Anda di halaman 1dari 6

NAMA : Anisya Putri Sentosa

SEMESTER/NIM : 3A/P24840419008
MATA KULIAH : Kuis Kromatografi

1. Jelaskan dan uraikan!


A. Jelaskan prinsip kromatografi kolom & lapis tipis
Prinsip kerja dari kromatografi kolom yaitu memisahkan komponen
campuran berdasarkan perbedaan interaksinya dalam fasa diam dan fasa gerak.
Jika suatu campuran terdiri dari beberapa komponen, maka setiap komponen
tersebut memiliki struktur masing masing dengan sifat yang khas untuk setiap
senyawanya. Salah satu sifat yang berpengaruh dalam kromatografi kolom
adalah kepolaran senyawa serta berat dan ukuran molekul.
Prinsip kerja dari kromatografi lapis tipis adalah memisahkan sampel
berdasarkan perbedaan kepolaran antara sampel dengan pelarut yang digunakan.
Teknik ini biasanya menggunakan fase diam dari bentuk plat silika dan fase
geraknya disesuaikan dengan jenis sampel yang ingin dipisahkan. Larutan atau
campuran larutan yang digunakan dinamakan eluen. Semakin dekat kepolaran
antara sampel dengan eluen maka sampel akan semakin terbawa oleh fase gerak
tersebut.

B. Jelaskan pembuatan teknik adsorben pada kromatografi kolom


 Pada metode kering, kolom pertama kali diisi dengan serbuk kering fasa
diam, kemudian kolom dialiri fasa gerak hingga seluruh kolom terbasahi.
Mulai titik ini, fasa diam tidak diperkenankan mengering.
 Pada metode basah, fasa diam dibasahi dengan fasa gerak hingga menjadi
bubur di luar kolom, dan kemudian dituangkan perlahan-lahan ke dalam
kolom. Pencampuran dan penuangan harus ekstra hati-hati untuk mencegah
munculnya gelembung udara. Larutan bahan organik diletakkan di bagian
atas fasa diam menggunakan pipet. Lapisan ini biasanya ditutup dengan
lapisan kecil pasir atau katun atau wol kaca untuk melindungi bentuk lapisan
organik dari tuangan eluen. Eluen kemudian dialirkan perlahan melalui kolom
sambil membawa sampel bahan organik. Sering kali, wadah eluen sferis atau
corong pisah bersumbat yang sudah diisi eluen diletakkan di bagian atas
kolom.
 Silika gel (SiO2) dan alumina (Al2O3) adalah 2 adsorben yang paling umum
disunakan untuk kromatografi kolom. Jika ukuran mesh lebih besar, maka
ukuran silika tersebut lebih kecil.
 Ukuran partikel dari adsorben sngat berpengaruh pada bagaiman eluen
bergerak melewati kolom. Partikel yang lebih kecil (mesh lebih besar)
digunakan untuk kromatografi kolom tekanan sedangkan adsorben dengan
ukuran partikel yang lebih besar digunakan untuk komatografi kolom
gravitasi.
 Alumina lebih sering digunakan dalam komtografin kolom dibanding
kromtografi lapis tipis. Daya adsorbsi alumina dapat diatur dengan mengatur
jumlah air yang dikandung. CAranya ialah dengan mengeringkan alumina
pada suhu 360OC selma 5 jam, kemudian membiarkan alumina kering
tersebut menyerap air sampai jumlah tertentu. Aktivitasnya tergantung dri
kadar irnya dan dinyatakan dalam skala Brockman.

2. Jelaskan dan uraian!


A. Jelaskan adsorben yang digunakan untuk kromatografi lapis tipis berdasarkan
klasifikasi dan sifat kimianya
Beberapa adsorben yang digunakan untuk kromatografi lapis tipis:
 Silica gel : digunakan untuk senyawa yang bersifat asam, cenderung
bekerja secara aktif dengan efek pemisahan (Adsorpsi + partisi). Senyawa
yang dapat dipisahkan yaitu hampir semua zat
 Alumina : digunakan untuk senyawa yang bersifat basa, cenderung bekerja
secara lemah dengan efek pemisahan (Adsorpsi + partisi). Senyawa yang
dapat dipisahkan yaitu steroid, dan senyawa yang bersifat basa
 Magnesium Trisilikat : cenderung bekerja secara lemah dengan efek
pemisahan Adsorpsi. Senyawa yang dapat dipisahkan yaitu karetonoid,
dan toko fenol
 Kalsium Sulfat : cenderung bekerja secara lemah dengan efek pemisahan
(Adsorpsi + partisi). Senyawa yang dapat dipisahkan yaitu asam lemak,
dan gliserida
 Kieselghur : digunakan untuk senyawa yang bersifat netral, cenderung
bekerja secara inaktif dengan efek pemisahan partisi. Senyawa yang dapat
dipisahkan yaitu gula, dan farmasetika
 Poliamida : Poliamida merupakan magnesium silikat, daya melekatnya
tidak sebaik adsorben lainnya.Biasanya ditambahkan pengikat seperti
selulosa atau amilum.Mempunyai kapasitas yang besar dan banyak
digunakan untuk pemisahan senyawa fenol.
Persyaratan adsorben : Memiliki daya melarutkan bahan yang akan diabsorpsi
yang sebesar mungkin (kebutuhan akan cairan lebih sedikit, volume alat lebih
kecil), Selektif, Memiliki tekanan uap yang rendah, Tidak korosif, Mempunyai
viskositas yang rendah, Stabil secara termis dan Murah

B. Jelaskan cara mendeteksi noda/bercak pada kromatogfari lapis tipis atau


kromatografi kertas
a. Menggunakan pendarflour, Fase diam pada sebuah lempengan lapis tipis
seringkali memiliki substansi yang ditambahkan kedalamnya, supaya
menghasilkan pendaran flour ketika diberikan sinar ultraviolet (UV). Itu
berarti jika sinar UV disinarkan, maka sampel akan berpendar. Pendaran
ini ditutupi pada posisi dimana bercak pada kromatogram berada,
meskipun bercak-bercak itu tidak tampak berwarna jika dilihat dengan
mata. Itu berarti bahwa jika disinarkan sinar UV pada lempengan, akan
timbul pendaran dari posisi yang berbeda dengan posisi bercak-bercak.
Bercak tampak sebagai bidang kecil yang gelap. Sementara UV tetap
disinarkan pada lempengan, kita harus menandai posisi-posisi dari bercak-
bercak dengan menggunakan pensil dan melingkari daerah bercak-bercak
itu. Karena jika mematikan sinar UV tersebut, bercak-bercaknya tidak
tampak kembali.
b. Penunjukkan bercak secara kimia, dimungkinkan untuk membuat bercak-
bercak menjadi tampak dengan cara mereaksikannya dengan zat kimia
sehingga menghasilkan produk yang berwarna. Sebuah contoh yang baik
adalah kromatogram yang dihasilkan dari campuran asam amino.
Kromatogram dapat dikeringkan dan disemprotkan dengan larutan
ninhidrin. Ninhidrin bereaksi dengan asam amino menghasilkan senyawa-
senyawa berwarna, umumnya coklat atau ungu.

3. Jelaskan dan uraikan


A. Ditinjau dari cara pengembangan ada bbrp cara teknik pengembangan pd
kromatografi lapis tipis
Eluasi atau pengembangan KLT dipengaruhi oleh chamber yang digunakan dan
kejenuhan dalam chamber. Metode pengembangan yang dipilih tergantung
tujuan analisis yang ingin dicapai dan ketersediaan alat di laboratorium.
Terdapat beberapa jenis metode pengembangan KLT :
 Metode pengembangan satu dimensi
Pengembangan linier: Metode pengembangan linier yang paling sering
digunakan adalah metode pengembangan menaik (ascending). Metode ini
47 dilakukan dengan cara memasukkan eluen dalam chamber, setelah
chamber jenuh, ujung lempeng bagian bawah direndam ke dalam eluen
dalam chamber. Eluen bermigrasi dari bawah lempeng menuju keatas
dengan gaya kapilaritas. Sebaliknya pada pengembangan menurun
(descending) eluen bergerak dari atas menuju ke bawah
Pengembangan ganda: Jika pemisahan dengan cara pengembangan tunggal
tidak tercapai dapat dilakukan dengan pengembangan ganda. Pada
pengembangan ganda lempeng KLT dielusi sebanyak dua kali atau lebih.
Setelah lempeng dielusi, lempeng dikeringkan dahulu kemudian lempeng
kering dapat dielusi kembali. Tujuan pengembangan ganda adalah untuk
mendapatkan 48 resolusi yang lebih baik.
Pengembangan horizontal: Kebalikan dari pengembangan linier, pada
pengembangan horizontal lempeng KLT dimasukkan ke dalam chamber
terlebih dahulu. Kemudian setelah eluen dimasukkan, strip kaca didorong
sehingga menempel pada lempeng KLT sehingga eluen akan bergerak
melewati lempeng KLT. Pada chamber horizontal CAMAG dimungkinkan
pengembangan dengan dua arah yang berlawanan. Masing-masing
kompartemen eluen terisi eluen dan eluen bergerak menuju ke pusat
lempeng. Ketika dua garis depan eluen bertemu maka secara otomatis
pengembangan akan berhenti
Pengembangan kontinyu : Pengembangan kontinyu (pengembangan terus
menerus) dilakukan dengan cara mengalirkan fase gerak secara
terusmenerus pada lempeng KLT melalui suatu wadah (biasanya alas
tangki) melalui suatu lapisan dan dibuang dengan cara tertentu pada ujung
lapisan.
Pengembangan gradien : Pengembangan ini dilakukan dengan
menggunakan komposisi fase gerak yang berbeda-beda. Lempeng yang
berisi analit dapat dimasukkan ke dalam bejana kromatografi yang berisi
fase gerak tertentu lalu komponen fase gerak selanjutnya ditambahkan
sedikit demi sedikit ke dalam bejana dan diaduk sampai homogen. Tujuan
utama sistem ini adalah untuk mengubah polaritas fase gerak. Meskipun
demikian untuk memperoleh komposisi fase gerak yang reprodusibel
sangatlah sulit. Alat pengembangan gradient secara otomatis disebut
Automated Multipled Development (AMD). Dengan AMD komposisi eluen
dapat berubah-ubah sesuai dengan jarak migrasi eluen

 Pengembangan dua dimensi, Pengembangan dua dimensi ditujukan untuk


identifikasi senyawa dalam sampel multikomponen. Pengembangan dua
dimensi disebut juga pengembangan dua arah. Pengembangan dua dimensi
ini bertujuan untuk meningkatkan resolusi (pemisahan) sampel ketika
komponen-komponen solut mempunyai karakteristik kimia yang hampir
sama, karenanya nilai Rf juga hampir sama sebagaimana dalam sampel
asam-asam amino. Selain itu, adanya dua sistem fase gerak yang sangat
berbeda dapat digunakan secara berurutan pada suatu campuran tertentu
sehingga memungkinkan untuk melakukan pemisahan analit yang
mempunyai tingkat polaritas yang berbeda.

B. faktor2 apa saja yg dapat berpengaruh terhadap hasil eluasi


1) Struktur kimia dari senyawa yang sedang dipisahkan.
2) Sifat dari penyerap dan derajat aktifitasnya
3) Tebal dan kerataan dari lapisan penyerap
4) Pelarut (dan derajat kemurniannya) fase bergerak.
5) Arah pelarut bergerak di atas plat.
6) Jumlah cuplikan yang digunakan
7) Suhu

Anda mungkin juga menyukai