Anda di halaman 1dari 8

1.

1 LATAR BELAKANG

Kloroform, atau yang juga dikenal triklorometana merupakan senyawa yang tidak berwarna, berbentuk
cairan beraroma manis dengan rumus kimia CHCl3. Kloroform adalah racun yang cepat melepaskan uap
bila terkena udara, sehingga harus ditangani dengan hati-hati. Kloroform juga merupakan suatu
komoditas bahan kimia yang cukup banyak dibutuhkan di Indonesia karena fungsinya sebagai bahan
untuk anestesi, refrigerant, pelarut dalam industri pembuatan pewarna, industri pestisida, pelarut
nonpolar, serta pembuatan tetraflouroethylene (teflon).

Senyawa ini awalnya dibuat oleh reaksi etanol atau aseton dengan bubuk pemutih (kalsium hipoklorit).
Di zaman modern, kloroform produksi di industri dengan menggabungkan metana dengan klorin.
Kloroform tidak larut di dalam air tetapi merupakan pelarut efektif untuk senyawa organik. Prinsip kerja
dan sintesis klorofrom adalah halogenasi yaitu reaksi subtitusi yang terjadipada suatu senyawa organik
yang memiliki halogen alfa. Halogenasi terjadi karena pengaruh tarikan atom oleh unsur golongan
halogen.

Di laboratorium, trikloromentana sering digunakan sebagai pelarut yang stabil, relatif tidak aktif, dan
melarutkan senyawa organik. Hal ini sangat efektif dalam penggalian zat dari bahan tanaman yang
digunakan dalam industri farmasi untuk mengekstrasi obat-obatan dan perkusor obat dari tanaman. Hal
ini juga dapat digunakan dalam kimia analitik untuk mengisolasi senyawa dari sampel dan sintesis bahan
kimia organik.

Efek anastesi kloroform yang berasal dari penghambatan aktivitas system saraf pusat. Menghirup uap
klorofom dapat dengan cepat membawa ke ketidaksadaran, tetapi dosis yang sangat tinggi bias
berakibat fatal. Bahan kimia ini juga mempengaruhi aktifitas di organ utama lainnya, termasukjantung
yang membuatnya berbahaya sebagai obat bius. Hal ini dianggap cukup beracun dalam hal efek akut jika
tertelan dan penggunaan dosis berlebih seperti 10ml cairannya dapat berakibat fatal.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Dari penjelasan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan kloroform?

2. Apa saja yang dapat penggunaan kloroform itu?

3. Bagaimana pembentukkan kloroform terjadi?

4. Reaksi apa saja yang dihasilkan kloroform?


5. Apa manfaat yang dihasilkan kloroform?

6. Kerugian apa yang diakibatkan oleh kloroform?

7. Bagaimana cara menangani kerugian yang diakibatkan kloroform?

1.3 TUJUAN

Dari penjelasan rumusan masalah di atas maka tujuan dari pembuatan makalah ini dapat disimpulkan
sebagai berikut :

1. Mengetahui arti dan sejarah kloroform

2. Mengetahui apa saja kegunaan kloroform

3. Mengetahui asal mula pembentukkan klorofom

4. Mengetahui reaksi yang di hasilkan klorofom

5. Mengetahui manfaat kloroform

6. Mengetahui akibat buruk penggunaan kloroform

7. Mengetahui cara menangani kerugian dari kloroform

BAB II PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN KLORORFORM

Kloroform juga disebut triklorometana dan memiliki rumus CHCl3. Pada suhu ruangan, kloroform adalah
cairan bening, tidak berwarna, dan padat yang memiliki bau yang menyenangkan dan tidak mudah
terbakar. Rasanya manis tetapi menghasilkan sensasi panas dan membakar di mulut dan tenggorokan.
Jika kontak langsung dengan cairan menghasilkan luka pada kulit. Bentuk cair kloroform adalah zat yang
mudah menguap. Ini berarti ia cenderung berubah menjadi uap pada suhu lingkungan normal.

Kloroform juga merupakan senyawa dari asam formiat dan termasuk senyawa polihalogen yaitu
senyawa turunan karboksilat yang mengikat lebih dari satu atom halogen. Kloroform berasal dari bahan
dasar aseton dan bubur kaporit. Dalam pembuatannya bubur kaporit (CaOCl2) adalah bahan dasar
dimana kapur klor mengakibatkan oksidasi dan klorisasi sehingga terjadi trikloroasetaldehida, yaitu
suatu zat basa yang ada dikapur. Klor itu terurai menjadi asam formiat (dalam bentuk garam kalsiumnya)
dan kloroform. Selain itu pada pembuatan kloroform digunakan NaOH sebagai katalis pembersih.

Kloroform (CHCl3) tidak larut dalam air tetapi merupakan pelarut efektif untuk senyawa organik.
Prinsip kerja dan sintesis kloroform adalah halogenasi yaitu reaksi subsitusi yang terjadi pada suatu
senyawa organik yang memiliki halogen alfa. Halogenasi terjadi karena pengaruh tarikan atom oleh
unsur golongan halogen.

Kloroform dibuat secara sintetis untuk keperluan industri dan diproduksi secara alami dari klorin di
lingkungan. Kloroform juga dibuat oleh beberapa rumput laut dan mikroalga. Aplikasi non-medisnya
berguna, tetapi bahan kimia perlu dirawat dengan hati-hati ketika digunakan di laboratorium dan proses
industry

2.2 PENGGUNAAN KLOROFORM

Karena sifatnya sebagai pelarut organik yang sangat baik, senyawa kloroform memiliki banyak fungsi
yang sangat luas di dalam industri. Berikut ini beberapa kegunaan dari kloform :

 Digunakan dalam pembuatan penisilin

 Dahulu digunakan sebagai obat bius untuk tujuan ini  dibubuhi etanol, disimpan dalam botol
coklat diisi sampai penuh (2,103-105), namun telah digantikan karena diketahui berbahaya

 Digunakan sebagai pelarut dalam industri polimer (plastik)

 Sebagai pelarut dalam ekstraksi DNA

 Digunakan di laboraturium sebagai reagen untuk mendeteksi senyawa iodida, bromida dan
amida.

 Digunakan sebagai pelarut dalam industri pestisida

 Digunakan untuk produksi freon CCl4CClX4

 Digunakan untuk  Pelarut lemak Dry Cleaning 

 Digunakan sebagai  Pemadam kebakaran

 Digunakan sebagai pelarut dalam spektrokopis inframerah dan pada ekstraksi  industri
penisilin

 Digunakan sebagai bahan utama pembuatan tireon

 Digunakan untuk menurunkan suhu beku CCl 4 dalam industri karet anastetik
 Digunakan sebagai pelarut untuk banyak senyawa organik seperti garam ammonium,
sulfanium, dan phosfanium

 Digunakan sebagai pembersih noda

 Digunakan sebagai pengasapan

 Digunakan sebagai pembilas dalam industri karet

 Digunakan sebagai pelarut minyak asetat, lemak, alkaloid, lilin, damar, dll

 Dalam industri, kloroform diperoleh dengan pemanasan campuran dari klorin dan kloro
metana atau metan. Pada suhu 400-500oC bebas dari radikal halogenasi. Dalam pembuatan
atau sintesis kloroform perlu diperhatikan beberapa hal yaitu dengan adanya oksigen dari
udara dan sinar matahari maka kloroform dapat teroksidasi dengan lambat menjadi fosgen
(gas yang sangat beracun). Untuk mencegah terjadinya fosgen ini maka kloroform disimpan
dalam botol coklat yang terisi penuh dan mengandung 0,5-1 % etanol untuk mengikat bila
terjadi fosgen. Dimana yang dimaksud dengan fosgen adalah senyawa kimia berwujud gas
pada suhu kamar yang tidak berwarna dan memiliki rumus kimia COCl2 juga pernah
digunakan sebagai salah satu senjata kimia yang digunakan selama Perang Dunia I.

 Penggunaan kloroform juga dapat digunakan sebagai anestesi sudah dimuala dari 1847, tapi
timbul kekhawatiran. Pada tahun 1848, seorang pasien meninggal karena jantungnya
berdebar cepat dan tidak teratur sementara ia dibius. Pada awal abad 20, penggunaan
kloroform mengalami kemunduran, dan mulai ditinggalkan demi alternatif yang lebih aman
dan lebih murah pada sekitar tahun 1940. Sekarang ini, anestesi yang lebih aman seperti
halotan, isoflurane, dan sevoflurane, dan lain-lain yang digunakan. Ketika alternatif yang
lebih murah diperlukan, seperti yang terjadi di beberapa negara miskin, eter, obat bius yang
lebih lama masih sering disukai.

 Selain sebagai anestesi, penggunaan terbesar kloroform adalah untuk produksi


polytetrafluoroethylene (PTFE), plastik relatif tahan panas terbaik yang dikenal untuk
digunakan sebagai lapisan non-stick untuk panci dan wajan. Senyawa ini pertama bereaksi
dengan hidrogen fluorida untuk membentuk Chloro dofluoro Methana, suatu senyawa yang
digunakan sebagai pendingin dan propelan untuk kaleng aerosol. Penggunaan ini telah
dihapus di banyak negara, karena dampaknya pada lapisan ozon, tetapi produksinya masih
merupakan langkah penting dalam pembuatan PTFE.
 Di laboratorium, triklorometana sering digunakan sebagai pelarut yang stabil, relatif tidak
aktif, dan melarutkan banyak senyawa organik. Hal ini sangat efektif dalam penggalian zat
dari bahan tanaman dan digunakan dengan cara ini dalam industri farmasi untuk
mengekstraksi obat-obatan dan prekursor obat dari tanaman. Hal ini juga dapat digunakan
dalam kimia analitik untuk mengisolasi senyawa dari sampel dan digunakan dalam sintesis
banyak bahan kimia organik.

 Kloroform digunakan untuk mengekstraksi komponen yang tidak larut dalam air. Misalnya
dalam proses isolasi DNA, dimana lipid tidak larut dalam air. Isolasi DNA menggunakan
campuran fenol, kloroform, dan isoamilalkohol sehingg akan dihasilkan suspensi DNA. Pada
lapisan bawah merupakan zat pengotor mengendap di bagian bawah tabung. Lapisan atas
akan diproses lebih lanjut untuk uji DNA sementara zat pengotor dibuang.

 Kloroform digunakan pada metode Metylene Blue Active Subtance yaitu untuk menentukan
konsentrasi detergen anionik seperti sodium dodesil sulfat. Lapisan bagian kloroform
diambil dan dilakukan pengujian menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang
652 nm.

 Kloroform digunakan untuk mengkuantifikasi kandungan lipid dalam suatu sampel secara
kasar. Biasanya sering ditambahkan pelarut organic lainnya seperti metanol untuk menarik
zat pengotor seperti protein. Lapisan kloroform kemudian dimbil dan diuapkan sehingga
tersisa lipid.

 Kloroform digunakan untuk mengekstraksi kafein dalam minuman. Untuk menarik zat
pengotornya digunakan diklorometana. Larutan kloroform diambil kemudian diuji dengan
spektrofotometer UV.

2.3 SINTESIS KLOROFORM

Kloroform dapat disintesis dengan mereaksikan etil alkohol dan kalsium hipoklorit. Kalsium hipolkorit
berperan sebagai pendonor atom klor. Etil alkohol bisa juga direaksikan dengan pemutih karena di
dalam pemutih tersebut terkandung senyawa aktif yaitu asam hipoklorit. Pertama, etil alkohol
dipanaskan kemudian dicampurkan dengan kalsium hipoklorit. Pada intinya, terdapat tiga reaksi yang
berlangsung di dalamnya.

Reaksi Oksidasi
CH3-CH2OH + Cl2 —-> CH3-CHO + HCl

Reaksi klorinasi

CH3-CH2OH + 3Cl2 —-> CCl3-CHO + HCl

Reaksi Hidrolisis

2CCl3-CHO + Ca(OH)2 —-> 2CHCl3 + (HCOOH)2Ca

Sedangkan pada reaksi dengan aseton lebih kuat ,sehingga dalam proses sintesa digunakan susunan alat
yang agak berbeda . Reaksinya adalah sebagai berikut :

 CH3COCH3 + 3Cl2 → CCl3COCH3 + 3HCl

 CCl3COCH3+Ca(OH)2 → CHCl3+(CH2COO)2Ca

Selain dengan etil alkohol, bisa juga digunakan aseton sebagai penggantinya. Kloroform bisa diperoleh
juga dari metana melalui proses distilasi bertingkat. Reaksi ini merupakan reaksi klorinasi dengan suhu
400oC. Proses ini paling banyak digunakan dalam dunia industri.

Reaksi-reaksi kloroform :

1) Jika terkena udara dan cahaya ,kloroform mengalami oksidasi secara lambat membentuk fosgen
dengan toksitas yang tinggi

2) Kloroform dipanaskan dengan alkali akan terurai menjadi alkali formiat

3) Reaksi natrium etilat dengan kloroform membentuk trioksi metana atau metal ester asam
formiat

2.4 PRINSIP KLOROFORM

Prinsip dari kloroform adalah:

1. Halogenasi yaitu reaksi substitusi yang terjadi pada suatu senyawa yang mempunyai hidrogen alfa
(α) yang siap bereaksi dengan halogen.

2. Haloform yaitu reaksi multi halogenasi atau haloform terjadi pada atom karbon dari kelompok metil.
Haloform terjadi karena substitusi dari halogen pertama membuat sisa α- hidrogen pada karbon
metillebih asam. Akhirnya perpindahan proton terjadi asam karboksilat dan ion positif atau pada
haloform.
Senyawa kloroform adalah senyawa haloalkana yang mengikat tiga atom halogen klor (Cl) pada rantai C-
nya. Senyawa kloroform dapat dibuat dengan bahan dasar berupa senyawa organik yang memiliki gugus
metil (-CH3) yang terikat pada atom C karbonil atau atom C hidroksi yang direaksikan dengan pereaksi
halogen (Cl2). Halogenasi sering berjalan secara eksplosif dan hampir tanpa kecuali menghasilkan
campuran produk, karena alasan inilah halogenasi kadang saja digunakan dalam laboratorium.

Struktur senyawa haloalkana yang terbentuk dari proses halogenasi terdiri dari ikatan sigma karbon-
halogen yang terbentuk oleh saling menindihnya suatu orbital atom halogen dan suatu orbital hibrida
atom karbon. Sebuah halogen membentuk satu ikatan kovalen dan karena itu tak terdapat sudut ikatan
di sekitar atom ini. Namun, karbon menggunakan orbital hibrida yang sama tipenya untuk mengikat
halogen, hidrogen maupun atom karbon lain.

Senyawa halokarbon seperti contohnya kloroform mudah dibuat, metana berklorin dibuat melalui
klorinasi metana. Kloroform (CHCl3), semua tidak larut dalam air, tetapi merupakan pelarut efektif untuk
senyawa organik.

Masalah Lingkungan dan Kesehatan


Kloroform adalah bahan kimia yang menarik. Senyawa ini terkenal karena kemampuannya untuk
bertindak sebagai anestesi dan berguna di laboratorium industri dan sains. Kloroform adalah zat
beracun, dan dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius ketika cukup terkonsentrasi. Masalah-
masalah ini termasuk kerusakan organ dan penyimpangan detak jantung. Pada konsentrasi tinggi,
penghirupan kloroform dapat menekan sistem pernapasan begitu banyak sehingga kematian
terjadi. Bahan kimia ini juga sangat diduga meningkatkan risiko kanker.

Saat ini para ilmuwan tahu bahwa kloroform bukanlah bahan kimia ajaib yang pertama kali muncul.
Ketika terhirup, itu dapat menyebabkan penyimpangan detak jantung yang mungkin mematikan. Ini juga
dapat menyebabkan kerusakan hati dan ginjal. Konsentrasi kimia yang tinggi dapat menyebabkan sakit
kepala, pusing, dan masalah pencernaan seperti mual dan muntah. Selain itu, kloroform telah
diklasifikasikan sebagai kemungkinan karsinogen -bahan kimia yang dapat menyebabkan kanker.
Anestesi yang lebih baru telah menggantikan kloroform di ruang operasi.

Kloroform cepat diserap melalui saluran pernapasan dan saluran pencernaan, juga bisa diserap melalui
kulit. Begitu berada di dalam tubuh, ia melakukan perjalanan secara luas. Sebagian besar bahan kimia
tersebut akhirnya dipecah atau meninggalkan tubuh melalui pernafasan dan ekskresi, tetapi beberapa
mungkin terkumpul dalam lemak dan organ tubuh.

Dalam penyimpanan B3 harus diketahui sifat-sifat berbagai jenis bahan kimia

berbahaya, dan juga perlu memahami reaksi kimia akibat interaksi dari bahan-bahan

yang disimpan. Interaksi dapat berupa tiga hal yaitu :

1. Interaksi antara bahan dan lingkungannya.

Contoh: panas/percikan api yang dapat menimbulkan kebakaran dan ledakan


terutama untuk zat yang mudah terbakar dan mudah meledak seperti pelarut

organik dan peroksida.

2. Interaksi antara bahan dan wadah.

Contoh: Beberapa bahan kimia yang amat korosif, seperti asam sulfat, asam

khlorida, natrium hidroksida, dapat merusak wadahnya. Kerusakan ini

menyebabkan interaksi antar bahan sehingga menimbulkan reaksi-reaksi

berbahaya seperti kebakaran, ledakan atau menimbulkan racun.

3. Interaksi antar bahan.

Contoh: Interaksi antara zat oksidator dan reduktor dapat menimbulkan ledakan

dan kebakaran, sedangkan interaksi antara asam dan garam dapat menimbulkan

gas beracun. Oleh karena itu beberapa bahan yang mungkin bereaksi harus

dipisahkan dalam penyimpanannya.

Anda mungkin juga menyukai