Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH METODE SIMPLEKS

OLEH :

KELOMPOK : I (PERTAMA)
NAMA : FEBRY AZMIANA SIREGAR (4181111049)
FELIX YOSUA FLIPPO SINAGA (4181111026)
OCTAVIANI SITOMPUL (4183311023)
KELAS : PENDIDIKAN MATEMATIKA A 2019
MATA KULIAH : PROGRAM LINIER
DOSEN PENGAMPU: ERLINAWATY SIMANJUNTAK, S.Pd., M.Si.

JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Program Linier.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan
ketidaksempurnaan baik dari segi materi maupun teknik penyajiannya, mengingat masih
kurangnya pengetahuan dan pengalaman saya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran
dari para pembaca yang bersifat membangun sehingga makalah ini menjadi lebih baik lagi
untuk kedepannya.

Kami berharap penyusunan makalah ini dapat memberikan manfaat dan dapat
menambah wawasan para pembaca. Dan saya meminta maaf apabila terdapat kesalahan dan
kata-kata yang tidak berkenan dalam penulisan makalah ini.

Medan, Oktober 2020

Penyusun

Kelompok

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ...................................................................................................................... 1

B. Tujuan ................................................................................................................................... 1

C. Manfaat ................................................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................. 3

A. Matriks Program Linier ........................................................................................................ 3

B. Metode Simpleks .................................................................................................................. 6

C. Kelainan Pada Metode Simpleks ........................................................................................ 15

BAB III PENUTUP ....................................................................................................................... 18

A. Kesimpulan ......................................................................................................................... 18

B. Saran ................................................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................... 19

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam matematika terdapat metode untuk mengalokasikan sumber daya yang terbatas
untuk mencapai suatu tujuan yang optimal. Metode ini adalah pemrograman linier.
Pemrograman linear berkaitan dengan penjelasan suatu kasus dalam dunia nyata sebagai suatu
model matematika yang terdiri dari sebuah fungsi tujuan linier dengan beberapa kendala linier.
Pemrograman linier meliputi perencanaan aktivitas untuk mendapatkan hasil optimal, yaitu
sebuah hasil yang mencapai tujuan terbaik (menurut model matematika) diantara semua
kemungkinan alternatif yang ada.

Model program linear memuat dua fungsi yaitu fungsi tujuan (objective function) dan
fungsi kendala (constraint function). Fungsi tujuan merupakan fungsi linear mengenai
permasalahan yang akan dicari solusi optimalnya tujuan (untuk memaksimumkan atau
meminimumkan sesuatu), contohnya adalah fungsi keuntungan. Sementara fungsi kendala
merupakan fungsi linear yang menyatakan batasan-batasan yang harus dipenuhi dalam
mencapai solusi optimal, contohnya adalah batasan kapasitas yang tersedia dalam berbagai
kegiatan yang akan dialokasikan secara optimal.

Metode simpleks diperkenalkan oleh George Dantzig yang merupakan salah satu
metode untuk mencari solusi masalah program linear dengan banyak variabel keputusan.
Metode simpleks adalah suatu metode yang secara sistematis dimulai dari suatu pemecahan
dasar yang dimungkinkan ke pemecahan dasar yang lainnya dan ini dilakukan tahap demi tahap
yang disebut dengan iterasi (dengan jumlah iterasi yang terbatas) sehingga pada akhirnya akan
tercapai suatu pemecahan dasar yang optimum dan setiap langkah menghasilkan suatu nilai dari
fungsi tujuan yang selalu lebih optimal atau sama dari langkah-langkah sebelumnya .

B. TUJUAN
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui matriks program linier
2. Mengetahui komputasi metode simpleks
3. Dapat menyelesaikan permasalahan program linier dengan metode simpleks.
4. Mengetahui kelainan – kelainan pada metode simpleks

1
C. MANFAAT
Manfaat penyusunan makalah ini yaitu
1. Menambah pengetahuan mengenai matriks program linier
2. Menambah pengetahuan mengenai metode simpleks
3. Menambah pengetahuan dan wawasan mengenai kelainan – kelainan metode simpleks

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Matriks Program Linier


Metode Simpleks merupakan salah satu teknik penyelesaian dalam program linier yang
digunakan sebagai teknik pengambilan keputusan dalam permasalahan yang berhubungan
dengan pengalokasian sumber daya yang optimal. Metode Simpleks digunakan untuk mencari
nilai optimal dari program linier yang melibatkan banyak constraint (pembatas) dan banyak
variable (lebih dari dua variable). Penemuan metode ini merupakan lompatan besar dalam riset
operasi dan digunakan sebagai prosedur penyelesaian dari setiap program computer. Metode
simpleks ialah suatu metode yang secara sistematis dimulai dari suatu pemecahan dasar yang
(feasible) ke pemecahan dasar yang fisibel lainnya. Metode ini dilakukan secara berulang-ulang
(dengan jumlah ulangan yang terbatas) hingga akhirnya tercapai pemecahan dasar yang
optimum. Pada setiap langkah menghasilkan nilai dari fungsi tujuan yang sama, lebih besar,
atau lebih kecil dari langkah-langkah sebelumnya.

𝑎11 𝑥1 + 𝑎12 𝑥2 + … 𝑎13 𝑥3 + … + 𝑎1𝑛 𝑥𝑛 = ℎ1

𝑎21 𝑥1 + 𝑎22 𝑥2 + … +𝑎23 𝑥3 + … + 𝑎2𝑛 𝑥𝑛 = ℎ2

⋮ ⋮ ⋮

𝑎𝑗1 𝑥1 + 𝑎𝑗2 𝑥2 + …𝑎𝑗3 𝑥3 + … + 𝑎𝑗𝑛 𝑥𝑛 = ℎ3

⋮ ⋮ ⋮

𝑎𝑚1 𝑥1 + 𝑎𝑚2 𝑥2 + …+𝑎𝑚3 𝑥3 + … + 𝑎𝑚𝑛 𝑥𝑛 = ℎ𝑚

Sistem linier diatas merupakan kumpulan beberapa vektor yang disusun sehingga terbentuk
sebauh matriks. Sistem persamaan diatas dapat dibentuk menjadi susunan suatu matriks AX=
H

𝑎11 𝑎12 … 𝑎13 … 𝑎1𝑛 𝑥1 ℎ1


𝑎21 𝑎22 … 𝑎23 … 𝑎2𝑛 𝑥2 ℎ1
⋮ ⋮ ⋱ ⋮ ⋱ ⋮ ⋮ ⋮
𝑎𝑗1 𝑎𝑗2 … 𝑎𝑗3 … 𝑎𝑗𝑛 𝑥 𝑥𝑗 = ℎ𝑗 , 𝑚 < 𝑛
⋮ ⋮ ⋮ ⋮ ⋮ ⋮ ⋮ ⋮
[𝑎𝑚1 𝑎𝑚2 … 𝑎𝑚3 … 𝑎𝑚𝑛 ] [𝑥𝑛 ] [ℎ𝑚 ]

Misalkan

3
𝑎11 𝑎12 𝑎1𝑗 𝑎1𝑛 ℎ1
𝑎21 𝑎22 𝑎2𝑗 𝑎2𝑛 ℎ1
⋮ ⋮ ⋮ ⋮ ⋮
𝐴1 = 𝑎 , 𝐴2= 𝑎𝑗2 , 𝐴𝑖 = 𝑎3𝑗 , 𝐴𝑛 = 𝑎 , 𝑑𝑎𝑛 𝐻 =
𝑗1 𝑗𝑛 ℎ𝑗
⋮ ⋮ ⋮ ⋮ ⋮
[𝑥𝑚1 ] [𝑥𝑚2 ] [𝑥𝑚𝑖 ] [𝑥𝑚𝑛 ] [ℎ𝑚 ]

Dengan demikian menjadi

𝑥1 ℎ1
𝑥2 ℎ1
⋮ ⋮
[𝐴1 𝐴2 … 𝐴𝑖 … 𝐴𝑛 ] 𝑥 𝑥 =
𝑗 ℎ𝑗
⋮ ⋮
[𝑥𝑛 ] [ℎ𝑚 ]

Sehingga :

𝑥1 𝐴1 + 𝑥2 𝐴2 + ⋯ + 𝑥𝑗 𝐴𝑗 + ⋯ + 𝑥𝑛 𝐴𝑛 = H

Diperoleh

∑𝑛𝑘=1 𝐴𝑘 𝑥𝑘 = H

Berdasarkan matriks diatas, dapat diketahui bahwa jumlah persamaannya sebanyak m,


sehingga dapat disimpulkan bahwa pemecahan dasarnya juga akan sebanyak m (variable dasar.
Seandainya diambil m kolom dari matriks A yang merupakan basis, kemudian dibentuk
menjadi matriks B yang terdiri dari m vektor yang merupakan basis tersebut, maka akan
diperoleh persamaan BX= H yang akan memberikan pemecahan dasar fisibel.
Vektor-vektor kolom lainnya sebanyak (n-m) dari A bisa menggantikan salah satu
vektor dari B (dengan syarat tertentu). Selanjutnya, susunan vektor-vektor yang baru
merupakan basis (menghasilkan pemecahan dasar yang fisibel).

B = (𝐵1 , 𝐵2 , 𝐵𝑟 ,… 𝐵𝑚 )

A = (𝐴1 , 𝐴, 𝐴𝑟 ,… 𝐴𝑚 )

Misalnya kolom ke-r dari B (𝐵𝑟 ) 𝑑𝑖𝑔𝑎𝑛𝑡𝑖 dengan ke-j dari A (𝐴𝑗 ) maka
𝐵1 , 𝐵2 , … , 𝐴𝑗 ,... 𝐴𝑚 juga merupakan baris.
Proses mengeluarkan vektor dari baris (dari kolom-kolom B) dan menggantikannya
dengan salah satu vektor kolom dari A ( yang tidak membentuk matriks B) akan berhenti setelah
tidak ada lagi vektor-vektor dari A yang memenuhi syarat untuk mengganti salah satu vektor
dari B dalam rangka pembentukan baris. Proses pengulangan ini jumlahnya terbatas. Metode

4
simpleks didasarkan atas proses pengulangan yang berkali-kali dalam jumlah yang terbatas.
Oleh sebab itu, proses ini disebut juga literative procedure.

Beberapa istilah pada materi matriks program linier yaitu :

1. Iterasi adalah tahapan perhitungan dimana nilai dalam perhitungan itu tergantung dari nilai
tabel sebelumnya.
2. Kendala/ batasan adalah batasan terhadap sumber daya yang terbatas.
3. Variabel bukan basis adalah variabel yang nilainya diatur menjadi nol pada sembarang
iterasi. \
4. Variabel basis adalah variabel yang nilainya bukan nol pada sembarang iterasi.
5. Solusi atau nilai sebelah kanan merupakan niai sumber daya pembatas yang masih tersedia.
Pada solusi awal, nilai kanan atau solusi sama dengan jumlah sumber daya pembatas awal
yang ada, karena aktivitas belum dilaksanakan.
6. Kolom kerja atau kolom kunci adalah kolom yang memuat variabel masuk. Koefisien pada
kolom ini akan menjadi pembagi nilai kanan untuk menentukan baris kunci.
7. Baris kerja atau baris kunci adalah salah satu baris diantara variabel baris yang memuat
variabel keluar.
8. Elemen kerja atau elemen kunci adalah elemen yang terletak pada perpotongan kolom dan
baris kunci.
9. Variabel masuk adalah variabel yang terpilih untuk variabel basis pada iterasi berikutnya.
10. Variabel keluar adalah variabel yang keluar dari variabel basis pada iterasi berikutnya dan
digantikanoleh variabel masuk.
11. Variabel slack adalah variabel yang ditambahkan pada kendala agar tanda ≤
𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 berubah menjadi = .
12. Variabel surplus adalah variabel yang dikurangkan pada kendala untuk mengonversikan
pertidaksamaan (≥) menjadi persamaan (=).
13. Variabel buatan adalah variabel yang ditambahkan pada kendala yang memiliki tanda ≥
𝑎𝑡𝑎𝑢 = 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑑𝑖𝑓𝑢𝑛𝑔𝑠𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑏𝑎𝑔𝑎𝑖 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙 𝑏𝑎𝑠𝑖𝑠 𝑎𝑤𝑎𝑙.
14. Solusi augmented adalah solusi masalah sesudah variabel slack ditambahkan.
15. Solusi basis adalah solusi titik sudut augmented dengan mengatur sejumlah variabel
menjadi nol dan menyelesaikan sisa variabel lainnya.
16. Solusi layak basis adalah solusi basis yang layak menjadi kandidat solusi optimal.

5
B. Metode Simpleks
Metode simpleks adalah metode yang digunakan untuk menentukan nilai optimum suatu
sistem pertidaksamaan linier yang memiliki dua atau lebih variabel keputusan. Metode
simpleks terdiri atas dua metode yaitu, simpleks primal dan simpleks dual. Simpleks primal
ters=diri atas tiga metode yaitu metode simpleks biasa, metode pinalti/metode-M dan metode
dua fase.
Metode simpleks biasa hanya dapat menyelesaikan persoalan program linier kanonik
yang memiliki ciri-ciri yaitu :
1. Semua kendala bertanda ≤
2. Semua variabel slack bertanda positif
3. Solusi basis awal sudah tersedia

Penentuan solusi optimum menggunakan metode simpleks di dasarkan pada teknik


komputasi Eleminasi Gauss Jordan. Metode ini dilakukan dengan memeriksa titik ekstrem satu
per satu dengan cara perhitungan iterative.
Langkah-lagkah untuk menentukan solusi optimum dari permasalahan program linier dengan
menggunakan metodde simpleks sebagai berikut :

1. Memodelkan fungsi tujuan dan kendala-kendala suatu permasalahan program linier


secara matematis.
2. Memeriksa apakah permasalahan ini layak untuk diselesaikan. Hali ini dapat dilakukan
dengan menggambar grafiknya.
3. Mengubah bentuk umum program linier ke dalam bentuk standar. Bentuk standar dalam
metode simpleks tidak hanya mengubah pertidaksamaan kendala menjadi bentuk sama
dengan tetapi setiap fungsi kendala harus diwakili oleh satu variabel basis awal.
4. Pembentukan tabel simpleks awal. Semua variabel yang bukan variabel basis
mempunyai solusi (nilai kanan) sama dengan nol dan kofisien variabel basis pada baris
tujuan harus bernilai nol.
5. Memerikas apakah tabel layak atau tidak. Kelayakan tabel simplek dilihar dari solusi
(nilai kanan). Jika solusi ada yang berniali negative, maka tabel tidak layak dan metode
ini tidak dapat digunakan dalam menentukan nilai optimum.
6. Menentukan kolom kunci.
7. Menentukan baris kunci dengan cara membagi nilai solusi dengan nilai kolom kunci
yang bersesuai (niali yang terletak dalam satu baris).
8. Tentukan elemen (angka) kunci. Elemen kunci meruoakan nilai yang terletak pada
perpotongan kolom dan baris kunci.
6
9. Menentukan solusi dasar baru dengan menggunakan komputasi Gauss Jordan. Hal
tersebut dapat dilakukan dengan dua tahapan sebagai berikut :
a. Menentukan baris kunci baru, yaitu dengan cara :
(i) Menukar variabel kkeluar dengan variabel masuk.
(ii) Basis kunci baru ditentukan dengan rumus, baris kunci baru = baris kunci lama
: elemen kunci.
b. Menentukan semua baris baru termasuk baris z. Dilakukan dengan menggunakan
rumus yaitu Baris baru = (baris lama)- (koefisien kolom kunci pada baris tersebut)
x (baris kunci barru).
10. Membentuk tabel simplek baru berdasarkan nilai baris-baris baru yang diperoleh setelah
perhitungan dengan komputasi Gauss Jordan.
11. Memeriksa apakah tabel sudah optimal. Keoptimalan tabel dilihat dari koefisien fungsi
tujuan dan tergantung dari jenis fungsi tujuannya. Untuk fungsi tujuan
memaksimumkan, tabel dikatakan optimal juka semua elemen pada baris z bernilai
positif atau nol. Sebaliknya jika fungsi tujuan meminimumkan maka kondisi optimal
tercapai jika eemen pada baris z adalah negative atau nol. Apabila kondisi ini belum
tercapai, maka lakukan iterasi berikutnya dengan melakukan kembali langkah ke 5
sampai dengan 11 hingga kondisi optimum terpenuhi.

Contoh 1:

Tentukan solusi optimum model program linier UD Panglong Jaya dengan menerapkan metode
simpleks.

Langkah – Langkah Penyelesaian

1. Memodelkan permasalahan UD Panglong Jaya


Fungsi Tujuan : memaksimumkan 𝑧 = 400𝑥 + 200𝑦 (dalam 1.000)
Fungsi Kendala :
𝑥 + 𝑦 ≤ 100 (waktu pembuatan)
3𝑥 + 𝑦 ≤ 180 (waktu pengecatan)
𝑥 ≥ 0 , 𝑦 ≥ 0 (syarat non negatif)
2. Menentukan bentuk standar
Maksimumkan 𝑧 − 400𝑥 − 200𝑦 − 0𝑆1 − 0𝑆2 = 0
Fungsi kendala :
𝑥 + 𝑦 + 𝑆1 = 100
3𝑥 + 𝑦 + 𝑆2 = 180
7
𝑥 ≥ 0 ,𝑦 ≥ 0
𝑆1 𝑑𝑎𝑛 𝑆2 sebagai variabel slack atau variabel dasar
𝑥 𝑑𝑎𝑛 𝑦 adalah variabel non – basis yang bernilai nol.
3. Menentukan tabel simpleks awal
Tabel simpleks awal disusun berdasarkan susunan bentuk standarnya
Variabel Dasar 𝒛 𝒙 𝒚 𝑺𝟏 𝑺𝟐 Solusi
𝑧 1 - 400 - 200 0 0 0 baris-z
𝑆1 0 1 1 1 1 100 baris-𝑆1
𝑆2 0 3 1 0 1 180 baris-𝑆2

Informasi yang dapat diperoleh berdasarkan tabel diatas sebagai berikut


a. Variabel yang menjadi basis yaitu 𝑆1 𝑑𝑎𝑛 𝑆2 (terdapat pada kolom basis), nilainya terdapat
pada kolom solusi
b. Variabel non basisnya adalah 𝑥 𝑑𝑎𝑛 𝑦 (yang tidak ditunjukkan pada kolom basis), variabel ini
bernilai nol
c. Jika 𝑥 𝑑𝑎𝑛 𝑦 = 0, maka nilai 𝑆1 = 100 𝑑𝑎𝑛 𝑆2 = 180. Kondisi ini belum optimum sebab nilai
𝑧 tergantung dari pertambahan 𝑥 𝑑𝑎𝑛 𝑦
d. Solusi optimum. Fungsi tujuan adalah memaksimumkan, maka nilai 𝑧 dapat dioptimumkan
dengan cara meningkatkan nilai 𝑥 𝑑𝑎𝑛 𝑦 menjadi lebih besar dari nol dengan cara
mendahulukan perubahan pada nilai negatif terbesarnya. Proses ini dilakukan hingga semua
koefisien variabel non basis berubah menjadi positif, pada kondisi ini solusi telah optimum.
e. Komputasi dengan metode simpleks
Pada umumnya, menerapkan komputasi dengan metode simpleks terdiri dari beberapa iterasi.
Iterasi terhenti apabila solusi optimum telah tercapai.

ITERASI KE – 1

Langkah 1. Menentukan Variabel Masuk dan Variabel Keluar

Menentukan Variabel masuk pada permasalahan memaksimumkan dilakukan dengan memilih


negatif terbesar di antara koefisien fungsi objektif. Berdasarkan tabel simpleks awal, nilai
negatif terbesar pada baris z adalah – 400. Adapun variabel yang keluar ditentukan dengan
mencari setiap rasio antara NSK (kolom solusi) dan nilai pada kolom kunci. Baris yang
mengandung nilai positif terkecil dan rasio tersebut ditetapkan sebagai baris kuncinya.

8
Variabel Dasar Variabel Masuk x Solusi Rasio Keterangan
𝑆1 1 100 100/1 = 100
𝑆2 3 180 180/3 = 60 (positif terkecil)

Catatan :

i. Variabel bukan dasar baru (bernilai nol) adalah 𝑆2 𝑑𝑎𝑛 𝑦


ii. Variabel dasar baru adalah 𝑆1 𝑑𝑎𝑛 𝑥
iii. Kolom 𝑥 sebagai kolom kunci dan baris 𝑆2 sebagai baris kunci
iv. Elemen pada perpotongan antara kolom kunci dan baris kunci disebut elemen kunci
v. Apabila terdapar rasio yang bernilai negatis ( - ) dan tak hingga ( ~ ), maka baris ini tidak dapat
dipertimbangkan sebagai baris kunci, karena nilai ini tidak berpengaruh pada penambahan nilai 𝑥.

Langkah 2. Menentukan Elemen – Elemen Baru pada Setiap Baris

Untuk menentukan elemen – elemen baru pada setiap baris dilakukan dengan komputasi Gauss
Jordan yang terdiri dari dua tahap yaitu sebagai berikut.

1. Menentukan elemen pada baris kunci baru


a) Tukar variabel keluar 𝑆2 dengan variabel masuk 𝑥
b) Elemen baris kunci baru = elemen baris kunci lama : elemen kunci
2. Menentukan elemen baru pada setiap baris termasuk baris – z dengan menggunakan rumus
berikut
Elemen baris baru = (Elemen baris lama) – (Koefisien kolom kunci pada baris tersebut) ×
(Elemen baris kunci baru)
3. Menentukan elemen pada baris kunci baru
a) Tukar 𝑆2 pada kolom basis dengan 𝑥
b) Elemen baris baru 𝑥 = elemen baris lama 𝑆2 ∶ 3
= (0⁄3 , 3⁄3 , 1⁄3 , 0⁄3 , 1⁄3 , 180⁄3 ) = (0, 1, 1⁄3 , 0 , 1⁄3 , 60)

4. Menentukan elemen baru setiap baris


a) Baris baru 𝑧 = Baris lama 𝑧 – (- 400) x elemen baris baru
= (1, −400, −200, 0, 0,0) − (− 400) × (0, 1, 1⁄3 , 0, 1⁄3 , 60)
= (1, 0, −200⁄3 , 0, 400⁄3 , 24000)
b) Elemen baris baru 𝑆1 = 𝑒𝑙𝑒𝑚𝑒𝑛 𝑏𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑙𝑎𝑚𝑎 𝑆1 − (1) × (𝑒𝑙𝑒𝑚𝑒𝑛 𝑏𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑏𝑎𝑟𝑢 𝑥)
= (0, 1, 1, 1, 0, 100 ) − (1) × (0, 1, 1⁄3 , 0, 1⁄3 , 60)
= (0, 0, 2⁄3 , 1, −1⁄3 , 40)

9
Variabel Dasar 𝒛 𝒙 𝒚 𝑺𝟏 𝑺𝟐 Solusi
𝑧 1 0 − 200⁄ 0 400⁄ 24000 baris-z
3 3
𝑆1 0 0 2⁄ 1 −1⁄ 40 baris-𝑆1
3 3
𝑥 0 1 1⁄ 0 1⁄ 60 baris-𝑥
3 3

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Nilai 𝑧 masih bisa dipengaruhi oleh nilai 𝑥 𝑑𝑎𝑛 𝑦


2. Masih terdapat elemen yang bernilai negatif pada baris 𝑧 yaitu −2⁄3 , maka solusi optimum belum
tercapai, sehingga perlu dilanjutkan pada iterasi ke-2

ITERASI KE-2

Langkah 1. Menentukan Variabel Masuk dan Variabel Keluar

Variabel Dasar Variabel Masuk x Solusi Rasio Keterangan


𝑆1 2⁄ 40 60 (positif terkecil)
3
𝑥 1⁄ 60 180
3

Langkah 2. Menentukan Elemen – Elemen Baru pada Setiap Baris

Setelah menentukan elemen – elemen baru pada setiap baris dilakukan dengan menggunakan
komputasi Gauss Jordan, akan diperoleh tabel simpleks berikut.

Variabel Dasar 𝒛 𝒙 𝒚 𝑺𝟏 𝑺𝟐 Solusi


𝑧 1 0 0 100 100 28000 baris-z
𝑦 0 0 1 3⁄ −1⁄ 60 baris-𝑦
2 2
𝑥 0 1 0 −1⁄ 1⁄ 40 baris-𝑥
2 2

Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Nilai z sudah tidak bisa dipengaruhi oleh nilai 𝑥 𝑑𝑎𝑛 𝑦


2. Semua elemen pada baris z sudah bernilai positif, maka syarat optimum sudah terpenuhi.

10
Contoh 2

Tentukan solusi optimum model program linier berikut dengan menggunakan metode
simpleks.

Maksimumkan 𝑧 = 5𝑥1 + 2𝑥2 + 4𝑥3

Fungsi Kendala :

𝑥1 + 𝑥2 + 2𝑥3 ≤ 2

2𝑥1 + 2𝑥2 + 4𝑥3 ≤ 3

7𝑥1 + 6𝑥2 + 2𝑥3 ≤ 8

Dengan 𝑥1 , 𝑥2 , 𝑥3 ≥ 0

Proses Penyelesaian :

Langkah 1. Menentukan Bentuk Standar

Maksimumkan 𝑧 − 5𝑥1 − 2𝑥2 − 4𝑥3 − 0𝑆1 − 0𝑆2 − 0𝑆3 = 0

Fungsi Kendala :

𝑥1 + 𝑥2 + 2𝑥3 + 𝑆1 = 2

2𝑥1 + 2𝑥2 + 4𝑥3 + 𝑆2 = 3

7𝑥1 + 6𝑥2 + 2𝑥3 + 𝑆3 = 8

Dengan 𝑥1 , 𝑥2 , 𝑥3 , 𝑆1 , 𝑆2 , 𝑆3 ≥ 0

Langkah 2 Menentukan Tabel Simpleks Awal

VD 𝒁 𝒙𝟏 𝒙𝟐 𝒙𝟑 𝑺𝟏 𝑺𝟐 𝑺𝟑 Solusi
𝒁 1 -5 -2 -4 0 0 0 0
𝑺𝟏 0 1 1 2 1 0 0 2
𝑺𝟐 0 2 3 4 0 1 0 3
𝑺𝟑 0 7 6 2 0 0 1 8

1. Komputasi dengan Metode Simpleks

ITERASI KE 1

Langkah 1. Menentukan Kolom Kunci, Baris Kunci dan Elemen Kunci


11
VD 𝒁 𝒙𝟏 NK Rasio
𝒁 1 -5 0 -
𝑺𝟏 0 1 2 2
𝑺𝟐 0 2 3 1.5
𝑺𝟑 0 7 8 1.14

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa kolom 𝑥1 merupakan kolom kunci, baris
𝑆3 sebagai baris kunci dan perpotongan antara baris kunci dan kolom kunci ditetapkan sebagai
angka atau elemen kunci yaitu 7.

Langkah 2. Menentukan Baris Kunci Baru

6 2 2 8
Baris kunci baru = 0, 1, 7 , 7 , 0,0, 7 , 7

Langkah 3. Komputasi Gauss Jordan

Komputasi Gauss Jordan dilakukan pada semua baris kecuali baris kunci.

Rumus : (baris kunci lama – (elemen kolom kunci * baris baru kunci))

Baris Z

𝐵𝑎𝑟𝑖𝑠 𝐿𝑎𝑚𝑎 ∶1 −5 −2 −4 0 0 0 0

(−5) × 𝐵𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑏𝑎𝑟𝑢 ∶ 0 −5 −30⁄ −10⁄ 0 0 −5⁄ −40⁄ −


7 7 7 7

:1 0 16⁄ −18⁄ 0 0 5⁄ 40⁄


7 7 7 7

Baris 𝑺𝟏

𝐵𝑎𝑟𝑖𝑠 𝐿𝑎𝑚𝑎 ∶0 1 1 2 1 0 0 2

(1) × 𝐵𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑏𝑎𝑟𝑢 ∶ 0 1 6⁄ 2⁄ 0 0 1⁄ 8⁄ −


7 7 7 7

: 0 0 1⁄ 12⁄ 1 0 −1⁄ 6⁄
7 7 7 7

Baris 𝑺𝟐

𝐵𝑎𝑟𝑖𝑠 𝐿𝑎𝑚𝑎 ∶0 2 3 4 0 1 0 3

(2) × 𝐵𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑏𝑎𝑟𝑢 ∶0 2 12⁄ 4⁄ 0 0 2⁄ 16⁄ −


7 7 7 7

: 0 0 9⁄ 24⁄ 0 1 −2⁄ 5⁄
7 7 7 7
12
Langkah 4. Menyusun Tabel Simpleks Hasil Iterasi Pertama

VD 𝒁 𝒙𝟏 𝒙𝟐 𝒙𝟑 𝑺𝟏 𝑺𝟐 𝑺𝟑 NK
𝒁 1 0 16⁄7 −18⁄7 0 0 5⁄7 40⁄7
𝑺𝟏 0 0 1⁄7 12⁄7 1 0 −1⁄7 6⁄7
𝑺𝟐 0 0 9⁄7 24⁄7 0 1 −2⁄7 5⁄7
𝒙𝟑 0 1 6⁄7 2⁄7 0 0 1⁄7 8⁄7
Berdasarkan tabel diatas, terdapat elemen pada baris z yang bernilai negatif yaitu (-18/7), berarti
kondisi optimum belum tercapai. Oleh karena itu, perlu untuk melanjutkan pada Iterasi ke – 2.

ITERASI KE – 2.

Langkah 1. Menentukan Kolom Kunci, Baris Kunci dan Elemen Kunci

VD 𝒁 𝒙𝟑 NK Rasio
𝒁 1 −18⁄7 40⁄7 -
𝑺𝟏 0 12⁄7 6⁄7 0.5
𝑺𝟐 0 24⁄7 5⁄7 0.2
𝒙𝟑 0 2⁄7 8⁄7 4
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa 𝑥3 merupakan kolom kunci dan baris 𝑆2 sebagai
baris kunci. Selanjutnya, perpotongan keduanya merupakan elemen kunci yaitu 24⁄7.

Langkah 2. Menentukan Baris Kunci Baru

3 7 1 5
Baris Kunci Baru = (0 , 0, 8 , 1, 0, 24 , − 12 , 24)

Langkah 3 dan 4 Komputasi Gauss Jordan dan Tabel Simpleks

Setelah melakukan perhitungan aljabar dengan komputasi Gauss Jordan maka diperoleh tabel
simpleks berikut.

VD 𝒁 𝒙𝟏 𝒙𝟐 𝒙𝟑 𝑺𝟏 𝑺𝟐 𝑺𝟑 NK
𝒁 1 0 13⁄4 0 0 3⁄4 1⁄2 25⁄4
𝑺𝟏 0 0 −1⁄2 0 1 −1⁄2 0 1⁄2
𝒙𝟑 0 0 3⁄8 1 0 7⁄24 −1⁄12 5⁄24
𝒙𝟏 0 1 3⁄4 0 0 −1⁄12 1⁄6 91⁄84

Semua elemen pada baris z sudah bernilai positif, maka kondisi optimum telah tercapai.

13
Contoh 3

Masalah minimisasi sangat mungkin ditemui di dalam formulasi program linier. Misalkan
fungsi tujuannya adalah : Z Meminimumkan 40𝑥1 + 25𝑥2 . Untuk menangani masalah ini, ada
dua metode yang dapat dilakukan, yaitu:

Metode 1
Mengubah fungsi tujuan minimum menjadi maksimum. Caranya adalah mengalikan fungsi
tujuan minimum dengan minus satu. Misalkan, fungsi tujuan
Z min = 40𝑥1 + 25𝑥2 diubah maksimum menjadi: - Z * Max = Z= 40𝑥1 + 25𝑥2

Jika cara ini dilakukan , maka berlaku ketentuan sebagai berikut ini.
1. Tabel simpleks berakhir (optimal) apabila nilai yang terdapat pada baris 𝑍𝑗 − 𝐶𝑗 ≤ 0
2. Pada table awal, nilai pada baris 𝑍𝑗 − 𝐶𝑗 yang berkorespondensi dengan variabel keputusan
bertanda positif.
3. Kolom kunci dipilih dari nilai positif terbesar.
4. Baris kunci tetap mengikuti aturan perbandingan minimum dan bukan negatif.

Proses iterasi selanjutnya sama dengan cara terdahulu.


Meminimumkan Z = 40𝑥1 + 25𝑥2
Fungsi Kendala :
3𝑥1 + 2𝑥2 ≤ 150
8𝑥1 + 2𝑥2 ≤ 200
𝑥1 ≥ 0
𝑥2 ≥ 0
Formulasi di atas dapat diubah menjadi bentuk standar dengan fungsi tujuan diubah menjadi
bentuk maksimum
Maksimum – Z * = Z = −40𝑥1 − 25𝑥2 + 0𝑆1 + 0𝑆2
Fungsi Kendala :
3𝑥1 + 2𝑥2 + 𝑆1 + 0𝑆2 = 150
8𝑥1 + 2𝑥2 + 0𝑆1 + 𝑆2 = 200
𝑥1 , 𝑥2 , 𝑆1 , 𝑆2 ≥ 0
Dengan mengikuti langkah-langkah metode simpleks, penyelesaian masalah minimisasi
produk mix adalah sebagai berikut.
Tabel awal Simpleks Masalah Minimisasi

14
2. Membaca Tabel Optimal

Membaca tabel optimal adalah bagian penting bagi pengambilan keputusan. Ada
beberapa hal yang bisa dipahami pada tabel optimal yaitu:

i. Solusi optimal variabel keputusan;


ii. Status sumber daya;
iii. Harga bayangan (dual/shadow prices)

25 91
Berdasarkan tabel optimum dapat disimpulkan bahwa nilai 𝑧 = = 6, 25 ; 𝑥1 = 84 =
4
5
1,083 ; 𝑥2 = 0 𝑑𝑎𝑛 𝑥3 = 24 = 0,20 artinya untuk mendapatkan keuntungan maksimum
25 5
sebesar , maka perusahaan sebaiknya menghasilkan produk 1 sebesar 7 unit dan produk 3
4
5
sebesar 24 unit.

Status Sumber Daya

Sumber daya dilihat dari keberadaan variabel basis awal pada tabel optimal. Dalam kasus
ini, fungsi kendala pertama perlu diperiksa keberadaan 𝑆1, kendala kedua perlu melihat
6
keberadaan 𝑆2 , kendala ketiga perlu mengetahui keberadaan 𝑆3 . Dalam hal ini 𝑆1 = 7,

berarti sumber daya ini berlebih. Adapun untuk 𝑆2 = 𝑆3 = 0, berarti kedua sumber daya ini
habis terpakai.

C. Kelainan Pada Metode Simpleks

Ada dua kelainan yang mungkin terjadi dalam penyelesaian persoalan program linier
menggunakan metode simpleks. Kelainan ini terjadi pada proses menentukan baris kunci dan
kolom kunci.

1. Pemilihan Kolom Kunci

Kelainan ini terjadi jika terdapat nilai kembar pada baris z (fungsi objektif). Misalnya,
diberikan bentuk standar suatu program linier berikut ini.

Maksimumkan z – 400x1 – 400x2 – 0S1 – 0S2 – 0S3 -0S4 = 0

Fungsi kendala:

4x1 + 6x2 S1 = 1200

4x1 – 2x2 = 800

x1 + S3 = 250
15
x2 + S4 = 300

x1, x2 ≥ 0

Tabel simpleks awal diperlihatkan sebagai berikut

Tabel 3.13 Tabel Simpleks Awal

VD z x1 x2 S1 S2 S3 S4 solusi
z 1 - - 0 0 0 0 0
S1 0 4 6 1 0 0 0 1200
S2 0 4 -2 0 1 0 0 800
S3 0 1 0 0 0 1 0 250
S4 0 0 1 0 0 0 1 300

Berdasarkan tabel di atas, terdapat dua nilai kembar pada baris z. Dengan demikian,
ada dua calon kolom kunci, yaitu kolom x1 dan kolom x2. Untuk menentukan kolom kunci,
perlu melakukan langkah berikut:

a. Calon kolom kunci harus menghindari terdapat elemen bertanda negative (-), karena tanda
ini tidak digunakan untuk menentukan baris kunci.

b. Elemen pada calon kolom kunci mestinya tidak bernilai nol, karena angka nol tidak dapat
digunakan untuk menentukan baris kunci.

Pada kolom x2 terdapat elemen yang bernilai negatif yaitu -2, maka sebaiknya kolom
kunci yang dipilih adalah kolom x1.

2. Pemilihan Baris Kunci

Setelah menentukan kolom kunci maka proses selanjutnya adalah menentukan baris
kunci. Penentuan baris kunci dilakukan dengan memilih nilai positif terkecil hasil pembagian
vektor kolom solusi dengan angka – angka pada kolom kunci. Hal yang menjadi pertanyaan
adalah baris mana yang harus dipilih apabila hasil rasio tersebut memiliki dua atau lebih nilai
positif terkecil yang sama. Diberikan tabel simpleks berikut.

Tabel 3.14 Tabel Simpleks Awal

16
Variabel z x1 x2 S1 S2 S3 S4 Solusi Keterangan
z 1 -5 -4 0 0 0 0 0 Baris Rasio
S1 0 4 4 1 0 0 0 24 Baris 24/4 = 6
S2 0 1 2 0 1 0 0 6 Baris 6/1 = 6
S3 0 -1 1 0 0 1 0 1 Baris 1/-1 = -
S4 0 0 1 0 0 0 1 2 Baris 2/0 = ~
Pada tabel simpleks awal di atas, terdapat nilai rasio yang sama yaitu baris s1 dan s2.
Pemilihan baris kunci pada kondisi seperti ini harus dilakukan dengan tepat, sebab apabila
terjadi kesalahan maka akan terjadi pengulangan (iterasi) secara terus – menerus.

Dengan demikian, agar pemilihan baris kunci dapat dilakukan dengan tepat, maka
perlu mengikuti prosedur berikut.

a. Setiap unsure dari kolom solusi yang dibagi kolom kunci dan terdapat kesamaan maka
masing – masing angka tersebut dibagi dengan angka kunci.

Kolom Kolom Kolom Kolom Kolom Kolom


Baris 4/4 = 1 4/4 = 1 1/4 = 0,25 0/4 = 0 0/4 = 0 0/4 = 0
Baris 1/1 = 1 2/1 = 2 0/1 = 1 1/1 = 1 0/1 = 0 0/1 = 0
b. Bandingkan antara hasil rasio baris x1 dengan x2 yang pertama – tama menggunakan matriks
identitas dari kolom kiri terus ke kanan. Jika masih terdapat kesamaan pada kolom dari matriks
identitas maka alihkan pada matriks body kiri terus ke kanan yang terkait dengan kolom –
kolom yang belum dibandingkan.

c. Apabila perbandingan rasio kedua calon berisi kunci ini sudah dapat ditentukan melalui
matriks identitas, berarti sudah tidak ada lagi kesamaan, maka proses perbandingan ini sudah
selesai.

d. Berarti calon baris kunci sudah dapat ditentukan menjadi baris kunci melalui hasil rasio
atau perbandingan dengan elemen kunci pada kolom dari matriks identitas. Sebagai contoh,
dari tabel simpleks awal di atas dapat ditunjukkan melalui matriks identitas berikut.

Kolom S1 Kolom S2 Kolom S3 Kolom S4


Baris x1 1/4 = 0,25 0/4 = 0 0/4 = 0 0/4 = 0
Baris x2 0/1 = 0 1/1 = 1 0/1 = 0 0/1 = 0
Berdasarkan perbandingan kolom kunci tersebut, maka yang layak menjadi baris kunci adalah
baris x2

17
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Metode Simpleks merupakan salah satu teknik penyelesaian dalam program linier yang
digunakan sebagai teknik pengambilan keputusan dalam permasalahan yang berhubungan
dengan pengalokasian sumber daya yang optimal. Sehingga program linier programming
digunakan sebagai alat bantu dalam pengambilan keputusan untuk memaksimalkan ataupun
meminimalkan hasil yang didapat. Penentuan solusi optimum menggunakan metode simpleks
di dasarkan pada teknik komputasi Eleminasi Gauss Jordan. Metode ini dilakukan dengan
memeriksa titik ekstrem satu per satu dengan cara perhitungan iterative. Ada dua kelainan yang
mungkin terjadi dalam penyelesaian persoalan program linier menggunakan metode simpleks.
Kelainan ini terjadi pada proses menentukan baris kunci dan kolom kunci.

B. SARAN

Penulis menyadari tentang penyusunan makalah, tentu masih banyak kesalahan dan
kekurangannya, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang
ada hubungannya dengan judul makalah ini. Penulis berharap para pembaca bisa memberikan
kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan
penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi
penulis dan juga para pembaca.

18
DAFTAR PUSTAKA

19

Anda mungkin juga menyukai