I. Demographic Data
II. *Definition of Disease (must be with at least Four definition and Four references at least 3
from book)
1. Osteomilitis adalah proses peradangan yang disertai dengan kerusakan tulang dan
infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme. (Bapista & tardivo, 2012).
2. Infeksi yang mempengaruhi tulang, menyebabkan kerusakan dan pembetukan tulang
baru. (Gunawan & Setiyohadi, 2010).
3. Osteomielitis secara harfiah didefinisikan sebagai peradangan tulang dan sumsum,
meskipun dalam penggunaan umum istilah ini hampir selalu menyiratkan infeksi.
(Kradin, 2010).
4. Infeksi bone marrow pada tulang panjang yang disebabkan oleh antara lain
staphylococcus aureus dan kadang-kadang haemophylus influenzae mikroorganisme
dapat masuk ke tulang malalui lubang terbukan, fraktur atau luka pembedahan. Selain
itu dapat pula melalui aliran pembulu dara, akibat dari bagian tubuh lain yang terinfeksi
misalnya, ISPA, tonsillitis, abscess gigi, lesi kulit, atau pielonefritis. Mikroorganisme
tersebut melalui pembulu darah masuk malalui metafisis tulang dan bila tidak
ditanggulangi dengan benar akan terjadi abscess dan destruksi/kerusakan tulang.(
(Risnanto & Isani, Asuhan Keperawatan Medical Medah (Sistem Muskulosceletal),
2014).
References:
Bapista, m., & tardivo, p. (2012). osteomyelitis. Croatia: Janeza Trdine 9,5 1 000 Rijeka.
Gunawan, & Setiyohadi. (2010). Diagnosis and management of osteomyelitis. Indonesian
Journal of Rheumatology, 5-9.
Kradin, R. (2010). Diagnostic pathology infection disease. Bustom: Elsevier Inc.
Risnanto, & Insani, U. (2014). Asuhan keperawatan medikal bedah (sistem muskuloskeletal).
Yogyakarta: Deepublish.
Risnanto, & Isani, U. (2014). Asuhan Keperawatan Medical Medah (Sistem Muskulosceletal).
yogjakarta: cv budi utama.
III. *Pathophysiology
Perjalanan Penyakit
Inflamasi
Supurasi
Selulitis
References: Fredy Mardiyantoro. (2017). Penyebaran Infeksi Odontogen & Tatalaksana.
Malang: UB Press
Robbins (2018). Buku Ajar Patologi Dasar. Singapure: Elsevier
IV. Assessment
Kekuatan Otot
Sistem otot dikaji dengan memperhatikan kemampuan seseorang dalam mengubah posisi,
kekuatan otot dan koordinasi, serta ukuran masing-masing otot.
Pengukuran extremitas
Lingkar extermitas harus di ukur untuk memantau pertambahan ukuran akibat adanya edema atau
pendarahan kedalam otot juga mendeteksi adanya pengurangan ukuran otot yang terjadi akibat
atropi. Ekstermitas yang sehat digunakan sebagai standar acuan. Pengukuran dilakukan pada
lingkar terbesar ekstermitas. Perlu diingat bahwa pengukuran harus dilakukan pada otot yang
sama, lokasi ekstermitas yang sama, dan dalam keadaan istirahat. Untuk memudahkan
pengkajian berseri, titik pengukuran dapat dilakukan dengan membuat tanda titik di kulit.
Perbedaan ukuran yang lebih besar dari satu cm dianggap bermakna.
References:
Lukman, Nurna. (2010). Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem
muskuloskeletal. Jakarta: Salemba Medika
V. Chief Complaints (Must PQRST)—the main reason why the patient admitted
P :
Q :
R :
S :
T :
Hari/Tanggal________/_________ Weight_________Kg
_____%
Level of Consciousness:
Patient:
X. Diagnostic Tests (Not include the EKG)
*Other Tests
1.
2.
3.
4.
XIV. Drug
Nyeri b/d Inflamasi dan Setelah diberikan tindakan 1. Kaji karakteristik nyeri: lokasi, 1. Untuk mengetahui tingkat
Pembengkakan keperawatan selama 6 jam durasi, intensitas nyeri dengan rasa nyeri sehingga dapat
diharapkan nyeri pasien menggunakan skala nyeri (0- menentukan jenis
dapat berkurang atau 10). tindakannya.
terkontrol dan rasa nyaman 2. Berikan sokongan (support) 2. Peningkatan vena return,
meningkat dengan kriteria pada ekstremitas yang luka. menurunkan edem, dan
hasil: 3. Amati perubahan suhu setiap 4 mengurangi nyeri.
1. Tidak terjadi nyeri jam. 3. Untuk mengetahui
2. Napsu makan 4. Pemberian obat-obatan penyimpangan-
menjadi normal analgesik penyimpangan yang terjadi.
3. Ekspresi wajah 4. Mengurangi rasa nyeri.
rileks dan suhu
tubuh normal
Gangguan mobilisasi Setelah diberikan tindakan 1. Pertahankan tirah baring dalam 1. Agar gangguan mobilitas
fisik b/d nyeri, alat keperawatan selama 6 jam posisi yang di programkan. fisik dapat berkurang.
imobilisasi dan diharapkan gangguan 2. Beri penyanggah pada 2. Dapat meringangkan masalah
keterbatasan menahan mobilitas fisik dapat ekstremitas yang sakit pada saat gangguan mobilitas yang di
beban berat badan. berkurang dengan kriteria bergerak. alami pasien.
hasil: 3. Jelaskan pandangan dan 3. Agar pasien tidak banyak
1. Meningkatkan mobilitas keterbatasan dalam aktivitas. melakukan gerakan yang
pada tingkat palling tinggi 4. Ubah posisi secara periodic. dapat membahayakan.
2. Mempertahankan posisi 4. Menggurangi gangguan
fungsional mobiitas fisik.
3. Menunjukan Teknik
mampu melakukan
aktivitas
Defisit perawatan diri b/d Setelah dilakukan tindakan Dukungan perawatan diri 1. Untuk memberikan
penurunan fungsi tulang keperawatan selama 6 jam 1. Dukungan emosional dukungan dan motivasi pada
diharapkan perawatan diri 2. Manajemen lingkungan pasien.
pasien dapat dilakukan 3. Pencegahan jatuh
2. Untuk memberikan
secara bertahap dengan 4. Promosi citra tubuh
kriteria hasil: kenyamanan pada pasien.
- Pasien dapat melakukan 3. Untuk mencegah kejadian
perawatan diri mandi/ jatuh/ pencegahan risiko
mengenakan pakaian/ jatuh.
makan/ BAK & BAB/ 4. Untuk menjaga kebersihan
berhias. diri.
- Pasien mampu
mempertahankan kebersihan
pribadi dan penampilan
secara mandiri dengan atau
tanpa alat bantu.
Kurang pengetahuan b/d Setelah dilakukan tindakan Edukasi kesehatan 1. Untuk mengetahui
kurangnya informasi keperawatan selama 6 jam 1. Kaji tentang pengetahuan tingkat pengetahuan
tentang penyakit diharapkan pasien pasien dan keluarga. pasien tentang
mengetahui informasi 2. Berikan edukasi/ penyakit.
tentang penyakit secara pendidikan kesehatan 2. Untuk meningkatkan
bertahap dengan kriteria tentang penyakitnya. pengetahuan tentang
hasil: 3. Ajarkan pasien dan kesehatan kepada
- Pasien dan keluarga keluarga cara pencegahan pasien.
menyatakan pemahaman penyakit. 3. Agar pasien mengerti
tentang penyakit. 4. Konseling dengan tim cara pencegahan
- Pasien dan keluarga kesehatan. penyakit.
mampu melaksanakan 4. Agar pasien lebih
prosedur yang dijelaskan mengetahui tentang
secara benar. penyakit.
References:
Wilkonson, Judith M. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Interensi NIC dan Kriteria Hasil NOC. Jakarta: EGC
PPNI. (2016). Standart Intervensi Keperawatan Indonesia. Edisi 1. Jakarta: DPD PPNI