Tahap 1: Pada saat pelaksanaan pengecoran yaitu beton masi dalam kondisi basah;
Pemebanan :
- Pelat beton = 0,2 m x 1,5 m x 2400 kg/m3 = 720 kg/m
- bekisting 11 kg/m2 x 1,5 m = 16,5 kg/m
- beban hidup saat pelaksanaan q= 100 kg/m2 (saat pelaksanaan) x 1,5 m = 150 kg/m
- Balok WF 400x400x13x21 = 172 kg/m
q = 1058,5 kg/m
Tahap 2 : Beton sudah mengering dan operasional artinya penampang yang digunakan
adalah penampnag komposit.
Ikomposit : 1. Lebar efektif
2. Titik berat penampang komposit
3. Momen Inersia KOmposit
4. Hitung beban bekerja setelah operasional
Pembebaban:
- beban plafond(18 kg/m2) dibuat menjadi q/m1 = 18 kg/m2x 1,5 m = 27 kg/m1
-keramik(18 kg/m2) x 1,5 m = 27 kg/m1
-
spsesi t = 2,5 cm(21 kg/m2 tiap tebal 1 cm) x 1,5 m x 2,5 cm = 78,75 kg/m
- Beban mati tambahan, q = 200 kg/m2 x 1,5 m = 300 kg/m
- Beban hidup, q= 250 kg/m2(operasional) x 1,5 m = 375 kg/m
- Beban dinding, q= 250 kg/m2 x 4 m = 1000 kg/m
q= 1753,75 kg/m
Hitung momen, M = 1/8 q l2
I komposit
Cek tegangannya
Cek defleksi
dengan tinggi dinding 4 m pada balok anak tersebut dan tumpuan dianggap sendi
L= 11 m
Pertanyaan :
Cek kekuatan dan lendutan dimensi balok anak tersebut tersebut dari profil WF 450 x
L= 11 m
200 x 8 x 13dengan metoda LRFD dan pelat beton tebal 120 cm, mutu fc =
bo = 1,7 m
WF-600X300X12X20
Pertanyaan :
1. Hitungan tegangan pada baja dan beton dengan metoda ASD (Allowable Stress Design)
atau metoda elastis apakah balok tersebut kuat menahan beban dan memenuhi syarat
defleksi
Tegangan ijin baja 1600 kg/cm2 dan tegangan ijin beton 0,33 x mutu beton
2. Hitungan momen nominal dan defleksi dengan metoda LRFD (Load Resistance and
Factor Design) dan di gambar diagram penampang komposit beserta tegangannya
tegangannya
3. Disain shear conector pada balok tersebut dengan seket pemasangannya