Anda di halaman 1dari 60

BAB I

PENDAHULUAN

A. Fungsi dan Tujuan


Pedoman usulan penelitian internal ini berfungsi sebagai rambu-rambu
bagi semua dosen UNU NTB yang berkeinginan mengajukan pendanaan bagi
pelaksanaan penelitian. Pedoman ini sebagai rambu-rambu yang mengatur hal-
hal yang bersifat substantif ataupun teknis secara garis besar, dengan
kemungkinan pengembangan dan penyesuaian lebih lanjut, sejalan dengan
keragaman topik, pendekatan, proses, dan hasil penelitian dalam program studi
tertentu. Sesuai dengan karakteristiknya sebagai pedoman umum, hal-hal yang
esensial saja yang diatur dalam pedoman ini, sedangkan hal-hal yang lebih
terperinci diserahkan kepada masing-masig bidang kajian dan pilihan
metodelogi dosen dari berbagai latar program studi yang ada di lingkungan
UNU NTB.
Tujuan pokok penulisan pedoman ini agar dosen mempunyai pegangan
umum yang seragam dalam memahami, melaksanakan, dan memenuhi kriteria
pedoman mutu dalam proses penyusunan usulan penelitian. Keseragaman ini
bertujuan menjamin kualitas proses dan hasil penelitian, yang diangkat menjadi
bahan kajian penelitian, sehingga pengalaman penyusunan penelitian dapat
secara simultan menjadi pengalaman profesional yang bermanfaat, baik bagi
dosen maupun Institusi.
B. Keberadaan Usulan Penelitian
Keberadaan usulan penelitian dosen, haruslah merupakan :
1. karya asli hasil penelitian yang berkualitas;
2. menunjukkan kemampuan keilmuan dosen yang bersangkutan dalam
penemuan, penerapan, atau pengembangan dan pengujian teori dalam
bidang kependidikan; dan

1
3. mempunyai nilai manfaat untuk pengembangan teori atau praktek
pelaksanaan pendidikan dan pembelajaran dalam bidang tertentu.
Agar usulan penelitian yang diajukan memiliki standar akademik, maka di
tingkat UNU NTB dibentuk Tim Review Internal, yang merupakan kelompok
kerja yang bertugas mengendalikan semua proses yang berhubungan dengan
seleksi administrative, pilihan metodelogi, teori dan outcome dari setiap usulan
yang diajukan.

C. Persyaratan Administrasi Akademik dan Administrasi Umum


Skripsi merupakan persyaratan wajib kepada setiap mahasiswa UNU NTB
untuk menyelesaikan program strata satunya pada program studi yang
diikutinya. Oleh karena itu, perlu dipenuhi syarat administrasi akademik dan
administrasi umum bagi mahasiswa yang akan menyusun skripsi. Syarat
adminsitrasi akademik ialah:
1. telah mengumpulkan 120 sks dengan nilai lulus, sesuai dengan kurikulum
yang berlaku bagi program studi mahasiswa yang bersangkutan;
2. telah lulus mata kuliah Metodologi Penelitian dan Statistik;
3. mempunyai indeks prestasi akademik (IPA) minimal 2,0;
4. mengajukan proposal penelitian atau permasalahan penelitian yang akan
diseleksi di tingkat program studi masing-masing; masalah yang menjadi
pokok pembahasan dalam penyusunan skripsi hendaknya disesuaikan
dengan bidang studi yang dikembangkan pada jurusan masing-masing.

Syarat-syarat administratif umum bagi mahasiswa yang akan menyusun


skripsi adalah:
1. tidak dalam status mengambil cuti kuliah/berhenti studi sementara;
2. memiliki nomor pokok mahasiswa;

2
3. telah memenuhi kewajiban administrasi keuangan sampai dengan
semester yang bersangkutan.

3
BAB II
PROSEDUR PENYUSUNAN SKRIPSI
DAN KOMISI PEMBIMBING

A. Pangajuan Permasalahan, Judul dan Proposal Skripsi


Penelitian harus diawali dengan mengajukan adanya permasalahan yang
hendak dite-lliti. Masalah adalah menunjukkan adanya kesenjangan atau gap
antara apa yang seha-rusnya ada dengan apa yang terjadi. Hal ini sering disebut
dengan kesenjangan antara das sollen dengan das sein, antara what is dengan
what should be. Mahasiswa harus dapat mengungkap adanya permasalahan
yang akan ditelitinya, yang kemudian dirumuskan dalam judul penelitian.
Peranan Tim Pengendali Skripsi di tingkat program studi dalam hal ini adalah
melakukan sosialisasi dan sekaligus memberikan arahan tentang prosedur
penyu-sunan skripsi, termasuk di dalamnya cara-cara mengungkap
permasalahan dan merumuskan judul.
Masalah yang dikemukakan mahasiswa haruslah masalah yang riil, nyata
dihadapi di bidang pendidikan, seperti di sekolah atau kelas. Dengan
digalakkannya penelitian tindakan kelas (PTK) untuk skripsi, di mana hal ini
sangat relevan dengan kebutuhan calon guru, maka masalah yang diungkap
haruslah masalah yang benar-benar dihadapi oleh sekolah/kelas. Dengan akan
dipadukannya kegiatan PPL dan KKN terpadu dengan penelitian (disebut
dengan PPL-KKN Terpadu dengan Penelitian), maka skripsi mahasiswa
dikerjakan dan diselesaikan pada saat PPL Terpadu tersebut.
Masalah dan judul penelitian yang telah dirumuskan tersebut selanjutnya
ditulis dalam format pengajuan judul yang dapat diperoleh di Bagian
Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan (BAAK) UNU NTB, untuk
selanjutnya disampaikan kepada program studi. Di program studi akan
dilakukan seleksi judul oleh Tim Seleksi Judul Skripsi program studi.

4
Pengumuman persetujuan judul skripsi tersebut disertai dengan komisi
pembimbing, yang ditandatangani oleh Pembantu Ketua Bidang Akademik. Bila
judul skripsi belum disetujui, program studi segera menginfomasikan kepada
mahasiswa.
Apabila judul telah disetujui dan nama pembimbing telah ditetapkan,
mahasiswa selanjutnya dapat menyusun proposal penelitian untuk selanjutnya
dikonsultasikan kepada dosen pembimbing I dan II. Ketentuan mengenai
pembimbing I dan pembimbing II dibahas tersendiri. Berdasarkan uraian di atas,
berikut ini dikemukakan Bagan Alir Penyusunan Skripsi, yang diawali dengan
Sosialisasi dari Tim Pengendali Skripsi dan akhirnya mahasiswa siap mengikuti
ujian skripsi.

5
Belum
disetujuui

Tim Pengendali Mahasiswa mengungkap Mahasiswa meminta Mengajukan judul Seleksi judul
Skripsi ( TPS) dan menemukan masalah blangko pengajuan judul dengan skripsi oleh
melakukan yang akan dijadikan tema skripsi di BAAK dan permasalahannya Tim TPS Disetujui,
sosialisasi penelitian mengisinya. penelitian ke prodi prodi dkemudian
mahasiswa
membuat
1 2 3 4 5 6
proposal

Prodi menetapkan
Baca BAB II komisi pembimbing 7
ALUR PENYUSUNAN Panduan ini dan pengesahannya

SKRIPSI
Mahasiswa konsultasi
proposal dan
instrumen penelitian
8
ke komisi pembimbing

Baca BAB V Baca BAB IV Baca BAB III


Bila disetujui,
Panduan ini Panduan ini dan Panduan ini
mahasiswa mengurus
Lampiran2 izin penelitian di 9
15 14 13 12 11 BAAK

Ujian Mahasiswa Mahasiswa Mahasiswa menyusun Mahasiswa Mahasiswa menyusun 10


mendaftar ujian konsultasi bentuk Bab IV dan V dan melakukan Bab I, II dan III dan
Skripsi skripsi akhir skripsi ke konsultasi ke komisi pengumpulan data konsultasi ke komisi
komisi pembimbing dan analisis data pembimbing
pembimbing

6
Bila judul telah disetujui, maka mahasiswa harus membuat proposal. Panduan
untuk menyusun proposal harus disesuaikan dengan jenis, metode dan
pendekatan penelitian yang digunakan. Berikut ini dikemukakan komponen-
komponen proposal penelitian yang disesuaikan dengan jenis, metode dan
pendekatan penelitian tersebut.

B. Komponen Proposal untuk Tiap Jenis, Metode dan Pende-katan


Penelitian
Setiap proposal skripsi harus mempunyai komponen-komponen baku sebagai
berikut:
1. Pendahuluan
Komponen ini mencakup uraian tentang: (a) latar belakang masalah dan
identifikasi masalah, (b) rasional yang mendasari pentingnya masalah atau
alasan mengapa topik itu perlu dikaji dan peneliti merasa tertarik. Bila
penelitiannya menggunakan:
a. Eksperimen, pada Pendahuluan butir latar belakangnya harus
dikemukakan dulu apa masalah riil yang mau diatasi, berupa data awal
yang menunjukkan akar terjadinya masalah. Kemudian diidentifikasi
faktor-faktor penyebab dan upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk
mengatasi permasalahan itu, serta batasi atau pilih usaha atau
perlakuan yang terbaik untuk mengatasinya dengan argumentasi
mengapa hal itu dipilih dan mengapa pula peneliti tertarik untuk
mengatasinya.
b. Eks pos fakto, pada Pendahuluan sama dengan eksperimen, hanya saja
tidak sampai pada upaya atau perlakuan yang akan dilakukan untuk
mengatasi permasalahan. Eks pos fakto hanya meneliti pada faktor-
faktor yang dianggap yang paling dominan mempengaruhi. Oleh
karena itu, diidentifikasi segenap faktor, dan dipilih faktor yang

7
dianggap dominan dengan argumentasi mengapa faktor itu dominan
dan mengapa peneliti tertarik untuk mengungkapnya.
c. Penelitian tindakan kelas, pada Pendahuluan sama dengan penelitian
eksperimen, terutama pada masalah riil di kelas/sekolah yang ditemui.
d. Penelitian sejarah, pada Pendahuluan butir latar belakang
dikemukakan dulu masalah riil yang hendak diteliti, dan diidentifikasi
analisis penyebab terjadinya, kemudian batasi ruanglingkup masalah
yang hendak diteliti, yang dengan mengemukakan argumentasi dan
rasional mengapa tertarik menelitinya.
e. Penelitian analisis isi (content analysis), pada Pendahuluan butir latar
belakang dikemukakan permasalahan umum yang dapat meyakinkan
pembaca bahwa masalah itu memang penting dan menuntut segera
pemecahan melalui penelitian.
f. Penelitian kualitatif, pada Pendahuluan dikemukakan permasalahan
umum dan kemudian fokus masalah yang hendak diteliti.
2. Rumusan Masalah
Di sini berisi pertanyaan pokok mengenai apa yang hendak dijawab lewat
penelitian. Bisa dirinci ke dalam rumusan umum dan khusus tergantung pada
keluasan dan kedalaman pertanyaan yang diajukan. Rumusan masalah dibuat
dalam bentuk kalimat tanya yang menggambarkan hubungan antar variabel,
atau suatu komparasi (perbedaan/ perbandingan).
Masalah yang dirumuskan harus mencerminkan metode penelitian yang
hendak digunakan. Setiap jenis, metode atau pendekatan penelitian berbeda
dalam hal rumusan masalahnya.
3. Tujuan Penelitian
Untuk apa penelitian dilakukan adalah tentu saja untuk menjawab
pertanyaan dalam rumusan masalah, atau untuk mengetahui jawaban atas
rumusan masalah itu.

8
4. Manfaat Penelitian
Bila nanti tujuan penelitian dicapai, yakni ketika analisis data telah
dilakukan dan disimpulkan, apa harapan akan manfaat yang dapat diperoleh.
Harapan akan manfaat tersebut biasanya ditulis dalam bentuk manfaat
teoretis dan manfaat praktis.
5. Kajian Pustaka
Komponen ini mencakup landasan teori penelitian atau kajian secara
komprehensif (deskripsi, analisis, dan sisntesis) mengenai teori, temuan
empirik, atau pemikiran mutakhir tentang berbagai isu, yang relevan dengan
rumusan masalah yang akan diteliti. Juga dikemukakan hasil-hasil penelitian
yang relevan, baik penelitian kuantitatif maupun penelitian kualitatif.
Kajian pustaka ini dijadikan landasan pembuatan kerangka pikir. Yang ditulis
dalam kerangka pikir adalah penjelasan mengenai bagaimana tatahubung
yang ada antar berbagai konsep yang menjadi perhatian. Tatahubung ini
disebut dengan proposisi atau kerangka pikir, yang selanjutnya diikuti
dengan hipotesis.
Penelitian yang biasanya memerlukan hipotesis adalah eksperimen, eks pos
fakto, dan penelitian tindakan kelas (PTK). Selain metode ini, biasanya
hanya mengajukan pertanyaan penelitian.
6. Metode Penelitian
Komponen ini mencakup uraian rencana metodologis tentang: (a) tujuan
khusus penelitian (kalau ada), (b) rencana tempat dan waktu penelitian, (c)
populasi dan sampel penelitian, atau subjek penelitian, (d) desain penelitian,
jenis penelitian dan rencana pelaksanaan penelitian, termasuk penjelasan dan
alasan penggunaan metode penelitian yang dipilih, (e) teknik pengumpulan
data, dan (f) teknik analisis data.
Agar proposal yang dibuat telah komprehensif, mahasiswa perlu mengkaji
komponen-komponen di atas lebih jauh pada Bab III, yang disesuaikan
dengan jenis, metode dan pendekatan penelitian yang dipilih. Komponen-

9
komponen tersebut harus diuraikan sesuai dengan pendekatan penelitian dan
rumusan masalah yang ditetapkan.
7. Daftar Pustaka
Penulisan daftar pustaka harus sesuai dengan ketentuan. Mengenai hal ini
dibahas pada Bab IV.
8. Lampiran
Setiap proposal harus memuat Lampiran, yang meliputi: (1) rencana jadwal
waktu penelitian, (2) instrumen (alat pengumpul data) penelitian, (3) dll.
Khusus mengenai instrumen pengumpul data harus sudah disetujui oleh
komisi pembimbing sebelum yang bersangkutan mengurus ijin penelitian.
Untuk menghasilkan proposal skripsi yang berkualitas, mahasiswa harus
menguasai pendekatan dan metode penelitian yang akan digunakan, baik
yang menyangkut landasan filosofis, karakteristik, prinsip dasar, sistematika,
alur pikir, maupun teknik-teknik, yang secara metodologis dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya. Tang-gungjawab atas ketepatan
subtansi komponen-komponen tersebut, sepenuhnya berada di pihak
mahasiswa yang bersangkutan, dan tentu saja dibawah bimbingan dosen.
Komponen proposal di atas dilengkapi dengan lampiran daftar pustaka
dan rencana jadwal waktu penelitian. Dan di bagian depan dibuat halaman judul
dan pengesahan dosen pembimbing.
C. Pengajuan Proposal Penelitian
Proposal penelitian harus dikonsultasikan mahasiswa kepada dua dosen
pem-bimbingnya. Proposal skripsi yang sudah disetujui oleh dosen pembimbing,
kemudian harus digandakan oleh mahasiswa yang bersangkutan, sebanyak lima
eksemplar, dengan perincian sebagai berikut:
1. satu eksemplar untuk mahasiswa yang bersangkutan;
2. satu eksemplar diserahkan kepada BAAK UNU NTB;
3. dua eksemplar diserahkan kepada dosen pembimbing;
4. satu eksemplar diserahkan kepada prodi.

10
Satu eksemplar ke BAAK tersebut (butir 2) diserahkan ketika mahasiswa
mengurus ijin penelitian. Mahasiswa harus menunggu ijin penelitian dari
Lembaga tersebut, untuk selanjutnya disampaikan kepada pihak pemberi ijin
(seperti Bappeda, atau Dinas P dan K Lombok Timur).
D. Format dan Tata Tulis Proposal Skripsi
Proposal sekripsi harus dibuat dengan mengikuti aturan, format, dan tata
tulis yang ditetapkan sebagaimana termuat dalam BAB III dan Babh IV
Pedoman ini. Demikian juga sampul proposal skripsi harus dibuat sesuai dengan
contoh pada lampiran pedoman ini.
E. Komisi Pembimbing
Untuk menyusun sekripsi, ditentukan komisi pembimbing terdiri atas dua
orang dosen. Komisi pembimbing terdiri atas Pembimbing I (Pembimbing
Utama) dan Pembimbing II (Pembimbing Pembantu). Komisi pembimbing
ditetapkan dengan surat keputusan Ketua UNU NTB. Kedua pembimbing
sekripsi tersebut harus memenuhi syarat sebagai berikut:
Syarat Pembimbing I:
1. Memiliki jabatan akademik serendah-rendahnya Lektor IIIc, atau
2. Berijazah Magister dan sudah mengusulkan jabatan akademik.
Syarat Pembimbing II:
1. Memiliki jabatan akademik serendah-rendahnya Asisten Ahli IIIa, atau
2. Berijazah Magister dan memiliki masa kerja sekurang-kurangnya setahun.
Tugas Pokok Pembimbing:
1. Pembimbing Utama bertanggungjawab penuh terhadap pelaksanaan
pembimbingan skripsi;
2. Pembimbing Utama bertugas memberikan bimbingan dan menilai skripsi
dari awal sampai akhir, sesuai dengan kontrak bimbingan dan tahapan-
tahapan penelitian;
3. Pembimbing Pembantu bertugas membantu Pembimbing Utama dalam
memberikan bimbingan;

11
4. Bila terjadi miskomunikasi atau ketidakcocokan materi bimbingan antara
Pembim-bing Utama dan Pembimbing Pembantu, maka harus segera
diselesaikan oleh kedua pembimbing tersebut dengan tidak merugikan
mahasiswa bimbingan. Tetapi bila menyangkut proses pembimbingan,
maka dapat ditindaklanjuti oleh Tim Pengendali Skripsi dengan
mengundang pihak-pihak yang terkait.
Tanggungjawab anggota komisi pembimbing yang satu dengan yang lain
pada prinsipnya sama besar, dan mahasiswa wajib berusaha dalam setiap
langkah atau tahap penyusunan skripsi meminta pertimbangan dan persetujuan
kepada semua anggota komisi pembimbing.
Proses Pembimbingan:
1. Berdasarkan SK Pembimbing Skripsi yang telah ditandatangani oleh
Pembantu Ketua Bidang Akademik, ketua program studi mengundang
segenap dosen pembimbing untuk sosialisasi dan pembinaan;
2. Kedua dosen pembimbing bersama mahasiswa menandatangani
kesepakatan penyelesaian penulisan skripsi dalam bentuk kontrak kerja
bimbingan, dan dibuat diawal bimbingan (ketika konsultasi proposal).
Blanko kontrak bimbingan dapat diminta di Bagian Administrasi
Akademik dan Kemahasiswaan (BAAK).
3. Pelaksanaan bimbingan sesuai dengan kontrak bimbingan. Apabila terjadi
masalah, dosen pembimbing atau mahasiswa dapat menyampaikannya
kepada ketua program studi masing-masing untuk ditindaklanjuti, dengan
mengacu kepada Tugas Pokok Pembimbingan butir 4 di atas.
F. Seminar Proposal
1. Untuk menjaga kualitas, mahasiswa mempresentasikan proposalnya dalam
suatu seminar proposal yang diselenggarakan oleh ketua program studi.
Proposal diseminarkan setelah mendapat persetujuan pembimbing;
2. Tujuan seminar adalah untuk memberikan koreksi dan penguatan serta
untuk membudayakan sikap ilmiah

12
3. Ketua program studi mengkoordinasikan jadwal seminar dan mengundang
dosen pembimbing yang bersangkutan;
4. Setiap mahasiswa wajib mempresentasikan proposalnya dalam suatu
seminar.

G. Pelaksanaan Penelitian
Karena skripsi harus disusun berdasarkan hasil penelitian yang
berkualitas, pelaksanaan penelitian memiliki fungsi sentral dan sangat
menentukan. Oleh karena itu, hal-hal berikut ini harus diperhatikan:
1. Setiap topik atau masalah penelitian menuntut pendekatan dan metode
tertentu, dan mahasiswa harus sudah mempunyai gambaran yang jelas
tentang pendekatan dan metode tersebut sebelum memulai penelitian.
Diharapkan mahasiswa tidak ber-semboyan ‘belajar sambil
melaksanakan’ karena dalam hal pembuatan sekripsi, semboyan ini
memiliki resiko kegagalan yang sangat besar.
2. Lebih baik bersusah payah dalam menyempurnakan proposal skripsi
daripada menemui kebingungan di lapangan akibat proposal yang tidak
jelas arah dan operasionalisasinya.
3. Sebelum memulai proses penelitian, mahasiswa perlu melakukan
prasurvai ke lokasi penelitian agar diperoleh gambaran antisipatif tentang
kendala atau hambatan yang mungkin ada dan tindakan antisipatif yang
perlu dilakukan.
4. Selama proses penelitian, memerlukan kecermatan dalam pengumpulan
data. Data dalam hal ini memiliki peranan yang sangat penting, karena
simpulan penelitian sangat bergantung pada data yang dikumpulkan.
5. Penulisan laporan penelitian sangat bergantung pada jenis pendekatan
penelitiannya. Skripsi yang dihasilkan dari penelitian kuantitatif akan
mempunyai sistematika laporan yang berbeda dengan skripsi yang
dihasilkan dari suatu penelitian kualitatif. Format dan aturan tata tulis

13
skripsi dapat dilihat di BAB III dan Bab IV Pedoman ini. Kesesuaian
dengan format dan aturan tata tulis ini merupakan tanggungjawab
mahasiswa sepenuhnya, dengan bimbingan dan pengarahan dari komisi
pembimbing.

BAB III
14
FORMAT, STRUKTUR DAN SUBSTANSI SKRIPSI

A. FORMAT SKRIPSI
Skripsi disusun menjadi 3 bagian, yaitu: bagian awal, bagian inti, dan
bagian akhir.
1. Bagian Awal
a. Sampul
Sampul skripsi memuat judul, maksud penulisan, lambang UNU NTB,
nama lengkap dan nomor pokok mahasiswa, nama jurusan dan program
studi, nama lembaga, dan tahun penyelesaian . Contoh tulisan sampul
skripsi dapat dilihat pada lampiran.
Contoh.A1 a. Sampul Depan dan Halaman Judul
Evaluasi Penggunaan Antidiabetika Pada Ulkus Diabetik (Study Kasus di RS.X)
Proposal penelitian Skripsi/KTI

Diajukan Oleh
Bimo Satrio Utomo
1509060002

Proposal ditulis ntuk memenuhi sebagian persyaratan


Dalam mendapatkan gelar Sarjana Farmasi
Program Studi Farmasi

Kepada
Program Studi Farmasi
Fakultas Kesehatan Universitas Nahdlatul Ulama Nusa Tenggara Barat
Mataram
Maret 2019

15
b. Halaman Kosong
Halaman kosong dimaksudkan sebagai sarung isi skripsi, dan dipasang di
antara sampul skripsi dengan halaman judul.
c. Halaman Judul
Halaman judul hampir sama dengan sampul. Perbedaannya, halaman
sampul dibuat pada kertas tebal (berlandaskan karton), sedangkan
halaman judul dicetak pada kertas HVS kuarto berwarna putih.
d. Abstrak
Halaman abstrak berisi abstrak dalam bahasa Indonesia. Abstrak disusun
dengan menggunakan urutan kata ABSTRAK dan key word, judul skripsi,
nama penulis, dan isi abstrak yang ditulis dalam tiga paragraf. Paragraf
pertama berisi uraian singkat mengenai permasalahan dan tujuan
penelitian. Paragraf kedua berisi metode penelitian, yang mencakup
populasi, sampel, instrumentasi, teknik pengumpulan data, dan analisis
data. Paragraf ketiga berisi hasil, pembahasan, dan kesimpulan penelitian,
sepanjang maksimal 500 kata. Abstrak ditulis dengan jarak satu spasi.

16
ABSTRAK
Evaluasi Penggunaan Antidiabetika pada ulkus diabetika pada Ulkus Diabetika
(Study Kasus di RS.X)

Ulkus dan gangren diabetes merupakan kasus Diabetes Mellitus (DM) yang
paling sering dirawat di rumah sakit. Beberapa penelitian di Indonesia menunjukkan
17-23% angka kematian diakibatkan ulkus atau gangren dan 15-30% karena amputasi.
Kontrol glukosa darah merupakan faktor integral yang mempengaruhi keberhasilan
pengelolaan ulkus diabetika. Kontrol glukosa darah dapat dilakukan dengan
penatalaksanaan terapi farmakologik, baik dalam bentuk terapi antidiabetika oral,
insulin, atau kombinasi keduanya.
Penelitian ini merupakan penelitian noneksperimental dengan rancangan
deskriptif evaluatif melalui penelusuran data secara retrospektif terhadap rekam medik
pasien Diabetes Mellitus Type 2 (DMT2) dengan diagnosa ulkus diabetika di RS PKU
Muhammadiyah Yogyakarta periode Januari 2010-Desember 2011. Data yang
diperoleh dianalisis dengan analisis deskriptif dan analisis evaluatif chisquare terhadap
hubungan antara jenis terapi dengan kadar glukosa darah, dan hubungan antara kadar
glukosa darah dengan outcome klinik ulkus diabetika pasien DMT2.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola penggunaan antidiabetika pada
pasien DMT2 di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta menggunakan insulin (46,7%),
obat hipoglikemik oral (OHO) 18,1%, terapi kombinasi OHO-OHO (20,5%), terapi
kombinasi insulinOHO (13,9%), dan terapi kombinasi insulin-insulin (0,8%). Jenis
insulin yang terbanyak digunakan yaitu insulin rapid acting (67,9%), golongan OHO
yang terbanyak digunakan yaitu biguanid (68,2%), sedangkan untuk terapi kombinasi
antara OHO-OHO yang terbanyak digunakan yaitu biguanid-sulfonilurea (94%), jenis
terapi kombinasi insulin-OHO yang terbanyak digunakan insulin-biguanid, dan untuk
terapi kombinasi insulin-insulin yang terbanyak digunakan adalah long acting-rapid
acting insulin (100%). Hasil analisis chisquare menunjukkan bahwa ada hubungan
yang signifikan (p = 0,016) antara jenis terapi dengan kadar glukosa darah, sedangkan
kontrol kadar glukosa darah meningkatkan outcome klinik ulkus diabetika secara
signifikan (p = 0,00).
Kata kunci: ulkus diabetika, antidiabetika, kadar glukosa darah, outcome klinik

e. Pernyataan Keaslian
Halaman ini berisi pernyataan bahwa skripsi yang bersangkutan
merupakan karya sendiri, dan belum pernah diajukan sebagai syarat atau
sebagai bagian dari syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan di
perguruan tinggi, serta tidak memuat hasil karya orang lain atau suatu
lembaga atau bagian dari karya tulis orang lain atau suatu lembaga,
kecuali bagian-bagian tertentu yang dijadikan sebagai sumber. Format
blanko pernyataan keaslian ini dapat diperoleh di Bagian Akademik.

17
A.1.c., Contoh Halaman Pernyataan Keaslian Tugas Akhir

PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Bimo Strio Utomo
NIM : 1509060002
Judul Skripsi : “Evaluasi Penggunaan Antidiabetika pada Ulkus Diabetika (Studi
Kasus di RS X)”
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa penulis Tugas Akhir (Skripsi/KTI) ini
berdasarkan hasil penelitian, pemikiran dan pemaparan asli dari saya sendiri, baik
untuk naskah laporan maupun data kegiatan tercantum sebagai bagian dari Tugas
Akhir (Skripsi/KTI) ini. Jika terdapat kara orang lain, saya akan mencantumkan karya
yang jelas. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila
dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini,
maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupapencabutan gelar yang telah
diperoleh karena karya tulis ini dan sanksi lain sesuai dengan peraturan yang berlaku
di Universitas Nahdlatul Ulama Nusa Tenggara Barat. Demikian pernyataan ini saya
buat dalam keadaan sadar dan tanpa paksaan dari pihak manapun.

Mataram, 10 Maret 2019


Yang membuat pernyataan

MATERAI
6000

Bimo Satrio Utomo


NIM. 1509060002

18
f. Lembar Persetujuan dan Pengesahan
Halaman lembar persetujuan memuat bukti pengesahan administratif dan
akademik ditandatangani oleh komisi pembimbing dan dewan penguji.
Lembar pengesahan ditandatangani oleh REKTOR UNU NTB.
Unsur-unsur yang harus ada dalam halaman ini adalah: tulisan “Lembar
Pengesahan”, judul skripsi, nama lengkap mahasiswa, nomor pokok
mahasiswa (NPM), tulisan ”Dipertahankan di depan dewan penguji
skripsi UNU NTB Program Studi ... , tanggal ...”, pernyataan persetujuan
dewan penguji dan pengesahan Ketua UNU NTB Contoh halaman
pengesahan dapat dilihat pada lampiran.
Contoh A I.f. Halaman Persetujuan

SKRPSI

“Evaluasi Penggunaan Antidiabetika pada Ulkus Diabetika (Studi Kasus di RS


X)”

diajukan oleh
Bimo Satrio Utomo
NIM 1509060002

Telah disetujui oleh:

Pembimbing Utama Tanggal…………………………

Muazim, M.Sc. Apt.


NIDN. 0802048501

Pembimbing Pendamping Tanggal………………………….

Varian Fahmi, M.Sc., Apt.


NIDN. 0803107701

19
Contoh A 2.f. Halaman Pengesahan

SKRPSI

“Evaluasi Penggunaan Antidiabetika pada Ulkus Diabetika (Studi Kasus di RS.


X)”

diajukan oleh
Bimo Satrio Utomo
NIM 1509060002

Telah dipertahankan dihadapan Dewan penguji


pada tanggal………………..

Pembimbing Utama Tanggal…………………………

Muazim, M.Sc. Apt.


NIDN. 0802048501

Pembimbing Pendamping Tanggal………………………….

Varian Fahmi, M.Sc., Apt.


NIDN. 0803107701

Tim Penguji
Ketua : Prof. Dr. Lukman Hakim, M.Sc., Apt. ……………………..
Angota :

1. Haerul Azmi, M.Sc., Apt. 1……………………….

2. Hilyatun Zohriana, M.Sc., Apt. 2……………………….

20
g. Lembar Kata Persembahan
Halaman ini (jika ada) dimaksudkan untuk menyampaikan kata-kata
persembahan yang dikemukakan oleh penulis skripsi. Halaman ini bersifat
bukan sebagai keharusan, boleh ada boleh tidak.
h. Halaman motto
Halaman motto (jika ada) dimaksudkan untuk menyampaikan hal-hal
yang diyakini benar dan menjadi perhatian dalam penyelesaian skripsi.
i. Kata Pengantar
Kata pengantar dimulai dengan mengucapkan puji syukur dan sholawat.
Kemudian disampaikan maksud penulisan sekripsi secara umum, dan
ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah berjasa dalam
penulisan sekripsi. Ucapan terima kasih secara berurut ditujukan kepada
dosen pembimbung, kepada pejabat, dan pihak lain, serta diakhiri dengan
meminta masukan untuk perbaikan ke depan. Kata-kata pengantar
tersebut disusun dalam bentuk esai.
j. Daftar Isi
Daftar isi memuat secara rinci isi keseluruhan skripsi beserta nomor
halamannya. Unsur sekripsi yang dimasukkan ke dalam daftar isi dimulai
dari halaman judul sampai dengan lampiran. Daftar isi diketik satu spasi.
k. Daftar Tabel
Daftar tabel (jika ada) memuat nomor urut tabel, judul tabel, beserta
nomor halaman tempat tabel tersebut disajikan.

l. Daftar Gambar
Daftar gambar (jika ada) berisi nomor urut, judul gambar beserta nomor
halaman tempat gambar tersebut disajikan.

21
m. Daftar Lampiran
Daftar lampiran diurut sesuai dengan urutan pemunculannya pada
pembahasan inti skripsi.
2. Bagian Inti
Bagian inti skripsi yang disajikan dalam bentuk bab-bab, subbab
dan atau hierarkhi judul yang lebih terperinci lagi dengan menganut
sistematika tertentu, yang diatur dalam Pedoman ini, disajikan pada Butir
C berikut. Perhatikan: ada berbagai jenis, metode dan pendekatan
penelitian yang mungkin digunakan dalam penyusunan skripsi, yang
berkonsekuensi pada struktur skripsi.
3. Bagian Akhir
a. Daftar Pustaka
Daftar pustaka memuat identitas semua referensi yang digunakan, jurnal,
laporan penelitian, internet, dan sumber-sumber yang diacu, yang
digunakan dalam penulisan skripsi, yang disebut dalam bagian isi.
Sumber yang tidak disebut dalam bagian isi tidak boleh dicantumkan di
dalam Daftar Pustaka. Sebaliknya, semua sumber yang disebut di dalam
bagian isi, harus disebut pula di dalam Daftar Pustaka. Daftar Pustaka
disusun menurut format khusus yang cara penulisannya diuraikan di
halaman berikutnya.

22
A2.a: Contoh Cara Pengutipan Sumber Pustaka

Penunjukkan sumber pustaka dalam uraian, dapat dilakukan sebagai berikut:


Nama penulis padanbagian permulaan kalimat
“Hadikusuma1 menyebutkan bahwa Sejarah HukumAdat di Indonesia adalah
gambaran dari kejadian-kejadian mengenai Hukum Adat di masa lampau di
Indonesia”

Nama penulis dibagian tengah kalimat


“Bergandengnya antara common law system dan statute law system menurut
Harahap2 semakin mantap setelah datangnya kekuasaan pemerintah Hindia Belanda”

Nama penulis dibagian akhir kalimat


Berdasarkan pendapat Mertokusumo dinyatakan bahwa membuktikan dalam arti
yuridis tidak lain berarti memberi dasar-dasar yang cukup bagi hakim dalam suatu
perkara guna memberikan kepastian tentang kebenaran peristiwa3”

Penulis 2 (dua) orang


Jika penulis terdiri atas 2 orang, maka kedua-duanya harus disebutkan.
“Sukanto dan Mamuji3 menyatakan bahwa penelitian hokum normative adalah
penelitian hokum kepustakaan”

Penulis lebih dari 2 (dua) orang


Jika penulis terdiri dari dua orang, maka yang dicantumkan hanya penulis pertama
diikuti dkk atau et.al.
“Hasil penelitian Bosco, dkk menunjukkan bahwa………………”

Lebih dari 2 sumber yang diacu


Jika nama penulis masuk dalam uraian, maka semua sumber disebutkan.
“Menuut Shuka dan Misra1, Davis dan Heywood2, dan Heywood3, studi mengenai
kekerabatan merupakan bagian studi sistematik”

Pengutipan dari sumber kedua


Pengutipan dari sumber kedua harus menyebutkan nama penulis aslinya dan nama
penulis buku atau majalahnya yang dibaca.
“Menurut Yamin, dalam Hadikusuma, Sejarah Hukum Adat Indonesia, 1978, Alumni,
Bandung.”

b. Lampiran-lampiran
Lampiran memuat semua dokumen atau bahan penunjang yang
dilaksanakan dalam penulisan skripsi, tetapi dianggap terlalu mengganggu
jika dimasukkan dalam bagian isi skripsi. Lampiran berupa surat izin

23
penelitian, instrumen penelitian, rumus-rumus, dan penghitungan statistik
yang dipakai, prosedur perhitungan, dan hasil uji coba instrumen. Untuk
penelitian kualitatif, catatan lapangan (field notes) juga diletakkan dalam
lampiran. Lampiran diberi nomor secara urut, mulai nomor 1, tetapi
nomor halamannya merupakan kelanjutan dari nomor halaman bagian
inti.
C. STRUKTUR DAN SUBSTANSI SKRIPSI
1. Struktur dan Substansi Bab I
Struktur dan Inti Skripsi adalah sesuai dengan jenis, metode dan
pendekatan penelitiannya. Berikut ini dikemukakan Struktur Dasar dan
Substansi sebuah laporan penelitian, kemudian pengembangannya dalam
metode penelitian tindakan kelas (PTK), metode penelitian eksperimen, ekspos
fakto, metode kualitatif, analisis iisi (content analysis), penelitian sejarah.
Pada dasarnya, setiap struktur dan substansi sesuatu harus dapat
dijelaskan dengan baik: mengapa sesuatu diletakkan pada awal, kemudian
diikuti secara berurut oleh sub-sub berikutnya, didasari oleh penalaran tertentu.
Bukan ikut struktur tanpa dasar logika yang jelas.
Oleh karena itulah, di sini perlu dikemukakan Struktur Dasar dan
Substansi sebuah laporan penelitian (biasanya untuk Laporan Penelitian
Eksperimen dan Ekspos Fakto) yang dapat dijelaskan mengapa struktur dan
substansinya seperti itu. Sementara itu, secara terlampir (Lampiran 05 – 08)
disajikan struktur laporan masing-masing metode penelitian tersebut.
Isi Latar Belakang Masalah
Latar Belakang Masalah sering disalahpahami oleh peneliti. Menurut
Kamus, latar belakang artinya adalah dasar berangkat sesuatu, atau dasar suatu
tindakan. Oleh karena itulah, biasanya dalam Latar Belakang Masalah ditulis
apa masalah yang menjadi perhatian, dan bagaimana masalah itu.
“Apa masalahnya” di sini berarti harus dikemukakan adanya
kesenjangan, atau gap antara apa yang seharusnya terjadi dan apa yang terjadi

24
dalam kenyataannya. Kemudian bagaimana masalah itu menunjuk kepada
serius tidaknya, berat ringannya masalah itu sehingga memerlukan penelitian
untuk mengatasinya. Keperluan untuk melakukan penelitian terhadap masalah
itu harus diikuti pula dengan urgensi dan menariknya masalah itu bagi peneliti.
Isi Identifikasi Masalah
Kalau sudah diungkap apa dan bagaimana masalah itu, maka selanjutnya
dikemukakan mengapa terjadi masalah itu. Istilah mengapa berarti harus
mengenali dan menggali lebih jauh faktor-faktor penyebab masalah dan upaya
pengatasannya. Biasanya, faktor penyebabnya diurut mulai darai faktor internal
dan kemudian eksternal.
Bila penelitiannya menggunakan metode eksperimen atau PTK, maka isi
identifikasi masalah harus dilanjutkan dengan upaya apa yang dapat dilakukan
untuk mengatasinya. Di sini dikemukakan upaya pemecahan yang paling
mungkin.
Isi Pembatasan Masalah/Fokus Penelitian
Tidak semua yang diidentifikasi di atas akan diteliti. Perlu ada
pembatasan atau fokus penelitian, baik pembatasan objek maupun subjek.
Kriterianya: masalah yang dibatasi adalah pada faktor-faktor penyebab yang
diduga paling dominan, yang paling mungkin menjadi penyebab; dan upaya
pemecahannya atau tindakan pengatasannya (seperti dalam eksperimen atau
PTK) adalah juga yang paling efektif untuk mengatasinya.

Isi Rumusan Masalah


Masalah atau fokus penelitian yang telah dibatasi di atas selanjutnya
dirumuskan. Rumusannya haruslah memperhatikan ketentuan aspek: (1)
substansi, (2) formulasi, dan (3) teknis. Pada aspek substansi, rumusan masalah
perlu dilihat dari segi bobot atau nilai kegunaan faktor-faktor penyebab dan
upaya pengatasannya (jika dalam eksperimen dan PTK) untuk memecahkan
masalah, dan apakah ia merupakan hal yang orisinal. Pada aspek formulasi,

25
rumusan masalah perlu diajukan dalam bentuk pertanyaan, meskipun tidak
dilarang dalam bentuk pernyataan asal di dalamnya ada pernyataan masalah.
Pada aspek teknis, rumusan masalah harus sudah mempertimbangkan
kemampuan dan kelayakan peneliti untuk melakukan penelitian terhadap
masalah yang dipilih.
Isi Tujuan Penelitian
Jika masalah di atas terjawab dalam penelitian, akan menentukan tercapai
tidaknya tujuan. Oleh karena itu, tujuan penelitian biasanya dituliskan dalam
bentuk “untuk mengetahui” jawaban terhadap rumusan masalah di atas.
Isi Manfaat Penelitian
Bila ternyata tujuan dapat dicapai, apa harapan akan manfaat yang dapat
diperoleh. Di sini baru dituliskan harapan akan manfaat, belum manfaat riilnya.
Pikirkanlah, jika Anda mencapai tujuan penelitian, apa harapan akan manfaat
yang dapat diperoleh. Dalam penelitian pendidikan khususnya yang
menggunakan PTK, harapan akan manfaat utamanya adalah untuk peningkatan
perkembangan dan prestasi belajar murid secara optimal, baru kemudian
manfaat bagi peningkatan kompetensi guru, dst.
Pada umumnya, kemanfaatan hasil penelitian perlu ditinjau dari segi
manfaat teoretis dan manfaat praktis. Pada manfaat teoretis, segi-segi
penambahan ilmiah apa yang dapat dipetik dari temuan penelitian. Pada manfaat
praktis, dikemukakan apa kegunaan praktisnya.

2. Struktur dan Isi Bab II


Selanjutnya, Isi Bab II Skripsi ini ada empat, yakni (1) Kajian Pustaka, (2)
Hasil-hasil penelitian yang relevan, (3) Kerangka Pikir, dan (4) Hipotesis
Penelitian.
Isi Kajian Pustaka telah dibicarakan pada isi proposal penelitian (lihat
kembali Bab II Panduan ini). Kajian Pustaka sesungguhnya berisi uraian teoretis
mengenai konsep-konsep (variabel-variabel) yang ada pada Rumusan Masalah

26
Penelitian di Bab I. Setiap konsepnya dijabarkan dari segi pengertian,
pentingnya, aspek-aspek, dan faktor-faktornya, dengan mengutip pendapat ahli
pada bidangnya. Mengemukakan kajian ini sesungguhnya peneliti sedang
menggunakan pendekatan Deduktif dalam mengembangkan teori. Dalam
mengembangkan Kajian Pustaka peneliti perlu menggunakan literatur yang
terbit lima tahun terakhir.
Bila setiap konsep telah dibuat, maka perlu didukung oleh hasil-hasil
penelitian yang relevan, yakni hasil-hasil penelitian yang mirip dengan
penelitian yang akan dilakukan. Mengutip hasil-hasil penelitian yang relevan ini
adalah penerapan pendekatan Induktif.
Kerangka pikir disusun berdasarkan penggabungan dari dua pendekatan di
atas. Yakni bagaimana peneliti menjelaskan bagaimana tata-hubung antar
konsep yang dike-mukakannya di atas. Dalam bagian Kerangka pikir tidak perlu
lagi mengutip pendapat, tetapi iia merupakan inti sari pemikiran peneliti
mengenai pemahamannya akan hubungan antar konsep yang dikemukakannya.
Di sini perlu pula dikemukakan gambar dari tata-hubung tersebut. Tata-hubung
antar konsep, atau hubungan antara dua konsep atau lebih disebut dengan
proposisi.
Dalam penelitian kuantatif dengan menggunakan sampel, proposisi
menjadi dasar dalam merumuskan hipotesis. Tetapi dalam penelitian kuantitatif
yang menggunakan populasi, atau sensus studi, maka proposisi menjadi dasar
untuk mengajukan pertanyaan penelitian. Dalam PTK, proposisi menjadi dasar
dalam merumuskan hipotesis tindakan. Sedangkan dalam penelitian kualitatif,
biasanya tidak memerlukan hipotesis.
Ujung dari Bab II adalah hipotesis. Maksudnya adalah dalam menjawab
Rumusan Masalah Penelitian (di Bab I Sekripsi) terlebih dahulu harus dilakukan
kajian teori agar jawaban terhadap masalah tersebut pertama-tama dilakukan
secara teori. Jawaban rumusan masalah secara sementara dengan melalui teori
disebut dengan hipotesis. Hipotesis selanjutnya memerlukan pengujian di

27
lapangan. Hipotesis yang kuat apabila dirumuskan dalam bentuk hipotesis
alternatif verbal direksional.
3. Struktur dan Isi Bab III
Kemudian isi metode penelitian telah dikemukakan pada Isi Proposal
penelitian (lihat kembali Bab II Panduan ini). Beda antara proposal dan laporan
penelitian dalam hal metode penelitian ialah pada saat proposal masih
merupakan rencana, misalnya menggunakan kata “akan”, sedangkan pada
laporan penelitian kata tersebut dihilangkan dan harus dilaporkan apa yang
dilakukan dengan metode yang dipilih.
Sebelum dibahas lebih lanjut, perhatikan dahulu pertanyaan berikut ini:
Apakah judul Bab III Metode Penelitian atau Metodologi Penelitian?
Jawabannya: bisa kedua-duanya. Kalau sejak dari rumusan masalah sudah
ditentukan metodenya, seperti menggunakan PTK, maka Bab III-nya berjudul
Metode Penelitian. Tetapi kalau belum di-tentukan metode apa yang hendak
digunakan, maka judul Bab III adalah Metodologi Penelitian. Arti dari
Metodologi Penelitian adalah ilmu yang membicarakan metode-metode, segi
kelebihan dan kelemahannya. Berarti, bila Bab III berjudul Metodologi
Penelitian, maka penelitinya harus memilih di Bab III metode apa yang hendak
digunakannya.
Sesungguhnya, metode penelitian berhubungan dengan bagaimana cara-
cara kita akan menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan penelitian yang telah
dirumuskan pada Bab II.
Apa tujuan pengujiannya?
Di mana dan kapan akan diuji?
Siapa subjek pengujiannya?
Dengan capa apa diuji?
Bagaimana cara data dikumpulkan agar hipotesis teruji?
Bagaimana analisis datanya?

28
Keenam pertanyaan di atas harus dibahas dalam Bab III. Pertanyaan
pertama dibahs dalam Tujuan Khusus Penelitian (kalau ada). Pertanyaan
kedua menyangkut Tempat dan Waktu Penelitian. Pertanyaan ketiga
berhubungan dengan Populasi dan Sampel Penelitian, atau Subjek Penelitian.
Pertanyaan keempat dibahas Rencana dan Desain Penelitian, atau Metode
Penelitian. Pertanyaan kelima tentang Teknik Pengumpulan Data, dan
Pertanyaan keenam adalah tentang Teknik Analisis Data.
Tujuan Khusus Penelitian
Pencantuman Tujuan Khusus dalam Bab III (di samping yang telah
tercantum dalam Tujuan Penelitian di Bab I) adalah terkait dengan pemilihan
metode penelitian; bahwa pemilihan metode penelitian dan teknik-tekniknya,
harus didasarkan atas tujuan yang hendak dicapai. Tujuan khusus adalah rincian
dari Tujuan Penelitian di Bab I. Biasanya Tujuan Khusus dibuat berdasarkan
tujuan dalam pengujian hipotesis, atau untuk menjawab pertanyaan penelitian.
Akan tetapi, kalau tidak ada tujuan khusus, maka cukuplah tujuan yang ada di
Bab I. Alasan pencantuman Tujuan Penelitian di Bab I adalah karena sejak awal
penelitian harus memiliki tujuan.
Tempat dan Waktu Penelitian
Ini menyangkut setting tempat penelitian, dan rentang waktu
penyelenggaraan penelitian. (Uraikan dengan mengutip PTK)
Desain Penelitian, atau Metode Penelitian
Di sini menyangkut cara penelitian dilakukan. Pada penelitian
eksperimen, perlu dicantumkan desain penelitian yang dikakukan, misalnya
menggunakan desain eksperimen yang mana. Apakah melibatkan kelompok
kontrol atau tidak, dan bagaimana kontrol dilakukan. Pada penelitian non-
eksperimen butir ini berisi cara atau dengan metode penelitian apa dilakukan.
Populasi dan Sampel Penelitian, atau Subjek Penelitian
Bila penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif, seperti dalam
metode eksperimen, ekspos fakto, survey biasanya menggunakan judul populasi

29
dan sampel. Tetapi, dalam penelitian PTK, kualitatif digunakan istilah subjek
penelitian.
Dalam butir ini disebut siapa yang menjadi populasi dan sampel
penelitiannya, atau subjek penelitian.
Teknik Pengumpulan Data
Pada butir ini ada beberapa hal yang perlu dibahas. Pertama, variabel apa
saja yang perlu dikumpulkan datanya? Definisi operasional variabel tipe mana
yang digunakan agar datanya dapat dikumpulkan? Atas dasar definisi
operasional tersebut, instrumen apa yang digunakan untuk mengumpulkan
datanya, dan bagaimana cara menggunakannya? Dan bagaimana kualitas
instrumen yang digunakan?
Pertanyaan pertama berhubungan dengan Identifikasi Variabel.
Pertanyaan kedua adalah tentang Definisi Operasional variabel. Pertanyaan
ketiga dijawab dalam Instrumen dan Teknik Pengukuran, dan pertanyaan
keempat, adalah tentang Kualitas Instrumen, terutama tentang Validitas,
Sensitivitas, Kredibilitas (pada metode kualitatif), dan Objektivitas Instrumen.
Dengan demikian, pada Teknik Pengumpulan Data ada empat butir yang perlu
dibahas.
Pada Identifikasi Variabel perlu dikenali berapa variabel yang terlibat, dan
apa saja jenis variabelnya, serta nama variabel tersebut.
Pada Definisi Operasional Variabel perlu dikemukakan definisi
operasional tipe apa yang digunakan untuk mendefinisikan masing-masing
variabel. Dikenal adanya tiga tipe: Tipe A, Tipe B dan Tipe C.
Pada Instrumen dan Teknik Pengukuran perlu sudah dikemukakan
pemenuhan syarat validitas, sensitivitas, kredibilitas dan objektivitas instrumen
yang digunakan. Kalau iinstrumen yang digunakan adalah buatan sendiri,
supaya dicantumkan tabel kisi-kisi dan iindeks validitas dan sensitivitasnya.
Kalau menggunakan instrumen standar, agar dikemukakan pula informasi
tentang kualitas instrumennya. Setelah itu, dikemukakan cara-cara instrumen itu

30
diadministrasikan kepada subjek penelitian, termasuk di dalamnya sekor dan
bobot setiap butir, dan cara pensekorannya.
Teknik Analisis Data
Di sini dikemukakan teknik-teknik analisis data untuk menguji hipotesis,
atau untuk menjawab pertanyaan penelitian. Kalau menguji hipotesis, perlu
dikemukakan rumus statistik apa yang digunakan, bagaimana pemenuhan
persyaratan asumsi penggunaan rumus statik itu, dan kriteria keputusan
penolakan hipotesis.
4. Struktur dan Isi Bab IV
Ada dua butir yang dibahas dalam Bab IV ini, yakni (1) Hasil Penelitian,
yang meliputi Deskripsi Data, dan Pengujian Hipotesis, yang meliputi pengujian
persyaratan analisis, dan pengujian hipotesis, dan (2) Pembahasan Hasil
Penelitian.
Isi deskripsi data adalah memaparkan “perilaku” data. Kalau dalam
penelitian kuantitatif disajikan mean, mode, standar deviasi serta kategori untuk
masing-masing variabel penelitian. Kalau dalam penelitian kualitatif, tidak perlu
ada pengujian hipotesis; yang perlu ada ialah deskripsi data dan pembahasan
hasil penelitian.
Pengujian persyaratan analisis maksudnya ialah membuktikan apakah
syarat-syarat yang diperlukan untuk penggunakan rumus-rumus statistik yang
dipergunakan untuk menguji hipotesis telah memenuhi syarat atau belum.
Pengujian persyaratan biasanya meliputi pembuktian normalitas data,
homogenitas data, linieritas hubungan antara variabel, tes homoskedastis, tes
multikolinieritas. Pengujian persyaratan analisis mana yang dipilih harus
didasarkan atas rumus statistik yang dipilih untuk menguji hipotesis.
Setelah hipotesis diuji/diverifikasi, selanjutnya dilakukan pemba-hasan
hasil penelitian. Biasanya ada dua hal yang dibahas, yakni apakah relevansinya
temuan-temuan yang dihasilkan dari penelitian ini dengan teori-teori dan hasil-

31
hasil penelitian yang telah dikaji pada Bab II? Apakah dihasilkan temuan baru
dari penelitian tersebut?
5. Struktur dan isi Bab V
Simpulan penelitian adalah jawaban empiris terhadap rumusan masalah
yang telah diajukan di Bab I, dan telah dijawab sementara dalam hipotesis.
Simpulan tidak sama dengan rangkuman atau garis besar isi sekripsi.
Saran dibuat atas dasar pembahasan hasil penelitian dan simpulan
penelitian, dan merupakan manfaat empiris hasil penelitian (di mana manfaat
teoretiknya telah disusun di Bab I).
BAB IV
BAHASA DAN TATA TULIS

Ketentuan tentang bahasa dan tata tulis untuk skripsi meliputi ketentuan
tentang bahasa, pengetikan, dan cara penulisan/pengutipan. Berikut adalah
ketentuan tentang hal-hal tersebut.
Skripsi ditulis dengan bahasa Indonesia baku, kecuali untuk program
studi Bahasa Inggris harus menggunakan bahasa Inggris baku. Tata cara
penulisan mengikuti aturan Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan,
kecuali tata cara penulisan daftar pustaka.
A. Pengetikan
1. Kertas dan Ukuran
Skripsi diketik pada kertas berwarna putih, berukuran kuarto (21,5 cm x 28
cm), dengan berat 80 miligram. Apabila di dalam tulisan harus dipergunakan
kertas khusus, seperti kertas milimeter atau grafik, kertas kalkir untuk bagan,
dan sejenisnya, boleh digunakan pula kertas di luar batas ukuran yang telah
ditentukan, kemudian dilipat sesuai dengan ukuran kertas naskah yang telah
ditentukan.

32
2. Sampul
Sampul luar menggunakan karton tebal dan dilapisi plastik bening dengan
warna Hijau Daun. Tulisan pada sampul luar menggunakan huruf berwarna
hitam.
3. Spasi Pengetikan
Untuk penulisan skripsi, jarak antarbaris adalah dua spasi. Khusus untuk
judul tabel dan judul gambar yang terdiri atas dua baris atau lebih, jarak
antarbaris adalah satu spasi. Pada daftar pustaka, jarak antarbaris adalah satu
spasi, sedangkan jarak antarpustaka adalah dua spasi.
4. Batas tepi Pengetikan Naskah
Batas tepi pengetikan naskah ditentukan sebagai berikut:
Tepi atas : 4 cm
Tepi bawah : 3 cm
Tepi kiri : 4 cm
Tepi kanan : 3 cm
5. Pengetikan Alinea Baru
Pengetikan alinea baru dimulai pada ketukan keenam dari tepi kiri.
6. Pengetikan Bab, subbab, dan Anak Subbab
a. Nama bab diketik dengan huruf kapital dengan jarak 4 cm dari tepi atas.
Nomor urut bab ditulis dengan huruf romawi dan ditulis di tengah-
tengah kertas di atas nama bab.
b. Pengetikan nama subbab dan nomor subbab dimulai dari tepi kiri.
Huruf awal setiap kata dalam nama subbab ditulis dengan huruf kapital
kecuali kata tugas. Nomor subbab ditulis dengan menggunakan huruf
kapital (A, B, C, dst.).
c. Pengetikan nama anak subbab ditulis dari tepi kiri. Huruf awal setiap
kata dalam nama anak subbab ditulis dengan huruf kapital kecuali kata
tugas.

33
7. Penggunaan Huruf
Naskah diketik komputer dan dicetak dengan menggunakan printer dot
matrix, atau deskjet, dan atau laserjet dengan menggunakan pilihan tipe
huruf/font:
a. Times New Roman 12 karakter/ inci dengan jarak baris 2 spasi, atau
b. Tahoma 11 karakter/ inci dengan jarak baris 2 spasi, dan atau
c. Lucida Sans Unicode 11 karakter/ inci dengan jarak 1,5 spasi.
B. Cara Penulisan
1. Penomoran
a. Penomoran Halaman
Nomor halaman diletakkan di sebelah bawah tengah, dua spasi di bawah
baris terakhir teks. Nomor halaman ditulis dengan angka arab, dimulai dari
bab pendahuluan. Halaman-halaman sebelumnya, seperti: halaman judul,
kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar menggunakan angka
romawi kecil.
b. Penomoran Rumus-rumus Matematis
Jika di dalam laporan penelitian terdapat sejumlah persamaan atau persamaan
matematis, penomoran dilakukan dengan angka arab yang ditempatkan di
dekat tepi kanan, diantara dua tanda kurung.
2. Huruf Miring dan Huruf Kapital
Penggunaan huruf miring dan huruf kapital dalam bagian isi skripsi
mengikuti aturan yang ditetapkan dalam pedoman ejaan yang
disempurnakan. Penggunaan huruf miring dan huruf kapital dalam penulisan
daftar pustaka, mengikuti aturan tersendiri, yang disebut di bagian tentang
penulisan Daftar Pustaka dalam pedoman ini.

34
3. Penyajian Tabel dan Gambar
a. Tabel
1) Tulisan “Tabel”, nomor tabel, dan nama tabel dicantumkan di atas tabel
yang bersangkutan.
2) Nomor tabel diletakkan di tengah antara tepi kiri dan tepi kanan, kemudian
diikuti nama tabel, ditulis di bawahnya dengan jarak satu spasi.
3) Nomor tabel ditulis dengan angka arab, berurutan, tanpa memandang
dalam bab mana tabel disajikan.
4) Tabel dibedakan menjadi dua macam, yaitu tabel dalam teks dan tabel
dalam lampiran. Tabel dalam lampiran diberi bernomor dengan urutan
tersendiri, mulai dengan nomor 1.
5) Penyajian tabel sedapat mungkin dalam satu halaman.
b. Gambar
Pengertian gambar di sini meliputi foto, grafik, diagram, peta, bagan, skema,
dan objek lain yang sejenis dengan itu. Penyajian gambar mengikuti
ketentuan sebagai berikut:
1) Tulisan “Gambar”, nomor gambar, dan nama gambar diletakkan di bawah
gambar, di tengah antara tepi kiri dan kanan.
2) Nomor gambar ditulis dengan angka arab, ditulis secara berurutan tanpa
memandang dalam bab mana gambar disajikan.
3) Gambar disajikan dalam satu halaman (tidak boleh dipenggal menjadi dua
halaman atau lebih).
c. Pengutipan
1) Cara Menulis Kutipan Langsung
Kutipan langsung ditulis sama persis dengan yang tertulis di dalam sumber
aslinya, baik mengenai bahasa maupun ejaan.
Kutipan panjang: Kutipan yang terdiri dari empat baris atau lebih diketik
satu spasi, dimulai lima ketikan dari tepi kiri, tanpa tanda petik (“), dan

35
masuk tiga spasi dari tepi kanan. Kutipan ini diketik terpisah dari
paragrafnya.
Kutipan pendek: Kutipan yang panjangnya kurang dari empat baris dan
dimasukkan ke dalam teks paragrafnya. Diawali dan diakhiri dengan tanda
petik (“). Apabila pengutip memandang perlu menghilangkan beberapa
bagian kalimat, pada bagian itu diberi tanda ellipses (tiga titik berderet
biasanya tiga titik, dan empat titik bila diakhir kalimat). Apabila pengutip
bermaksud memberikan penjelasan atau menggarisbawahi bagian yang
dianggap penting, pengutip harus memberikan keterangan. Keterangan
tersebut berada di antara tanda kurung, misalnya (garis bawah dari pengutip).
2) Cara Menulis Sumber Kutipan Langsung
Sumber kutipan langsung ditulis dengan menyebutkan nama pengarang
(untuk orang asing hanya nama keluarga, dan untuk orang Indonesia
disesuaikan dengan kebiasaan), tahun terbitan, dan nomor halaman yang
dikutip. Lihat contoh pada tabel penulisan daftar pustaka halam berikut.
3) Cara Menulis Sumber Kutipan Tidak Langsung
Kutiupan tidak langsung adalah yang tidak sama persisi dengan aslinya.
Pengutip hanya mengambil pokok pikiran dari sumber yang dikutip dalam
kalimat yang disusun sendiri oleh pengutip. Kutipan tersebut ditulis dengan
spasi rangkap sama seperti teksnya.
4) Cara Menulis Sumber Kedua (Sumber dari Sumber)
Sumber kutipan tidak langsung ditulis dengan menyebut nama pengarang,
tahun terbit, dan sumber kedua itu. Contoh: Menurut Abdulllah (dalam
Padlurrahman, 2005: 123)”, .....”, tanpa frase “yang dikutip oleh”.
d. Penulisan Nama Pengarang Sumber Acuan
1) Penulisan Nama Pengarang dalam Bagian Inti Skripsi
Pada prinsipnya, untuk pengarang yang namanya terdiri atas lebih dari satu
kata (bagian), yang mengandung nama marga atau nama keluarga untuk

36
penulis asing, penulisan namanya dalam bagian inti skripsi dilakukan dengan
hanya menuliskan nama marganya saja.
a) Untuk orang yang (oleh penulis diyakini atau diduga sebagai) bukan
orang Indonesia dan bukan orang ber”nama cina”, dapat selalu dianggap
bahwa kata atau bagian terakhir dari namanya merupakan nama marga.
(singkatan Jr. merupakan satu kesatuan dengan kata yang langsung
mendahuluinya, sehingga singkatan Jr. tidak diperlakukan sebagai satu
kata). Jadi untuk pengarang yang diduga atau diyakini bukan orang
Indonesia dan bukan orang ber”nama cina”, penulisan namanya di dalam
bagian inti skripsi dilakukan dengan hanya menuliskan kata (bagian)
terakhir saja.
b) “Nama cina” biasanya dimulai dengan nama marganya. Oleh karena itu,
khusus untuk pengarang yang namanya (oleh penulis diyakini atau diduga
sebagai) “nama cina”, penulisan namanya di dalam bagian inti skripsi
sama dengan apa yang tertulis dalam naskah sumber yang diacu.
c) Untuk orang Indonesia yang namanya terdiri atas lebih dari satu kata
(bagian), jika kata (bagian) akhir merupakan nama marga (misalnya:
Nasution, Sembiring, Panjaitan, Sitorus), maka penulisan namanya dalam
bagian inti skripsi dilakukan dengan hanya menuliskan nama marganya
itu.
d) Untuk orang Indonesia yang namanya terdiri atas lebih dari satu kata
(bagian), yang tidak diketahui mana nama marganya, penulisan namanya
dalam bagian inti skripsi sama dengan nama yang tertulis dalam sumber
yang diacu.
2) Penulisan Nama Pengarang di dalam Daftar Pustaka
Pada prinsipnya, untuk pengarang yang namanya terdiri atas lebih dari satu
kata (bagian), yang mengandung nama marga atau nama keluarga, penulisan
namanya dalam daftar pustaka skripsi dilakukan dengan menuliskan nama
marganya lebih dulu, yang kemudian diikuti dengan tanda koma, dan

37
dilanjutkan dengan singkatan nama lainnya (setiap kata disingkat menjadi
satu huruf kapital), dalam urutan semula.
a) Untuk orang yang (oleh penulis diyakini atau diduga sebagai) bukan
orang Indonesia dan bukan orang ber”nama cina”, dapat selalu dianggap
bahwa kata atau bagian terakhir dari namanya merupakan nama marga.
(singkatan Jr. merupakan satu kesatuan dengan kata yang langsung
mendahuluinya, sehingga singkatan Jr. tidak diperlakukan sebagai satu
kata). Jadi untuk pengarang yang diduga atau diyakini bukan orang
Indonesia dan bukan orang ber”nama cina”, penulisan namanya di dalam
daftar pustaka skripsi dilakukan dengan hanya menuliskan kata (bagian)
terakhir lebih dulu, yang kemudian diikuti dengan tanda koma, dan
dilanjutkan dengan singkatan nama lainnya (setiap kata disingkat menjadi
satu huruf kapital), dalam urutan semula.
Pengecualian:
Kata de, den, bin, binti, va, dan von, yang merupakan bagian dari nama,
tidak disingkat.
b) “Nama cina” biasanya dimulai dengan nama marganya. Oleh karena itu,
khusus untuk pengarang yang namanya (oleh penulis diyakini atau diduga
sebagai) “nama cina”, penulisan namanya di dalam daftar pustaka skripsi
sama dengan apa yang tertulis dalam naskah sumber yang diacu.
c) Untuk orang Indonesia yang namanya terdiri atas lebih dari satu kata
(bagian), jika kata (bagian) akhir merupakan nama marga (misalnya:
Nasution, Sembiring, Panjaitan, Sitorus), maka penulisan namanya dalam
daftar pustaka skripsi dilakukan dengan menuliskan nama marganya lebih
dulu, kemudian diikuti dengan tanda koma, dan dilanjutkan dengan nama
singkatan nama lainnya (setiap kata disingkat menjadi satu huruf kapital),
dalam urutan semula.
d) Untuk orang Indonesia yang namanya terdiri atas lebih dari satu kata
(bagian), yang tidak diketahui mana nama marganya, penulisan namanya

38
dalam daftar pustaka skripsi sama dengan nama yang tertulis dalam
sumber yang diacu. Contoh:

Nama Pengarang dlm Nama Pengarang Nama Pengarang dlm


Sumber yang Diacu dalam Daftar Bagian Inti
Pustaka
Anton M. Nur Anton M. Nur Anton M. Nur
Edy Waluyo Edy Waluyo Edy Waluyo
Muhammad Ali Muhammad Ali Muhammad Ali
Nana Sudjana Nana Sudjana Nana Sudjana
Suharsimi Arikunto Suharsimi Arikunto Suharsimi Arikunto
Tan Kim Hong Tan Kim Hong Tan Kim Hong
The Liang Gie The Liang Gie The Liang Gie
Henry Baker Baker, H. Baker
William F. O’neil O’neil, W. F. O’neil
Abdul Razak bin Habib Habib, Abdul Razak, Habib
bin.
Jan de Lange Lange, J. De Lange
Abdul Halim Nasution Nasution, Abdul Nasution
Halim.
Andi Sembirig Sembiring, Andi. Sembiring
Guntur Tarigan Tarigan, Guntur. Tarigan
James William Wilson Wilson, J. W. Wilson

C. Penulisan Daftar Pustaka


Penulisan daftar pustaka menganut salah satu sistem yang banyak
digunakan secara internasional, yaitu gaya APA (Publication Manual of the
American Psychological Association, Fifth Edition, 2002), dengan sedikit

39
perubahan atau penyimpangan. Perubahan atau penyimpangan dari gaya APA
adalah: (1) untuk penulisan nama penulis atau pengarang yang lebih dari
seorang, (2) untuk penulisan pustaka hasil penerjemahan, (3) untuk penulisan
pustaka hasil penyuntingan, dan (4) untuk penulisan nama penulis yang
berjumlah lebih dari tiga orang.
Contoh Penulisan Daftar Pustaka
Sembiring, R.K. (1989). Analisis regresi. Bandung: Penerbit ITB.
Habibi, B.J. (2003). Analisis turbulensi kompleks. Jakarta: Pustaka Teknika.
Nasution, A.H. (2003). Matematika sebagai bahasa sains. Bandung: Pelita
Ilmu.
Suharsimi Arikunto. (2004). Prosedur penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.
Sudjana. (1989). Metoda statistika. Bandung: Tarsito.
Abdullah. (2006). Evaluasi penyelenggaraan ujian nasional. Laporan
Penelitian. Kerjasama Lembaga Penelitian STKIP HAMZANWADI
Selong dengan Balitbang, Depdikbud. Selong: Lembaga Penelitian STKIP
HAMZANWADI Selong.
Ahmad Rasidi. (2004). “Faktor-faktor kesulitan belajar matematika.”
Skripsi, tidak diterbitkan, STKIP HAMZANWADI Selong.

Bila referensinya dengan mengunduh di internet, maka sebutkan situs


webnya, apa yang diunduh, dan sebutkan tanggal waktu mengunduhnya.

40
BAB V
UJIAN SKRIPSI DAN SANKSI-SANKSI

Ujian skripsi merupakan forum untuk menyajikan dan


mempertanggungjawabkan hasil penelitian mahasiswa di hadapan sidang Dewan
Penguji.

A. Persyaratan Ujian Skripsi


1. Memiliki Nomor pokok mahasiswa (NPM) yang dikeluarkan oleh UNU
NTB;
2. Terdaftar sebagai mahasiswa pada semester yang bersangkutan;
3. Telah melunasi biaya bimbingan dan ujian sekripsi;
4. Mendaftarkan diri untuk ikut ujian pada program studi, dengan
melampirkan syarat-syarat sebagai berikut:
a. Fotocopy lunas SPP;
b. Fotocopy luas biaya bimbingan dan ujian sekripsi
c. Fotocopy transkrip nilai yang telah ditandatangani oleh PA dan
ketua program studi;
d. Menyerahkan sekripsi rangkap tiga sebelum dijilid kepada program
studi;
e. Melampirkan berita acara bimbingan sekripsi;
f. Melampirkan surat ijin penelitian dan surat keterangan bahwa telah
melakukan penelitian dari lokasi penelitian
Apabila ternyata salah satu atau semua dari persyaratan di atas tidak
dipenuhi, sedangkan jadwal ujian telah dikeluarkan atau bahkan mahasiswa
telah diuji, maka dapat dilakukan pembatalan atau penundaan ujian, atau
pembatalan kelulusan.

41
B. Pengujian Sekripsi
1. Dosen penguji terdiri dari tiga orang. Seorang bertindak sebagai penguji
utama dan dua orang penguji pendamping. Syarat penguji utama sama
dengan syarat pembimbing utama, sedangkan penguji pendamping adalah
pembimbing sekripsi mahasiswa yang bersangkutan;
2. Sekripsi yang diujikan dalam bentuk belum terjilid, dan mendapat
rekomendasi/perse –tujuan dari dosen pembimbing bahwa telah siap
diujikan. Surat persetujuan tersebut disampaikan mahasiswa kepada
ketua/sekretaris program studi;
3. Ketua program studi berkonsultasi kepada Wakil Rektor 1 Bidang
Akademik untuk menyusun jadwal ujian sekripsi. Mahasiswa mengikuti
ujian sekripsi sesuai dengan jadwal.
C. Etika Ujian Skripsi
1. Ujian skripsi dilakukan secara tertutup, yakni dihadapan dewan penguji
yang berlangsung selama 1,5 s/d 2 jam;
2. Pelaksanaan ujian wajib dilakukan oleh segenap dosen penguji dalam satu
ruangan yang dijadwalkan, dan ujian diberikan secara lisan.
3. Jika salah seorang penguji atau lebih tidak hadir, jadwal ujian harus
dibatalkan oleh ketua program studi yang bersangkutan, dan diganti dalam
kesempatan lain, atau dengan jadwal baru;
4. Ujian dimulai dengan pemaparan garis besar isi oleh eksaminandus
(mahasiswa), dan dilanjutkan dengan pengajuan pertanyaan-pertanyaan
oleh dosen penguji;
5. Pada saat ujian, eksaminandus menggunakan pakaian/jas almamater;
6. Hasil ujian dapat berupa lulus tanpa revisi, lulus dengan revisi, atau
mengulang ujian/mengulang meneliti. Hal-hal yang perlu direvisi oleh
eksaminadus diberikan secara tertulis oleh dosen penguji dan harus
diperbaiki oleh eksaminadus;

42
7. Ujian ulangan dapat dijadualkan oleh ketua program studi, dan dilakukan
secara kolektif oleh peserta ujian lainnya;
8. Ketua program studi menyiapkan berita acara ujian sekripsi untuk
disampaikan kepada dosen penguji. Setelah ujian, berita acara tersebut
direkap oleh program studi beserta nilai ujiannya.
D. PLAGIAT KARYA ILMIAH (SKRIPSI) DAN SANKSI
1. Mahasiswa dalam menulis sekripsi dilakukan secara terbimbing melalui
prosedur pembimbingan di atas, sehingga dapat dihindari terjadinya
penjiplakan karya ilmiah;
2. Bila terbukti lulusan UNU NTB yang karya ilmiahnya digunakan
untukmendapatkan gelar sarjana pendidikan adalah hasil jiplakan
(plagiat), maka:
a. Yang bersangkutan dicabut gelarnya sesuai Undang-undang
Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (Sisdiknas) Pasal 25 Ayat 2;
b. Yang bersangkutan mendapat sanksi pidana penjara paling lama
dua tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp. 200.000.000,00
sesuai Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
Pasal 70.
E. TAHAP PENYELESAIAN
Tahap penyelesaian akhir penyusunan sekripsi meliputi revisi perbaikan
naskah skripsi, dengan mempertimbangkan saran-saran anggota dewan penguji,
baik yang diberikan secara tertulis maupun lisan, dan penyelesaian persyaratan
administratif.
1. Revisi Skripsi
Setelah ujian berakhir, mahasiswa bertanggungjawab melakukan revisi
untuk penyempurnaan skripsinya. Tanggungjawab penyuntingan sepenuhnya
berada pada tangan mahasiswa, tidak pada pengetiknya. Saran-saran dan
keberatan atau komentar dari semua anggota dewan penguji harus diolah dan

43
disusun menjadi Lembar Pelaksanaan Revisi Sekripsi, dan hal itu digunakan
untuk merevisi. Format Revisi dapat diperoleh pada Bagian Akademik.
Lembar Pelaksanaan Revisi Skripsi harus dilampirkan (lepas tidak ikut
dijilid) pada naskah skripsi yang sudah direvisi. Mahasiswa berkewajiban
menghubungi tiap-tiap anggota dewan penguji untuk memperoleh persetujuan
atas hasil revisinya. Untuk tugas ini mahasiswa diberi waktu paling lambat
sebulan setelah ujian yang diikutinya, bergantung pada banyak sedikitnya
perbaikan yang dituntut dari hasil ujiannya. Jika dalam waktu yang ditentukan
mahasiswa belum berhasil memperoleh persetujuan tertulis dari semua anggota
dewan penguji atas hasil revisinya, yudisium mahasiswa dapat digugurkan dan
wajib menempuh ujian ulang.
Hasil akhir revisi ini adalah naskah final sekripsi yang harus sudah bebas
dari kesalahan atau ralat, dan dalam keadaan belum dijilid ditunjukkan kepada
dosen pembimbing. Setelah disetujui baru mahasiswa boleh menjilid, dan untuk
untuk selanjutnya dimintakan tanda tangan pengesahan dari semua anggota
dewan penguji dan Ketua STKIP HAMZANWADI Selong. Contoh ‘Halaman
Pengesahan’ untuk draft final skripsi ini dapat dilihat pada lampiran pedoman
pedoman ini.
2. Penyelesaian Administratif
Mahasiswa bertanggungjawab untuk menggandakan skripsi yang telah
disahkan oleh dewan penguji dan Rektor UNU NTB dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. skripsi digandakan minimum enam eksemplar dan dijilid dengan
sampul karton;
b. warna sampul sesuai dengan kelompok jurusan masing-masing:
1) Warna putih untuk Jurusan Ilmu Gizi
2) Warna Biru tua untuk Jurusan Penjas Kesrek
3) Warna Hijau Muda untuk Jurusan System Informasi
4) Warna Kuning untuk Jurusan Sosiologi

44
5) Warna Krem untuk jurusan PGSD
6) Warna Hitam untuk jurusan Sendratasik
7) Warna Ping untukjurusan Farmasi
8) Warna Abu untuk jurusan Rekam Medik
9) Warna Coklat untuk jurusan Teknik Lingkungan
10) Warna Merah untuk jurusan Ekonomi Islam

c. Halaman muka Skripsi seperti contoh pada lampiran,


d. Disertai dua copy CD.
e. Keenam eksemplar skripsi dan dua copy CD itu didistribusikan
sebagai berikut:
i. satu eksemplar untuk mahasiswa yang bersangkutan;
ii. satu eksemplar untuk masing-masing pembimbing;
iii. satu eksemplar untuk program studi;
iv. satu eksemplar untuk Pusat Penelitian;
v. satu eksemplar untuk perpustakaan.

45
LAMPIRAN 01:
Contoh Sampul

FAKTOR-FAKTOR MISKONSEPSI SISWA TERHADAP


PRESTASI BELAJAR PADA SANTRI MADRASAH ALIYAH
ALMA’ARIF AL-MANSYURIAH BONDER
TAHUN PEMBELAJARAN 2017/2018

MUHAMMAD NADJIB
NIM.:00000000000

Skripsi ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan


Untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Sosiologi

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA
NUSA TENGGARA BARAT
2019

46
LAMPIRAN 02:
Contoh

LEMBAR PERSETUJUAN
FAKTOR-FAKTOR MISKONSEPSI SISWA TERHADAP
PRESTASI BELAJAR PADA SANTRI MADRASAH ALIYAH
ALMA’ARIF AL-MANSYURIAH BONDER
TAHUN PEMBELAJARAN 2018/2019

MUHAMMAD NADJIB
NIM.:00000000000

Skripsi ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan


dalam mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Sosiologi

Menyetujui:

Pembimbing I, Pembimbing II,

.............................. ..............................
NIDN. ..................... NIDN. ..................

Mengetahui:
Ketua Program Studi Pendidikan Sosiologi,

..................................
NIDN.

47
LAMPIRAN 04:
Contoh

LEMBAR PENGESAHAN

FAKTOR-FAKTOR MISKONSEPSI SISWA TERHADAP


PRESTASI BELAJAR PADA SANTRI MADRASAH ALIYAH
ALMA’ARIF AL-MANSYURIAH BONDER
TAHUN PEMBELAJARAN 2018/2019

MUHAMMAD NADJIB
NPM.:00000000000

Skripsi Dipertahankan di depan Dewan Penguji Skripsi


Universitas Nahdlatul Ulama Nusa Tenggara Barat
Pada Tanggal: ....................................

DEWAN PENGUJI

............................... (nama) (kolom tandatangan)


(Ketua Penguji) ..................................

............................... (nama)
(Anggota) ..................................

.............................. (nama)
(Anggota) ..................................

Mataram,............................
REKTOR
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA
NUSATENGGARA BARAT,

Bq Mulianah,S.Ag, M.Pd.I
NIDN: 3303021012

48
LAMPIRAN 05:

Struktur dan Substansi Laporan Penelitian Eksperimen


dan Penelitian Ekspos Fakto

Bab I PENDAHULUAN
Isinya: Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Pembatasan
Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian. Logika
yang mendasarinya telah disajikan pada Bab III di muka.

BAB II LANDASAN TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS


Isi Bab II Skripsi ini ada empat, yakni (1) Kajian Pustaka, (2) Hasil-hasil
penelitian yang relevan, (3) Kerangka Pikir, dan (4) Hipotesis Penelitian. Logika
yang mendasarinya telah disajikan pada BabIII di muka.
BAB III METODE PENELITIAN
Isi bab Ini III ialah: (1) Tujuan Khusus Penelitian (kalau ada), (2) tempat
dan waktu penelitian, (3) Populasi dan Sampel Penelitian, atau Subjek
Penelitian, (4) Desain Penelitian, atau Metode Penelitian, (5) Teknik
Pengumpulan Data, dan (6) Teknik Analisis Data. Logika yang mendasari
struktur ini dan substansinya telah dibahas pada Bab III di muka.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Ada dua butir yang dibahas dalam Bab IV ini, yakni (1) Hasil Penelitian,
yang meliputi Deskripsi Data, dan Pengujian Hipotesis, yang meliputi pengujian
persyaratan analisis, dan pengujian hipotesis, dan (2) Pembahasan Hasil
Penelitian. Logika yang mendasarinya telah dibahas pada Bab III di muka.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan penelitian adalah jawaban empiris terhadap rumusan masalah
yang telah diajukan di Bab I, dan telah dijawab sementara dalam hipotesis.
Simpulan tidak sama dengan rangkuman atau garis besar isi sekripsi.

49
Saran dibuat atas dasar pembahasan hasil penelitian dan simpulan
penelitian, dan merupakan manfaat empiris hasil penelitian (di mana manfaat
teoretiknya telah disusun di Bab I).

50
LAMPIRAN 06:

Struktur dan Substansi Metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Pada dasarnya struktur dan substansi metode PTK hampir sama dengan
metode di atas. Hanya saja bedanya pada bidang kajian. PTK bidang kajiannya
pada problem pembelajaran di kelas. Untuk lebih jelasnya disajikan sebagai
berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Berisi latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan dan
pemecahan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta indikator keberhasilan
dalam menjawab rumusan masalah.
Pada Latar belakang masalah berisi data awal yang merupakan sebuah
masalah nyata terjadi di kelas, dan didiagnosis secara kolaboratif oleh
mahasiswa dan guru. Masalah yang diteliti merupakan masalah penting dan
mendesak serta menarik bagi Anda untuk meng-atasi/memecahkannya, dan
dapat dilaksanakan dilihat dari segi keterse-diaan waktu, biaya dan daya dukung
lainnya yang dapat memperlancar penelitian.
Pada identifikasi masalah diungkap akar penyebab dari masalah tersebut.
Prosedur yang digunakan untuk mengungkap akar penyebab masalah agar
dikemukakan secara jelas dan sistematis, melalui kolabo-rasi antara mahasiswa
dan guru. Setelah itu, kemukakan upaya-upaya Anda untuk mengatasinya. Di
sini dikemukakan sejumlah kegiatan yang mungkin dapat dilakukan, mulai dari
upaya yang paling mungkin untuk mengatasinya.
Selanjutnya dikemukakan analisis terhadap akar masalah yang paling
dominan pengaruhnya terjadinya masalah di atas, dan tindakan apa yang dipilih
untuk mengatasinya dari sejumlah upaya yang dikemukakan di atas. Di sinilah
ditentukan lingkup masalahnya. Di sini perlu diidentifikasi alternatif tindakan
dengan memberikan argumentasi logis mengenai pilihan tindakan yang akan

51
dilakukan untuk memecahkan masalah (misalnya kesesuaiannya dengan
masalah, kemutakhirannya, keberhasilannya dalam penelitian sejenis, dst).
Setelah itu, dirumuskan masalahnya dalam bentuk kalimat tanya.
Rumusan masalah PTK harus sudah menyangkut sisi substansi, format dan
teknis penyusunannya sebagaimana dikemukakan di atas.
Contoh rumusan masalah: “Apakah dengan melakukan manajemen
jejaring bimbingan dan konseling dapat mengatasi dan memperbaiki
miskonsepsi murid?”
Pada Tujuan Penelitian dikemukakan secara jelas dan singkat berdasarkan
rumusan masalah di atas. Pada Manfaat Hasil Penelitian, manfaat PTK harus
diutamakan pada perbaikan kualitas pendidikan dan/atau pembelajaran,
sehingga tampak manfaatnya bagi murid, guru, dan komponen pendidikan
terkait di sekolah. Kemukakan hal-hal baru sebagai hasil kreativitas
pembelajaran yang akan dihasilkan dalam penelitian ini.
Bab I diakhiri dengan mengemukakan indikator keberhasilan yang
mungkin dapat dicapai dalam menerapkan tindakan dalam penelitian tersebut.
Indikator keberhasilan dapat berupa peningkatan nilai/sekor, persentase, angka
rata-rata, dan seterusnya.
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN
Pada dasarnya sama dengan isi Bab II yang telah dibahas dalam penelitian
eksperimen di atas, terutama diarahkan ke pelaksanaan PTK dan upaya peneliti
membangun argumen teoretik (kerangka berpikir) bahwa dengan tindakan
tertentu dimungkinkan dapat ditingkatkan mutu proses dan hasil
pendidikan dan pembelajaran, dan bukan untuk membuktikan teori.
Hasil dari membangun argumen teoretik, yang ditulis dalam kerangka
pikir, adalah digunakan sebagai dasar untuk menyusun hipotesis tindakan.
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
Bab ini berisi deskripsi lokasi, waktu, mata pelajaran/bimbingan dan
konseling, karakteristik murid sebagai subjek penelitian. Kejelasan tiap siklus,

52
yakni rancangan, implementasi, observasi, dan refleksi. Tindakan yang
dilakukan bersifat rasional dan feasible.
Kejelasan tiap siklus, yakni berisi tahap siklus penelitian yang meliputi
bagaimana perencanaan yang dilakukan, bagaimana imple-mentasi dijalankan,
cara observasi dengan jenis instrumen yang tepat dan cara refleksi. Jumlah
siklus harus lebih dari satu.
Ketepatan tindakan yang dilakukan adalah bersifat rasional, yakni
berbasis pada akar penyebab masalah; feasible, yakni dapat dilak-sanakan dan
tidak ambisius, serta didukung oleh faktpr waktu, biaya dan sarana/prasarana.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Menyajikan uraian masing-masing siklus dengan data lengkap, mulai dari
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi yang berisi penjelasan
tentang aspek keberhasilan dan kelemahan yang terjadi. Perlu disertai dengan
perubahan yang mendasar, yakni hasil perubahan pada diri murid, lingkungan,
guru sendiri, motivasi dan aktivitas belajar, situasi kelas dan hasil belajar.
Gunakan grafik dan/atau tabel secara optimal. Kemukakan hasil analisis data
yang menunjukkan perubahan/peningkatan yang terjadi disertai pembahasan
hasil penelitian.
Pada Tahap Perencanaan diuraikan tindakan yang khas yang dilakukan
sehingga terlihat bedanya dengan pembelajaran biasa.
Pada Tahap Pelaksanaan diuraikan tahapan pelaksanaan tindakan, dan
waktu yang digunakan setiap tahap itu. Di sini dikemukakan secara rinci
tahapannya kegiatannya, yakni apa, di mana dan bagaimana proses
berlangsungnya tindakan, dengan melampirkan RPP (bagi guru) atau satuan
layanannya (bagi konselor sekolah).
Pada Tahap Observasi disajikan hasil pengumpulan data yang diperoleh
melalui berbagai instrumen. Data lengkap disajikan dalam lampiran.
Pada Tahap Analisis disajikan analisis data hasil observasi, disajikan
analisis data dan hasil perubahan (kemajuan) pada diri peserta didik, lingkungan

53
dan peneliti; dilakukan triangulasi untuk memvalidasi potret proses dan hasil
perubahan (kemajuan).
Pada tahap refleksi disajikan aspek keberhasilan dan kelemahan dan
rencana tindak lanjutnya. Mengapa berhasil atau tidak? Apa yang perlu
dilakukan untuk siklus berikutnya?
Bab IV diakhiri dengan ulasan tentang perubahan yang dihasilkan dan tiap
siklus dan keseluruhan siklus.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
Hasil penelitian (potret kemajuan) sesuai dengan tujuan. Ada saran untuk
tindak lanjut penelitian berdasarkan hasil penelitian, dan saran penerapan hasil.

54
LAMPIRAN 07:
Struktur dan Isi Hasil Penelitian Sejarah dan Kualitatif
Penelitian kualitatif berusaha mengungkapkan gejala secara menyeluruh,
dan sesuai dengan konteks (holistik-kontekstual) melalui pengumpulan data dari
latar alami dengan memanfaatkan diri peneliti sebagai instrumen kunci.
Penelitian semacam ini bersifat analisis-deskriptif dan cendrung menggunakan
analisis dengan pendekatan induktif. Pemanfaatan teori-teori yang relevan
sebagai pisau analisis data kualitatif dapat menghasilkan deskripsi yang
berbobot, yang maknanya mendalam. Proses dan makna dari sudut pandang
subjek lebih ditonjolkan dalam penelitian ini. Ciri-ciri penelitian kualitatif
tersebut mewarnai sifat dan bentuk laporannya. Oleh karena itu, laporan
penelitian sejarah atau kualitatif disusun dalam bentuk narasi yang bersifat
kreatif dan mendalam serta menunjukkan ciri-ciri ilmiah.
Laporan penelitian sejarah atau kualitatif harus memiliki fokus yang jelas.
Fokus dapat berupa masalah, objek evaluasi atau pilihan kebijakan. Laporan
penelitian kualitatif harus memiliki struktur dan bentuk yang koheren yang dapat
memenuhi maksud yang tercermin dalam fokus penelitian.
Penulisan bagian inti dapat dilakukan dengan menggunakan salah satu
dari dua alternatif, yaitu:
a. Alternatif I: bila penelitiannya bersifat narasi, maka Bab III digabung ke
Bab I, sehingga menjadi:
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Fokus Penelitian
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
F. Metode Penelitian
Penjelasan tentang butir-butir ini telah disajikan pada Bab III di muka.

55
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERTANYAAN PENELITIAN
Kalau dalam penelitian kuantitatif biasanya diakhiri dengan hipotesis
penelitian ini. Tetapi dalam metode penelitian ini, akhir dari kajian pustaka
biasanya akan melahirkan sejumlah pertanyaan.
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini bisa dirinci kembali ke dalam dua atau lebih bab baru sebagai
hasil penelitian tergantung tema hasil yang mau disajikan. Mengenai bagaimana
membahas hasil penelitian lihat kembali Bab III di muka.
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN
Bagaimana cara menyimpulkan dan membuat saran, kaji kembali Bab
III di muka.
b. Alternatif II: bila penelitiannya bersifat analitis, maka bab metode berdiri
sendiri.

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Fokus Penelitian
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
Khusus pada fokus penelitian, di sini dikemukakan apa yang menjadi
pusat perhatian penelitian, di mana fokus tersebut dipilih/ditentukan
atas dasar latar belakang masalah di atas.
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERTANYAAN PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN
Struktur dan isi metode penelitian dapat dilihat pada Bab III di muka.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini dapat dirinci kembali ke dalama dua atau lebih tergentung dari
tema hasil yang mau disajikan.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN

56
LAMPIRAN 08:

Struktur dan Isi Hasil Penelitian Analisis Isi

BAB I PENDAHULUAN
B. Latar Belakang Masalah
C. Fokus Penelitian
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERTANYAAN PENELITIAN
Untuk memberikan kerangka pemikiran serta landasan dalam
menyusun referensi (jika penelitian sampai pada taraf inferensial),
peneliti perlu melakukan kajian pustaka dari bahan-bahan pustaka
yang relevan. Dari bahan pustaka tersebut disusun konsep pemikiran
analitik. Kemudian untuk mengarahkan penelitian, peneliti perlu
mengajukan pertanyaana-pertanyaan penelitian
BAB III METODE PENELITIAN
Desainnya bersifat khas, yang isinya adalah:
A. Cara Memperoleh Data
Data dalam penelitian ini adalah kompleks, bisa berupa catatan pribadi,
literatur, film, sinetron, advertensi, pidato, dokumen sejarah, slogan,
lukisan, dsb. Data tersebut kadang belum terstruktur atau
tersistematisasi dengan baik sehingga sukar dimaknai. Di sini
dikemukakan cara-cara peneliti memperoleh data tersebut.
B. Penyeleksian Data
Penyeleksian adalah proses penyaringan atau pemisahan data yang
kurang relevan. Peneliti perlu mengemukakan bagaimana data
diseleksi, perlu dikemukakan dalam butir ini.

57
C. Inferensi
Inferensi dimaksudkan untuk memahami atau memaknai data sesuai
dengan konteksnya. Untuk memberikan makna, data perlu dilihat
berdasar unit-unitnya. Jika cakupan data terlalu luas, dapat dibuat
sampel, kemudian dilakukan pencatatan dan pemaknaan.
D. Proses Analisis
Bagaimana proses analisis isi dilakukan, yakni bagaimana:
1. teknik analisis yang dilakukan, apakah kuantitatif, kualitatif, atau
keduanya
2. penyajian data, yakni bagaimana pola-pola serta hubungan antar
data maupun data dengan konteksnya
3. perbandingan data hasil penelitian peneliti dengan temuan
penelitian lain
E. Validitas dan Reliabilitas Data
Pada analisis isi, validitas mengacu kepada validitas data yang
diperoleh. Untuk ini perlu adaya kritik internal dan eksternal terhadap
sumber data.
Di sini dikenal adanya tiga jenis validitas, yakni: yang berorientasi
pada data, pada hasil dan pada proses. Validitas data meliputi validitas
semantis dan validitas sampel. Validitas hasil pada validitas
korelasional dan prediktif; dan validitas proses menggambarkan
seberapa jauh data yang diperoleh mencerminkan keberadaan data
sesuai dengan konteksnya, yang dikenal dengan validitas konten.
Reliabilitas pada analisis isi juga menekankan pada konsistensi data.
Ada tiga macam teknik pengujiannya, yakni teknik stabilitas (intra
rater reliability), reproducbility (inter rater reliability), dan akurasi.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini adalah menyajikan hasil analisis isi, yang memuat antara lain
penyajian data, pola-pola hubungan antar data maupun data dengan

58
konteksnya, perbandingan data hasil penelitian peneliti dengan temuan
penelitian lain.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN

59
PEDOMAN PENULISAN SKRIPSI

DISUSUN SEBAGAI PANDUAN MAHASISWA


UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA
NUSA TENGGARA BARAT
UNTUK MENYELESAIKAN TUGAS AKHIR SKRIPSI

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA NUSA TENGGARA BARAT


Sekretariat: Jalan Pendidikan no 06 Mataram
EDISI FEBRUARI 2019

60

Anda mungkin juga menyukai