Anda di halaman 1dari 5

BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konseptual

36
37

Karakter Organisasi:
1. Sistem Imbalan Concrete
2. Penerapan Experience
Tujuan
3. Seleksi Discharge
4. Pelatihan dan Planning
Pengembangan
5. Kepemimpinan Saat pasien MRS
6. Struktur
organisasi 1. Pengenalan
2. Peraturan
3. Penatalaksanaa

Selama Peningkatan
Active Reflektif
Karakter Perawat: pasien Kualtas Hidup
Experimentation Observation
1. Pengetahuan Pasien cva
2. Keahlian 1. Medication infark :
2. Environment 1. Physical
3. Kemampuan
3. Treatment 2. Psychological
4. Motivasi
4. Health 3. Sosial
5. Budi Pekerti 5. Outpatient Relationship
6. Nilai & Norma referral 4. Environment
6. Diet

Saat hari
pemulangan
Karakteristik Pekerjaan: 1. Kontrol
1. Kinerja 2. Obat
Obyektif 3. Aktivitas
2. Umpan Balik 4. Nutrisi
3. Koreksi
4. Desain
Pekerjaan Abstract
5. Jadwal Kerja Conceptualisation

: diteliti

Gambar 3.1 Kerangka konseptual pengembangan instrumen Discharge


Planning dengan metode Experiental Learning sebagai upaya peningkatan
kualitas hidup pasien cva infark.
38

Berdasarkan kerangka konseptual pada Gambar 3.1 menjelaskan bahwa

pelaksanaan discharge planning dengan metode Experiental Learning dapat

dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor karateristik individu, dimana faktor

karakteristik individu juga dipengaruhi oleh faktor karateristik organisasi dan

faktor karakteristik pekerjaan. Ketiga faktor tersebut akan berpengaruh terhadap

pelaksanaan discharge planning dengan metode Experiental Learning di

pelayanan kesehatan yang menjadi standar dalam akreditasi RS yaitu terkait pokja

Manajemen Komunikasi dan Edukasi dan pokja Akses ke Rumah Sakit dan

Kontinuitas Pelayanan.

Discharge planning berbasis Experiental Learning dilaksanakan dalam tiga

tahapan, yaitu ketika pasien masuk rumah sakit, saat pasien sedang dirawat

dirumah sakit, dan ketika pasien akan dipulangkan dari rumah sakit. Tahapan

pertama pada saat pasien masuk rumah sakit, perawat menjelaskan terkait

pengenalan rumah sakit, peraturan yang ada di rumah sakit dan penatalaksanaan

yang ada di rumah sakit. Tahapan kedua adalah saat pasien dirawat di rumah sakit

yang terdiri dari perawat memberikan edukasi mengenai medication,

environment, treatment, health, outpatient referral, dan diet. Sedangkan tahapan

terakhir yaitu pada saat pasien akan dipulangkan, perawat menjelaskan terkait

jadwal kontrol, obat dan nutrisi selama di rumah. Tahapan discharge planning

tersebut dilaksanakan berbasis experiental learning yang ditemukan oleh David

Kolb yang terdiri dari concrete experience, reflective observation, abstrack

conseptualization, dan active experimentation.

Teori Experiental Learning mendefinisikan belajar sebagai proses yang

tercipta dari transformasi pengalaman. Pengetahuan merupakan hasil perpaduan


39

antara memahami dan mentransformasikan pengalaman. Experiental Learning

juga dapat didefinisikan sebagai tindakan untuk mencapai sesuatu berdasarkan

pengalaman yang secara terus menerus dialami. Teori ini mendefinisikan belajar

sebagai proses bahwa pengetahuan diciptakan melalui transformasi pengalaman.

Pengetahuan merupakan hasil perpaduan antara memahami dan mentransformasi

pengalaman. Experiential Learning juga dapat didefinisikan sebagai tindakan

untuk mencapai sesuatu berdasarkan pengalaman yang secara terus menerus

mengalami perubahan guna meningkatkan keefektifan dari hasil belajar itu

sendiri.

Ada empat tahapan dari Experiental Learning, yang pertama adalah

Concrete Experience, pada tahap ini pasien dan keluarga hanya melaksanakan

tugas, dimana tugas dalam hal ini adalah aktivitas ilmiah yang mendorong mereka

melakukan kegiatan ilmiah atau mengalami sendiri fenomena yang akan

dipelajari. Pasien dan keluarga berperan sebagai partisipan aktif, dimana pasien

dan keluarga dapat menceritakan pengalaman yang pernah dialami sebelumnya,

baik formal maupun informal atau situasi yang bersifat nyata, sehingga mampu

membangkitkan rasa keinginan tahuan dari pasien dan keluarga.

Tahapan kedua dari Experiental Learning adalah Reflective Observation,

dimana pada tahap ini pasien dan keluarga melakukan review terhadap apa yang

telah dipelajari. Pasien dan keluarga melihat langsung perawat melakukan

tindakan keperawatan yang dimungkinkan untuk perawatan pasien ketika telah

pulang dari rumah sakit, kemudian setelah melihat secara langsung, pasien atau

keluarga diminta untuk memberikan tanggapan atau refleksi dari hasil

pengamatannya.
40

Tahapan ketiga dalam Experiental Learning adalah Abstrac

Conseptualization, dimana pada tahap ini pasien dan keluarga mampu

memberikan penjelasan secara sistematis menggunakan bahasa mereka sendiri

terhadap fenomena atau tindakan keperawatan yang telah mereka saksikan

sebelumnya dengan memikirkan dan mencermati alasan hubungan timbal balik

terhadap pengalaman yang diperoleh setelah melakukan observasi dan refleksi

pada tahapan sebelumnya.

Tahapan terakhir dari teori Experiental Learning adalah Active Experience,

dimana pada tahap ini pasien dan keluarga mencoba untuk melakukan tindakan

keperawatan seperti yang sudah dilihat sebelumnya dengan tetap dalam

pengawasan perawat. Diharapkan dengan pernah merasakan pengalaman

melakukan tindakan keperawatan secara langsung, transfer pengetahuan dari

perawat ke pasien dan kelurga bisa berdampak lebih baik sekaligus perawat bisa

menilai secara langsung tingkat pemahaman dari pasien dan keluarga sejauh ini

seperti apa.

Pelaksanaan discharge planning berbasis experiental learning diharapkan

dapat meningkatkan kualitas hidup pada pasien cva infark yang terdiri dari aspek

physical, psychological, social relationship dan environment. Penerapan

discharge planning berbasis experiental learning secara rutin dan berkelanjutan

diharapkan dapat menjadi SOP baru dalam pelayanan demi terwujudnya

pelayanan yang lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai