Anda di halaman 1dari 121

TUGAS AKHIR - SM 141501

ANALISIS SISTEM PEMBAYARAN KREDIT


NASABAH BANK BRI CABANG MALANG
MENGGUNAKAN PERSAMAAN BEDA LINIER
ORDE SATU

ANA FITRIA
NRP 1211 100 060

Supervisors
Dra. Sri Suprapti H., M.Si

JURUSAN MATEMATIKA
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya 2016
i
FINAL PROJECT - SM 141501

ANALYSIS SYSTEM OF PAYMENT CREDIT BRI


BANK CUSTOMERS BRANCH MALANG USING ONE
ORDER LINIER DIFFERENCE EQUATION

ANA FITRIA
NRP 1211 100 060

Supervisors
Dra. Sri Suprapti H., M.Si

DEPARTMENT OF MATHEMATICS
Faculty of Mathematics and Natural Sciences
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya 2016

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas


limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis mampu
menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul“Analisis Sistem
Pembayaran Kredit Nasabah Bank BRI Cabang Malang
Menggunakan Persamaan Beda Linier Orde Satu”. Tugas
Akhir ini disusun sebagai persyaratan akademis dalam
menyelesaikan Program Studi S-1 Jurusan Matematika Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi
Sepuluh Nopember.
Tugas Akhir ini dapat diselesaikan berkat kerjasama, bantuan, dan
dukungan dari banyak pihak. Oleh karena itu, penulis
menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Sunarno dan Ibu Sriamah, selaku orang tua
penulis beserta keluarga besar di Jombang yang selalu
memberikan doa, dukungan dan motivasi.
2. Direktorat Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia yang telah
memberikan dukungan finansial melalui Beasiswa Bidik
Misi tahun 2011 – 2015.
3. Bapak Dr. Imam Mukhlash, S.Si, MT, selaku Ketua
Jurusan Matematika FMIPA ITS sekaligus dosen wali penulis
yang telah memberikan arahan akademik selama penulis
menempuh pendidikan di Jurusan Matematika FMIPA ITS.
4. Ibu Dra. Sri Suprapti H., M.Si sebagai dosen pembimbing
Tugas Akhir, terima kasih atas segala bimbingan dan motivasi
yang telah diberikan kepada penulis.
5. Ibu Dra. Titik Mudjiati, M.Si, Tahiyatul Asfihani, S.Si, M.Si,
Bapak Drs. Lukman Hanafi, M.Sc, Drs. Sentot Didik
Surjanto, M.Si selaku dosen penguji.
6. Bapak Drs. Chairul Imron, MI. Komp., selaku Kaprodi S1
Jurusan Matematika FMIPA ITS.

xi
7. Ibu Endah selaku unit manager bank BRI yang telah
membantu penulis untuk mendapatkan data nasabah
pengajuan kredit modal usaha.
8. Bapak dan Ibu dosen serta seluruh staff Tata Usaha dan
Laboratorium Jurusan Matematika FMIPA-ITS.
9. Sahabat Muzani Ali Shodiqin atas dukungan dan
kesabaran yang telah diberikan selama ini.
10. Segenap Keluarga Besar HIMATIKA-ITS khususnya
angkatan MENARA’11 atas dukungan yang telah
diberikan selama ini
11. Segenap Sahabat/i PMII Sepuluh Nopember, UKM
Penalaran - ITS, yang telah mendukung dan motivasi
yang telah diberikan selama ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Tugas Akhir ini


masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan saran dan kritik dari pembaca. Semoga Tugas
Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi pihak yang
berkepentingan.

Surabaya, Januari 2016

Penulis

xii
DAFTAR ISI

Hal
HALAMAN JUDUL .......................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ............................................... v
ABSTRAK ........................................................................... vii
ABSTRACT........................................................................... ix
KATA PENGANTAR ........................................................ xi
DAFTAR ISI ...................................................................... xiii
DAFTAR TABEL................................................................ xv
DAFTAR GAMBAR........................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................... xix
DAFTAR NOTASI ............................................................. xxi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................. 3
1.3Batasan Masalah ................................................ 3
1.4 Tujuan ............................................................... 3
1.5 Manfaat ............................................................. 3
1.6 Sistematika Penulisan ........................................ 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kredit.................................................................. 7
2.2 Analisis rasio Keuangan………………………. 7
2.2.1 Rasio Likuiditas ……………………......... 8
2.2.2 Rasio Aktivitas ……………………........... 9
2.2.3 Rasio Hutang …………………….............. 10
2.2.4 rasio Profabilitas………………................. 11
2.3 Bunga................................................................. 13
2.3.1 Bunga Sederhana ……………………....... 13
2.3.2 Bunga Majemuk ………………….......... 14
2.3.3 Bunga efektif ………………...................... 15
2.4 Metode Perhitungan Angsuran Anuitas ………. 16
2.4.1 Anuitas biasa……………………………... 16
2.4.2 Anuitas di muka………………………...... 18
2.5 Persamaan Beda ………………………………. 19

xiii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Studi Literatur .................................................... 21
3.2 Teknik Pengumpulan Data ................................ 21
3.3 Metode Pengumpulan Data................................ 22
3.3.1 Penelitian Langsung ke Bank BRI cabang
Malang....................................................... 22
3.3.2 Studi Literatur............................................ 22

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN


4.1 Perhitungan Analisis Rasio Keuangan………… 27
4.1.1 Hasil Perhitungan Analisis Rasio dalam
Tugas Akhir…………………...................... 27
4.1.2 Hasil Perhitungan Analisis Rasio
Keuangan Bank BRI………………............ 40
4.2 Model Matematika Sisa Hutang Pembayaran
Kredit................................................................. 46

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan ........................................................ 53
5.2 Saran .................................................................. 53

DAFTAR PUSTAKA .......................................................... xxiii


LAMPIRAN......................................................................... xxv

xiv
DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 3.1 Diagram AlirPenelitian ………………..………… 24


Gambar 3.2 Diagram Analisis Data …………………………... 25

xvii
(Halaman ini sengaja dikosongkan)

xviii
DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 4.1 Data Nasabah Bank BRI 27


Tabel 4.2 Hasil Analisis Rasio Keuangan 39
Tabel 4.3 perhitungan sisa pembayaran kredit 52

xv
“Halaman ini sengaja dikosongkan”

xvi
DAFTAR NOTASI

𝑆𝐼 : simple Interest (bunga sederhana)


𝑃 : principal (pokok)
𝑟 : interest rate p.a (tingkat bunga/tahun)
𝑡 : time (waktu dalam tahun
𝑆 : nilai akhir
n : jumlah periode perhitungan bunga
i : tingkat bunga per periode perhitungan bunga
𝐴 : anuitas atau pembayaran per period
𝐸𝑟 : tingkat bunga efektif
𝐹𝑟 : tingkat bunga sederhana
𝑃0 : Pokok Hutang
𝑃𝑛 : Sisa hutang setelah pembayaran ke –𝑛
𝑎 : Periode pembayaran kredit

xxi
“Halaman ini sengaja dikosongkan”

xxii
BAB I
PENDAHULUAN

Pada bab ini dijelaskan mengenai latar belakang permasalahan,


rumusan masalah, batasan masalah, tujuan, manfaat, serta
sistematis penulisan dalam Tugas Akhir.

1.1 Latar Belakang


Dunia perbankan di Indonesia memasuki masa persaingan
yang sangat kompetitif, hal ini disebabkan banyaknya bank yang
beroperasi di Indonesia baik yang beroperasi secara lokal maupun
yang beroperasi berskala internasional. Perkembangan dunia
perbankan yang sangat pesat serta tingkat kompleksitas usaha
perbankan yang tinggi dapat berpengaruh terhadap kinerja
keuangan suatu bank. Lemahnya kondisi internal bank seperti
manajemen yang kurang memadai, pemberian kredit kepada
kelompok atau group usaha sendiri serta modal yang tidak dapat
mengcover terhadap risiko-risiko yang dihadapi oleh bank
tersebut dapat menyebabkan kinerja bank menurun.

Melihat begitu pentingnya peranan perbankan, maka


sebagai sebuah perusahaan, bank didorong untuk lebih efisien dan
selektif di dalam setiap pemberian keputusan kebijakan
pemberian kredit. Pesaing di dunia perbankan tidak hanya
berorientasi lokal tetapi sudah mengglobal untuk menjawab
tantangan di era globalisasi ini, dengan banyaknya pesaing di
dunia perbankan, setiap perusahaan dituntut untuk mampu
menampilkan kinerja perusahaan yang terbaik dan strategi yang
matang dalam segala bidang termasuk manajemen keuangan.

Pemberian kredit merupakan kegiatan usaha yang


mengandung risiko tinggi dan berpengaruh terhadap

1
2

keberlangsungan usaha perbankan. Di dalam kegiatan perkreditan


sering terjadi masalah kredit macet yang disebabkan oleh
gagalnya pengembalian sebagian pinjaman yang diberikan kepada
para peminjam. Pada kasus permohonan kredit oleh nasabah,
suatu bank harus mampu mengambil keputusan yang tepat untuk
menerima atau menolak permohonan kredit tersebut. Masalah ini
dapat diatasi, salah satunya dengan mengidentifikasi dan
memprediksi nasabah dengan baik sebelum memberikan
pinjaman dengan cara memperhatikan data riwayat pinjaman
nasabah lama dan membandingkan dengan data pemohon kredit.
Selain itu juga diperlukan metode untuk menghitung sisa hutang
pembayaran kredit, yaitu dengan model matematika.

Matematika sebagai dasar dari ilmu pengetahuan


mempunyai peranan penting bagi cabang-cabang ilmu
pengetahuan yang lain. Persamaan diferensial (difference
equation) merupakan salah satu bidang matematika yang sering
digunakan dalam beberapa bidang ilmu pengetahuan salah
satunya dalam bidang ekonomi. Aplikasi persamaan diferensial
dalam bidang ekonomi sering ditemukan, terutama dalam bidang
keuangan. Penerapan dalam bidang keuangan meliputi prosedur
untuk mengkombinasikan antara suku bunga, pertimbangan
waktu pada pembayaran pinjaman, dan angsuran secara kredit.
Pada pembayaran bunga dan angsuran dalam periode waktu
tertentu akan membentuk suatu barisan yang beraturan, sehingga
pembayarannya dapat dimodelkan menjadi persamaan diferensi.
Di dalam analisis keuangan biasanya yang mewakili variabel
bebas adalah nilai dari periode waktu, sedangkan yang mewakili
variabel terikat adalah ukuran nilai rupiah yang berupa
pembayaran per periode dari suatu pinjaman.
3

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut.
1. Bagaimana sistem pemberian keputusan kredit yang
diterapkan oleh suatu bank
2. Bagaimana perhitungan sisa pembayaran kredit setelah
pembayaran 𝑡 + 1 menggunakan persamaan beda linier orde
satu.

1.3 Batasan Masalah


Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan
sebelumnya, maka berikut ini diberikan batasan masalah untuk
menghindari melebarnya permasalahan. Batasan masalah dalam
skripsi ini adalah sebagai berikut.
1. Sistem pemberian keputusan kredit menggunakan Analisis
Rasio Keuangan
2. Penelitian dilakukan hanya pada calon nasabah yang
mengajukan kredit untuk pengembangan usaha.

1.4 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka diperoleh
tujuan penelitian sebagai berikut.
1. Mengetahui sistem yang tepat dalam pemberian keputusan
kredit menggunakan Analisis Rasio Keuangan
2. Mengetahui perhitungan sisa pembayaran kredit setelah
pembayaran 𝑡 + 1 menggunakan persamaan beda linier orde
satu.

1.5 Manfaat
Manfaat dari tugas akhir ini adalah sebagai berikut:
1. Menambah wawasan tentang dunia perbankan
2. Menerapkan metode persamaan beda orde satu sebagai
salah satu metode pengambilan keputusan pemecahan
suatu masalah pada sistem kredit bank.
4

3. Merancang sistem pendukung keputusan yang dapat


membantu bank dalam menentukan kelayakan pemberian
kredit terhadap nasabah.

1.6 Sistematika Penulisan


Tugas Akhir ini secara keseluruhan terdiri dari lima bab dan
lampiran. Secara garis besar masing-masing bab akan membahas
hal-hal berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi beberapa subbab, yaitu latar belakang
permasalahan, perumusan masalah, batasan-batasan
masalah, tujuan, dan manfaat penulisan serta sistematika
penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini membahas tentang teori dasar yang relevan untuk
memecahkan persoalan yang dibahas pada Tugas Akhir
ini, yaitu menganalisa data menggunakan analisis
rasio keuangan dan menghitung sisa hutang
pembayaran kredit menggunakan persamaan beda
linier orde satu.
BAB III METODE PENELITAN
Bab ini membahas tentang metode apa yang digunakan
serta langkah-langkah apa saja yang diambil dalam
mencapai tujuan Tugas Akhir.
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Bab ini membahas secara detail proses menganalisa data
menggunakan analisis rasio keuangan. Kemudian
mengimplementasikan persamaan beda linier orde satu
untuk menghitung sisa hutang pembayaran kredit.
Terakhir, membandingkan data hasil perhitungan sisa
hutang pembayaran kredit dengan data yang diterapkan
pada bank terkait.
5

BAB V PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan yang dapat diambil dan saran-
saran untuk pengembangan lebih lanjut dari Tugas Akhir.
6

(Halaman ini sengaja dikosongkan)


BAB III
METODE PENELITIAN

Pada bab ini dijelaskan metode yang digunakan dalam Tugas


Akhir agar proses pengerjaan dapat terstruktur dengan baik dan
dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Proses
pengerjaan terdiri dari empat tahap, yaitu studi literatur,
pengumpulan data, pengolahan data, serta analisis hasil dan
penarikan kesimpulan.

3.1 Studi Literatur


Pada tahap ini dilakukan identifikasi permasalahan yang
akan dibahas. Dari permasalahan dan tujuan yang telah
dirumuskan di atas, selanjutnya dilakukan studi literatur untuk
mendukung pengerjaan Tugas Akhir dan pemahaman yang lebih
mendalam tentang metode yang akan digunakan untuk
menyelesaikan permasalahan dalam Tugas Akhir. Literatur yang
dipelajari bersumber dari jurnal, penelitian sebelumnya, instansi
bank terkait, dan dari website-website di internet.

3.2 Teknik Pengumpulan Data


Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
dari nasabah yang berisi daftar aktifitas kegiatan perekonomian
yang akan digunakan untuk kepentingan kelengkapan penjelasan
data sekunder, termasuk untuk kepentingan pengamatan. Sumber
data dibagi menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder
(Azwar, 2003).
Data primer adalah data yang diperoleh dari tangan
pertama, yaitu didapatkan langsung dari subjek penelitian dengan
mengenakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung
pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari.
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari tangan kedua,
tidak langsung diperoleh dari peneliti. Pada penelitian ini
menggunakan data sekunder, yang telah diolah oleh pihak bank
BRI.

21
22

Dalam penelitian ini juga digunakan studi literatur sebagai


bahan rujukan atau informasi pendukung, seperti teori-teori yang
berkaitan dengan perbankan, matematika keuangan, dan
persamaan beda.

3.3 Metode Pengumpulan Data


Untuk memperoleh data-data pendukung penelitian ini, dilakukan
pengumpulan data melalui dua tahapan yaitu sebagai berikut:

3.3.1 Penelitian langsung ke Bank BRI cabang Malang


a) Dokumentasi
Merupakan suatu metode pengumpulan data dengan
melihat dan menggunakan data-data berupa arsip-arsip atau
catatan yang berhubungan dengan obyek penelitian yang
terdapat di Bank BRI cabang Malang. Data-data ini
merupakan data sekunder.
b) Wawancara
Merupakan suatu metode pengumpulan data dengan
melakukan komunikasi atau wawancara mengenai hal-hal
yang berhubungan dengan obyek penelitian, yang dalam
hal ini dilakukan melalui kunjungan ke Bank BRI cabang
Malang.

3.3.2 Studi Literatur


Metode ini dilakukan dengan tujuan memecahkan
permasalahan yang ada dengan menggunakan teori yang
ada pada literatur dan membandingkan dengan metode
yang dimiliki oleh bank.
23

3.4 Diagram Alir Penelitian

Mulai

Survei Nasabah

Studi Literatur

Perumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Analisa Data

Kesimpulan dan Saran

Selesei

Gambar 3.4 Diagram AlirPenelitian


24

3.4 Analisis Data


Setelah data diperoleh, dilakukan analisis dan perhitungan
terhadap data yang diperoleh. Dengan langkah-langkah sebagai
berikut:

1. Melakukan perhitungan bunga sederhana, bunga majemuk


dan bunga efektif.
2. Perhitungan angsuran per bulan menggunakan anuitas biasa
dan anuitas di muka.
3. Menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan
analisis rasio keuangan.
4. Membentuk tabel Analisis Rasio keuangan untuk
mendapatkan keputusan pemberian kredit.
5. Menghitung sisa hutang pembayaran kredit menggunakan
persamaan beda linier orde satu.
6. Mengimplementasikan perhitungan pembayaran kredit data
pada bahasa pemograman Matlab.
7. Membandingkan hasil perhitungan persamaan beda linier
orde satu pembayaran kredit dengan metode yang dimiliki
oleh bank.
25

Mulai

Data Nasabah

Perhitungan bunga sederhana,


bunga majemuk dan bunga efektif

Perhitungan angsuran perbulan


menggunakan anuitas biasa dan
di muka

Analisis Rasio Keuangan

ya

Menghitung Sisa hutang


menggunakan persamaan beda
linier orde satu

Mengimplementasikan
perhitungan pembayaran kredit
pada bahasa pemprograman Tidak
Matlab

Perbandingan
Perhitungan
Pembayaran Kredit

Selesei

Gambar 3.5 Diagram AnalisisData


26

(Halaman ini sengaja dikosongkan)


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pada penelitian sebelumnya telah dilakukan penelitian


tentang analisis rasio keuangan untuk memngambil keputusan
kelayakan pemberian kredit. Sedangkan pada Tugas Akhir ini,
akan dicoba untuk membandingkan sistem pengambilan
keputusan kelayakan pemberian kredit antara sistem bank dengan
sistem analisis rasio keuangan, selanjutnya di tambahkan dengan
mencari rumusan untuk menghitung sisa pembayaran kredit
menggunakan persamaan beda linier orde satu. Metode ini
diharapkan mampu untuk merancang sistem pendukung
keputusan yang dapat membantu bank dalam menentukan
kelayakan pemberian kredit terhadap nasabah.
Pada bab ini dibahas teori-teori yang terkait dengan
permasalahan dalam Tugas Akhir. Pertama, membahas mengenai
pengolahan data menggunakan analisis rasio keuangan.
Selanjutnya, menghitung sisa hutang pembayaran kredit
menggunakan persamaan beda linier orde satu.

2.1 Kredit
Perkataan kredit sesungguhnya berasal dari bahasa latin
yaitu credete yang berarti kepercayaan atau credo yang berarti
saya percaya. Jadi seandainya seseorang memperoleh kredit,
berarti ia memperoleh kepercayaan. Dengan perkataan lain, kredit
mengandung pengertian adanya suatu kepercayaan dari seseorang
atau badan lainnya bahwa yang bersangkutan pada masa yang
akan datang akan memenuhi segala sesuatu kewajiban yang telah
diperjanjikan terlebih dahulu. Terjadinya kredit pada mulanya
disebabkan oleh perbedaan pendapatan dan pengeluaran anggota
masyarakat(Ariyanti dan Firdaus, 2009).

2.2 Analisis Rasio Keuangan


Analisis rasio keuangan berfungsi sebagai alat untuk
mengevaluasi kinerja peminjam dengan cara membandingkan

7
8

antara satu elemen dengan elemen yang lain dalam laporan


keuangan agar dapat diinterprestasikan lebih lanjut. Analisis rasio
keuangan dapat dibagi menjadi 4 kelompok yaitu rasio likuiditas,
rasio aktivitas, rasio hutang dan rasio profitabilitas. Berikut
adalah penjelasan dari masing-masing rasio tersebut
(Simanora,2004).

2.2.1 Rasio Likuiditas


Rasio likuiditas merupakan salah satu indikator mengenai
kemampuan peminjam untuk membayar semua kewajiban
finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan
menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Likuiditas tidak hanya
berkenaan dengan keadaan seluruh keuangan peminjam, tetapi
juga berkaitan dengan untuk mengubah aktiva lancar menjadi
uang kas. Beberapa rasio yang dapat digunakan dalam
pengukuran likuiditas ini antara lain:
1. Net Working Capital (NWC), merupakan selisih antara
aktiva lancar dengan hutang lancar. Semakin besar NWC
maka menunjukan tingkat likuiditas yang semakin tinggi
pula. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut:

𝑁𝑊𝐶 = 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 − 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟.

2. Current Ratio, merupakan salah satu rational financial yang


sering digunakan. Tingkat Current Ratio dapat ditentukan
dengan jalan membandingkan antara aktiva lancar dengan
hutang lancar. Secara matematis dapat ditulis sebagai
berikut:

𝐴𝑘𝑖𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = × 100% .
𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟

3. Quick Ratio hampir sama dengan Current Ratio hanya saja


jumlah persediaan (inventory) sebagai salah satu komponen
9

aktiva lancar harus dikeluarkan. Secara matematis dapat


ditulis sebagai berikut:

𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 − 𝑃𝑒𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛


𝑄𝑢𝑖𝑐𝑘 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = × 100% .
𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟

4. Cash Ratio yang digunakan untuk mengukur kemampuan


peminjam dalam membayar kewajiban jangka pendek
dengan kas yang tersedia dan yang tersimpan di bank. Rasio
kas merupakan alat yang digunakan untuk mengukur
seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar
hutang.Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut:

𝐾𝑎𝑠
𝐶𝑎𝑠ℎ 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = × 100% .
𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
(Syamsudin, 2004)

2.2.2 Rasio aktivitas


Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur seberapa jauh aktivitas peminjam dalam menggunakan
dana atau aktiva yang dimiliki secara efektif dan efesien. Rasio
ini dapat digunakan oleh pihak bank dan peminjam lainnya untuk
mengukur kemampuan peminjam dalam menggunakan dana yang
tersedia tercermin dalam perputaran modalnya. Rasio aktivitas
terdapat 3 macam yaitu sebagai berikut:
1. Inventory Turnover (ITO) atau tingkat perputaran persediaan
yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang
tertanam dalam persediaan berputar selama setahun. Secara
matematis dapat ditulis sebagai berikut:

𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑃𝑜𝑘𝑜𝑘 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛


𝐼𝑇𝑂 = .
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑅𝑎𝑡𝑎 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛

2. Recevable Turnover (RTO) merupakan rasio yang digunakan


untuk menghitung berapa kali dana yang tertanam dalam
10

hutang perusahaan. Semakin tinggi rasio perputaran piutang


usaha, semakin singkat periode waktu antara pencatatan
penjualan dan Secara matematis dapat ditulis sebagai
berikut:

𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝑅𝑇𝑂 = .
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑅𝑎𝑡𝑎 𝑃𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔

3. Debt Turnover (DTO) merupakan perputaran hutang yang


dihitung dengan membagi hutang dagang dengan harga
pokok penjualan dikalikan hari selama kegiatan tersebut
berlangsung. Sehingga diperoleh jumlah hari perputaran
pengembalian hutang dagang.Secara matematis dapat ditulis
sebagai berikut:

𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑎𝑔𝑎𝑛𝑔
𝐷𝑇𝑂 = × 360.
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑃𝑜𝑘𝑜𝑘 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛

(Syamsudin, 2004)
2.2.3 Rasio Hutang
Rasio hutang menunjukkan seberapa jauh peminjam
dipengaruhi oleh pihak luar atau kreditur Rasio hutang yang
digunakan antara lain:

1. Pengukuran tingkat hutang peminjam (measures of the


degree of indebtedness):

a) Debt Ratio digunakan untuk mengukur jumlah aktiva


perusahaan yang dibiayai oleh hutang atau modal yang
berasal dari kreditur. Semakin tinggi debt ratio maka
semakin besar jumlah modal pinjaman yang digunakan
dalam kegiatan operasional.Secara matematis dapat ditulis
sebagai berikut:
11

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = × 100%,
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎

standart umum Debt Ratio adalah sebesar 50%.

b) The Debt Equity Ratio digunakan untuk menghitung


perbandingan antara hutang jangka panjang dan modal
sendiri.Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut:

𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐽𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔


𝑇ℎ𝑒 𝐷𝑒𝑏𝑡 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = × 100%.
𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑆𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖

2. Pengukuran tingkat kemampuan peminjam membayar


kewajiban financialyang tetap (measure of the ability service
fixed financial charges).

a) Time Interest Earned atau juga sering disebut the total


converage ratio yang tujuannya adalah untuk mengukur
kemampuan peminjam membayar kewajiban berupa bunga.
Semakin tinggi rasio ini, semakin baik peminjam dalam
membayar bunga atas segala hutangnya. Secara matematis
dapat ditulis sebagai berikut:
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙
𝑇𝑖𝑚𝑒 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝐸𝑎𝑟𝑛𝑒𝑑 = .
𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝐵𝑢𝑛𝑔𝑎 𝑃𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
b) Total Debt Coverage rasio ini dimaksudkan untuk mengukur
kemampuan peminjam untuk membayar kepada kreditur baik
secara bunga maupun pinjaman pokok (principal) ataupun
pembayaran angsuran.Secara matematis dapat ditulis sebagai
berikut:

𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑒𝑏𝑡 𝐶𝑜𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 = 𝐴𝑛𝑔𝑠𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑃𝑖𝑛𝑗𝑎𝑚𝑎𝑛
.
𝐵𝑢𝑛𝑔𝑎 + 1−𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘

(Syamsudin, 2004)
2.2.4 Rasio Profitabilitas
12

Rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur


kemampuan peminjamdalam memperoleh keuntungan. Dengan
pengukuran ini memungkinkan seorang analisis dari pihak bank
dan kreditur untuk mengevaluasi tingkat pendapatan dalam
hubungannya dengan penjualan, jumlah aktiva dan investasi
tertentu dari milik peminjam. Rasio profitbilitas terdapat 4 macam
yaitu sebagai berikut:

1. Net Profit Margin digunakan untuk mengukur laba bersih


setelah pajak dibandingkan dengan volume penjualan.
Semakin tinggi tingkat rasio dari Net Profit Margin maka
semakin baik pula operasi peminjam.Secara matematis dapat
ditulis sebagai berikut:

𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝑁𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 = × 100%.
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛

2. Operating Profit Margin digunakan untuk mengukur tingkat


laba operasi dibandingkan dengan volume penjualan. Rasio
ini menggambarkan keuntungan yang benar-benar diperoleh
dari hasil operasi peminjam dengan mengabaikan kewajiban
financial berupa bunga serta kewajiban terhadap pemerintah
berupa pajak. Semakin tinggi tingkat rasio ini maka semakin
baik bagi kegiatan operasional peminjam. Secara matematis
dapat ditulis sebagai berikut:
𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖
𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 = × 100%.
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛

3. Return On Investement digunakan untuk mengukur tingkat


penghasilan bersih yang diperoleh dari total aktiva
peminjam. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut:

𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑆𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘


𝑅𝑂𝐼 = × 100%.
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎
13

4. Return On Equity digunakan untuk mengukur tingkat


penghasilan bersih yang diperoleh dari total aktiva
peminjam. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut:

𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑆𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘


𝑅𝑂𝐸 = × 100%.
𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑆𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖

(Syamsudin, 2004)
2.3 Bunga
Bunga dapat diartikan sebagai bentuk imbalan jasa atau
kompensasi atas pinjaman yang diberikan oleh suatu pemilik
modal. Persentase besarnya pinjaman yang harus dibayarkan
sebagai bunga pada suatu periode tertentu disebut tingkat bunga
atau suku bunga modal per periode. Besar bunga suatu pinjaman
ditentukan oleh tiga hal yaitu besar pokok pinjaman, lama waktu
pinjaman, dan besar tingkat bunga. Secara umum ada tiga macam
perhitungan bunga, yaitu bunga sederhana (flat), bunga majemuk
dan bunga efektif(Frensidy, 2005).
2.3.1 Bunga Sederhana
Apabila kita menggunakan konsep bunga sederhana,
besarnya bunga dihitung dari nilai pokok awal (principal)
dikalikan dengan tingkat bunga (interest rate) dan waktu (time).
Perhitungan bunga ini dilakukan satu kali saja yaitu pada akhir
periode atau pada tanggal pelunasan. Secara sistematis dapat
ditulis dalam persamaan sebagai berikut.
𝑆𝐼 = 𝑃𝑟𝑡, (2.1)
dengan :
𝑆𝐼 = Simple Interest(bunga sederhana),
𝑃 = Principal (pokok),
𝑟 = interest rate p.a (tingkat bunga/tahun),
𝑡 = time (waktu dalam tahun).
Karena satuan t adalah tahun maka jika waktu t diberikan dalam
bulan maka kita dapat menggunakan persamaan sebagai berikut.
14

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛
𝑡= .
12
Jika t diberikan dalam hari akan ada dua metode dalam mencari
nilai t yaitu sebagai berikut.
1. Bunga tepat atau SIe (Exact interest method) yaitu dengan
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐻𝑎𝑟𝑖
𝑡= .
365
2. Bunga biasa atau Sio (Ordinary interest Method) yaitu
dengan
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖
𝑡= .
360
Penggunaan metode bunga biasa akan menguntungkan
penerima bunga dan akan merugikan pembayar bunga.
Sebaliknya, penggunaan metode bunga tepat akan
menguntungkan pembayar bunga dan merugikan penerima bunga.
Oleh karena itu, dalam hal pinjaman (kredit), bank lebih
menyukai penggunaan bunga biasa. Sementara untuk tabungan
dan deposito mereka lebih memilih penggunaan bunga tepat
dalam perhitungan bunganya. Pembayaran secara angsuran atau
cicilan sering ditawarkan oleh pemberi kredit untuk membantu
pelanggan yang tidak memiliki uang yang cukup untuk membayar
hutang yang dipinjam (Frensidy, 2005).

2.3.2 Bunga Majemuk


Bunga majemuk adalah bunga yang jatuh tempo
ditambahkan ke nilai pokok pada akhir setiap periode atau
periode perhitungan bunga untuk mendapatkan pokok yang baru.
Periodenya tidak harus satu tahun walaupun tingkat bunga selalu
dinyatakan per tahun. Periode perhitungan bunga dapat
dinyatakan dalam bulanan, triwulanan, semesteran atau tahunan
1 1
yang masing-masing dapat dinyatakan dengan 𝑎 = 12 , 𝑎 = 4 , 𝑎 =
1
dan 𝑎 = 1Untuk mempermudah melakukan perhitungan bunga
2
majemuk dapat digunakan notasi sebagai berikut (Frensidy,2005).
15

𝑃 = 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝𝑜𝑘𝑜𝑘 𝑎𝑤𝑎𝑙,


𝑆 = 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟,
𝑛 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 𝑝𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎,
𝑖 = 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎 𝑝𝑒𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 𝑝𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎.

Dengan menggunakan notasi dan definisi bunga majemuk,


persamaan bunga majemuk dapat dinyatakan sebagai berikut:

𝑆 = 𝑃(1 + 𝑖)𝑛 . (2.2)

Faktor (1 + 𝑖)𝑛 disebut faktor majemuk dan proses perhitungan 𝑆


dari 𝑃 disebut akumulasi atau mencari nilai akan datang.
Sedangkan perhitungan 𝑃 dari 𝑆 disebut mencari nilai sekarang.
Menurut Smith (1992) untuk tingkat bunga sebesar 𝑟% dan
periode perhitungan bunga adalah bulanan maka bunga yang
dibayarkan untuk periode ini sebesar 𝑎𝑟% dari jumlah pinjaman
pada akhir periode. Tingkat bunga majemuk dapat dituliskan
sebagai berikut:
𝑎𝑟
(Suku bunga) 𝑖 = 𝑃 × 𝑎 × 𝑟% = × 𝑃. (2.3)
100
(Frensidy, 2005)

2.3.3 Bunga Efektif


Metode bunga efektif adalah kebalikan dari metode bunga
sederhana, yaitu besar cicilan bunga yang harus dibayar nasabah
dihitung dari sisa pinjaman kredit. Cicilan bunga yang dibayar
nasabah setiap bulannya pada sistem bunga efektif semakin
menurun karena mengikuti turunnya sisa pinjaman kredit
nasabah. Persamaan bunga efektif dapat ditulis sebagai berikut:

𝑖
𝐴=𝑃× , (2.4)
12
dengan
𝐴 = 𝐴𝑛𝑔𝑠𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎,
16

𝑃 = 𝑃𝑟𝑖𝑛𝑐𝑖𝑝𝑎𝑙 (𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝𝑜𝑘𝑜𝑘 𝑝𝑖𝑛𝑗𝑎𝑚𝑎𝑛),


𝑖 = 𝑠𝑢𝑘𝑢 𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎.

Namun jika pada persamaan (2.4) tingkat bunga yang diketahui


masih dalam bentuk tingkat bunga sederhana maka tingkat bunga
sederhana tersebut dikonversikan terlebih dahulu menjadi tingkat
bunga efektif menggunakan persamaan berikut:

𝐸𝑟 = (2 × 𝐹𝑟) − 1 (2.5)
dengan
𝐸𝑟 = 𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓,
𝐹𝑟 = 𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎 𝑠𝑒𝑑𝑒𝑟ℎ𝑎𝑛𝑎.
(Frensidy, 2005)

2.4 Metode Perhitungan Angsuran Anuitas


Anuitas adalah suatu rangkaian pembayaran atau tagihan
yang jumlahnya tetap setiap periode selama waktu tertentu.
Persamaan-persamaan anuitas diturunkan dengan menggunakan
asumsi bunga majemuk. Secara garis besar anuitas dibagi menjadi
dua, yaitu anuitas biasa dan anuitas di muka (Frensidy, 2005).

2.4.1 Anuitas Biasa (Ordinary Anuity)


Persamaan Anuitas Biasa adalah persamaan untuk jumlah
nilai sekarang (JNS) atau present value of an annuity dari
serangkaian cicilan yang berupa pembayaran yang sama
banyaknya, yang baru dapat diterima atau dibayar mulaiperiode
berikutnya selama 𝑛 periode maka dengan memperhitungkan
tingkat bunga 𝑖 tiap periodenya maka
1
nilai sekarang 𝐴 rupiah pertama = 𝐴 (1+𝑖) ,
1
nilai sekarang 𝐴 rupiah kedua = 𝐴 (1+𝑖)2 ,
1
nilai sekarang 𝐴 rupiah ketiga = 𝐴 (1+𝑖)3 ,
1
nilai sekarang 𝐴 rupiah ke (𝑛 − 1) = 𝐴 (1+𝑖)𝑛−1 ,
17

1
nilai sekarang 𝐴 rupiah ke 𝑛 = 𝐴 (1+𝑖)𝑛 .

Jadi jumlah nilai sekarang seluruh cicilan adalah

1 1 1 1 1
𝑃 = 𝐴( + + +⋯+ + ) (2.6)
(1 + 𝑖) (1 + 𝑖)2 (1 + 𝑖)3 (1 + 𝑖)𝑛−1 (1 + 𝑖)𝑛

1
Persamaan (2.6) merupakan deret geometri dengan suku awal 1+𝑖
1
banyaknya suku = 𝑛 dan 𝑟 = 1+𝑖 yakni 𝑟 ≤ 1 sehingga jumlah
deret (dapat dinyatakan dengan 𝑎𝑡 dan disebut present worth of
an annuity factor) adalah

1 − 𝑟𝑛
𝑎𝑡 = 𝑎 . (2.7)
1−𝑟

Dari persamaan (2.7) maka diperoleh.

1 𝑛
1 1−( )
1+𝑖
𝑎𝑡 = ( )( ),
1+𝑖 1
( )
1+𝑖
1
1 − (1+𝑖)𝑛
𝑎𝑡 = . (2.8)
𝑖

Jadi rumus untuk perhitungan 𝐽𝑁𝑆 = 𝑃 dari serangkaian tagihan


tetap sebesar 𝐴 rupiah yang baru dapat diterima mulai periode
berikutnya selama 𝑡 periode berturut adalah
1
1 − (1+𝑖)𝑛
𝑃 =𝐴×( ), (2.9)
𝑖

Jika dari rumus (2.9) ini yang diketahui nilai dari i, n, dan 𝐽𝑁𝑆 =
𝑃maka A yang dihitung merupakan Anuitas sehingga besarnya
Anuitas atau angsuran dibayar dibelakang adalah
18

𝑃×𝑖
𝐴= 1 , (2.10)
1 − (1+𝑖)𝑛

dengan
𝐴 = 𝐴𝑛𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑎𝑦𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒,
𝑃 = 𝑃𝑟𝑖𝑛𝑐𝑖𝑝𝑎𝑙 (𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝𝑜𝑘𝑜𝑘 𝑝𝑖𝑛𝑗𝑎𝑚𝑎𝑛),
𝑖 = 𝑆𝑢𝑘𝑢 𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎,
𝑛 = 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢.
(Frensidy, 2005)

2.4.2 Anuitas di Muka (Annuity Due)


Perbedaan anuitas biasa dan anuitas di muka adalah saat
pembayaran pertama. Jika pada anuitas biasa pembayaran
pertama dimulai satu periode lagi. Sedangkan pembayaran
pertama pada anuitas di muka adalah pada hari ini di awal
periode. Anuitas di muka untuk nilai sekarang, pembayaran
pertama sebesar A dilakukan pada hari ini sehingga bernilai A
juga. Sedangkan untuk pembayaran lainnya adalah sama tetapi
sebanyak n −1 sehingga totalnya tetap sama yaitu n kali
pembayaran. Persamaan untuk anuitas dimuka adalah

𝑃×𝑖 (2.11)
𝐴=
1
1 − ((1+𝑖)𝑛 × (1 + 𝑖))

dengan
𝐴 = 𝐴𝑛𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑎𝑦𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒,
𝑃 = 𝑃𝑟𝑖𝑛𝑐𝑖𝑝𝑎𝑙 (𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝𝑜𝑘𝑜𝑘 𝑝𝑖𝑛𝑗𝑎𝑚𝑎𝑛),
𝑖 = 𝑆𝑢𝑘𝑢 𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎,
𝑛 = 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢.
(Frensidy, 2005)
19

2.5 Persamaan Beda


Persamaan beda merupakan sebuah persamaan yang
berkaitan dengan nilai suatu barisan bilangan real 𝑦(𝑥) pada
sebuah titik x dan menghasilkan nilai-nilai pada beberapa titik.
Persamaan beda biasanya menyatakan beberapa anggota dari
barisan yang berkenaan dengan anggota sebelumnya dari barisan
tersebut. Persamaan ini menyatakan laju perubahan fungsi secara
diskrit.
Persamaan beda order n adalah linear jika dan hanya jika
persamaan beda dapat dituliskan dalam bentuk,

𝑎0 (𝑥)𝑦𝑥+𝑛 + 𝑎1 (𝑥)𝑦𝑥+𝑛−1 + ⋯ + 𝑎𝑛−1 (𝑥)𝑦𝑥+1 + 𝑎𝑛 (𝑥)𝑦𝑥


(2.12)
= 𝑔(𝑥).

Dimana 𝑎0 , 𝑎1 , … 𝑎𝑛 dan 𝑔 merupakan fungsi 𝑥 . Jika 𝑔(𝑥)


bernilai nol maka disebut persamaan beda homogen. Suatu
persamaan beda linear orde pertama dapat ditulis sebagai berikut:

𝑦𝑥+1 = 𝑎𝑦𝑥 + 𝑏. (2.13)

Dengan 𝑎 dan 𝑏 konstan. Jika diberikan nilai awal 𝑦𝑜 maka


pemecahan persamaan ini dapat diperoleh dengan cara induksi
sebagai berikut.
𝑦1 = 𝑎𝑦0 + 𝑏
𝑦2 = 𝑎𝑦1 + 𝑏 = 𝑎(𝑎𝑦0 + 𝑏) + 𝑏
= 𝑎2 𝑦0 + 𝑎𝑏 + 𝑏
𝑦3 = 𝑎𝑦2 + 𝑏 = 𝑎(𝑎2 𝑦0 + 𝑎𝑏 + 𝑏) + 𝑏
= 𝑎3 𝑦0 + 𝑎2 𝑏 + 𝑎𝑏 + 𝑏

𝑦𝑥 = 𝑎 𝑥 𝑦0 + 𝑎 𝑥−1 𝑏 + 𝑎 𝑥−2 𝑏 + ⋯ + 𝑎2 + 𝑎𝑏
+𝑏
𝑦𝑥 = 𝑎 𝑥 𝑦0 + 𝑏(1 + 𝑎 + 𝑎2 + 𝑎3 + ⋯ + 𝑎 𝑥−1 ),
20

dimana 1 + 𝑎 + 𝑎2 + 𝑎3 + ⋯ + 𝑎 𝑥−1 merupakan suatu deret


1−𝑎𝑥
ukur dengan jumlah 1−𝑎 , maka solusi khusus untuk 𝑦𝑥+1 =
𝑎𝑦𝑥 + 𝑏 adalah sebagai berikut

𝑥
1 − 𝑎𝑥
𝑦𝑥 = {𝑎 𝑦0 + 𝑏 , 𝑏𝑖𝑙𝑎 𝑎 ≠ 1
1−𝑎
𝑦0 + 𝑏𝑥 , 𝑏𝑖𝑙𝑎 𝑎 = 1

Jika persamaan beda tidak memenuhi persamaan (2.13) maka


persamaan beda tersebut dinamakan persamaan beda nonlinier
dan solusi dari persamaan beda nonlinier dapat diperoleh dengan
iterasi. Namun, tidak semua persamaan beda nonlinier
mempunyai solusi khusus. Persamaan beda nonlinier yang tidak
mempunyai solusi khusus dapat diselesaikan dengan
menggunakan iterasi numerik.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Perhitungan Analisis Rasio Keuangan


Data yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah data sekunder
yang diperoleh dari Bank BRI cabang Malang. Langkah pertama
untuk menentukan kelayakan pemberian pinjaman kredit adalah
menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan analisis rasio
keuangan.Selanjutnya dihitung besarnya bungayang harus
ditanggung oleh Nasabah dan besarnya angsuranyang harus
dibayarkan pada setiap bulannya.
Metode analisis rasio keuangan yang digunakandi dalam tugas
akhir ini memiliki perbedaan perhitungan dengan sistem yang ada di
bank BRI.

4.1.1 Hasil Perhitungan Analisis Rasio dalam Tugas Akhir


Metode perhitungan analisis rasio keuangan yang digunakan di
dalam tugas akhir ini sebagaimana yang ada dalam subbab 2.2, yang
mana ada 15 standart yang harus dipenuhi calon nasabah agar
mendapatkan kredit. Namun nasabah sudah dianggap layak untuk
mendapatkan pinjaman kredit jika telah memenuhi 9 dari 15 standart
tersebut.
Berikut inistudy kasus dari dua nasabah berbeda yang ingin
mengajukan pinjaman kredit di Bank BRI cabang Malang.
Tabel 4.1 Data Nasabah Bank BRI
No. Deskripsi Nasabah 1 Nasabah 2
1 Aktiva Lancar Rp.10.500.000 Rp.5.000.000
2 Hutang Lancar Rp.3.000.000 Rp.1.000.000
3 Persediaan Rp.4.000.000 Rp.1.500.000
4 Kas Rp.2.000.000 Rp.1.250.000
5 Harga Pokok penjualan Rp.2.100.000 Rp.750.000
6 Rata-rata Persediaan Rp.4.000.000 Rp.1.000.000

27
28

Tabel 4.1 Data Nasabah Bank BRI (Lanjutan)


No Deskripsi Nasabah 1 Nasabah 2
7 Penjualan Bersih Rp.1.450.000 Rp.425.000
8 Rata-rata Piutang Rp.11.008.333 Rp.7.005.000
9 Hutang Dagang Rp.25.000 Rp.15.000
10 Total Hutang Rp.33.025.000 Rp.21.015.000
11 Total Aktiva Rp.93.000.000 Rp.54.000.000
12 Hutang Jangka Panjang Rp.30.000.000 Rp.20.000.000
13 Modal sendiri Rp.10.500.000 Rp.5.000.000
14 Laba Operasional Rp.1.900.000 Rp.550.000
15 Laba Bersih Setelah Pajak Rp.1.282.500 Rp.382.500
16 Beban Bunga Per Bulan 0 0
Waktu Pengembalian
17 Pinnjaman 60 Bulan 48 Bulan
18 Jumlah Pinjaman Rp.30.000.000 Rp.20.000.000

Data yang ada pada tabel 4.1 tersebut selanjutnya diolah


menggunakan analisis rasio keuangan sesuai pada perhitungan
subbab 2.2. Berikut ini perhitungannya:
1. Net Working Capital
𝑁𝑊𝐶 = 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 − 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
= 𝑅𝑝. 10.500.000 − 𝑅𝑝. 3.000.000
= 𝑅𝑝. 7.500.000
Besarnya Net Working Capital Nasabah 1 yaitu sebesar
𝑅𝑝. 7.500.000 nilai tersebut masih lebih besar dari nilai persediaan
barang yang dimiliki oleh Nasabah 1 yaitu 𝑅𝑝. 4.000.000. Semakin
besar selisih antara nilai Net Working Capital dengan nilai
persediaan barang maka tingkat likuiditas semakin tinggi.Sehingga
dapat disimpulkan bahwa Nasabah 1 mempunyai tingkat likuiditas
yang cukup baik.
29

𝑁𝑊𝐶 = 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 − 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟


= 𝑅𝑝. 5.000.000 − 𝑅𝑝. 1.000.000 = 𝑅𝑝. 4.000.000
Besarnya Net Working Capital Nasabah 2 yaitu sebesar
𝑅𝑝. 4.000.000 nilai tersebut masih lebih besar dari nilai persediaan
barang yang dimiliki oleh Nasabah 2 yaitu 𝑅𝑝. 1.500.000. Semakin
besar selisih antara nilai Net Working Capital dengan nilai
persediaan barang maka tingkat likuiditas semakin tinggi.Sehingga
dapat disimpulkan bahwa Nasabah 1 mempunyai tingkat likuiditas
yang cukup baik.
2. Current Ratio
𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = × 100%
𝐻𝑢𝑡𝑎𝑚𝑔 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
𝑅𝑝. 10.500.000
= × 100% = 350%
𝑅𝑝. 3.000.000
Untuk mengidentifikasi semua kewajiaban yang harus dipenuhi
oleh Nasabah 1 dalam melunasi hutangnya dapat dilihat dari Current
Ratio. Maka titik aman tingkat Current Ratio harus lebih
dari 200%.Jika dilhat tingkat Current Ratio Nasabah 1 yaitu
350%. Dengan Melihat tingkat Current Ratio Nasabah 1 dapat
disimpulkan bahwa Nasabah 1 mempunyai tingkat likuiditas yang
baik.
𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = × 100%
𝐻𝑢𝑡𝑎𝑚𝑔 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
𝑅𝑝. 5.000.000
= × 100% = 500%
𝑅𝑝. 1.000.000
Untuk mengidentifikasi semua kewajiaban yang harus dipenuhi
oleh Nasabah 2 dalam melunasi hutangnya dapat dilihat dari Current
Ratio. Maka titik aman tingkatCurrent Ratio harus lebih dari200%.
Jika dilhat tingkat Current Ratio Nasabah 2 yaitu 500%. Dengan
Melihat tingkat Current Ratio Nasabah 2 dapat disimpulkan bahwa
Nasabah 2 mempunyai tingkat likuiditas yang baik.
30

3. Quick Ratio
𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 − 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛
𝑄𝑢𝑖𝑐𝑘 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = × 100%
𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
𝑅𝑝. 10.500.000 − 𝑅𝑝. 4.000.000
= × 100%
𝑅𝑝. 3.000.000
= 216,67%
Pada umumnya tingkat Quick Ratio tidak lebih dari 100%
karena apabila nilai Quick Ratio terlalu tinggi perolehan laba tidak
optimal, karena terjadi penumpukan harta pada aktiva produktif.
Disini Nasabah 1 mempunyai tingkatQuick Ratio 216,67%. Maka
dapat disimpulkan bahwa Nasabah 1 mempunyai tingkat Quick Ratio
yang tidak baik.
𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 − 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛
𝑄𝑢𝑖𝑐𝑘 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = × 100%
𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
𝑅𝑝. 5.000.000 − 𝑅𝑝. 1.500.000
= × 100%
𝑅𝑝. 1.000.000
= 350%
Pada umumnya tingkat Quick Ratio tidak lebih dari 100%
karena apabila nilai Quick Ratio terlalu tinggi perolehan laba tidak
optimal, karena terjadi penumpukan harta pada aktiva produktif.
Disini Nasabah 2 mempunyai tingkat Quick Ratio 350%.Maka dapat
disimpulkan bahwa Nasabah 2 mempunyai tingkat Quick Ratio yang
tidak baik.
4. Cash Ratio
𝑘𝑎𝑠 𝑅𝑝. 2.000.000
𝐶𝑎𝑠ℎ 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = × 100% = × 100%
𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 𝑅𝑝. 3.000.000
= 66,667%
Kondisi rasio kas terlalu tinggi kurang baik karena ada dana
yang mengganggur atau yang belum digunakan secara optimal.
Tingkat cash ratio yang baik adalah dibawah 100%. Tingkat rasio
kas dari Nasabah 1 sebesar 66,667%. Melihat tingkat rasio kas
Nasabah 1 dapat disimpulkan bahwa Nasabah 1 mempunyai tingkat
likuiditas yang baik.
31

𝑘𝑎𝑠 𝑅𝑝. 1.250.000


𝐶𝑎𝑠ℎ 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = × 100% = × 100%
𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 𝑅𝑝. 1.000.000
= 125%
Kondisi rasio kas terlalu tinggi kurang baik karena ada dana
yang mengganggur atau yang belum digunakan secara optimal.
Tingkat cash ratio yang baik adalah dibawah 100%. Tingkat rasio
kas dari Nasabah 2 sebesar 125%. Melihat tingkat rasio kas Nasabah
1 dapat disimpulkan bahwa Nasabah 2 mempunyai tingkat
likuiditas kurang baik.
5. Inventory Turnover (ITO)
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑃𝑜𝑘𝑜𝑘 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑅𝑝. 2.100.000
𝐼𝑇𝑂 = = = 0.525
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑅𝑎𝑡𝑎 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛 𝑅𝑝. 4.000.000
Likuiditas atau aktivitas inventory suatu nasabah diukur dengan
tingkat turnover atau perputaran dari inventory tersebut. Inventory
Turnover sebesar 0.525 yang menunjukan bahwa dana yang
tertananam persediaan berputar sebanyak 0.525 kali dalam setahun.
Dapat disimpulkan bahwa Nasabah 1 dapat memutar dana yang
tertananam setiap tahunnya.
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑃𝑜𝑘𝑜𝑘 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑅𝑝. 750.000
𝐼𝑇𝑂 = = = 0.75
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑅𝑎𝑡𝑎 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛 𝑅𝑝. 1.000.000
Likuiditas atau aktivitas inventory suatu nasabah diukur dengan
tingkat turnover atau perputaran dari inventory tersebut. Inventory
Turnover sebesar 0.75 yang menunjukan bahwa dana yang
tertananam persediaan berputar sebanyak 0.75 kali dalam setahun.
Dapat disimpulkan bahwa Nasabah 2 dapat memutar dana yang
tertananam setiap tahunnya.
6. Recevable Turnover (RTO)

𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑅𝑝. 1.425.000


𝑅𝑇𝑂 = = = 0.129
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑅𝑎𝑡𝑎 𝑃𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑅𝑝. 11.008.333
Receivable Turnover dihitung dengan membagi penjualan bersih
dengan rata-rata piutang, sehingga dapat diperoleh berapa kali dana
tertanam pada piutang perusahaan. Nasabah 1 memiliki Receivable
32

Turnover sebesar 0,129 itu menunjukan bahwa Nasabah 1 memiliki


receivable turnover yang baik.
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑅𝑝. 425.000
𝑅𝑇𝑂 = = = 0.0606
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑅𝑎𝑡𝑎 𝑃𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑅𝑝. 7.005.000
Receivable Turnover dihitung dengan membagi penjualan bersih
dengan rata-rata piutang, sehingga dapat diperoleh berapa kali dana
tertanam pada piutang perusahaan. Nasabah 2 memiliki Receivable
Turnover sebesar 0,0606 itu menunjukan bahwa Nasabah 2 memiliki
receivable turnover yang buruk.
7. Debt Turnover
𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑎𝑔𝑎𝑛𝑔 𝑅𝑝. 25.000
𝐷𝑇𝑂 = × 360 = × 360
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑃𝑜𝑘𝑜𝑘 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑅𝑝. 2.100.000
= 4,2857
Dihitung dengan membagi hutang dagang dengan harga pokok
penjualan dan dikalikan hari selama kegiatan tersebut berlangsung
sehingga diperoleh hari perputaran pengembalian hutang
dagang.Nasabah 1 memiliki Debt Turnover sebesar 4,2857 hari
sehingga dapat diartikan perputaran pengembalian hutang selama
4,2857 per hari.dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Nasabah
1 memiliki tempo yg cukup lama dalam pengembalian hutangnya.
𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑎𝑔𝑎𝑛𝑔 𝑅𝑝. 15.000
𝐷𝑇𝑂 = × 360 = × 360
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑃𝑜𝑘𝑜𝑘 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑅𝑝. 750.000
= 7,2
Dihitung dengan membagi hutang dagang dengan harga pokok
penjualan dan dikalikan hari selama kegiatan tersebut berlangsung
sehingga diperoleh hari perputaran pengembalian hutang
dagang.Nasabah 2 memiliki Debt Turnover sebesar 7,2 hari sehingga
dapat diartikan perputaran pengembalian hutang selama 7,2 hari
dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Nasabah 2 memiliki
tempo yg cukup lama dalam pengembalian hutangnya.
8. Debt Ratio
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑅𝑝. 33.025.000
𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = × 100% = × 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑅𝑝. 93.000.000
= 35.51%
33

Rasio ini mengukur berapa besar aktiva nasabah yang dibiayai


oleh kreitur. Semakin tinggi Debt Ratio maka semakin tinggi jumlah
modal pinjaman yang digunakan dalam menghasilkan keuntungan
nasabah. Nasabah 1 memiliki debt ratio sebesar 35.51% hal ini
menunjukan tidak melebihi batas standart yang di tetapkan yaitu
50% sehingga dapat disimpulkan bahwa Nasabah 1 memiliki
kemampuan yang baik dalam mengolah hutangnya.
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑅𝑝. 21.025.000
𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = × 100% = × 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑅𝑝. 54.000.000
= 38.93%
Rasio ini mengukur berapa besar aktiva nasabah yang dibiayai
oleh kreitur. Semakin tinggi Debt Ratio maka semakin tinggi jumlah
modal pinjaman yang digunakan dalam menghasilkan keuntungan
nasabah. Nasabah 1 memiliki debt ratio sebesar 38.93% hal ini
menunjukan tidak melebihi batas standart yang di tetapkan yaitu
50% sehingga dapat disimpulkan bahwa Nasabah 2 memiliki
kemampuan yang baik dalam mengolah hutangnya.
9. The Debt Equity Ratio
𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐽𝑘 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔
𝑇ℎ𝑒 𝐷𝑒𝑏𝑡 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = × 100%
𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑆𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖
𝑅𝑝. 30.000.000
= × 100% = 285.71%
𝑅𝑝. 10.500.000
Rasio ini merupakan perbandingan hutang jangka panjang
dengan modal sendiri.Jika besar rasio ini lebih besar dari 100%
berarti menunjukan bahwa tidak semua hutang dagang dipenuhi oleh
modal sendiri atau dapat diartikan bahwa resiko usaha lebih besar
ditanggung oleh pihak ketiga (modal dari luar atau pinjaman)
dibandingkan dengan modal sendiri.Nasabah 1 memiliki nilai The
Debt Equity Ratio yaitu 285.71% ini menunjukan bahwa resiko
usaha lebih besar ditanggung oleh pihak ketiga.Sehingga merugikan
bagi pihak ketiga.
𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐽𝑘 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔
𝑇ℎ𝑒 𝐷𝑒𝑏𝑡 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = × 100%
𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑆𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖
𝑅𝑝. 20.000.000
= × 100% = 400%
𝑅𝑝. 5.000.000
34

Rasio ini merupakan perbandingan hutang jangka panjang


dengan modal sendiri.Jika besar rasio ini lebih besar dari 100%
berarti menunjukan bahwa tidak semua hutang dagang dipenuhi oleh
modal sendiri atau dapat diartikan bahwa resiko usaha lebih besar
ditanggung oleh pihak ketiga (modal dari luar atau pinjaman)
dibandingkan dengan modal sendiri.Nasabah 2 memiliki nilai The
Debt Equity Ratio yaitu 400% ini menunjukan bahwa resiko usaha
lebih besar ditanggung oleh pihak ketiga.Sehingga merugikan bagi
pihak ketiga.
10. Time Interset Earned
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙
𝑇𝑖𝑚𝑒 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝐸𝑎𝑟𝑛𝑒𝑑 =
𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝐵𝑢𝑛𝑔𝑎 𝑃𝑒𝑟𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛
𝑅𝑝. 1.900.000
= = 5.8104
𝑅𝑝. 327.000
Rasio ini bertujuan untuk mengukur kemampuan nasabah untuk
membayar kewajiban-kewajiban tetap berupa bunga.Nasabah 1
mempunyai nilai 5.8104 hal ini menunjukan bahwa laba opersai
yang diperoleh Nasabah 1 mampu membiayai beban bunga sebanyak
5.8104 kali.Dapat disimpulkan bahwa Nasabah 1 mampu untuk
membayar kewajiban-kewajiban tetap berupa bunga.
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙
𝑇𝑖𝑚𝑒 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝐸𝑎𝑟𝑛𝑒𝑑 =
𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝐵𝑢𝑛𝑔𝑎 𝑃𝑒𝑟𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛
𝑅𝑝. 550.000
= = 2.522
𝑅𝑝. 218.000
Rasio ini bertujuan untuk mengukur kemampuan nasabah untuk
membayar kewajiban-kewajiban tetap berupa bunga.Nasabah 2
mempunyai nilai 2.522 hal ini menunjukan bahwa laba opersai yang
diperoleh Nasabah 2 mampu membiayai beban bunga sebanyak
2.522 kali.Dapat disimpulkan bahwa Nasabah 2 mampu untuk
membayar kewajiban-kewajiban tetap berupa bunga.
35

11. The Debt Coverage


𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑒𝑏𝑡 𝐶𝑜𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 = 𝐴𝑛𝑔𝑠𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑃𝑖𝑛𝑗𝑎𝑚𝑎𝑛
𝐵𝑢𝑛𝑔𝑎 + 1−𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘
𝑅𝑝. 1.900.000 𝑅𝑝. 1.900.000
= 𝑅𝑝.683.820 = 𝑅𝑝. 1.001.002
𝑅𝑝. 327.000 + 1−0,0102
= 1.7482
Total debt ratio mengukur berapa besar kemampuan perusahaan
untuk membayar beban bunga dan angsuran pinjaman pokok dengan
laba operasional yang diperoleh. Rasio Nasabah 1 sebesar 1.7482
yang menunujukan bahwa perusahaan mampu membayar beban
bunga dan angsuran pinjaman pokok sebesar 1.7482 dengan
menggunakan laba operasional yang diperoleh oleh Nasabah
1.Dengan demikian Nasabah 1 mempunyai kemampuan yang baik
untuk membayar beban bunga dan angsuran pinjaman pokok dengan
menggunakan laba operasional yang diperoleh.
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑒𝑏𝑡 𝐶𝑜𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 = 𝐴𝑛𝑔𝑠𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑃𝑖𝑛𝑗𝑎𝑚𝑎𝑛
𝐵𝑢𝑛𝑔𝑎 + 1−𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘
𝑅𝑝. 550.000 𝑅𝑝. 550.000
= 𝑅𝑝.537.340 = 𝑅𝑝. 815.044
𝑅𝑝. 218.000 +
1−0,1
= 0.6748
Total debt ratio mengukur berapa besar kemampuan perusahaan
untuk membayar beban bunga dan angsuran pinjaman pokok dengan
laba operasional yang diperoleh. Rasio Nasabah 2 sebesar 0.6748
yang menunujukan bahwa nasabah tidak mampu membayar beban
bunga dan angsuran pinjaman pokok sebesar 0.6478 dengan
menggunakan laba operasional yang diperoleh oleh Nasabah 2.
Dengan demikian Nasabah 2 belum dapat memenuhi standart total
debt ratio.
12. Net Profit Margin
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑅𝑝. 1.450.000
𝑁𝑃𝑀 = × 100% = × 100%
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑅𝑝. 2.100.000
= 69.0476%
36

Rasio ini merupakan hasil dari laba bersih dibandingkan dengan


hasil penjualan. Sehingga dapat diketahui nasabah 1 dalam
mengasilkan laba sebesar 69.0476%, sehingga dapat dikatakan
bahwa nasabah 1 masih kesulitan dalam menghasilkan laba sesuai
standart.
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑅𝑝. 425.000
𝑁𝑃𝑀 = × 100% = × 100% = 56.66%
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑅𝑝. 750.000
Rasio ini merupakan hasil dari laba bersih dibandingkan dengan
hasil penjualan. Sehingga dapat diketahui nasabah 2 dalam
mengasilkan laba sebesar 56.66%. sehingga dapat dikatakan bahwa
nasabah 2 masih kesulitan dalam menghasilkan laba sesuai standart.
13. Operating Profit Margin
𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙
𝑂𝑃𝑀 = × 100%
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
𝑅𝑝. 1.900.000
= × 100% = 90.476%
𝑅𝑝. 2.100.000
Semakin tinggi operating profit margin nasabah maka semakin
baik, karena operating profit margin menunjukan bahwa laba
operasional terhadap penjualan. Disini nasabah 1 mempunyai nilai
operating profit margin sebesar 90.476%sudah di atas standar nilai
operating profit margin yaitu sebesar 75%.Dapat disimpulkan bahwa
nasabah 1sudah baik dalam memperoleh laba operasionalnya
terhadap penjualan.
𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙 𝑅𝑝. 550.000
𝑂𝑃𝑀 = × 100% = × 100%
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑅𝑝. 750.000
= 73,33%
Semakin tinggi operating profit margin nasabah maka semakin
baik, karena operating profit margin menunjukan bahwa laba
operasional terhadap penjualan. Disini nasabah 2 mempunya nilai
operating profit margin sebesar 73,33%. Masih dibawah standar
nilai operating profit margin yaitu sebesar 75%.Dapat disimpulkan
bahwa nasabah 2 masih kurang baik dalam memperoleh laba
operasionalnya terhadap penjualan.
37

14. Return On Investement


𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑆𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘
𝑅𝑂𝐼 = × 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎
𝑅𝑝. 1.282.500
= × 100% = 1.379%
𝑅𝑝. 93.000.000
Rasio ini merupakan pengukuran kemampuan calon nasabah
secara keseluruhan didalam menghasilkan keuntungan.Nasabah 1
masih jauh dibawah standar pada rasio ini yakni sebesar
125%.Sedangkan nilai nasabah 1 hanya 1.379%. Sehingga dapat
dikatakan kemampuan calon nasabah secara keseluruhan didalam
menghasilkan keuntungan kurang baik.
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑆𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘
𝑅𝑂𝐼 = × 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎
𝑅𝑝. 382.500
= × 100% = 0.7083%
𝑅𝑝. 54.000.000
Rasio ini merupakan pengukuran kemampuan calon nasabah
secara keseluruhan didalam menghasilkan keuntungan.Nasabah 2
masih jauh dibawah standar pada raio ini yakni sebesar
125%.Sedangkan nilai nasabah 2 hanya 0.7083%. Sehingga dapat
dikatakan kemampuan calon nasabah secara keseluruhan didalam
menghasilkan keuntungan kurang baik.

15. Return On Equity


𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑆𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘
𝑅𝑂𝐸 = × 100%
𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑆𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖
𝑅𝑝. 1.282.500
= × 100% = 12.214%
𝑅𝑝. 10.500.000
Rasio ini dapat digunakan untuk mengukur tingkat penghasilan
bersih calon nasabah atas modal yang berupa investasi tersebut.
Nasabah 1 pada rasio ini memiliki nilai sebesar 12.214% yang berati
lebih besar dari standart nilai rasio ini.Sehingga dapat dikatakan
tingkat penghasilan bersih calon nasabah atas modal yang berupa
investasi yang baik.
38

𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑆𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘


𝑅𝑂𝐸 = × 100%
𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑆𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖
𝑅𝑝. 382.500
= × 100% = 7.65%
𝑅𝑝. 5.000.000
Rasio ini dapat digunakan untuk mengukur tingkat penghasilan
bersih calon nasabah atas modal yang berupa investasi
tersebut.Nasabah 2 pada rasio ini memiliki nilai sebesar 7.65% yang
berati masih dibawah standart nilai rasio ini.Sehingga dapat
dikatakan tingkat penghasilan bersih calaon nasabah atas modal yang
berupa investasi kurang baik.
39

Untuk dapat memudahkan dalam memberi keptusan pemberian


kredit dapat dilihat tabel berikut:
Tabel 4.2 Hasil Analisis Rasio Keuangan
No Analisis Rasio Standart
Nasabah 1 Ket Nasabah 2 Ket
. Keuangan ARK
Net Working ≥Persediaa Rp.7.500.0 Rp.4.000.0
1 Layak Layak
Capital n 00 00
2 Current Ratio > 142% 350% Layak 500% Layak
3 Quick Ratio > 35% 216,67% Layak 350% Layak
Tidak
4 ≤ 100 % 66,667% Layak 125%
Cash Ratio Layak

5 Inventory ≥ 0,5 0.525 Layak 0.75 Layak


Turnover
Tidak
6 Receivable ≤ 25 0 Layak 42.5
Turnover Layak
Tidak Tidak
7 ≤3 4,2857 7,2
Debt Turnover Layak Layak
Tidak Tidak
8 Debt Ratio ≥ 50% 35.51% 38.93%
Layak Layak
9 The Debt Equity ≥ 100% 285.71% Layak 400% Layak

10 Time Interst
≥2 5.8104 Layak 2.522 Layak
Earned
The debt Tidak
11 ≥ 1,5 1.7482 Layak 0.6748
coverage Layak
Tidak
12 Net Profit ≥ 85% - - 56.66%
Margin Layak
Tidak
13 Operating ≥ 75% - - 73.33%
Profit Margin Layak
Tidak
14 𝑅𝑂𝐼 ≥ 125% - - 0.7083%
Layak
Tidak
15 ROE ≥ 10% - - 7.65%
Layak
Keputusan Layak Tidak Layak
40

Dari hasil perhitungan pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa


Nasabah 1 layak untuk mendapatkan pinjaman kredit sedangkan
Nasabah 2 tidak layak untuk mendapatkan pinjaman kredit.
Selanjutnya akan dihitung besarnya bunga yang harus
ditangggung oleh Nasabah 1 sebagaimana rumusan yang ada pada
Persamaan 2.2. Nasabah akan melakukan pinjaman sebesar
𝑅𝑝. 30.000.000 selama 5 tahun, maka besarnya bunga yang harus
ditanggunng oleh Nasabah adalah:
𝑆 = 𝑃(1 + 𝑖)𝑛 = 𝑅𝑝. 30.000.000(1 + 0,0109)60 = 𝑅𝑝. 57.493.000
Sehingga besarnya bunga yang harus ditanggung oleh nasabah
selama 5 tahun adalah sebesar𝑅𝑝. 57.493.000
Selanjutnya akan dihitung besarnya angsuran yang harus
dibayarkan Nasabah pada setiap bulannya menggunakan
perhitunngan anuitas biasa. Sesuai pada rumusan pada Persamaan
2.10 besarnya anuitas biasa dari nasabah 1dengan tingkat bunga
sebesar 1,09% per bulan. Adalah:
𝑃×𝑖 𝑅𝑝. 30.000.000 × 0,0109 𝑅𝑝. 327.000
𝐴= 1 = 1 =
1− 1− 1 − 0.5218
(1+𝑖)𝑛 (1+0,0109)60
𝑅𝑝. 327.000
= = 𝑅𝑝. 683.820
0.4782
Sehingga besarnya angsuran yang harus dibayarkan oleh Nasabah
setiap bulannya sebesar 𝑅𝑝. 683.810.

4.1.2 Perhitungan Analisis Rasio Keuangan Bank BRI


Berikut ini pehitungan analisis rasio keuangan yang digunakan
bank BRI, yang mana ada 9 standart yang harus dipenuhi calon
nasabah agar mendapatkan kredit. Namun nasabah sudah dianggap
layak untuk mendapatkan pinjaman kredit jika telah memenuhi 5
dari 9 standart berikut ini:
𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
1. Current Ratio = × 100% > 142%
𝐻𝑢𝑡𝑎𝑚𝑔 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟−𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛
2. Quick Ratio= × 100%> 35%
𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
𝐸𝐵𝐼𝑇𝐷𝐴
3. 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐽𝑘 𝑀𝑒𝑛𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ+𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐽𝑘 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔
× 100% ≥ 40%
41

𝐸𝐵𝐼𝑇𝐷𝐴
4. 𝐾𝑒𝑤𝑎𝑗𝑖𝑏𝑎𝑛 𝐵𝑢𝑛𝑔𝑎+𝑃𝑜𝑘𝑜𝑘 𝑠𝑒𝑙𝑎𝑚𝑎 1 𝑡ℎ𝑛
× 100% ≥ 50%
𝐸𝐵𝐼𝑇
5. 𝐵𝑢𝑛𝑔𝑎
× 100% > 150%
𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦
6. 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡
× 100% ≥ 35%
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑆𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘
7. 𝑅𝑂𝐼 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎
× 100% > 125%
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
8. Profit Margin(𝑁𝑃𝑀) = 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 × 100%>85%
9. Penjualan − Cicilan > Rp. 500.000

Dari data yang telah diperoleh pada tabel 4.1 selanjutnya


dilakukan perhitungan analisis rasio keuangan sesuai sistem yang ada
pada bank BRI. Berikut perhitungananalisis rasio keuangan nasabah:
𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
1. Current Ratio = 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑚𝑔 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 × 100%
𝑅𝑝. 10.500.000
= × 100%
𝑅𝑝. 3.000.000
= 350%
Current Ratio Nasabah 1 dianggap layak untuk mengajukan
pinjaman karena nilai Current Ratio Nasabah 1 masih diatas batas
yang ditetapkan oleh PT Bank BRI yaitu 142% sedangkan Current
Ratio Nasabah 1 yaitu 350%.
𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
Current Ratio = 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑚𝑔 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 × 100%
𝑅𝑝. 5.000.000
= × 100% = 500%
𝑅𝑝. 1.000.000
Current Ratio Nasabah 2 dianggap layak untuk mengajukan
pinjaman karena nilai Current Ratio Nasabah 2 masih diatas batas
yang ditetapkan oleh PT Bank BRI yaitu 142% sedangkan Current
Ratio Nasabah 2 yaitu 500%.
𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟−𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛
2. Quick Ratio = 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
× 100%
𝑅𝑝. 10.500.000 − 𝑅𝑝. 4.000.000
= × 100%
𝑅𝑝. 3.000.000
= 216,67%
42

Quick Ratioyang dimiliki Nasabah 1 masih diatas standar yang


diberikan oleh PT Bank BRI. Standar yang diberikan oleh Pt Bank
BRI adalah 35% sedangkan Quick Ratio Nasabah 1 yaitu 216,67%.
Jadi dapat dikatakan bahwa nilai Quick Ratio Nasabah 1 layak
mendapatkan kredit.
𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟−𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛
Quick Ratio = 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
× 100%

𝑅𝑝. 5.000.000 − 𝑅𝑝. 1.500.000


= × 100%
𝑅𝑝. 1.000.000
= 350%
Quick Ratio yang dimiliki Nasabah 2 masih diatas standar yang
diberikan oleh PT Bank BRI.Standar yang diberikan oleh Pt Bank
BRI adalah 35% sedangkan Quick Ratio Nasabah 2 yaitu 350%.Jadi
dapat dikatakan bahwa nilai Quick Ratio Nasabah 2 layak
mendapatkan kredit.

3. EBITDA = Laba Kotor = Rp. 19.000.000


𝐸𝐵𝐼𝑇𝐷𝐴
× 100% = 6.33%
𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐽𝑘 𝑀𝑒𝑛𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ + 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐽𝑘 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔

Nilai perbandingan antara laba dengan hutang-hutang jangka


pendek dan menengah Nasabah 1 menunjukan angka 6.33%
merupakan nilai yang stabil karena berada diatas 5%. Pada kategori
ini Nasabah 1 layak mendapatkan kredit.

EBITDA = Laba Kotor


𝐸𝐵𝐼𝑇𝐷𝐴
× 100% = 2.75%
𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐽𝑘 𝑀𝑒𝑛𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ + 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐽𝑘 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔

Nilai perbandingan antara laba dengan hutang-hutang jangka


pendek dan menengah Nasabah 2 menunjukan Angka 2.75%
merupakan nilai yang tidak stabil karena berada dibawah 5%. Pada
kategori ini Nasabah 2 belum layak mendapatkan kredit.
𝐸𝐵𝐼𝑇𝐷𝐴
4. 𝐾𝑒𝑤𝑎𝑗𝑖𝑏𝑎𝑛 𝐵𝑢𝑛𝑔𝑎+𝑃𝑜𝑘𝑜𝑘 𝑠𝑒𝑙𝑎𝑚𝑎 1 𝑡ℎ𝑛
× 100% = 18.53%
43

Besar perbandingan laba dengan bunga serta total kewajiban


satu tahun Nasabah 1 berada dibawah 50% sehingga dalam kategori
ini Nasabah 1 dianggap tidak layak untuk mendapatkan kredit.
𝐸𝐵𝐼𝑇𝐷𝐴
× 100% = 7.02%
𝐾𝑒𝑤𝑎𝑗𝑖𝑏𝑎𝑛 𝐵𝑢𝑛𝑔𝑎 + 𝑃𝑜𝑘𝑜𝑘 𝑠𝑒𝑙𝑎𝑚𝑎 1 𝑡ℎ𝑛

Besar perbandingan laba dengan bunga serta total kewajiban


satu tahun Nasabah 2 berada dibawah 50% sehingga dalam kategori
ini Nasabah 2 dianggap tidak layak untuk mendapatkan kredit.
𝐸𝐵𝐼𝑇𝐷𝐴
5. 𝐵𝑢𝑛𝑔𝑎
× 100% = 283%

Perhitungan laba operasional dengan bunga milik Nasabah 1


mempunyai nilai yang signifikan yaitu 283%. Nilai tersebut jauh dari
standart yang ditetapkan oleh Bank BRI sebesar 150% sehingga pada
kategori ini Nasabah 1 dianggap layak untuk mendapatkan kredit.

𝐸𝐵𝐼𝑇 𝑅𝑝. 425.000


× 100% = = 194%
𝐵𝑢𝑛𝑔𝑎 𝑅𝑝. 218.000

Perhitungan laba operasional dengan bunga milik Nasabah 2


mempunyai nilai yang signifikan yaitu 194%. Nilai tersebut diatas
dari standart yang ditetapkan oleh Bank BRI sebesar 150% sehingga
pada kategori ini Nasabah 2 dianggap layak untuk mendapatkan
kredit.
𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑅𝑝.2.100.000
6. 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡
× 100% = 𝑅𝑝.93.000.000 × 100% = 2.25%

Perbandingan Equty dengan total Asset Nasabah 1 berada pada


angka 2.25%. Berada jauh dibawah standar yang telah ditetapkan
oleh bank BRI sehingga dalam hal ini Nasabah 1 Masih belum layak
untuk mendapatkan kredit.
44

𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑅𝑝. 750.000


× 100% = × 100% = 1.38%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 𝑅𝑝. 54.000.000

Perbandingan Equty dengan total Asset Nasabah 2 berada pada


angka 1.38%. Berada jauh dibawah standar yang telah ditetapkan
oleh bank BRI sehingga dalam hal ini Nasabah 2 Masih belum layak
untuk mendapatkan kredit.

𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑆𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘


7. 𝑅𝑂𝐼 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎
× 100%
𝑅𝑝. 1.425.000
= × 100%
𝑅𝑝. 93.000.000
= 1.53%

ROI Nasabah 1 sebesar 1.53%, Nilai yang jauh dibawah standar


yang ditetapkan oleh bank BRI sehingga dalam kategori ini Nasabah
1 tidak layak untuk mendapatkan kredit.

𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑆𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘


𝑅𝑂𝐼 = × 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎
𝑅𝑝. 382.500
= × 100%
𝑅𝑝. 54.000.000
= 0.708%

ROI Nasabah 2 sebesar 0.708%, Nilai yang jauh dibawah


standar yang ditetapkan oleh bank BRI sehingga dalam kategori ini
Nasabah 2 tidak layak untuk mendapatkan kredit.

𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
8. 𝑁𝑃𝑀 = × 100%
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
𝑅𝑝. 1.425.000
= × 100%
𝑅𝑝. 2.100.000
= 67.85%
45

Hal yang terjadi pada ROI juga terjadi pada NPM yaitu
mempunyai nilai yang masih dibawah standar sehingga dalam
kategori ini Nasabah 1 juga masih belum layak untuk mendapatkan
kredit.

𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝑁𝑃𝑀 = × 100%
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
𝑅𝑝. 550.000
= × 100%
𝑅𝑝. 750.000
= 73.33%

Hal yang terjadi pada ROI juga terjadi pada NPM yaitu
mempunyai nilai yang masih dibawah standar sehingga dalam
kategori ini Nasabah 2 juga masih belum layak untuk mendapatkan
kredit.
9. Penjualan−Cicilan = 𝑅𝑝. 2.100.000−𝑅𝑝. 827.000
= 𝑅𝑝. 1.273.000

Hasil penjualan dikurangi cicilan memiliki nilai di atas


𝑅𝑝. 500.000. dengan demikian nasabah 1 dapat dikatakan layak
untuk mendapatkan kredit

Penjualan−Cicilan = 𝑅𝑝. 750.000−𝑅𝑝. 634.666 = 𝑅𝑝. 115.334

Hasil penjualan dikurangi cicilan memiliki nilai dibawah


𝑅𝑝. 500.000. dengan demikian nasabah 2 dapat dikatakan belum
layak untuk mendapatkan kredit.
Secara garis besar Nasabah 1 dapat dinyatakan layak untuk
mendapatkan kredit karena dari 9 kategori 5 diantaranya memiliki
nilai layak mendapatkan kredit dan 4 dinyatakan tidak layak. Dengan
adanya pinjaman ini diharapkan Nasabah 1 dapat mengembangkan
usahanya sehingga juga dapat berpengaruh kepada penghasilan yang
didapat. Dan Nasabah 2 dapat dinyatakan layak untuk mendapatkan
kredit karena dari 9 kategori belum memenuhi 5 kategori yang
merupakan standart yang harus dipenuhi calon nasabah. Dapat
disimpulkan Nasabah 2 tidak layak mendapatkan kredit.
46

Perhitungan analisis rasio keuangan yang ada di dalam tugas


ahir ini memiliki perbedaan perhitungan dengan sistem yang ada di
bank. Namun pengambilan keputusan pemberian kredit antara sistem
yang ada dalam tugas akhir ini memiliki kesamaan dengan sistem
yang ada di dalam bank.

4.2 Model Matematika Sisa Hutang Pembayaran Kredit


Pada persamaan beda peubah bebasnya berubah dengan loncat
berhingga. Dalam beda hingga, jika U merupakan fungsi dari x,
biasanya ditulis dengan 𝑈𝑥 . Misalkan ada fungsi f yang nilainya f(t)
pada waktu t dan bernilai𝑓(𝑡 + 1) pada waktu (𝑡 + 1), maka beda
pertama didefinisikan sebagai berikut:
∆𝑓(𝑡) = 𝑓(𝑡 + 1) − 𝑓(𝑡)
∆𝑈𝑡 = 𝑈𝑡+1 − 𝑈𝑡
Suatu nilai pokok 𝑃0 rupiah dibungakan dengan bunga majemuk
r% dengan periode a, maka sesudah n tahun uang menjadi 𝑀𝑛.
Jumlah 𝑀𝑛+1 , yaitu jumlah pada tahun ke (𝑛 + 1)yang jika di
hubungkan dengan 𝑀𝑛 adalah:
𝑃1 = 𝑃0 + 𝑟%𝑃0 = (1 + 𝑎𝑟%)𝑃0
𝑃2 = 𝑃1 + 𝑟%𝑃1 = (1 + 𝑎𝑟%)𝑃1
𝑃3 = 𝑃2 + 𝑟%𝑃2 = (1 + 𝑎𝑟%)𝑃2
…….
𝑃𝑛 = 𝑃𝑛−1 + 𝑟%𝑃𝑛−1 = (1 + 𝑎𝑟%)𝑃𝑛−1
𝑃𝑛+1 = 𝑃𝑛 + 𝑟%𝑃𝑛 = (1 + 𝑎𝑟%)𝑃𝑛
𝑃𝑛+1 − 𝑃𝑛 = 𝑎𝑟%𝑃𝑛 (4.1)
Maka selisih dari 𝑃𝑛+1 − 𝑃𝑛 ditulis dengan ∆𝑃𝑛 = 𝑃𝑛+1 − 𝑃𝑛 ,
dimana 𝑎𝑟%𝑃𝑛 adalah bunga dari 𝑃𝑛 selama waktu n sampai (n+1).
Selanjutnya menghitung sisa pembayaran kredit, dimana di dalam
penelitian ini angsuran pinjaman menggunakan metode anuitas biasa.
Pada pembayaran kredit nasabah bank BRI biasanya telah
disepakati untuk pelunasan dalam jangka waktu tertentu dan besaran
angsuran yang dibayarkan adalah sama pada setiap periodenya.
Dimana angsuran tersebut untuk mengurangi jumlah pinjaman dan
untuk membayar bunga pinjaman. Pembayaran kredit nasabah di
bank BRI dengan 𝑛 kali pembayaran, besarnya pinjaman setelah 𝑛 +
1 pembayaran adalah sama dengan besarnya pembayaran setelah 𝑛
47

pembayaran, ditambah dengan bunga pinjaman dan dikurangi


besarnya angsuran sehingga secara matematis dapat ditulis:
pembayaran (𝑛 + 1) =
pinjaman setelah 𝑛 pembayaran + bunga − angsuran. (4.2)

Pada model pembayaran kredit, A adalah angsuran tetap tiap


bulan yang diperoleh dari metode anuitas biasa, jadi Persamaan (4.2)
dapat dituliskan menggunkana Persamaan beda menjadi,
𝑃𝑛+1 = 𝑃𝑛 + (𝑖 × 𝑃𝑛 ) − 𝐴
𝑃𝑛+1 = 𝑃𝑛 (1 + 𝑖) − 𝐴.
Subtitusi Persamaan (4.1) pada Persamaan (4.2) menjadi,
𝑎𝑟
𝑃𝑛+1 = 𝑃𝑛 (1 + ) − 𝐴.
100
𝑎𝑟 (4.3)
𝑃𝑛+1 − 𝑃𝑛 (1 + ) = −𝐴
100

Dari Persamaan Beda (4.3) diperoleh persamaan tereduksinya:


𝑎𝑟
(𝐸 − (1 + )) 𝑃𝑛 = 0
100
dengan memisalkan 𝑃𝑛 = 𝑝𝑛 , maka diperoleh persamaan partikulir
nya:
𝑎𝑟
𝑝 − (1 + )=0
100
𝑎𝑟
𝑝=1+
100
Penyeleseian partikulir dari Persamaan (4.3) adalah:
𝑎𝑟 𝑛
𝑃𝑐 = 𝐶1 (1 + )
100
Integral Partikulir dari Persamaan (4.3)adalah:
1
𝑃𝑝 = 𝑎𝑟
× (−𝐴)
𝐸 − (1 + 100)
48

(−𝐴) adalah konstanta maka 𝐸 = 1, sehingga diperoleh


penyeleseian sebagai berikut:
1
𝑃𝑝 = 𝑎𝑟
× (−𝐴)
1 − (1 + 100)
(−𝐴)
𝑃𝑝 = 𝑎𝑟
− (100)
100
𝑃𝑝 = 𝐴 × ( )
𝑎𝑟
100𝐴
𝑃𝑝 =
𝑎𝑟
Sehingga diperoleh penyeleseian umum persamaan beda (4.3) adalah
𝑃𝑛 = 𝑃𝑐 + 𝑃𝑝
𝑎𝑟 𝑛 100𝐴
𝑃𝑛 = 𝐶1 (1 + 100) + 𝑎𝑟 (4.4)
Selanjutnya diberikan nilai batas untuk mencari nilai 𝐶1 , untukn = 0
diperoleh,
𝑎𝑟 0 100𝐴
𝑃0 = 𝐶1 (1 + ) +
100 𝑎𝑟
100𝐴
𝐶1 = 𝑃0 − ( 𝑎𝑟 ) (4.5)
sehingga, diperoleh persamaan baru untuk menghitung sisa
pembayaran kredit dengan subtitusiPersamaan (4.5) pada Persamaan
(4.4) yaitu:
𝑎𝑟 𝑛 100𝐴 100𝐴
𝑃𝑛 = (1 + 100) × (𝑃0 − ( 𝑎𝑟
)) + 𝑎𝑟 (4.6)
dengan:
𝑃0 : Pokok Hutang
𝐴 : Anuitas
𝑎 : Periode pembayaran kredit
𝑟 : Tingkat bunga
𝑛 : pembayaran ke -𝑛 waktu
𝑃𝑛 : Sisa hutang setelah pembayaran ke –𝑛
Ada langkah lain untuk mendapatkan rumusan menghitung sisa
pembayaran kredit. Persamaan (4.2) dapat dinyatakan sebagai
persamaan bedadengan memisalkan pinjaman awal dinotasikan
49

dengan 𝑃0 . Untuk setiap 𝑛misalkan sisa pinjaman setelah


pembayaran ke-𝑛 dinotasikan dengan 𝑃𝑛 dan angsuran setiap periode
dinotasikan dengan 𝐴. Maka Persamaan (4.2) menjadi,
𝑃𝑛+1 = 𝑃𝑛 + (𝑖 × 𝑃𝑛 ) − 𝐴
𝑃𝑛+1 = 𝑃𝑛 (1 + 𝑖) − 𝐴. (4.7)
𝑎𝑟
Dengan mengganti 𝑖 dengan rumus bunga majemuk yaitu 100
maka
persamaan (4.7) menjadi,
𝑎𝑟
𝑃𝑛+1 = 𝑃𝑛 (1 + ) − 𝐴. (4.8)
100

Pada model pembayaran kredit, A adalah angsuran tetap tiap bulan


yang diperoleh dari metode anuitas biasa. Persamaan (4.8) adalah
𝑎𝑟
persamaan beda orde satu dengan 𝛼 = (1 + 100) dan 𝑏 = −𝐴
sehingga solusi Persamaan (4.8) yang di subtitusikan ke persamaan
1−𝑎𝑥
𝑦𝑥 = 𝑎 𝑥 𝑦0 + 𝑏 1−𝑎
menjadi,
𝑎𝑟 𝑥
𝑎𝑟 𝑥 1 − (1 + )
100
𝑦𝑥 = (1 + ) 𝑦0 − 𝐴 𝑎𝑟
100 1 − (1 + ) 100
𝑎𝑟 𝑥 𝑎𝑟 𝑎𝑟 𝑥
(1 + 100) 𝑦0 (1 − (1 + 100)) − 𝐴 + 𝐴 (1 + 100)
𝑦𝑥 = 𝑎𝑟
1 − (1 + 100)
𝑎𝑟 𝑥 𝑎𝑟 𝑎𝑟 𝑥
(1 + 100) 𝑦0 (100) + (𝐴 (1 + 100) − 𝐴)
𝑦𝑥 = 𝑎𝑟
− 100
𝑎𝑟 𝑥 𝑎𝑟 𝑥 100
𝑦𝑥 = (1 + ) 𝑦0 + (𝐴 (1 + ) − 𝐴) (− )
100 100 𝑎𝑟
𝑎𝑟 𝑥 100𝐴 𝑎𝑟 𝑥 100𝐴
𝑦𝑥 = (1 + ) 𝑦0 + (− (1 + ) + )
100 𝑎𝑟 100 𝑎𝑟
50

𝑎𝑟 𝑥 100𝐴 100𝐴
𝑦𝑥 = (1 + 100) (𝑦0 − 𝑎𝑟
) + 𝑎𝑟 (4.9)

Misalkan pinjaman awal dinotasikan dengan𝑃0 , untuk setiap


𝑛 misalkan sisa pinjaman setelah pembayaran ke-𝑛 dinotasikan
dengan 𝑃𝑛 dengan tingkat bunga sebesar r dan angsuran setiap
periode dinotasikan dengan 𝐴, maka Persamaan (4.9) menjadi:
𝛼𝑟 100𝐴 100𝐴
𝑃𝑛+1 = (1 + ) × (𝑃0 − )+
100 𝛼𝑟 𝛼𝑟
𝛼𝑟 100𝐴 100𝐴
𝑃1 = (1 + ) × (𝑃0 − )+ ,
100 𝛼𝑟 𝛼𝑟
𝛼𝑟 100𝐴 100𝐴
𝑃2 = (1 + ) × (𝑃1 − )+ ,
100 𝛼𝑟 𝛼𝑟
𝛼𝑟 100𝐴
𝛼𝑟 (1 + ) × (𝑃0 − )
𝑃2 = (1 + )×( 100 𝛼𝑟 ) + 100𝐴,
100 100𝐴 100𝐴 𝛼𝑟
+ −
𝛼𝑟 𝛼𝑟
𝛼𝑟 2 100𝐴 100𝐴
𝑃2 = (1 + ) × (𝑃0 − )+ ,
100 𝛼𝑟 𝛼𝑟

Sehingga diperoleh rumus untuk menghitunng sisa pembayaran


kredit sebagai berikut:

𝛼𝑟 𝑛 100𝐴 100𝐴
𝑃𝑛 = (1 + ) × (𝑃0 − )+
100 𝛼𝑟 𝛼𝑟 (4.10)

dengan:
𝑃0 : Pokok Hutang
𝐴 : Anuitas
𝑎 : Periode pembayaran kredit
𝑟 : Tingkat bunga
51

𝑛 : pembayaran ke -𝑛 waktu
𝑃𝑛 : Sisa hutang setelah pembayaran ke –𝑛
Perhitungan sisa pinjaman kredit pada Nasabah bank BRI dapat
dilakukan ketika sudah dianggap layak untuk mendapatkan kredit.
Dengan menggunakan Persamaan beda linier orde 1 didapat model
metematika yang dapat digunakan untuk mengetahui sisa pinjaman
selama n waktu. Berikut hasil perhitungan sisa pinjaman Nasabah 1
pada n ke 2 hingga k n waktu.
𝑎𝑟
𝑃𝑛+1 = 𝑃𝑛 (1 + )−𝐴
100
13.08%
𝑃2 = 𝑃1 (1 + ) − 𝑅𝑝. 683.820.
12
13.08%
= (𝑅𝑝. 30.000.000 (1 + )) − 𝑅𝑝. 683.820
12
= 𝑅𝑝. 30.327.000 − 𝑅𝑝. 683.820
= 𝑅𝑝. 29.643.000

𝑎𝑟 13.08%
𝑃𝑛+1 = 𝑃𝑛 (1 + ) − 𝐴 = 𝑃2 (1 + ) − 𝑅𝑝. 683.820
100 12
13.08%
= (𝑅𝑝. 29.643.000 (1 + )) − 𝑅𝑝. 683.820
12
= 𝑅𝑝. 29.966.000 − 𝑅𝑝. 683.820𝑃3
= 𝑅𝑝. 29.282.000

𝑎𝑟 13.08%
𝑃𝑛+1 = 𝑃𝑛 (1 + ) − 𝐴 = 𝑃59 (1 + ) − 𝑅𝑝. 683.820
100 12
13.08%
= (𝑅𝑝. 676.440 (1 + )) − 𝑅𝑝. 683.820
12
= 𝑅𝑝. 683.820 − 𝑅𝑝. 683.820𝑃60 = 𝑅𝑝 0
52

Tabel 4.2 perhitungan sisa pembayaran kredit nasabah


t sisa pembayaran t sisa pembayaran
1 29643000 31 16924000
2 29282000 32 16425000
3 28918000 33 15920000
4 28549000 34 15410000
5 28177000 35 14894000
6 27800000 36 14372000
7 27419000 37 13845000
8 27034000 38 13312000
9 26645000 39 12773000
10 26252000 40 12229000
11 25854000 41 11678000
12 25452000 42 11122000
13 25045000 43 10559000
14 24635000 44 9990500
15 24219000 45 9415500
16 23800000 46 8834300
17 23375000 47 8246800
18 22946000 48 7652900
19 22512000 49 7052500
20 22074000 50 6445500
21 21631000 51 5832000
22 21183000 52 5211700
23 20730000 53 4584700
24 20272000 54 3950800
25 19809000 55 3310100
26 19341000 56 2662300
27 18868000 57 2007500
28 18390000 58 1345600
29 17907000 59 676450
30 17418000 60 0
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai
berikut.

1. Penilaian keputusan pemberian kredit yang digunakan


dalam tugas akhir ini dikatakan layak untuk mendapatkan
kredit jika telah memenuhi 9 dari 15 standart analisis
rasio keuangan, sedangkan analisis rasio keuangan yang
digunakan dalam sistem bank dianggap layak jika telah
memenuhi 5 dari standart yang ditentukan. Setelah
melakukan study kasus pada 2 Nasabah ternyata hasil
keputusan sistem bank dengan yang ada pada tugas akhir
ini mempunyai kesamaan dalam memutuskan pemberian
kredit pada calon nasabah.
2. Perhitungan bunga dalam sistem bank menggunakan
bunga tunggal sedangkan dalam tugas akhir ini
menggunakan bunga majemuk, jadi terdapat selisih
jumlah bunga yang diterima. Sisa hutang pembayaran
kredit dengan bunga majemuk dan angsuran
menggunakan anuitas dapat ditentukan menggunakan
persamaan beda linear orde satu yaitu dengan rumusan
𝛼𝑟 𝑛 100𝐴 100𝐴
𝑃𝑛 = (1 + ) × (𝑃0 − )+
100 𝛼𝑟 𝛼𝑟

5.2 Saran
Penelitian ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu bagi peneliti lainnya, diharapkan
untuk lebih kreatif dan inovatif dalam mengkaji masalah-masalah
yang berhubungan dengan bunga, anuitas dan persamaan beda
linier orde satu. Selain itu dapat pula tidak menggunakan 1 bank
dalam data penelitian melainkan dari beberapa bank sehingga

53
54

dapat membandingkan besaran bunga dan anuitas antara bank


satu dengan bank lainnya.
Lampiran 1

Data di bawah ini merupakan data yang telah diolah sehingga dapat lebih mudah untuk dilihat.
Berikut data keuangan dari nasabah yang yang ingin mengajukan kredit di Bank BRI cabang Malang.

Tabel 1. Data Keuangan Nasabah Bank BRI


No Deskripsi Nasabah 3 Nasabah 4 Nasabah 5 Nasabah 6 Nasabah 7
Rp.11.000.000 Rp.6.000.000 Rp. 5.500.000 Rp.5.000.000 Rp.14.500.000
1 Aktiva Lancar
Rp.4.000.000 Rp.2.000.000 Rp.2.500.000 Rp.1.000.000 Rp.2.000.000
2 Hutang Lancar
Rp.2.000.000 Rp.1.000.000 Rp.1.500.000 Rp.1.500.000 Rp.5.000.000
3 Persediaan
Rp.2.500.000 Rp.1.000.000 Rp.2.000.000 Rp.1.250.000 Rp.2.500.000
4 Kas
Rp.3.500.000 Rp.2.150.000 Rp.2.100.000 Rp.750.000 Rp.1.700.000
5 Harga Pokok Penjualan
Rp.3.000.000 Rp.1.000.000 Rp.4.000.000 Rp.1.000.000 Rp.5.000.000
6 Rata-rata Persediaan
Rp.2.750.000 Rp.1.725.000 Rp.1.450.000 Rp.425.000 Rp.1.250.000
7 Penjualan Bersih
Rp.15.000 Rp.0 0 Rp.10.000 Rp. 50.000
8 Rata-rata Piutang
Rp.25.000 Rp.0 Rp.25.000 Rp.15.000 Rp.25.000
9 Hutang Dagang
Rp.54.035.000 Rp.47.000.000 Rp.33.025.000 Rp.21.025.000 Rp.17.075.000
10 Total Hutang
Rp.94.000.000 Rp.78.000.000 Rp.93.000.000 Rp.43.000.000 Rp.63.000.000
11 Total Aktiva

xxv
Lampiran 1 (Lanjutan)

Tabel 1. Data Keuangan Nasabah Bank BRI(Lanjutan)


No Deskripsi Nasabah 3 Nasabah 4 Nasabah 5 Nasabah 6 Nasabah 7
Rp.50.000.000 Rp.40.000.000 Rp.30.000.000 Rp.20.000.000 Rp.50.000.000
12 Hutang Jangka Panjang
Rp.2.500.000 Rp.2.000.000 Rp.10.500.000 Rp.2.000.000 Rp.3.500.000
13 Modal sendiri
Rp.3.000.000 Rp.1.850.000 Rp.1.900.000 Rp.550.000 Rp.1.500.000
14 Laba Operasional
15 Laba Bersih Setelah Pajak Rp.2.475.000 Rp.1.553.500 Rp.1.282.500 Rp.810.000 Rp.1.125.000
Rp.711.080 Rp. 101.490 Rp.291.550
16 Beban Bunga Per Bulan 0 0
36 bulan
17 Waktu Pengembalian 48 Bulan 72 Bulan 24 Bulan 12 Bulan
Rp.50.000.000 Rp.40.000.000 Rp.30.000.000 Rp.50.000.000
18 Jumlah Pinjaman Rp.20.000.000

xxvi
Lampiran 1 (Lanjutan)

Data di bawah ini merupakan data yang telah diolah sehingga dapat lebih mudah untuk dilihat.
Berikut data keuangan dari nasabah yang yang ingin mengajukan kredit di Bank BRI cabang Malang.

Tabel 1. Data Keuangan Nasabah Bank BRI (Lanjutan)


No Deskripsi Nasabah 8 Nasabah 9 Nasabah 10 Nasabah 11 Nasabah 12
Rp.7.000.000 Rp.9.500.000 Rp.11.500.000 Rp.20.000.000 Rp.15.000.000
1 Aktiva Lancar
Rp.1.500.000 Rp.2.000.000 Rp.3.000.000 Rp.5.000.000 Rp.3.000.000
2 Hutang Lancar
Rp.2.500.000 Rp.4.000.000 Rp.5.000.000 Rp.7.000.000 Rp.2.000.000
3 Persediaan
Rp.2.250.000 Rp.3.000.000 Rp.2.000.000 Rp.4.000.000 Rp.2.500.000
4 Kas
Rp.1.750.000 Rp.2.500.000 Rp.1.500.000 Rp.5.000.000 Rp.2.750.000
5 Harga Pokok Penjualan
Rp.2.000.000 Rp.2.000.000 Rp.2.000.000 Rp.4.000.000 Rp.2.000.000
6 Rata-rata Persediaan
Rp.1.400.000 Rp.1.900.000 Rp.1.400.000 Rp.4.300.000 Rp.2.100.000
7 Penjualan Bersih
Rp.10.000 Rp. 25.000 Rp.0 0 0
8 Rata-rata Piutang
Rp.0 Rp.100.000 Rp.10.000 0 Rp.50.000
9 Hutang Dagang
Rp.35.525.000 Rp.25.125.000 Rp.18.010.000 Rp.55.000.000 Rp.58.050.000
10 Total Hutang
Rp.68.000.000 Rp.113.000.000 Rp.78.000.000 Rp.128.000.000 Rp.84.000.000
11 Total Aktiva

xxvii
Lampiran 1 (Lanjutan)

Tabel 1. Data Keuangan Nasabah Bank BRI (Lanjutan)


No Deskripsi Nasabah 8 Nasabah 9 Nasabah 10 Nasabah 11 Nasabah 12
Rp.35.000.000 Rp.25.000.000 Rp.18.000.000 Rp.50.000.000 Rp.55.000.000
12 Hutang Jangka Panjang
Rp.3.000.000 Rp.6.500.000 Rp.4.000.000 Rp.5.000.000 Rp.4.000.000
13 Modal sendiri
Rp.1.550.000 Rp.1.700.000 Rp.1.300.000 Rp.4.500.000 Rp.2.400.000
14 Laba Operasional
15 Laba Bersih Setelah Pajak Rp.1.260.000 Rp.1.500.000 Rp.1.170.000 Rp.4.050.000 Rp.1.990.000
Rp. 265.220 Rp.291.550 Rp. 265.220
16 Beban Bunga Per Bulan 0 0
17 Waktu Pengembalian 24 Bulan 30 Bulan 36 Bulan 30 Bulan 60 Bulan
Rp.35.000.000 Rp.25.000.000 Rp.20.000.000 Rp.50.000.000 Rp.55.000.000
18 Jumlah Pinjaman

xxviii
Lampiran 1 (Lanjutan)

Data di bawah ini merupakan data yang telah diolah sehingga dapat lebih mudah untuk dilihat.
Berikut data keuangan dari nasabah yang yang ingin mengajukan kredit di Bank BRI cabang Malang.

Tabel 1. Data Keuangan Nasabah Bank BRI (Lanjutan)


No Deskripsi Nasabah 13 Nasabah 14 Nasabah 15 Nasabah 16 Nasabah 17
Rp.12.500.000 Rp.5.000.000 Rp.8.500.000 Rp.15.000.000 Rp.21.000.000
1 Aktiva Lancar
Rp.3.000.000 Rp.1.000.000 Rp.2.000.000 Rp.5.000.000 0
2 Hutang Lancar
Rp.4.000.000 Rp.1.500.000 Rp.3.000.000 Rp.7.500.000 Rp.10.000.000
3 Persediaan
Rp.2.000.000 Rp.1.250.000 Rp.1.000.000 Rp.7.000.000 Rp.5.000.000
4 Kas
Rp.2.500.000 Rp.1.100.000 Rp.1.500.000 Rp.3.750.000 Rp.5.000.000
5 Harga Pokok Penjualan
Rp.4.000.000 Rp.1.000.000 Rp.1.000.000 Rp.5.000.000 Rp.5.000.000
6 Rata-rata Persediaan
Rp.2.000.000 Rp.850.000 Rp.1.250.000 Rp.3.400.000 Rp.4.750.000
7 Penjualan Bersih
Rp.10.000 Rp.10.000 0 0 0
8 Rata-rata Piutang
Rp.15.000 Rp.15.000 0 0 0
9 Hutang Dagang
Rp.78.025.000 Rp.61.025.000 Rp.32.000.000 Rp.30.000.000 Rp.100.000.000
10 Total Hutang
Rp.85.000.000 Rp.68.000.000 Rp.95.000.000 Rp.114.000.000 Rp.214.000.000
11 Total Aktiva

xxix
Lampiran 1 (Lanjutan)

Tabel 1. Data Keuangan Nasabah Bank BRI (Lanjutan)


No Deskripsi Nasabah 13 Nasabah 14 Nasabah 15 Nasabah 16 Nasabah 17
Rp.75.000.000 Rp.60.000.000 Rp.30.000.000 Rp.25.000.000 Rp.100.000.000
12 Hutang Jangka Panjang
Rp.7.500.000 Rp.4.000.000 Rp.4.500.000 Rp.8.000.000 Rp.25.000.000
13 Modal sendiri
Rp.2.200.000 Rp.900.000 Rp.1.350.000 Rp.3.500.000 Rp.4.800.000
14 Laba Operasional
15 Laba Bersih Setelah Pajak Rp.1.800.000 Rp.765.000 Rp.1.125.000 Rp.3.060.000 Rp.4.275.000
16 Beban Bunga Per Bulan 0 0 0 0 0
17 Waktu Pengembalian 42 Bulan 12 Bulan 6 Bulan 12 Bulan 54 Bulan
Rp.75.000.000 Rp.20.000.000 Rp.30.000.000 Rp.25.000.000 Rp.100.000.000
18 Jumlah Pinjaman

xxx
Lampiran 1 (Lanjutan)

Data di bawah ini merupakan data yang telah diolah sehingga dapat lebih mudah untuk dilihat.
Berikut data keuangan dari nasabah yang yang ingin mengajukan kredit di Bank BRI cabang Malang.

Tabel 1. Data Keuangan Nasabah Bank BRI (Lanjutan)


No Deskripsi Nasabah 18 Nasabah 19 Nasabah 20
Rp.11.000.000 Rp.14.500.000 Rp.7.000.000
1 Aktiva Lancar
Rp.2.000.000 Rp.2.000.000 Rp.1.500.000
2 Hutang Lancar
Rp.3.000.000 Rp.5.000.000 Rp.2.500.000
3 Persediaan
Rp.4.000.000 Rp.2.500.000 Rp.2.250.000
4 Kas
Rp.3.000.000 Rp.1.700.000 Rp.1.750.000
5 Harga Pokok Penjualan
Rp.1.000.000 Rp.5.000.000 Rp.2.000.000
6 Rata-rata Persediaan
Rp.2.750.000 Rp.1.250.000 Rp.1.400.000
7 Penjualan Bersih
Rp.0 Rp. 50.000 Rp.10.000
8 Rata-rata Piutang
Rp.0 Rp.25.000 Rp.0
9 Hutang Dagang
Rp.67.000.000 Rp.17.075.000 Rp.35.525.000
10 Total Hutang
Rp.84.000.000 Rp.63.000.000 Rp.68.000.000
11 Total Aktiva

xxxi
Lampiran 1 (Lanjutan)

Tabel 1. Data Keuangan Nasabah Bank BRI (Lanjutan)


No Deskripsi Nasabah 18 Nasabah 19 Nasabah 20
Rp.60.000.000 Rp.50.000.000 Rp.35.000.000
12 Hutang Jangka Panjang
Rp.5.000.000 Rp.3.500.000 Rp.3.000.000
13 Modal sendiri
Rp.2.850.000 Rp.1.500.000 Rp.1.550.000
14 Laba Operasional
15 Laba Bersih Setelah Pajak Rp.2.475.000 Rp.1.125.000 Rp.1.260.000
16 Beban Bunga Per Bulan 0 0 0
17 Waktu Pengembalian 66 Bulan 12 Bulan 24 Bulan
Rp.60.000.000 Rp.50.000.000 Rp.35.000.000
18 Jumlah Pinjaman

xxxii
Lampiran 2

Sebagai contoh, berikut ini hasil perhitungan Nasabah 1


tentang bunga sederhana, bunga majemuk, anuitas biasa,
anuitas di muka, analisis rasio keuangan dan sisa pembayaran
kredit menggunakan software MATLAB sebgai berikut:

Gambar 1. Listing program analisis keuangan data nasabah

xxxiii
Lampiran 2 (Lanjutan)

Gambar 2. Listing program keputusan pemberian kredit nasabah

xxxiv
Lampiran 2 (Lanjutan)

Berikut ini adalah perhitungan analisis rasio keuangan calon nasabah yang akan mengajukan pinjaman
kredit:

Tabel 2. Hasil Perhitungan Analisis Rasio Keuangan Calon Nasabah Bank BRI
No Deskripsi Nasabah 3 Nasabah 4 Nasabah 5 Nasabah 6 Nasabah 7
1 NWC 7000000 4000000 3000000 4000000 12500000
2 Current Ratio 275 300 220 500 725
3 Quick Ratio 225 250 10 350 475
4 Cash Ratio 62.5 50 80 125 125
5 Inventory Turnover 1.16667 2.15 0.525 0.75 0.34
Receivable
6 Turnover 0.183333 inf Inf 42.5 25
7 Debt Turnover 2.57143 0 4.28571 7.2 5.29412
8 Debt Ratio 57.484 60.2564 35.5108 48.8953 27.1032
9 The Debt Equity 2000 2000 285.714 1000 1428.57
10 Time Interst Earned 5.504599 4.24312 5.8104 2.52294 2.75229
11 The debt coverage 1.4723 1.39091 0.993215 0.56841 0.272274
12 Net Profit Margin 78.514 80.2326 69.046 56.6667 73.5294

xxxv
Lampiran 2 (Lanjutan)

Tabel 2. Hasil Perhitungan Analisis Rasio Keuangan Calon Nasabah Bank BRI (Lanjutan)
No Deskripsi Nasabah 3 Nasabah 4 Nasabah 5 Nasabah 6 Nasabah 7
13 Operating Profit Margin 85.7143 86.0465 90.4762 73.3333 88.2353
14 ROI 2.63298 1.99167 1.37903 1.8832 0.17851
15 ROE 99 77.675 12.2143 40.5 3.21429
Keputusan pemberian Kredit LAYAK LAYAK LAYAK TIDAK LAYAK TIDAK LAYAK

Ket:
Inf : bilangan yang memiliki pembagi nol

xxxvi
Lampiran 2 (Lanjutan)

Berikut ini adalah perhitungan analisis rasio keuangan calon nasabah yang akan mengajukan pinjaman
kredit:

Tabel 2. Hasil Perhitungan Analisis Rasio Keuangan Calon Nasabah Bank BRI (Lanjutan)
No Deskripsi Nasabah 8 Nasabah 9 Nasabah 10 Nasabah 11 Nasabah 12
1 NWC 5500000 7500000 8500000 15000000 12000000
2 Current Ratio 466.667 475 383.333 400 500
3 Quick Ratio 300 275 216.667 260 433.333
4 Cash Ratio 150 275 66.6667 80 83.333
5 Inventory Turnover 0.875 150 0.75 1.25 1.375
6 Receivable Turnover 140 1.25 inf inf Inf
7 Debt Turnover 0 14.4 2.4 0 6.54545
8 Debt Ratio 52.2426 22.2345 23..0897 42.9688 69.1071
9 The Debt Equity 1166.67 384.615 450 1000 1375
10 Time Interst Earned 4.06291 6.23853 5.9633 8.25688 4.00334
11 The debt coverage 0.694503 1.24721 1.34352 1.65072 1.20454
12 Net Profit Margin 80 6 93.3333 86 76.3636

xxxvii
Lampiran 2 (Lanjutan)

Tabel 2. Hasil Perhitungan Analisis Rasio Keuangan Calon Nasabah Bank BRI (Lanjutan)
No Deskripsi Nasabah 8 Nasabah 9 Nasabah 10 Nasabah 11 Nasabah 12
13 Operating Profit Margin 88.5714 68 86.6667 90 87.2727
14 ROI 1.85294 1.32743 1.5 3.16406 2.36905
15 ROE 42 23.0769 29.25 81 49.75
Keputusan pemberian Kredit TIDAK LAYAK TIDAK LAYAK LAYAK LAYAK LAYAK

Ket:
Inf : bilangan yang memiliki pembagi nol

xxxviii
Lampiran 2 (Lanjutan)

Berikut ini adalah perhitungan analisis rasio keuangan calon nasabah yang akan mengajukan pinjaman
kredit:

Tabel 2. Hasil Perhitungan Analisis Rasio Keuangan Calon Nasabah Bank BRI (Lanjutan)
No Deskripsi Nasabah 13 Nasabah 14 Nasabah 15 Nasabah 16 Nasabah 17
1 NWC 9500000 4000000 6500000 10000000 21000000
2 Current Ratio 416.667 500 425 300 inf
3 Quick Ratio 283.333 350 275 150 inf
4 Cash Ratio 66.6667 125 50 140 inf
5 Inventory Turnover 0.625 1.1 1.5 0.75 1
6 Receivable Turnover 200 85 Inf inf inf
7 Debt Turnover 2.16 4.90909 0 0 0
8 Debt Ratio 91.7941 89.7426 33.6842 26.3158 46.729
9 The Debt Equity 1000 1500 666.667 312.5 400
10 Time Interst Earned 2.69113 4.12844 4.12844 12.844 4.403677
11 The debt coverage 0.666478 0.408411 0.221442 1.27061 1.25552
12 Net Profit Margin 80 77.227 83.3333 90.6667 95

xxxix
Lampiran 2 (Lanjutan)

Tabel 2. Hasil Perhitungan Analisis Rasio Keuangan Calon Nasabah Bank BRI (Lanjutan)
No Deskripsi Nasabah 13 Nasabah 14 Nasabah 15 Nasabah 1 Nasabah 17
13 Operating Profit Margin 88 81.8182 90 93.33333 96
14 ROI 2.11765 1.125 1.18421 2.68421 961.99766
15 ROE 24 19.125 25 38.25 17.1
Keputusan pemberian Kredit LAYAK LAYAK TIDAK LAYAK LAYAK LAYAK

Ket:
Inf : bilangan yang memiliki pembagi nol

xl
Lampiran 2 (Lanjutan)

Berikut ini adalah perhitungan analisis rasio keuangan calon nasabah yang akan mengajukan pinjaman
kredit:

Tabel 2. Hasil Perhitungan Analisis Rasio Keuangan Calon Nasabah Bank BRI (Lanjutan)
No Deskripsi Nasabah 18 Nasabah 19 Nasabah 20
1 NWC 9000000 12500000 5500000
2 Current Ratio 550 725 466.667
3 Quick Ratio 400 475 300
4 Cash Ratio 200 125 150
5 Inventory Turnover 3 0.34 0.875
6 Receivable Turnover inf 25 140
7 Debt Turnover 0 5.29412 0
8 Debt Ratio 79.7619 27.1032 52.2426
9 The Debt Equity 1200 1428.57 1166.67
10 Time Interst Earned 0.3578 2.75229 4.06291
11 The debt coverage 1.37729 0.272274 0.694503
12 Net Profit Margin 91.6667 73.5294 80

xli
Lampiran 2 (Lanjutan)

Tabel 2. Hasil Perhitungan Analisis Rasio Keuangan Calon Nasabah Bank BRI (Lanjutan)
Nasabah Nasabah Nasabah
No Deskripsi 18 18 20
Operating
13 Profit Margin 95 88.2353 88.5714
14 ROI 2.94643 1.78571 1.85294
15 ROE 49.5 32.1429 42
TIDAK TIDAK
Keputusan pemberian Kredit LAYAK LAYAK LAYAK

Ket:
Inf : bilangan yang memiliki pembagi nol

xlii
Lampiran 3

Dari hasil perhitungan Analisis Rasio Keuangan yang ada


pada lampiran 2 menunjukkan ada 11 dari 18 calon Nasabah yang
mau mengajukan pinjaman kredit dianggap layak untuk
memperoleh pinjaman.

Berikut ini tabel yang menunjukkan sisa pembayaran kredit


Nasabah yang telah mendapatkan pinjaman:

Tabel 4. Perhitungan sisa pembayaran kredit nasabah 3


sisa sisa
T pinjaman T pinjaman
0 50000000 25 27198000
1 49202000 26 26152000
2 48395000 27 25093000
3 47579000 28 24023000
4 46754000 29 22942000
5 45920000 30 21849000
6 45077000 31 20743000
7 44225000 32 19626000
8 43364000 33 18497000
9 42493000 34 17355000
10 41613000 35 16201000
11 40723000 36 15034000
12 39824000 37 13855000
13 38915000 38 12662000
14 37995000 39 11457000
15 37066000 40 10238000
16 36127000 41 9006600
17 35177000 42 7761400
18 34217000 43 6502600
19 33247000 44 5230100
20 32266000 45 3943800
21 31274000 46 2643400
22 30272000 47 1328900
23 29259000 48 0
24 28234000

xliii
Lampiran 3 (Lanjutan)
Tabel 5. Perhitungan sisa pembayaran kredit nasabah 4

sisa sisa
T pinjaman T pinjaman
0 40000000 37 23309000
1 39631000 38 22759000
2 39259000 39 22202000
3 38882000 40 21640000
4 38501000 41 21071000
5 38116000 42 20496000
6 37727000 43 19914000
7 37333000 44 19327000
8 36936000 45 18733000
9 36534000 46 18132000
10 36127000 47 17525000
11 35716000 48 16912000
12 35301000 49 16291000
13 34881000 50 15664000
14 34457000 51 15031000
15 34028000 52 14390000
16 33594000 53 13742000
17 33155000 54 13087000
18 32712000 55 12425000
19 32264000 56 11756000
20 31811000 57 11079000
21 31353000 58 10395000
22 30890000 59 9704000
23 30422000 60 9005200
24 29949000 61 8298700
25 29471000 62 7584500
26 28988000 63 6862500
27 28499000 64 6132600
28 28005000 65 5394800
29 27506000 66 4649000
30 27001000 67 3895000
31 26490000 68 3132800
32 25974000 69 2362300
33 25453000 70 1583400
34 24926000 71 795980
35 24393000 72 0
36 23854000

xliv
Lampiran 3 (Lanjutan)

Tabel 6. Perhitungan sisa pembayaran kredit nasabah 10

T sisa pinjaman T sisa pinjaman


0 20000000 19 10418000
1 19543000 20 9856500
2 19082000 21 9289200
3 18615000 22 8715800
4 18143000 23 8136200
5 17666000 24 7550200
6 17184000 25 6957900
7 16697000 26 6359100
8 16204000 27 5753700
9 15706000 28 5141800
10 15203000 29 4523200
11 14694000 30 3897900
12 14179000 31 3265700
13 13659000 32 2626600
14 13134000 33 1980600
15 12602000 34 1327600
16 12065000 35 667380
17 11522000 36 0
18 10973000

xlv
Lampiran 3 (Lanjutan)

Tabel 7. Perhitungan sisa pembayaran kredit nasabah 11

T sisa pinjaman T sisa pinjaman


0 50000000 16 25360000
1 48582000 17 23673000
2 47149000 18 21968000
3 45700000 19 20245000
4 44235000 20 18503000
5 42754000 21 16741000
6 41257000 22 14961000
7 39744000 23 13161000
8 38214000 24 11341000
9 36667000 25 9501900
10 35104000 26 7642500
11 33524000 27 5762900
12 31926000 28 3862700
13 30311000 29 1941800
14 28679000 30 0
15 27028000

xlvi
Lampiran 3 (Lanjutan)

Tabel 8. Perhitungan sisa pembayaran kredit nasabah 12


sisa sisa
T pinjaman T pinjaman
0 55000000 31 31027000
1 54346000 32 30112000
2 53685000 33 29186000
3 53016000 34 28251000
4 52340000 35 27305000
5 51657000 36 26349000
6 50966000 37 25383000
7 50268000 38 24406000
8 49563000 39 23418000
9 48849000 40 22420000
10 48128000 41 21410000
11 47399000 42 20390000
12 46662000 43 19358000
13 45917000 44 18316000
14 45164000 45 17262000
15 44402000 46 16196000
16 43632000 47 15119000
17 42854000 48 14030000
18 42068000 49 12930000
19 41273000 50 11817000
20 40469000 51 10692000
21 39656000 52 9554800
22 38835000 53 8405300
23 38005000 54 7243200
24 37165000 55 6068500
25 36317000 56 4881000
26 35459000 57 3680500
27 34592000 58 2466900
28 33715000 59 1240200
29 32829000 60 0
30 31933000

xlvii
Lampiran 3 (Lanjutan)

Tabel 9. Perhitungan sisa pembayaran kredit nasabah13

T sisa pinjaman 18 46976000


0 75000000 19 45253000
1 73582000 20 43511000
2 72149000 21 41750000
3 70701000 22 39970000
4 69236000 23 38171000
5 67756000 24 36352000
6 66259000 25 34513000
7 64746000 26 32654000
8 63217000 27 30775000
9 61671000 28 28875000
10 60108000 29 26955000
11 58528000 30 25014000
12 56931000 31 23051000
13 55317000 32 21067000
14 53684000 33 19062000
15 52035000 34 17035000
16 50367000 35 14985000
17 48680000 36 12913000
37 10819000
38 8702000
39 6561700
40 4398100
41 2211000
42 0

xlviii
Lampiran 3 (Lanjutan)

Tabel 10. Perhitungan Sisa Pembayaran Kredit Nasabah 14

T sisa pinjaman
0 20000000
1 18431000
2 16845000
3 15241000
4 13620000
5 11982000
6 10325000
7 8650600
8 6957800
9 5246500
10 3516600
11 1767800

Tabel 11. Perhitungan sisa pembayaran kredit nasabah 16


T sisa pinjaman
0 25000000
1 23039000
2 21056000
3 19052000
4 17025000
5 14977000
6 12906000
7 10813000
8 8697200
9 6558100
10 4395700
11 2209800
12 0

xlix
Lampiran 3 (Lanjutan)

Tabel 12. Perhitungan sisa pembayaran kredit nasabah


sisa sisa
T pinjaman T pinjaman
0 100000000 28 55430000
1 98630000 29 53575000
2 97245000 30 51699000
3 95846000 31 49803000
4 94431000 32 47886000
5 93000000 33 45948000
6 91554000 34 43989000
7 90092000 35 42008000
8 88614000 36 40007000
9 87120000 37 37983000
10 85610000 38 35937000
11 84084000 39 33869000
12 82540000 40 31778000
13 80980000 41 29665000
14 79403000 42 27528000
15 77809000 43 25369000
16 76197000 44 23185000
17 74568000 45 20978000
18 72921000 46 18747000
19 71256000 47 16492000
20 69573000 48 14212000
21 67871000 49 11907000
22 66151000 50 9576800
23 64412000 51 7221400
24 62655000 52 4840300
25 60878000 53 2433300
26 59082000 54 0
27 57266000

l
Tabel 13. Perhitungan sisa pembayaran kredit nasabah 18
sisa sisa
T pinjaman T pinjaman
0 60000000 35 33510000
1 59374000 36 32596000
2 58742000 37 31672000
3 58102000 38 30737000
4 57456000 39 29792000
5 56803000 40 28837000
6 56142000 41 27872000
7 55474000 42 26896000
8 54799000 43 25910000
9 54117000 44 24912000
10 53427000 45 23904000
11 52730000 46 22885000
12 52025000 47 21855000
13 51312000 48 20813000
14 50592000 49 19760000
15 49863000 50 18696000
16 49127000 51 17620000
17 48383000 52 16533000
18 47631000 53 15433000
19 46870000 54 14322000
20 46101000 55 13198000
21 45324000 56 12062000
22 44538000 57 10914000
23 43744000 58 9753200
24 42941000 59 8579800
25 42130000 60 7393600
26 41309000 61 6194500
27 40480000 62 4982300
28 39641000 63 3756900
29 38794000 64 2518200
30 37937000 65 1265900
31 37071000 66 0
32 36195000
33 35310000
34 34415000

li
seng

“Halaman ini sengaja dikosongkan”

lii
Lampiran 4

Mfile Matlab
function varargout = project(varargin)
gui_Singleton = 1;
gui_State = struct('gui_Name', mfilename,
...
'gui_Singleton',
gui_Singleton, ...
'gui_OpeningFcn',
@project_OpeningFcn, ...
'gui_OutputFcn',
@project_OutputFcn, ...
'gui_LayoutFcn', [] , ...
'gui_Callback', []);
if nargin && ischar(varargin{1})
gui_State.gui_Callback =
str2func(varargin{1});
end

if nargout
[varargout{1:nargout}] =
gui_mainfcn(gui_State, varargin{:});
else
gui_mainfcn(gui_State, varargin{:});
end

function project_OpeningFcn(hObject, eventdata,


handles, varargin)
handles.output = hObject;
guidata(hObject, handles);

function varargout = project_OutputFcn(hObject,


eventdata, handles)

varargout{1} = handles.output;

liii
function edit2_Callback(hObject, eventdata,
handles)
function edit2_CreateFcn(hObject, eventdata,
handles)
if ispc &&
isequal(get(hObject,'BackgroundColor'),
get(0,'defaultUicontrolBackgroundColor'))
set(hObject,'BackgroundColor','white');
end

function edit3_Callback(hObject, eventdata,


handles)
function edit3_CreateFcn(hObject, eventdata,
handles)
if ispc &&
isequal(get(hObject,'BackgroundColor'),
get(0,'defaultUicontrolBackgroundColor'))
set(hObject,'BackgroundColor','white');
end

function edit6_Callback(hObject, eventdata,


handles)
function edit6_CreateFcn(hObject, eventdata,
handles)
if ispc &&
isequal(get(hObject,'BackgroundColor'),
get(0,'defaultUicontrolBackgroundColor'))
set(hObject,'BackgroundColor','white');
end

function edit7_Callback(hObject, eventdata,


handles)
function edit7_CreateFcn(hObject, eventdata,
handles)
if ispc &&
isequal(get(hObject,'BackgroundColor'),
get(0,'defaultUicontrolBackgroundColor'))
set(hObject,'BackgroundColor','white');
end

liv
function edit8_Callback(hObject, eventdata,
handles)
function edit8_CreateFcn(hObject, eventdata,
handles)
if ispc &&
isequal(get(hObject,'BackgroundColor'),
get(0,'defaultUicontrolBackgroundColor'))
set(hObject,'BackgroundColor','white');
end

function edit9_Callback(hObject, eventdata,


handles)
function edit9_CreateFcn(hObject, eventdata,
handles)
if ispc &&
isequal(get(hObject,'BackgroundColor'),
get(0,'defaultUicontrolBackgroundColor'))
set(hObject,'BackgroundColor','white');
end

function edit10_Callback(hObject, eventdata,


handles)
function edit10_CreateFcn(hObject, eventdata,
handles)
if ispc &&
isequal(get(hObject,'BackgroundColor'),
get(0,'defaultUicontrolBackgroundColor'))
set(hObject,'BackgroundColor','white');
end

function edit11_Callback(hObject, eventdata,


handles)
function edit11_CreateFcn(hObject, eventdata,
handles)
if ispc &&
isequal(get(hObject,'BackgroundColor'),
get(0,'defaultUicontrolBackgroundColor'))

lv
set(hObject,'BackgroundColor','white');
end

function edit12_Callback(hObject, eventdata,


handles)
function edit12_CreateFcn(hObject, eventdata,
handles)
if ispc &&
isequal(get(hObject,'BackgroundColor'),
get(0,'defaultUicontrolBackgroundColor'))
set(hObject,'BackgroundColor','white');
end

function edit13_Callback(hObject, eventdata,


handles)
function edit13_CreateFcn(hObject, eventdata,
handles)
if ispc &&
isequal(get(hObject,'BackgroundColor'),
get(0,'defaultUicontrolBackgroundColor'))
set(hObject,'BackgroundColor','white');
end

function edit14_Callback(hObject, eventdata,


handles)
function edit14_CreateFcn(hObject, eventdata,
handles)
if ispc &&
isequal(get(hObject,'BackgroundColor'),
get(0,'defaultUicontrolBackgroundColor'))
set(hObject,'BackgroundColor','white');
end

function edit15_Callback(hObject, eventdata,


handles)
function edit15_CreateFcn(hObject, eventdata,
handles)

lvi
if ispc &&
isequal(get(hObject,'BackgroundColor'),
get(0,'defaultUicontrolBackgroundColor'))
set(hObject,'BackgroundColor','white');
end

function edit16_Callback(hObject, eventdata,


handles)
function edit16_CreateFcn(hObject, eventdata,
handles)
if ispc &&
isequal(get(hObject,'BackgroundColor'),
get(0,'defaultUicontrolBackgroundColor'))
set(hObject,'BackgroundColor','white');
end

function edit17_Callback(hObject, eventdata,


handles)
function edit17_CreateFcn(hObject, eventdata,
handles)
if ispc &&
isequal(get(hObject,'BackgroundColor'),
get(0,'defaultUicontrolBackgroundColor'))
set(hObject,'BackgroundColor','white');
end

function edit18_Callback(hObject, eventdata,


handles)
function edit18_CreateFcn(hObject, eventdata,
handles)
if ispc &&
isequal(get(hObject,'BackgroundColor'),
get(0,'defaultUicontrolBackgroundColor'))
set(hObject,'BackgroundColor','white');
end

function edit19_Callback(hObject, eventdata,


handles)

lvii
function edit19_CreateFcn(hObject, eventdata,
handles)
if ispc &&
isequal(get(hObject,'BackgroundColor'),
get(0,'defaultUicontrolBackgroundColor'))
set(hObject,'BackgroundColor','white');
end

function edit20_Callback(hObject, eventdata,


handles)
function edit20_CreateFcn(hObject, eventdata,
handles)
if ispc &&
isequal(get(hObject,'BackgroundColor'),
get(0,'defaultUicontrolBackgroundColor'))
set(hObject,'BackgroundColor','white');
end

function edit21_Callback(hObject, eventdata,


handles)
function edit21_CreateFcn(hObject, eventdata,
handles)
if ispc &&
isequal(get(hObject,'BackgroundColor'),
get(0,'defaultUicontrolBackgroundColor'))
set(hObject,'BackgroundColor','white');
end

function pushbutton1_Callback(hObject,
eventdata, handles)

a = str2num(get(handles.edit2,'string'));
%aktiva
b = str2num(get(handles.edit3,'string'));
%hutang
c = str2num(get(handles.edit6,'string'));
%persediaan
d = str2num(get(handles.edit7,'string')); %kas

lviii
e = str2num(get(handles.edit8,'string')); %harga
pokok
f = str2num(get(handles.edit9,'string')); %rata2
persediaan
h = str2num(get(handles.edit10,'string'));
%penjualan bersih
ii = str2num(get(handles.edit11,'string'));
%rata2 piutang
j = str2num(get(handles.edit20,'string'));
%hutang dagang
k = str2num(get(handles.edit12,'string'));
%total hutang
l = str2num(get(handles.edit13,'string'));
%total aktiva
m = str2num(get(handles.edit14,'string'));
%hutang jangka
nn = str2num(get(handles.edit15,'string'));
%modal sendiri
o = str2num(get(handles.edit16,'string')); %laba
operasional
p = str2num(get(handles.edit17,'string')); %laba
bersih
q = str2num(get(handles.edit21,'string'));
%Jumlah pinjaman
r = str2num(get(handles.edit19,'string'));
%Waktu pengembalian
%I = str2num(get(handles.edit18,'string'));
%beban bunga

%Variable
Pi(1)=q;
t=0:1:r;
Ni=length(t)-1;

%menampilkan bunga sederhana


I=0.0109;
SI = q*I*r;
set(handles.edit46,'string',SI);

lix
BungaSederhana_Bulan=SI/r;

%menampilkan bunga majemuk


S = q*(1+I)^r;
SM = S-q;
set(handles.edit47,'string',SM);

%menampilkan anuitas biasa


BungaMajemuk_Bulan = SM/r;
An = (q*I)/(1-(1/(1+I)^r));
set(handles.edit48,'string',An);

%menampilkan anuitas dimuka


Andm = (q*I)/(1-((1/((1+I)^r))*(1+I)));
set(handles.edit49,'string',Andm);

%menampilkan Nett working Capital


AB = (q*(1+I*r))/r; %tidak digunakan
NWC = (a-b);
set(handles.edit50,'string',NWC);

%menampilkan Current Ratio


CR =(a/b)*100;
set(handles.edit51,'string',CR);

%menampilkan Quick Ratio


QR =((a-c)/b)*100;
set(handles.edit52,'string',QR);

%menampilkan Cash Ratio


CaR = (d/b)*100;
set(handles.edit53,'string',CaR);

%menampilkan Inventory Turnover


ITO = e/f;
set(handles.edit62,'string',ITO);

lx
%menampilkan Receivable Turnover
RTO = h/ii;
set(handles.edit54,'string',RTO);

%menampilkan debt Turnover


DTO = (j/e)*360;
set(handles.edit55,'string',DTO);

%menampilkan debt ratio


DR = (k/l)*100;
set(handles.edit56,'string',DR);

%menampilkan debt Equity


TDER = (m/nn)*100;
set(handles.edit57,'string',TDER);

%menampilkan Time Interest Earned


TIE = o/BungaSederhana_Bulan;
set(handles.edit58,'string',TIE);

%menampilkan The Debt Coveragel


TDC = o/(BungaSederhana_Bulan+(An/(1-0.1)));
set(handles.edit59,'string',TDC);

%menampilkan Net Profit Margin


NPM = (h/e)*100;
set(handles.edit60,'string',NPM);

%menampilkan Operating Profit Margin


OPM = (o/e)*100;
set(handles.edit61,'string',OPM);

%menampilkan Return On Investement


ROI=(p/l)*100;
set(handles.edit63,'string',ROI);

%menampilkan Return On Equity

lxi
ROE=(p/nn)*100;
set(handles.edit64,'string',ROE);

%menampilkan pada tabel


%global arr;
%arr = zeros(10,2); % to initialize array
%count = 0;
%for i=1:10
%arr(i,1) = count
%arr(i,2) = count+3
%count = count+1;
%end
%assignin ('base','name',arr)
%clear global arr;
%set(handles.uitable1,'data',arr,'ColumnName',co
lnames);

%untuk melakukan pengecekan terhadap kriteria


if NWC>=c
T1=1;
else
T1=0;
end
if CR>142
T2=1;
else
T2=0;
end
if QR>35
T3=1;
else
T3=0;
end
if CaR<=100
T4=1;
else
T4=0;
end
if ITO>=0.5

lxii
T5=1;
else
T5=0;
end
if RTO<=0.5
T6=1;
else
T6=0;
end
if DTO>=3
T7=1;
else
T7=0;
end
if DR>=50
T8=1;
else
T8=0;
end
if TDER>=100
T9=1;
else
T9=0;
end

arr = zeros(10,2); %to inizialite array


colnames = {'t','Bayar'};

Ttot=T1+T2+T3+T4+T5+T6+T7+T8+T9;

if Ttot==9
set(handles.text63,'string','selamat Anda
Layak Untuk mendapatkan Pengajuan kredit');
for n=1:Ni
Pi(n+1)=Pi(n)*(1+I)-An;
arr(n,1) = t(n);
arr(n,2) = (Pi(n));
end
arr(n+1,1) = t(n+1);

lxiii
arr(n+1,2) = 0;

set(handles.uitable1,'data',arr,'ColumnName',col
names);
else
if TIE>=2
T10=1;
else
T10=0;
end

Ttot=T1+T2+T3+T4+T5+T6+T7+T8+T9+T10;
if Ttot==9
set(handles.text63,'string','selamat
Anda Layak Untuk mendapatkan Pengajuan kredit');
for n=1:Ni
Pi(n+1)=Pi(n)*(1+I)-An;
arr(n,1) = t(n);
arr(n,2) = Pi(n);
end
arr(n+1,1) = t(n+1);
arr(n+1,2) = 0;

set(handles.uitable1,'data',arr,'ColumnName',col
names);
else
if TDC>=1,5
T11=1;
else
T11=0;
end

Ttot=T1+T2+T3+T4+T5+T6+T7+T8+T9+T10+T11;
if Ttot==9
set(handles.text63,'string','selamat
Anda Layak Untuk mendapatkan Pengajuan kredit');
for n=1:Ni
Pi(n+1)=Pi(n)*(1+I)-An;
arr(n,1) = t(n);

lxiv
arr(n,2) = Pi(n);
end
arr(n+1,1) = t(n+1);
arr(n+1,2) = 0;

set(handles.uitable1,'data',arr,'ColumnName',col
names);
else
if NPM>=85
T12=1;
else
T12=0;
end

Ttot=T1+T2+T3+T4+T5+T6+T7+T8+T9+T10+T11+T12;
if Ttot==9

set(handles.text63,'string','selamat Anda Layak


Untuk mendapatkan Pengajuan kredit');
for n=1:Ni
Pi(n+1)=Pi(n)*(1+I)-An;
arr(n,1) = t(n);
arr(n,2) = Pi(n);
end
arr(n+1,1) = t(n+1);
arr(n+1,2) = 0;

set(handles.uitable1,'data',arr,'ColumnName',col
names);
else
if OPM>=75
T13=1;
else
T13=0;
end

Ttot=T1+T2+T3+T4+T5+T6+T7+T8+T9+T10+T11+T12+T13;

lxv
if Ttot==9

set(handles.text63,'string','selamat Anda Layak


Untuk mendapatkan Pengajuan kredit');
for n=1:Ni
Pi(n+1)=Pi(n)*(1+I)-An;
arr(n,1) = t(n);
arr(n,2) = Pi(n);
end
arr(n+1,1) = t(n+1);
arr(n+1,2) = 0;

set(handles.uitable1,'data',arr,'ColumnName',col
names);
else
if ROI>=85
T14=1;
else
T14=0;
end

Ttot=T1+T2+T3+T4+T5+T6+T7+T8+T9+T10+T11+T12+T13+
T14;
if Ttot==9

set(handles.text63,'string','selamat Anda Layak


Untuk mendapatkan Pengajuan kredit');
for n=1:Ni
Pi(n+1)=Pi(n)*(1+I)-
An;
arr(n,1) = t(n);
arr(n,2) = Pi(n);
end
arr(n+1,1) = t(n+1);
arr(n+1,2) = 0;

set(handles.uitable1,'data',arr,'ColumnName',col
names);

lxvi
else
if NPM>=85
T15=1;
else
T15=0;
end

Ttot=T1+T2+T3+T4+T5+T6+T7+T8+T9+T10+T11+T12+T13+
T14+T15;
if Ttot==9

set(handles.text63,'string','selamat Anda Layak


Untuk mendapatkan Pengajuan kredit');
for n=1:Ni

Pi(n+1)=Pi(n)*(1+I)-An;
arr(n,1) = t(n);
arr(n,2) =
Pi(n);
end
arr(n+1,1) = t(n+1);
arr(n+1,2) = 0;

set(handles.uitable1,'data',arr,'ColumnName',col
names);
else

set(handles.text63,'string','Maaf Anda Belum


Layak Untuk mendapatkan Pengajuan kredit');
end
end
end
end
end
end
end
%jika sebanyak kriteria memenuhi syarat sebanyak
pengajuan kredit layak
%if Ttot==9

lxvii
% set(handles.text63,'string','selamat Anda
Layak Untuk mendapatkan Pengajuan kredit');

function edit46_Callback(hObject, eventdata,


handles)
function edit46_CreateFcn(hObject, eventdata,
handles)
if ispc &&
isequal(get(hObject,'BackgroundColor'),
get(0,'defaultUicontrolBackgroundColor'))
set(hObject,'BackgroundColor','white');
end

function edit47_Callback(hObject, eventdata,


handles)
function edit47_CreateFcn(hObject, eventdata,
handles)
if ispc &&
isequal(get(hObject,'BackgroundColor'),
get(0,'defaultUicontrolBackgroundColor'))
set(hObject,'BackgroundColor','white');
end

function edit48_Callback(hObject, eventdata,


handles)
function edit48_CreateFcn(hObject, eventdata,
handles)
if ispc &&
isequal(get(hObject,'BackgroundColor'),
get(0,'defaultUicontrolBackgroundColor'))
set(hObject,'BackgroundColor','white');
end

function edit49_Callback(hObject, eventdata,


handles)
function edit49_CreateFcn(hObject, eventdata,
handles)

lxviii
if ispc &&
isequal(get(hObject,'BackgroundColor'),
get(0,'defaultUicontrolBackgroundColor'))
set(hObject,'BackgroundColor','white');
end

function edit50_Callback(hObject, eventdata,


handles)
function edit50_CreateFcn(hObject, eventdata,
handles)
if ispc &&
isequal(get(hObject,'BackgroundColor'),
get(0,'defaultUicontrolBackgroundColor'))
set(hObject,'BackgroundColor','white');
end

function edit51_Callback(hObject, eventdata,


handles)
function edit51_CreateFcn(hObject, eventdata,
handles)
if ispc &&
isequal(get(hObject,'BackgroundColor'),
get(0,'defaultUicontrolBackgroundColor'))
set(hObject,'BackgroundColor','white');
end

function edit52_Callback(hObject, eventdata,


handles)
function edit52_CreateFcn(hObject, eventdata,
handles)
if ispc &&
isequal(get(hObject,'BackgroundColor'),
get(0,'defaultUicontrolBackgroundColor'))
set(hObject,'BackgroundColor','white');
end

function edit53_Callback(hObject, eventdata,


handles)

lxix
function edit53_CreateFcn(hObject, eventdata,
handles)
if ispc &&
isequal(get(hObject,'BackgroundColor'),
get(0,'defaultUicontrolBackgroundColor'))
set(hObject,'BackgroundColor','white');
end

function edit54_Callback(hObject, eventdata,


handles)
function edit54_CreateFcn(hObject, eventdata,
handles)
if ispc &&
isequal(get(hObject,'BackgroundColor'),
get(0,'defaultUicontrolBackgroundColor'))
set(hObject,'BackgroundColor','white');
end

function edit55_Callback(hObject, eventdata,


handles)
function edit55_CreateFcn(hObject, eventdata,
handles)
if ispc &&
isequal(get(hObject,'BackgroundColor'),
get(0,'defaultUicontrolBackgroundColor'))
set(hObject,'BackgroundColor','white');
end

function edit56_Callback(hObject, eventdata,


handles)
function edit56_CreateFcn(hObject, eventdata,
handles)
if ispc &&
isequal(get(hObject,'BackgroundColor'),
get(0,'defaultUicontrolBackgroundColor'))
set(hObject,'BackgroundColor','white');
end

lxx
function edit57_Callback(hObject, eventdata,
handles)
function edit57_CreateFcn(hObject, eventdata,
handles)
if ispc &&
isequal(get(hObject,'BackgroundColor'),
get(0,'defaultUicontrolBackgroundColor'))
set(hObject,'BackgroundColor','white');
end

function edit58_Callback(hObject, eventdata,


handles)
function edit58_CreateFcn(hObject, eventdata,
handles)
if ispc &&
isequal(get(hObject,'BackgroundColor'),
get(0,'defaultUicontrolBackgroundColor'))
set(hObject,'BackgroundColor','white');
end

function edit59_Callback(hObject, eventdata,


handles)
function edit59_CreateFcn(hObject, eventdata,
handles)
if ispc &&
isequal(get(hObject,'BackgroundColor'),
get(0,'defaultUicontrolBackgroundColor'))
set(hObject,'BackgroundColor','white');
end

function edit60_Callback(hObject, eventdata,


handles)
function edit60_CreateFcn(hObject, eventdata,
handles)
if ispc &&
isequal(get(hObject,'BackgroundColor'),
get(0,'defaultUicontrolBackgroundColor'))
set(hObject,'BackgroundColor','white');
end

lxxi
function edit61_Callback(hObject, eventdata,
handles)
function edit61_CreateFcn(hObject, eventdata,
handles)
if ispc &&
isequal(get(hObject,'BackgroundColor'),
get(0,'defaultUicontrolBackgroundColor'))
set(hObject,'BackgroundColor','white');
end

function edit62_Callback(hObject, eventdata,


handles)
function edit62_CreateFcn(hObject, eventdata,
handles)
if ispc &&
isequal(get(hObject,'BackgroundColor'),
get(0,'defaultUicontrolBackgroundColor'))
set(hObject,'BackgroundColor','white');
end

function edit63_Callback(hObject, eventdata,


handles)
function edit63_CreateFcn(hObject, eventdata,
handles)
if ispc &&
isequal(get(hObject,'BackgroundColor'),
get(0,'defaultUicontrolBackgroundColor'))
set(hObject,'BackgroundColor','white');
end

function edit64_Callback(hObject, eventdata,


handles)
function edit64_CreateFcn(hObject, eventdata,
handles)
if ispc &&
isequal(get(hObject,'BackgroundColor'),
get(0,'defaultUicontrolBackgroundColor'))

lxxii
set(hObject,'BackgroundColor','white');
end

function uitable1_CellEditCallback(hObject,
eventdata, handles)
dat = [1,2,3,4,5];
set(handles.uitable1_data, 'Visible', 'on');
set(handles.uitable1_data, 'Data',dat,
'ColumnFormat',{'numeric'});
guidata(hObject, handles);

lxxiii
DAFTAR LAMPIRAN

Hal

Lampiran 1 Data Keuangan Nasabah Bank BRI xxv


Lampiran 2 Hasil Perhitungan Analisis Rasio
Keuangan xxxiii
Lampiran 3 Perhitungan Sisa Pembayaran Kredit xliii
Lampiran 4 Program M-file Matlab liii

xix
DAFTAR PUSTAKA

Ariyanti, M dan Firdaus, R. 2009. Manajemen Perkreditan Bank


Umum. Bandung. Alfabeta.

Ayres, F. 2004. Kalkulus Edisi Keempat. Jakarta. Erlangga.

Azwar, Saifuddin. 2003. Metode Penelitian. Yogyakarta. Pustaka


Pelajar.

Dowling, E. T. 2002. Teori dan Soal-soal untuk Ekonomi. Jakarta.


Erlangga.

Emery, dan Finnerty. 1997. Principle of Financial Management.


Prentice Hall.

Frensidy, B. 2005. Matematika Keuangan. Jakarta. Salemba


Empat.

Fulford, G., Forrester, P. & Jones, A. 1997. Modelling with


Differential and Difference Equation. Cambridge.
University Press.

Kalangi, J. B. 1997. Matematika untuk Ekonomi dan Bisnis.


Yogyakarta. BPFE.

Krishnan, R dan Sung Ho Ha. 2012. Predicting repayment of the


credit cart debt.Computer and Operations Research.Vol
765-773.

McCauley, Joseh L. 2004. Making dinamic modeling effective in


economics. University of Houston, Houston, Texas 77204,
USA. ELSEVIER. 2005.

Silaban, P. 1992. Analisis Numerik. Jakarta. Erlangga.

xxiii
Simamora, H. 2004. Akuntasi Manajemen. Yogyakarta. UPP
AMP YKPN.

Smith, K. 1992. Finite Mathematics Third Edition. Brooks/Cole


Publishing Company Pacific Grove. California.

Supranto, J. 1987. Matematika untuk Ekonomi dan Bisnis. Jakarta


Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia.

Syamsudin, L. 2004. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta.


PT Raja Gafindo Persada.

xxiv
BIODATA PENULIS

Penulis bernama lengkap Ana Fitria,


memiliki nama panggilan Ana,
merupakan anak ke tiga dari empat
saudara. Lahir di Jombang pada
tanggal 22 Desember 1992. Penulis
menempuh pendidikan formal dari
Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al-
Asy’ari Keras, Madrasah
Tsanawiyah (MTs) Salafiyah
Syafi’iyah Seblak Jombang,
Madrasah Aliyah (MASS) Salafiyah
syafi’iyah Seblak Jombang.
Kemudian penulis melanjutkan
pendidikan S1 di Jurusan Matematika FMIPA ITS melalui jalur
SNMPTN tulis pada tahun 2011 dan terdaftar sebagai mahasiswa
ITS dengan NRP 1211 100 060. Di Jurusan Matematika, penulis
mengambil bidang minat Riset Operasi dan Pengolahan Data atau
Matematika Terapan. Semasa menjadi mahasiswa hingga lulus,
penulis aktif dalam mengikuti dan menjadi bagian dari beberapa
organisasi mahasiswa (ormawa) , baik dalam kampus maupun
organisasi ekstra kampus (ormek). Ditingkat jurusan penulis aktif
di organisasi Himpunan Mahasiswa Matematika (HIMATIKA)
sebagai staff Departemen Pengabdian Masyarakat 2012/2013,
Lembaga Dakwah Jurusan Ibnu Muqlah (IM) sebagai staff Dana
dan Usaha (Danus) 2012/2013, dan sebagai Sekertaris
departement Keputrian 2013/2014. Ditingkat Institut penulis juga
aktif di organisasi Lembaga Dakwah Kamus (LDK) Jamaah
Masjid Manarul Ilmi (JMMI) – ITS sebagai staff Dana dan Usaha
(Danus) 20122013 , Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Penalaran
– ITS, sebagai Bendahara Umum 2012/2013 dan sebagai Ketua
Departement Eksternal 2013/2014, serta aktif di Organisasi
Mahasiswa Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII)
Komisariat Sepuluh Nopember Surabaya sebagai Bendahara
2013/2014 dan sebagai Sekertaris 2013/2014. Selain itu penulis
juga aktif dalam kepanitian yaitu sebagai sie Perlengkaan
OMITS 2013 dan Penanggung Jawab Regional OMITS 2014, ITS
Expo sebagai sie Talk Show 2012, dan berbagai kegiatan
kepanitiaan lainnya. Berbagai pelatihan pun pernah diikuti oleh
penulis, antara lain: ESQ, Pra-TD FMIPA ITS, TD HIMATIKA
ITS, dan beberapa pelatihan lainnya. Untuk menyelesaikan studi
sarjananya penulis berhasil menyeleseikan tugas akhir dengan
judul “Analilis sistem pembayaran kredit nasabah bank BRI
cabang Malang menggunakan persamaan beda linier orde
satu”.
Apabila ingin memberikan saran, kritik dan pertanyaan
mengenai Tugas Akhir ini, dapat disampaikan melalui e-mail
anafitria2212@gmail.com.

Anda mungkin juga menyukai