Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

ETIKA PROFESI ATLM

Oleh :
Nama : Agustin Kristiyarini
NIM : RPL 1913453103

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG


2019
1

BAB I
STANDAR PROFESI ATLM
(AHLI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK)

A. Pengertian Standar Profesi ATLM

Standar Profesi ATLM (Ahli Teknologi Laboratorium Medik) merupakan batas


kemampuan minimal ahli teknologi laboratorium medik berdasarkan ilmu
pengetahuan, keterampilan, dan sikap profesional yang harus dikuasai dan
dimiliki untuk dapat melakukan kegiatan profesionalnya pada masyarakat secara
mandiri. Standar Profesi disusun oleh organisasi profesi Persatuan Ahli Teknologi
Laboratorium Medik Indonesia (PATELKI) dengan mengacu kepada standar
Internasional dan kebutuhan pelayanan laboratorium medik di Indonesia.

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


370/Menkes/SK/III/2007 tentang Standar Profesi Ahli Teknologi Laboratorium
Kesehatan, Standar Profesi Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan Indonesia
adalah suatu standar bagi profesi ahli teknologi laboratorium kesehatan di
Indonesia dalam menjalankan tugas profesinya untuk berperan secara aktif terarah
dan terpadu bagi pembangunan nasional Indonesia.

Standar Profesi Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan Indonesia mencakup


standar kompetensi kerja yang harus dimiliki dan kode etik yang harus
dilaksanakan oleh ahli teknologi laboratorium kesehatan Indonesia dalam
menjalankan tugas-tugasnya sebagai tenaga kesehatan.

Kualifikasi pendidikan untuk Profesi Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan


Indonesia adalah lulusan Sekolah Menengah Analis Kesehatan (SMAK) atau
Akademi Analis Kesehatan (AAK) atau Akademi Analis Medis (AAM), atau
Pendidikan Ahli Madya Analis Kesehatan (PAM-AK) atau lulusan Pendidikan
Tinggi yang berkaitan langsung dengan laboratorium kesehatan.

1
2

B. Manfaat Standar Profesi ATLM

Adapun manfaat standar profesi ATLM adalah sebagai berikut:


1. Bagi Pengguna Tenaga ATLM Dengan Standar Profesi ATLM, Kemenkes
dan Dinas Kesehatan sebagai pihak yang akan memberikan lisensi (izin kerja)
dapat mengetahui kompetensi apa yang telah dikuasai seorang ahli teknologi
laboratorium medik, dan bagi pengguna lainnya dapat menentukan
kompetensi apa yang perlu ditambahkan, sesuai dengan kebutuhan spesifik di
tempat kerja.
2. Bagi Institusi Pendidikan Teknologi Laboratorium Medik Sesuai dengan
Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas dan Peraturan
Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang
menyatakan bahwa kurikulum program studi menjadi wewenang institusi
pendidikan, sehingga walaupun kurikulum berbeda, tetapi ahli teknologi
laboratorium medik yang dihasilkan dari berbagai institusi diharapkan
memiliki kesetaraan dalam hal penguasaan kompetensi.
3. Bagi Mahasiswa Teknologi Laboratorium Medik Standar profesi ahli
teknologi laboratorium medik dapat digunakan oleh mahasiswa untuk
mengarahkan proses belajar dan pengembangan dirinya, karena mahasiswa
mengetahui sejak awal kompetensi yang harus dikuasai di akhir pendidikan.
Dengan demikian proses pendidikan diharapkan dapat berjalan lebih efektif
dan efisien.
4. Bagi Kementerian Teknis Di Bidang Pendidikan Dan Badan Akreditasi
Nasional Standar profesi ahli teknologi laboratorium medik dapat
dikembangkan lebih lanjut menjadi acuan/kriteria pada akreditasi program
studi pendidikan teknologi laboratorium medik.
5. Bagi Organisasi Profesi Ahli Teknologi Laboratorium Medik (PATELKI)
Standar profesi ahli teknologi laboratorium medik dapat dijadikan acuan
dalam menyelenggarakan program pengembangan profesi secara
berkelanjutan. Program Adaptasi bagi Lulusan Luar Negeri Standar profesi
ahli teknologi laboratorium medik dapat digunakan sebagai acuan untuk
menilai kompetensi ahli teknologi laboratorium medik lulusan luar negeri.
3

C. Area Kompetensi ATLM

Standar Profesi ahli teknologi laboratorium medik terdiri atas 7 (tujuh) area
kompetensi yang diturunkan dari gambaran tugas, peran, dan fungsi dari seorang
ahli teknologi laboratorium medik. Setiap area kompetensi ditetapkan
deskripsinya, yang disebut kompetensi inti. Setiap area kompetensi dijabarkan
menjadi beberapa komponen kompetensi, yang dirinci lebih lanjut menjadi
kemampuan yang diharapkan. Kompetensi dibangun dengan pondasi yang terdiri
atas profesionalitas yang luhur, mawas diri dan pengembangan diri, serta
komunikasi efektif, dan ditunjang oleh pilar berupa pengelolaan sistem informasi
laboratorium, landasan ilmiah ilmu teknologi laboratorium medik, keterampilan
laboratorium medik, dan pengelolaan masalah kesehatan berbasis laboratorium.
Oleh karena itu area kompetensi disusun dengan urutan sebagai berikut :
1. Profesionalitas yang Luhur
Deskripsi : Mampu melaksanakan pelayanan laboratorium medik yang
profesional sesuai dengan nilai dan prinsip ke-Tuhan-an, moral luhur, etika,
disiplin, hukum, dan sosial budaya.
2. Mawas Diri dan Pengembangan Diri
Deskripsi : Mampu melakukan pelayanan laboratorium medik, memecahkan
dan memberikan solusi terhadap masalah kelaboratoriuman secara
komprehensif dan terpadu, mengembangkan diri, mengikuti penyegaran dan
peningkatan pengetahuan secara berkesinambungan serta mengembangkan
pengetahuan demi keselamatan pasien.
3. Komunikasi Efektif
Deskripsi : Mampu menyampaikan informasi pelayanan laboratorium medik
melalui komunikasi secara efektif baik interpersonal maupun profesional
terhadap pasien, teman sejawat, klinisi dan masyarakat.
4. Pengelolaan Informasi
4

Deskripsi : Mampu mengakses dan menilai informasi dan pengetahuan serta


mengelola sistem informasi laboratorium medik dengan teknologi terkini
untuk meningkatkan mutu palayanan laboratorium medik.
5. Landasan Ilmiah Ilmu Laboratorium Medik
Deskripsi : Mampu memecahkan dan memberikan solusi terhadap masalah
kelaboratoriuman secara komprehensif dan terpadu berdasarkan landasan
ilmiah ilmu biomedik, patofiologi dan ilmu pengetahuan tentang pemeriksaan
laboratorium medik yang terkini untuk menghasilkan informasi diagnostik
yang tepat.
6. Keterampilan Laboratorium Medik
Deskripsi : Mampu melakukan pemeriksaan laboratorium sesuai standar untuk
menghasilkan informasi diagnostik yang tepat.
7. Pengelolaan Masalah Kesehatan Berbasis Laboratorium
Deskripsi : Mampu mengelola masalah kesehatan individu dan masyarakat
secara komprehensif, holistik, terpadu dan berkesinambungan berbasis
laboratorium dalam konteks pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier.
5

BAB II
KODE ETIK AHLI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK

A. Pengertian Etika

Etika berasal dari kata Ethos yang berarti karakter, watak, dan adat. Etika
Berkaitan dengan konsep yang dimiliki individu atau kelompok untuk menilai
tindakan yang telah dikerjakan. Etika merupakan cerminan dari sebuah
mekanisme kontrol yang dibuat dan diterapkan oleh dan untuk kepentingan suatu
kelompok sosial atau profesi. Kehadiran organisasi profesi dengan kode etik
profesi diperlukan untuk menjaga martabat serta kehormatan profesi, dan di sisi
lain melindungi masyarakat dari segala bentuk penyimpangan maupun penyalah-
gunaan keahlian

B. Pengertian Profesi

Profesi merupakan kelompok lapangan kerja yang khusus melaksanakan kegiatan


yang memerlukan ketrampilan dan keahlian tinggi guna memenuhi kebutuhan
yang rumit dari manusia, di dalamnya pemakaian dengan cara yang benar akan
ketrampilan dan keahlian tinggi, hanya dapat dicapai dengan dimilikinya
penguasaan pengetahuan dengan ruang lingkup yang luas, mencakup sifat
manusia, kecenderungan sejarah dan lingkungan hidupnya; serta adanya disiplin
etika yang dikembangkan dan diterapkan oleh kelompok anggota yang
menyandang profesi tersebut.

C. Pengertian Kode Etik

Kode etik adalah sistem norma, nilai dan aturan profesional tertulis yang secara
tegas menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang tidak benar dan tidak
baik bagi profesional. Kode etik menyatakan perbuatan apa yang benar atau salah,
perbuatan apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindari. Tujuan kode
etik agar profesional memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pemakai jasa.
Adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak profesional.

5
6

Orientasi kode etik hendaknya ditujukan kepada : profesi, pekerjaan, rekan,


pemakai jasa, dan masyarakat.

D. Kode Etik Ahli Teknik Laboratorium Medik

Profesi Analis Kesehatan memiliki Etika Profesi, kewajiban serta kode etik yang
dijabarkan seperti di bawah ini.
a. Etika profesi Analis Kesehatan memiliki tiga dimensi utama, yaitu :
 Keahlian (pengetahuan, nalar atau kemampuan dalam asosiasi dan terlatih)
 Keterampilan dalam komunikasi (baik verbal & non verbal)
 Profesionalisme (tahu apa yang harus dilakukan dan yang sebaiknya
dilakukan)

b. Kewajiban umum ATLM


 Setiap Ahli Teknologi Laboratorium Medik harus menjunjung tinggi,
menghayati dan mengamalkan sumpah profesi
 Setiap Ahli Teknologi Laboratorium Medik dalam menyelenggarakan
praktik profesinya harus berpedoman pada standar profesi.
 Setiap Ahli Teknologi Laboratorium Medik harus menghormati hak-hak
pasien, hak-hak teman sejawat dan hak-hak tenaga kesehatan lainnya.

c. Kewajiban ATLM terhadap profesi


 Setiap Ahli Teknologi Laboratorium Medik harus menjunjung tinggi serta
memelihara martabat, kehormatan profesi, menjaga integritas, kejujuran
serta dapat dipercaya, produktif, efektif, efisien, peduli terhadap tugas dan
lingkungan.
 Setiap Ahli Teknologi Laboratorium Medik berkewajiban menjunjung
tinggi norma-norma dan nilai-nilai luhur dalam kehidupan dalam
penyelenggaraan praktik profesinya.
 Setiap Ahli Teknologi Laboratorium Medik senantiasa harus melakukan
pekerjaan profesinya sesuai dengan standar prosedur operasional, standar
keselamatan kerja yang berlaku dan kode etik profesi.
7

 Setiap ATLM yang akan menjalankan pekerjaannya wajib memiliki Surat


Tanda Registrasi (STR) dan Surat Ijin Praktik (SIP)

d. Kewajiban ATLM terhadap teman sejawat dan profesi lain


 Setiap ATLM memperlakukan setiap teman sejawat dalam batas-batas
norma yang berlaku sebagaimana dia sendiri ingin diperlakukan.
 Setiap ATLM harus menjunjung tinggi kesetiakawanan dan sikap saling
menghargai dengan teman sejawat dalam penyelenggaraan profesinya.
 Setiap ATLM harus membina hubungan kerjasama yang baik dan saling
menghormati dengan teman sejawat dan tenaga profesional lainnya dengan
tujuan utama untuk menjamin pelayanan senantiasa berkualitas tinggi.

e. Kewajiban ATLM terhadap pasien/pemakai jasa


 Setiap ATLM dalam memberikan pelayanan harus bersikap adil dan
mengutamakan kepentingan pasien dan atau pemakai jasa tanpa membeda-
bedakan kedudukan, golongan, suku, agama, jenis kelamin dan kedudukan
sosial.
 Setiap ATLM harus bertanggungjawab dan menjaga kemampuannya dalam
memberikan pelayanan kepada pasien dan atau pemakai jasa secara
profesional.
 Setiap ATLM berkewajiban merahasiakan segala sesuatu baik informasi
dan hasil pemeriksaan yang diketahui berhubungan dengan tugas yang
dipercayakannya kecuali jika diperlukan oleh pihak yang berhak dan jika
diminta oleh pengadilan.
 Setiap ATLM dapat berkonsultasi/merujuk kepada teman sejawat atau
pihak yang lebih ahli untuk mendapatkan hasil yang akurat.

f. Kewajiban ATLM terhadap masyarakat


 Setiap ATLM dalam menjalankan praktik profesinya harus mengutamakan
kepentingan masyarakat dan memperhatikan aspek pelayanan kesehatan
serta nilai budaya, adat istiadat yang berkembang di masyarakat.
8

 Setiap ATLM harus memiliki tanggung jawab untuk menyumbangkan


kemampuan profesionalnya baik secara teori maupun praktek kepada
masyarakat luas serta selalu mengutamakan kepentingan masyarakat.
 Setiap ATLM dalam melaksanakan pelayanan sesuai dengan profesinya
harus mengikuti peraturan perundang- undangan yang berlaku serta norma-
norma yang berkembang pada masyarakat.
 Setiap ATLM harus dapat mengetahui penyimpangan pelayanan yang tidak
sesuai dengan standar prosedur operasional dan norma yang berlaku pada
saat itu serta melakukan upaya untuk dapat melindungi kepentingan
masyarakat.

g. Kewajiban ATLM terhadap diri sendiri


 Setiap ATLM senantiasa beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa.
 Setiap ATLM berkewajiban untuk meningkatkan keahlian dan
pengetahuannya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
 Setiap ATLM berkewajiban untuk meningkatkan pengetahuan,
kemampuan dan ketrampilan di bidang teknologi Laboratorium Medik
maupun bidang lain yang dapat menunjang pelayanan profesinya.
 Dalam melakukan pekerjaannya, setiap ATLM harus bersikap dan
berpenampilan sopan dan wajar serta selalu menjaga nilai-nilai kesopanan.
 Setiap ATLM harus memelihara kesehatan dirinya supaya dapat bekerja
dan melayani dengan baik.
9

BAB III
STANDAR PELAYANAN PROFESI ATLM

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:


370/Menkes/SK/III/2007, adapun tugas pokok ATLM dalam melaksanakan
pelayanan laboratorium kesehatan meliputi bidang Hematologi, Kimia Klinik,
Mikrobiologi, Imunologi-serologi,Toksikologi, Kimia Lingkungan, Patologi
Anatomi (Histopatologi, Sitopatologi, Histokimia, Imunopatologi, Patologi
Molekuler), Biologi dan Fisika.

Selain memiliki tugas pokok, seorang ATLM juga memiliki fungsi/kewajiban,


yaitu:
1. Mengembangkan prosedur untuk mengambil dan memproses specimen.
2. Melaksanakan uji analitik terhadap reagen dan specimen.
3. Mengoperasikan dan memelihara peralatan/instrumen laboratorium.
4. Mengevaluasi data laboratorium untuk memastikan akurasi dan prosedur
pengendalian mutu dan mengembangkan pemecahan masalah yang berkaitan
dengan data hasil uji.
5. Mengevaluasi teknik, instrument, dan prosedur baru untuk menentukan
manfaat kepraktisannya.
6. Membantu klinisi dalam pemanfaatan data laboratorium secara efektif dan
efisien untuk menginterpretasikan hasil uji laboratorium.
7. Merencanakan, mengatur, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan
laboratorium.
8. Membimbing dan membina tenaga kesehatan lain dalam bidang teknik
kelaboratoriuman.
9. Merancang dan melaksanakan penelitian dalam bidang laboratorium
kesehatan.

Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi/kewajibannya, ATLM harus


mempunyai kompetensi sebagai berikut:
1. Menguasai ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan tugas pokok dan
fungsinya di laboratorium Kesehatan.
10

2. Mampu merencanakan/merancang proses yang berkaitan dengan tugas pokok


dan fungsinya di laboratorium kesehatan sesuai jenjangnya.
3. Memiliki keterampilan untuk melaksanakan proses teknis operasional
pelayanan laboratorium, yaitu:
9
a. Keterampilan pengambilan specimen, termasuk penyiapan pasien (bila
diperlukan), labeling, penanganan, pengawetan,fiksasi, pemrosesan,
penyimpanan dan pengiriman specimen.
b. Keterampilan melaksanakan prosedur laboratorium, metode pengujian dan
pemakaian alat dengan benar.
c. Keterampilan melakukan perawatan dan pemeliharaan alat, kalibrasi dan
penanganan masalah yang erkaitan dengan uji yang dilakukan.
d. Keterampilan melaksanakan uji kualitas media dan reagen untuk pengujian
specimen.
4. Mampu memberikan penilaian analitis terhadap hasil uji laboratorium.
5. Memiliki pengetahuan untuk melaksanakan kebijakan pengendalian mutu dan
prosedur laboratorium.
6. Memiliki kewaspadaan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi hasil uji
laboratorium.
11

DAFTAR PUSTAKA

Andi Tri Atmojo, “Standar Profesi Ahli Laboratorium Medis”.


https://medlab.id/standar-profesi-atlm/

Andi Tri Atmojo, “Kode Etik Ahli Laboratorium Medis”.


https://medlab.id/kode-etik-atlm/

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


370/Menkes/SK/III/2007 tentang Standar Profesi Ahli Teknologi
Laboratorium Medik.
http://www.pdpersi.co.id/peraturan/kepmenkes/kmk3702007.pdf

Keputusan Musyawarah Nasional Kedelapan Persatuan Ahli Teknologi Laboratorium


Kesehatan Indonesia ( Munas VIII PATELKI ) Nomor : 09/Munas VIII/5/2017
Tentang Standar Profesi Ahli Teknologi Laboratorium Medik.
https://www.patelki.or.id/file/09_Keputusan%20MUNAS_Standar%20Profesi
%20PATELKI.pdf

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2015 Tentang Izin
Dan Penyelenggaraan Praktik Ahli Teknologi Laboratorium Medik
https://www.persi.or.id/images/regulasi/permenkes/pmk422015.pdf

Anda mungkin juga menyukai