OLEH :
KELOMPOK : I (PERTAMA)
NAMA : FEBRY AZMIANA SIREGAR (4181111049)
FELIX YOSUA FLIPPO SINAGA (4181111026)
OCTAVIANI SITOMPUL (4183311023)
KELAS : PENDIDIKAN MATEMATIKA A 2019
MATA KULIAH : PROGRAM LINIER
DOSEN PENGAMPU: ERLINAWATY SIMANJUNTAK, S.Pd., M.Si.
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Program Linier.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan
ketidaksempurnaan baik dari segi materi maupun teknik penyajiannya, mengingat masih
kurangnya pengetahuan dan pengalaman saya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran
dari para pembaca yang bersifat membangun sehingga makalah ini menjadi lebih baik lagi
untuk kedepannya.
Kami berharap penyusunan makalah ini dapat memberikan manfaat dan dapat
menambah wawasan para pembaca. Dan saya meminta maaf apabila terdapat kesalahan dan
kata-kata yang tidak berkenan dalam penulisan makalah ini.
Penyusun
Kelompok
i
DAFTAR ISI
B. Tujuan ................................................................................................................................... 1
C. Manfaat ................................................................................................................................. 2
A. Kesimpulan ......................................................................................................................... 18
B. Saran ................................................................................................................................... 18
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam matematika terdapat metode untuk mengalokasikan sumber daya yang terbatas
untuk mencapai suatu tujuan yang optimal. Metode ini adalah pemrograman linier.
Pemrograman linear berkaitan dengan penjelasan suatu kasus dalam dunia nyata sebagai suatu
model matematika yang terdiri dari sebuah fungsi tujuan linier dengan beberapa kendala linier.
Pemrograman linier meliputi perencanaan aktivitas untuk mendapatkan hasil optimal, yaitu
sebuah hasil yang mencapai tujuan terbaik (menurut model matematika) diantara semua
kemungkinan alternatif yang ada.
Model program linear memuat dua fungsi yaitu fungsi tujuan (objective function) dan
fungsi kendala (constraint function). Fungsi tujuan merupakan fungsi linear mengenai
permasalahan yang akan dicari solusi optimalnya tujuan (untuk memaksimumkan atau
meminimumkan sesuatu), contohnya adalah fungsi keuntungan. Sementara fungsi kendala
merupakan fungsi linear yang menyatakan batasan-batasan yang harus dipenuhi dalam
mencapai solusi optimal, contohnya adalah batasan kapasitas yang tersedia dalam berbagai
kegiatan yang akan dialokasikan secara optimal.
Metode simpleks diperkenalkan oleh George Dantzig yang merupakan salah satu
metode untuk mencari solusi masalah program linear dengan banyak variabel keputusan.
Metode simpleks adalah suatu metode yang secara sistematis dimulai dari suatu pemecahan
dasar yang dimungkinkan ke pemecahan dasar yang lainnya dan ini dilakukan tahap demi tahap
yang disebut dengan iterasi (dengan jumlah iterasi yang terbatas) sehingga pada akhirnya akan
tercapai suatu pemecahan dasar yang optimum dan setiap langkah menghasilkan suatu nilai dari
fungsi tujuan yang selalu lebih optimal atau sama dari langkah-langkah sebelumnya .
B. TUJUAN
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui matriks program linier
2. Mengetahui komputasi metode simpleks
3. Dapat menyelesaikan permasalahan program linier dengan metode simpleks.
4. Mengetahui kelainan – kelainan pada metode simpleks
1
C. MANFAAT
Manfaat penyusunan makalah ini yaitu
1. Menambah pengetahuan mengenai matriks program linier
2. Menambah pengetahuan mengenai metode simpleks
3. Menambah pengetahuan dan wawasan mengenai kelainan – kelainan metode simpleks
2
BAB II
PEMBAHASAN
⋮ ⋮ ⋮
⋮ ⋮ ⋮
Sistem linier diatas merupakan kumpulan beberapa vektor yang disusun sehingga terbentuk
sebauh matriks. Sistem persamaan diatas dapat dibentuk menjadi susunan suatu matriks AX=
H
Misalkan
3
𝑎11 𝑎12 𝑎1𝑗 𝑎1𝑛 ℎ1
𝑎21 𝑎22 𝑎2𝑗 𝑎2𝑛 ℎ1
⋮ ⋮ ⋮ ⋮ ⋮
𝐴1 = 𝑎 , 𝐴2= 𝑎𝑗2 , 𝐴𝑖 = 𝑎3𝑗 , 𝐴𝑛 = 𝑎 , 𝑑𝑎𝑛 𝐻 =
𝑗1 𝑗𝑛 ℎ𝑗
⋮ ⋮ ⋮ ⋮ ⋮
[𝑥𝑚1 ] [𝑥𝑚2 ] [𝑥𝑚𝑖 ] [𝑥𝑚𝑛 ] [ℎ𝑚 ]
𝑥1 ℎ1
𝑥2 ℎ1
⋮ ⋮
[𝐴1 𝐴2 … 𝐴𝑖 … 𝐴𝑛 ] 𝑥 𝑥 =
𝑗 ℎ𝑗
⋮ ⋮
[𝑥𝑛 ] [ℎ𝑚 ]
Sehingga :
𝑥1 𝐴1 + 𝑥2 𝐴2 + ⋯ + 𝑥𝑗 𝐴𝑗 + ⋯ + 𝑥𝑛 𝐴𝑛 = H
Diperoleh
∑𝑛𝑘=1 𝐴𝑘 𝑥𝑘 = H
B = (𝐵1 , 𝐵2 , 𝐵𝑟 ,… 𝐵𝑚 )
A = (𝐴1 , 𝐴, 𝐴𝑟 ,… 𝐴𝑚 )
Misalnya kolom ke-r dari B (𝐵𝑟 ) 𝑑𝑖𝑔𝑎𝑛𝑡𝑖 dengan ke-j dari A (𝐴𝑗 ) maka
𝐵1 , 𝐵2 , … , 𝐴𝑗 ,... 𝐴𝑚 juga merupakan baris.
Proses mengeluarkan vektor dari baris (dari kolom-kolom B) dan menggantikannya
dengan salah satu vektor kolom dari A ( yang tidak membentuk matriks B) akan berhenti setelah
tidak ada lagi vektor-vektor dari A yang memenuhi syarat untuk mengganti salah satu vektor
dari B dalam rangka pembentukan baris. Proses pengulangan ini jumlahnya terbatas. Metode
4
simpleks didasarkan atas proses pengulangan yang berkali-kali dalam jumlah yang terbatas.
Oleh sebab itu, proses ini disebut juga literative procedure.
1. Iterasi adalah tahapan perhitungan dimana nilai dalam perhitungan itu tergantung dari nilai
tabel sebelumnya.
2. Kendala/ batasan adalah batasan terhadap sumber daya yang terbatas.
3. Variabel bukan basis adalah variabel yang nilainya diatur menjadi nol pada sembarang
iterasi. \
4. Variabel basis adalah variabel yang nilainya bukan nol pada sembarang iterasi.
5. Solusi atau nilai sebelah kanan merupakan niai sumber daya pembatas yang masih tersedia.
Pada solusi awal, nilai kanan atau solusi sama dengan jumlah sumber daya pembatas awal
yang ada, karena aktivitas belum dilaksanakan.
6. Kolom kerja atau kolom kunci adalah kolom yang memuat variabel masuk. Koefisien pada
kolom ini akan menjadi pembagi nilai kanan untuk menentukan baris kunci.
7. Baris kerja atau baris kunci adalah salah satu baris diantara variabel baris yang memuat
variabel keluar.
8. Elemen kerja atau elemen kunci adalah elemen yang terletak pada perpotongan kolom dan
baris kunci.
9. Variabel masuk adalah variabel yang terpilih untuk variabel basis pada iterasi berikutnya.
10. Variabel keluar adalah variabel yang keluar dari variabel basis pada iterasi berikutnya dan
digantikanoleh variabel masuk.
11. Variabel slack adalah variabel yang ditambahkan pada kendala agar tanda ≤
𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 berubah menjadi = .
12. Variabel surplus adalah variabel yang dikurangkan pada kendala untuk mengonversikan
pertidaksamaan (≥) menjadi persamaan (=).
13. Variabel buatan adalah variabel yang ditambahkan pada kendala yang memiliki tanda ≥
𝑎𝑡𝑎𝑢 = 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑑𝑖𝑓𝑢𝑛𝑔𝑠𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑏𝑎𝑔𝑎𝑖 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙 𝑏𝑎𝑠𝑖𝑠 𝑎𝑤𝑎𝑙.
14. Solusi augmented adalah solusi masalah sesudah variabel slack ditambahkan.
15. Solusi basis adalah solusi titik sudut augmented dengan mengatur sejumlah variabel
menjadi nol dan menyelesaikan sisa variabel lainnya.
16. Solusi layak basis adalah solusi basis yang layak menjadi kandidat solusi optimal.
5
B. Metode Simpleks
Metode simpleks adalah metode yang digunakan untuk menentukan nilai optimum suatu
sistem pertidaksamaan linier yang memiliki dua atau lebih variabel keputusan. Metode
simpleks terdiri atas dua metode yaitu, simpleks primal dan simpleks dual. Simpleks primal
ters=diri atas tiga metode yaitu metode simpleks biasa, metode pinalti/metode-M dan metode
dua fase.
Metode simpleks biasa hanya dapat menyelesaikan persoalan program linier kanonik
yang memiliki ciri-ciri yaitu :
1. Semua kendala bertanda ≤
2. Semua variabel slack bertanda positif
3. Solusi basis awal sudah tersedia
Contoh 1:
Tentukan solusi optimum model program linier UD Panglong Jaya dengan menerapkan metode
simpleks.
ITERASI KE – 1
8
Variabel Dasar Variabel Masuk x Solusi Rasio Keterangan
𝑆1 1 100 100/1 = 100
𝑆2 3 180 180/3 = 60 (positif terkecil)
Catatan :
Untuk menentukan elemen – elemen baru pada setiap baris dilakukan dengan komputasi Gauss
Jordan yang terdiri dari dua tahap yaitu sebagai berikut.
9
Variabel Dasar 𝒛 𝒙 𝒚 𝑺𝟏 𝑺𝟐 Solusi
𝑧 1 0 − 200⁄ 0 400⁄ 24000 baris-z
3 3
𝑆1 0 0 2⁄ 1 −1⁄ 40 baris-𝑆1
3 3
𝑥 0 1 1⁄ 0 1⁄ 60 baris-𝑥
3 3
ITERASI KE-2
Setelah menentukan elemen – elemen baru pada setiap baris dilakukan dengan menggunakan
komputasi Gauss Jordan, akan diperoleh tabel simpleks berikut.
10
Contoh 2
Tentukan solusi optimum model program linier berikut dengan menggunakan metode
simpleks.
Fungsi Kendala :
𝑥1 + 𝑥2 + 2𝑥3 ≤ 2
Dengan 𝑥1 , 𝑥2 , 𝑥3 ≥ 0
Proses Penyelesaian :
Fungsi Kendala :
𝑥1 + 𝑥2 + 2𝑥3 + 𝑆1 = 2
Dengan 𝑥1 , 𝑥2 , 𝑥3 , 𝑆1 , 𝑆2 , 𝑆3 ≥ 0
VD 𝒁 𝒙𝟏 𝒙𝟐 𝒙𝟑 𝑺𝟏 𝑺𝟐 𝑺𝟑 Solusi
𝒁 1 -5 -2 -4 0 0 0 0
𝑺𝟏 0 1 1 2 1 0 0 2
𝑺𝟐 0 2 3 4 0 1 0 3
𝑺𝟑 0 7 6 2 0 0 1 8
ITERASI KE 1
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa kolom 𝑥1 merupakan kolom kunci, baris
𝑆3 sebagai baris kunci dan perpotongan antara baris kunci dan kolom kunci ditetapkan sebagai
angka atau elemen kunci yaitu 7.
6 2 2 8
Baris kunci baru = 0, 1, 7 , 7 , 0,0, 7 , 7
Komputasi Gauss Jordan dilakukan pada semua baris kecuali baris kunci.
Rumus : (baris kunci lama – (elemen kolom kunci * baris baru kunci))
Baris Z
𝐵𝑎𝑟𝑖𝑠 𝐿𝑎𝑚𝑎 ∶1 −5 −2 −4 0 0 0 0
Baris 𝑺𝟏
𝐵𝑎𝑟𝑖𝑠 𝐿𝑎𝑚𝑎 ∶0 1 1 2 1 0 0 2
: 0 0 1⁄ 12⁄ 1 0 −1⁄ 6⁄
7 7 7 7
Baris 𝑺𝟐
𝐵𝑎𝑟𝑖𝑠 𝐿𝑎𝑚𝑎 ∶0 2 3 4 0 1 0 3
: 0 0 9⁄ 24⁄ 0 1 −2⁄ 5⁄
7 7 7 7
12
Langkah 4. Menyusun Tabel Simpleks Hasil Iterasi Pertama
VD 𝒁 𝒙𝟏 𝒙𝟐 𝒙𝟑 𝑺𝟏 𝑺𝟐 𝑺𝟑 NK
𝒁 1 0 16⁄7 −18⁄7 0 0 5⁄7 40⁄7
𝑺𝟏 0 0 1⁄7 12⁄7 1 0 −1⁄7 6⁄7
𝑺𝟐 0 0 9⁄7 24⁄7 0 1 −2⁄7 5⁄7
𝒙𝟑 0 1 6⁄7 2⁄7 0 0 1⁄7 8⁄7
Berdasarkan tabel diatas, terdapat elemen pada baris z yang bernilai negatif yaitu (-18/7), berarti
kondisi optimum belum tercapai. Oleh karena itu, perlu untuk melanjutkan pada Iterasi ke – 2.
ITERASI KE – 2.
VD 𝒁 𝒙𝟑 NK Rasio
𝒁 1 −18⁄7 40⁄7 -
𝑺𝟏 0 12⁄7 6⁄7 0.5
𝑺𝟐 0 24⁄7 5⁄7 0.2
𝒙𝟑 0 2⁄7 8⁄7 4
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa 𝑥3 merupakan kolom kunci dan baris 𝑆2 sebagai
baris kunci. Selanjutnya, perpotongan keduanya merupakan elemen kunci yaitu 24⁄7.
3 7 1 5
Baris Kunci Baru = (0 , 0, 8 , 1, 0, 24 , − 12 , 24)
Setelah melakukan perhitungan aljabar dengan komputasi Gauss Jordan maka diperoleh tabel
simpleks berikut.
VD 𝒁 𝒙𝟏 𝒙𝟐 𝒙𝟑 𝑺𝟏 𝑺𝟐 𝑺𝟑 NK
𝒁 1 0 13⁄4 0 0 3⁄4 1⁄2 25⁄4
𝑺𝟏 0 0 −1⁄2 0 1 −1⁄2 0 1⁄2
𝒙𝟑 0 0 3⁄8 1 0 7⁄24 −1⁄12 5⁄24
𝒙𝟏 0 1 3⁄4 0 0 −1⁄12 1⁄6 91⁄84
Semua elemen pada baris z sudah bernilai positif, maka kondisi optimum telah tercapai.
13
Contoh 3
Masalah minimisasi sangat mungkin ditemui di dalam formulasi program linier. Misalkan
fungsi tujuannya adalah : Z Meminimumkan 40𝑥1 + 25𝑥2 . Untuk menangani masalah ini, ada
dua metode yang dapat dilakukan, yaitu:
Metode 1
Mengubah fungsi tujuan minimum menjadi maksimum. Caranya adalah mengalikan fungsi
tujuan minimum dengan minus satu. Misalkan, fungsi tujuan
Z min = 40𝑥1 + 25𝑥2 diubah maksimum menjadi: - Z * Max = Z= 40𝑥1 + 25𝑥2
Jika cara ini dilakukan , maka berlaku ketentuan sebagai berikut ini.
1. Tabel simpleks berakhir (optimal) apabila nilai yang terdapat pada baris 𝑍𝑗 − 𝐶𝑗 ≤ 0
2. Pada table awal, nilai pada baris 𝑍𝑗 − 𝐶𝑗 yang berkorespondensi dengan variabel keputusan
bertanda positif.
3. Kolom kunci dipilih dari nilai positif terbesar.
4. Baris kunci tetap mengikuti aturan perbandingan minimum dan bukan negatif.
14
2. Membaca Tabel Optimal
Membaca tabel optimal adalah bagian penting bagi pengambilan keputusan. Ada
beberapa hal yang bisa dipahami pada tabel optimal yaitu:
25 91
Berdasarkan tabel optimum dapat disimpulkan bahwa nilai 𝑧 = = 6, 25 ; 𝑥1 = 84 =
4
5
1,083 ; 𝑥2 = 0 𝑑𝑎𝑛 𝑥3 = 24 = 0,20 artinya untuk mendapatkan keuntungan maksimum
25 5
sebesar , maka perusahaan sebaiknya menghasilkan produk 1 sebesar 7 unit dan produk 3
4
5
sebesar 24 unit.
Sumber daya dilihat dari keberadaan variabel basis awal pada tabel optimal. Dalam kasus
ini, fungsi kendala pertama perlu diperiksa keberadaan 𝑆1, kendala kedua perlu melihat
6
keberadaan 𝑆2 , kendala ketiga perlu mengetahui keberadaan 𝑆3 . Dalam hal ini 𝑆1 = 7,
berarti sumber daya ini berlebih. Adapun untuk 𝑆2 = 𝑆3 = 0, berarti kedua sumber daya ini
habis terpakai.
Ada dua kelainan yang mungkin terjadi dalam penyelesaian persoalan program linier
menggunakan metode simpleks. Kelainan ini terjadi pada proses menentukan baris kunci dan
kolom kunci.
Kelainan ini terjadi jika terdapat nilai kembar pada baris z (fungsi objektif). Misalnya,
diberikan bentuk standar suatu program linier berikut ini.
Fungsi kendala:
x1 + S3 = 250
15
x2 + S4 = 300
x1, x2 ≥ 0
VD z x1 x2 S1 S2 S3 S4 solusi
z 1 - - 0 0 0 0 0
S1 0 4 6 1 0 0 0 1200
S2 0 4 -2 0 1 0 0 800
S3 0 1 0 0 0 1 0 250
S4 0 0 1 0 0 0 1 300
Berdasarkan tabel di atas, terdapat dua nilai kembar pada baris z. Dengan demikian,
ada dua calon kolom kunci, yaitu kolom x1 dan kolom x2. Untuk menentukan kolom kunci,
perlu melakukan langkah berikut:
a. Calon kolom kunci harus menghindari terdapat elemen bertanda negative (-), karena tanda
ini tidak digunakan untuk menentukan baris kunci.
b. Elemen pada calon kolom kunci mestinya tidak bernilai nol, karena angka nol tidak dapat
digunakan untuk menentukan baris kunci.
Pada kolom x2 terdapat elemen yang bernilai negatif yaitu -2, maka sebaiknya kolom
kunci yang dipilih adalah kolom x1.
Setelah menentukan kolom kunci maka proses selanjutnya adalah menentukan baris
kunci. Penentuan baris kunci dilakukan dengan memilih nilai positif terkecil hasil pembagian
vektor kolom solusi dengan angka – angka pada kolom kunci. Hal yang menjadi pertanyaan
adalah baris mana yang harus dipilih apabila hasil rasio tersebut memiliki dua atau lebih nilai
positif terkecil yang sama. Diberikan tabel simpleks berikut.
16
Variabel z x1 x2 S1 S2 S3 S4 Solusi Keterangan
z 1 -5 -4 0 0 0 0 0 Baris Rasio
S1 0 4 4 1 0 0 0 24 Baris 24/4 = 6
S2 0 1 2 0 1 0 0 6 Baris 6/1 = 6
S3 0 -1 1 0 0 1 0 1 Baris 1/-1 = -
S4 0 0 1 0 0 0 1 2 Baris 2/0 = ~
Pada tabel simpleks awal di atas, terdapat nilai rasio yang sama yaitu baris s1 dan s2.
Pemilihan baris kunci pada kondisi seperti ini harus dilakukan dengan tepat, sebab apabila
terjadi kesalahan maka akan terjadi pengulangan (iterasi) secara terus – menerus.
Dengan demikian, agar pemilihan baris kunci dapat dilakukan dengan tepat, maka
perlu mengikuti prosedur berikut.
a. Setiap unsure dari kolom solusi yang dibagi kolom kunci dan terdapat kesamaan maka
masing – masing angka tersebut dibagi dengan angka kunci.
c. Apabila perbandingan rasio kedua calon berisi kunci ini sudah dapat ditentukan melalui
matriks identitas, berarti sudah tidak ada lagi kesamaan, maka proses perbandingan ini sudah
selesai.
d. Berarti calon baris kunci sudah dapat ditentukan menjadi baris kunci melalui hasil rasio
atau perbandingan dengan elemen kunci pada kolom dari matriks identitas. Sebagai contoh,
dari tabel simpleks awal di atas dapat ditunjukkan melalui matriks identitas berikut.
17
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Metode Simpleks merupakan salah satu teknik penyelesaian dalam program linier yang
digunakan sebagai teknik pengambilan keputusan dalam permasalahan yang berhubungan
dengan pengalokasian sumber daya yang optimal. Sehingga program linier programming
digunakan sebagai alat bantu dalam pengambilan keputusan untuk memaksimalkan ataupun
meminimalkan hasil yang didapat. Penentuan solusi optimum menggunakan metode simpleks
di dasarkan pada teknik komputasi Eleminasi Gauss Jordan. Metode ini dilakukan dengan
memeriksa titik ekstrem satu per satu dengan cara perhitungan iterative. Ada dua kelainan yang
mungkin terjadi dalam penyelesaian persoalan program linier menggunakan metode simpleks.
Kelainan ini terjadi pada proses menentukan baris kunci dan kolom kunci.
B. SARAN
Penulis menyadari tentang penyusunan makalah, tentu masih banyak kesalahan dan
kekurangannya, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang
ada hubungannya dengan judul makalah ini. Penulis berharap para pembaca bisa memberikan
kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan
penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi
penulis dan juga para pembaca.
18
DAFTAR PUSTAKA
19