Anda di halaman 1dari 15

MODUL 2

MELAFALKAN DAN MENULIS


LAMBANG BAHASA YANG BENAR

KEGIATAN BELAJAR 1
Fonologi Bahasa Indonesia
A.    FONEM
Fonem merupakan satuan bunyi terkecil yang dapat menunjukkan perbedaan makna. Dalam
ilmu bahasa fonem ditulis diantara dua garis miring ( /.../ ). Contoh :
         Batak-batuk-batik-batok. Kata-kata ini dibedakan oleh fonem /a/, /u/, /i/, /o/.
         Jari-hari-tari-mari-lari-sari-dari. Kata-kata ini dibedakan oleh fonem /j/, /h/, /t/, /m/,/l/,/s/,/d/.
B.     FONEM DALAM BAHASA INDONESIA
Proses pembentukan bunyi bahasa melibatkan tiga faktor, yaitu:
-alat ucap
-sumber tenaga
-rongga pengubah getaran.

1. Alat ucap
Alat ucap memiliki peranan yang penting dalam menghasilkan bunyi ujaran, yaitu:
a. Udara yang keluar dari paru-paru melalui pita suara.
b. Artikulator, yaitu alat ucap yang digerakkan atau digeser waktu menghasilkan bunyi
ujaran, seperti ujung lidah, bibir atas, dan bibir bawah.
c. Titik artikulasi, yaitu alat ucap yang menjadi tujuan sentuh artikulator, seperti gigi,
lengkung kaki gigi, langit-langit.
d. Pita suara, alat ucap yang berupa dua buah pita pipih yang elastis yang bergetar pada
waktu dilalui udara yang keluar dari paru-paru.
  

2. Vokal dan Konsonan


Menurut ada tidaknya hambatan terhadap arus udara yang mengalir dari paru-paru, fonem
dibedakan menjadi dua yaitu:
a.       Vokal
Vokal adalah bunyi yang dihasilkan karena udara yang keluar dari paru-paru tidak mendapat
hambatan. Berdasarkan proses menghasilkannya, vokal digolongkan atas beberapa tinjauan
sebagai berikut.
1)      Posisi bibir.
-          Vokal bulat : /o/, /u/, /a/.
-          Vokal tidak bulat : /i/, /e/.
2)      Tinggi rendahnya lidah.
-          Vokal depan : /i/, /e/.
-          Vokal pusat : /e/.
-          Vokal belakang : /u/, /o/, /a/.
3)      Maju mundurnya lidah.
-          Vokal atas : /i/, /u/.
-          Vokal tengah : /e/.
-          Vokal bawah : /a/.

Diftong
Diftong adalah vokal berurutan yang bunyinya tidak dapat dipisahkan. Vokal berurutan
berbeda dengan vokal rangkap. Disebut vokal berurutan karena bunyinya tidak dapat
dipisahkan misalnya : kala-u, capa-i, kaca-u, panta-i yang benar adalah ka-lau, ca-pai, ka-cau,
pan-tai. Sedangkan vokal rangkap bunyinya dapat dipisahkan misalnya: ma-u, di-a, ku-e, da-
un, ku-at.
b.      Konsonan
Konsonan dalam bahasa Indonesiadapat digolongkan berdasarkan tiga faktor:
1) bergetar tidaknya pita suara; konsonan bersuara dan tidak bersuara.
2) derah artikulasi; bilabial, labiodental, alveolar, palatal, velar, glottal.
3) cara artikulasi; hambat, frikatif,nasal, getar atau lateral.

Istilah-istilah pada fonem konsonan.


1)      Konsonan rangkap : menampakkan, menyorakkan, menunjukkan.
2)      Gugus konsonan :
pr : pprasangka, lepra, pribadi, April.
kr: kreasi, demokrasi, akrab, mikroskop
tr: tragedi, tradisi, mitra, sastra
fr: fragmen, frustasi, frasa.
kl : angklung, klimaks, proklamasi
dr : drama, drastis

C.     LATIHAN PELAFALAN VOKAL


Fungsi fonem adalah membedakan makna. Permasalahannya adalah dalam bahasa Indonesia
terdapat dua fonem yang berbeda dengan lambang yang sama, yaitu fonem [e] (sate, tape,
tetes, tempe,kue) dan [ǝ] (pegang, kejar, benar, berat, enam, enggan). Oleh karena itu dari
sekolah dasar perbedaan pelafalan harus sering ditekankan.

D.    LATIHAN PELAFALAN KONSONAN


Pada pembelajaran pelafalan sebagian siswa sukar melafalkan konsonan tertentu, seperti
konsonan frikatif /f/, /s/, /sy/, /x/, dan /h/ sehingga timbul kekeliruan pelafalan. Contoh :
Benar Salah
Kreatif Kreatip
Fakultas Pakultas
Kompleks Komplek
Antraks Antrak

KEGIATAN BELAJAR 2
Lambang Tulis Bunyi Bahasa
A.    SEJARAH AKSARA
         Aksara yang kita ketahui sebagai tulisan merupakan sistem tanda-tanda grafis yang dipakai
manusia untuk berkomunikasi. Aksara merupakan lambang dari ujaran.
         Para ahli linguistik memperkirakan tulisan berawal dari gambar yang ditemukan di gua
Altamira, Spanyol Utara. Gambar tersebut berkembang menjadi tulisan atau piktogram.
         Piktogram mengalami perkembangan, dapat dilihat dari tulisan hieroglif Mesir yang pernah
digunakan sekitar 4000 SM. Piktogram yang melambangkan gagasan, seperti hieroglif Mesir
Kuno disebut ideogram.
         Ideogram berkembang menjadi lebih sederhana, sebagai contohnya aksara paku yang
digunakan oleh bangsa Sumeria pada tahun 400 SM.
         Selanjutnya, orang Persia mengambil alih sistem tulisan Sumeria, tetapi bukan untuk
melambangkan gagasan melainkan untuk menggambarkan suku kata yang disebut silabis.
         Dalam perkembangannya sistem silabis tidak dipergunakan lagi, kemudian orang Yunani
mengembangkan tulisan yang bersifat alfabetis, yaitu dengan menggambarkan setiap
konsonan dan vokal dengan satu huruf.
         Pada awal abad pertama, Romawi mengambil alih sistem alfabetis dan aksara Romawi atau
Latin mulai menyebar ke seluruh dunia.
         Dan akhirnya pada abad ke-16 bersamaan dengan penyebaran agama Kristen aksara Romawi
sampai di Indonesia dan digunakan hingga saat ini.
1.      Aksara dalam Unsur Bahasa
Aksara merupakan wujud ujaran atau wicara. Berbagai aksara tidak satupun yang dapat
menggambarkan unsur-unsur wicara seperti intonasi, tekanan, dan jeda secara sempurna.
Namun, beberapa lambang dapat menggambarkan ciri-ciri seperti huruf besar untuk
mengawali kalimat, koma untuk menandai jeda, titik untuk menandai akhir kalimat, tanda
seru untuk mengakhiri kalimat yang berisi perintah atau seruan, dan tanda tanya untuk
kalimat yang berisi pertanyaan.
2.      Pembelajaran Aksara Bagi Siswa Sekolah Dasar
Mengenal aksara di kelas permulaan diberikan setelah siswa menguasai aspek berbicara.
Aksara erat kaitannya dalam aspek membaca dan menulis. Beberapa metode pernah
diterapkan dalam pembelajaran membaca dan menulis misalnya menggunakan pendekatan
sintesis analisis dan sintesis.
3.      Ejaan
Perkembangan bahasa dapat terjadi pada setiap masa sesuai dengan arus kebutuhan
komunikasi.
         Tahun 1901 pertama kali bahasa Indonesia memiliki keseragaman ejaan, yaitu ejaan Van
Ophusyen.
         Tahun 1938 dalam konggres bahasa Indonesia pertama di Solo diusulkan agar ejaan
Indonesia lebih mendunia.
         Tahun 1947, penyerderhanaan ejan terjadi dan dinamakan ejaan Soewandi atau ejaan
Republik.
         Tahun 1954 di Medan, diadakan Konggres bahasa Indonesia dan menghasilkan ejaan
pembaruan tahun 1957.
         Tahun 1959, berdasarkan kerja sama Indonesia dengan Malaysia menghasilkan konsep ejaan
bersama disebut ejaan Melindo (Melayu Indonesia).
1901 1947 1957 1959 1972
Van Soewandi Pembaruan Melindo Ejaan Baru
Ophuysen (EYD)
j j y y y
dj dj j j j
nj nj n n ny
sj - s s sy
tj tj t c c
ch - - - kh
ng ng n n ng
e e e e e
oe u u u u
           
Sistem ejaan yang disempurnakan adalah sistem ejaan yang memenuhi prinsip
kecermatan, kehematan, keluwesan, dan kepraktisan. Sistem ejaan dinilai cermat bila aturan
yang diterapkan konsisten pelaksanaannya. Maksud kehematan dalam sistem ejaan adalah
ejaan tersebut membantu pemakainya untuk menghemat tenaga dan pikiran dalam
komunikasi. Prinsip keluwesan diterapkan dalam sistem ejaan karena bahasa terus mengikuti
perkembangan. EYD dinilai praktis karena perubahan pada EYD tidak mengubah sarana
pengetikan atau percetakan.

KEGIATAN BELAJAR 3
Morfologi Bahasa Indonesia
Wacana merupakan satuan bahasa yang terikat atas beberapa unsur kebahasaan.
Diantara unsur pendukung atau pengikatnya adalah morfem. Morfem adalah kesatuan bentuk
bahasa terkecil yang terlibat dalam pembentukan kata dan membedakan arti.
Bentuk kata dalam bahasa Indonesia terdiri atas :

1.      Bentuk kata dasar atau kata dasar.


2.      Kata berimbuhan.
3.      Kata ulang.
4.      Kata majemuk.

A.    KATA DASAR


Kata dasar adalah morfem dasar.Struktur kata dasar dalam bahasa Indonesia ditetapkan
berdasarkan suku kata. Kata dasar dalam bahasa Indonesia dibentuk dari empat macam suku
kata, yaitu :
V                     : vokal                         
V-K                 : vokal-konsonan
K-V                 : konsonan-vokal
K-V-K             : konsonan-vokal-konsonan
Contoh :
a-kal    : V+K-V-K
as-pal   : V-K+ K-V-K
ta-li   : K-V+K-V
kun-ci : K-V-K+K-V

B.     KATA BERIMBUHAN


Unsur tambahan atau imbuhan disebut morfem terikat.
Morfem Bebas dan Morfem Terikat
         Morfem bebas adalah morfem yang mampu berdiri sendiri dalam ujaran kerena telah
memiliki makna tertentu.
         Morfem terikat adalah morfem yang tidak dapat berdiri sendiri dalam ujaran karena belum
memiliki makna tertentu, oleh karena itu unsur ini harus terikat pada unsur dasar agar
memiliki makna dan dapat dikomunikasikan.
Awalan atau Prefiks  :
1.      Makna Awalan ber-
Contoh:

Berumah : memiliki rumah


Berbuah : menghasilkan buah
Bersedih : dalam keadaan sedih
Bersaudara : memiliki saudara
Berusaha : melakukan usaha
2.      Makna Awalan me-
Contoh :
Membatu : menjadi batu
Menimbulkan : menyebabkan timbul
Mengurangi : membuat jadi kurang
Menyelesaikan : menjadi selesai
3.      Makna Awalan ke-
Contoh :
Ketua : yang dituakan
Kehendak : yang dikehendaki
Kelima : tingkatan lima
4.      Makna Awalan ter-
Contoh :
Terkenal : paling dikenal
Termakan : tidak sengaja dimakan
Tertidur : tidak sengaja tidur
Terkunci : dalam keadaan dikunci
5.      Makna Awalan se-
Contoh :
Sedetik : satu detik
Sekampung : seluruh kampung
Setiba : setelah tiba
Seberat : sama berat
6.      Makna Awalan pe-
Contoh :
Pengajar : orang yang pekerjaannya mengajar

Pemalas : orang yang bersifat malas


Pemotong : alat untuk memotong
7. Makna Imbuhan Gabung atau Konfiks :
1) per-an
Menyatakan hasil perbuatan : perhitungan, perkiraan
Menyatakan proses : perhitungan, perjalanan, peradilan
Menyatakan hal : perjanjian, perdagangan, perdamaian
Menyatakan tempat : peristirahatan, perkebunan

2) pe-an
Menyatakan tempat : pemakaman, peternakan, pemandian, pemukiman
Menyatakan proses : penelitian, penemuan, pemotongan
3)     ke-an
Menyatakan tempat : kerajaan, kesultanan, kedutaan
Menyatakan hal : keadilan, kerukunan, kemakmuran
Menyatakan seperti : kekanak-kanakan, keibu-ibuan, kehitam-hitaman
8. Makna Akhiran :
1) –i
Menyatakan berkali-kali : tembaki, pukuli, pandangi
Menyatakan membubuhi atau memberi : sayangi, taburi, nasehati
Menyatakan membuat jadi : dekati, jauhi
2) –an
Menyatakan hasil : catatan, lukisan, tulisan
Menyatakan alat : pikulan, jebakan
Menyatakan tempat : tikungan, pangkalan, dataran, tanjakan
Menyatakan tiap-tiap : meteran, harian, bulanan, tahunan     

C.     KATA ULANG


Jenis kata ulang :
1.      Kata ulang murni : anak-anak, laki-laki, lari-lari
2.      Kata ulang berubah bunyi : warna-warni, serba-serbi, sayur-mayur
3.      Kata ulang sebagian : tetangga, tetamu, leluhur
4.      Kata ulang berimbuhan : menari-nari, berjam-jam
Makna kata ulang :
         Banyak/semua/seluruh : sampah-sampah, daun-daun, kertas-kertas
         Macam-macam : buah-buahan, sayur-sayuran
         Tiruan/menyerupai : rumah-rumahan, mobil-mobilan, robot-robotan
         Berulang kali : tertawa-tawa, terinjak-injak, terguling-guling
         Paling : sedekat-dekatnya, sebaik-baiknya, semurah-murahnya
         Saling : tuduh-menuduh, pukul-memukul, tolong-menolong

D.    KATA MAJEMUK


Ciri-ciri kata majemuk :
1.      Menggunakan gabungan kata;
2.      Gabungan kata terdiri atas kata dasar;
3.      Gabungan kata itu membentuk sebuah arti baru:
Kata majemuk tidak dapat dipisahkan oleh kata lain. Penyisipan kata lain diantara dua unsur
dasar tersebut akan mengakibatkan makna yang berbeda. Contoh :
         Taman bunga : menunjukkan tempat
         Taman dan bunga : menunjukkan dua kata tempat dan benda
Kata majemuk menurut sifat hubungan antar unsur pembentuknya terdiri atas berikut :
1.      Kata majemuk endosentris : kata majemuk yang erat hubungannya antar unsur
pembentuknya. Salah satu unsur pembentuknya adalah unsur pusat. Contoh : jam tangan,
kereta api, taman buah
2.      Kata majemuk eksosentris : kata majemuk yang hubungan antar unsur pembentuknya
renggang. Kedudukan unsur-unsur pembentuknya sama. Contoh : terang benderang, gelap
gulita, cantik molek

Kesimpulan
Bahasa salah satu fungsinya adalah sebagai alat komunikasi antar manusia. Agar
manusia dapat berbahassa dengan baik adalah dengan mempelajari cara berbahasa yang baik
yaitu dengan melafalkan setiap fonem dengan baik dan benar dan dengan artikulasi yang jelas
pada setiap pelafalannya.

Disamping kita memperbaiki cara bebicara dalam hal ini kita juga dituntut untuk
dapat menulis dengan cara yang benar yaitu sesuai dengan EYD (ejaan yang disempurnakan).
Kita telah mengetahui sejarah dan perkembangan lambang tulis bunyi bahasa, dengan
pengetahuan kia miliki, di harapkan kita mampu memperbaiki cara penulisan kita dan ucapan
kita dalam kehidupan sehari-hari.
MODUL 3
MENGGUNAKAN TATA BAHASA
YANG BENAR

KEGIATAN BELAJAR 1
Sintaksis Bahasa Indonesia
A. PENGERTIAN SINTAKSIS
Sintaksis merupakan salah satu cabang ilmu bahasa yang mengkaji tentang kata,
frase, klausa dan kalimat.
Istilah sintaksis itu sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu sun yang berarti ‘dengan’
dan tattein yang berarti ‘menempatkan’. Jadi yang dimaksud dengan sintaksis
yaitumenempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata dan kelompok-
kelompok kata menjadi kalimat.

B. STRUKTUR SINTAKSIS
Istilah subjek (S), predikat (P), objek (O), keterangan (Ket), kata benda (nomina), kata
kerja (Verba), kata sifat (Adjektifal), kata depan dan kata bilangan (numeralia). Istilah-
istilah tersebut adalah kategori atau kelas kata.

C. SATUAN-SATUAN SINTAKSIS
1. Kata
Kata adalah satuan terkecil dalam sintaksis.
Ada dua macam jenis kata yaitu:
a. Kata penuh (fulword) adalah kata yang secara leksikal memiliki makna dan
dapat berdiri sendiri sebagai satuan ujaran. Misalnya; manusia, hewan, tumbuh-
tumbuhan.
b. Kata tugas adalah kata yang secara leksikal tidak mempunyai makna dan
didalam peraturan tidak dapat berdiri sendiri. Misalnya; dan, di, ke, dari.
2. Frase
Frase merupakan satuan sintaksis yang satu tingkat diatas kata. Frase yaitu gabungan
kata yang bersifat nonpredikatif atau lazim juga disebut gabungan kata yang mengisi
salah satu fungsi sintaksis dalam kalimat.
Frase memiliki dua sifat yaitu:
a. Frase merupakan suatu gramatikal yang terdiri dari dua kata atau lebih.
b. Frase selalu terdapat dalam satu fungsi unsur klausa atau kalimat.
3. Klausa
Klausa adalah satuan sintaksis berupa runtunan kata-kata yang berkontruksi
predikatif atau suatu bentuk linguistik yang terdiri atas subjek dan predikat. Didalam
sebuah klausa minimal harus mengandung subjek dan predikat.
4. Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil dalam wujud lisan atau tulisan yang
mengungkapkan pikiran yang utuh.
Unsur-unsur pembentuk kalimat, yaitu sebagai berikut:
a. Bentuk (unsur-unsur segmental), yaitu kata, frase, dan klausa.
b. Intonasi (unsur-unsur suprasegmental), yaitu naik turun suara, jeda dan
kesenyapan. Dalam bahasa tulis, intonasi ditandai dengan tanda baca koma (,),
tanda tanya (?), tanda seru (!).
c. Situasi yang menimbulkan ujaran itu timbul.
d. Makna atau arti yang didukungnya.

Berdasarkan jumlah inti yang membentuk sebuah kalimat, terdapat dua jenis
kalimat yaitu:
a. Kalimat minor adalah kalimat yang hanya mengandung satu unsur inti atau
pusat.
b. Kalimat mayor adalah kalimat yang sekurang-kurangnya mengandung dua
unsur inti.

Berdasarkan jumlah pola kalimat, terdapat dua jenis kalimat yaitu:


a. Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri dari satu pola kalimat.
b. Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri dari dua atau lebih pola
kalimat.

KEGIATAN BELAJAR 2
Wacana Bahasa Indonesia
A. WACANA
1. Pengertian wacana
Wacana adalah susunan ujaran yang merupakan satuan bahasa terlengkap dan
tertinggi, saling berkaitan dengan koherensi dan kohesi berkesinambungan
membentuk satu kesatuan untuk tujuan komunikasi baik secara lisan maupun
tulisan.
2. Ragam Wacana
a. Wacana dilihat berdasarkan jumlah peserta yang terlibat dalam pembicaraan
atau komunikasi, ada tiga jenis yaitu;
1) Wacana monolog, pada wacana ini pendengar tidak memberikan tanggapan
secara langsung atas ucapan pembicara.
2) Wacana dialog, apabila peserta dalam komunikasi itu ada dua orang dan
terjadi pergantian peran dari pembicara menjadi pendengar dan sebaliknya).
3) Wacana polilog, apabila peserta dalam komunikasi lebih dari dua oraang
dan terjadi pergantian peran.
b. Wacana ditinjau dari tujuan berkomunikasi, ada lima jenis wacana yaitu:
1) Wacana argumentasi, merupakan salah satu bentuk wacana yang berusaha
mempengaruhi pembaca atau pendengar agar menerima pernyataan yang
dipertahankan, baik yang berdasarkan pada pertimbangan logis dan
emosional.
2) Wacana eksposisi, adalah suatu bentuk wacana yang berusaha menguraikan
suatu objek sehingga memperluas pandangan atau pengetauan pembaca.
Wacana eksposisi bertujuan untuk menerangkan sesuatu hal kepada
penerima (pembaca) agar yang bersangkutan memahaminya
3) Wacana persuasi, adalah wacana yang bertujuan mempengaruhi mitra tutur
untuk melakukan perbuatan sesuai yang diharapkan penuturnya.
4) Wacana deskripsi, adalah bentuk wacana yang berusaha menyajikan suatu
objek atau suatu hal sedemikian rupa sehingga objek itu seperti terlihat
nyata, dapat dibayangkan oleh pembaca, seakan-akan pembaca melihat
sendiri.
5) Wacana narasi, merupakan saatu jenis wacana yang berisi cerita. Pada
wacana narasi terdapat unsur-unsur cerita yang penting, seperti; waktu,
pelaku, peristiwa.
c. Wacana dilihat dari bentuk saluran yang digunakan, dibedakan menjadi dua
yaitu:
1) Wacana lisan, adalah rangkaian kalimat yang ditranskrip dari rekaman
bahasa lisan. Misalnya; khotbah, percakapan, dan siaran langsung radio atau
TV.
2) Wacana tulisan, teks yang berupa rangkaian kalimat yang menggunakan
ragam tulis. Misalnya; buku, cerita koran dan artikel.

B. ALAT-ALAT PEMBENTUK WACANA


Alat-alat pembentuk wacana merupakan unsur yang membangun atau
membentuk wacana, alat pembentuk wacana itu juga disebut elemen-elemen wacana.
Contoh wacana:
Cara mudah melawan stres:
1. Kalau pikiran sedang jenuh, cobalah berjalan-jalan ditaman. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa bercengkerama dengan bunga dan tanaman mampu
menghilangkan stres.
2. Tidur merupakan kesempatan terbaik bagi otak dan tubuh untuk beristirahat.
Maksudnya pastikan anda cukup tidur apabila susah tidur cobalah dengan
menutup pintu, matikan lampu bayangkan anda berada ditempat yang tenang.
3. Setelah itu hadapi stres dengan belajar dan belajar. Mungkin saat sekolah kita
sering merasa pusing saat belajar, tetapi jika kita sudah bekerja kegiatan belajar
bisa jadi pelarian yang menyenangkan.
4. Daripada mengeluh, lebih baik anda melihat segala sesuatu dari sisi positifnya.
Mereka yang percaya pada kekuatan yang lebih besar dari kekuatan manusia
biasanya mampu melewati badai dalam hidupnya.
C. ANALISA WACANA
Analisis wacana merupakan suatu kajian yang meneliti atau menganalisis
bahasa yang digunakan secara alamiah, baik dalam bentuk tulis maupun lisan.
Penggunaan bahasa secara alamiahadalah penggunaan bahasa dalam komunikasi
sehari-hari.
Dalam analisis wacana berlaku dua prinsip, yaitu:
1. Prinsip interpretasi lokal, adalah prinsip interpretasi berdasarkan konteks, baik
konteks linguistik maupun konteks nonlinguistik.
2. Prinsip interpretasi analogi, adalah prinsip interpretasi suatu wacana berdasarkan
pengalaman terdahulu yang sama atau sesuai.

D. PENYUSUNAN WACANA SEDERHANA DENGAN


MEMPERHATIKAN KAIDAH BAHASA
Contoh wacana:
“Di negara-negara maju, makanan untuk kebutuhan khusus, seperti diet penurunan
berat badan atau diet penurunan diabetes, sudah lazim dan bisa dengan mudah
diperoleh sehingga mereka yang tidak berdiet, tetapi masih peduli pada kesehatannya
pun bisa memanfaatkan produk macam ini. Mungkin sekarang ini sudah saatnya pula
Anda memanfaatkan dengan cara mengkonsumsi produk sejenis”.
Dalam wacana tersebut terdapat hubungan kohesi, misalnya terdapat pada kata
“makanan untuk kebutuhan khusus seperti diet” (pada kalimat 1). Pada kalimat-
kalimat berikutnya juga terdapat pengulangan kata tersebut dengan menggunakan kata
“produk semacam ini” (kalimat 3) atau “produk sejenis ini” (kalimat 4).
Pada wacana tersebut juga terdapat prinsip interpretasi lokal, misalnya
terdapat kata “negara-negara maju, sekarang”. Sedangkan untuk prinsip interpretasi
analogi, pembaca tentunya dapat menginterpretasikan isi wacana tersebut sesuai
dengan pengalamannya dalam mengetahui tentang baiknya mengonsumsi makanan
berkalori rendah demi kesehatannya.

Anda mungkin juga menyukai