Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

OLEH:

KELOMPOK 4

NAMA ANGGOTA:

1. Doni Pratiwi
2. Feby Kristina
3. Putri Asifa
4. Uci Desrika

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUA ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020
A. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Pendidik harus bisa memberikan pengalaman belajar yang tidak dilupakan oleh
peserta didik. Pemilihan model pembelajaran sangat menentukan untuk menarik dan
memicu perhatian peserta didik untuk ikut serta secara aktif dalam kegiatan belajar
mengajar. Salah satu model pembelajaran yang diduga mampu melibatkan peserta didik
secara aktif dalam pembelajaran adalah dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif. Model pembelajaran kooperatif adalah salah satu model pembelajaran yang
dapat meningkatkan aktivitas peserta didik, interaksi dan penguasaan peserta didik
terhadap materi. Salah satu model kooperatif yang dapat diterapkan yaitu model
pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw. Dalam model pembelajaran ini setiap peserta didik
bergabung dengan anggota kelompok lain yang mendapatkan masalah (soal) yang sama.
Dan setelah mendapatkan pemecahan mereka bertanggung jawab untuk menularkan
pemahamannya kepada rekan-rekan dikelompok awalnya. Model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw merupakan kelompok kecil yang bekerja sama dalam
memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran dan mendapatkan
pengalaman belajar yang maksimal baik pengalaman individu maupun pengalaman
kelompok.
Rusman (2013) menyatakan bahwa model pembelajaran kooperatif adalah bentuk
kegiatan pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok kecil
secara kolaboratif yang terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok
yang heterogen. Lie (dalam Rusman. 2013) menyatakan bahwa pengertian model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah model belajar kooperatif dengan cara siswa
belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 siswa secara heterogen, memberikan
kesempatan siswa dapat bekerja sama, saling ketergantungan positif diantara siswa dan
siswa mampu bertanggung jawab secara mandiri.
Jadi pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw adalah model pembelajaran
dengan menggunakan pengelompokkan/ tim kecil yaitu yang terdiri antara empat, enam,
bahkan sampai delapan orang yang mempunyai latar belakang yang berbeda. Dan sistem
penilaian dilakukan terhadap kelompok dan setiap kelompok dapat menunjukkan prestasi
yang dipersyaratkan.
B. Tujuan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Tujuan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw menurut Anam (2000:3) adalah sebagai
berikut :
1) Menyajikan model alternatif disamping ceramah dan membaca
2) Mengkaji kebergantungan positif dalam menyampaikan dan menerima informasi
diantara anggota kelompok untuk mendorong kedewasaan berfikir
3) Menyediakan kesempatan berlatih bicara dan mendengarkan untuk kognisi peserta
didik dalam menyampaikan informasi.

C. Prinsip-prinsip Model Pembelajaran Cooperative Tipe Jigsaw


a. Perumusan tujuan belajar siswa harus jelas
b. Penerimaan yang menyeluruh oleh siswa tentang tujuan belajar
c. Ketergantungan yang bersifat positif
d. Interaksi yang bersifat terbuka
e. Tanggung jawab individu
f. Kelompok bersifat heterogen
g. Interaksi sikap dan perilaku sosial siswa yang positif
h. Tindak lanjut
i. Kepuasan dalam belajar

D. Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw


1) Pembelajaran secara tim
Tim merupakan tempat untuk mencapai tujuan. Karena itu, tim harus mampu
membuat siswa belajar. Semua anggota tim harus saling membantu untuk mencapai
tujuan pembelajaran.
2) Didasarkan pada manajemen kooperatif
3) Kemauan untuk bekerja sama
Setiap anggota kelompok bukan saja harus diatur tugas dan tanggung jawab masing-
masing, akan tetapi juga ditanamkan perlunya saling membantu. Misalnya yang pintar
membantu yang kurang pintar
4) Keterampilan bekerja sama
Dengan demikian, siswa perlu didorong untuk mau dan sanggup berinteraksi serta
berkomunikasi dengan anggota lain

E. Sintaks Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw


Bekerja dalam sebuah kelompok yang terdiri dari tiga atau lebih anggota pada
hakikatnya akan memberikan manfaat tersendiri. Salah satu asumsi yang mendasari
pengembangan pembelajaran kooperatif adalah bahwa sinergi yang muncul melalui kerja
sama akan meningkatkan motivasi yang jauh lebih besar dari pada melalui lingkungan
kompetitif individual. Sintak model pembelajaran Jigsaw dapat dilihat sebagai berikut.4
1. Fase- 1, menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa.
Guru melakukan apersepsi terhadap materi sebelumnya dan menyampaikan tujuan materi
yang akan dipelajari.
2. Fase- 2, menyajikan Informasi
Guru menyajikan materi dengan ceramah sebagai pembuka pembelajaran.
3. Fase – 3, mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok kooperatife.
Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok. Kelompok terbentuk secara heterogen. Guru
menghitung siswa 1-6 dan siswa yang lainnya mengikuti dengan angka yang sama.
4. Langkah – 4, memberikan instruksi bagaimana diskusi kelompok berjalan
Guru memberi instruksi siswa untuk membagi tugas setiap anggota kelompok. Setiap siswa
mendapat lembar kerja indiviu yang berbeda
satu sama lain dan lembar kerja kelompok.4
5. Fase-5, membimbing kelompok bekerja dan belajar.
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas.
6. Fase – 6, evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah di pelajari masing-masing
kelompok mempresentasikan hasilnya.
7. Langkah 7, memberi Penghargaan
Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil individu maupun kelompok.

F. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Cooperative learning Tipe Jigsaw


Prosedur atau langkah-langkah pembelajaran cooperative pada prinsipnya terdiri atas
empat tahap, yaitu sebagai berikut:
1. Penjelasan materi
Tahap ini merupakan tahap penyampaian pokok-pokok materi pelajaran sebelum
siswa belajar dalam kelompok. Tujuan utama pada tahapan ini adalah pemahaman
siswa terhadap materi pelajaran
2. Belajar kelompok
Tahapan ini dilakukan setelah guru memberikan penjelasan materi, siswa bekerja
dalam kelompok yang telah dibentuk sebelumnya. 5
3. Penilaian
Penilaian dalam pembelajaran cooperative bisa dilakukan melalui tes atau kuis, yang
dilakukan secara individu atau kelompok. Tes individu akan memberikan penilaian
kemampuan individu, sedangkan kelompok akan memberikan penilaian pada
kemampuan kelompoknya, seperti dijelaskan Sanjaya dalam Rusman (2014, h. 213),
“Hasil akhir setiap siswa adalah penggabungan keduanya dan dibagi dua. Nilai setiap
kelompok memiliki nilai
sama dalam kelompoknya. Hal ini disebabkan nilai kelompok adalah nilai bersama
dalam kelompoknya yang merupakan hasil kerja sama setiap anggota kelompoknya”.
4. Pengakuan tim
Adalah peetapan tim yang dianggap paling menonjol atau tim yang paling berprestasi
untuk kemudian diberikan penghargaan atau hadiah, dengan harapan dapat
memotivasi tim untuk berprestasi lebih baik lagi.

Berikut ini beberapa kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa dan guru dalam
penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw:
1. Melakukan menbaca untuk menggali informasi. Siswa memperoleh topictopik
permasalahan untuk dibaca, sehingga mendapatkan informasi dari permasalahan
tersebut.
2. Diskusi kelompok ahli. Siswa yang telah mendapat topic permasalahan yang sama
bertemu dalam satu kelompok atau kita sebut dengan kelompok ahli untuk
membicarakan topik permasalahan tersebut.

3. Laporan kelompok, kelompok ahli kembali ke kelompok asal dan menjelaskan hasil
yang di dapat dari hasil diskusi tim.
4. Kuis dilakukan mencangkup semua topic permasalahan yang dibicarakan tadi
5. Perhitungan skor kelompok untuk menentukan penghargaan kelompok.
6
Stephen, Sikes and Snapp dalam Rusman (2014, h. 220), mengemukakan langkah-
langkah pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw adalah sebagai berikut:
1. Siswa dikelompokan ke dalam 1 sampai 5 orang tim;
2. Tiap orang dalam tim diberi materi berbeda;
3. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan
4. Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/subbab yang sama
bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan subbab mereka;
5. Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan
bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang subbab yang mereka kuasai dan
tiap anggota lainnya mendengarkan dengan seksama;
6. Tiap tim ahli mendiskusikan hasil diskusi
7. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi
8. Guru memberi evaluasi;
9. Penutup. 6
Hubungan antara kelompok asal dan kelompok ahli digambarkan sebagai berikut
Arends dalam Rusman (2009, h. 74).
G. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw

1. Kelebihan Model Jigsaw

Ibrahim dkk (2000) dalam Rusman (2014, h. 218) mengemukakan kelebihan dari metode jigsaw
sebagai berikut:

a. Dapat mengembangkan tingkah laku kooperatif.

b. Menjalin/mempererat hubungan yang lebih baik antar siswa.

c. Dapat mengembangkan kemampuan akademis siswa.

d. Siswa lebih banyak belajar dari teman mereka dalam belajar kooperatif dari pada
guru.

Selain manfaat positif di atas berikut beberapa kelebihan dari model jigsaw yaitu
sebagai berikut:
a. Mempermudah pekerjaan guru dalam mengajar, karena sudah ada kelompok ahli
yang bertugas menjelaskan materi kepada rekan-rekannya.
b. Mengembangkan kemampuan siswa mengungkapkan ide atau gagasan dalam
memecahkan masalah tanpa takut membuat salah.
c. Siswa lebih aktif dalam berbicara dan berpendapat karena siswa diberikan
kesempatan untuk berdiskusi dan menjelaskan materi pada masing-masing
kelompok.
d. Siswa lebih memahami materi yang diberikan karena dipelajari lebih dalam
dan sederhana dengan anggota kelompoknya.
e. Siswa lebih menguasai materi karena mampu mengajarkan materi tersebut kepada
teman kelompok belajarnya.
f. Siswa diajarkan bagaimana bekerja sama dalam kelompok
g. Materi yang diberikan kepada siswa dapat merata.
h. Dalam proses belajar mengajar siswa saling ketergantungan positif

Jhonson and Jhonson dalam Rusman (2014, h. 218) melakukan penelitian tentang
pembelajaran kooperatif model jigsaw yang hasilnya menunjukan bahwa interaksi
kooperatif memiliki berbagai pengaruh positif terhadap perkembangan anak.
Pengaruh positif tersebut adalah:
a. Meningkatkan hasil belajar
b. Meningkatkan daya ingat
c. Dapat digunakan untuk mencapai tarap penalaran tingkat tinggi
d. Mendorong tumbuhnya motivasi instriksik (kesadaran individu)
e. Meningkatkan hubungan antarmanusia yang heterogen
f. Meningkatkan sikap positif terhadap guru
g. Meningkatkan sikap positif anak terhadap sekolah
h. Meningkatkan harga diri anak
i. Meningkatkan prilaku penyesuaian social positif
j. Meningkatkan keterampilan hidup bergotong-royong.
2. Kelemahan Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw
a. Jika guru tidak meningkatkan agar siswa selalu menggunakan keterampilan-
keterampilan kooperatif dalam kelompok masing-masing maka dikhawatirkan
kelompok akan macet.
b. Jika jumlah anggota kelompok kurang akan menimbulkan masalah, misalnya jika
ada anggota yang hanya membonceng dalam menyelesaikan tugas-tugas dan pasif
dalam diskusi.

c. Menimbulkan waktu yang lebih lama apalagi bila ada penataan ruang belum
terkondisi dengan baik, sehingga perlu waktu merubah posisi yang juga dapat
menimbulkan gaduh. 9

Beberapa hal yang bisa menjadi kendala atau kelemahan aplikasi model pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw di lapangan yang harus dicari jalan keluar-nya, menurut Roy
Killen dalam Evanis Desvita adalah:
1. Prinsip utama pola pembelajaran ini adalah „peer teaching” pembelajaran oleh teman
sendiri, akan menjadi kendala karena perbedaan persepsi dalam memahami suatu
konsep yang akan didiskusikan bersama dengan siswa lain.
2. Dirasa sulit meyakinkan siswa untuk mampu berdiskusi menyampaikan materi pada
teman, jika siswa tidak memiliki rasa kepercayaan diri.
3. Rekod siswa tentang nilai, kepribadian, perhatian siswa harus sudah dimiliki oleh
pendidik dan ini biasanya dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengenali tipe-
tipe siswa dalam kelompok tersebut.
4. Awal penggunaan metode ini biasanya sulit dikendalikan, biasanya membutuhkan
waktu yang cukup dan persiapan yang matang sebelum model pembelajaran ini bisa
berjalan dengan baik.
5. Aplikasi metode ini pada kelas yang besar (lebih dari 40 siswa) sangatlah sulit, tapi
bisa diatasi dengan model team teaching.

H. Contoh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Learning Tipe Jigsaw


1. Guru membagi suatu kelas menjadi beberapa kelompok, dengan setiap kelompok
terdiri dari 4 – 6 siswa dengan kemampuan yang berbeda. Kelompok ini disebut
kelompok asal. Jumlah anggota dalam kelompok asal menyesuaikan dengan jumlah
bagian materi pelajaran yang akan dipelajari siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai. Dalam tipe Jigsaw ini, setiap siswa diberi tugas mempelajari salah
satu bagian materi pembelajaran tersebut. Semua siswa dengan materi pembelajaran
yang sama belajar bersama dalam kelompok yang disebut kelompok ahli (Counterpart
Group/CG). Dalam kelompok ahli, siswa mendiskusikan bagian materi pembelajaran
yang sama, serta menyusun rencana bagaimana menyampaikan kepada temannya jika
kembali ke kelompok asal. Kelompok asal ini oleh Aronson disebut kelompok Jigsaw
(gigi gergaji). Misal suatu kelas dengan jumlah 40 siswa dan materi pembelajaran
yang akan dicapai sesuai dengan tujuan pembelajarannya terdiri dari 5 bagian materi
pembelajaran, maka dari 40 siswa akan terdapat 5 kelompok ahli yang beranggotakan
8 siswa dan 8 kelompok asal yang terdiri dari 5 siswa. Setiap anggota kelompok ahli
akan kembali ke kelompok asal memberikan informasi yang telah diperoleh atau
dipelajari dalam kelompok ahli. Guru memfasilitasi diskusi kelompok baik yang ada
pada kelompok ahli maupun kelompok asal.

2. Setelah siswa berdiskusi dalam kelompok ahli maupun kelompok asal, selanjutnya
dilakukan presentasi masing-masing kelompok atau dilakukan pengundian salah satu
kelompok untuk menyajikan hasil diskusi kelompok yang telah dilakukan agar guru
dapat menyamakan persepsi pada materi pembelajaran yang telah didiskusikan.

3. Guru memberikan kuis untuk siswa secara individual.

4. Guru memberikan penghargaan pada kelompok melalui skor penghargaan


berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar ke
skor kuis berikutnya.

5. Materi sebaiknya secara alami dapat dibagi menjadi beberapa bagian materi
pembelajaran.

6. Perlu diperhatikan bahwa jika menggunakan Jigsaw untuk belajar materi baru maka
perlu dipersiapkan suatu tuntunan dan isi materi yang runtut serta cukup sehingga
tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Berikut contoh penerapan pembelajaran kooperatif metode jigsaw dalam sebuah topik
matematika
1. Pada tahap pertama, guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Selanjutnya, guru membagi materi ciri-ciri dan rumus luas bangun datar menjadi 6 sub
bahasan yaitu :
a. Ciri-ciri & rumus luas persegi
b. Ciri-ciri & rumus luas persegi panjang
c. Ciri-ciri & rumus luas segitiga
d. Ciri-ciri & rumus luas belah ketupat
e. Ciri-ciri & rumus luas trapesium sama kaki
f. Ciri-ciri & rumus luas lingkaran
2. Setelah itu siswa dibagi menjadi beberapa kelompok beranggotakan 4-6 orang siswa, yang
masing-masing dan anggota kelompok itu diberikan tugas berbeda satu sama lain.
Dalam hal ini setiap anggota kelompok ditugasi untuk mempelajari ciri-ciri dan rumus luas
bangu datar dan dibagi menjadi 6 subkonsep beserta dengan soalnya. Berdasarkan klasifikasi
ciri-ciri dan rumus luas bangun datar tersebut, akan di dapatkan 6 ahli dengan pembagian
tugas sebagai berikut :
b. Ciri-ciri & rumus luas persegi (ahli I)
c. Ciri-ciri & rumus luas persegi panjang (ahli II)
d. Ciri-ciri & rumus luas segitiga : sama sisi, sama kaki, siku-siku (ahli III)
e. Ciri-ciri & rumus luas belah ketupat (ahli IV)
f. Ciri-ciri & rumus luas trapesium sama kaki (ahli V)
g. Ciri-ciri & rumus luas lingkaran (ahli VI)

Berikut ini adalah contoh penerapan dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw : ciri-ciri & rumus luas persegi ?

Jawab :

Ciri-ciri persegi

1. Mempunyai 4 sisi yang sama panjang

2. Mempunyai 4 sudut

Rumus luas persegi : L = sisi x sisi

Contoh soal :

Ayah mempunyai sebidang tanah berbentuk persegi dengan panjang sisi 150m.
Berapakah luas sebidang tanah ayah tersebut?

Diket : s = 150m
Ditanya : Luas sebidang tanah berbentuk persegi ?

Jawab : L = sisi x sis

= 150m x 150m

= 22.500 m

= 2.250.000 cm2

Jadi, luas sebidang tanah milik ayah yaitu 2.250.000 cm2

DAFTAR PUSTAKA

https://journal.unnes.ac.id
https://nurmanspd.wordpress.com/2009/09/06/model-pembelajaran-cooperative-learning-tipe-jigsaw/

Nurfitriyanti, M. (2017). PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE


JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI KECERDASAN
EMOSIONAL . Jurnal Formatif 7 (2) , 153-162.

Repository.unpas.ac.id
Syarifuddin, A. (2011). MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE
JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN. TA'DIB , 209-2011.

Anda mungkin juga menyukai