(Penelitian)
Perbandingan Kekuatan Tekan Gipsum Bangunan, Dental Plaster, Dan
Orthodontic Plaster
Nadya Putri Winandari1 , Octarina2, Johan Arief Budiman3
1Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Trisakti
2Bagian Material Kedokteran Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Trisakti
3Bagian Ortodonti, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Trisakti
ABSTRAK
Latar Belakang: Gipsum merupakan mineral alam yang dimanfaatkan dalam konstruksi bangunan dan bidang kedokteran
gigi. Bahan dasar partikel 𝛽-hemihidrat dimiliki oleh gipsum bangunan serta gipsum kedokteran gigi tipe 2 yaitu dental
plaster dan orthodontic plaster. Sifat mekanis berupa kekuatan tekan memiliki peranan penting dalam aplikasi gipsum di
bidang kedokteran gigi. Tujuan: Untuk membandingkan kekuatan tekan gipsum bangunan dan gipsum kedokteran gigi tipe
2 setelah 24 jam. Metode: Penelitian eksperimental laboratoris dibagi kedalam 3 kelompok (gipsum bangunan, dental
plaster, orthodontic plaster) yang masing-masing terdiri dari 10 sampel. Gipsum dimanipulasi dengan perbandingan 50 g
bubuk dan 25 mL akuades, diaduk hingga homogen menggunakan gypsum mixer (HL-YMC, Cina). Adonan gipsum dituang
pada mould silindris berukuran (200,2) mm x (400,4) mm sesuai standar ISO 6873/ Spesifikasi ADA No. 25 dan
diletakkan pada vibrator. Berat gipsum ditimbang setelah pembuatan sampel dan setelah 24 jam. Pengujian kekuatan tekan
dilakukan 24 jam setelah pembuatan sampel menggunakan Universal Testing Machine (Shimadzu AGX-V 10kN, Japan)
dengan chs 1 mm/min. Hasil: Pada penelitian didapatkan perbandingan nilai rerata kekuatan tekan gipsum bangunan
(11,51±0,65) MPa, dental plaster (11,18±0,75) MPa, dan orthodontic plaster (13,15±0,79) MPa. Orthodontic plaster
memiliki kekuatan tekan tertinggi sedangkan nilai kekuatan tekan gipsum bangunan tidak berbeda bermakna dengan dental
plaster. Analisis menggunakan One way ANOVA dan Post Hoc-Tukey menjelaskan bahwa nilai kekuatan tekan antar
kelompok memiliki perbedaan signifikan dengan p<0,05. Perbedaan bermakna terjadi antara kelompok orthodontic plaster
terhadap gipsum bangunan dan dental plaster. Kesimpulan: Penelitian ini menunjukkan bahwa gipsum bangunan dapat
digunakan sebagai bahan alternatif gipsum kedokteran gigi tipe 2.
5
JKGT VOL.2, NOMOR 1, JULY (2020) 5-8
bahan untuk pembuatan model studi di bidang ditimbang langsung setelah pembuatan sampel dan
ortodonti.8 sebelum pengujian (setelah 24 jam). Pengujian
Penggunaan gipsum baik dalam penggunaan kekuatan tekan dilakukan menggunakan universal
klinis maupun laboratoris harus diimbangi dengan testing machine (Shimadzu AGX-V 10kN, Japan)
sifat mekanis berupa kekuatan tekan yang baik. 9 setelah 24 jam pembuatan sampel dengan chs 1
Kekuatan tekan menggambarkan kemampuan suatu mm/min.
material untuk menahan fraktur.10 Beberapa faktor Data yang diperoleh dilakukan analisis
yang mempengaruhi kekuatan tekan material dengan uji statistik one way ANOVA menggunakan
gipsum adalah bentuk dan porusitas partikel, rasio perangkat lunak SPSS 23. Jika hasil analisis
air dan bubuk, efek manipulasi, kandungan air, terdapat perbedaan bermakna (p<0,05) maka
penambahan zat aditif, suhu dan kelembaban. dilakukan uji lanjutan Post Hoc-Tukey.
Pengukuran kekuatan tekan dapat dilakukan
dengan menggunakan alat uji tekan Universal HASIL
Testing Machine.11 Gipsum ditimbang dua kali untuk melihat
Saat ini munculnya peraturan Permenkes perbedaan berat gipsum langsung setelah
yaitu Permenkes No. 1189 / Menkes / Per. / VIII / pembuatan sampel dan setelah 24 jam, dengan hasil
2010, Permenkes No. 1190 / Menkes / Per / VIII / berat rata-rata dapat dilihat pada tabel 1. Pada tabel
2010, Permenkes No. 1191 / Menkes / Per / VIII / 1 menunjukkan gipsum bangunan memiliki rerata
2010 yang semakin ketat mengatur tentang terendah, sedangkan rerata berat tertinggi dimiliki
produksi, izin edar, dan penyaluran dari bahan Orthodontic plaster.
kedokteran gigi menyebabkan jumlah distribusi
bahan kedokteran gigi termasuk dental plaster dan Berat Sampel (g)
orthodontic plaster terbilang sulit untuk Langsung Setelah 24
didapatkan.12 Kesamaan bahan dasar partikel dari Material Setelah Jam
gipsum bangunan yang menyerupai gipsum Selisih
Pembuatan (Sebelum
kedokteran gigi digunakan sebagai alternatif untuk
Sampel Pengujian)
dental plaster dan orthodontic plaster. Dengan
latar belakang tersebut, penelitian ini dilakukan Gipsum
21,07 20,17 -0,90
untuk mengetahui perbandingan kekuatan tekan Bangunan
gipsum bangunan, dental plaster dan orthodontic Dental Plaster 21,50 20,69 -0,81
plaster setelah 24 jam melalui uji kekuatan tekan.
Orthodontic
22,04 21,13 -0,91
Plaster
BAHAN DAN METODE
Penelitian eksperimental laboratoris
dilakukan di Dental Material and Testing Center of Tabel 1. Hasil Rerata Berat Sampel Gipsum Setelah
Research (DMT Core), Fakultas Kedokteran Gigi Pembuatan Sampel dan Sebelum Pengujian (24 Jam).
Universitas Trisakti dan PT. INTEC Instruments,
Karawang pada bulan Oktober 2019. Sampel pada Hasil uji kekuatan tekan material gipsum
penelitian ini dibagi menjadi 3 kelompok yaitu bangunan, dental plaster, dan orthodontic plaster
gipsum bangunan merk APLUS (kelompok A), memiliki nilai rata-rata yang dapat dilihat pada
dental plaster merk Pro-BASE Dental Plaster tabel 2. Orthodontic plaster memiliki rata-rata
(kelompok B), dan orthodontic plaster merk kekuatan tekan paling tinggi dibandingkan dengan
SIRIUS White Orthodontic (kelompok C). Jumlah gipsum bangunan dan dental plaster, sedangkan
sampel dihitung menggunakan rumus Federer dan kekuatan tekan gipsum bangunan dan dental
didapatkan sampel minimal untuk setiap perlakuan plaster memiliki nilai yang tidak berbeda
uji kekuatan tekan material gipsum adalah 10 buah. bermakna.
Sampel gipsum dibuat pada mould silindris dengan Material N x ± 𝑺𝑫 (MPa)
diameter (20,00,2) mm dan tinggi (40,00,4) mm
yang telah disesuaikan dengan standar ISO 6873/
Gipsum Bangunan 10 11,51 ± 0,65
Spesifikasi ADA No. 25. Sampel dimanipulasi
menggunakan perbandingan 25 mL akuades dan
50 g bubuk. Air dan bubuk dicampur menggunakan
gypsum mixer sehingga menghasilkan campuran Dental Plaster 10 11,18 ± 0,75
yang homogen. Adonan dituangkan secara perlahan
ke dalam mould silindris dan diletakkan pada
vibrator untuk meminimalisasi udara terjebak di Orthodontic Plaster 10 13,15 ± 0,79
dalam adonan. Setelah setting, gipsum dikeluarkan
dari mould dan diletakkan pada suhu ruangan
26,2C dan kelembaban 58% selama 24 jam. Tabel 2. Perbandingan Nilai Rerata Hasil Pengukuran
Sampel diukur dengan jangka sorong dan Kekuatan Tekan Material Gipsum.
6
JKGT VOL.2, NOMOR 1, JULY (2020) 5-8
14
16
orthodontic plaster dapat dilihat pada tabel 2.
MAX
MAX
Break 12
MAX
Break 12
12
10
10
10
dengan dental plaster tidak memiliki perbedaan
S tre s s (MP a )
8
8
8
6
6
4
6
4
bangunan terhadap orthodontic plaster adalah 1,64
4
2 2 2
MPa, dan dental plaster dengan orthodontic plaster
0
0 0,5 1 1,5 2 2,5
Strain(%)
3 3,5 4 4,5 5
0
0 0,5 1 1,5 2 2,5
Strain(%)
3 3,5 4 4,5 5
0
0 0,5 1 1,5 2 2,5
Strain(%)
3 3,5 4 4,5 5
adalah 1,97 MPa. Nilai rerata kekuatan tekan
(a) (b) (c) terendah dari ketiga jenis gipsum dimiliki oleh
dental plaster, kemudian gipsum bangunan, dan
Gambar 1. Grafik Stress-Strain Hasil Uji Kekuatan Tekan nilai tertinggi dimiliki oleh orthodontic plaster.
Material Gipsum dengan Universal Testing Machine (Shimadzu
Perbedaan nilai kekuatan tekan antar kelompok
AGX-V 10kN, Japan). (a) Gipsum Bangunan, (b) Dental
dapat dihubungkan dengan bahan dasar partikel.
Plaster dan (c) Orthodontic Plaster.
Gipsum bangunan memiliki kesamaan dengan
Berdasarkan hasil analisis menggunakan one dental plaster yaitu terdiri dari partikel -
way ANOVA, nilai kemaknaan kekuatan tekan antar hemihidrat. Karakteristik partikel -hemihidrat
kelompok gipsum adalah p = 0,000 (p < 0,05). Hal yang lebih kecil, irregular dan berporus dapat
ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan mempengaruhi sampel sehingga gipsum bangunan
bermakna antara kekuatan tekan gipsum bangunan, dan dental plaster memiliki kekuatan tekan yang
dental plaster, dan orthodontic plaster. Adanya lebih rendah. Nilai rata-rata kekuatan tekan
perbedaan yang bermakna memerlukan uji lanjutan tertinggi dimiliki oleh orthodontic plaster karena
menggunakan uji Post Hoc-Tukey. Tabel 3 terdiri dari campuran partikel -hemihidrat dan 𝛼-
menjelaskan bahwa relasi antar kelompok yang hemihidrat. Partikel 𝛼-hemihihidrat memiliki
menunjukkan adanya perbedaan bermakna karakteristik kristal partikel yang lebih besar,
(p<0,05) adalah kelompok orthodontic plaster uniform, lebih padat dan juga lebih tidak
terhadap gipsum bangunan dan dental plaster. berporus.13 Hal ini mempengaruhi kekuatan tekan
Hubungan antara gipsum bangunan dengan dental yang dimiliki orthodontic plaster sehingga menjadi
plaster memiliki nilai p = 0,581 yang artinya tidak lebih tinggi.
ada perbedaan bermakna, sehingga dapat dikatakan Pada penelitian Aljunouri ZA dan Al-
bahwa gipsum bangunan memiliki nilai yang Rawas AM dikatakan bahwa terdapat hubungan
hampir sama dengan dental plaster dari segi terbalik antara kekuatan tekan dengan porusitas.
kekuatan tekan. Semakin tinggi porusitas partikel gipsum, kekuatan
tekan yang dihasilkan menjadi lebih rendah karena
Tabel 3. Analisis Statistik Hasil Uji Kekuatan Tekan porusitas tinggi menyebabkan lebih banyak air
Material Gipsum Menggunakan One Way ANOVA dan pori, partikel yang bergeser, dan berkurangnya
Post Hoc-Tukey kohesi. Faktor berikutnya dihubungkan dengan
Gipsum Dental Orthodontic ukuran partikel, semakin besar ukuran kristal
Kelompok
Bangunan Plaster Plaster partikel gipsum akan menghasilkan kekuatan tekan
Gipsum yang lebih besar. Hal ini disebabkan oleh
- 0,581 0,000∗ berkurangnya luas permukaan yang menyebabkan
Bangunan
rendahnya jumlah air pori.14
Dental Plaster - - 0,000∗ Manufaktur memiliki peranan penting terhadap
Orthodontic kualitas gipsum. Setiap manufaktur memproduksi
- - -
Plaster sebuah produk gipsum dengan cara yang berbeda-
∗ 𝑝<0,05= terdapat perbedaan bermakna
beda, meskipun memiliki kesamaan bahan dasar
partikel -hemihidrat. Perbedaan persentase
komposisi yang terkandung pada masing-masing
produk gipsum di penelitian ini, yang tidak
JKGT VOL.2, NOMOR 1, JULY (2020) 5-8