Anda di halaman 1dari 6

Makalah Biologi Oral

Pembentukan Biofilm Menuju Periodontitis

Disusun Oleh:

Saphira Firdausi Evany 021811133104

Departemen Biologi Oral

FakultasKedokteran Gigi

Universitas Airlangga

2020
Pembentukan Biofilm Menuju Periodontitis

Periodontitis adalah peradangan yang mengenai jaringan pendukung gigi,


disebabkan oleh mikroorganisme dan dapat menyebabkan kerusakan yang
progresif pada ligamen periodontal, tulang alveolar dan disertai dengan
pembentukan poket. Periodontitis menyebabkan destruksi jaringan yang permanen
yang dikarakteristikkan dengan inflamasi kronis, migrasi epitelium penyatu ke
apikal, kehilangan jaringan ikat dan kehilangan tulang alveolar hal ini terjadi
karena akumulasi plak, dental kalkulus dan penyakit sistemik lainnya. Pada pasien
berusia muda, tahapan insisasi penyakit periodontal , berhubungan dengan
akumulasi plak, namun pada pasien yang lebih dewasa dengan perjalanan
penyakit yang kronis, dapat terlihat akumulasi dental kalkulus yang lebih
dominan.

Dental kalkulus atau karang gigi adalah kalsifikasi dental plak dan
berbagai molekul dalam rongga mulut yang dapat terakumulasi pada supragingiva
maupun subgingiva. Pembentukan dental kalkulus diawali dari terbentuknya
plak. Plak adalah komplek biofilm bakteri pada permukaan gigi dengan kontribusi
tambahan dari saliva dan cairan sulkus gusi. Saliva merupakan sumber mineral
pada dental kalkulus supragingival, sedangkan cairan sulkus gusi merupakan
sumber mineral dental kalkulus subgingiva.

Biofilm adalah suatu komunitas sel bakteri yang terstruktur dan saling
menempel, bakteri-bakteri tersebut mampu memproduksi matriks polimer dan
mampu melekat pada permukaan biologis maupun benda mati. Biofilm bakteri
sering menjadi penyebab dari infeksi yang persisten dan dihubungkan dengan
penyakit osteomyelitis, pneumonia dan prostatitis. Di dalam mulut, biofilm
bakteri dapat ditemukan di permukaan gigi, piranti protesa dan membrane
mukosa. Biofilm yang terbentuk di plak supraginggiva dan subginggiva adalah
agen penyebab dari karies gigi dan penyakit periodontal kronis seperti gingivitis
dan periodontitis yang kemudian disebut plak gigi (dental plaque).

Biofilm dibentuk oleh kumpulan bakteri sebagai organisasi yang dapat


memaksimalkan energi, pemakaian ruang bersama, komunikasi, dan
keberlangsungan komunitas dari mikroorganisme tersebut. Biofilm melindungi
bakteri yang hidup didalamnya dengan struktur mereka yang berupa subtansi
matriks polimerik ekstraseluler (matrix of extracellular polymeric
substances/EPS) yang terdiri dari polisakarida, protein dan asam nukleat. Matrik
ektraseluler yang tipis ini melindungi dari lingkungan luar termasuk dari bahan
kemoterapeutik. Agen kemoterapeutik menjadi lebih sulit penetrasi menembus
dinding polisakarida untuk membunuh mikroorganisme. Sehingga matriks
tersebut membantu melindungi bakteri di dalam biofilm dari antibiotik dan
antiseptik, meningkatkan pertahanan koloni. Matriks ini juga membantu bakteri
untuk saling terikat satu sama lain, sehingga mereka tidak terlepas akibat proses
self cleansing saliva dan cairan gingival crevicular. Pembersihan mekanis
termasuk dengan penggunaan sikat gigi, interdental cleaning, dan prosedur
scalling oleh dokter gigi sangat perlu dilakukan secara rutin karena secara efektif
dapat menghilagkan bofilm plak tersebut. Antiseptic seperti pada obat kumur,
dapat membantu mengontrol pembentukan biofilm tetapi formulanya harus dapat
melakukan penetrasi ke dalam matriks plak dan memudahkan akses mengenai
bakteri pathogen. Saluran (channel) antara koloni yang satu dengan koloni yang
lain digunakan untuk proses sirkulasi dari nutrisi dan pemakaian produk serta
pembuangan sisa metabolisme. Juga terjadi proses interaksi metabolisme antar
bakteri yang berbeda yaitu adanya saling keterkatan produk metabolisme substrak
sehingga terbentuk rangkaian pemakaian energi yang efektif.

Bakteri didalam biofilm berkomunikasi satu sama lain dengan proses yang
disebut quorum sensing. Sistem komunikasi ini memungkinkan bakteri
memonitor keberadaan masing-masing dan untuk memodulasi ekspresi gen dalam
respon terhadap jumlah bakteri diarea di dalam biofilm.

Pembentukan biofilm dibagi menjadi 3 tahapan dimulai dari fase pertama


yaitu Initial adherence and Lag Phase yaitu deposit komponen saliva yang
diketahui sebagai acquired pellicle pada permukaan gigi. Pelikel ini membuat
permukaan gigi mudah dilekati oleh koloni spesifik bakteri. Kelejar saliva
menghasilkan beberapa protein dan peptide yang kemudian berkontribusi terhadap
pembentukan biofilm. Sebagai contoh, mucin saliva seperti MUC5B dan MUC7
berkontribusi dalam pembentukan acquired pellicle. Pembentukan Acquired
pellicle terjadi beberapa menit setelah pembersihan gigi, kemudian kurang dari
satu jam, mikroorganisme melekat pada pelikel, khususnya bakteri gram positif
coccus sebagai mikroorganisme pertama yang membentuk koloni. Kemudian
bakteri memasuki tahap persiapan memasuki lag phase dimana bakteri melakukan
pergantian ekspresi gen dikarena perubahan pola hidup dari bebas sebagai
planktonic menjadi hidup menetap dan berkoloni.

Fase selanjutnya adalah rapid growth, selama fase percepatan


pertumbuhan bakteri yang melekat mensekresi sejumlah besar ekstraseluler water-
insoluble polisakarida untuk membentuk matriks biofilm. Pertumbuhan
mikrokoloni bersama dengan matriks terjadi. Selama waktu berjalan, terjadi
penambahan jumlah varietas bakteri yang melekat pada koloni awal yang proses
ini disebut dengan coaggregation dan kompleksitas bakteri dari biofilm
bertambah. Proses ini menggunakan interaksi selektif molekul yang membentuk
struktur stratifikasi didalam biofilm. Coaggregation dan subsequent divisi sel juga
menambah ketebalan dari biofilm.

Fase terakhir dalam pembentukan biofilm adalah steady state/detachment.


Selama Fase steady state ini, bakteri yang terletak di bagian dasar biofilm
memperlambat pertumbuhannya dan menjadi statis. Bakteri yang berada didalam
biofilm menunjukan tanda kematian dintunjukkan dengan sel bakteri yang
mengalami disrupted dan other cells devoid of sitoplasma. Bakteri yang dekat
permukaan remain intact. Selama fase ini, ditemukan adanya Kristal didalam
matriks antar bakteri yang menunjukkan proses awal mineralisasi kalkulus. 23
Selama fase ini terjadi pelepasan dan perjalanan bakteri untuk melakukan
perlekatan kembali dipermukaan lainnya kemudian membentuk koloni biofilm
yang baru.

Saat biofilm mengalami maturasi dan proliferasi, komponen yang


dihasilkan bakteri pathogen penetrasikedalam sulcular epithelium. Komponen ini
kemudian menstimulasi host cell untuk memproduksi mediator kimia/sitokin yang
berhubungan dengan proses inflamasi. Interleukin-1 beta(IL-1β), prostaglandin,
tumor necrosis factor (TNF-α) dan matrix metalloproteinase adalah mediator yang
membawa neutrophil menuju area infeksi secara kemotaksis dan menyebabkan
peningkatan permeabiitas dari pembuluh kapiler gingiva, kemudian diikuti
migrasi protein plasma dari pembuluh darah menuju ke jaringan. Selama proses
inflamasi gingiva berlangsung, mediator lainnya dihasilkan berikut sel-sel
inflamasi lainnya seperti neutrophil, T cell, monosit ke area infeksi. Sitokin
proinflamatory dihasilkan oleh jaringan sebagai respon terhadap proses inflamasi
yang kronis dan protein ini yang kemudian meningkatkan respon inflamasi local
dan menyebabkan inisiasi dan progesif dari inflamasi sistemik dan penyakit

Akibat dari inflamasi kronis adalah rusaknya jaringan kolagen pada


gingiva dan akumulasi produk inflamasi yang menyebabkan munculnya tanda
klinis gingivitis. Pada beberapa individu, prses inflamasi juga berakibat pada
rusaknya jaringan kolagen pada ligament periodontal dan resorbsi tulang alveolar.
Pada tahap ini gingivitis telah berkembang menjadi periodontitis. Sehingga
mengontrol plak biofilm pada gigi sangat penting untuk mencegah dan
mengembalikan kondisi gingivitis ke keadaan sehat serta mencegah dan untuk
manajemen perawatan periodontitis.
Referensi :

Pranata, N., 2019. Dental Calculus as The Unique Calcified Oral Ecosystem A
Review Article. Oceana Biomedicina Journal, 2(2), pp.52-65.

aghfirah, F., 2017. AKTIVITAS PEMBENTUKAN BIOFILM


STREPTOCOCCUS MUTANS DAN CANDIDA ALBICANS SETELAH
DIPAPAR DENGAN CIGARETTE SMOKE CONDENSATE DAN MINUMAN
PROBIOTIK. ETD Unsyiah.

Caranza, F.A., Newman, M.G., Takei, H.H., Klokkevold, P.R., 2012, Carranza’s
Clinical Periodontology, 11th ed, Saunders Elsevier, China.

Anda mungkin juga menyukai