1. Uraikan maksud dari Biaya Tetap dan Biaya Variabel dan berikan contohnya
Jawab :
Biaya yang dikeluarkan dalam suatu periode dalam jumlah yang tetap adalah biaya yang tidak
terpengaruh dengan pengoprasian kpl/ tdk berubah2 walaupun brg yg diambil berubah
Contohnya : Gaji ABK, Biaya Bahan Bakar, Biaya Air Tawar, Biaya Permakanan, Biaya
Asuransi, Biaya penyusutan, Biaya agent, Biaya administrasi, Biaya ATK, Biaya pakaian
seragam ABK, dan lain - lain.
Biaya yang berubah - ubah sehubungan dengan pengopersian kapal/ dikeluarkan berdasarkan
produksi atau volume
Contohnya : Biaya perawatan kapal, biaya persediaan suku cadang, biaya pelabuhan dan
stevedoring, biaya pengobatan, biaya survey / konsultan, biaya supervise perawatan, biaya
perjalanan, biaya administrasi berdasarkan jumlah muatan bongkar muat dan lain-lain.
Biaya - biaya perusahaan juga masuk dalam tanggungan kapal adalah biaya yang dibebankan
oleh kapal.
Contohnya : Biaya pelabuhan termasuk biaya bongkar muat, biaya keagenan / perwakilan
perusahaan, pajak, Biaya charter, biaya kesehatan, biaya pendapatan, dana pensiun
3. Perusahaan pelayaran meminjam uang sebesar Rp. 150 M untuk pembayaran kapal dan akan
dikembalikan dalam tempo 20 tahun. Pendapatan perusahaan setiap tahun Rp. 15 M dan pajak
20%.
Ditanyakan Pay Back Time
Jawab :
Dana
= Rp. 150,0 M
Pendapatan/thn = Rp. 15,0 M
Penyusutan 150/20 = Rp. 7,5 M
Pendapatan kotor = Rp. 7,5 M
Pajak 20% = Rp. 1,5 M
Pendapatan bersih = Rp. 6,0 M
Pay back time = 150 = 11,1 dibulatkan 12 tahun
( 7,5 + 6 )
4.
- Top Down sebagai arus informasi dari Top Management sampai dengan kebawah Lower
Management dan Kewenangan dari Top Down yaitu : memberikan peraturan, instruksi dan
edaran yang disampaikan ke Middle management dan lower management
- Bottop Down sebagai arus informasi dari Lower Management hingga keatas (Top
Management)
Kewenangannya melaksanakan pekerjaan, membuat laporan pelaksanaan ke middle
management dan middle management menganalisa dan melaporkan ke top management,
membuat saran dan usulan ke top managament via middle management.
5. Uraikan Pendapatan Nasional dari angkutan laut dan keringan apa saja yang dapat diberikan
perusahaan pelayaran tersebut.
Jawab :
Pendapatan Nasional dari angkutan laut yaitu :
Alur pelayaran
Pendapatan kapal
Navigasi
Jasa pelayanan
Jasa Pandu dan jasa labuh
Demand adalah : Hukum permintaan. (makin murah harga maka volume makin tinggi adalah
makin mahal harga maka volume makin rendah)
a. Pertumbuhan penduduk
b. Kebutuhan masyarakat
c. Export / Import
d. Pembangunan Nasional Industri dan Pertanian
e. Pertumbuhan Ekonomi Nasional
f. Kesejahteraan Penduduk
Supply adalah : Hukum penawaran (makin rendah dapat volume yg rendah a/ sebaliknya)
Faktor – factor yang mempengaruhi Supply yaitu :
a. Kesedian Kapal
b. Ekonomi Nasional / Perbankan
c. Politik Nasional
d. Ketahanan Nasional – Keamanan
e. Jaminan
7. Jelaskan maksud Liner Service dan Tramping Service dan terangkan keterikatan masing -
masing
Jawab :
Pelayaran yang mempunyai route tetap dan teratur sehingga jadwal keberangkatan dan ketibaan
dapat diketahui dan tariff angkutan dapat dibuat standart serta mempunyai syarat - syarat
perjanjian angkutan yang tetap dan berlaku umum.
Pelayaran bebas dan tidak terikat dengan norma - norma yang tetap.
Permainan tariff sangat berkopentensi dan usaha - usaha tramping dapat dijalankan dengan
biaya - biaya rendah.
Kewajiban Charterer
x = 10.000 Ton
BEP dalam Ton = 10.000 Ton
BEP dalam Rupiah = 10.000 x Rp. 400.000 = Rp. 4 M
10. Gambarkan organisasi perusahaan pelayaran dan uraikan tugas2 tiap Direksi
Adapun Tugasnya adalah sebagai berikut :
- Top Down sebagai arus informasi dari Top Mgt s/d kebawah Lower Mgt dan Kewenangan dari
Top Down yaitu : memberikan peraturan, instruksi & edaran yg disampaikan ke Middle
management dan lower management
- Bottop Down sebagai arus informasi dari Lower Mgt hingga ke atas (Top Mgt)
Kewenangannya melaksanakan pekerjaan, membuat laporan pelaksanaan ke middle mgt &
middle mgt menganalisa & melaporkan ke top mgt, membuat saran & usulan ke top mgt via
middle mgt.
11. Susunlah anggaran 1 tahun yang dibagi dalam triwulan yang berbanding I= 20%, II= 25%, III=
25%, IV= 30%.
Data pertahun :
1. Pemasukan Muatan = Rp. 16M
Keagenan = Rp. 6M
Charterer = Rp. 8M
Jawab :
3. Pengertian biaya modal:Adalah bagian keuntungan karena turut menanamkan modal atau
sering disebut deviden, misalnya kita membeli beberapa lembar saham akan memperoleh
bagian laba.
- Biaya Marginal: Adalah kenaikan biaya setiap kenaikan produksi, jadi biaya variabel perunit,
atau biaya variabel per ton / per TEU.
- Biaya Penyusutan: Adalah pengalokasian biaya dari barang modal selama umur ekonomisnya,
misal membeli kapal Rp. 100 milyard, usia ekonomis 20 thn. Maka biaya penyusutan peraturan
= 100 milyard / 20 thn = 5 milyar pertahun. Jadi jika kapal sudah di pakai 6 tahun maka nilai
sisa / nilai baku kapal = 100 milyar – (6 x 5 milyar) = 70 milyar.
5. Sebuah Kapal mempunyai biaya tetap perhari sbb: berapa TEUS jumlah muatan yang
harus diangkut minimum agar dalam pelayaran tersebut tidak menderita rugi (kondisi
BEP)
Jawab:
Biaya tetap / hari = (10+4+7.5+8.5)Jt = 30Jt.
Total biaya tetap 6 hari
= 6 x 30 jt = 180 Jt
Q BEP = FC / PVC = 180/2.5-1.6
= 200 TEUS
EKONOMI PELAYARAN II
1.Fungsi cabang 7 saja :
a. Memasarkan kapal milik, juga kapal keagenan, secara aktif para canvasser mencari muatan,
3 minggu, 2 minggu, 1 minggu sebelum kapal tiba.
b.Melaporkan booking muatan sampai dengan final booking H, 3 hari sebelum kapal tiba. Bila
sudah final booking agar diminta shipping instruction dari shipper atau freight forwarder.
c.Menyiapkan resi gudang untuk EMKL membawa muatan ke gudang unit atau gudang CFS
(LCL), atau EIR untuk membawa muatan dalam container ke CY (FCL).
d.Menyelesaikan clearance kepada bea & cukai, imigrasi, kesehatan/karantina pelabuhan,
otoritas pelabuhan/syahbandar dsb.
e.Mengurus labuh (anchorage) dan menyandarkan kapal.
f.Membuat pemberitahuan umum (PU) kepada bea & cukai, shipping order kepada nahkoda,
order kepada perusahaan, bongkar muat dilengkapi cargo loading/discharging list.
g.Menyampaikan mate’s receipt ke kapal, dan pre stowage/bay plan ke kapal& PBU.
c. ROI
Tingkat pengembalian perusahaan setelah menggunakan sumber daya/aset perusahaan,
misalnya total asset atau aktiva operasi perusahaan Rp500 M pada suatu tahun memperoleh
laba bersih setelah pajak Rp35 M. maka return of investment (ROI) nya = 35 M/500 M = 7%
3. Ekonomi Armada.
-Pengoperasian kapal & bongkar muat
a. Perlu diasuransikan untuk kapal (Hull & Machinery), crew, muatan maupun resiko-resiko
operasi kapal.
b. Jumlah BBM max. 25% diatas kebutuhan per single voyage, bila perlu selisihnya diisi
muatan (max. s.d. DWT kapal saja)
c. Bila ada berita cuaca buruk agar diinformasikan kepada PBM yang memuat muatan.
d. Diatur agar bongkar/muat : jangan longhatch, jangan over landed/short landed, hindari
over stowage, juga harus diperhatikan safety untuk kapal dan safety untuk muatan dsb.
e. Hindarkan delay, karena delay berarti menambah biaya tetap dalam voyage tersebut
atau muatan di pelabuhan berikut diambil pelayaran lain. Kalau terjadi delay di laut harus
segera memberitahu ke pelabuhan berikut agar pemesanan buruh B/M dibatalkan.
f. Setiap kerusakan bagian kapal diajukan klaimnya
g. Perawatan mesin kapal ditingkatkan agar tidak boros BBM
h. Hindarkan banyak teritip pada lambung kapal termasuk perlunya pengawasan pemakaian cat
antifouling saat docking karena dengan teritip pemakaian BBM bias lebih tinggi dari
seharusnya
i. Supply spare parts secukupnya saja, karena membeli spare parts berarti idle money
j. Seleksi supplier/kontraktor, galangan dan selalu diverifikasi setiap invoice masuk
k. Patuhi ketentuan peraturan nasional/internasional termasuk ISM code
l. Pengaturan rute dan pengoperasian kapal yang lebih efisien
m. Bila perlu berlayar pada economic speed.
MC + IC + OS + LS
TU = ------------------------Rp.atauUS$/ton……… .. CS
atauperTEU
Maka pada jarak mil tertentu,yang sudah diketahui tarif per ton atau per TEU nya, total
freight = jumlah ton atau TEUs x tarif freight/ton atau per TEU, demikian juga total biaya
variable = jumlah ton atau TEUs x biaya variable per ton atau per TEU.
- Nilai pelayaran dan nilai komoditi :
Kalau dikaitkan dengan nilai pelayanan, misalkan untuk barang heavy lift/long length cargo
berarti perlu kerja ekstra untuk menangani muatan, maka freight perlu ditambah surcharge,
misalnya ditambah 15%, sehingga freightnya sekarang menjadi 115% x 400.000 =
460.000/ton.
- Campur tangan pemerintah :
Kalau mengangkut muatan sembako, dalam pelayaran dalam negeri, maka agar sembako
tersebut tidak terlalu mahal di pelabuhan tujuan, mungkin pemerintah minta agar freightnya
dibawah normal.Untuk hal ini sebagai imbalan, pemerintah memberikan keringanan harga BBM
dalam rupiah, dengan potongan harga.Untuk kapal pada pelayaran samudra mungkin
diharuskan mengangkut barang import keperluan pemerintah, juga dengan freight yang lebih
rendah.
5. Kapal peti kemas yang mempunyai kapasitas angkut 400 TEUs mengangkut muatan
300 TEUs dengan memperoleh laba operasi pada pelayaran tersebut sbb :
Pendapatan freight bersih : 700
Total biaya variable : 385 _
Laba kontribusi : 315
Biaya tetap : 261 _
Laba operasi : 54
Berapa TEUs jumlah muatan yang harus diangkut agar memperoleh laba operasi Rp 90 jt
pada pelayaran berikutnya (masih rute yang sama, biaya tetap sama).
= 0,9jt/TEUs
PEMASARAN JASA
DEFINISI JASA
1.Jasa adalah setiap tindakan atau kinerja yang ditawarkan oleh satu pihak ke pihak lain yang secara prinsip tidak berwujud dan tidak menyebabkan perpindahan
kepemilikan. Produk jasa dapat terikat atau tidak terikat pada suatu produk fisik (Kotler (2000:428)
2.Jasa pada dasarnya adalah seluruh aktivitas ekonomi dengan output selain produk dalam pengertian fisik, dikonsumsi dan diproduksi pada saat bersamaan,
memberikan nilai tambah dan secara prinsip tidak berwujud (intangible) bagi pembeli pertamanya (Zeithmal & Bitner (2000:3)
3.Jasa diidentifikasi sebagai aktifitas yang tidak berwujud dengan tujuan dari rancangan transaksi untuk mendapatkan kepuasan konsumen. Dari definisi tersebut,
jasa/pelayanan sebagai pendukung dari penjualan produk atau jasa lainnya (Stanton (2002:537)
4.Berdasarkan beberapa definisi di atas maka jasa pada dasarnya adalah sesuatu yg mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : Ratih Hurriyati (2010:28)
a. Suatu yang tidak berwujud, tetapi dapat memenuhi kebutuhan konsumen;
b. Proses produksi jasa dapat menggunakan atau tidak menggunakan bantuan suatu produk fisik;
c. Jasa tidak mengakibatkan peralihan hak atau kepemilikan;
d. Terdapat interaksi antara penyedia jasa dengan pengguna jasa
KARAKTERISTIK JASA
1. Zeithaml, Parasuraman dan Berry (1995:15)
a.Jasa tidak berwujud (intangibles), karena lebih mengedepankan manfaat dan performance dari pada spesifikasi produk dan bentuk produk;
b.Jasa bervariasi (heterogeneous) dimana performance atau manfaat yang berikan sering kali berubah-ubah dari produsen ke produsen, konsumen ke konsumen
dan dari waktu ke waktu tergantung dari siapa yang menyajikannya, kapan dan dimana penyajian jasa tersebut dilakukan. Ini mengakibatkan sulitnya menjaga
kualitas jasa berdasarkan standar;
c. Jasa Tidak terpisahkan (Inseparability) Jasa tidak dapat dipisahkan dari sumbernya, yaitu perusahaan jasa yang menghasilkannya. Jasa diproduksi dan
dikonsumsi pada saat bersamaan. Jika konsumen membeli suatu jasa maka ia akan berhadapan langsung dengan sumber atau penyedia jasa tersebut.
2. Kotler (2000:429)
a.Tidak berwujud (Intangible), Hal ini menyebabkan konsumen tidak dapat melihat, mencium, meraba, mendengar dan merasakan hasilnya sebelum mereka
membelinya. Untuk mengurangi ketidakpastian, konsumen akan mencari informasi tentang jasa tersebut. Beberapa hal yang dilakukan perusahaan untuk
meningkatkan kepercayaan calon konsumen yaitu sebagai berikut: meningkatkan visualisasi jasa yang tidak berwujud menjadi berwujud, menekankan pada
manfaat yang diperoleh, menciptakan suatu nama merek bagi jasa dan memakai nama orang terkenal untuk meningkatkan kepercayaan konsumen;
b.Tidak terpisahkan (Inseparability), Jasa tidak dapat dipisahkan dari sumbernya, yaitu perusahaan jasa yang menghasilkannya. Jasa diproduksi dan dikonsumsi
pada saat bersamaan. Jika konsumen membeli suatu jasa maka ia akan berhadapan langsung dengan sumber atau penyedia jasa tersebut, sehingga penjualan jasa
lebih diutamakan untuk penjualan langsung dengan skala operasi terbatas. Untuk mengatasi masalah ini, perusahaan dapat menggunakan strategi-strategi seperti
bekerja lebih cepat, serta melatih pemberi jasa supaya mereka mampu membina kepercayaan konsumen
c. Bervariasi (Variability), Jasa yang diberikan sering kali berubah-ubah tergantung dari siapa yang menyajikannya, kapan dan dimana penyajian jasa tersebut
dilakukan. Ini mengakibatkan sulitnya menjaga kualitas jasa berdasarkan standar. Untuk mengatasi tersebut, perusahaan dapat menggunakan tiga pendekatan
dalam pengendalian kualitasnya yaitu melakukan investasi dalam seleksi dan pelatihan personil yang baik, melakukan standarisasi proses produksi;
d. Mudah musnah (Perishability) , Jasa tidak dapat disimpan atau mudah musnah sehingga tidak dapat dijual pada masa yang akan datang. Keadaan mudah
musnah bukanlah suatu masalah jika permintaannya stabil, karena mudah untuk melakukan persiapan pelayanan sebelumnya. Jika permintaan berfluktuasi, maka
perusahaan akan menghadapi masalah yang sulit dalam melakukan persiapan pelayanannya. Untuk itu perlu dilakukan perencanaan produk, penetapan harga,
serta program promosi yang tepat untuk mengatasi ketidaksesuaian antara permintaan dan penawaran jasa.
Usaha Pelayaran dailihat dari muatannya adalah sebagai berikut (Kosasih & Hananto (2007:41) :
1. Angkutan Penumpang
2. Angkutan barang konvensional (genaral cargo)
3. Angkutan Full Container/Semi Container
4. Angkutan Bulk Cargo (liquid & dry cargo)
5. Angkutan ternak
6. Angkutan heavy lift
7. Angkutan barang dingin
8. Angkutan mobil
TARIF JASA
Tarif Merupakan:
· Merupakan titik kritis karena menentukan pendapatan dari suatu usaha/bisnis
• Sangat signifikan di dalam penentuan nilai/manfaat yang dapat diberikan pelanggan dan memainkan peranan penting dalam gambaran kualitas
jasa
• Strategi penentuan tarif dalam perusahaan jasa, tarif premium pada saat permintaan tinggi dan tarif diskon saat permintaan menurun
Prinsip penetapan harga, seperti yang diusulkan Kotler (1996) dikutip Zeithalm & Bitner (2000:436) adalah sbb:
1. Perusahaan harus mempertimbangkan sejumlah faktor dalam memtapkan harga, mencakup pemilihan tujuan penetapan harga, menentukan
tingkat permintaan, prakiraan biaya, menganalisis harga yang ditetapkan dan produk yang ditawarkan pesaing, pemilihan metode penetapan
harga, serta menentukan harga akhir.
2. Perusahaan tidak harus selalu berupaya mencari profit maksimum melalui penetapan harga maksimum tapi dapat dicapai dengan cara
memaksimumkan penguasaan pasar atau kemungkinan lainnya.
3. Para pemasar hendaknya memahami seberapa responsif permintaan terhadap perubahan harga. Untuk mengevaluasi sensitifitas harga, para
pemasar dapat menghitung elastisitas permintaan.
4. Berbagai jenis biaya harus dipertimbangkan dalam menetapkan harga, termasuk didalamnya adalah biaya langsung dan tidak langsung, biaya
tetap dan biaya variabel serta biaya lainnya.
5. Harga-harga para pesaing akan mempengaruhi tingkat permintaan jasa yang ditawarkan sehingga harga pesaing harus turut dipertimbangkan
dalam proses penetapan harga
6. Berbagai cara atau variasi penetapan harga yang ada mencakup markup, sasaran perolehan, nilai yang dapat diterima, faktor psikologis dan
harga lainnya.
7. Setelah menetapkan struktur harga, perusahaan menyesuaikan harganya dengan menggunakan harga psikologis, diskon harga, harga promosi,
serta harga bauran produk
Tarif angkutan penumpang laut berlaku tarif batas atas tetap dengan jalur atau trayek yang dilayani . Tarif angkutan laut untuk pengiriman
barang,meliputi (Abbas Salim, 2008 : 81):
• Tarif uang tambang yang dibayar oleh pemilik barang kepada perusahaan pelayaran atas jasa yang diberikan untuk melakukan pengangkutan
barang melalui laut (Tarif Uang Tambang Nusantara)
• Tarif OPP/OPT (Ongkos Pelabuhan Pemuatan/Ongkos Pelabuhan Tujuan) yang merupakan balas jasa untuk pekerjaan board stevedoring,
cargodoring, dan receiveng/delivery (inslag/uitslag) dipelabuhan pemuatan dan di pelabuhan tujuan
• Tarif pemakaian fasilitas pelabuhan terdiri sewa gudang dan sewa tempat penumpukan dan fasilitas pelabuhan
• Tarif Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL), meliputi balas jasa atas pekerjaan inklaring dan uitklaring. Tarif EMKL dihitung berdasarkan
berat/ton barang, dimana pengurusan dokumennya dilakukan oleh perusahaan EMKL
3 tipe interaksi
1. Pelanggan mendatangi penyedia jasa
2. Penyedia jasa mendatangi pelanggan
3. Penyedia jasa dan pelanggan melakukan interaksi melalui perantara
Faktor Pemilihan tempat:
1. Akses, lokasi yang mudah dijangkau sarana transportasi umum
2. Visibilitas, lokasi yang dapat dilihat jelas
3. Lalu lintas, banyaknya orang yang lalu lalang dapat memberikan peluang besar terjadinya impulse buying dan kepadatan dan kemacetan lalu
lintas dapat menjadi hambatan
4. Tempat parkir yang luas dan aman
5. Ekspansi, tersedia tempat yang cukup untuk perluasan usaha dikemudian hari
6. Lingkungan, daerah sekitas yang mendukung jasa yang ditawarkan
7. Persaingan, yaitu lokasi pesaing
8. Peraturan Pemerintah
Lokasi pelayanan untuk angkutan laut lebih pada pelanggan mendatangi penyedia jasa sehingga lokasi harus mudah aksesnya dan visibilitas
dengan demikian coverage area perlu diperluas terutama untuk angkutan laut penumpang
ORANG/PARTISIPAN (PEOPLE)
Definisi menurut Zeithmal & Bitner (2000:19):
Orang adalah semua pelaku yang memainkan peranan dalam penyajian jasa sehingga dapat mempengaruhi persepsi pembeli. Elemen-elemen
dari peopleI adalah pegawai perusahaan, konsumen dan konsumen lain dalam lingkungan jasa. Semua sikap dan tindakan karyawan bahkan
cara berpakaian dan penampilan karyawan mempunyai pengaruh terhadap persepsi konsumen atau kebarhasilan penyampaian jasa
Pentingnya SDM
1. Pemasaran merupakan pekerjaan semua personel organisasi jasa
2. Semua perilaku karyawan jasa harus diorientasikan kepada konsumen
3. Organisasi harus merekrut & mempertahankan karyawan yang mempunyai skill, sikap, komitmen dan kemampuan dalam membina hubungan
baik dengan konsumen
4. Pemasaran internal semakin diakui perusahaan jasa dalam menentukan pemasaran kepalanggan eksternal
Lovelock (2002:248) mengemukakan bahwa perusahaan melalui tenaga pemasarannya menggunakan tiga cara dalam mengelola bukti fisik
yang strategis yaitu:
1. An attention-creating medium. Perusahaan jasa melakukan diferensiasi dengan pesaing dan membuat sarana fisik semenarik mungkin untuk
menjaring pelanggan dari target pasarnya.
2. As a message-creating medium. Menggunkan simbol atau isyarat untuk mengkomunikasikan secara intensif kepada audiens mengenai
kekhususan kualitas dari produk jasa
3. An effect-creating medium. Baju seragam yang berwarna, bercorak, suara dan desain untuk menciptakan sesuatu yang lain dari produk jasa
yang ditawarkan.
PROSES (PROCESS)
Proses menurut Zeithmal & Bitner (2000:20) adalah semua prosedur aktual, mekanisme, dan aliran aktivitas yang digunakan untuk
menyampaikan jasa. Elemen proses ini mempunyai arti suatu upaya perusahaan dalam menjalankan dan melaksanakan aktifitasnya untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumennya.
Untuk perusahaan jasa kerja sama antara pemasaran dan operasional sangat penting dalam elemen proses ini terutama dalam melayani segala
kebutuhan dan keinginan konsumen.
Seluruh aktifitas kerja adalah proses melibatkan prosedur-prosedur, tugas-tugas, jadwal-jadwal, mekanisme-mekanisme, aktifitas-aktifitas dan
rutinitas-rutinitas dengan apa produk (barang & jasa) disalurkan ke paelanggan.
Pentingnya elemen proses khususnya dalam bisnis jasa disebabkan oleh persediaan jasa yang tidak dapat disimpan.
KUALITAS PELAYANAN:
DEFINISI:
· Kualitas adalah keseluruhan fitur dan karakteristik dari produk atau jasa yang dapat memberikan kepuasan atau sesuai dengan keinginan
(Kotler, 2009:169)
· Jasa adalah setiap tindakan atau kinerja yang ditawarkan oleh satu pihak ke pihak lain yang secara prinsip tidak berwujud dan tidak
menyebabkan perpindahan kepemilikan. Produk jasa dapat terikat atau tidak terikat pada suatu produk fisik (Kotler, 2000:428)
· Kualitas pelayanan adalah suatu instrumen yang digunakan untuk mengukur gap atau kesenjangan antara persepsi dan harapan dari konsumen
terhadap pelayanan yang diterima. (Zeithaml, Parasuraman dan Berry. 1990:37)
· Metode Service Quality (ServQual) dikonsepkan oleh Parasuraman-Zeithaml-Berry didesain khusus untuk mengukur kepuasan pelanggan
jasa.
· Metode ServQual ini melihat kesenjangan / Gap antara ekspektasi (harapan/kepentingan) dengan persepsi (Kenyataan Performansi /
kinerja) dari pelanggan terhadap suatu bentuk pelayanan (services).
· Metode ini telah dilakukan terhadap puluhan ribu responden dan ratusan jenis industri selama hampir 20 tahun. Reliabitas dan Validitas-nya
tidak perlu diragukan lagi.
· Bebepara manfaat dari metode ServQual dapat diutarakan sebagai berikut:
· Dimensi dan Atribut / Instrumen-nya sudah ‘Built-In’
· Mendapatkan Skor Ekspektasi Pelanggan
· Mendapatkan Skor Persepsi Pelanggan
· Melihat Nilai GAP (Persepsi-Ekspektasi)
· Memprioritaskan tindakan perbaikan berdasarkan Gap Total, Gap Dimensi, Atau GAP Atribut Terbesar
· Mendapatkan Indeks Kepuasan Pelanggan (CSI)
· Peta Kepuasan Pelanggan (CS-MAP)
KUALITAS PELAYANAN
1. Tangibles (Fasilitas fisik), Tampilan dari fasilitas fisik, karyawan dan materi-materi lainnya
2. Reliabilty (Kehandalan), kemampuan melaksanakan pelayanan secara baik dan akurat
3. Responsiveness (Daya tanggap), keinginan penuh dalam membantu pelnggan dan melaksanakan pelayanan yang sigap
4. Assurance (Jaminan), Pemgetahuan dan perilaku karyawan, serta kemampuan mereka memverikan kepercayaan kepada pelanggan
5. Empathy (Empati), Kemampuan dalam memperlakukan atau memperhatikan pelanggan sebagai individu seutuhnya
KUALITAS PELAYANAN
1. Tangible (fasilitas fisik) ada empat (4) atribut meliputi faktor-faktor:
a.peralatan atau mesin-mesin yang digunakan dalam melakukan pelayanan cukup modern dan dapat diandalkan;
b.penampilan fisik dari bangunan yang menarik dan mampu mendukung proses pelayanan terhadap pelanggan;
c. pakaian yang dikenakan oleh karyawan perusahaan penyedia jasa cukup rapi, pantas dan sopan untuk digunakan dalam memberikan
pelayanan;
d.materi yang berhubungan dengan pelayanan (seperti brosur, pamflet atau berita) menunjukkan citra perusahaan.
2. Reliability (kehandalan) ada lima (5) atribut meliputi faktor-faktor:
a.kemampuan penyedia jasa untuk menepati janji sesuai dengan pelayanan tertentu yang dijanjikan;
b.keinginan perusahaan penyedia jasa untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi pelanggan dengan tulus dan sungguh-sungguh;
c. kemampuan penyedia jasa untuk memberikan pelayanan yang tepat dan akurat pada kesempatan pertama sehingga langsung dapat dirasakan
manfaatnya;
d.terdapat keinginan perusahaan penyedia jasa untuk memberikan pelayanan yang sesuai dengan keinginan pelanggan;
e.kemampuan perusahaan penyedia jasa semaksimal mungkin menghindari kesalahan yang dapat terjadi di dalam memberikan pelayanan dan
adanya dokumen akurat.
3. Responsiveness (daya tanggap) ada empat (4) atribut meliputi faktor-faktor:
a.kemampuan perusahaan penyedia jasa untuk memberikan penjelasan yang benar atas pelayanan yang diberikan dan pertanyaan yang
dilontarkan oleh pelanggan;
b.kemampuan perusahaan penyedia jasa untuk melakukan pelayanan dengan cepat dan tanggap;
c. keinginan perusahaan penyedia jasa untuk dapat menolong pelanggan dari permasalahannya;
d.kemampuan perusahaan penyedia jasa untuk tidak terlalu sibuk guna merespon atau menanggapi pelanggan.
4. Assurance (jaminan) ada empat (4) atribut meliputi faktor-faktor:
a.kemampuan perusahaan penyedia jasa untuk menumbuhkan kepercayaan dan rasa percaya diri serta meyakinkan pelanggannya;
b.Pelanggan merasa aman bertransaksi dengan perusahaan penyedia jasa;
c. kemampuan perusahaan penyedia jasa untuk memberikan pelayanan dengan sopan satun dan ramah;
d.kemampuan yang dimiliki oleh perusahaan penyedia jasa untuk memberikan pelayanan dan menjawab pertanyaan pelanggan dengan baik dan
benar berdasarkan pengetahuan yang dimiliki perusahaan tersebut.
5. Empathy (empati) ada lima (5) atribut meliputi faktor-faktor
a.kesediaan perusahaan penyedia jasa untuk memberikan perhatian secara perorangan kepada pelanggannya;
b.perusahaan penyedia jasa memiliki jam kerja yang sesuai atau cocok dengan semua pelanggannya;
c. kesediaan dari perusahaan penyedia jasa untuk memberikan penjelasan atau perhatian secara pribadi kepada pelanggan mengenai pelayanan
yang diberikan;
d.kemampuan perusahaan penyedia jasa untuk menarik minat pelanggan untuk menggunakan jasa-jasa pelayanannya;
e.kesediaan perusahaan penyedia jasa untuk mendengarkan keluhan-keluhan atau keinginan-keinginan yang spesifik dari pelanggan mengenai
pelayanan yang diberikan.
MEREK
· Merek adalah nama dan atau simbol yang bersifat membedakan (seperti sebuah logo, cap atau kemasan) dengan maksud mengidentifikasi
barang atau jasa dari seorang penjual atau sebuah kelompok penjual tertentu. Dengan demikian suatu merek membedakannya dari barang dan
jasa yang dihasilkan oleh kompetitor (David A.Aaker, 1997: 9)
· Ekuitas Merek adalah nilai tambah yang ada pada produk dan jasa. Ekuitas Merek dapat direfleksikan dari cara pelanggan berpikir, merasa,
dan merespek merek tersebut, sesuai dengan harga, pangsa pasar, dan profitibilitas merek kepada perusahaan diukur melalui indikator-
indikator. (Kotler dan Keller, 2009:278):
1.Kesadaran merek (brand awarness)
2.Kesan kualitas (perceived quality)
3.Asosiasi merek (brand associations)
4.Loyalitas merek (brand loyalty)
· Brand awareness (kesadaran merek) yaitu kemampuan atau kesanggupan seseorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali
bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu menurut Aaker (1996:90) dalam Freddy Rangkuti (2008:39). Peran brand
awareness dalam keseluruhan brand equity tergantung dari sejauh mana tingkatan kesadaran yang dicapai oleh suatu merek. Tingkatan
kesadaran merek secara berurutan adalah sebagai berikut: Unware of brand (tidak menyadari merek), Brand recognition (pengenalan merek),
Brand recall (pengingatan kembali terhadap merek), Top of mind (puncak pikiran),
· Perceived Quality (kesan kualitas) yaitu persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa pelayanan
berkaitan dengan maksud yang diharapkan menurut Aaker (1996:24) dalam Freddy Rangkuti (2008:41)
· Asosisasi Merek (Brand Associations), menurut Aaker (1996:160) dalam Freddy Rangkuti (2008:43) pengertian asosiasi merek adalah segala
hal yang berkaitan dengan ingatan mengenai merek. Asosiasi itu tidak hanya eksis, namun juga memiliki suatu tingkat kekuatan. Keterkaitan
pada suatu merek akan lebih kuat apabila dilandasi pada banyak pengalaman atau penampakan untuk mengkomunikasikannya.
· loyalitas merek adalah ukuran dari kesetiaan konsumen terhadap suatu merek. Loyalitas merek merupakan inti dari brand equity yang menjadi
gagasan sentral dalam pemasaran, karena hal ini merupakan satu ukuran keterkaitan seorang pelanggan pada sebuah merek. Apabila loyalitas
merek meningkat, maka kerentanan kelompok pelanggan dari serangan competitor dapat dikurangi.
LOYALITAS PELANGGAN
· Loyalitas pelanggan adalah komitmen untuk bertahan secara mendalam untuk melakukan pembelian ulang atau berlangganan kembali produk
atau jasa terpilih secara konsisten dimasa yang akan datang, meskipun pengaruh situasi dan usaha-usaha pemasaran mempunyai potensi untuk
menyebabkan perubahan perilaku. (Oliver, 1996:392 dalam Kotler dan Keller, 2009:163)
· Karakteristik pelanggan yang loyal (Griffin, 2002:31) adalah:
1.Melakukan pembelian secara teratur (makes regular repeat purchase);
2.Membeli antar lini produk atau jasa (purchases across product and service lines);
3.Menarik pelanggan baru untuk perusahaan (penciptaan prospek bagi perusahaan) dengan merekomendasikan produk/jasa kepada orang lain
(refers other)
4.Tidak terpengaruh daya tarik pesaing/menolak produk pesaing atau menunjukkan kekebalan dari daya tarik produk sejenis dari pesaing
(demonstrates an immunity to the full of the competition)
Griffin (2002:12) mengemukakan keuntungan-keuntungan yang dapat diperoleh apabila memiliki pelanggan yang loyal antara lain
adalah:
1. Mengurangi biaya pemasaran karena biaya untuk menarik pelanggan baru lebih mahal;
2. Mengurangi biaya transaksi, seperti biaya negosiasi kontrak, pemrosesan pesanan, dan lain-lain;
3. Mengurangi biaya turn over pelanggan karena penggantian pelanggan yang lebih sedikit;
4. Meningkatkan penjualan silang yang akan memperbesar pangsa pasar perusahaan;
5. Word of mouth yang lebih positif dengan asumsi bahwa pelanggan yang loyal juga mereka yang merasa puas;
6. Mengurangi kegagalan seperti biaya penggantian
Row adalah tanda nomor melintang dimulai dari tengah & dilihat dari arah belakang.
kekanan – Row 01,03,05,07 dst
kekiri – Row 02,04,06,08, dst
Tier adalah tanda nomor tegak dimulai dgn angka2
On deck – Tier 82,84,86 dst
On hold – Tier 02,04,06 dst
4. 5 Prinsip pemuatan :
1. Melindungi ABK & buruh.
- agar mereka selamat dlm melaksanakan kegiatan dengan menggunakan alat keselamatan kerja
secara benar.
2. Melindungi kapal.
-agar kapal tetap selamat selama muat bongkar maupun dalam pelayaran, misalnya menjaga stabilitas
kapal.
3. Melindungi muatan.
- Pada waktu muat, bongkar & selama dlm pelay muatan hrs ditangani secara baik utk mencegah
kerusakan muatan.
4. Muat & bongkar scr cepat & sistematis
- Adanya rencana pemuatan & bongkar (stowage plan) menggunakan ruang muat semaksimal
mungkin.
5. Penggunaan ruang muat semaksimal mungkin.
- Dalam melakukan pemuatan hrs diusahakan agar semua Ruang terisi penuh oleh muatan/kpl dpt
muat sampai max.
5. a. Hatch List adalah sebuah daftar barang2 yg berada di dalam setiap palka.
b. Bay plan adalah Bagan pemuatan
container secara membujur, melintang & tegak.
c. Faktor-faktor apakah yang untuk
membuat stowage plan itu ?
-Berat dan jenis muatan
-Pelabuhan bongkar ntuk masing-masing muatan,serta pelabuhan muat
-Bentuk muatan dan jumlahnya.
d. Stowage plan adalah suatu bagan kpl. dimana muatan ditempatkan,
dilengkapi data tujuan, jumlah, berat muatan serta pelabuhan muatnya
masing2.
e. Tentative stowage plan adalah rencana awal pemuatan yg
sifatnya apabila terjadi perubahan muatan masih bisa
dilakukan.
f . Final stowage plan adalah rencana
pemuatan akhir
Cara agar muat bongkar di kpl dpt dilaksanakan secara cepat & sistimatis :
Sebelum kpl tiba di pelb. pertama di suatu Negara, hrs sdh tersedia rencana
pemuatan & pembongka- ran (stowage plan), dicegah terja- dinya Long hatch,
over stowage & over carriage.
a.Terangkan hubungan kelembapan udara palka (Relative humidity) dengan peranginan palka ?
Bahwa air yang timbul didalalam ruang palka karena udara dalam ruang polka
sudah jenuh, yang ahirnya timbul kondensasi
Data load capacity tertera pada Blue print (buku biru) yg berisi semua
data2 ukuran kapal yg di tetapkan oleh suatu Biri Klasifikasi
Cara menghitung load capacity
DLC = H , DLC = h
1,4 sf
H = Tinggi deck dlm meter.
h = Tinggi max muatan dlm mtr.
sf= Sf dalam m3/ton
1,4= Sf standard
Kegunaan dr Dunnage/terapan :
*Sebagai pemisah antara muatan.
*Sebagai pemisah antara dinding palka dng muatan.
*Untuk membentuk terowongan aliran udara/ lebar antara tumpukan muatan.
Kerugiannya :
- Kecepatan dan kekuatan kecil
- Membutuhkan ruangan yg lebar di deck
Philip Kothler dan Amstrong menjabarkan pemsaran sebagai suatu proses sosial dan
manajerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan
dan inginkan lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang
lain.
Seperti yang dijelaskan diawal tadi bahwa pemasaran dimulai dari produk baru saja
diproduksi hingga pada tangan konsumen. Untuk sampai ke tangan konsumen, tidak
semudah itu, namun kita harus tahu karakteristik konsumen kita dan juga pesaing
produk kita. Untuk itu suatu Departemen Pemasaran dalam suatu perusahaan harus
benar-benar memahami apa yang dibutuhkan dan diinginkan konsumen yang selalu
berubah-ubah.
Agar dapat menarik minat pembelian terhadap produknya, suatu perusahaan harus
memiliki strategi-strategi pemasaran yang jitu agar konsumen dapat tertarik dengan
produk yang dipasarkan. Faktor lain yang dapat menyebabkan perusahaan sangat
memerlukan pemasaran ialah:
Analisis sistem pemasaran perlu dilakukan dalam hal hubungan dengan unsur-unsur
lain dalam lingkungan pemasaran yang saling mempengaruhi untuk membuahkan
hasil pemasaran. Analisa sistem pemasaran ini dapat berbentuk: