Anda di halaman 1dari 12

I.

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan Negara yang luas, terdiri dari beribu pulau dengan
jumlah penduduk yang besar. Semakin meningkatnya pertumbuhan jumlah dan
kebutuhan penduduk, semakin meningkat pula kebutuhan tempat atau lahan untuk
tempat kegiatan dan tentunya prasarana untuk menunjang dalam memenuhi
kebutuhan tersebut. Tidaklah berlebihan jika dikatakan bahwa lingkungan identik
dengan lahan. Sikap serta kebijaksanaan masyarakat terhadap lahan akan
menentukan aktifitasnya. Aktifitas itulah yang akan meninggalkan bekas di atas
lahan.
Seiring dengan perkembangan waktu, transportasi dan pengunaan lahan
menjadi satu bagian yang tidak terpisahkan. Dalam konteks perencanaan,
transportasi dan penggunaan lahan memiliki tujuan yang terarah dan spesifik. Di
dalam sistem transportasi, tujuan perencanaan adalah menyediakan fasilitas untuk
pergerakan penumpang dan barang dari satu tempat ke tempat lain atau dari
berbagai pemanfaatan lahan. Sedangkan di dalam penggunaan lahan, tujuan dari
perencanaan adalah untuk tercapainya fungsi bangunan dan harus
menguntungkan. Melalui makalah ini, kami berusaha untuk memberikan persepsi
atau pandangan serta ulasan secara lebih mendalam mengenai aktifitas
penggunaan lahan dalam kaitannya dengan aktifitas transportasi. Apakah
transportasi menjadi faktor yang mempengaruhi terjadinya perubahan aktifitas
penggunaan lahan, ataukah sebaliknya, penggunaan lahan menjadi faktor yang
mempengaruhi aktifitas transportasi. Pada konteks ini, kami juga akan
memberikan ulasan singkat mengenai faktor utama yang mempengaruhi
perubahan penggunaan lahan dan aktifitas transportasi baik itu di perkotaan
maupun di pedesaan.
Berdasarkan berbagai sumber referensi yang kami pergunakan, definisi
Penggunaan Lahan dan Transportasi adalah sebagai berikut. Menurut Vink
(1975), ”Lahan merupakan suatu wilayah tertentu di atas permukaan bumi,
khususnya meliputi semua benda penyusun biosfer yang dapat dianggap bersifat
menetap atau berpindah berada di atas dan di bawah wilayah tersebut, meliputi

Geografi Transportasi Page 1 of 12


GEM 2106
atmosfer, tanah, batuan induk, topografi, air, tumbuhan-tumbuhan, binatang, serta
akibat-akibat kegiatan manusia pada masa lalu maupun sekarang, yang semuanya
memiliki pengaruh nyata terhadap penggunaan lahan oleh manusia, pada masa
sekarang maupun masa yang akan datang”. Sedangkan definisi Penggunaan Lahan
menurut Malingreau (1978), ”Pengunaan Lahan adalah segala macam campur
tangan manusia, baik secara menetap ataupun berpindah-pindah terhadap suatu
kelompok sumberdaya alam dan buatan, yang secara keseluruhan disebut lahan,
dengan tujuan untuk mencukupi kebutuhan baik material maupun spiritual,
ataupun kebutuhan kedua-duanya”. Mengenai definisi Transportasi adalah
perpindahan atau pergerakan orang, barang, informasi, untuk tujuan spesifik dari
area atau satu tempat ketempat lain.

II. PEMBAHASAN

Penggunaan lahan adalah hasil akhir dari aktivitas dan dinamika kegiatan
manusia dipermukaan bumi yang bukan berarti berhenti namun tetap masih
berjalan (dinamis). Secara umum penggunaan lahan di Indonesia merupakan
akibat nyata dari suatu proses yang lama dari adanya interaksi yang tetap,
keseimbangan dan dinamis, antara aktifitas-aktifitas penduduk diatas lahan, dan
keterbatasan-keterbatasan di dalam lingkungan tempat hidup mereka.
Transportasi merupakan sebuah aktivitas manusia yang berlangsung di
permukaan bumi. Transportasi dilakukan atas dasar perbedaan kondisi lingkungan
antara daerah satu dengan daerah yang lain baik itu sosial, ekonomi, budaya,
maupun sumberdaya alam.
Terdapat hubungan yang sangat erat antara masyarakat terhadap ruang
sebagai wadah kegiatan. Kota sebagai tempat terpusatnya kegiatan masyarakat,
akan senantiasa berkembang baik kuantitas maupun kualitasnya, sesuai
perkembangan kuantitas dan kualitas masyarakat. Hal tersebut merupakan
indikator dinamika serta kondisi pembangunan masyarakat kota tersebut berserta
wilayah di sekitarnya.

Geografi Transportasi Page 2 of 12


GEM 2106
Keterkaitan Antara Sistem Transportasi dan Pengembangan Lahan
merupakan suatu kajian yang tidak dapat terlepas dari eksistensi ruang dalam studi
geografi. Sistem transportasi dan pengembangan lahan (land development) saling
berkaitan satu sama lain. Di dalam sistem transportasi, tujuan dari perencanaan
adalah menyediakan fasilitas untuk pergerakan penumpang dan barang dari satu
tempat ke tempat lain atau dari berbagai pemanfaatan lahan. Sedangkan di sisi
pengembangan lahan, tujuan dari perencanaan adalah untuk tercapainya fungsi
bangunan dan harus menguntungkan. Acapkali kedua tujuan tersebut
menimbulkan konflik. Hal inilah yang menjadi asumsi mendasar dari analisis
dampak keruangan untuk menjembatani kedua tujuan di atas, atau dengan kata
lain, Proses perencanaan transportasi dan pengembangan lahan mengikat satu
sama lainnya. Pengembangan lahan tidak akan terjadi tanpa sistem transportasi,
sedangkan sistem transportasi tidak mungkin disediakan apabila tidak melayani
kepentingan ekonomi atau aktivitas pembangunan. Dari asumsi mendasar
tersebut, maka perlu kajian yang mendalam mengenai analisis keduanya
(transportasi dan penggunaan lahan).

Pembahasan pertama akan kami fakuskan terlebih dahulu pada analisis


dampak transportasi terhadap penggunaan lahan. Secara sistematis, pada dasarnya
penggunaan lahan dikelompokkan menjadi:

Aktivitas Utama Detail Penggunaan (contoh)


Retail Makanan/Non makanan
Satu unit toko/sejumlah toko
Pusat penjualan tanaman
Pompa bensin
Usaha (employment) Perkantoran
Kawasan usaha (business park)
Kawasan Industri (industrial estate)
Pergudangan (warehousing)
Perumahan (residential) Perumahan pribadi
Apartmen
Panti/tempat penampungan
Pendidikan Sekolah (TK, SD, SMP, dan SMU)
Universitas/Perguruan Tinggi

Geografi Transportasi Page 3 of 12


GEM 2106
Pusat kursus/Balai pelatihan
Hotel dan Restoran Hotel
Motel
Restoran
Kesehatan Rumah sakit
Praktek Dokter
Puskemas
Rekreasi Olahraga
Taman hiburan
Bioskop
Pusat kesenian

Efek dari pesatnya perkembangan system transportasai di Negara-negara


berkembang seperti Indonesia diantaranya adalah berkurangnya lahan pertanian
subur di sepanjang jalur transportasi, terjadinya konfersi lahan produktif menjadi
lahan terbangun serta terjadinya perubahan dalam segi kualitas, kwantitas serta
pattern atau pola fisik penggunaan lahan secara keruangan. Pada dasarnya,
perubahan yang terjadi ini tidak dapat secara langsung memberikan argumen
bahwa factor utama yang mempengaruhi terjadinya perubahan pola penggunaan
lahan adalah adanya sistem transportasi yang berkembang di kawasan tersebut.

Peranan Transportasi dalam Tata Ruang Kota dan Wilayah

Perencanaan transportasi merupakan bagian yang tak terpisahkan dari


perencanaan kota dan wilayah. Rencana kota tanpa mempertimbangkan keadaan
dan pola transportasi yang akan terjadi sebagai akibat dari rencana itu sendiri,
akan menghasilkan kesemrawutan lalu lintas di kemudian hari. Akibat lebih lanjut
adalah meningkatnya jumlah kecelakaan, pelanggaran, dan
menurunnya sopan-santun berlalu-lintas, serta meningkatnya pencemaran udara.

Transportasi di dalam Lingkungan Perkotaan


Sektor transportasi merupakan salah satu sektor yang sangat berperan
dalam pembangunan ekonomi yang menyeluruh. Perkembangan sektor
transportasi akan secara langsung mencerminkan pertumbuhan pembangunan

Geografi Transportasi Page 4 of 12


GEM 2106
ekonomi yang berjalan. Namun demikian sektor ini dikenal pula sebagai salah
satu sektor yang dapat memberikan dampak terhadap lingkungan dalam cakupan
spasial dan temporal yang besar. Transportasi sebagai salah satu sektor kegiatan
perkotaan, merupakan kegiatan yang potensial mengubah kualitas udara
perkotaan. Perkembangan perkotaan berjalan secara dinamik, mengikuti
perkembangan sosial-ekonomi perkotaan itu sendiri. Dengan semakin
berkembangnya perkotaan dalam hal wilayah spasial (ruang) dan aktivitas
ekonominya, akan semakin besar pula beban pencemaran udara yang dikeluarkan
ke atmosfer perkotaan. Dampak ini akan semakin terasa di daerah-daerah pusat
kegiatan kota. Transportasi yang berwawasan lingkungan perlu memikirkan
implikasi/dampak terhadap lingkungan yang mungkin timbul, terutama
pencemaran udara dan kebisingan. Ada tiga aspek utama yang menentukan
intensitas dampak terhadap lingkungan, khususnya pencemaran udara dan
kebisingan, dan penggunaan energi di daerah perkotaan (Moestikahadi 2000),
yaitu:
a. Aspek perencanaan transportasi (barang dan manusia).
b. Aspek rekayasa transportasi, meliputi pola aliran moda transportasi, sarana
jalan, sistem lalu lintas, dan faktor transportasi lainnya.
c. Aspek teknik mesin dan sumber energi (bahan bakar) alat transportasi.
Sistem transportasi di perkotaan adalah faktor utama yang menentukan pola ruang
(spatial pattern), derajat kesemrawutan, dan tingkat pertumbuhan ekonomi dari
suatu daerah perkotaan. Ada tiga jenis utama transportasi yang digunakan orang di
perkotaan (Miller 1985) :
a. Angkutan pribadi (individual transit), seperti mobil pribadi, sepeda motor,
sepeda, atau berjalan kaki,
b. Angkutan masal (mass transit), seperti kereta api, bis, opelet, dan
sebagainya.
c. Angkutan sewaan (para transit), seperti mobil sewaan, taksi yang
menjalani rute tetap atau yang disewa untuk sekali jalan, dan sebagainya.
Setiap jenis angkutan mempunyai keuntungan dan kerugian tersendiri.
Sistem transportasi perkotaan yang berhasil, memerlukan gabungan dari cara

Geografi Transportasi Page 5 of 12


GEM 2106
angkutan pribadi, massal, dan sewaan, yang dirancang memenuhi kebutuhan
daerah perkotaan tertentu.

Pola Perjalanan di Daerah Perkotaan


Kebanyakan orang memerlukan perjalanan untuk mencapai tempat-tempat
tujuan bekerja, bersekolah atau ke tempat-tempat pendidikan yang lain,
berbelanja, ke tempat-tempat pelayanan, mengambil bagian dalam berbagai
kegiatan sosial dan bersantai di luar rumah, serta banyak tujuan yang lain. Hal
yang utama dalam masalah perjalanan adalah adanya hubungan antara tempat asal
dan tujuan, yang memperlihatkan adanya lintasan, alat angkut (kendaraan) dan
kecepatan. Pola perjalanan di daerah perkotaan dipengaruhi oleh tata letak pusat-
pusat kegiatan di perkotaan (permukiman, perbelanjaan, perkantoran, sekolah,
rumah sakit, dan lain-lain).

Kebijakan Transportasi
Pola jaringan jalan dapat mempengaruhi perkembangan tata guna lahan.
Jaringan jalan yang direncanakan secara tepat akan merupakan pengatur lalu lintas
yang baik. Jadi ada kaitan antara perencanaan kota dengan perencanaan
transportasi. Perencanaan kota mempersiapkan kota untuk menghadapi
perkembangan dan mencegah timbulnya berbagai persoalan agar kota menjadi
suatu tempat kehidupan yang layak. Sedangkan perencanaan transportasi
mempunyai sasaran mengembangkan sistem transportasi yang memungkinkan
orang atau barang bergerak dengan aman, murah, cepat, dan nyaman, dan
mencegah terjadinya kemacetan lalu lintas di jalan-jalan dalam kota. Penyusunan
kebijakan transportasi dilakukan oleh Departemen Perhubungan, setelah
berkoordinasi dengan beberapa departemen lain yang terkait, misal: Departemen
Dalam Negeri, Departemen Pekerjaan Umum, Departemen Pertahanan, dan
Departemen Keuangan. Selanjutnya pelaksanaan dari kebijakan transportasi
tersebut dilakukan secara terpadu oleh unsur-unsur pelaksana di daerah, seperti
Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Dinas Bina Marga, Polisi Lalu Lintas, dan
instansi lain yang terkait, serta pihak swasta (perusahaan perangkutan).

Geografi Transportasi Page 6 of 12


GEM 2106
Dampak tata guna lahan dan nilainya

Di samping dampak transportasi terhadap lingkungan alamiah, terdapat


juga dampak terhadap tata guna lahan dan nilai lahan. Barangkali yang paling
nyata dari dampak ini ialah pembebasan lahan untuk pembuatan jalan baru bagi
sarana transportasi; dengan demikian tata guna lahan diubah untuk keperluan
transportasi. Juga perubahan tingkat pelayanan transportasi (dan harga) di suatu
daerah mungkin akan mempengaruhi jenis tata guna lahan tertentu yang tidak
akan terjaditanpa adanya perubahan tadi. Ini mempunyai dampak yang potensial
dalam mengubah bukan saja tata guna lahan secara parsial, tetapi juga melalui
perubahan tesebut kualitas kehidupan secara keseluruhan dari suatu daerah dan
nilai lahannya akan berwujud lain.

Persebaran lahan dan dampak relokasi


Dengan terjadinya urbanisasidi banyak negara maka kebutuhan untuk
mengembangkan kapasitas transportasi perkotaan akan semakin mendesak.
Pengembangan tersebut biasanya akan membutuhkan tambahan lahan. Walaupun
agak mengherankan tambahan lahan tersebut hanya sedikit pengaruhnya terhadap
total area yang disediakan untuk prasarana transpor. Walau demikian, tambahan
lahan tertentu tetap menimbulkan masalah yang muncul. Lahan untuk transpor
harus tersedia secara kontinu dengan minimum lebar tertentu. Untuk prasarana
berkapasitas tinggi di daerah perkotaan biasanya dihindarkan dari gangguan lalu-
lintas yang memotong, sehingga harus mempertinggi atau memperendah elevasi
jalur tadi pada lokasi-lokasi tertentu. Ini menyebabkan hambatan untuk
menyeberang di sarana transportasi baru. Hambatan-hambatan ini juga akan
mengganggu kehidupan bertetangga, banyak rumah warga yang harus
dipindahkan yang menimbulkan masalah ekonomi sosial tersendiri. Dari segi
estetika mungkin prasarana yang dibangun kurang enak dipandang. Sehingga
areal tersebut mungkin kurang enak dihuni. Karena alasan-alasan diatas, maka
dewasa ini pembangunan sarana transportasi baru harus memperhitungkan secara
integral dengan daerah sekitarnya.

Geografi Transportasi Page 7 of 12


GEM 2106
Dari seluruh dampak akibat dibangunnya suatu prasarana transportasi yang
baru, pembebasan lahan menimbulkan masalah yang paling sulit dan
kontroversial. Prinsipnya pembebasan lahan sama dengan membeli lahan untuk
kegiatan ekonomi baru lainnya. Karena pembangunan sarana transportasi akan
memerlukan sebidang lahan yang menerus sepanjang rute dimana prasaran tadi
akan dibangun, maka lahan yang akan dibangun yang harus dibeli hanya laha pada
lokasi tertentu saja dan bukan lahan yang terletak pada sembarang lokasi.
Pemerintah telah memberikan kebebasan kepada penguasa atau badan–badan
yang akan membangun prasarana tersebut untuk membelinya dengan harga pasar
yang wajar, tanpa tergantung kemauan pemilik lahan (hak pemerintah). Hal ini
berarti memaksa penduduk untuk pindah dan akan menimbulkan keadaan yang
tidak sehat dan kontroversial. Disamping itu disamping kesukaran dalam
menentukan harga pasar wajar, tentu saja nilai lahan berbeda-beda menurut
pemilik.
Masalah lain yang berkaitan dengan pembebasan lahan untuk transportasi
adalah bahwa penggunaan lahan yang baru untuk suatu saran transportasi
mempunyai sejumlah karakteristik yang sering tidak diinginkan oleh
lingkungannya. Misalnya, jalan yang baru tadi mungkin akan membuat sepi jalan-
jalan yang lain dan trotoar yang ada dan membelah lingkungan menjadi dua
bagian terpisah. Sebagian sarana transportasi tidak membayar pajak kekayaan,
tidak seperti lahan lainnya. Oleh karena itu pemerintah kota atau badan-badan lain
mungkin akan mengalami pengurangan penghasilan dari pajak bumi atas lahan.
Sudah barang tentu apabila harga lahan di sekitar fasilitas tersebut cukup tinggi
Untuk mengatasi masalah akibat pembebasan lahan dan relokasi tata guna
lahan dikeluarkan undang-undang yang menentukan cara-cara pembebasan lahan
untuk transportasi umum. Dengan ini diharapkan tidak akan ditemui permasalahan
yang mungkin timbul akibat kegiatan tersebut. Namun demikian terbukti masih
banyak ditemui permasalahan di lapangan seperti di perkotaan tidak cukup lahan
pengganti untuk penduduk yang direlokasi, kegiatan bisnis mikro yang apabila
direlokasi mereka akan sangat terpukul dan harus memulai dari awal atau masalah
psikologis terutama bagi mereka yang telah cukup umur bahkan akan kehilangan

Geografi Transportasi Page 8 of 12


GEM 2106
relasi karena jarak semakin jauh. Dengan semua masalah ini tidak pelaklagi
terdapat berbagai tantangan keras bagi pembangunan fasilitas transportasi baru
apabila fasilitas ini memerlukan relokasi penduduk atau perekonomian. Akan
tetapi ketentuan mengenai kompensasi finansial terhadap pertimbangan masalah
masing-masing penduduk serta bantuan-bantua untuk relokasi akan dapat
membantu mengatasi kesulitan tersebut.

Nilai lahan
Wajar kiranya bahwa perbaikan pelayan tarnsport di suatu daerah akan
mengakibatkan naiknya nilai lahan itu, apabila kondisi lainnya tidak berubah.
Pedagang akan memandang kemudahan transpor ke tempat lain mereka sebut
aksesibilitas; denga sebidang lahan akan bertambah dengan meningkatnya
pelayanan sisitem transportasi dan karena itu harga lahan tadi akan meningkat
pula. Contoh sederhana memeperlihatkan dua karakteristik penting perbaikan
transportasi. Pertama, pengurangan biaya transportasi membuat pendapatan akan
tersedia untuk pemakaian lainnya yang dapat pula mengikuti peningkatan
pengeluaran untuk rumah. Kedua, pengurangan biaya transpor pada umumnya
akan membawa lebih banyak lahan yang dapat dipakai untuk pemukiman atau
kegiatan ekonomi lainnya dengan akibat kepadatan pemakaian rata-rata akan
berkurang. Ketiga, walaupun harga sebagian lahan akan meningkat sebagai akibat
dari perbaikan transportasi namun harga lahan yang lokasinya tidak dipengaruhi
perbaikan transportasi tadi mungkin akan menurun. Hal ini dapat terjadi walaupun
perbaikan dapat mengurangi biaya transportasi atau menambah aksesiilitas ke
seluruh bidang lahan karena beberapa lahan mungkin akan lebih dipengaruhi
secara positif daripada yang lainnya. Walaupun model yang lebih rinci dan
realistik akan menerangkan hal ini dan hal-hal lainnya secara lebih jelas dan
lengkap namun contoh sederhana ini telah dapat menggambarkan beberapa
pengaruh utama dari perbaikan transport terhadap nilai lahan.
Pertambahan nilai lahan pada lajur atau area yang berdekatan langsung
dengan jalan bebas hambatan biasanya beberapa kali lebih besar dari pertambahan
nilai lahan area yang jauh dari jalan bebas hambatan. Hal ini membuktikan bahwa

Geografi Transportasi Page 9 of 12


GEM 2106
perbaikan transport akan meningkatkan nilai lahan. Oleh karena itu akan
memberikan keuntungan kepada masyarakat dengan cara tersebut, disamping
keuntungan transportasi yang dapat dinikmati secara lebih langsung dan cepat.
Namun demikian ada kemungkinan peningkatan nilai lahan yang berdekatan
dengan peningkatan transportasi sebenarnya adalah pengalihan nilai lahan yang
jauh dari peningkatan transportasi tersebut; lahan yang berkurang nilainya sebagai
akibat peningkatan tersebut. Juga ada kemungkinan bahwa peningkatan nilai
lahan hanyalah berupa penghematan biaya transport yang berasal dari fasilitas
baru tersebut dan dengan demikian peningkatan nilai lahan ini sebenarnya adalah
cara lain untuk mengukur pengaruh yang menguntungkan yang sama seperti
pengurangan waktu perjalanan dan biaya transportasi lainnya. Sejauh mana
peningkatan nilai lahan itu merupakan pengalihan penurunan nilai lahan di tempat
lainnya dan sejauh mana peningkatan itu mencerminkan perubahan biaya
transportasi orang-orang yang tempatnya berdekatan dengan fasilitas baru itu,
namun pertanyaan itu sulit untuk dijawab.
Pembahasan selanjutnya lebih kami arahkan pada analisis dampak
penggunaan lahan terhadap perkembangan transportasi tentunya dalam konteks
keruangan. Pengembangan lahan yang sudah ada (existing use) merupakan
informasi yang paling penting pada perencanaan perluasan. Perencanaan
perluasan salah satunya diarahkan pada pengembangan transportasi yang lebih
aksesibel sehingga memberikan kemudahan dalam pergerakan barang, jasa,
informasi, serta manusia. Perkembangan suatu kawasan, harus ditunjang dengan
peningkatan kualitas serta kuantitas dari transportasi itu sendiri. Transportasi
dalam sudut pandang ini meliputi sarana dan prasarana seperti jalan dan moda
sarana transport.
Perencanaan pembangunan kawasan sangat mempengaruhi pola
pergerakan, dimana penggunaan lahan dan rencana distribusi spasialnya
merupakan penentu dalam pangadaan prasarana dan sarana transportasi yang
menyebabkan terjadinya interaksi. Hal yang penting dalam melancarkan interaksi
antara tata guna lahan dengan kebutuhan transportasi yang dapat mendukung
aktifitas yang terdapat pada masing-masing tata guna lahan tersebut. Untuk itu

Geografi Transportasi Page 10 of 12


GEM 2106
perencanaan tata ruang perlu mendapat perhatian bersama oleh intansi terkait, dari
berbagai aktifitas tata guna lahan tersebut orang perlu melakukan perjalanan
dengan menggunakan sarana dan jaringan transportasi yang ada sehingga
mengakibatkan terjadinya arus orang, kendaraan, barang dan jasa dari dan ke
aktivitas tata guna lahan yang ada.
Faktor utama yang berkaitan terhadap terjadinya perubahan penggunaan
lahan serta kaitannya dengan transportasi yaitu:
Kedekatan dengan Pusat Kota sebagai pusat dari aktifitas masyarakat. Pusat Kota
atau yang lebih dikenal dengan CBD (Central Business Distric) merupakan pusat
dari seluruh aktifitas ekonomi, pemerintahan, pendidikan, dan social. Hal ini yang
mendorong perkembangan penggunaan lahan dan transportasi. Berkembangnya
suatu kawasan baik itu di perkotaan maupun di perdesaan pada dasarnya
mengarah pada kedekatan terhadap pusat atau centralnya, dalam hal ini dikenal
dengan ”Towns” untuk perkotaan dan ”Countryside” untuk perdesaan. Kedekatan
dengan pusat atau CBD, memberikan dampak positif baik dalam memperoleh
pelayanan publik maupun dampak ’tricle down effect’.
Berdasar kedua argumen tersebut, maka perlu pengkajian ulang mengenai
apa yang menjadi factor yang mempengruhi perkembangan suatu transportasi
sehingga berdampak pada perubahan penggunaan lahan ataupun sebaliknya. Pada
dasarnya terdapat satu faktor yang sangat mempengaruh, yaitu:
Aksesibilitas.
Setiap upaya peningkatan fasilitas transportasi akan berdampak terhadap
perubahan tataguna lahan apabila tidak ada upaya pengendalian. Pengendalian ini
sangat penting agar upaya peningkatan fasilitas transportasi dapat bermanfaat dan
berdayaguna seoptimal mungkin. Aksesibilitas memegang peran penting bagi para
pengembang lahan. Acapkali justru para pengembang lahan yang menciptakan
aksesibilitas ke lokasi yang dikembangkan agar kepentingan investasi dapat
terwujud.

Geografi Transportasi Page 11 of 12


GEM 2106
III. PENUTUP
Transportasi merupakan salah satu hal yang sangat berperan dalam
pembangunan secara menyeluruh. Transportasi juga sangat berkaitan dengan
penggunaan lahan, baik di desa maupun di kota.
Dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpilan :
1. Penggunaan lahan adalah hasil akhir dari aktivitas dan dinamika
kegiatan manusia dipermukaan bumi yang bukan berarti berhenti
namun tetap masih berjalan (dinamis).
2. Transportasi dan pengunaan lahan menjadi satu bagian yang tidak
terpisahkan. Dalam konteks perencanaan, transportasi dan
penggunaan lahan memiliki tujuan yang terarah dan spesifik.
3. Keterkaitan antara Sistem Transportasi dan Pengembangan Lahan
yaitu kajian yang tidak dapat terlepas dari eksistensi ruang dalam
studi geografi. Sistem transportasi dan pengembangan lahan (land
development) saling berkaitan satu sama lain.
4. Pengembangan lahan tidak akan terjadi tanpa sistem transportasi,
sedangkan sistem transportasi tidak mungkin disediakan apabila
tidak melayani kepentingan ekonomi atau aktivitas pembangunan.
5. Pola jaringan jalan dapat mempengaruhi perkembangan tata guna
lahan. Jaringan jalan yang direncanakan secara tepat akan
merupakan pengatur lalu lintas yang baik.
6. Pengurangan biaya transportasi pada umumnya akan membawa
lebih banyak lahan yang dapat dipakai untuk pemukiman atau
kegiatan ekonomi lainnya dengan akibat kepadatan pemakaian
rata-rata akan berkurang.

Geografi Transportasi Page 12 of 12


GEM 2106

Anda mungkin juga menyukai