Makalah Tata Guna Lahan
Makalah Tata Guna Lahan
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan Negara yang luas, terdiri dari beribu pulau dengan
jumlah penduduk yang besar. Semakin meningkatnya pertumbuhan jumlah dan
kebutuhan penduduk, semakin meningkat pula kebutuhan tempat atau lahan untuk
tempat kegiatan dan tentunya prasarana untuk menunjang dalam memenuhi
kebutuhan tersebut. Tidaklah berlebihan jika dikatakan bahwa lingkungan identik
dengan lahan. Sikap serta kebijaksanaan masyarakat terhadap lahan akan
menentukan aktifitasnya. Aktifitas itulah yang akan meninggalkan bekas di atas
lahan.
Seiring dengan perkembangan waktu, transportasi dan pengunaan lahan
menjadi satu bagian yang tidak terpisahkan. Dalam konteks perencanaan,
transportasi dan penggunaan lahan memiliki tujuan yang terarah dan spesifik. Di
dalam sistem transportasi, tujuan perencanaan adalah menyediakan fasilitas untuk
pergerakan penumpang dan barang dari satu tempat ke tempat lain atau dari
berbagai pemanfaatan lahan. Sedangkan di dalam penggunaan lahan, tujuan dari
perencanaan adalah untuk tercapainya fungsi bangunan dan harus
menguntungkan. Melalui makalah ini, kami berusaha untuk memberikan persepsi
atau pandangan serta ulasan secara lebih mendalam mengenai aktifitas
penggunaan lahan dalam kaitannya dengan aktifitas transportasi. Apakah
transportasi menjadi faktor yang mempengaruhi terjadinya perubahan aktifitas
penggunaan lahan, ataukah sebaliknya, penggunaan lahan menjadi faktor yang
mempengaruhi aktifitas transportasi. Pada konteks ini, kami juga akan
memberikan ulasan singkat mengenai faktor utama yang mempengaruhi
perubahan penggunaan lahan dan aktifitas transportasi baik itu di perkotaan
maupun di pedesaan.
Berdasarkan berbagai sumber referensi yang kami pergunakan, definisi
Penggunaan Lahan dan Transportasi adalah sebagai berikut. Menurut Vink
(1975), ”Lahan merupakan suatu wilayah tertentu di atas permukaan bumi,
khususnya meliputi semua benda penyusun biosfer yang dapat dianggap bersifat
menetap atau berpindah berada di atas dan di bawah wilayah tersebut, meliputi
II. PEMBAHASAN
Penggunaan lahan adalah hasil akhir dari aktivitas dan dinamika kegiatan
manusia dipermukaan bumi yang bukan berarti berhenti namun tetap masih
berjalan (dinamis). Secara umum penggunaan lahan di Indonesia merupakan
akibat nyata dari suatu proses yang lama dari adanya interaksi yang tetap,
keseimbangan dan dinamis, antara aktifitas-aktifitas penduduk diatas lahan, dan
keterbatasan-keterbatasan di dalam lingkungan tempat hidup mereka.
Transportasi merupakan sebuah aktivitas manusia yang berlangsung di
permukaan bumi. Transportasi dilakukan atas dasar perbedaan kondisi lingkungan
antara daerah satu dengan daerah yang lain baik itu sosial, ekonomi, budaya,
maupun sumberdaya alam.
Terdapat hubungan yang sangat erat antara masyarakat terhadap ruang
sebagai wadah kegiatan. Kota sebagai tempat terpusatnya kegiatan masyarakat,
akan senantiasa berkembang baik kuantitas maupun kualitasnya, sesuai
perkembangan kuantitas dan kualitas masyarakat. Hal tersebut merupakan
indikator dinamika serta kondisi pembangunan masyarakat kota tersebut berserta
wilayah di sekitarnya.
Kebijakan Transportasi
Pola jaringan jalan dapat mempengaruhi perkembangan tata guna lahan.
Jaringan jalan yang direncanakan secara tepat akan merupakan pengatur lalu lintas
yang baik. Jadi ada kaitan antara perencanaan kota dengan perencanaan
transportasi. Perencanaan kota mempersiapkan kota untuk menghadapi
perkembangan dan mencegah timbulnya berbagai persoalan agar kota menjadi
suatu tempat kehidupan yang layak. Sedangkan perencanaan transportasi
mempunyai sasaran mengembangkan sistem transportasi yang memungkinkan
orang atau barang bergerak dengan aman, murah, cepat, dan nyaman, dan
mencegah terjadinya kemacetan lalu lintas di jalan-jalan dalam kota. Penyusunan
kebijakan transportasi dilakukan oleh Departemen Perhubungan, setelah
berkoordinasi dengan beberapa departemen lain yang terkait, misal: Departemen
Dalam Negeri, Departemen Pekerjaan Umum, Departemen Pertahanan, dan
Departemen Keuangan. Selanjutnya pelaksanaan dari kebijakan transportasi
tersebut dilakukan secara terpadu oleh unsur-unsur pelaksana di daerah, seperti
Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Dinas Bina Marga, Polisi Lalu Lintas, dan
instansi lain yang terkait, serta pihak swasta (perusahaan perangkutan).
Nilai lahan
Wajar kiranya bahwa perbaikan pelayan tarnsport di suatu daerah akan
mengakibatkan naiknya nilai lahan itu, apabila kondisi lainnya tidak berubah.
Pedagang akan memandang kemudahan transpor ke tempat lain mereka sebut
aksesibilitas; denga sebidang lahan akan bertambah dengan meningkatnya
pelayanan sisitem transportasi dan karena itu harga lahan tadi akan meningkat
pula. Contoh sederhana memeperlihatkan dua karakteristik penting perbaikan
transportasi. Pertama, pengurangan biaya transportasi membuat pendapatan akan
tersedia untuk pemakaian lainnya yang dapat pula mengikuti peningkatan
pengeluaran untuk rumah. Kedua, pengurangan biaya transpor pada umumnya
akan membawa lebih banyak lahan yang dapat dipakai untuk pemukiman atau
kegiatan ekonomi lainnya dengan akibat kepadatan pemakaian rata-rata akan
berkurang. Ketiga, walaupun harga sebagian lahan akan meningkat sebagai akibat
dari perbaikan transportasi namun harga lahan yang lokasinya tidak dipengaruhi
perbaikan transportasi tadi mungkin akan menurun. Hal ini dapat terjadi walaupun
perbaikan dapat mengurangi biaya transportasi atau menambah aksesiilitas ke
seluruh bidang lahan karena beberapa lahan mungkin akan lebih dipengaruhi
secara positif daripada yang lainnya. Walaupun model yang lebih rinci dan
realistik akan menerangkan hal ini dan hal-hal lainnya secara lebih jelas dan
lengkap namun contoh sederhana ini telah dapat menggambarkan beberapa
pengaruh utama dari perbaikan transport terhadap nilai lahan.
Pertambahan nilai lahan pada lajur atau area yang berdekatan langsung
dengan jalan bebas hambatan biasanya beberapa kali lebih besar dari pertambahan
nilai lahan area yang jauh dari jalan bebas hambatan. Hal ini membuktikan bahwa