Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada
Pasien Stomatitis” tepat pada waktunya. Penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat
tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa
teratasi. Olehnya itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat
balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat kepada kita sekalian.
1.2 Tujuan
1. Dapat mengetahui apa itu stomatitis
2. Dapat mengetahui apa saja penyebab terjadinya penyakit stomatitis
3. Dapat mengetahui apa saja tanda dan gejala penyakit stomatitis
4. Dapat mengetahui bagaimana pemeriksaan diagnostik pada pasien dengan penyakit
stomatitis
5. Dapat mengetahui bagaimana penatalaksanaan dan asuhan keperawatan pada pasien
dengan penyakit stomatitis.
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.2 Etiologi
Stomatitis dapat terjadi pada anak dan bayi. Pada anak sariawan dapat disebabkan oleh:
1. daya tahan tubuh anak yang rendah;
2. kondisi mulut anak seperti kebersihan mulut yang buruk;
3. luka pada mulut karena tergigit atau makanan dan minuman yang terlalu panas;
4. kondisi tubuh seperti adanya alergi atau infeksi;
5. luka akibat menyikat gigi terlalu keras atau bulu sikat gigi yang sudah mengembang;
6. kekurangan vitamin c dan vitamin b;
7. faktor psikologis (stress);
8. pada penderita yang sering merokok juga bisa menjadi penyebab dari sariawan.
pambentukan stomatitis aphtosa yang dahulunya perokok;
2.3 Tanda dan Gejala
Menurut Williams dan Wilkins pada tahun 2008 membagi stomatitis berdasarkan tanda
dan gejalanya, yaitu:
a. Stomatitis hipertik akut
1) Nyeri sperti terbakar di mulut
2) Gusi membengkak dan mudah berdarah, selaput lendir terasa perih
3) Ulse papulovesikular di dalam mulut dan tenggorokan; akhirnya menjadi lesi berkantung
keluar disertai areloa ynag memerah, robek, dan membertuk sisik.
4) Limfadenitis submaksilari
5) Nyeri hilang 2 sampai 4 hari sebelum ulser sembuh secara keseluruhan
b. Stomatitis aftosis
1) Selaput lendir terasa terbakar, kesemutan, dan sedikit membengkak
2) Ulser tunggal ataupun multipel, berbentuk kecil dengan pusat berwarna keputihan dan
berbatas merah
3) Nyeri berlangsung 7 samapi 10 hari, dan sembuh total dalam 1 sampai 3 minggu.
2.4 Patofisiologi
Stomatitis yang disebabkan berbagai macam faktor, diantaranya bakteri, jamur dan
faktor traumatic seperti tergigit atau tergores sikat gigi. Penyebab oleh Candida Albicans
(monilia: thrush) banyak dijumpai pada bayi. Stomatitis terlihat sebagai titik-titik putih kecil di
bagian dalam pipi,lidah, dan atap mulut. Agak mirip dadih susu namun memiliki ukuran yang
lebih besar dan dapat dengan mudah dilepaskan menggunakan spatula. Candida albicans
dapat di kultur dalam jumlah besar dari apusan namun sering dapat di kultur dari mulut atau
tenggorokan anak sehat. Stomatitis berupa reaksi inflamasi dan lesi ulseratif dangkal yang
terjadi pada permukaan mukosa mulut atau orofaring. Infeksi primer di mulai dengan faring
menjadi edema dan eritema, vesikula muncul pada mukosa menyebabkan nyeri berat dan bau
napas khas. Penyakit ini dapat berlangsung 5 sampai 14 hari dengan berbagai keparahan.
2.5 Pengobatan
Stomatitis akan sembuh sendiri dalam rentang waktu 10-14 hari. Stomatitis umumnya
ditandai dengan rasa nyeri seperti terbakar yang terkadang menyebabkan pederita sulit untuk
menelan makanan, dan bila sudah parah dapat menyebabkan demam. Stomatitis dapat
diredakan dengan menggunakan beberapa jenis obat, baik dalam bentuk salep (yang
mengandung antibiotic dan penghilang rasa sakit), obat tetes, maupun obat kumur. Saat ini
sudah banyak tersedia pasta gigi yang dapat mengurangi terjadinya stomatitis. Jika stomatitis
sudah terlanjur parah maka dapat menggunakan antibiotic dan obat penurun panas (bila
disertai demam). Stomatitis umumnya akan sembuh dalam waktu 4 hari. Penatalaksanaan
medis pasien dengan stomatitis adalah sebagai berikut.
1. Sembuhkan penyakit atau keadaan yang mendasarinya
2. Diet lunak atau halus
3. Pemberian antibiotik
Antibiotik diberikan harus disertai dengan terapi penyakit penyebabnya. Selain diberikan
emolien topikal, seperti orabase, pada kasus yang ringan dengan 2–3 ulcersi minor, pada kasus
yang lebih berat dapat diberikan kortikosteroid, seperti triamsinolon atau fluosinolon topikal,
sebanyak 3 atau 4 kali sehari setelah makan dan menjelang tidur. Tetrasiklin dapat diberikan
untuk mengurangi rasa nyeri dan jumlah ulcerasi. Bila tidak ada respon atau perbaikan keadaan
terhadap pemberian kortikosteroid atau tetrasiklin, dapat diberikan dakson atau talidomid.
4. Terapi
Pengobatan stomatitis yang disebabkan oleh herpes bersifat konservatif. Pada
beberapa kasus diperlukan antivirus untuk menghilangkan faktor penyebab. Pada intinya,
pengobatan stomatitis ditujukan untuk menghilangkan rasa sakit topikal. Namun, apabila ingin
mendapatkan hasil pengobatan jengka panjang yang efektif maka penderita harus menghindari
faktor pencetus stomatitis. Terapi yang dapat digunakan antara lain adalah sebagai berikut.
a. Injeksi vitamin B12 IM. Pengobatan diberikan 1000 mcg per minggu untuk bulan pertama
dan kemudian 1000 mcg per bulan untuk pasien dengan level serum vitamin B12 di bawah 100
pg/ml, pasien dengan neuropati peripheral atau anemia makrocytik, dan pasien yang berasal
dari golongan sosial ekonomi kurang mampu.
b. Tablet vitamin B12 sublingual (1000 mcg) per hari.
2.6 Pencegahan
Pencegahan pada stomatitis ditekankan untuk menghindari faktor pencetus yang dapat
menimbulkan stomatitis. Pencegahan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
1. hindari faktor etiologi;
2. pelihara kesehatan gigi dan mulut serta mengonsumsi nutrisi yang cukup terutama
makanan yang mengandung vitamin B12 dan zat besi;
3. hindari stress yang dapat mengakibatkan timbulnya gejala;
4. usahakan untuk selalu menjaga kebersihan gigi dan mulut anak;
5. hati-hati saat menggosok gigi anak agar tidak menimbulkan luka pada mulut;
6. hindari memberikan makanan yang terlalu panas pada anak, berikan makanan yang
lembut dan mudah ditelan;
7. hindari memberikan anak dot yang berkontur kasar dan terbuat dari karet yang keras;
8. anjurkan anak makanan berserat seperti sayur dan buah-buahan kususnya bervitamin c;
aturlah makanan agar tetap seimbang sehingga tidak kekurangan gizi.
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
1. Anamnesa
a. Data Demografi
Identitas Pasien (nama, jenis kelamin, umur, status perkawinan, agama, suku bangsa,
pendidikan, bahasa yang digunakan, pekerjaan, alamat, diagnosa medis, sumber biaya, dan
sumber informasi). Stomatitis dapat menyerang semua umur, namun mayoritas dapat
menyerang pada usia antara 20-40 tahun yang lebih cenderung terjadi pada wanita.
b. Keluhan Utama: pasien dengan stomatitis biasanya nyeri karena mukosaoral mengalami
peradangan dan bibir pecah-pecah.
c. Riwayat Penyakit Sekarang: Klien biasanya dibawa atau meminta bantuan ke rumah sakit
setelah mengeluh nyeri seperti tertusuk-tusuk, rasa terbakar, bengkak, anoreksia, sukar
menelan. Stomatitis bisa terjadi pada seseorang karena kebersihan mulut yang buruk,
intoleransi dengan pasta gigi, penyakit yang beresiko menimbulkan stomatitis, misalnya
faringitis, panas dalam, mengkonsumsi makanan yang berlemak, kurang vitamin C, vitamin B12
dan mineral.
d. Riwayat Penyakit Dahulu: kline pernah menderita penyakit infeksi yang menyebabkan
sistem imun menurun sehingga lebih mudah terkena stomatitis, atau memang pernah menderita
penyakit yang sama atau penyakit oral lainnya.
e. Riwayat Penyakit Keluarga: Kaji apakah ada riwayat penyakit keluarga yang bisa
menyebabkan terjadinya stomatitis. Karena ada juga teori yang menyebutkan bahwa penyebab
utama dari stomatitis atau sariawan adalah keturunan. Berdasarkan hasil beberapa penelitian
menunjukkan bahwa anak-anak yang orang tuanya menderita stomatitis lebih rentan untuk
mengalami stomatitis juga.
Masalah
No. Data Etiologi
Keperawatan
3.3 Perencanaan
No. Perencanaan
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji tingkat nyeri pada pasien
keperawatan selama 3x24
jam, nyeri pada klien dapat 2. Berikan makanan yang tidak
berkurang atau hilang dengan merangsang, seperti makanan yang
kriteria hasil: mengandung zat kimia
4.1 Kesimpulan
Stomatitis adalah kondisi peradangan pada mulut karena kontak dengan pengiritasi
seperti tembakau, defisiensi vitamin, infeksi oleh bakteri, virus atau jamur, dan penggunaan
obat kemoterapi (Potter & Perry, 2005). Stomatitis adalah imflamasi mukosa oral, yang dapat
meliputi mukosa bukal (pipi) dan labial (bibir), lidah, gusi, angit-langit dan dasar mulut. Ada 4
klasifikasi stomatitis, yaitu Mycotic stomatitis, Gingivostomatitis, Denture stomatitis, dan
Aphthous stomatitis. Keluhan utama yang sering muncul pada pasien stomatitis adalah nyeri
atau pedih pada bagian yang terkena stomatitis. Penatalaksanaannya dengan cara medis dan
proses keperawatan, yang paling penting cara penanganannya adalah dengan cara menjaga
kebersihan oral klien.
Salah satu factor penyebab stomatitis yaitu perhatian yang kurang terhadap rongga
mulut. Stomatitis dapat diredakan dengan menggunakan beberapa jenis obat, baik dalam
bentuk salep (yang mengandung antibiotic dan penghilang rasa sakit), obat tetes, maupun obat
kumur. Penyakit stomatitis dapat dihindari dengan cara menjaga kebersihan gigi dan mulut
serta mengonsumsi nutrisi yang cukup terutama makanan yang mengandung vitamin B12 dan
zat besi.
4.2 Saran
Tugas dan peran utama perawat harus dilakukan dengan baik agar meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan. Pemberian asuhan keperawatan juga sangat perlu dilakukan oleh
seorang perawat. Pemberian asuhan keperawatan harus disesuaikan dengan kondisi
kebutuhan pasien, begitu pula dengan pasien stomatitis terutama pada anak. Maka diharapkan
bagi seorang perawat untuk lebih memahami serta menambah pengetahuan lebih dalam akan
perkembangan penyakit stomatitis sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan yang
sesuai dengan tahap perkembangan anak serta kondisi kebutuhan anak yang harus dipenuhi.
DAFTAR PUSTAKA