Anda di halaman 1dari 8

PEMINATAN SISTEM MUSKULOSKELETAL

DOSEN PENGAMPU:
James Maramis, MAN

DISUSUN OLEH :

Ester Yunita Tawaang


NIM: 106021920017

PROFESI NERS FAKULTAS KEPERAWATAN


UNIVERSITAS KLABAT
AIRMADIDI
2020
SOP FIGURE EIGHT BANDAGE

Pengertian Pembalutan adalah penutupan suatu bagian


tubuh yang cedera dengan bahan tertentu dan
dengan tujuan tertentu.
Tujuan Tujuan pembalutan meliputi satu atau lebih hal-
hal berikut :
1. Menopang bagian tubuh yang mengalami
luka atau cidera dari gerakan dan gesekan
2. Penekanan untuk membantu menghentikan
perdarahan
3. Mempertahankan penutup luka pada
tempatnya, sehingga luka tidak terbuka dan
tetap terlindungi
Peralatan dan bahan 1. Pembalut (bila perlu)
2. Perban/elastis
bandage
3. Kasa Steril
4. Gunting
plester/perban
5. Hand scoen
6. Baju Pelindung
Tahap Pra Interaksi a. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila
ada.
b. Mengidentifikasi pasien dengan tepat.
c. Mencuci tangan.
d. Menempatkan alat didekat pasien dengan
benar.

Tahap Orientasi a. Mengucapkan salam, menyapa nama pasien


dan memperkenalkan diri.
b. Melakukan kontrak untuk tindakan yang
akan dilakukan.
c. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
pada pasien.
d. Menanyakan kesiapan pasien sebelum
kegiatan dilakukan.

Tahap Kerja 1. Mencuci tangan


2. Memakai sarung tangan
3. Mengucapkan salam dan menyapa klien
4. Menjelaskan prosedur tindakan
5. Menjaga privasi
6. Memeriksa bagian tubuh yang akan dibalut
7. Melakukan tindakan pra pembalutan :
o Membersihkan luka
o Mencukur rambut area pembalutan
o Tutup dengan kassa steril
8. Memilih jenis pembalutan yang tepat dan
melakukan pembalutan dengan benar
9. Sebelum dibalut jika luka terbuka perlu
diberi desinfektan atau dibalut dengan yang
mengandung desinfektan atau dislokasi
perlu direposisi
10. Balutan angka delapan (figure of eight)
dapat dilakukan hampir pada semua bagian
tubuh, terutama daerah persendian.
11. Balutan mula-mula dililitkan di pergelangan
beberapa kali, kemudian diteruskan ke
punggung kaki ( bila membalut pergelangan
kaki), melingkari telapak kaki, naik lagi ke
punggung dan pergelangan kaki, demikian
seterusnya berbentuk angka delapan
12. Pada kasus terkilir, ligmen yang  sering
robek ialah yang terletak di  lateral, karena
itu kakai dilettakkan pada posisi rotasi
eksternal untuk mengistirahatkan dan
mendekatkan kedua ujung ligmen tersebut,
baru kemudian dibalut.
13. Untuk menghindari teregangnya balutan ini,
gunkaan plester sebesar 2-3 cm dengan
cara: dari sisi medial punggung kaki
melingkari tumit ke sisi lateral, demikian
selang seling
14. Plester harus cukup panjang hingga
mencapai kulit yang tidak terbalut.
15. Balutan ini harus diganti setiap 4-6 hari.
Tahap terminasi a. Melakukan evaluasi tindakan yang
dilakukan.
b. Merapikan pasien dan lingkungan.
c. Berpamitan dengan pasien dan
menyampaikan kontrak yang akan datang.
d. Membereskan dan mengembalikan alat ke
tempat semula.
e. Mencuci tangan.

Referensi:
Suyanto, dkk. (2018). Buku Praktikum Keperawatan Medikal Bedah 2 (KMB 2). Semarang.
https://akukesehatan.com/tindakan-pembalutan/ Diakses pada 21 Oktober 2020, 18.33 WITA
SOP PEMAKAIAN CERVICAL COLLAR

Pemasangan neck collar adalah memasang alat neck collar untuk


Pengertian
immobilisasi leher (mempertahankan tulang servikal)

1. Mencegah pergerakan tulang servik yang patah


Tujuan 2. Mencegah bertambahnya kerusakan tulang servik dan spinal cord
3. Mengurangi rasa sakit

Pemasangan neck collar sesuai indikasi dan mencegah defisit


Kebijakan
neurologi.
1. Alat :
- Neck collar sesuai ukuran
- Bantal pasir
- Handschoen
2. Pasien :
Persiapan
- Informed consent
- Berikan penjelasan tentang tindakan yang dilakukan
- Posisi pasien terlentang, dengan posisi leher segaris / anatomi
3. Petugas :
- 2 orang
Pelaksanaan 1. Fase Orientasi :
- Petugas menggunakan masker, handschoen
- BHSP
- Jelaskan tindakan yang akan dilakukan dan tujuannya
- Menejlaskan prosedur pelaksanaan
- Menanyakan kesetujuan / kesiapan klien
- Mencuci tangan

2. Fase Kerja
- Petugas menggunakan masker, handschoen
- Pegang kepala dengan cara satu tangan memegang bagian
kanan kepala mulai dari mandibula kearah temporal, demikian
juga bagian sebelah kiri dengan tangan yang lain dengan cara
yang sama.
- Petugas lainnya memasukkan neck collar secara perlahan ke
bagian belakang leher dengan sedikit melewati leher.
- Letakkan bagian neck collar yang bertekuk tepat pada dagu.
- Rekatkan 2 sisi neck collar satu sama lain
- Pasang bantal pasir di kedua sisi kepala pasien

3. Fase Terminasi
- Evaluasi kekencangan neck collar (jangan terlalu kuat atau
terlalu longgar), posisi pasien (anatomis), kenyamanan pasien
- Rapikan alat-alat
- Lepas masker dan handschoen
- Berpamitan dengan klien
- Mencuci tangan
- Dokumentasi hasiltindakan pada catatan perawatan

Referensi
Yekti, M 2018. Prosedur Pemasangan Neck Collar. Palembang.
Arizona, K 2016. Makalah Trauma Servikal.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PERAWATAN LUKA POST-AMPUTASI

Definisi Perawatan luka amputasi adalah tindakan


mengganti balutan luka post amputasi
denganmenggunakan bahan tertentu untuk
membantu proses penyembuhan luka
Tujuan  Mencegah infeksi silang
 Mempercepat proses penyembuhan luka

Peralatan dan Bahan 1) Alat steril


 Sarung tangan 2 pasang
 Pinset anatomis 2 buah
 Pinset chirugis 1 buah
 Kom steril 2 buah
 Kassa steril secukupnya
 Lidi kapas secukupnya (kalau perlu)
 Perban gulung
2) Alat tidak steril
 Gunting perban
 Plester
 Betadine
 Perlak dan alas
 Larutan NaCl 0,9%
 Kapas alkohol
 Bengkok 2 buah ( 1 berisi larutan
desinfektan)
 Korentang

Tahap Pra Interaksi Tahap pra interaksi


 Pastikan kebutuhan klien untuk
perawatan luka amputasi (diganti
balutan)
 Melakukan verifikasi data
sebelumnya bila ada
 Menempatkan alat didekat pasien
dengan benar

Tahap Orientasi Tahap orientasi


 Memberi salam sebagai pendekatan
terapeutik
 Menjelaskan tujuan dan prosedur
tindakan pada keluarga/pasien
 Menanyakan kesiapan klien sebelum
kegiatan dilakukan

Tahap Kerja 1) Persiapan Lingkungan


a. Jaga privacy klien
b. Ciptakan lingkungan yang aman dan
nyaman
2) Mencuci tangan (Lihat SOP Cuci tangan)
3) Membuka balutan lama
 Alat dipasang
 Bengkok didekatkan
 Gunting plester sesui kebutuhan
 Pasang sarung tangan
 Perban gulung yang lama dibuka dengan
cara digunting
 Buka Sarung tangan
4) Membersihkan luka
 Paket steril dibuka dengan benar
 Larutan NaCl atau betadine atau yang
diperlukan dituang ke kom kecil
 Gunakan sarung tangan dengan benar
 Pinset anatomis dan chirugis diambil
 Kassa untuk kompres diperas dan
dipersiapkan terlebih dahulu yaitu kassa
NaCl dan kassa Betadine
 Balutan lama diangkat dengan pinset
anatomis dan dibuang kedalam bengkok
 Pinset anatomis direndam dalam larutan
desinfektan
 Tangan kanan memega ng pinset
chirugis dan tangan kiri memegang
pinset anatomis
 Lalu ambil kassa NaCl dengan pinset
anatomis dan dipindahkan kepinset
chirugis (tangan kanan)
 Luka post amputasi dibersihkan dengan
benar, dengan 3 cara yaitu:
- Dari atas ke bawah
- Dari samping kiri kanan
- Sirkuler (dari bagian luar ke dalam
luka)
 Luka post amputasi dikeringkan dengan
kassa kering yang diambil oleh pinset
anatomis dan pindahkan ke pinset
chirugis
 Oleskan luka dengan kassa betadine,
mengambilnya dengan cara yang sama
 Tutup/ kompres luka dengan kassa
betadine
 Tutup luka dengan kassa kering
 Balut luka dengan perban gulung
 Lepas sarung tangan, simpan ke
dalam bengkok berisi larutan
desinfektan
 Plester luka
Tahap Terminasi  Evaluasi respon pasien
 Merapikan alat
 Merapikan pasien
 Akhiri interaksi dengan salam
 Mencuci tangan
 Dokumentasi hasil tindakan
 Rencana tindak lanjut

Referensi: Rachma, N, Siti. (2013). SOP & LO Perawatan Luka.

Anda mungkin juga menyukai