Anda di halaman 1dari 18

Nama : Lia Melania Siregar

Kelas : R4P (Ekonomi)

NPM : 201814501195

Mata kuliah : Manajemen Pemasaran dan Perilaku Konsumen

1. Jelaskan apa itu produk?

Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk


mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat
memuaskan keinginan atau kebutuhan. Kualitas pelayanan merupakan isu
krusial bagi setiap perusahaan, apapun bentuk produk yang dihasilkan. Jadi,
produk ini adalah sebuah hasil dari perusahaan yang saling menguntungkan
antara konsumen dan produsen tersebut. Menghasilkan suatu kesatuan yang
utuh dan tercipta kepercayaan yang ada pada suatu produk tersebut merupakan
keinginan perusahaan akan tercapainya suatu proses untuk tujuan yang besar.

Sumber : https://scholar.google.co.id/scholar?
start=10&q=produk+adalah&hl=id&as_sdt=0,5#d=gs_qabs&u=%23p
%3DGK1KKaLWG5EJ

(Perpaduan antara sumber dengan jawaban saya)

Contoh :

Pemasaran Yakult di Indonesia


Pemasaran Yakult di indonesia dimulai dengan didirikannya perusahaan PT.
Yakult Indonesia Persada pada tanggal 2 Februari 1990 yang merupakan usaha
patungan dengan status Penanaman Modal Asing (PMA) antara PT. Perkasa
Simpati Persada dan Yakult Honsha Co.Ltd. (Jepang).

Secara komersial Yakult mulai diproduksi pada tanggal 1 Januari 1991 dari
pabrik di Jl. Kiwi Pekayon Pasar Rebo Jakarta. Pada tahun 1997 lokasi pabrik di
Pasar Rebo yang berkapasitas 720.000 botol per hari dipindahkan ke Desa
Pesawahan, Cicurug, Sukabumi, Jawa Barat dan kapasitas produksi
ditingkatkan menjadi 1.800.000 botol per hari.
Pada bulan Desember 2001 PT. Yakult Indonesia Persada menjadi PMA murni
dengan permodalan dari Yakult Honsha Co. Ltd dan Yakult Management
Service Co.Ltd di Jepang.

Produk minuman kesehatan Yakult sangat sensitif terhadap temperatur.


Perubahan temperatur sangat berpengaruh terhadap bakteri Lactobacillus casei
Shirota strain yang terdapat dalam minuman Yakult. Bakteri Yakult harus
dipertahankan hidup, karenanya harus diusahakan agar setelah dibotolkan,
bakteri-bakteri tersebut tidak lagi melakukan proses fermentasinya. Untuk itu
Yakult harus selalu disimpan didalam pendingin (dibawah 10°C) karena
penyimpanan didalam pendingin akan menjaga bakteri Yakult tetap non aktif.
Berkenaan dengan itu untuk menjaga mutunya, distribusi Yakult ditangani
langsung oleh staff perusahaan.

Sistem pemasaran Yakult terdiri dari 2 jenis :


1. Sistem Direct Sales
Sistem ini digunakan untuk mendistribusikan Yakult ke toko-toko, supermarket,
koperasi, kantin dan lain-lain. Distribusi dilakukan menggunakan mobil
berpendingin. Sampai Mei 2007, PT. Yakult Indonesia Persada mempunyai 37 (
tigapuluh tujuh ) cabang atau TKU ( tempat kegiatan usaha ) yang melayani
outlet-outlet yang tersebar di Jawa, Bali, Sumatera, Kalimantan & Sulawesi.

2. Sistem Yakult Lady


Melalui sistem ini Yakult didistribusikan oleh ibu-ibu rumah tangga kepada
masyarakat di lingkungan tempat tinggal mereka. Ketika melayani masyarakat,
Yakult Lady juga melakukan propaganda yang berisi tentang penjelasan
mengenai manfaat Yakult.

Saat ini PT. Yakult Indonesia Persada memiliki kurang lebih 1100 Yakult Lady
yang tersebar di 93 center-center di seluruh Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang,
Bekasi, Serang, Cilegon, Bandung, Purwakarta, Cirebon, Semarang,
Yogyakarta, Surabaya, Medan, Bali dan Palembang.

Dikatakan YIP, sejauh ini tingkat pengetahuan konsumen terhadap manfaat


bakteri yang 5ditemukan oleh Dr. Minoru Shirota ini masih sangat rendah.
“Masih banyak yang mengira Yakult sama dengan yoghurt,”. YIP melakukan
upaya edukasi yang bersin-ambungan, baik melalui iklan, brosur maupun
memanfaatkan para Yakult Lady.

Armada Yakult Lady yang saat ini jumlahnya mencapai 1.100 orang juga


mempunyai tanggung jawab tidak langsung mengedukasi konsumen. Maka,
pihak YIP. sebelumnya juga membekali Yakult Lady pengetahuan produk dan
juga pengetahuan tentang kesehatan umumnya. Keberadaan Yakult Lady juga
diharapkan mampu menggebrak dan merebut pasar,” Aksi jemput bola ke
pelosok-pelosok yang dilakukan YIP, semoga menimbulkan dampak yang luar
biasa dan sangat efektif dalam merebut pasar

Sumber :

https://www.academia.edu/30700344/PT_Yakult_Indonesia_Persada_analisis_b
rand.

2. Kenapa produk penting dalam sudut pandang pemasaran

Mutu produk diartikan sebagai kemampuan produk untuk melaksanakan


fungsinya, termasuk keawetan, keandalan, ketetapan, kemudahan, dipergunakan
dan diperbaiki, serta atribut bernilai yang lain. Sebuah produk dapat dikatakan
bermutu apabila dapat diukur secara objektif dari sudut pandang pemasaran,
serta dari persepsi pembeli. Bagi perusahaan yang ingin meningkatkan daya
saingnya, perhatian dan perbaikan terhadap mutu menjadi kunci utama untuk
sukses di pasar. Jadi, produk ini penting karena jika adanya pemasaran dan tidak
adanya produk. Apa yang menjadi sasaran utama dari pemasaran tersebut?
Tidak ada, karena tidak ada sesuatu hal yang ingin di distribusikan ke
konsumen. Maka dari itu produk ini penting untuk memperkenalkannya lewat
pemasaran yang membuat konsumen mengetahui apa yang akan ditawarkannya.

Sumber : https://ejurnalunsam.id/index.php/jmk/article/view/756

(Perpaduan antara sumber dengan jawaban saya)

Contoh :

Pemasaran & Branding Yakult

Positionning untuk meningkatkan brand awareness melalui kunjungan pabrik

Wisata Propaganda Yakult, PT Yakult Indonesia Persada (YIP) —


produsen Yakult mennyelenggarakan program factory visit  sejak 1991. “Ini
merupakan program global Yakult di seluruh dunia.  Lewat program kunjungan
pabrik, YIP mengajak banyak kalangan terutama ibu-ibu PKK tingkat RT/RW,
kelompok masyarakat, dan Dharma Wanita — melongok proses pembuatan
minuman kesehatan keluarga, mulai dari pembibitan bakteri, fermentasi,
pembuatan botol, hingga pengemasannya.

Kunjungan ke pabrik diberikan secara cuma-cuma. Semua fasilitas disediakan


YIP — bus AC yang mengantar dan menjemput peserta, bahan bakar sampai
uang tol, semuanya  tanggungan YIP. YIP menganggarkan sekitar Rp 1 miliar
untuk program factory visit .

Dengan kemasan sebagai kunjungan wisata, YIP mendapatkan dua manfaat


sekaligus. Pertama, menanamkan brand awareness Yakult di benak konsumen.
Kedua, edukasi pasar. Konsumen (peserta kunjungan) tidak  sekadar tahu, tapi
juga mengerti manfaat Yakult. 

program kunjungan pabrik menguntungkan konsumen sekaligus produsen.


Karakter konsumen Indonesia merasa puas jika mereka mengenal lebih jauh
proses pembuatan produk — yang tentu menggambarkan tingkat higienitas yang
tinggi. Konsumen merasa mengenal lebih dekat perusahaan yang terlibat dalam
proses produksi, sehingga tingkat apresiasi konsumen terhadap produk lebih
kuat. Hal ini sekaligus merupakan upaya experiential marketing yang jitu.
Berikutnya, dari sisi perusahaan, memungkinkan menjelaskan lebih jauh
mengenai manfaat dan keunggulan produknya. “Pendeknya, program ini dapat
digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan nilai produk di mata
konsumennya,

YIP juga melakukan image reinforcement untuk memperkuat citra dan


membangun kepercayaan konsumen, serta influencer community
establishment (membangun komunitas influencer) yang bisa memengaruhi orang
lain di sekitarnya. “Akan tercipta promosi word of mouth yang cukup kuat,”
katanya. Karena, mereka akan menceritakan pengalaman kunjungannya itu
kepada orang lain.

YIP memang harus melakukan usaha ekstra keras, untuk mengedukasi


konsumen. Maklum, produk yang mereka tawarkan adalah bakteri (yang
biasanya dihindari oleh manusia). “Iklan saja tidak cukup,”. Karena itu, YIP
tidak terlalu agresif berpromosi above the line. Menurut data YIP hanya
menghabiskan Rp 2,7 miliar untuk komunikasi di media TV. Angka ini berada
jauh di bawah produk-produk consumer goods lainnya. Bagi YIP iklan hanyalah
berfungsi membangun awareness, walaupun sebenarnya iklan Yakult selalu
bertema edukasi tentang manfaat produknya. Walau YIP menyebutkan, sampai
saat ini pihaknya memang belum pernah menghitung korelasi langsung antara
program kunjungan pabrik dengan peningkatan penjualan.
Sumber :

https://www.academia.edu/30700344/PT_Yakult_Indonesia_Persada_analisis_b
rand

Kesimpulannya :

Bisa di lihat dari kasus di atas bahwa dalam pemasaran, produk adalah hal yang
penting untuk mencapai sebuah kepercayaan dengan mengenalnya langsung
melalui kunjungan pabrik tersebut. Dengan begitu konsumen lebih tertarik dan
mengenal lebih dekat dengan perusahaan. Iklan pun tidak cukup membuat orang
tertarik. Pemasaran ini yang membuat konsumen terkesan akan perusahaan
tersebut.

3. Jelaskan perbedaan tangible product dan intangible product

Berwujud (tangible)

Produk ini merupakan penampilan fisik, peralatan, dan sarana komunikasi.


Bukti fisik dapat berupa keindahan interior kantor, kebersihan, dan kelengkapan
kantor, kerapihan penampilan karyawan, keserasian tata letak kantor,
kemudahan dan keamanan. Jadi, produk ini membentuk suatu keinginan
konsumen untuk bisa merespon kualitas yang dihasilkan produsen.

Tidak Berwujud (Intangible)

Jasa bersifat intangible artinya jasa tidak dapat dilihat, dirasa, dicium, didengar,
atau diraba sebelum dikonsumsi. Seorang konsumen jasa tidak dapat menilai
dari sebuah jasa sebelum ia mengalami atau mengkonsumsinya. Bila pelanggan
membeli produk tertentu maka ia hanya dapat menggunakan, memanfaatkan,
atau menyewa jasa dan tidak langsung memilikinya. Jadi, produk ini adalah
suatu hasil dari terciptanya kenyamanan dan kepercayaan konsumen.

Sumber : http://jurnal.stmik-mi.ac.id/index.php/jcb/article/view/100
(Perpaduan antara sumber dengan jawaban saya)

Contoh :

Industri pariwisata seperti hotel dan restoran serta usaha boga lainnya, akhir-
akhir ini semakin berkembang yang menuntut adanya suatu penciptaan suasana
yang nyaman dari berbagai aspek untuk diberikan atau ditawarkan sebagai suatu
produk kepada calon pelanggannya. Secara umum, produk yang dijual oleh
pihak manajemen hotel terdiri dari dua produk utama yaitu produk nyata
(Tangible product) seperti kamar hotel, restoran, spa, dan berbagai fasilitas
hotel lainnya dan produk tidak nyata (Intangible Product) seperti kenyamanan,
suasana dan pelayanan. Sebuah hotel hendaknya memiliki standar safety dan
sanitasi yang ditekankan kepada setiap karyawan dalam memberikan layanan
kepada tamu khususnya aspek intangible produk sebagai salah satu jasa yang
siap dinikmati, utamanya pada bagian dapur (kitchen) restoran hotel perihal
keselamatan dan kesehatan (safety dan sanitasi) dalam pengelolaan makanan.
Pada umumnya sebuah kitchen di hotel terdiri dari beberapa bagian: yaitu cold
kitchen, main kitchen, small kitchen, settled kitchen, coffee shop kitchen. Di
Amaroossa hotel memiliki satu kitchen yang digunakan untuk hot kitchen,
saucier, pantry, cold kitchen, butcher, garde manger. Hal ini menyebabkan
safety dan sanitasi kurang terjamin terhadap makanan. Kitchen merupakan
bagian yang mengolah berbagai macam makanan untuk tamu, oleh sebab itu
safety dan sanitasi harus terjaga dengan baik. Area tempat kerja, tempat
peralatan dapur, harus diperhatikan kebersihannya. Keahlian seorang juru
masak dengan hidangan makanan yang delicious tanpa mengindahkan sanitasi
hygiene sehingga terkontaminasi, hal ini akan menyebabkan keracunan. Pada
dasarnya bekerja didapur harus aman, terhindar dari kecelakaan kerja, yang
sering terjadi dikarenakan faktor manusianya, lengah ataupun peralatan yang
sudah tidak memenuhi persyaratan (rusak). Proses ini tentunya sangat
menghambat pada semua kegiatan.produksi dan menyebabkan terjadinya
complain baik dari bagian lain di hotel maupun complain dari pihak tamu.

Sumber : https://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jp/article/view/338

4. Jelaskan hubungan antara produk dengan merk dan kenapa merk penting
dalam sebuah prdoduk

Merek merupakan nama, istilah, simbol, desain ataupun kombinasi yang


mengidentifikasikan suatu produk atau jasa yang dihasilkan oleh suatu
perusahaan. Identifikasi tersebut juga berfungsi untuk membedakan produk
yang ditawarkan pesaing. Merek merupakan nilai tangible dan intangible yang
terwakili dalam sebuah merek dagang yang mampu menciptakan nilai dan
pengaruh tersendiri bila diatur dengan tepat (Durianto, 2001:59). Merek
memegang peranan yang sangat penting, salah satunya adalah menjembatani
harapan konsumen pada saat perusahaan menjanjikan sesuatu kepada
konsumen. Merek merupakan identitas sebuah produk yang dijadikan sebuah
alat ukur apakah produk itu baik dan berkualitas. Konsumen melihat sebuah
merek sebagai bagian yang paling penting dalam sebuah produk dan merek
dapat menjadi sebuah nilai tambah dalam produk tersebut (Kotler, 2004:285).
Sehingga dapat diketahui adanya ikatan emosional yang tercipta antara
konsumen dengan perusahaan penghasil produk melalui merek pesaing yang
bisa saja menawarkan produk yang mirip, tetapi tidak mungkin menawarkan
janji emosional yang sama.

Contoh :

Salah satu jenis produk kecantikan yang beredar di pasaran adalah shampo.
Merek shampo yang terkenal diantaranya Loreal, Dove, Pantene, Sunsilk, Clear,
Lifebuoy dan masih banyak lagi yang lainnya. Setiap produk shampo memiliki
keistimewaan tersendiri dimata konsumennya. Shampo dengan merek terkenal
akan cenderung dipilih konsumen karena dipandang memiliki kualitas yang
baik, sehingga asosiasi merek pada shampo perlu dikaji. Tingginya jumlah
pengguna shampo mendorong perusahaan menciptakan dan memproduksi
berbagai macam shampo sehingga memberikan kesempatan yang lebih luas
kepada konsumen untuk memilih dan menggunakan shampo sesuai kebutuhan
dan keinginannya. Persaingan yang dilakukan perusahaan yaitu menciptakan
bermacam-macam produk baru yang dapat diterima oleh pasar. Semakin
banyaknya perusahaan menciptakan produk baru, maka semakin ketat pula
persaingan antar perusahaan.

Sumber : https://repository.unej.ac.id/handle/123456789/79019

Kesimpulannya :

Bisa di lihat dari kasus di atas bahwa merek itu penting karena konsumen akan
lebih mengingat dan menerima atau menggunakan jika produk tersebut baik di
pandang oleh semua kalangan. Jadi, jika produk dengan merek yang jarang
muncul meembuat konsumen tidak mengetahui produk tersebut dan
mengabaikannya dengan produk terkenal.

5. Jelaskan apa itu product life cycle (PLC)

Siklus hidup produk adalah suatu konsep penting yang memberikan pemahaman
tentang dinamika kompetitif suatu produk. Seperti halnya dengan manusia,
suatu produk juga memiliki siklus atau daur hidup. Siklus Hidup Produk
(Product Life Cycle) ini yaitu suatu grafik yang menggambarkan riwayat
produk sejak diperkenalkan ke pasar sampai dengan ditarik dari pasar . Siklus
Hidup Produk ini merupakan konsep yang penting dalam pemasaran karena
memberikan pemahaman yang mendalam mengenai dinamika bersaing suatu
produk. Konsep ini dipopulerkan oleh Levitt (1978) yang kemudian
penggunaannya dikembangkan dan diperluas oleh para ahli lainnya. Jadi, PLC
inj merupakan riwayat hidup penting bagi perusahaan agar perusahaan mampu
berkembang dan bersaing untuk menciptakan suatu proses tercapainya sebuah
keberhasilan.

Sumber : http://103.97.100.145/index.php/MAX/article/view/1093

(Perpaduan antara sumber dengan jawaban saya)

Contoh :

Produk makanan beng-beng yang sudah ada di tahap kedewasaan. Contoh ini
sama seperti di nomer 6.

6. Strategi produk apa yang dilakukan oleh sebuah perusahaan dalam setiap
fase dalam PLC tersebut

Bila Siklus Hidup Produk dianggap sebagai nilai strategik bagi suatu

perusahaan, maka manajernya harus dapat menentukan dimana posisi Siklus

Hidup Produk produknya. Identifikasi tahapan Siklus Hidup Produk ini dapat

ditentukan dengan kombinasi tiga faktor yang menunjukan ciri status produk
dan membandingkan hasilnya dengan pola yang umum. Tahap Siklus Hidup
Produk

suatu produk dapat ditentukan dengan mengidentifikasikan statusnya dalam

market volume, rate of change of market volume. Dalam keempat tahap dari

analisa Siklus Hidup Produk ini memiliki beberapa strategi (Kotler, 1997)
yaitu :

1. Tahap Perkenalan (Introduction)

a. Strategi peluncuran cepat (rapid skimming strategy)

Peluncuran produk baru pada harga tinggi dengan tingkat promosi yang
tinggi. Perusahaan berusaha menetapkan harga tinggi untuk memperoleh

keuntungan yang mana akan digunakan untuk menutup biaya pengeluaran

dari pemasaran.

b. Strategi peluncuran lambat (slow skimming strategy)

Merupakan peluncuran produk baru dengan harga tinggi dan sedikit

promosi. Harga tinggi untuk memperoleh keuntungan sedangkan sedikit

promosi untuk menekan biaya pemasaran.

c. Strategi penetrasi cepat (rapid penetration strategy)

Merupakan peluncuran produk pada harga yang rendah dengan biaya

promosi yang besar. Strategi ini menjanjikan penetrasi pasar yang paling

cepat dan pangsa pasar yang paling besar.

d. Strategi penetrasi lambat (slow penetration strategy)

Merupakan peluncuran produk baru dengan tingkat promosi rendah dan

harga rendah. Harga rendah ini dapat mendorong penerimaan produk yang

cepat dan biaya promosi yang rendah.

2. Tahap Pertumbuhan (Growth)

Selama tahap pertumbuhan perusahaan menggunakan beberapa strategi untuk

mempertahankan pertumbuhan pasar yang pesat selama mungkin dengan cara:

a. Meningkatkan kualitas produk serta menambahkan keistimewaan produk

baru dan gaya yang lebih baik.

b. Perusahaan menambahkan model – model baru dan produk – produk

penyerta (yaitu, produk dengan berbagai ukuran, rasa, dan sebagainya


yang melindungi produk utama)

c. Perusahaan memasuki segmen pasar baru.

d. Perusahaan meningkatkan cakupan distribusinya dan memasuki saluran

distribusi yang baru.

e. Perusahaan beralih dari iklan yang membuat orang menyadari produk

(product awareness advertising) ke iklan yang membuat orang memilih

produk (product preference advertising)

f. Perusahaan menurunkan harga untuk menarik pembeli yang sensitif

terhadap harga dilapisan berikutnya.

3. Tahap Kedewasaan (Maturity)

a. Perusahaan meninggalkan produk mereka yang kurang kuat dan lebih

berkonsentrasi sumber daya pada produk yang lebih menguntungkan dan

pada produk baru.

b. Memodifikasi pasar dimana perusahaan berusaha untuk memperluas pasar

untuk merek yang mapan.

c. Perusahaan mencoba menarik konsumen yang merupakan pemakai

produknya.

d. Menggunakan strategi peningkatan keistimewaan (feature improvement)

yaitu bertujuan menambah keistimewaan baru yang memperluas

keanekagunaan, keamanan atau kenyaman produk.

e. Strategi defensif dimana perusahaan untuk mempertahankan pasar yang

mana hasil dari strategi ini akan memodifikasi bauran pemasaran.


f. Strategi peningkatkan mutu yang bertujuan meningkatkan kemampuan

produk, misalnya daya tahan, kecepetan, dan kinerja produk.

g. Strategi perbaikan model yang bertujuan untuk menambah daya tarik

estetika produk seperti model, warna, kemasan dan lain – lain.

h. Menggunakan take-off strategy yang mana marupakan salah satu strategi

yang digunakan untuk mencapai fase penerimaan konsumen baru, strategi

ini dapat memperbaharui pertumbuhan pada saat produk masuk dalam

kematangan.

4. Tahap Penurunan (Decline)

a. Manambah investasi agar dapat mendominasi atau menempati posisi

persaingan yang baik.

b. Mengubah produk atau mencari penggunaan/manfaat baru pada produk

c. Mencari pasar baru

d. Tetap pada tingkat investasi perusahaan saat ini sampai ketidakpastian

dalam industri dapat diatasi

e. Mengurangi investasi perusahaan secara selesktif dengan cara

meninggalkan konsumen yang kurang menguntungkan.

f. Harvesting strategy untuk mewujudkan pengembalian uang tunai secara

cepat

g. Meninggalkan bisnis tersebut dan menjual aset perusahaan.

Sumber : http://103.97.100.145/index.php/MAX/article/view/1093

Contoh :
SIKLUS HIDUP PRODUK BENG – BENG ( PT MAYORA INDAH)

Sejarah PT Mayora Indah

Sejak pertama kali didirikan pada tahun 1977, PT Mayora Indah Tbk telah
menjadi salah satu industri makanan penting di Indonesia. Produk beng –beng
bisa dikatakan sudah terkenal di masyarakat, bahkan sudah menjadi top of mind
bahwa beng – beng cukup unggul dengan cita rasa wafer cokelatnya yang
tampil beda dengan slogan “ 4 kelezatan sekaligus dalam sekali gigit”.

1. TAHAP PERKENALAN (Introducing)

Brand Image beng –beng bisa dikatakansudah terkenal di masyarakat, bahkan


sudah menjadi top of mind bahwa beng –beng cukup unggul dengan cita rasa
wafer cokelatnya yang tampil beda dengan slogan “ 4 kelezatan sekaligus dalam
sekali gigit”. Sehingga produk beng-beng tersebut sangat disukai oleh anak –
anak sampai orang dewasa.Beng-beng merupakan salah satu merek wafer
cokelat ternama memperkenalkan varian baru yang lebih maksimal rasa dan
ukurannya. Setelah sukses dengan dua varian sebelumnya Beng-beng rasa
cokelat dan hazelnu.

2. TAHAP PERTUMBUHAN (Growth)

Globalisasi menimbulkan penciptaan teknolgi tinggi dalam bidang pemasaran,


melalui pemasaran hasil produksi dapat diperkenalkan dan di beli oleh
konsumen. Apabila hasilnya baik dapat menimbulkan kepuasan pada konsumen
sehingga mereka akan menjadi pelanggan produk, proses pembelian perulang
ini menjadi titik central dari setrategi pemasaran setiap produsen.

Peluang bisnis di sektor wafer ini sangat pontensial dan mempunyai daya
tarik pasar yang sangat besar, karena wafer termasuk dalam consumer goods
yang sudah dikenal oleh masyarakat Indonesia. Hal ini bisa kita liat dari pada
saat hari raya contohnya lebaran, secara ekonomis bisnis yang satu ini
pertumbuhannya semakin pesat, market size ( ukuran pasar ) dalam industri ini
sebesar 3 milyar per tahun

Menurt Indonesia Consumer Profile 2012, PT Marsh Indonesia produk


brand beng – beng menduduki tinggat kedua dengan nilai 17,0 % secara dari
segi umur, gender, sosial ekonomi, distribusinya.

Dapat juga dilihat dari Market share produk beng – beng dengan
kompetitor produk wafer berlapis coklat dalam persaingan di industri wafer
coklat di masyarakat dilihat dari segi umur, gender, sosial ekonomi,
distribusinya di tahun 2011 produk beng –beng menduduki tingkat kedua
dengan nilai 15,0 %

Beng – beng juga sering sekali mengganti ukuran, dan harga yang tadinya
500 1 bunggukus menjadi 1500 1 bungkus.

STRATEGI MARKETING YANG DIGUNAKAN OLEH BENG – BENG

Produk beng – beng meningkatkan strategi pemasaran dan beng – beng


merupakan peroduk sehari – hari yang biasanya sering dan cepat dibeli
konsumen dan target pasar beng – beng adalah middle dan lower class di mana
sangat sensitif terhadap harga.

Agar perusahaan tetap berjalan stabil penjualan wafer coklat beng – beng
memperkecil ukuran berat produk yang mengakibatkan perubahan ukuran
kemasan dan perusahaan membuat varians baru dengan cara menambah varians
coklat, sehingga penggemar atau konsume produk wafer coklat beng – beng
tidak merasa jenuh, selain itu beng – beng juga mengganti kemasan dan
mengeluarkan variasi rasa seperti topping nya di tambah agar rasanya tetap
enak.

3. TAHAP KEDEWASAAN / KEMATANGAN (Maturity)


Dan pada tahun pada tahun 2013 produk beng – beng mengeluarkan beng –
beng max dengan harga 2000 1 bungkus, dan produk beng –beng membuat ikan
di tv yang lucu dengan gorila yang tidak kuat mengangkat beng – beng max itu,
semenjak dikeluarkannya beng – beng max konsumen mulai membeli produk
wafer berlapis coklat ini.

Produk wafer berlapis coklat ini di sukai oleh semua kalangan dari mulai anak –
anak, remaja hingga orang dewasa. Beng – beng membuat marketing Gimmick
yang merangsang anak-anak untuk mencobanya.

Sumber :

http://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Master-2440-Tesis%20Yuli
%20Budiyanti%20%282010-01-043%29.pdf

7. Cari sebuah kasus pemasaran mengenai produk (koran, jurnal, web, dll)
dan telaah dalam perspektif kajian pemasaran dan perilaku konsumen dari
materi yang kita bahas saat ini.

Dampak Covid-19 Terhadap Aplikasi Mobile Indonesia

Lufthi Anggraeni - 16 Maret 2020 16:34 WIB

AppsFlyer mengumumkan hasil riset dampak COVID-19 pada aplikasi mobile


di Indonesia.
Jakarta: AppsFlyer mengumumkan riset terkait dampak COVID-19 pada
berbagai aplikasi mobile di empat negara utama di Asia Pasifik, termasuk
Indonesia. Pada riset ini, AppsFlyer meneliti 100 aplikasi mobile di setiap
negara selama dua periode.

Periode pertama berlangsung sejak tanggal 1 Januari hingga 31 Januari 2020,


saat sebagian besar kasus awal COVID-19 baru terjadi di Tiongkok. Sedangkan
periode kedua berlangsung sejak tanggal 1 Februari hingga 2 Maret 2020 .

Pada periode kedua, temuan kasus infeksi COVID-19 mulai mengalami


peningkatan, dan lebih banyak perusahaan yang menerapkan pembatasan
perjalanan serta kebijakan bekerja dari rumah.

Untuk pasar Indonesia, AppsFlyer menyebut COVID-19 berdampak pada


penurunan sebesar 12 persen kategori penginstalan aplikasi organik segmen
game.

Sedangkan pada kategori tindakan pembelian, segmen game mengalami


peningkatan sebesar 11 persen. Pada kategori penginstalan aplikasi organik
segmen makanan dan minuman, AppsFlyer mencatat peningkatan sebesar 23
persen, dan tindakan pembelian sebesar 17 persen.

Untuk kategori penginstalan aplikasi organik segmen belanja, pasar Indonesia


menunjukan penurunan sebesar delapan persen, namun tindakan pembelian
meningkat sebesar enam persen. Dan untuk segmen perjalanan, penginstalan
aplikasi organik mengalami penurunan sebesar 16 persen dan tindakan
pembelian menurun sebesar dua persen.

Berdasarkan riset ini, AppsFlyer tidak menyimpulkan penurunan di sejumlah


segmen sebagai hal yang mengkhawatirkan bagi industri pemasaran mobile
secara umum. Penurunan ini diperkirakan akan meningkatkan tantangan, meski
kesempatan pertumbuhan dinilai masih selalu besar.
Dengan demikian, AppsFlyer menyarankan pemasar untuk berfokus pada inti,
termasuk data historis terkait pemasaran dan penggunaan aplikasi berkontribusi
terhadap penjualan sebelum dan saat terjadi peristiwa, baik krisis global
maupun kampanye hari libur.

Selain itu, pemasar juga disarankan untuk membuat atribusi dan pengukuran
fondasi guna membangun rencana pemasaran saat berada di periode kritis.
Pemasar juga perlu mengukur secara bijaksana dan akurat, serta memasarkan
merek dan produk secara bertanggung jawab.

Pemasar juga perlu melindungi bisnis aplikasi dari sejumlah hal yang mungkin
terjadi seperti lonjakan pembelian dan transaksi, peningkatan kecanggihan
pelaku kecurangan, dan tetap berhati-hati namun tetap optimistis.

Sumber : https://m.medcom.id/teknologi/news-teknologi/5b2X76VK-dampak-
covid-19-terhadap-aplikasi-mobile-indonesia

Kesimpulan :

Dari kasus di atas bisa di simpulkan bahwa dampak covid-19 ini sangatlah
berpengaruh pada perekonomian di setiap negara, di indonesia misalnya dengan
setiap aplikasi yang penginstalannya menjadi meningkat contohnya penggunaan
aplikasi classroom untuk pembelajaran jarak jauh yang di gunakan saat ini.
Setiap orang pun berlomba-lomba menciptakan aplikasi yang mudah dan
bermanfaat dari dampak covid-19 ini. Pemasaran pun meningkat dalam setiap
mobile aplikasi yang digunakan. Maka dari itu pembisnis dalam perancangan
aplikasi ini harus bisa berprospek ke depan jika dampak ini berakhir. Apakah
aplikasi tersebut digunakan kembali? Atau dirancang ulang dan memperbaiki
segala kekurangan atau tetap di posisi awal. Jadi sebagai pemasarn yang baik
harus bisa melihat kebutuhan dan keinginan juga di masa mendatang.

Anda mungkin juga menyukai