Disusun oleh:
Kelompok 4
Nabilah (04031181722013)
Dosen Pembimbing:
drg. Shanty Chairani, M.Si
Jaringan gingiva sehat secara klinis memiliki penampilan berwarna pink, tidak
bengkak, tidak meradang, dan melekat erat antara gigi dan tulang yang mendasarinya.
Dentogingival junction merupakan anatomi yang berfungsi sebagai tempat melekatnya
gingiva pada gigi. Dentogingival junction terdiri dari bagian epitel dan sebagian jaringan ikat,
dimana keduanya berperan penting pada patogenesis periodontal. Bagian epitel dapat dibagi
menjadi tiga: epitel gingiva, epitel sulcular, dan epitel junctional.
1. Epitel oral adalah epitel gingiva yang terluar mulai dari puncak gingival sampai kemuco-
gingival junction. Epitel oral berfungsi sebagai perlindungan. Epitel oral tersusun atas
empat lapisan: stratum basal, stratum spinosum, stratum ganulosum, dan stratum
corneum.
2. Epitel sulcular adalah epitel yang membentuk dinding sulkus tetapi tidak melekat pada
gigi dari puncak margin gingiva hingga dasar sulkus.Epitel sulkus bersifat permeable.
3. Epitel junctional adalah epitel yang melekat pada gigi dari sulkus gingiva hingga CEJ.
Epitel ini dapat dikelompokkan menjadi dua lapisan: lapisan basal yang menghadap
jaringan ikat dan lapisan suprabasal yang meluas kepermukaan gigi.
Jaringan ikat dibawah gingiva disebut lamina propria. Komponen utama dari jaringan ikat
gingiva adalah serat kolagen. Selain itu, terdapat juga sel-sel seperti fibroblast, sel mesenkim
yang belum terdifferensiasi, sel mast, dan makrofag serta sel endotel dan neuron.
Pada gingiva yang secara klinis terlihat sehat, mengandung setidaknya beberapa sel
inflamasi pada jaringan ikat gingiva, terutama neutrofil. Neutrofil terus bermigrasi melalui
jaringan ikat dan melewati epitel junction untuk masuk ke sulkus atau poket. Temuan ini
dilaporkan dalam penyelidikan klasik histologi penyakit periodontal yang dilaporkan oleh
Page dan Schroeder di 1976. Peradangan ringan ini terjadi sebagai respons terhadap
kehadiran bakteri dan produknya yang terus menerus pada celah gingiva. Selanjutnya
terdapat eksudat pada jaringan gingiva yang masuk ke celah gingiva dan mengalir sebagai
cairan sulkus gingiva. Selain migrasi yang terus menerus oleh neutrofil melalui jaringan
gingiva, limfosit dan makrofag juga terjadi penumpukan. Kehadiran leukosit pada jaringan
ikat merupakan hasil dari stimulus kemotaktik yang dibentuk oleh biofilm dan produk bakteri
subgingiva serta adanya faktor chemoattractant yang diproduksi oleh sel host.1
Pada jaringan yang secara klinis terlihat sehat, ini merupakan kondisi seimbang antara
peradangan ringan pada jaringan dan kehadiran lanjutan dari mikroba subgingiva yang dapat
bertahan selama bertahun-tahun atau bahkan seumur hidup. Tanda-tanda klinis dari gingivitis
(yaitu, kemerahan, bengkak, dan perdarahan saat probing) yang tidak berkembang
disebabkan karena beberapa mekanisme pertahanan bawaan dan struktural, yakni :
• Menjaga barrier epitel tetap utuh (epitel junction dan epitel sulcular)
• Aliran gingival crevicular fluid (GCF) dari sulkus (efek pengenceran dan aksi
pembilasan)
• Meluruhnya permukaan sel epitel pada epitel junction dan epitel sulcular
• Adanya antibodi dalam gingival crevicular fluid (GCF) (meskipun tidak jelas
apakah ini efektif).1
1. Gingivitis
Studi dari Page dan Schroeder menggambarkan perubahan histologis yang terjadi pada
jaringan gingiva sebagai initial, early, established dan advanced pada lesi gingiva. Dalam arti
luas, initial lesion sama dengan jaringan sehat secara klinis (tapi tetap sedikit meradang),
early lesion sama dengan tahap awal (secara klinis) gingivitis, established lesion terbentuk
saat terjadi gingivitis kronis, dan advanced lesion menandai adanya transisi ke periodontitis,
dengan hilangnya perlekatan dan terjadi resorpsi tulang.1,2
Inisial Lesion
Lesi awal berkembang dalam waktu 2 sampai 4 hari dari akumulasi plak pada tempat
yang awalnya bebas dari plak dan secara histologi terdapat kesamaan dengan gingiva
sehat namun telah terjadi inflamasi rendah.
Inflamasi rendah ini ditandai dengan vasodilatasi jaringan pembuluh darah dan
peningkatan permeabilitas pembuluh darah, sehingga memungkinkan neutrofil dan
monosit dari pembuluh darah gingiva untuk bermigrasi melalui jaringan ikat menuju
sumber stimulus kemotaksis: yaitu produk bakteri dalam sulkus gingiva.
Peningkatan regulasi molekul adhesi seperti adhesi antar molekul-1 (ICAM-1) dan E-
selektin dalam pembuluh darah gingiva memfasilitasi migrasi neutrofil dari kapiler ke
dalam jaringan ikat.
Peningkatan kebocoran cairan dari pembuluh darah akan meningkatkan tekanan
hidrostatik dalam mikrosirkulasi lokal, dan akibatnya aliran GCF meningkat.
Peningkatan aliran GCF memiliki efek mengencerkan produk bakteri, dan juga
berpotensi untuk menghilangkan bakteri dan produknya dari sulkus. Namun, hanya
planktonik bakteri yang dapat dihilangkan karena pengaruh sifat dari biofilm bakteri
tersebut.
Early Lesion
Early lesi berkembang setelah ± 1 minggu dari lanjutan akumulasi plak dan
berhubungan dengan tanda-tanda klinis awal dari gingivitis.
Penampilan gingiva yang eritematosa akibat dari proliferasi kapiler, pembukaan dasar
dari mikrovaskuler, dan berlanjut ke vasodilatasi.
Semakin meningkatnya permeabilitas vaskuler menyebabkan peningkatan aliran GCF,
dan transmigrasi neutrofil jumlahnya meningkat secara signifikan.
Tipe sel infiltrasi yang dominan adalah neutrofil dan limfosit (primarily thymic
lymphocytes [sel T]), dan neutrofil bermigrasi melalui jaringan ke sulkus dan bakteri
difagositosis.
Fibroblast berdegradasi, terutama melalui apoptosis (programmed cell death), yang
meningkatkan tersedianya ruang untuk infiltrasi leukosit.
Sebagai akibat edema dari jaringan gingiva, gingiva terlihat sedikit bengkak, dan
sulkus gingiva menjadi sedikit lebih dalam.
Kerusakan kolagen terjadi, yang menghasilkan penipisan kolagen tepat di apikaldan
lateralsampaikedjunctional dan epitelsulcular.
Sel-sel basal dari struktur epitel mulai berproliferasi untuk mempertahankan barrier
yang utuh terhadap bakteri dan produknya, dan epitelium selanjutnya dapat terlihat
berproliferasi ke daerah-daerah “kolagen-tipis” dari jaringan ikat dan membentuk rete
pegs.
Biofilm subgingiva menempati ceruk ekologis ini dan berproliferasi ke apikal (dengan
demikian membuat kontrol plak yang efektif menjadi lebih sulit).
Lesi early gingiva mungkin dapat bertahan tanpa batas waktu, atau dapat berkembang
lebih lanjut.
Established Lesion
Established lesi merujuk pada istilah “gingivitis kronis”/ perkembangan dari early
lesion ke established lesion bergantung pada banyak faktor: seperti plak (komposisi
dan kuantitas biofilm), faktor kerentanan host dan faktor risiko (baik lokal maupun
sistemik).
Established lesion didominasi oleh sel plasma pada orang tua, sedangkan limfosit
mendominasi pada individu muda.
Pada established gingivitis, sel infiltrasi inflammatory menempati volume besar dari
jaringan ikat yang meradang.
Sejumlah besar sel infiltrasi dapat terlihat pada perbatasan lateral pada epitel
junctional dan sulcular, sekitar pembuluh darah, dan antara bundle serat kolagen.
Penipisan kolagen berlanjut dan proliferasi epitelium lebih lanjut ke dalam rongga
jaringan ikat.
Neutrofil menumpuk di jaringan dan terjadi pelepasan lisosom ekstrasel (dalam upaya
untuk membunuh bakteri yang tidak terfagositosis), sehingga menghasilkan kerusakan
jaringan lebih lanjut.
Proliferasi rete pegs lebih lanjut ke dalam rongga jaringan ikat.
Neutrofil juga merupakan sumber utama matriks metalloproteinase-8 (MMP-8;
kolagenase neutrofil) dan MMP-9 (gelatinase B), dan enzim ini diproduksi dalam
jumlah besar sehingga terjadi migrasi neutrofil melalui bundle serat padat kolagen
untuk masuk ke sulkus.
Puncak Margin gingiva mengalami perbesaran kearah koronal dan epitel junctional
mengalami proliferasi lalu membentuk epitelium poket (poket gingiva), yang berisi
sejumlah besar neutrofil, dan yang lebih permeabel terhadap bagian dari zat-zat ke
dalam atau keluar dari jaringan ikat yang mendasari.
Epitel pocket mengalami ulserasi dan kurang dapat menahan bagian dari probe
periodontal, sehingga perdarahan saat probing adalah ciri umum dari gingivitis kronis.
Perubahan inflamasi masih sepenuhnya reversibel jika kontrol plak efektif diterapkan
kembali.
Advanced Lesion
Histopathogenesis of gingivitis and periodontitis Page & Schroeder, 1982 (reprinted with
permission S. Karger AG, Basel)
C D
2.Periodontitis
sulkus gingiva
Gambar 10. Akumulasi plak supragingiva Gambar 11. Pelepasan dan migrasi
apikal epitel junction
Gambar 12. Aksi fagosit neutrophil
1. Dinding gingiva dari pocket mengalami 1. Perubahan warna ini disebabkan oleh
berbagai derajat perubahan warna yaitu stagnasi peredaran darah; keadaan normal
merah-kebiruan; keadaan normal; halus, dengan kerusakan serat gingiva dan jaringan
permukaan mengkilap;. disekitarnya; halus, permukaan yang
mengkilap oleh atrofi epitel dan edema; dan
pitting pada tekanan dengan edema dan
degenerasi.
2. Tidak beraturan, dinding gingiva mungkin 2. Dalam kasus tersebut, perubahan fibrotik
merah muda dan tua. mendominasi atas eksudasi dan degenerasi,
terutama dalam kaitannya dengan
permukaan luar dinding pocket. Namun,
meskipun penampilan luar terlihat sehat,
bagian dinding dari pocket selalu mengalami
beberapa degenerasi dan sering ulserasi
(lihat Gambar 20-15).
4. Ketika dieksplorasi dengan probe pada 4. Nyeri pada rangsangan taktil disebabkan
bagian dalam pocket umumnya terasa sakit. oleh ulserasi di bagian dalam dinding pocket.
5. Dalam banyak kasus, nanah dapat 5. Terdapat nanah pada pocket karena
dinyatakan sebagai tekanan aplikasi digital. peradangan supuratif dari dinding bagian
dalam.
Letak dasar 1. Letak dasar poket lebih ke 1. Letak dasar lebih ke apical dibanding
poket koronal dibanding puncak puncak tulang alveolar sehingga tulang
tulang alveolar. berdekatan dengan dinding jaringan lunak.
Susunan Serat 4. Susunan serat ligament 4. Susunan serat ligament periodontal pada
Ligamen periodontal pada permukaan permukaan fasial dan lingual mengikuti pola
Periodontal fasial dan lingual di bawah sudut tulang yang berdekatan. Mereka
pada poket mengikuti pola memperpanjang dari sementum di bawah
permukaan horisontal-oblik antara gigi dasar poket sepanjang tulang alveolar dan
fasial dan dan tulang. atas puncak untuk bergabung dengan
lingual periosteum luar.
2. Moderate Periodontitis
3. Severe Periodontitis
Periodontitis
Kehilangan 1-2 mm 3-4 mm ≥ 7 mm
perlekatan
Mobiliti Tidak ada Ringan-sedang Grade III
Kehilangan tulang Kurang dari 20% 40% pada total Lebih dari 40% pada
pada total perlekatan perlekatan total perlekatan
periodontal periodontal periodontal
Gambar 15. Perbedaan secara klinis dan skematik keadaan normal, gingivitis, dan
periodontitis
Gambar 16. Kedalaman poket yang sama dengan resesi yang berbeda A, Poket
gingival tanpa resesi. B, Poket periodontal pada kedalaman yang sama seperti yang
ditunjukan pada gambar. C, Kedalaman poket yang sama dengan gambar A dan B tetapi
dengan resesesi yang lebih dalam
Gambar 17. Perbedaan kedalaman poket dengan puncak yang sama
pada kehilangan attachment. Panah menunjuk ke bawah poket. Jarak
antara panah dan persimpangan cementoenamel tetap sama meskipun
kedalaman poket berbeda.
DAFTAR PUSTAKA