika ditanyakan
kepada Kakek Husin, ia mengatakan bahwa batuknya tersebut sudah lama
dirasakan dan kata dokter itu merupakan efek samping rokok. Meskipun
demikian Kakek Husin sudah merasa sulit lepas dari rokok, sehingga menurutnya
batuk yang sesekali itu lagipula juga tidak terlalu mengganggu. Meskipun
demikian, Ibu Dewi khawatir ayahnya suatu saat dapat meninggal mendadak
kalau memang terkena COVID-19.
1
Karena James mengalami demam dan batuk kering, akhirnya James dinyatakan
sebagai PDP dan kemudian akan dilakukan swab serta isolasi terhadap James.
Sebelum dilakukan swab, James bertanya kepada Anda sebagai petugas kesehatan
yang melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisis.
2
Berkaitan dengan penyebaran COVID-19 yang semakin tinggi, pemda setempat
melarang semua kegiatan keagamaan di wilayah tempat tinggal Kakek Husin.
Kakek Husin sebagai salah satu tetua di wilayah tempat tinggalnnya, sekaligus
orang yang sangat berpegang teguh pada agama, keberatan akan hal ini.
3
akhirnya kantor Ibu Dewi memutuskan untuk memberlakukan kebijakan bekerja
dari rumah. Namun bekerja dari rumah juga menimbulkan masalah baru tersendiri
bagi Ibu Dewi. Anaknya yang berusia 5 tahun saat ini sedang sangat aktif dan terus
menerus meminta Ibu Dewi untuk menemaninya bermain sepanjang hari.
Sementara itu pekerjaan Ibu Dewi dari kantor tidak berkurang dibandingkan
biasanya, bahkan karena atasannya cukup perfeksionis, beban kerjanya terasa
semakin meningkat saat bekerja dari rumah. Selain itu Ibu Dewi juga menyadari
bahwa dirinya dan anaknya yang juga ia bawa ke kantor membawa risiko lebih
tinggi bagi Kakek Husin yang sudah berusia lanjut.
Dari kondisi Ibu Dewi tersebut, edukasi apakah yang dapat anda berikan bagi
Ibu Dewi?
9. Presumed Asymptomatic Carrier Transmission of 19. Presiden Republik Indoensia. Peraturan Pemerintah
COVID-19 | Global Health | JAMA | JAMA Network Republik Indonesia nomor 40 tahun 1991 tentang
[Internet]. [dikutip 19 Maret 2020]. Tersedia pada: Penanggulangan Wabah Penyakit Menular. 1991.
https://jamanetwork.com/journals/jama/fullarticle
/2762028