Anda di halaman 1dari 3

Nama : Shalahudin Nur Ayyubi

NIM : 21030119420027
UAS Teknik Reaksi Kimia Lanjut S2
15 Juni 2020
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Ir. Didi Dwi Aggoro, M.Eng

Seorang peneliti membuat katalis heterogen logam/Zeolit Y dengan metode impregnasi dan
presipitasi. Katalis Zeolit Y dan logam/Zeolit Y tersebut di karakterisasi dengan XRD. BET
surface area dan acidity menggunakan pyridine, dengan hasil sebagai berikut:
Katalis Ukuran Kristal Luas area Volume pori Acidity
Zeolit Y 15 500 750 5
Logam/Zeolit Y 20 350 600 3
(Impregnasi)
Logam/Zeolit Y 10 650 900 7
(Presipitasi)

Pembahasan :
Dari hasil penelitian karakterisasi di atas dapat disimpulkan sebagai berikut,

- XRD:
Metode XRD banyak digunakan untuk mengidentifikasi dan mengkarakterisasi
material yang digunakan sebagai katalis, karena banyak material katalis yang berwujud
kristal.
Lebar peak XRD adalah merupakan fungsi dari ukuran partikel, maka ukuran kristal
(crystallite size) dinyatakan dalam Persamaan Scherrer berikut (Richardson, 1989):

Kesimpulan :
Intensitas yang berbeda pada puncak spektrum XRD dari katalis akan memberikan pengaruh
pada ukuran kristal katalis, dimana ukuran kristal dari katalis Logam/Zeolit Y (metode
Presipitasi) memiliki ukuran kristal paling kecil yaitu 10 nm, kemudian dilanjutkan dengan
katalis Zeolit Y dengan ukuran kristal 15 nm, dan katalis Logam/Zeolit Y (metode
Impregnasi) memiliki ukuran kristal paling besar yaitu 20 nm. Dapat disimpulkan bahwa
dari ketiga metode dan katalis tidak mempunyai perbedaan ukuran kristal yang signifikan.

- BET Surface Area :


Luas permukaan merupakan luasan yang ditempati satu molekul adsorbat/zat
terlarut yang merupakan fungsi langsung dari luas permukaan sample. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa luas permukaan merupakan jumlah pori disetiap satuan luas dari
sample dan luas permukaan spesifiknya merupakan luas permukaan per gram. Luas
permukaan dperngaruhi oleh ukuran partikel/pori, bentuk pori dan susunan pori dalam
partikel.
Dengan instrumen BET, isoterm sorpsi untuk gas (N2) digunakan untuk melakukan
pengukuran luas permukaan dan struktur pori tertentu. Properti adsorpsi gas dikaitkan dengan
struktur berpori dan pori-pori ini membantu proses katalitik seperti pada pengantaran molekul
khusus ke target spesifik. Dengan demikian, luas permukaan spesifik diperoleh melalui BET,
di mana distribusi ukuran isoterm dan pori mengilustrasikan luas area untuk N 2 yang
teradsorpsi.

Kesimpulan :
Luas Area :
Hasil analisis dengan metode BET di atas menujukkan bahwa Logam/Zeolit Y (metode
Presipitasi) memiliki luas permukaan paling besar yaitu 650 m 2/g, diikuti dengan Zeolit Y
dengan luas permukaan 500 m2/g dan katalis Logam/Zeolit Y (metode Impregnasi) dengan
luas permukaan 350 m2/g. Hal ini membuktikan bahwa penambahan logam pada zeolit dan
pada metode Presipitasi dapat memperbesar luas area permukaan katalis.
Volume pori :
Pada metode impregnasi dengan peambahan logam menunjukkan terjadinya penurunan
volume pori katalis dari 750 cm 3/g menjadi 500 cm3/g diakibatkan kemungkinan karena
sebagian pori-pori tertutup oleh katalis logam pada sisi aktifya. Kemudian pada metode
presipitasi menunjukkan volume pori paling besar yaitu 900 cm3/g. Metode sintesis katalis
dengan presipitasi dan penambahan logam dinilai paling baik untuk meningkatkan volume
pori.

- Acidicity :
Kesimpulan :
Pada metode presipitasi dengan ditambahnya logam aktif pada zeolit menyebabkan
peningkatan nilai keasaman pada katalis yaitu dari 5 menjadi 7. Pada zeolite Y yang telah
diaktivasi logam yang menyumbat pori telah berkurang karena bantuan aktivasi sehingga pori
menjadi lebih terbuka dan dapat menyerap basa piridin dengan lebih baik. Pada penambahan
logam aktif maka dapat menyebabkan situs aktif bagi katalis dan logam tersebut bertindak
sebagai promotor pada katalis yang menjadikan sifat keasaman katalismenjadi lebih besar
lagi dibandingkan tapa promotor.
Sedangkan pada metode impregnasi, dengan ditambahkannya logam aktif pada zeolit Y
menyebabkan penurunan nilai keasaman katalis yaitu dari 5 menjadi 3. Hal tersebut
dikarenakan pada karakterisasi katalis, basa piridin tidak terserap dengan baik pada
permukaan katalis sehingga nilai keasaman menjadi turun. Kemungkinan adanya
penyumbatan pori oleh logam.

Anda mungkin juga menyukai